• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN

BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh

Kintan Fadllika Utami

1105234

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Kintan Fadllika Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kintan Fadllika Utami 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

KINTAN FADLLIKA UTAMI 1105234

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI

KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT

Disetujui dan disahkan oleh,

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S. NIP: 196209211986031005

Pembimbing II

Sri Marhanah, S.S., MM. NIP: 198110142006012001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(4)

ABSTRAK

Kompensasi sangat penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan hasil kerja yang optimal, karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pemberian kompensasi dengan cara mengukur kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif analitis dengan perhitungan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sampel yang diambil seluruh karyawan sebanyak 29 orang responden, dengan teknik sampel jenuh. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang menunjukan kontribusi variabel (X) terhadap variabel (Y), yang artinya variabel kompensasi (X) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 41,2% dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak peneliti teliti. Saran untuk pihak pengelola Kebun Begonia Glory agar kompensasi lebih diperhatikan lagi dengan cara memberikan kompensasi yang layak dan adil agar kinerja karyawan dapat terus meningkat, karena apabila pemberian kompensasi sudah ditetapkan dengan baik maka akan memberikan motivasi kerja bagi karyawannya.

(5)

ABSTRACT

Compensation is very important to the performance of employees in improving optimal results, because compensation is one of the most sensitive aspects of the employment relationship and also the most powerful tool for companies to encourage the performance of employees in order to work well in order to achieve the objectives of the company , The aim of the study is to provide an overview of compensation by measuring the performance of employees in Begonia Glory Garden. This research used descriptive analytical method with quantitative calculations. Data were collected through interviews, observations and questionnaires. Technical analysis of the data used simple linear regression analysis. The population in this study were all employees in Begonia Glory Garden West Bandung regency. While samples taken all employees as much as 29 respondents, with saturated sampling technique. Results from this study showed that there was a significant effect of the contribution of variable (X) of the variable (Y), which means that the variable compensation (X) has a positive influence on employee performance (Y) amounted to 41.2% and the remaining 58.8% influenced by other variables that are not meticulous researcher. Suggestions to the manager of Begonia glory garden more attention in order to compensate by providing adequate and fair compensation for the performance of employees can continue to increase, because if compensation has been set properly it will provide motivation to work for its employees.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK... ... iv

ABSTRACT... ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Wisatawan, Pariwisata,dan Kepariwisataan ... 14

1. Pengertian Wisatawan ... 14

2. Pengertian Pariwisata... 15

3. Pengertian Kepariwisataan ... 16

B. Manajemen Sumber Daya Manusia... 17

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 17

(7)

3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 19

4. Metode Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia... .... 21

C. Kompensasi ... 23

1. Pengertian Kompensasi ... 23

2. Tujuan Kompensasi ... 25

3. Indikator – Indikator Kompensasi... .... 26

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kompensasi... .... 28

5. Bentuk – Bentuk Kompensasi... .... 29

D. Kinerja Karyawan ... 30

1. Pengertian Kinerja ... 30

2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja ... 32

3. Indikator – Indikator Kinerja... .... 33

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... .... 36

E. Penelitian Terdahulu ... 37

F. Hipotesis Penelitian ... 38

G. Kerangka Pemikiran ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel... 42

1. Populasi... .... 42

2. Sampel... ... 43

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Jenis dan Sumber Data ... 48

1. Jenis Data... 49

2. Sumber Data ... 49

G. Pengembangan Instrumen ... 50

1. Pendekatan Skala Likert ... 50

(8)

3. Garis Kontinum... .... 52

4. Software SPSS 20.0... ... 53

H. Uji Validitas dan Realibilitas ... 54

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Realibilitas ... 59

I. Uji Asumsi Klasik ... 59

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Heterokedastisitas... ... 60

3. Uji Autokorelasi... ... 61

4. Uji Linearitas ... 61

J. Analisis Regresi Linear... ... 62

K. Uji Hipotesi ... 62

1. Uji Koefisien Determinasi ... 63

2. Uji f ... 64

3. Uji t ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Sejarah Kebun Begonia Glory ... 67

2. Letak Kebun Begonia Glory ... 68

3. Visi, Misi, dan Tujuan Kebun Begonia Glory ... 69

4. Struktur Organisasi ... 70

5. Fasilitas Kebun Begonia Glory ... 71

B. Profil Responden ... 79

C. Tanggapan Karyawan Mengenai Pemberian Kompensasi di Kebun Begonia Glory ... 85

1. Tanggapan Responden Mengenai Gaji ... 88

2. Tanggapan Responden Mengenai Insentif ... 90

(9)

4. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pemberian

Kompensasi ... 93

D. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory ... 97

1. Tanggapan Responden Mengenai Hasil Kerja ... 97

2. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Pekerjaan ... 99

3. Tanggapan Responden Mengenai Inisiatif ... 102

4. Tanggapan Responden Mengenai Kecekatan Mental ... 106

5. Tanggapan Responden Mengenai Sikap ... 108

6. Tanggapan Responden Mengenai Waktu dan Absensi ... 109

7. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kinerja ... 111

E. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat ... 113

1. Uji Asumsi Klasik ... 114

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 118

3. Uji Hipotesis ... 120

F. Pembahasan... 125

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 132

A. Kesimpulan ... 132

B. Rekomendasi ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... 136

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 138

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Jawa Barat dikenal sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang

memiliki kekayaan budaya dan pariwisata yang jenisnya beraneka ragam.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial di

Jawa Barat untuk menunjang pembangunan serta peningkatan pendapatan

daerah (Jawa Barat dalam Angka, 2012).

Salah satu wilayah di Jawa Barat yang obyek wisatanya banyak di

minati oleh para adalah Kabupaten Bandung. Zona wisata Kabupaten

Bandung terbagi atas 3 zona yaitu, zona wisata Kabupaten Bandung Utara,

Zona wisata Bandung Selatan dan Zona Wisata Kabupaten Bandung Barat.

Diantara 3 zona wisata tersebut Kabupaten Bandung Barat saat ini sedang

melakukan program prioritas pembangunan untuk memajukan wilayahnya.

Hal tersebut sesuai dengan materi paparan BAPPEDA Kabupaten

Bandung Barat mengenai usulan program dan kegiatan prioritas kabupaten

Bandung Barat tahun anggaran 2016 untuk APBD provinsi dan APBN

tahun 2016 pada rapat yang diselenggarakn tanggal 20 Maret 2015 yang

salah satunya membahas mengenai pariwisata, dalam rapat tersebut

dikatakan bahwa salah satu prioritas pembangunan RPJMD tahun 2013 -

2018 yaitu akan dilakukannya “Peningkatan sarana prasarana pendukung

investasi dan pengembangan pariwisata serta pelestarian budaya lokal”,

selain itu yang menjadi sasaran didalam RKPD tahun 2016 yaitu

“Pengembangan kepariwisataan dan destinasi wisata siap kunjung serta ekonomi kreatif”. Dengan semakin banyaknya rencana mengenai pengembangan produk pariwisata di Kabupaten Bandung Barat, hal

tersebut yang membuat banyak wisatawan baik itu wisatawan domestik

maupun wisatawan mancanegara tertarik berkunjung ke Kabupaten

Bandung Barat untuk melakukan kegiatan wisata. Berikut data kunjungan

wisatawan ke Kabupaten Bandung Barat yang dapat dilihat pada Tabel 1.1

(11)

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010 – 2013

Tahun Jumlah Kunjungan Total

Kunjungan Domestik Mancanegara

2010 7180 819.345 826.525

2011 9334 1.065.149 1.074.483

2012 10268 1.278.179 1.288.447

2013 10781 1.342.088 1.352.869

Sumber : www.disbudparkbb.id

Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa total kunjungan

wisatawan pada tahun 2010 sebesar 826.525 dan pada tahun 2011 sebesar

1.074.483, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 30%, selanjutnya

kunjungan wisatawan pada tahun 2011 sebesar 1.074.483 dan pada tahun

2012 sebesar 1.288.447, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 19%,

kemudian pada tahun 2012 kunjungan wisatawan sebesar 1.288.447 dan

pada tahun 2013 sebesar 1.352.869, sehingga jumlah wisatawan naik

sebesar 4,1%, dapat penulis simpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik terus meningkat.

Oleh sebab itu dapat dikatan bahwa Kabupaten Bandung Barat merupakan

salah satu wilayah yang banyak dikunjungi untuk melakukan kegiatan

wisata. Salah satu wisata yang banyak di minati di Kabupaten Bandung

Barat adalah wisata alamnya. Berikut wisata alam yang berada di wilayah

Kabupaten Bandung Barat yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini:

Tabel 1.2

Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung Barat

No Nama Daya Tarik Wisata

1 Taman Wisata Alam Maribaya

2 Curug Cimahi

(12)

4 Curug Malela

5 De Ranch

6 Curug Layung

7 Lembah Bougenville

8 Curug Tilu Leuwi Opat

9 Ciwangun Indah Camp

10 Natural Hills

Sumber : www.disparbud.jabarprov.go.id

Tabel 1.2 tersebut memberikan informasi mengenai daftar daya

tarik wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Selain

daya tarik wisata alam yang disebutkan di atas, Kebun Begonia Glory

adalah salah satu daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Bandung

Barat, terletak di ketinggian 1200 dpl yang tepatnya beralamat di Jalan

Maribaya Desa Langen Sari No. 120A Kecamatan Lembang km 2,5 ke

arah Maribaya. Kebun Begonia Glory sebelumnya merupakan suatu

Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) yang merupakan suatu tempat

pelatihan (Inovation Center) untuk para warga sekitar Kebun Begonia

Glory yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Namun karena

semakin banyaknya lahan pertanian yang dibangun menjadi tempat wisata,

maka para petani pindah tempat tinggal ke dataran yang lebih tinggi dan

masih banyak lahan pertanian. Oleh karena hal itu, inovation center

tersebut sekarang telah berubah menjadi tempat wisata yang diresmikan

sejak tanggal 1 Januari 2014 hingga saat ini oleh Ibu Erna Saleh sebagai

pemilik Kebun Begonia Glory tersebut. Meskipun tergolong sebagai

tempat wisata yang masih baru namun daya tarik produk wisata Kebun

Begonia Glory telah terkenal di masyarakat bahkan hingga ke luar pulau

jawa, sehingga saat ini Kebun Begonia Glory menjadi ramai dikunjungi

baik oleh masyarakat lokal bahkan wisatawan mancanegara. Berikut data

kunjungan wisatawan ke Kebun Begonia Glory yang dapat dilihat pada

(13)

Sumber : Data Pengelola Kebun Bunga Begonia Glory (2015)

Grafik 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Kebun Begonia Glory Periode Januari 2014 – Juni 2015

Berdasarkan Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan

yang berkunjung ke Kebun Begonia Glory tidak stabil melainkan naik

turun setiap bulannya. Kenaikan yang signifikan di Tahun 2014 terlihat

dari bulan Juli pada bulan Agustus dan bulan September, menurut

penuturan pemilik Kebun Begonia Glory yang bernama Bapak Atmadi

Saleh “Kebun Begonia Glory booming setelah ada tempat kuliner, maka dari itu pada bulan Agustus dan September makin banyak yang datang

kesini”, selanjutnya terlihat penurunan pada bulan Oktober, lalu terjadi

kenaikan pada bulan november. Selanjutnya kenaikan jumlah kunjungan

wisatawan secara pesat terjadi dari bulan Desember hingga Januari tahun

2015 merupakan musim liburan akhir tahun dan pergantian tahun sehingga

menurut penuturan Bapak Atmadi Saleh beliau mengatakan “Pada bulan

Desember - Januari memang banyak sekali yang datang kesini, bahkan 1

hari bisa lebih dari 1000 pengunjung, namun karena lahan Kebun Begonia

Glory ini terbatas dan maksimal hanya mampu menampung 1000

pengunjung maka wisatawan yang datang kami batasi”. Setelah kenaikan pesat yang terjadi pada bulan Desember – Januari, selanjutnya penurunan

signifikan yang terjadi di Tahun 2015 pada bulan Januari ke bulan

Kunjungan Tahun 2014 Kunjungan Tahun 2015

(14)

Februari, lalu terjadi sedikit kenaikan jumlah kunjungan dari bulan Maret

ke bulan April, tetapi dari bulan April sampai Mei jumlah kunjungan stabil

karena menurut penuturan Bapak Atmadi “pada bulan April sampai Mei

kunjungan memang stabil karena belum memasuki musim liburan, paling

ramai ketika weekend saja”. Lain halnya dengan bulan Juni, terjadi

kenaikan jumlah kunjungan, hal tersebut terjadi karena menurut penuturan

pengelola yaitu Bapak Wahyudin “Ya, pada bulan Juni memang

mengalami kenaikan jumlah kunjungan, meskipun bulan puasa tapi tetap

ramai pengunjung karena mayoritas yang datang adalah wisatawan luar

kota Bandung beretnis tionghoa”. Maka dari hal tersebut dapat penulis

simpulkan bahwa kunjungan wisatawan ke Kebun Begonia Glory

fluktuatif melainkan terjadinya naik turun jumlah kunjungan setiap

bulannya. Agar Kebun Begonia Glory tetap menjadi destinasi wisata yang

ramai dikunjungi wisatawan, maka perlu adanya motivasi agar para

karyawan mau bekerja dengan giat dan antusias mencapai hasil kerja yang

optimal. Salah satu bentuk motivasi kerja tersebut adalah kompensasi yang

memadai. Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam

manajemen sumber daya manusia (MSDM), karena kompensasi

merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja

dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk

mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna

tercapainya tujuan dari perusahaan. Oleh sebab itu, pihak manajemen

suatu destinasi wisata perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan

terutama dalam hal pemberian kompensasi agar motivasi kerja dan

loyalitas karyawan dalam bekerja tetap terjaga.

Jika ditinjau dari segi sumber daya manusia (SDM) yang ada di

Kebun Begonia Glory untuk menggambarkan kinerja karyawannya,

penulis menyajikan data melalui hasil wawancara dengan pemilik dan

pengelola yang bernama Bapak Atmadi Saleh dan Bapak Wahyudin yang

mengemukakan pendapat bahwa “disini masih terdapat beberapa masalah

di bidang SDM, salah satu yang menjadi masalahnya yaitu mengenai

(15)

Kebun Begonia Glory mengutarakan hal- hal yang diantaranya sebagai

berikut “Menurut saya Inisiatif dan Tanggung Jawab karyawan dalam

bekerja masih sangat kurang. Indikasi tersebut dapat terlihat pada kasus

berikut ini : ada satu buah pot bunga yang jatuh dan diletakan tidak sesuai

dengan posisi yang seharusnya, rata – rata karyawan disini bersikap tidak

perduli sebelum mendapatkan perintah dari saya atau manajer. Ya bisa

disebut bahwa karyawan disini kurang memiliki kesadaran juga inisiatif

dalam melakukan pekerjaannya”. Selanjutnya beliau juga mengemukakan

masalah seperti berikut “Kerjasama antar karyawan juga kurang terjalin

karena seringkali terdapat kecemburuan sosial. Jadi 2 minggu yang lalu

saya mengajak salah satu karyawan pergi ke pasar apung Floating Market,

acara tersebut bukan untuk rekreasi tetapi studi perbandingan antara pasar

apung Floating Market dan Kebun Begonia Glory yang berhubungan

dengan job desk salah satu karyawan guna meningkatkan pengetahuan

karyawan tersebut. Karyawan lainnya merasa saya tidak adil dan ingin ikut

ke tempat tersebut, jadi apabila salah satu karyawan pergi bersama saya

ataupun manajer, karyawan yang lain juga merasa harus ikut pergi. Maka

dari hal tersebut seringkali terjadi adu domba antara karyawan satu dan

lainnya yang disebabkan karena karyawan disini masih memiliki rasa

cemburu sosial yang tinggi. Bisa saya bilang karyawan yang ada di kebun

Begonia Glory kurang professional dalam bekerja atau dengan kata lain

kurang mengerti akan kepentingan pekerjaan masing – masing, hal

tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang mereka miliki akan

job desk masing – masing, karena karyawan disini rata – rata adalah

masyarakat lokal sehingga knowledge yang mereka miliki dalam dunia

pariwisata masih kurang”. Selain itu bapak Atmadi Saleh juga

mengemukakan masalah seperti berikut "Karyawan yang ada di kebun

Begonia Glory tidak menjalankan tugas sesuai SOP serta kurang memiliki

kreativitas dan jiwa bisnis dalam melakukan pekerjaan. Karyawan di sini

hanya mengerjakan pekerjaan sesuai perintah saja, apabila tidak mendapat

perintah atau arahan mereka tidak bisa berkreasi sendiri padahal setiap

(16)

pengelola yaitu Bapak Wahyudin mengutarakan “Agar tidak membuat jenuh wisatawan, konsep dekorasi di Kebun Bunga Begonia Glory selalu

berganti – ganti tiap bulannya sesuai musim, apabila karyawan tidak diberi

arahan oleh pengelola, maka karyawan tidak dapat membuat ide dan

mendekorasi Kebun Begonia Glory sesuai dengan kemampuan yang

mereka miliki”. Contoh kasus berikutnya, 6 hari yang lalu saya

menemukan bebarapa sayuran yang tidak tumbuh dengan baik, seperti

tomat dan selada. Hal tersebut terjadi karena kelalaian dari karyawan

dalam melakukan pekerjaannya serta bekerja diluar prosedur yang ada”.

Selain beberapa kendala yang telah penulis uraikan diatas pengelola yaitu

Bapak Wahyudin juga mengemukakan kendala yaitu “gaji disini masih

dibawah upah minimum karyawan (UMK) Kabupaten Bandung Barat

(KBB), karena Kebun Begonia Glory merupakan tempat wisata baru,

selain itu saya melihat dari background pendidikan karyawan juga”.

Selanjutnya, selain wawancara dengan pengelola penulis juga

melakukan wawancara dengan beberapa orang karyawan di Kebun

Begonia Glory. Hasil dari wawancara tersebut, karyawan yang bernama

ND karyawan yang bekerja di bagian display mengemukakan bahwa “gaji

yang saya terima disini kurang mencukupi kebutuhan pokok sehari – hari

karena saya jarang mendapat bonus diluar gaji, saya telah menikah dan

mempunyai anak maka dari itu biaya hidup semakin tinggi, sebenarnya

saya bekerja disini hanya untuk mengisi waktu luang dan menunggu

panggilan interview di tempat lain yang memberikan saya gaji yang sesuai

UMK dan bonus lebih besar”, karyawan selanjutnya yang bernama NR

bekerja di bagian ticketing mengutarakan “saya merasa senang bekerja

disini, owner dan pengelolanya baik, gaji yang saya terima cukup namun

dalam hal lain – lain di luar gaji paling saya dapat bonus apabila ramai

pengunjung karena saya kerja di bagian tiket, seperti asuransi kesehatan

dan rekreasi bersama itu sejauh ini belum ada hanya sebatas rencana”,

kemudian GN karyawan yang bekerja di bagian kebun mengatakan “Saya

kurang puas dengan gaji yang diterima karena saat ini biaya hidup serba

(17)

tenaga setiap harinya tapi saya jarang dapat bonus, saya bertahan disini

sambil menunggu panggilan kerja di tempat lain yang memberikan gaji

dan bonus lebih besar” dari hasil pemaparan beberapa karyawan tersebut

dapat penulis katakan ternyata mereka akan memilih tempat bekerja yang

menawarkan gaji atau bonus yang lebih besar dari tempat bekerja nya

sekarang, selanjutnya belum adanya asuransi kesehatan dan rekreasi untuk

karyawan. Hal ini menunjukan bahwa ternyata kompensasi bisa

mempengaruhi keputusan seorang karyawan dalam menentukan tempat

bekerjanya. Dari situasi tersebut, maka peneliti bisa mengemukakan

bahwa pihak pengelola seharusnya melakukan komparasi terhadap

beberapa tempat wisata yang sejenis dengan Kebun Begonia Glory dalam

memberikan kompensasi kepada karyawannya, sehingga karyawan yang

sudah bekerja di Kebun Begonia Glory tidak berpindah ke tempat lain

dengan adanya nilai kompensasi yang setara, pengelola juga perlu

memperhatikan mengenai kompensasi tak langsung (kompensasi

pelengkap) dalam hal kesejateraan karyawan yang tujuannya melengkapi

kompensasi yang telah diberikan dengan alasan seperti yang telah

beberapa karyawan kemukakan diatas bahwa saat ini biaya hidup semakin

tinggi, hal yang perlu diperhatikan khususnya seperti fasilitas asuransi

karyawan dan pengadaan program rekreasi.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dipaparkan pengelola dan

karyawan, apabila dilihat dari rekapitulasi kehadiran karyawan di Kebun

Begonia Glory, dapat diketahui bahwa didalam data tersebut adanya

ketidakstabilan kehadiran karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel

1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

(18)

April 5 17.24 3 10.34 5 17.24

Sumber : Data Pengelola Kebun Bunga Begonia Glory (2015)

Dari Tabel 1.3 dapat diketahui dari jumlah rata - rata tiap bulannya

absensi sakit karyawan sebesar 19,6%, izin sebesar 18,6% dan tanpa

keterangan sebesar 19.3% sedangkan standar ketidakhadiran yang

diberikan pengelola, apabila merujuk pada Undang – undang Tenaga Kerja

No.13 Tahun 2003 “peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi

tanggung jawab dari perusahaan yang bersangkutan”. Maka sesuai dari

peraturan perundang – undangan mengenai tenaga kerja tersebut dari pihak

manajemen Kebun Begonia Glory menetapkan standar ketidakhadiran

karyawan yaitu maksimal 15% sehingga dapat penulis katakan bahwa

tingkat absensi karyawan melebihi standar yang telah ditetapkan oleh

pihak manajemen. Hal tersebut diperkuat oleh pemaparan Bapak Atmadi

Saleh, bahwa “karyawan sering mengambil libur lebih dari 1 kali dalam

seminggu”. Beliau memaparkan “Dalam seminggu 1 orang karyawan bisa

mengambil libur 2 – 3 kali dengan alasan yang tidak jelas. Alasan yang

dipakai antara lain: service motor, mengantar anak sekolah, ban motor

bocor, habis bensin, dan alasan lainnya yang kurang dapat diterima oleh

saya” sehingga menurut penuturannya tersebut, hal itu merupakan bagian yang menunjukan penurunan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory.

Oleh karena itu, dengan banyaknya karyawan yang tidak disiplin sangat

menghambat penyelesaian pekerjaan dan hal tersebut juga merupakan

indikasi adanya ketidakpuasan kerja karyawan yang dapat merugikan

perusahaan serta tidak tercapainya tujuannya dari perusahaan tersebut.

Berfokus dari berbagai hal yang telah penulis uraikan diatas, maka

(19)

judul: “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun

Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas yang

terkait dengan fakta yang berada di lapangan, maka dapat di

identifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan yaitu:

Beberapa keluhan mengenai kinerja karyawan di Kebun Begonia

Glory dapat terlihat dari penuturan Bapak Atmadi Saleh sebagai pemilik

Kebun Begonia Glory dan Bapak Wahyudin sebagai pengelola mengenai

kurangnya inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, disiplin waktu dan

loyalitas pada karyawan. Selain penuturan pengelola terdapat pula

pemaparan karyawan mengenai keluhan yang berhubungan dengan

pemberian kompensasi. Menurunnya produktivitas dan semangat kerja

karyawan di Kebun Begonia Glory dapat dilihat dari rekapitulasi absensi

karyawan pada tahun 2014 yang mana tingkat ketidakhadiran karyawan

melebihi standar yang telah ditetapkan pengelola. Kompensasi sangat

penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan hasil

kerja yang optimal. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi peningkatan

kinerja adalah kompensasi, karena kompensasi merupakan salah satu

aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan

alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja

karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari

perusahaan. Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah

bagaimana pemberian kompensasi kepada karyawan di Kebun Begonia

Glory. Kemudian, bagaimana tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia

Glory dan seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan

di Kebun Begonia Glory. Pemberian kuesioner langsung kepada

karyawan, dapat menjawab tingkat kinerja karyawan dan sebesar apa

pengaruh kompensasi yang diberikan manajemen kepada karyawan di

Kebun Begonia Glory.

(20)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah diuraikan di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pemberian kompensasi karyawan di Kebun Begonia

Glory Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimana tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory

Kabupaten Bandung Barat?

3. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di

Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pemberian kompensasi karyawan di Kebun

Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

2. Mendeskripsikan tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia

Glory Kabupaten Bandung Barat.

3. Menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di

Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu majemen sumber daya

manusia (MSDM), khususnya mengenai kompensasi dan kinerja

karyawan. Selain itu penulis juga berharap hasil penelitian ini

dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak

(21)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pemerintah

dan masyarakat. Selain itu juga penulis berharap agar penelitian ini

juga dapat bermanfaat untuk:

a. Secara praktis penulis berharap hasil penelitian ini dapat

dijadikan sumber informasi dan bahan masukan yang positif

bagi manajemen Kebun Bunga Begonia Glory untuk

peningkatan kinerja para karyawannya.

b. Sebagai syarat untuk menempuh program sarjana S-1 Non

Pendidikan Program Studi Manajemen Resort dan Leisure di

Universitas Pendidikan Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab. Sistematika yang

digunakan penulis yaitu sebagai berikut:

1. BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penulisan

dan sistematika penulisan.

2. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdapat tinjauan pustaka yaitu berisi uraian mengenai

teori – teori para ahli yang mendukung penelitian, kerangka

pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.

3. BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguaraikan metode – metode yang digunakan pada

penelitian yang meliputi lokasi penelitian, desain penelitian,

populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian,

jenis dan sumber data, pengembangan instrumen, uji validitas dan

realibilitas, serta uji asumsi klasik.

4. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai pengolahan dan hasil pembahasan

(22)

data yang di dapat melalui survey atau observasi lapangan,

wawancara, studi literatur, studi dokumentasi dan penyebaran

kuesioner.

5. BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini terdapat uraian mengenai kesimpulan penelitian dan

rekomendasi mengenai pengaruh kompensasi terhadap peningkatan

kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung

Barat.

6. DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar dari sumber – sumber yang dipakai untuk mendukung

penulisan skripsi.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di salah satu wisata alam

yang terletak di Kabupaten Bandung Barat yaitu Kebun Begonia Glory

yang beralamat di Jalan Maribaya No.120 A Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat. Untuk lebih jelasnya lokasi penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:

Sumber : http://maps.google.com/

Gambar 3.1

Denah Lokasi Kebun Begonia Glory

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah

metode desktiptif analitis dengan perhitungan kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

(24)

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

(25)

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, hlm. 72).

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode

ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai

metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic

karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga

disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan

dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan

statistik (Sugiyono, 2014, hlm. 7). Dengan menggunakan metode

penelitian deskriptif analitis ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai,

sebagai berikut:

a. Gambaran mengenai kompenasi karyawan di Kebun Begonia Glory.

b. Gambaran mengenai kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory.

Pada penelitian yang menggunakan metode deskriptif dan metode

kuantiatif ini yaitu diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh

kompensasi terhdap kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Dengan

metode deskriptif dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai

kompensasi yang diberikan manajemen Kebun Begonia Glory kepada

karyawan dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada seluruh

karyawan untuk memperoleh data yang akurat. Dengan metode kuantitatif

menghitung seberapa besar pengaruh dengan menggunakan teknik analisis

regresi sederhana dan menggunakan perhitungan software SPSS.20.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(26)

penelitian ini adalah seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory

Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

populasi merupakan keseluruhan data yang terdapat pada suatu wilayah

yang dijadikan lokasi pada penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi pada penelitian ini

adalah seluruh kayawan Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat

yang pada tahun 2015 adalah berjumlah sebanyak 29 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 81).

Dalam penelitian ini dalam pengambilan sampel, penulis memakai

teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling. Nonprobability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012, hlm. 66). Teknik yang dipakai

dalam penelitian ini yaitu teknik sampel dengan menggunakan Sampling

Jenuh. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 85) Sampling Jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30

orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan

yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel. Jadi sampel yang digunakann

dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory yang

berjumlah 29 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(27)

Variabel yang diteliti penulis dalam penelitian ini dibedakan ke

dalam 2 (dua) kategori, yaitu terdiri dari:

1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

kompensasi yang diberi simbol X. Dimana kompensasi merupakan

motivasi/dorongan pada karyawan agar mau bekerja secara optimal

dan dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih baik sehingga dapat

menambah kemauan kerja/inisiatif dan motivasi seorang karyawan

agar terciptanya suatu kinerja yang berkualitas sesuai dengan tujuan

perusahaan.

Maka dari itu, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh

Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory

Kabupaten Bandung Barat, penulis mengambil dimensi atau sub

variabel dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Gaji

b. Insentif

c. Kompensasi tidak langsung

2. Variabel tak bebas (dependent variable)

Variabel tak bebas adalah merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel tak

bebas ini sering disebut dengan variabel terikat.

Maka dari itu, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh

Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory

Kabupaten Bandung Barat, penulis mengambil dimensi atau sub

variabel dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Hasil kerja

b. Pengetahuan pekerjaan

(28)

d. Kecekatan mental

e. Sikap

f. Disiplin waktu dan absensi

Variable Independent Variable dependent

Sumber: Hasil Olahan Penulis (2015)

Gambar 3.2

Hubungan Antar Variabel

Hubungan hipotesis antara dua variabel dalam penelitian ini

berbentuk hipotesis asosiatif yang memiliki hipotesis penelitian sebagai

berikut:

Ho1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi

dengan kinerja karyawan di Kebun Bunga Begonia Glory

Kabupaten Bandung Barat.

Ho2 : Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kompensasi dengan

kinerja karyawan di Kebun Bunga Begonia Glory Kabupaten

Bandung Barat.

Secara rinci variabel – variabel tersebut dijelaskan berdasarkan sub –

sub variabel berdasarkan indikator penelitian, yang dijelaskan berdasarkan

Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator No

Item

Gaji 1. Pemberian gaji

(29)

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.

Sumber: Veithzal Rivai (2008, hlm.

360) Insentif 1. Imbalan langsung

karena

Hasil Kerja 1. Menjalankan

pekerjaan sesuai

Inisiatif 1. Dapat menangani

berbagai

Sikap 1. Memiliki etika

yang positif

(30)

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati. Pengumpulan data dilakukan untuk membuktikan hipotesis

yang sudah ditentukan sebelumnya. Instrumen data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014, hlm. 137). Wawancara yang

penulis lakukan dalam penelitian ini adalah kepada pihak manajemen dan

karyawan Kebun Begonia Glory.

2. Observasi

Observasi Lapangan, adalah teknik pengumpulan data secara

langsung dengan melakukan pengamatan ke lokasi penelitian sehingga

tahu secara detail kondisi dan gambaran umum mengenai lokasi tersebut.

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014, hlm.

145).

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

(31)

kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden

(Sugiyono, 2014, hlm. 142). Kuesioner dalam penelitian ini akan penulis

bagikan kepada seluruh karyawan Kebun Begonia Glory.

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif deskriptif.

Menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) penelitian deskriptif adalah

suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik itu fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena-fenomena buatan

manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang

satu dengan fenomena lainnya.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode

ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi dijadikan

sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode

positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini

sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah

ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.

Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut

metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan

analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2014, hlm. 7).

Jenis penelitian kuantitatif deskriptif yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat

mengenai kompensasi yang diberikan manajemen/pengelola obyek wisata

Kebun Begonia Glory kepada karyawan dengan cara menyebarkan

(32)

akurat setelah itu mendeskripsikan hasil mengenai olahan data tersebut

menjadi hasil penelitian.

2. Sumber Data

Untuk mengumpulkan data yang benar harus mempunyai

kebenaran data agar validitasnya dapat terbukti. Menurut Wardiyanta

(2006, hlm. 28) jenis data terbagi atas data primer dan data sekunder.

Maka dalam penelitian ini peneliti memakai teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Data Primer

Menurut I Gade Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013,

hlm. 88) data primer yaitu data penelitian yang didapatkan dari

sumber aslinya atau tanpa perantara.

b. Data Sekunder

Menurut I Gusti Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013,

hlm. 89) data sekunder yaitu data penelitian yang didapatkan

dengan tidak segera atau tidak langsung, dengan mewakili media

perantara atau didapatkan serta dicatat oleh pihak lain. Data

sekunder bisa berupa data-data perusahaan, data kehadiran, dan

juga data lainnya yang sudah ada di perusahaan tersebut. Berikut

Tabel 3.2 data primer dan sekunder yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini.

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Primer Sumber Data

Persepsi Pemberian Kompensasi Kuesioner Karyawan Kebun Begonia Glory

Persepsi Kinerja Karyawan Kuesioner Karyawan Kebun Begonia Glory

Profil Kebun Begonia Glory Data Pengelola Kebun Begonia Glory

Jenis Data Sekunder Sumber Data

Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke

(33)

Kabupaten Bandung Barat www.disbudparkbb.id

Data Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung Barat

Wisata Alam Jawa Barat – www.disparbud.jabarprov.go.id

Data pengelola Kebun Begonia Glory

Sumber : Hasil Olahan Penulis (2015)

G. Pengembangan Instrumen

Untuk mengukur apakah data yang diperoleh melalui kuesioner sah

digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan uji validitas dan uji

reliabilitas. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) dengan menggunakan

instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka

diharapkan penelitian akan menjadi valid dan realiabel. Jadi instrument

yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil

penelitian yang valid dan reliabel. Dibawah ini akan di jelaskan secara

rinci:

1. Pendekatan Skala Likert

Skala yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah skala

likert. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 93) skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial (variabel penelitian). Untuk mendapatkan data -

data yang berkaitan dengan kompensasi dan kinerja digunakan instrumen

berupa kuisioner yang diberikan langsung kepada seluruh karyawan di

Kebun Begonia Glory.

Skala likert digunakan didalam penelitian ini karena pembuatannya

relatif mudah dan tingkat reliabilitasnya tinggi. Dengan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

(34)

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Instrumen penelitian

yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam checklist maupun

pilihan ganda. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat

berupa kata – kata antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Skor Atas Jawaban Kuesioner

No Jenis Jawaban Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008, hlm. 133)

Karena hasil dari data yang menggunakan skala Likert merupakan

data ordinal sedangkan analisis data menggunakan regresi yang

membutuhkan data interval. Maka perlu dikonversikan terlebih dahulu.

Data ordinal yang telah didapat dikonversikan menjadi data interval

melalui alat yaitu Method Success Interval (MSI).

2. Method Success Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan

dalam operasional variabel. Oleh karena itu semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan

cara Method Success Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut menurut Al-Rasyid (1994, hlm. 131) adalah

sebagai berikut:

a.Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil

(35)

b.Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan

dilakuakan perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan

cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c.Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan.

d.Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban

pertanyaan.

e.Menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan

jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value

f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui

rumus persamaan sebagai berikut:

Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1

Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan

persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

3. Garis Kontinum

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dimana hasil dari

skala likert merupakan data ordinal. Menurut Hasan (2009, hlm. 21) data

ordinal merupakan data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun

menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau

sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.

Data ordinal tersebut selanjutnya di buat skoring yang kemudian

digambarkan melalui penggunaan tabel distribusi frekuensi untuk

keperluan menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai

objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam

interval. Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung

frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan.

Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat

garis kontinum. Setelah mengetahui skor jumlah indikator, skor tersebut

(36)

Garis kontinum penulis gunakan dalam penlitian ini untuk

mendapatkan hasil tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory

Kabupaten Bandung Barat.

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang diteliti

pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual

dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang

telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang

pengukurannnya ditentukan dengan cara:

Nilai indeks maksimum = skala tertinggi x jumlah indikator x

responden

Nilai Indeks Minimum = skala terendah x jumlah indikator x

responden

Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5

Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks

minimum, serta jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut

dimasukan kedalam gambar garis kontimun. Berikut contoh gambar garis

kontinum yang dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini:

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

Rendah Tinggi

Sumber: Sugiyono (2014, hlm.95)

(37)

Gambar 3.3 Garis Kontinum

Dimana:

a = Nilai indeks minimum

b, c, d, e = Jarak interval

f = Nilai indeks maksimum

Pada Gambar 3.3 diatas dapat dilihat hasil nilai dari garis kontinum

tersebut, apakah hasil nilai ada pada tingkat yang menunjukan rentang

angka sangat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.

4. Software SPSS 20.0

SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social

Sciences atau dalam bahasa Indonesia nya diartikan Paket Statistik untuk

Ilmu Sosial. SPSS merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki

kemampuan analisis statistic cukup tinggi serta sistem manajemen data

pada lingkungan geografis dengan menggunakan menu – menu deskriptif

dan kotak – kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami

cara pengoprasiannya. Dalam penelitian ini penulis menggunaka software

SPSS versi 20.0.

H. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 211) yang dimaksud

dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Kuesioner yang dikatakan sahih,

bila memiliki butir-butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan

dengan konsep-konsep yang diinginkan.

Menurut Singarimbun (1995, hlm. 136) untuk menentukan

kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien product

(38)

masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X)

dengan rumus:

Dimana:

r = Koefisien validitas item yang dicari

x = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

y = Skor total

∑ = Jumlah skor dalam distribusi x ∑ = Jumlah skor dalam distribusi y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n = Banyaknya responden

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya

dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel,

dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2

(signifikan 5%, n = jumlah sampel). Degree of freedom atau df dari

penelitian ini yaitu 29 (n-2 = 29-2). Untuk mengetahui r-tabel di lihat dari

r-tabel product moment karena rumus uji validitas yang di gunakan yaitu

product moment dengan signifikansi 5% atau 0,05. Menurut Santoso

(2001) dasar pengambilan keputusan untuk mengatakan sebuah angket

(instrument) dikatakan valid adalah jika nilai significant test butir

pertanyaan lebih kecil dari nilai significancy yang telah ditetapkan yaitu

0,05 (I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012, hlm. 140). Berikut

merupakan r-tabel product moment dimana df = 27.

Tabel 3.4

r-tabel product moment

N R

27 0.381

Sumber: http://rumushitung.com/

∑ ∑ ∑

(39)

Keputusan pengujian validitas karyawan Kebun Begonia Glory

adalah sebagai berikut:

a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r table

b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung r

tabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan juga dengan

bantuan SPSS for Windows versi 20.0.

a. Hasil Uji Validitas Kompensasi

Dalam penelitian ini variabel Kompensasi (X) yang terdiri dari

gaji, insentif dan kompensasi tak langsung. Proses perhitungan analisis

untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0. Hasil

analisis pada variabel kompensasi dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai

berikut: terima sesuai dengan pekerjaan yang telah saya kerjakan

0,810 0,381 Valid

4 Saya dengan mudah

mendapatkan imbalan langsung karena keberhasilan prestasi kerja yang dapat saya capai

0,552 0,381 Valid

5 Saya dengan mudah

mendapatkan bonus karena loyalitas dalam melakukan pekerjaan

0,620 0,381 Valid

6 Saya mendapatkan jatah makan dari perusahaan

0,717 0,381 Valid

7 Saya mendapatkan asuransi kesehatan dari perusahaan

(40)

8 Saya mendapatkan tunjangan

Berdasarkan hasil pengujian validitas kompensasi diatas pada

Tabel 3.5 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r

hitung lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah yaitu 0,512

dan nilai tertinggi 0,810. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa

keseluruhan butir pertanyaan variabel kompensasi dinyatakan valid dan

memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kompensasi.

b. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

Dalam penelitian ini variabel kinerja karyawan (Y) yang terdiri

dari hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap,

disiplin waktu dan absensi. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas

menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Hasil analisis pada variabel

kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

No Pernyataan rhitung rtabel Ket

1 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan

3 Saya dapat memahami tugas

dan prosedur dalam setiap

pekerjaan

0,439 0,381 Valid

4 Saya mampu membimbing rekan kerja yang sedang kesulitan dalam melakukan pekerjaan

0,683 0,381 Valid

5 Saya mampu bekerjasama dengan tim

(41)

6 Saya mampu bekerja sendiri tanpa adanya pengawasan dari atasan

melakukan pekerjaan di berbagai macam kondisi dan situasi

0,712 0,381 Valid

12 Saya bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

0,669 0,381 Valid

13 Saya selalu bersikap sopan santun terhadap rekan kerja dan atasan

17 Saya memaksimumkan waktu kerja dengan sebaik –

Berdasarkan hasil pengujian validitas kinerja karyawan pada tabel

3.6 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r hitung

lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah 0,390 dan tertinggi

(42)

pertanyaan variabel kinerja karyawan dinyatakan valid dan memenuhi

syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kinerja karyawan.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama

pula. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurannya.

Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu

koefisien reliabilitas (Jogiyanto, 2004, hlm. 132). Uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), di mana suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach

Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2013 hlm.48).

Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk menunjukan

validitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument setiap variabel

dilakukan dengan cronbach alpha coefficient, harga koefisien ini berkisar

antara 0 sampai 1, semakin besar koefisien ini maka semakin besar

keandalan alat ukur yang digunakan. Nilai yang mendekati 1 menunjukan

tingkat konsistensi yang tinggi. Rumus perhitungannya yaitu sebagai

berikut:

Dimana:

K = mean kuadrat antar subyek

= mean kuadrat kesalahan = varians total

Berikut ini merupakan hasil pengujian instrumen realibilitas

(43)

Tabel 3.7

Hasil Uji Realibilitas Variabel Kompensasi dan Kinerja Karyawan

No Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan

1 Kompensasi 0.820 0.7 Reliabel

2 Kinerja Karyawan 0.889 0.7 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian realibilitas kinerja karyawan pada

Tabel 3.7 diketahui bahwa variabel kompensasi (X) dan kinerja karyawan

(Y) menunjukan nilai Cronbach Alpha (α) berada diatas 0,7. Hasil nilai

Cronbach Alpha (α) dinyatakan reliabel apabila bernilai > 0,7. Dengan

demikian dapat penulis katakan bahwa variabel kompensasi dan variabel

kinerja karyawan dinyatakan reliabel dan memenuhi syarat sebagai alat

dalam penelitian.

I. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi

pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square

(OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan

persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal.

Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan

dalam suatu penelitian perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.

Menurtu Arikunto (1997) uji normalitas ditujukan untuk memeriksa

keabsahan sampel yang diterapkan dalam teknik statistik tertentu. Uji

normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa variabel yang

dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau distribusi normal,

sehingga sebelum dilakukan analisis data regresi perlu dilakukan uji

normalitas data pada variabel kompensasi (X) dan variabel kinerja

(44)

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov

berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a.Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data

berdistribusi normal.

b.Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak

berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas menurut Ghozali

(2013, hlm.139). Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas

dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variabel bebas dengan uji

glesjer.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas adalah dengan melakukan uji glesjer. Dasar

pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas pada uji glesjer yakni

sebagai berikut:

a. jika nilai signifikansi > 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi

heterokedastisitas.

b. jika nilai signifikansi < 0,05, kesimpulannya adalah terjadi

heterokedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t (sebelumnya) menurut Ghozali

(2013, hlm, 101). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

digunakan Uji Durbin – Watson (DW Test). Uji Durbin Watson hanya

digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

(45)

ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji

adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)

Ha : ada autokorelasi (r 0)

Tabel 3.8

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif

Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif

No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tidak Tolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali (2013, hlm. 111)

4. Uji Linearitas

Asumsi linearitas merupakan asumsi terakhir dari analisis regresi

sederhana yang peneliti bahas. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan. Menurut Purbayu Budi Santosa dan Ashari (2005, hlm. 244)

asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear,

hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear.

Pengujian pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 dengan Test for

Linearity dengan taraf sigifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan

dalam uji linearitas adalah dua variabel dikatakan mempunyai hubungan

yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.

Gambar

Tabel 1.2 tersebut memberikan informasi mengenai daftar daya
Grafik 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Kebun Begonia
Tabel 1.3     Rekapitulasi Kehadiran Karyawan di Kebun Begonia
Gambar 3.1 Denah Lokasi Kebun Begonia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut berarti bahwa pengertian barang diartikan secara luas, yaitu tidak hanya terbatas pada benda yang berwujud, melainkan termasuk benda-benda yang tidak

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

Pelayanan terbaik atau pelayanan prima pada pelanggan (excellent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Belanja Modal (BM) terhadap pertumbuhan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pembinaan cabang olahraga panjat tebing di FPTI Kota Surabaya mempunyai persentase 79% dengan kategori baik. Hal ini

Dari pengukuran kepekaan sensor terhadap asap rokok yang telah dilakukan, sensor AF 30 dapat bekerja dengan baik yaitu resistansi sensor turun pada saat asap

Mesyuarat Penilaian Bahan Tender/Sebut Harga bagi Program Penerbitan Buku Teks KBDKBT Tingkatan 5 Pembekalan Mulai Tahun 2018 (Kegunaan Mulai Tahun 2019) (12 -17) Bengkel

Jika SPP-LS Gaji dinyatakan tidak lengkap, maka PPK SKPD akan membuat Surat Penolakan Penerbitan SPM, paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-LS Gaji diterima hh. Surat