PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN
BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh
Kintan Fadllika Utami
1105234
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Kintan Fadllika Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Kintan Fadllika Utami 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang – undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
KINTAN FADLLIKA UTAMI 1105234
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI
KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT
Disetujui dan disahkan oleh,
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S. NIP: 196209211986031005
Pembimbing II
Sri Marhanah, S.S., MM. NIP: 198110142006012001
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
ABSTRAK
Kompensasi sangat penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan hasil kerja yang optimal, karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pemberian kompensasi dengan cara mengukur kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif analitis dengan perhitungan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sampel yang diambil seluruh karyawan sebanyak 29 orang responden, dengan teknik sampel jenuh. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang menunjukan kontribusi variabel (X) terhadap variabel (Y), yang artinya variabel kompensasi (X) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 41,2% dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak peneliti teliti. Saran untuk pihak pengelola Kebun Begonia Glory agar kompensasi lebih diperhatikan lagi dengan cara memberikan kompensasi yang layak dan adil agar kinerja karyawan dapat terus meningkat, karena apabila pemberian kompensasi sudah ditetapkan dengan baik maka akan memberikan motivasi kerja bagi karyawannya.
ABSTRACT
Compensation is very important to the performance of employees in improving optimal results, because compensation is one of the most sensitive aspects of the employment relationship and also the most powerful tool for companies to encourage the performance of employees in order to work well in order to achieve the objectives of the company , The aim of the study is to provide an overview of compensation by measuring the performance of employees in Begonia Glory Garden. This research used descriptive analytical method with quantitative calculations. Data were collected through interviews, observations and questionnaires. Technical analysis of the data used simple linear regression analysis. The population in this study were all employees in Begonia Glory Garden West Bandung regency. While samples taken all employees as much as 29 respondents, with saturated sampling technique. Results from this study showed that there was a significant effect of the contribution of variable (X) of the variable (Y), which means that the variable compensation (X) has a positive influence on employee performance (Y) amounted to 41.2% and the remaining 58.8% influenced by other variables that are not meticulous researcher. Suggestions to the manager of Begonia glory garden more attention in order to compensate by providing adequate and fair compensation for the performance of employees can continue to increase, because if compensation has been set properly it will provide motivation to work for its employees.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK... ... iv
ABSTRACT... ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
A. Wisatawan, Pariwisata,dan Kepariwisataan ... 14
1. Pengertian Wisatawan ... 14
2. Pengertian Pariwisata... 15
3. Pengertian Kepariwisataan ... 16
B. Manajemen Sumber Daya Manusia... 17
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 17
3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 19
4. Metode Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia... .... 21
C. Kompensasi ... 23
1. Pengertian Kompensasi ... 23
2. Tujuan Kompensasi ... 25
3. Indikator – Indikator Kompensasi... .... 26
4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kompensasi... .... 28
5. Bentuk – Bentuk Kompensasi... .... 29
D. Kinerja Karyawan ... 30
1. Pengertian Kinerja ... 30
2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja ... 32
3. Indikator – Indikator Kinerja... .... 33
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... .... 36
E. Penelitian Terdahulu ... 37
F. Hipotesis Penelitian ... 38
G. Kerangka Pemikiran ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Lokasi Penelitian ... 41
B. Desain Penelitian ... 41
C. Populasi dan Sampel... 42
1. Populasi... .... 42
2. Sampel... ... 43
D. Variabel Penelitian ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 46
F. Jenis dan Sumber Data ... 48
1. Jenis Data... 49
2. Sumber Data ... 49
G. Pengembangan Instrumen ... 50
1. Pendekatan Skala Likert ... 50
3. Garis Kontinum... .... 52
4. Software SPSS 20.0... ... 53
H. Uji Validitas dan Realibilitas ... 54
1. Uji Validitas ... 55
2. Uji Realibilitas ... 59
I. Uji Asumsi Klasik ... 59
1. Uji Normalitas ... 60
2. Uji Heterokedastisitas... ... 60
3. Uji Autokorelasi... ... 61
4. Uji Linearitas ... 61
J. Analisis Regresi Linear... ... 62
K. Uji Hipotesi ... 62
1. Uji Koefisien Determinasi ... 63
2. Uji f ... 64
3. Uji t ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67
1. Sejarah Kebun Begonia Glory ... 67
2. Letak Kebun Begonia Glory ... 68
3. Visi, Misi, dan Tujuan Kebun Begonia Glory ... 69
4. Struktur Organisasi ... 70
5. Fasilitas Kebun Begonia Glory ... 71
B. Profil Responden ... 79
C. Tanggapan Karyawan Mengenai Pemberian Kompensasi di Kebun Begonia Glory ... 85
1. Tanggapan Responden Mengenai Gaji ... 88
2. Tanggapan Responden Mengenai Insentif ... 90
4. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pemberian
Kompensasi ... 93
D. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory ... 97
1. Tanggapan Responden Mengenai Hasil Kerja ... 97
2. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Pekerjaan ... 99
3. Tanggapan Responden Mengenai Inisiatif ... 102
4. Tanggapan Responden Mengenai Kecekatan Mental ... 106
5. Tanggapan Responden Mengenai Sikap ... 108
6. Tanggapan Responden Mengenai Waktu dan Absensi ... 109
7. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kinerja ... 111
E. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat ... 113
1. Uji Asumsi Klasik ... 114
2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 118
3. Uji Hipotesis ... 120
F. Pembahasan... 125
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 132
A. Kesimpulan ... 132
B. Rekomendasi ... 135
DAFTAR PUSTAKA ... 136
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 138
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Jawa Barat dikenal sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang
memiliki kekayaan budaya dan pariwisata yang jenisnya beraneka ragam.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial di
Jawa Barat untuk menunjang pembangunan serta peningkatan pendapatan
daerah (Jawa Barat dalam Angka, 2012).
Salah satu wilayah di Jawa Barat yang obyek wisatanya banyak di
minati oleh para adalah Kabupaten Bandung. Zona wisata Kabupaten
Bandung terbagi atas 3 zona yaitu, zona wisata Kabupaten Bandung Utara,
Zona wisata Bandung Selatan dan Zona Wisata Kabupaten Bandung Barat.
Diantara 3 zona wisata tersebut Kabupaten Bandung Barat saat ini sedang
melakukan program prioritas pembangunan untuk memajukan wilayahnya.
Hal tersebut sesuai dengan materi paparan BAPPEDA Kabupaten
Bandung Barat mengenai usulan program dan kegiatan prioritas kabupaten
Bandung Barat tahun anggaran 2016 untuk APBD provinsi dan APBN
tahun 2016 pada rapat yang diselenggarakn tanggal 20 Maret 2015 yang
salah satunya membahas mengenai pariwisata, dalam rapat tersebut
dikatakan bahwa salah satu prioritas pembangunan RPJMD tahun 2013 -
2018 yaitu akan dilakukannya “Peningkatan sarana prasarana pendukung
investasi dan pengembangan pariwisata serta pelestarian budaya lokal”,
selain itu yang menjadi sasaran didalam RKPD tahun 2016 yaitu
“Pengembangan kepariwisataan dan destinasi wisata siap kunjung serta ekonomi kreatif”. Dengan semakin banyaknya rencana mengenai pengembangan produk pariwisata di Kabupaten Bandung Barat, hal
tersebut yang membuat banyak wisatawan baik itu wisatawan domestik
maupun wisatawan mancanegara tertarik berkunjung ke Kabupaten
Bandung Barat untuk melakukan kegiatan wisata. Berikut data kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Bandung Barat yang dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010 – 2013
Tahun Jumlah Kunjungan Total
Kunjungan Domestik Mancanegara
2010 7180 819.345 826.525
2011 9334 1.065.149 1.074.483
2012 10268 1.278.179 1.288.447
2013 10781 1.342.088 1.352.869
Sumber : www.disbudparkbb.id
Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa total kunjungan
wisatawan pada tahun 2010 sebesar 826.525 dan pada tahun 2011 sebesar
1.074.483, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 30%, selanjutnya
kunjungan wisatawan pada tahun 2011 sebesar 1.074.483 dan pada tahun
2012 sebesar 1.288.447, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 19%,
kemudian pada tahun 2012 kunjungan wisatawan sebesar 1.288.447 dan
pada tahun 2013 sebesar 1.352.869, sehingga jumlah wisatawan naik
sebesar 4,1%, dapat penulis simpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik terus meningkat.
Oleh sebab itu dapat dikatan bahwa Kabupaten Bandung Barat merupakan
salah satu wilayah yang banyak dikunjungi untuk melakukan kegiatan
wisata. Salah satu wisata yang banyak di minati di Kabupaten Bandung
Barat adalah wisata alamnya. Berikut wisata alam yang berada di wilayah
Kabupaten Bandung Barat yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini:
Tabel 1.2
Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung Barat
No Nama Daya Tarik Wisata
1 Taman Wisata Alam Maribaya
2 Curug Cimahi
4 Curug Malela
5 De Ranch
6 Curug Layung
7 Lembah Bougenville
8 Curug Tilu Leuwi Opat
9 Ciwangun Indah Camp
10 Natural Hills
Sumber : www.disparbud.jabarprov.go.id
Tabel 1.2 tersebut memberikan informasi mengenai daftar daya
tarik wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Selain
daya tarik wisata alam yang disebutkan di atas, Kebun Begonia Glory
adalah salah satu daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Bandung
Barat, terletak di ketinggian 1200 dpl yang tepatnya beralamat di Jalan
Maribaya Desa Langen Sari No. 120A Kecamatan Lembang km 2,5 ke
arah Maribaya. Kebun Begonia Glory sebelumnya merupakan suatu
Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) yang merupakan suatu tempat
pelatihan (Inovation Center) untuk para warga sekitar Kebun Begonia
Glory yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Namun karena
semakin banyaknya lahan pertanian yang dibangun menjadi tempat wisata,
maka para petani pindah tempat tinggal ke dataran yang lebih tinggi dan
masih banyak lahan pertanian. Oleh karena hal itu, inovation center
tersebut sekarang telah berubah menjadi tempat wisata yang diresmikan
sejak tanggal 1 Januari 2014 hingga saat ini oleh Ibu Erna Saleh sebagai
pemilik Kebun Begonia Glory tersebut. Meskipun tergolong sebagai
tempat wisata yang masih baru namun daya tarik produk wisata Kebun
Begonia Glory telah terkenal di masyarakat bahkan hingga ke luar pulau
jawa, sehingga saat ini Kebun Begonia Glory menjadi ramai dikunjungi
baik oleh masyarakat lokal bahkan wisatawan mancanegara. Berikut data
kunjungan wisatawan ke Kebun Begonia Glory yang dapat dilihat pada
Sumber : Data Pengelola Kebun Bunga Begonia Glory (2015)
Grafik 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Kebun Begonia Glory Periode Januari 2014 – Juni 2015
Berdasarkan Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Kebun Begonia Glory tidak stabil melainkan naik
turun setiap bulannya. Kenaikan yang signifikan di Tahun 2014 terlihat
dari bulan Juli pada bulan Agustus dan bulan September, menurut
penuturan pemilik Kebun Begonia Glory yang bernama Bapak Atmadi
Saleh “Kebun Begonia Glory booming setelah ada tempat kuliner, maka dari itu pada bulan Agustus dan September makin banyak yang datang
kesini”, selanjutnya terlihat penurunan pada bulan Oktober, lalu terjadi
kenaikan pada bulan november. Selanjutnya kenaikan jumlah kunjungan
wisatawan secara pesat terjadi dari bulan Desember hingga Januari tahun
2015 merupakan musim liburan akhir tahun dan pergantian tahun sehingga
menurut penuturan Bapak Atmadi Saleh beliau mengatakan “Pada bulan
Desember - Januari memang banyak sekali yang datang kesini, bahkan 1
hari bisa lebih dari 1000 pengunjung, namun karena lahan Kebun Begonia
Glory ini terbatas dan maksimal hanya mampu menampung 1000
pengunjung maka wisatawan yang datang kami batasi”. Setelah kenaikan pesat yang terjadi pada bulan Desember – Januari, selanjutnya penurunan
signifikan yang terjadi di Tahun 2015 pada bulan Januari ke bulan
Kunjungan Tahun 2014 Kunjungan Tahun 2015
Februari, lalu terjadi sedikit kenaikan jumlah kunjungan dari bulan Maret
ke bulan April, tetapi dari bulan April sampai Mei jumlah kunjungan stabil
karena menurut penuturan Bapak Atmadi “pada bulan April sampai Mei
kunjungan memang stabil karena belum memasuki musim liburan, paling
ramai ketika weekend saja”. Lain halnya dengan bulan Juni, terjadi
kenaikan jumlah kunjungan, hal tersebut terjadi karena menurut penuturan
pengelola yaitu Bapak Wahyudin “Ya, pada bulan Juni memang
mengalami kenaikan jumlah kunjungan, meskipun bulan puasa tapi tetap
ramai pengunjung karena mayoritas yang datang adalah wisatawan luar
kota Bandung beretnis tionghoa”. Maka dari hal tersebut dapat penulis
simpulkan bahwa kunjungan wisatawan ke Kebun Begonia Glory
fluktuatif melainkan terjadinya naik turun jumlah kunjungan setiap
bulannya. Agar Kebun Begonia Glory tetap menjadi destinasi wisata yang
ramai dikunjungi wisatawan, maka perlu adanya motivasi agar para
karyawan mau bekerja dengan giat dan antusias mencapai hasil kerja yang
optimal. Salah satu bentuk motivasi kerja tersebut adalah kompensasi yang
memadai. Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam
manajemen sumber daya manusia (MSDM), karena kompensasi
merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja
dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk
mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna
tercapainya tujuan dari perusahaan. Oleh sebab itu, pihak manajemen
suatu destinasi wisata perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan
terutama dalam hal pemberian kompensasi agar motivasi kerja dan
loyalitas karyawan dalam bekerja tetap terjaga.
Jika ditinjau dari segi sumber daya manusia (SDM) yang ada di
Kebun Begonia Glory untuk menggambarkan kinerja karyawannya,
penulis menyajikan data melalui hasil wawancara dengan pemilik dan
pengelola yang bernama Bapak Atmadi Saleh dan Bapak Wahyudin yang
mengemukakan pendapat bahwa “disini masih terdapat beberapa masalah
di bidang SDM, salah satu yang menjadi masalahnya yaitu mengenai
Kebun Begonia Glory mengutarakan hal- hal yang diantaranya sebagai
berikut “Menurut saya Inisiatif dan Tanggung Jawab karyawan dalam
bekerja masih sangat kurang. Indikasi tersebut dapat terlihat pada kasus
berikut ini : ada satu buah pot bunga yang jatuh dan diletakan tidak sesuai
dengan posisi yang seharusnya, rata – rata karyawan disini bersikap tidak
perduli sebelum mendapatkan perintah dari saya atau manajer. Ya bisa
disebut bahwa karyawan disini kurang memiliki kesadaran juga inisiatif
dalam melakukan pekerjaannya”. Selanjutnya beliau juga mengemukakan
masalah seperti berikut “Kerjasama antar karyawan juga kurang terjalin
karena seringkali terdapat kecemburuan sosial. Jadi 2 minggu yang lalu
saya mengajak salah satu karyawan pergi ke pasar apung Floating Market,
acara tersebut bukan untuk rekreasi tetapi studi perbandingan antara pasar
apung Floating Market dan Kebun Begonia Glory yang berhubungan
dengan job desk salah satu karyawan guna meningkatkan pengetahuan
karyawan tersebut. Karyawan lainnya merasa saya tidak adil dan ingin ikut
ke tempat tersebut, jadi apabila salah satu karyawan pergi bersama saya
ataupun manajer, karyawan yang lain juga merasa harus ikut pergi. Maka
dari hal tersebut seringkali terjadi adu domba antara karyawan satu dan
lainnya yang disebabkan karena karyawan disini masih memiliki rasa
cemburu sosial yang tinggi. Bisa saya bilang karyawan yang ada di kebun
Begonia Glory kurang professional dalam bekerja atau dengan kata lain
kurang mengerti akan kepentingan pekerjaan masing – masing, hal
tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang mereka miliki akan
job desk masing – masing, karena karyawan disini rata – rata adalah
masyarakat lokal sehingga knowledge yang mereka miliki dalam dunia
pariwisata masih kurang”. Selain itu bapak Atmadi Saleh juga
mengemukakan masalah seperti berikut "Karyawan yang ada di kebun
Begonia Glory tidak menjalankan tugas sesuai SOP serta kurang memiliki
kreativitas dan jiwa bisnis dalam melakukan pekerjaan. Karyawan di sini
hanya mengerjakan pekerjaan sesuai perintah saja, apabila tidak mendapat
perintah atau arahan mereka tidak bisa berkreasi sendiri padahal setiap
pengelola yaitu Bapak Wahyudin mengutarakan “Agar tidak membuat jenuh wisatawan, konsep dekorasi di Kebun Bunga Begonia Glory selalu
berganti – ganti tiap bulannya sesuai musim, apabila karyawan tidak diberi
arahan oleh pengelola, maka karyawan tidak dapat membuat ide dan
mendekorasi Kebun Begonia Glory sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki”. Contoh kasus berikutnya, 6 hari yang lalu saya
menemukan bebarapa sayuran yang tidak tumbuh dengan baik, seperti
tomat dan selada. Hal tersebut terjadi karena kelalaian dari karyawan
dalam melakukan pekerjaannya serta bekerja diluar prosedur yang ada”.
Selain beberapa kendala yang telah penulis uraikan diatas pengelola yaitu
Bapak Wahyudin juga mengemukakan kendala yaitu “gaji disini masih
dibawah upah minimum karyawan (UMK) Kabupaten Bandung Barat
(KBB), karena Kebun Begonia Glory merupakan tempat wisata baru,
selain itu saya melihat dari background pendidikan karyawan juga”.
Selanjutnya, selain wawancara dengan pengelola penulis juga
melakukan wawancara dengan beberapa orang karyawan di Kebun
Begonia Glory. Hasil dari wawancara tersebut, karyawan yang bernama
ND karyawan yang bekerja di bagian display mengemukakan bahwa “gaji
yang saya terima disini kurang mencukupi kebutuhan pokok sehari – hari
karena saya jarang mendapat bonus diluar gaji, saya telah menikah dan
mempunyai anak maka dari itu biaya hidup semakin tinggi, sebenarnya
saya bekerja disini hanya untuk mengisi waktu luang dan menunggu
panggilan interview di tempat lain yang memberikan saya gaji yang sesuai
UMK dan bonus lebih besar”, karyawan selanjutnya yang bernama NR
bekerja di bagian ticketing mengutarakan “saya merasa senang bekerja
disini, owner dan pengelolanya baik, gaji yang saya terima cukup namun
dalam hal lain – lain di luar gaji paling saya dapat bonus apabila ramai
pengunjung karena saya kerja di bagian tiket, seperti asuransi kesehatan
dan rekreasi bersama itu sejauh ini belum ada hanya sebatas rencana”,
kemudian GN karyawan yang bekerja di bagian kebun mengatakan “Saya
kurang puas dengan gaji yang diterima karena saat ini biaya hidup serba
tenaga setiap harinya tapi saya jarang dapat bonus, saya bertahan disini
sambil menunggu panggilan kerja di tempat lain yang memberikan gaji
dan bonus lebih besar” dari hasil pemaparan beberapa karyawan tersebut
dapat penulis katakan ternyata mereka akan memilih tempat bekerja yang
menawarkan gaji atau bonus yang lebih besar dari tempat bekerja nya
sekarang, selanjutnya belum adanya asuransi kesehatan dan rekreasi untuk
karyawan. Hal ini menunjukan bahwa ternyata kompensasi bisa
mempengaruhi keputusan seorang karyawan dalam menentukan tempat
bekerjanya. Dari situasi tersebut, maka peneliti bisa mengemukakan
bahwa pihak pengelola seharusnya melakukan komparasi terhadap
beberapa tempat wisata yang sejenis dengan Kebun Begonia Glory dalam
memberikan kompensasi kepada karyawannya, sehingga karyawan yang
sudah bekerja di Kebun Begonia Glory tidak berpindah ke tempat lain
dengan adanya nilai kompensasi yang setara, pengelola juga perlu
memperhatikan mengenai kompensasi tak langsung (kompensasi
pelengkap) dalam hal kesejateraan karyawan yang tujuannya melengkapi
kompensasi yang telah diberikan dengan alasan seperti yang telah
beberapa karyawan kemukakan diatas bahwa saat ini biaya hidup semakin
tinggi, hal yang perlu diperhatikan khususnya seperti fasilitas asuransi
karyawan dan pengadaan program rekreasi.
Sesuai dengan hasil wawancara yang dipaparkan pengelola dan
karyawan, apabila dilihat dari rekapitulasi kehadiran karyawan di Kebun
Begonia Glory, dapat diketahui bahwa didalam data tersebut adanya
ketidakstabilan kehadiran karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel
1.3 berikut ini:
Tabel 1.3
April 5 17.24 3 10.34 5 17.24
Sumber : Data Pengelola Kebun Bunga Begonia Glory (2015)
Dari Tabel 1.3 dapat diketahui dari jumlah rata - rata tiap bulannya
absensi sakit karyawan sebesar 19,6%, izin sebesar 18,6% dan tanpa
keterangan sebesar 19.3% sedangkan standar ketidakhadiran yang
diberikan pengelola, apabila merujuk pada Undang – undang Tenaga Kerja
No.13 Tahun 2003 “peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi
tanggung jawab dari perusahaan yang bersangkutan”. Maka sesuai dari
peraturan perundang – undangan mengenai tenaga kerja tersebut dari pihak
manajemen Kebun Begonia Glory menetapkan standar ketidakhadiran
karyawan yaitu maksimal 15% sehingga dapat penulis katakan bahwa
tingkat absensi karyawan melebihi standar yang telah ditetapkan oleh
pihak manajemen. Hal tersebut diperkuat oleh pemaparan Bapak Atmadi
Saleh, bahwa “karyawan sering mengambil libur lebih dari 1 kali dalam
seminggu”. Beliau memaparkan “Dalam seminggu 1 orang karyawan bisa
mengambil libur 2 – 3 kali dengan alasan yang tidak jelas. Alasan yang
dipakai antara lain: service motor, mengantar anak sekolah, ban motor
bocor, habis bensin, dan alasan lainnya yang kurang dapat diterima oleh
saya” sehingga menurut penuturannya tersebut, hal itu merupakan bagian yang menunjukan penurunan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory.
Oleh karena itu, dengan banyaknya karyawan yang tidak disiplin sangat
menghambat penyelesaian pekerjaan dan hal tersebut juga merupakan
indikasi adanya ketidakpuasan kerja karyawan yang dapat merugikan
perusahaan serta tidak tercapainya tujuannya dari perusahaan tersebut.
Berfokus dari berbagai hal yang telah penulis uraikan diatas, maka
judul: “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun
Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas yang
terkait dengan fakta yang berada di lapangan, maka dapat di
identifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan yaitu:
Beberapa keluhan mengenai kinerja karyawan di Kebun Begonia
Glory dapat terlihat dari penuturan Bapak Atmadi Saleh sebagai pemilik
Kebun Begonia Glory dan Bapak Wahyudin sebagai pengelola mengenai
kurangnya inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, disiplin waktu dan
loyalitas pada karyawan. Selain penuturan pengelola terdapat pula
pemaparan karyawan mengenai keluhan yang berhubungan dengan
pemberian kompensasi. Menurunnya produktivitas dan semangat kerja
karyawan di Kebun Begonia Glory dapat dilihat dari rekapitulasi absensi
karyawan pada tahun 2014 yang mana tingkat ketidakhadiran karyawan
melebihi standar yang telah ditetapkan pengelola. Kompensasi sangat
penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan hasil
kerja yang optimal. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi peningkatan
kinerja adalah kompensasi, karena kompensasi merupakan salah satu
aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan
alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja
karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari
perusahaan. Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah
bagaimana pemberian kompensasi kepada karyawan di Kebun Begonia
Glory. Kemudian, bagaimana tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia
Glory dan seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan
di Kebun Begonia Glory. Pemberian kuesioner langsung kepada
karyawan, dapat menjawab tingkat kinerja karyawan dan sebesar apa
pengaruh kompensasi yang diberikan manajemen kepada karyawan di
Kebun Begonia Glory.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah diuraikan di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pemberian kompensasi karyawan di Kebun Begonia
Glory Kabupaten Bandung Barat?
2. Bagaimana tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory
Kabupaten Bandung Barat?
3. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di
Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pemberian kompensasi karyawan di Kebun
Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.
2. Mendeskripsikan tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia
Glory Kabupaten Bandung Barat.
3. Menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di
Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu majemen sumber daya
manusia (MSDM), khususnya mengenai kompensasi dan kinerja
karyawan. Selain itu penulis juga berharap hasil penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pemerintah
dan masyarakat. Selain itu juga penulis berharap agar penelitian ini
juga dapat bermanfaat untuk:
a. Secara praktis penulis berharap hasil penelitian ini dapat
dijadikan sumber informasi dan bahan masukan yang positif
bagi manajemen Kebun Bunga Begonia Glory untuk
peningkatan kinerja para karyawannya.
b. Sebagai syarat untuk menempuh program sarjana S-1 Non
Pendidikan Program Studi Manajemen Resort dan Leisure di
Universitas Pendidikan Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab. Sistematika yang
digunakan penulis yaitu sebagai berikut:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penulisan
dan sistematika penulisan.
2. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini terdapat tinjauan pustaka yaitu berisi uraian mengenai
teori – teori para ahli yang mendukung penelitian, kerangka
pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.
3. BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menguaraikan metode – metode yang digunakan pada
penelitian yang meliputi lokasi penelitian, desain penelitian,
populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian,
jenis dan sumber data, pengembangan instrumen, uji validitas dan
realibilitas, serta uji asumsi klasik.
4. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai pengolahan dan hasil pembahasan
data yang di dapat melalui survey atau observasi lapangan,
wawancara, studi literatur, studi dokumentasi dan penyebaran
kuesioner.
5. BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini terdapat uraian mengenai kesimpulan penelitian dan
rekomendasi mengenai pengaruh kompensasi terhadap peningkatan
kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung
Barat.
6. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar dari sumber – sumber yang dipakai untuk mendukung
penulisan skripsi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian ini di salah satu wisata alam
yang terletak di Kabupaten Bandung Barat yaitu Kebun Begonia Glory
yang beralamat di Jalan Maribaya No.120 A Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Untuk lebih jelasnya lokasi penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Sumber : http://maps.google.com/
Gambar 3.1
Denah Lokasi Kebun Begonia Glory
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah
metode desktiptif analitis dengan perhitungan kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, hlm. 72).
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode
ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic
karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan
statistik (Sugiyono, 2014, hlm. 7). Dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif analitis ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai,
sebagai berikut:
a. Gambaran mengenai kompenasi karyawan di Kebun Begonia Glory.
b. Gambaran mengenai kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory.
Pada penelitian yang menggunakan metode deskriptif dan metode
kuantiatif ini yaitu diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
kompensasi terhdap kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Dengan
metode deskriptif dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai
kompensasi yang diberikan manajemen Kebun Begonia Glory kepada
karyawan dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada seluruh
karyawan untuk memperoleh data yang akurat. Dengan metode kuantitatif
menghitung seberapa besar pengaruh dengan menggunakan teknik analisis
regresi sederhana dan menggunakan perhitungan software SPSS.20.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
penelitian ini adalah seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory
Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
populasi merupakan keseluruhan data yang terdapat pada suatu wilayah
yang dijadikan lokasi pada penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi pada penelitian ini
adalah seluruh kayawan Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat
yang pada tahun 2015 adalah berjumlah sebanyak 29 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 81).
Dalam penelitian ini dalam pengambilan sampel, penulis memakai
teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling. Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012, hlm. 66). Teknik yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu teknik sampel dengan menggunakan Sampling
Jenuh. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 85) Sampling Jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel. Jadi sampel yang digunakann
dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory yang
berjumlah 29 orang.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
Variabel yang diteliti penulis dalam penelitian ini dibedakan ke
dalam 2 (dua) kategori, yaitu terdiri dari:
1. Variabel bebas (Independent variable)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kompensasi yang diberi simbol X. Dimana kompensasi merupakan
motivasi/dorongan pada karyawan agar mau bekerja secara optimal
dan dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih baik sehingga dapat
menambah kemauan kerja/inisiatif dan motivasi seorang karyawan
agar terciptanya suatu kinerja yang berkualitas sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Maka dari itu, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory
Kabupaten Bandung Barat, penulis mengambil dimensi atau sub
variabel dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut:
a. Gaji
b. Insentif
c. Kompensasi tidak langsung
2. Variabel tak bebas (dependent variable)
Variabel tak bebas adalah merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel tak
bebas ini sering disebut dengan variabel terikat.
Maka dari itu, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory
Kabupaten Bandung Barat, penulis mengambil dimensi atau sub
variabel dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut:
a. Hasil kerja
b. Pengetahuan pekerjaan
d. Kecekatan mental
e. Sikap
f. Disiplin waktu dan absensi
Variable Independent Variable dependent
Sumber: Hasil Olahan Penulis (2015)
Gambar 3.2
Hubungan Antar Variabel
Hubungan hipotesis antara dua variabel dalam penelitian ini
berbentuk hipotesis asosiatif yang memiliki hipotesis penelitian sebagai
berikut:
Ho1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi
dengan kinerja karyawan di Kebun Bunga Begonia Glory
Kabupaten Bandung Barat.
Ho2 : Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kompensasi dengan
kinerja karyawan di Kebun Bunga Begonia Glory Kabupaten
Bandung Barat.
Secara rinci variabel – variabel tersebut dijelaskan berdasarkan sub –
sub variabel berdasarkan indikator penelitian, yang dijelaskan berdasarkan
Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator No
Item
Gaji 1. Pemberian gaji
pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.
Sumber: Veithzal Rivai (2008, hlm.
360) Insentif 1. Imbalan langsung
karena
Hasil Kerja 1. Menjalankan
pekerjaan sesuai
Inisiatif 1. Dapat menangani
berbagai
Sikap 1. Memiliki etika
yang positif
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Pengumpulan data dilakukan untuk membuktikan hipotesis
yang sudah ditentukan sebelumnya. Instrumen data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014, hlm. 137). Wawancara yang
penulis lakukan dalam penelitian ini adalah kepada pihak manajemen dan
karyawan Kebun Begonia Glory.
2. Observasi
Observasi Lapangan, adalah teknik pengumpulan data secara
langsung dengan melakukan pengamatan ke lokasi penelitian sehingga
tahu secara detail kondisi dan gambaran umum mengenai lokasi tersebut.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014, hlm.
145).
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden
(Sugiyono, 2014, hlm. 142). Kuesioner dalam penelitian ini akan penulis
bagikan kepada seluruh karyawan Kebun Begonia Glory.
F. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif deskriptif.
Menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) penelitian deskriptif adalah
suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik itu fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena-fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang
satu dengan fenomena lainnya.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode
ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi dijadikan
sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2014, hlm. 7).
Jenis penelitian kuantitatif deskriptif yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat
mengenai kompensasi yang diberikan manajemen/pengelola obyek wisata
Kebun Begonia Glory kepada karyawan dengan cara menyebarkan
akurat setelah itu mendeskripsikan hasil mengenai olahan data tersebut
menjadi hasil penelitian.
2. Sumber Data
Untuk mengumpulkan data yang benar harus mempunyai
kebenaran data agar validitasnya dapat terbukti. Menurut Wardiyanta
(2006, hlm. 28) jenis data terbagi atas data primer dan data sekunder.
Maka dalam penelitian ini peneliti memakai teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Data Primer
Menurut I Gade Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013,
hlm. 88) data primer yaitu data penelitian yang didapatkan dari
sumber aslinya atau tanpa perantara.
b. Data Sekunder
Menurut I Gusti Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013,
hlm. 89) data sekunder yaitu data penelitian yang didapatkan
dengan tidak segera atau tidak langsung, dengan mewakili media
perantara atau didapatkan serta dicatat oleh pihak lain. Data
sekunder bisa berupa data-data perusahaan, data kehadiran, dan
juga data lainnya yang sudah ada di perusahaan tersebut. Berikut
Tabel 3.2 data primer dan sekunder yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini.
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Primer Sumber Data
Persepsi Pemberian Kompensasi Kuesioner Karyawan Kebun Begonia Glory
Persepsi Kinerja Karyawan Kuesioner Karyawan Kebun Begonia Glory
Profil Kebun Begonia Glory Data Pengelola Kebun Begonia Glory
Jenis Data Sekunder Sumber Data
Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke
Kabupaten Bandung Barat www.disbudparkbb.id
Data Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung Barat
Wisata Alam Jawa Barat – www.disparbud.jabarprov.go.id
Data pengelola Kebun Begonia Glory
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2015)
G. Pengembangan Instrumen
Untuk mengukur apakah data yang diperoleh melalui kuesioner sah
digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan uji validitas dan uji
reliabilitas. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) dengan menggunakan
instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan penelitian akan menjadi valid dan realiabel. Jadi instrument
yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel. Dibawah ini akan di jelaskan secara
rinci:
1. Pendekatan Skala Likert
Skala yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah skala
likert. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 93) skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (variabel penelitian). Untuk mendapatkan data -
data yang berkaitan dengan kompensasi dan kinerja digunakan instrumen
berupa kuisioner yang diberikan langsung kepada seluruh karyawan di
Kebun Begonia Glory.
Skala likert digunakan didalam penelitian ini karena pembuatannya
relatif mudah dan tingkat reliabilitasnya tinggi. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Instrumen penelitian
yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam checklist maupun
pilihan ganda. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat
berupa kata – kata antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Skor Atas Jawaban Kuesioner
No Jenis Jawaban Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2008, hlm. 133)
Karena hasil dari data yang menggunakan skala Likert merupakan
data ordinal sedangkan analisis data menggunakan regresi yang
membutuhkan data interval. Maka perlu dikonversikan terlebih dahulu.
Data ordinal yang telah didapat dikonversikan menjadi data interval
melalui alat yaitu Method Success Interval (MSI).
2. Method Success Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan
dalam operasional variabel. Oleh karena itu semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan
cara Method Success Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan
transformasi data tersebut menurut Al-Rasyid (1994, hlm. 131) adalah
sebagai berikut:
a.Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil
b.Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan
dilakuakan perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan
cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
c.Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan.
d.Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban
pertanyaan.
e.Menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan
jawaban melalui persamaan berikut:
Scale Value
f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui
rumus persamaan sebagai berikut:
Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1
Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.
3. Garis Kontinum
Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dimana hasil dari
skala likert merupakan data ordinal. Menurut Hasan (2009, hlm. 21) data
ordinal merupakan data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun
menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau
sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.
Data ordinal tersebut selanjutnya di buat skoring yang kemudian
digambarkan melalui penggunaan tabel distribusi frekuensi untuk
keperluan menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai
objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam
interval. Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung
frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan.
Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat
garis kontinum. Setelah mengetahui skor jumlah indikator, skor tersebut
Garis kontinum penulis gunakan dalam penlitian ini untuk
mendapatkan hasil tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory
Kabupaten Bandung Barat.
Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang diteliti
pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual
dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang
telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang
pengukurannnya ditentukan dengan cara:
Nilai indeks maksimum = skala tertinggi x jumlah indikator x
responden
Nilai Indeks Minimum = skala terendah x jumlah indikator x
responden
Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5
Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks
minimum, serta jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut
dimasukan kedalam gambar garis kontimun. Berikut contoh gambar garis
kontinum yang dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini:
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Sumber: Sugiyono (2014, hlm.95)
Gambar 3.3 Garis Kontinum
Dimana:
a = Nilai indeks minimum
b, c, d, e = Jarak interval
f = Nilai indeks maksimum
Pada Gambar 3.3 diatas dapat dilihat hasil nilai dari garis kontinum
tersebut, apakah hasil nilai ada pada tingkat yang menunjukan rentang
angka sangat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.
4. Software SPSS 20.0
SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social
Sciences atau dalam bahasa Indonesia nya diartikan Paket Statistik untuk
Ilmu Sosial. SPSS merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki
kemampuan analisis statistic cukup tinggi serta sistem manajemen data
pada lingkungan geografis dengan menggunakan menu – menu deskriptif
dan kotak – kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami
cara pengoprasiannya. Dalam penelitian ini penulis menggunaka software
SPSS versi 20.0.
H. Uji Validitas dan Realibilitas
1. Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 211) yang dimaksud
dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Kuesioner yang dikatakan sahih,
bila memiliki butir-butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan
dengan konsep-konsep yang diinginkan.
Menurut Singarimbun (1995, hlm. 136) untuk menentukan
kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien product
masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X)
dengan rumus:
Dimana:
r = Koefisien validitas item yang dicari
x = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
y = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi x ∑ = Jumlah skor dalam distribusi y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n = Banyaknya responden
Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya
dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel,
dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2
(signifikan 5%, n = jumlah sampel). Degree of freedom atau df dari
penelitian ini yaitu 29 (n-2 = 29-2). Untuk mengetahui r-tabel di lihat dari
r-tabel product moment karena rumus uji validitas yang di gunakan yaitu
product moment dengan signifikansi 5% atau 0,05. Menurut Santoso
(2001) dasar pengambilan keputusan untuk mengatakan sebuah angket
(instrument) dikatakan valid adalah jika nilai significant test butir
pertanyaan lebih kecil dari nilai significancy yang telah ditetapkan yaitu
0,05 (I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012, hlm. 140). Berikut
merupakan r-tabel product moment dimana df = 27.
Tabel 3.4
r-tabel product moment
N R
27 0.381
Sumber: http://rumushitung.com/
∑ ∑ ∑
Keputusan pengujian validitas karyawan Kebun Begonia Glory
adalah sebagai berikut:
a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r table
b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung r
tabel
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan juga dengan
bantuan SPSS for Windows versi 20.0.
a. Hasil Uji Validitas Kompensasi
Dalam penelitian ini variabel Kompensasi (X) yang terdiri dari
gaji, insentif dan kompensasi tak langsung. Proses perhitungan analisis
untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0. Hasil
analisis pada variabel kompensasi dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai
berikut: terima sesuai dengan pekerjaan yang telah saya kerjakan
0,810 0,381 Valid
4 Saya dengan mudah
mendapatkan imbalan langsung karena keberhasilan prestasi kerja yang dapat saya capai
0,552 0,381 Valid
5 Saya dengan mudah
mendapatkan bonus karena loyalitas dalam melakukan pekerjaan
0,620 0,381 Valid
6 Saya mendapatkan jatah makan dari perusahaan
0,717 0,381 Valid
7 Saya mendapatkan asuransi kesehatan dari perusahaan
8 Saya mendapatkan tunjangan
Berdasarkan hasil pengujian validitas kompensasi diatas pada
Tabel 3.5 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r
hitung lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah yaitu 0,512
dan nilai tertinggi 0,810. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa
keseluruhan butir pertanyaan variabel kompensasi dinyatakan valid dan
memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kompensasi.
b. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan
Dalam penelitian ini variabel kinerja karyawan (Y) yang terdiri
dari hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap,
disiplin waktu dan absensi. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas
menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Hasil analisis pada variabel
kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan
No Pernyataan rhitung rtabel Ket
1 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan
3 Saya dapat memahami tugas
dan prosedur dalam setiap
pekerjaan
0,439 0,381 Valid
4 Saya mampu membimbing rekan kerja yang sedang kesulitan dalam melakukan pekerjaan
0,683 0,381 Valid
5 Saya mampu bekerjasama dengan tim
6 Saya mampu bekerja sendiri tanpa adanya pengawasan dari atasan
melakukan pekerjaan di berbagai macam kondisi dan situasi
0,712 0,381 Valid
12 Saya bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
0,669 0,381 Valid
13 Saya selalu bersikap sopan santun terhadap rekan kerja dan atasan
17 Saya memaksimumkan waktu kerja dengan sebaik –
Berdasarkan hasil pengujian validitas kinerja karyawan pada tabel
3.6 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r hitung
lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah 0,390 dan tertinggi
pertanyaan variabel kinerja karyawan dinyatakan valid dan memenuhi
syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kinerja karyawan.
2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama
pula. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurannya.
Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu
koefisien reliabilitas (Jogiyanto, 2004, hlm. 132). Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), di mana suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2013 hlm.48).
Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk menunjukan
validitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument setiap variabel
dilakukan dengan cronbach alpha coefficient, harga koefisien ini berkisar
antara 0 sampai 1, semakin besar koefisien ini maka semakin besar
keandalan alat ukur yang digunakan. Nilai yang mendekati 1 menunjukan
tingkat konsistensi yang tinggi. Rumus perhitungannya yaitu sebagai
berikut:
Dimana:
K = mean kuadrat antar subyek
= mean kuadrat kesalahan = varians total
Berikut ini merupakan hasil pengujian instrumen realibilitas
Tabel 3.7
Hasil Uji Realibilitas Variabel Kompensasi dan Kinerja Karyawan
No Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan
1 Kompensasi 0.820 0.7 Reliabel
2 Kinerja Karyawan 0.889 0.7 Reliabel
Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas kinerja karyawan pada
Tabel 3.7 diketahui bahwa variabel kompensasi (X) dan kinerja karyawan
(Y) menunjukan nilai Cronbach Alpha (α) berada diatas 0,7. Hasil nilai
Cronbach Alpha (α) dinyatakan reliabel apabila bernilai > 0,7. Dengan
demikian dapat penulis katakan bahwa variabel kompensasi dan variabel
kinerja karyawan dinyatakan reliabel dan memenuhi syarat sebagai alat
dalam penelitian.
I. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi
pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square
(OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan
persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal.
Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan
dalam suatu penelitian perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.
Menurtu Arikunto (1997) uji normalitas ditujukan untuk memeriksa
keabsahan sampel yang diterapkan dalam teknik statistik tertentu. Uji
normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa variabel yang
dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau distribusi normal,
sehingga sebelum dilakukan analisis data regresi perlu dilakukan uji
normalitas data pada variabel kompensasi (X) dan variabel kinerja
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov
berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a.Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data
berdistribusi normal.
b.Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas menurut Ghozali
(2013, hlm.139). Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas
dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variabel bebas dengan uji
glesjer.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melakukan uji glesjer. Dasar
pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas pada uji glesjer yakni
sebagai berikut:
a. jika nilai signifikansi > 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
b. jika nilai signifikansi < 0,05, kesimpulannya adalah terjadi
heterokedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t (sebelumnya) menurut Ghozali
(2013, hlm, 101). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
digunakan Uji Durbin – Watson (DW Test). Uji Durbin Watson hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha : ada autokorelasi (r 0)
Tabel 3.8
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif
No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak Tolak du < d < 4 – du
Sumber: Ghozali (2013, hlm. 111)
4. Uji Linearitas
Asumsi linearitas merupakan asumsi terakhir dari analisis regresi
sederhana yang peneliti bahas. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Menurut Purbayu Budi Santosa dan Ashari (2005, hlm. 244)
asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear,
hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear.
Pengujian pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 dengan Test for
Linearity dengan taraf sigifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji linearitas adalah dua variabel dikatakan mempunyai hubungan
yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.