• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Validitas dan Realibilitas 1.Uji Validitas 1.Uji Validitas

METODE PENELITIAN

H. Uji Validitas dan Realibilitas 1.Uji Validitas 1.Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 211) yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Kuesioner yang dikatakan sahih, bila memiliki butir-butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan.

Menurut Singarimbun (1995, hlm. 136) untuk menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien product moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh

masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X) dengan rumus:

Dimana:

r = Koefisien validitas item yang dicari x = Skor yang diperoleh subjek seluruh item y = Skor total

∑ = Jumlah skor dalam distribusi x ∑ = Jumlah skor dalam distribusi y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n = Banyaknya responden

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel). Degree of freedom atau df dari penelitian ini yaitu 29 (n-2 = 29-2). Untuk mengetahui r-tabel di lihat dari r-tabel product moment karena rumus uji validitas yang di gunakan yaitu product moment dengan signifikansi 5% atau 0,05. Menurut Santoso (2001) dasar pengambilan keputusan untuk mengatakan sebuah angket (instrument) dikatakan valid adalah jika nilai significant test butir pertanyaan lebih kecil dari nilai significancy yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012, hlm. 140). Berikut merupakan r-tabel product moment dimana df = 27.

Tabel 3.4

r-tabel product moment

N R

27 0.381

Sumber: http://rumushitung.com/

∑ ∑ ∑

Keputusan pengujian validitas karyawan Kebun Begonia Glory adalah sebagai berikut:

a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r table b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung r

tabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan juga dengan bantuan SPSS for Windows versi 20.0.

a. Hasil Uji Validitas Kompensasi

Dalam penelitian ini variabel Kompensasi (X) yang terdiri dari gaji, insentif dan kompensasi tak langsung. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0. Hasil analisis pada variabel kompensasi dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kompensasi

No Pernyataan rhitung Rtabel Ket

1 Saya menerima gaji secara rutin setiap bulan

0,512 0,381 Valid

2 Saya menerima gaji tepat waktu pada tanggal yang sama setiap minggunya

0,612 0,381 Valid

3 Besaran nominal gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang telah saya kerjakan

0,810 0,381 Valid

4 Saya dengan mudah

mendapatkan imbalan langsung karena keberhasilan prestasi kerja yang dapat saya capai

0,552 0,381 Valid

5 Saya dengan mudah

mendapatkan bonus karena loyalitas dalam melakukan pekerjaan

0,620 0,381 Valid

6 Saya mendapatkan jatah makan dari perusahaan

0,717 0,381 Valid

7 Saya mendapatkan asuransi kesehatan dari perusahaan

8 Saya mendapatkan tunjangan pada hari raya

0,686 0,381 Valid

9 Saya mendapatkan program rekreasi dari perusahaan

0,690 0,381 Valid

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian validitas kompensasi diatas pada Tabel 3.5 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah yaitu 0,512 dan nilai tertinggi 0,810. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir pertanyaan variabel kompensasi dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kompensasi.

b. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

Dalam penelitian ini variabel kinerja karyawan (Y) yang terdiri dari hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap, disiplin waktu dan absensi. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Hasil analisis pada variabel kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

No Pernyataan rhitung rtabel Ket

1 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan

0,410 0,381 Valid

2 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan aturan (SOP) perusahaan

0,693 0,381 Valid

3 Saya dapat memahami tugas dan prosedur dalam setiap pekerjaan

0,439 0,381 Valid

4 Saya mampu membimbing rekan kerja yang sedang kesulitan dalam melakukan pekerjaan

0,683 0,381 Valid

5 Saya mampu bekerjasama dengan tim

6 Saya mampu bekerja sendiri tanpa adanya pengawasan dari atasan

0,874 0,381 Valid

7 Saya selalu mempunyai gagasan – gasagan yang kreatif dalam bekerja

0,475 0,381 Valid

8 Saya mampu menciptakan

inovasi baru dalam

melakukan pekerjaan

0,507 0,381 Valid

9 Saya selalu mengerjakan semua pekerjaan saya

0,390 0,381 Valid

10 Saya cepat memahami

instruksi (arahan) dari atasan

0,606 0,381 Valid

11 Saya mampu beradaptasi

dengan mudah dalam

melakukan pekerjaan di berbagai macam kondisi dan situasi

0,712 0,381 Valid

12 Saya bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

0,669 0,381 Valid

13 Saya selalu bersikap sopan santun terhadap rekan kerja dan atasan

0,570 0,381 Valid

14 Saya konsisten memenuhi komitmen pekerjaan saya

0,558 0,381 Valid

15 Saya dapat mengerjakan pekerjaan secara tepat waktu

0,517 0,381 Valid

16 Saya dapat mengerjakan pekerjaan lebih dari waktu yang ditetapkan

0,845 0,381 Valid

17 Saya memaksimumkan waktu kerja dengan sebaik –

baiknya

0,568 0,381 Valid

18 Saya tidak pernah absen/izin dari pekerjaan saya

0,559 0,381 Valid

19 Saya tidak pernah terlambat masuk kerja

0,593 0,381 Valid

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian validitas kinerja karyawan pada tabel 3.6 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah 0,390 dan tertinggi 0,874. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir

pertanyaan variabel kinerja karyawan dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kinerja karyawan.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurannya. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas (Jogiyanto, 2004, hlm. 132). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), di mana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2013 hlm.48).

Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk menunjukan validitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument setiap variabel dilakukan dengan cronbach alpha coefficient, harga koefisien ini berkisar antara 0 sampai 1, semakin besar koefisien ini maka semakin besar keandalan alat ukur yang digunakan. Nilai yang mendekati 1 menunjukan tingkat konsistensi yang tinggi. Rumus perhitungannya yaitu sebagai berikut:

Dimana:

K = mean kuadrat antar subyek = mean kuadrat kesalahan = varians total

Berikut ini merupakan hasil pengujian instrumen realibilitas kompensasi dan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory:

Tabel 3.7

Hasil Uji Realibilitas Variabel Kompensasi dan Kinerja Karyawan

No Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan

1 Kompensasi 0.820 0.7 Reliabel

2 Kinerja Karyawan 0.889 0.7 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian realibilitas kinerja karyawan pada Tabel 3.7 diketahui bahwa variabel kompensasi (X) dan kinerja karyawan (Y) menunjukan nilai Cronbach Alpha (α) berada diatas 0,7. Hasil nilai Cronbach Alpha (α) dinyatakan reliabel apabila bernilai > 0,7. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa variabel kompensasi dan variabel kinerja karyawan dinyatakan reliabel dan memenuhi syarat sebagai alat dalam penelitian.

I. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal. Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan dalam suatu penelitian perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Menurtu Arikunto (1997) uji normalitas ditujukan untuk memeriksa keabsahan sampel yang diterapkan dalam teknik statistik tertentu. Uji normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa variabel yang dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau distribusi normal, sehingga sebelum dilakukan analisis data regresi perlu dilakukan uji normalitas data pada variabel kompensasi (X) dan variabel kinerja karyawan (Y). Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a.Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data

berdistribusi normal.

b.Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak

berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas menurut Ghozali (2013, hlm.139). Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variabel bebas dengan uji glesjer.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melakukan uji glesjer. Dasar pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas pada uji glesjer yakni sebagai berikut:

a. jika nilai signifikansi > 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

b. jika nilai signifikansi < 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t (sebelumnya) menurut Ghozali (2013, hlm, 101). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan Uji Durbin – Watson (DW Test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak

ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) Ha : ada autokorelasi (r 0)

Tabel 3.8

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif

Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi

negatif

No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

Tidak Tolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali (2013, hlm. 111)

4. Uji Linearitas

Asumsi linearitas merupakan asumsi terakhir dari analisis regresi sederhana yang peneliti bahas. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Menurut Purbayu Budi Santosa dan Ashari (2005, hlm. 244) asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Pengujian pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 dengan Test for Linearity dengan taraf sigifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.

Dokumen terkait