4.4 Analisis Regresi
4.4.2 Uji Simultan (Uji F Statistik)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan
membandingkan antara Fhitung dengan FTabel pada tingkat kepercayaan 5%.
Apabila Fhitung > FTabel maka semua variabel bebas berpengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh Fhiutng
sebesar 45,452 sedangkan FTabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat
kebebasan 5 dan 66 diperoleh FTabel sebesar 2,354. Dalam hal ini Fhitung >
FTabel, berarti dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran diri, pengaturan diri,
motivasi, empati, dan keterampilan sosial secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Untuk mengetahui besarnya persentase variasi dalam variabel terikat
yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel bebas, maka dicari nilai
koeffisien determinasi (R2). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R2
sebesar 0,775. Koefisien ini menunjukkan bahwa 77,5% perubahan yang
terjadi pada kinerja auditor dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial, sedangkan sisanya
sebesar 22,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4.4.3 Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat yaitu antara kesadaran diri terhadap variabel
terhadap variabel kinerja auditor, empati terhadap variabel kinerja auditor,
serta keterampilan terhadap kinerja auditor. Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan pengujian sebagai berikut :
1) Pengujian (thitung) koefisien kesadaran diri (b1)
a. Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X1
adalah 2,108
b. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 66) adalah 1,685
c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung untuk X1 dan
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
kesadaran diri terhadap variabel kinerja auditor.
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,108) >
tTabel (1,658) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari kesadaran diri terhadap variabel kinerja auditor.
2) Pengujian (thitung) koefisien pengaturan diri (b2)
a. Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X2
adalah 2,074
b. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 66) adalah 1,658
c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung untuk X2 dan
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,074) >
tTabel (1,658) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari pengaturan diri terhadap variabel kinerja auditor.
3) Pengujian (thitung) koefisien motivasi (b3)
a. Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X3
adalah 2,216
b. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 66) adalah 1,658
c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung untuk X3 dan
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
motivasi terhadap variabel kinerja auditor.
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,216) >
tTabel (1,658) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari motivasi terhadap variabel kinerja auditor.
4) Pengujian (thitung) koefisien empati (b4)
a. Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X4
adalah 2,026
b. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 66) adalah 1,658
c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung untuk X4 dan
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,026) >
tTabel (1,658) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari empati terhadap variabel kinerja auditor.
5) Pengujian (thitung) koefisien keterampilan sosial (b5)
a. Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X5
adalah 2,158
b. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 66) adalah 1,658
c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung untuk X5 dan
tTabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal
ini thitung > tTabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
keterampilan sosial terhadap variabel kinerja auditor.
d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,158) >
tTabel (1,658) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari keterampilan sosial terhadap variabel kinerja
auditor.
4.5 Pembahasan
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kecerdasan emosional mempunyai pengaruh yang siknifikan terhadap kinerja auditor. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional seorang auditor, akan semakin tinggi pula tingkat kinerja auditor tersebut.
Untuk variabel kesadaran diri (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0,345 yang berarti bahwa jika kesadaran diri auditor bertambah 1 satuan, maka
akan meningkatkan kinerja auditor sebesar 0,345 satuan. Berdasarkan hasil
sebesar 6,3%, artinya variabel kesadaran diri memberikan kontribusi sebesar 6,3%
dalam menjelaskan variabel kinerja auditor. Berarti kesadaran diri berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Hasil ini sejalan dengan teori Goleman, yang
menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai keasadaran diri yang baik akan
mengetahui kemampuan, kekuatan dan batas-batas diri sendiri sehingga
menimbulkan perasaan keyakinan dalam diri untuk berbuat tegas dan membuat
keputusan yang baik kendati dalam keadaan tertekan.
Variabel pengaturan diri (X2) mempunyai pengaruh siknifikan terhadap
kinerja auditor, dengan nilai koeffisien regresi sebesar 0,363, yang berarti bahwa
seriap kenaikan 1 satuan variabel pengaturan diri maka akan meningkatkan
kinerja sebesar 0.363 satuan. Berdasarkan hasil penelitian variabel pengaturan diri
memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 6,1%, artinya variabel
pengaturan diri memberikan kontribusi sebesar 6,1% dalam menjelaskan variabel
kinerja auditor. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Goleman. Menurut
Goleman seseorang dengan pengaturan diri yang baik akan mudah dalam
menerima gagasan atau ide-ide, sehingga berdampak pada pemikiran yang positif
dan jernih.
Berdasarkan hasil penelitian dari variabel motivasi (X3) berpengaruh
siknifikan terhadap kinerja auditor dengan nilai koeffisien regresi sebesar 0.355,
yang berarti jika motivasi auditor bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan
kinerjanya sebesar 0.355 satuan. Berdasarkan hasil penelitian variabel, motivasi
memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 6,9%, artinya variabel
auditor. Hasil ini mendukung teori dari Goleman yang menyatakan seseorang
dengan motivasi tinggi akan memiliki dorongan untuk berprestasi, komitmen
terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan rasa optimisme yang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dari variabel empati (X4) berpengaruh
siknifikan terhadap kinerja auditor dengan nilai koeffisien regresi sebesar 0.346,
yang berarti jika empati bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan kinerjanya
sebesar 0.346 satuan. Berdasarkan hasil penelitian, variabel empati memiliki nilai
koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 5,8%, artinya variabel empati
memberikan kontribusi sebesar 5,8% dalam menjelaskan variabel kinerja auditor.
Hasil ini sejalan dengan teori Daniel Goleman yang menyatakan seseorang yang
mempunyai empati yang baik akan mampu memahami beraneka ragam
pandangan serta peka terhadap setiap perbedaan.
Berdasarkan hasil penelitian dari variabel keterampilan sosial (X5)
berpengaruh siknifikan terhadap kinerja auditor dengan nilai koeffisien regresi
sebesar 0,347, yang berarti jika keterampilan sosial auditor bertambah 1 satuan
maka akan meningkatkan kinerjanya sebesar 0,347 satuan. Berdasarkan hasil
penelitian, variabel keterampilan sosial memiliki nilai koefisien determinasi
parsial (r2) sebesar 6,6%, artinya variabel keterampilan sosial memberikan
kontribusi sebesar 6,6% dalam menjelaskan variabel kinerja auditor. Dengan
keterampilan sosial yang baik auditor mampu berkomunikasi untuk
menyampaikan sesuatu hsil yang berkaitan dengan proses audit serta dapat
Dari kelima variabel independen tersebut variabel motivasi adalah variabel
yang paling dominan dalam mempredeksi pengaruh terhadap kinerja auditor.
Yaitu dengan nilai koeffisien regresi parsial (r2) sebesar 6,9%. Hal ini
menunjukkan dengan motivasi diri yang baik, auditor akan memiliki dorongan
untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan
optimisme yang tinggi. Selain itu auditor yang memiliki motivasi yang baik akan
mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi
standar, mampu menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan
serta tidak takut gagal dan memandang kegagalan sebagai situasi yang dapat
dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan diri. Dengan demikian hasil dari
penelitian ini menambah dukungan terhadap teori bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh terhadap kinerja.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh
siknifikan terhadap kinerja auditor. Hal tersebut sejalan dengan penelitian dari
Sayogya (2004) ia mengungkapkan bahwa prestasi kinerja auditor yang optimal
dapat dicapai jika seorang auditor tersebut memiliki kecerdasan emosional yag
tinggi. Kemampuan emosional menjadi penting karena kecerdasan emosional
turut menentukan seberapa baik seseeorang menggunakan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki. Dan apabila seseorang mampu menggunakan
keterampilan yang ia miliki secara maksimal, maka otomatis kinerjapun akan
meningkat. Kemampuan emosional auditor harus ditingkatkan dari waktu ke
meningkatkan kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan meningkatkan
61
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial terhadap kinerja auditor
pada kantor kakuntan publik di kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kesadaran diri, pengatuaran diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
2. Kesadaran diri, pengatuaran diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
3. Berdasarkan koefisien determinasi persamaan regresi, (R2) atau R Square
sebesar 0,775. Koefisien ini mempunyai arti bahwa tiga variabel bebas
tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan terhadap variabel
terikat sebesar 77,5% sedangkan sisanya 22,5% dipengaruhi oleh faktor
lain di luar model. Sedangakan sumbangan variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial yaitu dapat dilihat berdasarkan koefisien
determinasi parsial variabel kesadaran diri sebesar 6,3%, pengaturan diri
sebesar 6,1%, motivasi sebesar 6,9%, empati sebesar 5,8% dan
keterampilan sosial sebesar 6,6%.
5.2Saran
Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang
telah dilakukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk para auditor diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan
emosionalnya, karena dengan kemampuan emosional yang baik akan dapat
meningkatkan kinerjanya sebagai seorang auditor.
2. Bagi kantor akuntan publik dalam melakukan reqruitmen kariawan
hendaknya memperhatikan aspek kecerdasan emosional calon kariawan
tersebut.
3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan untuk
penambahan variabel kecerdasan spiritual. Karena meskipun auditor
memiliki kecerdasan emosional yang baik, tanpa diimbangi kecerdasan
spiritual maka kinerja auditor tidak akan maksimal.
63
Arikunto, Suharsimi. 2002 : Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Ke dua belas, edisi revisi V, Jakarta : Rineka Cipta
Can, Edi dan Yulianti. 2005. Kasus Suap Dana Abadi Umat Jangan Berhenti Pada Semut. Tersedia : hppt // WWW. Tempointeraktif.com / artikel :1_htm. (24 Nopember 2005)
Cooper R K dan Sawaf. A.1998 : Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta : Gramedia
Effendi, Willy. 2004 : Pengaruh Pengetahuan, Pengalaman dan Kompleksitas
Tugas Terhadap Kinerja Auditor. Skripsi Jurusan Akuntansi UKSW
(tidak dipublikasikan)
Ferdinand, Agusty. 2002 : Structural aquation modeling dalam penelitian
manajemen : aplikasi model-model rumit dalam enelitian untuk tesis
magister dan disertasi doktor. BP UNDIP.
Goleman, Daniel. 2001. Working White Emotional intelligence. (terjemahan Alex Tri Kantjono W). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, Imam. 2005 : Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3, Semarang : Badan Penerbit UNDIP
Mulyadi. 2002 : Auditing. Cetakan pertama Maret 2002. Jakarta : Salemba Empat
Retnowati, Winarna. 2003. Persepsi Akuntan Pendidik, Akuntan Publik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia. Surabaya: Simposium Nasional Akuntansi VI Hal. 839-847.
Rivai, Veithzal H. 2002 : Bagaimana Meningkatkan Kinerja Kariawan Bank : Survei pada Bank BNI dan Bank Mandiri. Jurnal Ekonomi
Perusahaan Vol.10 No.2 Juni 2002 : hal 85-99.
Sayogya, Nataline. 2004: Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi
Kerja Auditor. Skripsi Jurusan Akuntansi UKSW (tidak
dipublikasikan).
Supramono, Utami, Intiyas. 2003: Desain Proposal Penelitian, studi akuntansi
Surya R, dan Hananto S T. 2004 : Pengaruh Emotioanal Quotient Auditor terhadap kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik. Persepektif, Vol. 9, No. 1, Juni 2004: hal 33 – 40.
Suryati P, dan Ika N P. 2004: Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Vol. 2, September 2004: hal 260 – 281.
Tantina, Yetti. 2004 : Pengaruh Kepuasan Kerja, Kemampuan Auditor dan
Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Auditor di Semarang .
Skripsi Jurusan Akuntansi UKSW (tidak dipublikasikan)
Trisnawati Eka II, dan Suryaningsum, Sri. 2003: Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya :Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Pendidik
Widagdo, Badjoeri, Ph.D. 2001: Kecerdasan Emosi. Manajemen, Juni 2001.
WWW. Akuntan publik. Com.