• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Kuesioner

1. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Asumsi Klasik: 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolonieritas 3. Uji Heteroskedastisitas

Kesimpulan

UjiRegresi Linier Berganda

Uji Koefisien Determinasi Uji Hipotesis: 1. Uji t

E. Hipotesis

Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan landasan teori, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya, yaitu:

1. Ho: β1= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan pembelian.

Ha : β1≠ 0 ; terdapat pengaruh antaraproduk terhadap keputusan pembelian. 2. Ho: β2= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian.

Ha : β2≠ 0 ; terdapat pengaruh antaraharga terhadap keputusan pembelian. 3. Ho: β3= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara budaya terhadap keputusan pembelian.

Ha : β3≠ 0 ; terdapat pengaruh antarabudaya terhadap keputusan pembelian. 4. Ho: β4= 0 ; tidak terdapat pengaruh antara sosial terhadap keputusan pembelian.

Ha : β4≠ 0 ; terdapat pengaruh antarasosial terhadap keputusan pembelian.

5. Ho: β1,2,3,4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara produk, harga, budaya, dan sosial secara simultan terhadap keputusan pembelian.

Ha : β1,2,3,4≠ 0 ; terdapat pengaruh produk, harga, budaya, dan sosial secara simultan terhadap keputusan pembelian.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang pemasaran yang berfokus pada seberapa besar pengaruh antara produk (X1), harga (X2), budaya (X3), dan sosial (X4) sebagai variabel independen yang mempengaruhi keputusan pembelian (Y).

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai April 2015. Populasi penelitian ini adalah konsumen masyarakat Tangerang Selatan

.

B. Metode Penentuan Sample 1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 115) selain itu Populasi juga bisa didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan dan Kuncoro,2011;38).

Populasi merujuk pada keseluruhan jumlah orang yang akan di observasi, populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2006:66). Tangerang Selatan merupakan salah satu kawasan di daerah Banten dengan tingkat ekonomi menengah dan menengah keatas. Dengan jumlah penduduk sebesar 1,3 juta jiwa pada tahun 2013 dan seluruh penduduk Tangerang Selatan memiliki rata-rata pendapatan perkapita sebesar Rp. 11,7 juta Menurut ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang Selatan (www.detakbanten.com).

2. Sample Penelitian

Sedangkan sampel adalah semacam miniatur dari populasinya (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66). Bila populasi besar, dan peneliti tidak memngkinkan untuk mempelajari semua yang ada pada populasinya secara keseluruhan, misalnya keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang terdapat dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai dengan karateristik populasi yang diinginkan. Siapapun

responden yang bersangkutan, dimana kapan saja ditemui, dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2012:27)

Pembagian sampel dihitung berdasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli atau menggunakan produk Stevigrow Sweetener. Sampel yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah responden yang berdomisili di Tangerang Selatan. Pemilihan sampel yang berdomisili di Tangerang Selatan dikarenakan masyarakat tersebut yang semakin mengetahui dan memahami tentang pentingnya kesehatan terutama dalam menghindari diabetes dan dengan kondisi ekonomi yang menengah keatas sehingga pola konsumsi produk yang dilakukan masyarakat tersebut sudah memprioritaskan pada kesehatan dan masyarakat Tangerang Selatan sudah termasuk dalam ekonomi menengah dan menengah atas sehingga cocok dengan target konsumen yang di inginkan produk Stevigrow Sweetener.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Ahmad Faisal (2010), bahwa ukuran sampel yang layak dalam sebuah penelitian minimal 30 sampai 500. Kemudian menurut Sudman dan Blair dalam Istijanto (2009:128), salah satu penentuan pengukuran sampel adalah dengan pendekatan non-statistik dimana sampel didapatkan dengan pertimbangan tertentu dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukuan oleh periset-periset yang lain (follow the crowd). Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut

diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebesar 60 sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini

C. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, penjelasannya sebagai berikut:

1. Data primer (primary data)

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data yang pertama baik dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Hariwijaya dan Triton, 2011:57). Pengertian kuisioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab reponden. (Malhotra, 2009:325). Sedangkan menurut Istijanto (2009:44) data primer yaitu data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus.Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap dari responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan.

2. Data sekunder (secondary data)

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk table-tabel ataupun bentuk diagram-diagram (Hariwijaya dan Triton, 2011:58). Menurut Sugiyono (2009:193) Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Dan menurut Istinjanto (2009:38) data

sekunder (Secondary data) berarti kedua atau bukan secara langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain.Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya

Dalam mengetahui pendapat responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan. Maka digunakanlan kuesioner sebagai alas pengumpulan data merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam hal ini, maka digunakan pendekatan Skala Likert dengan menggunakan 5 katagori, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:

D. Metode Analisis Data

Pengukuran faktor-faktor yang mempengruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut menggunakan dilakukan dengan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20). Dan Skala likert dinyatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju

mempunyai tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, dan setuju “lebih tinggi” dari ragu-ragu (Ghozali, 2012:47)

Dengan menggunakan skala likert, maka variable yang akan diukur akan dijabarkan menjadi sub variable dan kemudian sub variable dijabarkan kembali menjadi indikator yang dapat diukur. Akhirnya

indikator-indikator yang telah diukur dapat dijadikan titik tolak item intstrumen yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab lagi oleh responden (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).

Insturmen pertanyaan ataupun pernyataaan ini akan menghasilkan total skor bagi setiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrument dibawah ini:

Tabel 3. 1 Model Skala Likert

Sangat setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(SS) (S) (N) (TS) (STS)

5 4 3 2 1

Sumber: Malhotra, 2009

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

N = Netral diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

1. Uji Kualitas Data

Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Dan uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas Data

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Suatu kuesioner dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. (Sugiyono, 2004:172).

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi 0,30. Artinya, suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 (Azwar 1999 dalam Priyatno, 2013 : 19)

b. Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakanreliabelatau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun diuji beberapa kali. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha ( ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapaon awal yang digunakan sebelum analisis linier berganda (Ghozali, 2011: 105). Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi atau beralih ke metode yang lebihadvanceagar asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:160). Ada dua cara yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual, yaitu dengan analisis grafik (normal P-Plot) regresi dan ujiOne Sample Kolmogorov-Smirnov.

Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot (P Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka

residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Priyatno, 2013:50).

Sedangkan untuk uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non-parameterik Kolmogorov-smirnov (K-S) untuk mengetahui signfikansi data terdistribusi normal. Yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi residual (Asym.Sig 2-tailed). Jika signifikansi lebih dari 0,05, makaresidualterdistribusi secara normal (Priyatno, 2013:53). 2. Uji multikoloniearitas

Multikolonieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent

(Ghozali, 2011:171). Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel

independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabeldependent.

2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabelindependent.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independentlainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi variabel

dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent

yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independent

mana sajakah yang saling berkolerasi. 3. Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. (Ghozali, 2011:138)

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection

mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

Terdapat beberapa cara atau metode untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, yaitu : Spearman’s Rho Testing,

1. Uji Glejser

Uji glejser ini dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilaiabsolute residual.Residualadalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, dan absolute adalah nilai mutlaknya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual > 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006 dalam Duwi Priyatno, 2013:62).

2. Grafik Regresi (Scatterplot)

Grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Menurut Duwi Priyatno (2013: 120) juga menjelaskan kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤t tabel dan

Ho ditolak jika –t hitung <– t tabel atau t hitung > t tabel. Dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji statistik t adalah sebagai berikut:

1) Ho: β = 0

Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabelindependen

atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabeldependenatau terikat.

2) Ha : β ≠ 0

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabeldependenatau terikat.

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Menurut Duwi Priyatno (2013: 122), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Ho: β1,2,3,4,5= 0

Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independenatau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabeldependenatau terikat.

2) Ha : β1,2,3,4,5≠ 0

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independenatau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabeldependenatau terikat.

4. Uji Regresi Linear Berganda

Dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang mempunyai tema hampir sama dengan penelitian ini, sebagian besar penelitian tersebut

menggunakan analisis regresi linier berganda, maka alasan inilah yang membuat peneliti juga memakai analisis regresi linier berganda. Menurut Dwi Priyatno (2013:116) Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis yang dapat digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas. variabel independen dan variabel dependen yaitu antara produk (X1), harga (X2), budaya (X3), sosial (X4) dan keputusan pembelian (Y) (Nugroho, 2005:43)

Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X1,2,3,4,….,n) terhadap variabel terikat (Y) (Sunyoto, 2012:137) dengan menggunakan programSPSS 17 for windows.

Model ini digunakan karena penulis ingin mengetahui tentang produk (X1), harga (X2), budaya (X3), sosial (X4) terhadap keputusan pembelian Stevigrow Sweetener.

Rumus Regresi Linier Berganda :

(Bhuono Agung Nugroho, 2005:43) Keterangan :

Y = Variabel Dependen a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi produk

X1 = Produk

b2 = Koefisien regresi Harga X2 = Harga

b3 = Koefisien regresi Budaya X3 = Budaya

b4 = Koefisien regresi Sosial X4 = Sosial

e = Standar eror

5. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent (produk, harga, budaya dan sosial) menjelaskan variabel dependent (keputusan pembelian). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2,

nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabelindependent

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005: 83).

Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam (Ghozali, 2005: 83), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilainya dianggap nol.

Menurut Nachrowi dan Usman (2006: 108), mengatakan bahwa untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah nilai beta (Standardized Coefficient) yang terdapat pada tabel ‘coefficient’, angka ini dapat

menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59)

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: a. Variable bebas (independen variable)(X)

Adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen variable)

(Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalahproduk(X1),harga(X2),budaya(X3),sosial(X4).

b. Variabel terikat/tidak bebas (dependen variable)(Y)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, Karenanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini penulis menentukan yang menjadi variable terikatnya adalahkeputusan pembelian

(Y) Stevigrow Sweetener

Tabel 3.2 Operasional Variabel

no. Variable Subvariabel Indikator Skala

1 Produk (X1) (Kotler & Keller, 2012:47)

1. Nama merek 1. Merek yang mudah diingat dan melekat dimasyarakat.

2. Produk sudah dikenal di masyarakat

Likert

2. Kemasan Produk 1. Kemasan produk sangat menarik

3. Ciri Produk 1. Tekstur serbuk berkualitas baik 2. Rasa khas daun stevia

yang terjaga

3. Rasa manis yang nikamt dan beda dari yang lain 2 Harga (X2) Stanton (dalam rosvita, 2010:24) 1. Keterjangkauan Harga

1. Harga produk sangat terjangkau 2. Membeli produk sesuai dengan kemampuan konsumen Likert 2. Kesesuaian harga dengan kualitas Produk

1. Harga produk sesuai dengan kualitas yang diberikan

3. Daya Saing Produk 1. Harga produk lebih murah dibanding merek lain

4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat

1. Harga produk sesuai dengan harapan konsumen.

3. Budaya (X3) (Kotler & Keller, 2012:175)

1. Budaya 1. Kebiasaan mendengar tentang produk

2. Kelompok terdekat dalam membeli produk.

Likert

2. Sub Budaya 1. Kebangsaan/ kewarganegaraan 3. Kelas Sosial 1. Gaya hidup

2. Persepsi 4. Sosial (X4)

(Kotler & Keller, 2012:175)

1. Kelompok 1. Pembentuk opini 2. Acuan

Likert

2. Keluarga 1. Peran 2. Pengaruh 3. Peran dan Status 1. Kelas produk 5 Keputusan pembelian (Y) (Kotler & Keller, 2012:188) 1. Pengenalan kebutuhan 1. Konsumen membeli produk karena sudah sering memakai Likert 2. Pencarian informasi 1. mencari informasi sebelum mengkonsumsi 3. Mengevaluasi alternative 1. Mengevaluasi sebelum melakukan keputusan pembelian

4. Keputusan pembelian 1. Konsumen memutuskan beli setelah mengetahuin kelebihan produk 5. Perilaku pasca pembelian 1. Konsumen mengalami kepuasan

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Stevia

Tanaman Stevia digunakan secara luas oleh suku Guaraní sejak lebih dari 1.500 tahun yang lalu. Selama berabad-abad, masyarakat Guaraní Paraguay menggunakan Stevia, yang mereka sebut ka'a he'ê (ramuan manis), sebagai pemanis dalam ramuan minuman yerba mate dan teh obat kardiotonik. Di Paraguay dan Brasil tanaman Stevia memiliki sejarah yang panjang untuk pengobatan tradisional selama ratusan tahun, mempermanis teh lokal, obat-obatan dan sebagai pemanis lainnya.

dua kimiawan Perancis mengisolasi glikosida yang memberikan rasa manis dari daun Stevia. Senyawa ini diberi nama stevioside dan

rebaudioside, yang memiliki kemanisan 250-300 kali sukrosa (gula pasir), tahan panas, pH yang stabil, dan tidak mengalami fermentasi.

Saat ini, stevia dibudidayakan dan digunakan dalam makanan di tempat lain seperti di Asia timur, termasuk di Cina (sejak 1984), Korea, Taiwan, Thailand, dan Malaysia serta di beberapa bagian Amerika Selatan (Brasil, Kolombia, Peru, Paraguay, dan Uruguay), dan di Israel.

Di Jepang, 5,6 persen gula yang dipasarkan adalah Stevia atau yang dikenal dengan nama Sutebia. Stevia digunakan sebagai pengganti pemanis buatan seperti Aspartam dan Sakarin. Keunggulan Stevia dari

pemanis alami lainnya, adalah, mempunyai tingkat kemanisan cukup

Dokumen terkait