• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN MENGADAKAN VARIASI DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD SE GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN NGLUWAR KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN MENGADAKAN VARIASI DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD SE GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN NGLUWAR KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN MENGADAKAN VARIASI DENGAN MINAT BELAJAR

SISWA KELAS V SD SE GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN NGLUWAR KABUPATEN

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Indri Lestari NIM 11108241139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Dua musuh kebahagiaan manusia adalah kepedihan dan kejenuhan (Athur Schopenhauer)

Setiap perubahan meskipun perubahan yang lebih baik, pasti ada ketidak nyamanan dan ketidaknyamanan itulah yang harus diubah menjadi kenyamanan.

(Anonim)

Jika cara mengajar dan apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita hari ini sama saja dengan yang kemarin, maka kita merampas masa depan anak didik kita

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini saya persembahkan untuk: 1. Ibunda dan Ayahanda, Yuniati dan Mukijo Widodo yang tidak pernah lelah

mendoakan dan mendukung setiap langkahku. 2. Almamaterku, tempat menimba ilmu.

(7)

vii

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN MENGADAKAN VARIASI DENGAN MINAT BELAJAR

SISWA KELAS V SD SE GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN NGLUWAR KABUPATEN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi terhadap minat belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswa kelas V SD Se Gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Se Gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 109 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan instrumen berupa lembar angket keterampilan mengelola kelas, lembar angket keterampilan mengadakan variasi dan lembar angket minat belajar. Uji validitas instrumen menggunakan expert judgment dan Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment

dan korelasi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan mengelola kelas dengan minat belajar yang ditunjukkan oleh nilai r=0,457 dan P<0,05. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan mengadakan variasi dengan minat belajar yang ditunjukkan oleh nilai r=0,405 dan P<0,05. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar yang ditunjukkan oleh nilai R=0,464 dan P<0,*05 yang berarti bahwa ketiganya memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian, guru sebaiknya memperhatikan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi agar minat belajar siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam, atas limpahan nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan sahabatnya. Skripsi ini tersusun atas bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada 1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. yang telah

memberikan izin penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Ibu Hidayati, M.Hum. yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

3. Dosen Pembimbing Skripsi I, Bapak Mardjuki, M.Si. yang telah

6. Siswa-siswi kelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar yang telah bersedia meluangkan waktu.

7. Kedua orang tua tercinta, Ibu Yuniati dan Bapak Mukijo Widodo yang telah memberikan dukungan moral, kasih sayang, motivasi, dan material serta senantiasa berdoa.

8. Bapak dan Ibu Dosen FIP UNY yang telah memberikan bekal ilmu selama perkuliahan di PGSD FIP UNY.

9. Seluruh pegawai Tata Usaha dan Perpustakaan kampus di UNY yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

10.Seluruh petugas perpustakaan di BPAD DIY yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

11.Sahabat seperjuangan PGSD FIP UNY 2011 terutama Ninda, Tiwi, Dyah, Himatul, Yu’i, Puspita dan Ika.

(9)
(10)

x

1. Keterampilan Mengelola Kelas ... 8

a. Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas ... 8

b. Tujuan Mengelola Kelas ... 11

c. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas ... 13

2. Keterampilan Mengadakan Variasi ... 19

(11)

xi

b. Tujuan Keterampilan Mengadakan Variasi ... 20

c. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi ... 21

3. Minat Belajar ... 27

a. Pengertian Minat Belajar ... 27

b. Macam Minat ... 29

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 39

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 42

1. Variabel Penelitian ... 42

2. Definisi Operasional Variabel ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Instrumen Penelitian ... 44

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 46

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 50

1. Analisis Deskriptif ... 50

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 51

a. Uji Normalitas ... 51

b. Uji Linearitas ... 51

c. Uji Multikolinearitas ... 51

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 54

2. Deskripsi Data Penelitian ... 54

a. Keterampilan Mengelola Kelas ... 54

b. Keterampilan Mengadakan Variasi ... 58

c. Minat Belajar ... 62

B. Uji Prasyarat Analisis ... 67

1. Uji Normalitas ... 67

2. Uji Linearitas ... 68

3. Uji Multikolinearitas ... 69

C. Uji Hipotesis ... 69

1. Hasil Analisis Korelasi Product Moment Keterampilan Mengelola kelas (X1) dengan Minat Belajar (Y)...70

2. Hasil Analisis Korelasi Product Moment Keterampilan Mengadakan Variasi (X2) dengan Minat Belajar (Y)... ....71

3. Hasil Analisis Korelasi Ganda Keterampilan Mengelola kelas(X1) dan Mengadakan Variasi (X2) dengan Minat Belajar(Y)... ... 72

D. Pembahasan ... 73

1. Hubungan Keterampilan Mengelola Kelas dengan Minat Belajar ... 75

2. Hubungan Keterampilan Mengadakan Variasi Dengan Minat Belajar ... 77

3. Hubungan Keterampilan Mengelola Kelas dan Mengadakan Variasi dengan Minat Belajar ... 78

E. Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA... ... 84

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

*hal

Tabel 1.DaftarSD se-gugus Sultan Agung ... 39

Tabel 2.Daftar Keadaan Siswa kelas 5 SD se-gugus Sultan Agung ... 40

Tabel 3.Daftar Sampel Penelitian ... 41

Tabel 4.Kisi-kisi Lembar angket Keterampilan Mengelola Kelas...44

Tabel 5.Kisi-kisi Lembar angket Keterampilan MengadakanVariasi ... 45

Tabel 6.Kisi-kisi Lembar angket Minat Belajar Siswa ... 46

Tabel 7.Bobot Pernyataan Lembar Angket ... 46

Tabel 8.Uji Validitas Instrumen Keterampilan Mengelola Kelas ... 48

Tabel 9.Uji Validitas Instrumen Keterampilan Mengadakan Variasi ... 48

Tabel 10.Uji Validitas InstrumenMinat Belajar Siswa ... 49

Tabel 11.Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 53

Tabel 12. Kategori Keterampilan Mengelola Kelas ... 55

Tabel 13.Kategori Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar ... 56

Tabel 14.Kategori Pengembalian Kondisi Belajar ... 57

Tabel 15.Kategori Keterampilan Mengadakan Variasi ... 58

Tabel 16.Kategori Variasi Gaya Mengajar ... 60

Tabel 17.Kategori Variasi Media dan Bahan Pengajaran ... 61

Tabel 18.Kategori Variasi Pola Interaksi ... 62

Tabel 19.Kategori Minat Belajar... 63

Tabel 20.Kategori Perhatian... 64

Tabel 21.Kategori Perasaan ... 65

Tabel 22.Kategori Motif... 66

Tabel 23.Kategori Partisipasi ... 67

Tabel 24.Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 25. Hasil Uji Linieritas ... 68

Tabel 26. Hasil Uji Multikolinearitas... 69

Tabel 27. Hasil Analisis Korelasi Product Moment X1 dengan Y ... 70

Tabel 28. Hasil Analisis Korelasi Product Moment X2 dengan Y ... 71

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Skema hubungan X1, X2, dan Y ... 36

Gambar 2. GrafikPersebaran Kategori Keterampilan Mengelola Kelas ... 55

Gambar 3. Grafik Persebaran Kategori Keterampilan Mengadakan Variasi ... 59

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1: Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 87

Lampiran 2: Instrumen Penelitian ... 99

Lampiran 3: Hasil Skor Penelitian ...117

Lampiran 4: Hasil Analisis Deskriptif ...118

Lampiran 5: Hasil Uji Prasyarat Analisis...119

Lampiran 6: Hasil Uji Hipotesis ...120

Lampiran 7: Angket yang Telah Diisi Oleh Siswa ...121

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Education For All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara, Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69, dibandingkan Malaysia (65) dan Brunei (34). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih tertinggal.

Pendidikan merupakan tonggak penting bagi peradaban suatu negara. Pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa (Dwi Siswoyo, dkk, 2011:28). Potensi diri dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Pengembangan potensi diri melalui pendidikan formal yaitu di sekolah dapat dicapai dengan menciptakan suasana belajar yang optimal serta dengan proses pembelajaran yang baik dan terencana.

(17)

2

lain peserta didik, pendidik, tujuan pendidikan, materi, alat dan metode, serta lingkungan. Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan di sekolah adalah pendidik yang dalam pendidikan di sekolah di sebut dengan guru. Sementara itu kualitas guru saat ini masih menjadi salah satu masalah pendidikan di Indonesia. Berdasarkan riset World Bank tahun 2012, kualitas guru Indonesia adalah yang terendah, yaitu urutan 12 dari 12 negara Asia. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diselenggarakan Kemdikbud juga menunjukkan hal yang sama (Abdul Waidl dalam New- Indonesia, 2014).

Guru memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sebagai guru yang baik perlu menyadari bahwa setiap siswa memiliki potensi masing-masing yang sesuai dengan minat, bakat, serta kemampuan yang dimiliki. Potensi tersebut tidak semuanya dapat langsung terlihat, akan tetapi perlu digali dan disadarkan terlebih dahulu. Pengembangan potensi yang dimiliki siswa dilakukan agar siswa dapat menjadi manusia yang berprestasi serta mampu bersaing dengan dunia luar. Pengembangan potensi siswa diwujudkan dalam proses belajar mengajar.

(18)

3

keterampilan memberikan penguatan, (4) keterampilan menggunakan media dan alat pembelajaran, (5) keterampilan menyusun skenario pembelajaran, (6) keterampilan mengadakan variasi, (7) keterampilan membimbing diskusi, (8) keterampilan mengelola kelas, (9) keterampilan bertanya, dan (10) keterampilan mengevaluasi

Keterampilan dasar dalam mengajar diantaranya keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengadakan variasi. Mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang kondusif dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran tersebut. Keterampilan mengelola kelas meliputi kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan berada pada suasana belajar yang nyaman dan kondusif .

Sedangkan keterampilan mengadakan variasi ialah perubahan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa. Variasi tersebut antara lain ialah variasi dalam gaya mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran, serta variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

(19)

4

di sampingnya juga tertarik untuk ikut bercerita. Kelas menjadi ramai dan siswa yang sungguh-sungguh dalam belajar tidak dapat berkonsentrasi akhirnya juga ikut ramai. Kasus yang lainnya yaitu ketika ada kelas lain berada diluar kelas, perhatian sebagian siswa teralihkan untuk memperhatikan siswa lain yang berada diluar tersebut. Selain itu ketika siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok, susunan meja tidak diubah. Beberapa siswa tidak ikut serta dalam diskusi dan malah berkeliling bahkan berlarian mengganggu siswa lain karena tidak mendapatkan tempat duduk yang berdekatan dengan angota kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mengelola kelas belum begitu terlihat.

Selain itu, keterampilan guru dalam mengadakan variasi juga terlihat kurang. Hal ini terlihat dari penggunaan media atau alat peraga jarang dilakukan. Guru kelas menggunakan media hanya ketika sedang PKG (Penilaian Kinerja Guru) yang dilakukan satu kali dalam setiap semesternya. Pola interaksi siswa dan guru juga terlihat monoton. Guru hanya menjelaskan materi kemudian memberikan tugas. Suara atau intonasi pada saat menjelaskan pun kurang bervariasi dan tidak terlihatadanya penekanan pada hal-hal yang dianggap penting. Selain itu metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas pun selalu sama, tidak terlihat variatif. Sering kali guru hanya duduk di meja guru dan kurang memperhatikan aktivitas yang dilakukan siswa di kelas.

(20)

5

yang sama, beberapa siswa terlihat berminat dalam belajar. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas. Beberapa siswa malah menyibukkan diri dengan menggambar pada buku tulisnya. Timbulnya gangguan di kelas juga membuat siswa enggan untuk melanjutkan belajar dan malah bercanda dengan teman sebangkunya.Sebagian besar siswa menganggap belajar merupakan beban, bukan sebagai aktivitas yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasidengan minat belajar siswa kelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang ditunjukkan oleh posisi

Education Development Index yang dikeluarkan oleh UNESCO.

2. Rendahnya mutu guru yang ditunjukkan dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diselenggarakan oleh Kemdikbud.

(21)

6 C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, dengan melihat keterbatasan pengetahuan penulis serta keterbatasan waktu, maka penulis membatasi penelitian ini pada hubunganketerampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswa kelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut.

1. Adakah hubungan keterampilan mengelola kelas dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016?

2. Adakah hubungan keterampilan mengadakan variasi dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016?

3. Adakah hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(22)

7

2. Mengetahui hubungan keterampilan guru dalam mengadakan variasi dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016.

3. Mengetahui hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat praktis

Manfaat penetitian ini ialah memberikan wawasan bagi guru mengenai hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswa.

2. Manfaat teoritis

(23)

8 terdapat dua kemampuan pokok yang harus dikuasai guru/ pendidik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu dibidang ilmu yang diampu (what to teach) dan menguasai metode mengajar (how to teach). Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) termasuk dalam kemampuan pokok kedua.

Turney dalam Abdul Majid (2013 : 233) mengemukakan delapan keterampilan dasar mengajar sebagai berikut:

1) Keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut;

2) Keterampilan memberikan penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian; 3) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang

mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar; 4) Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk

merefleksi segala informasi sesuaidengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada masa awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan;

5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis;

(24)

9

7) Keterampilan mengelola kelas, mencakup keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan serta pengendalian kondisi belajar yang optimal;

8) Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan.

Mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru. Guru selalu mengelola kelas dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yakni kata pengelolaan dan kata kelas. Kata pengelolaan memiliki makna sama dengan kata manajemen yang berarti seni dan ilmu, perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Manulang dalam Suwardi , 2007: 107). Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni yang didalamnya terdapat kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengontrolan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien ( Tim Dosen AP, 2011: 78).

(25)

10

Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain, 2006:173). Keterampilan yang dimaksud adalah kegiatan- kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar mengajar yang optimal misalnya, menghentikan perilaku siswa yang menyimpang, pemberian hadiah bagi siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik, atau penetapan aturan di kelas dengan kesepakatan bersama.

Mengelola kelas dengan baik berarti akan membantu kelancaran proses pembelajaran di kelas. Guru selalu berupaya untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal di kelas yaitu lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya. Siwa diharapkan dapat menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas untuk aktivitas belajar dari pada melakukan kegiatan lain yang tidak berorientasi pada tujuan pembelajaran yang dilakukan. Selain menciptakan guru juga berusaha untuk memelihara dan mengembalikan kondisi belajar di kelas apabila terjadi gangguan

(26)

11

dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, juga bersifat represif yang berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian keterampilan mengelola kelas yaitu kemampuan guru dalam mengendalikan kelas yang berupa pencegahan dengan menciptakan kondisi belajar yang optimal dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ketika terdapat gangguan. Keterampilan ini penting untuk dimiliki oleh setiap guru. Pengelolaan kelas yang baik akan berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran. b. Tujuan Mengelola Kelas

Setiap tindakan yang dilakukan guru di kelas memiliki tujuan. Misalnya, seorang guru tiba-tiba saja merubah tempat duduk siswa. Tujuan dari tindakan guru tersebut yaitu untuk mengganti suasana kelas atau untuk melakukan suatu kegiatan diskusi kelompok. Contoh yang lain yaitu seorang guru berjanji pada siswanya untuk memberikan nilai tambahan bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Hal ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Setiap tindakan yang dilakukan guru di kelas memiliki tujuan, begitu pula dengan pengelolaan kelas.

(27)

12

penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa ( Sudirman N dalamSyaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain, 2006 :178)

MenurutJ.J Hasibuan dkk dalam Suwarna dkk (2006:84), tujuan keterampilan mengelola kelasadalah sebagai berikut.

1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan pembelajaran.

2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan.

3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.

(28)

13

c. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas

Komponen keterampilan dalam mengelola kelas pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian, yaituketerampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

1) Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal (Preventif)

Keterampilan mengelola kelas berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini dilakukan sebelum timbul gangguan didalam kelas atau dengan kata lain untuk mencegah timbulnya gangguan. Keterampilan untuk menciptakan kemudian memelihara kondisi belajar agar selalu optimal. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ini meliputi:

a) Sikap tanggap

(29)

14

Bahri Djmarah dan Aswan Zain (2006:188), sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

(1) Memandang Secara Seksama

Memandang secara seksama dapat mengudang dan melibatkan siswa kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan. Cara ini juga dapat menunjukkan adanya kesan bahwa guru benar-benar memperhatikan dan peduli terhadap siswanya.

(2) Gerak mendekat

Gerakan guru dalam mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak mendekati tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman. Gerak mendekati ini hendaknya dilakukan secara wajar.

(3) Memberi pernyataan

(30)

15

(4) Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakutan

Gangguan di dalam kelas selalu ada. Hal ini perlu disadari guru dan tidak boleh dibiarkan. Teguran perlu dilakukan guru untuk mengembalikan keadaan kelas. Teguran guru menandakan bahwa guru selalu ada dan memperhatikan. Teguran hendaknya diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.

b) Membagi perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang sedang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara visual dan secara verbal (Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, 2006:188). Pertama,

(31)

16 c) Pemusatan perhatian kelompok

Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan apabila guru mampu memusatkan perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok. Menurut Abdul Majid (2013:250), pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda dan menuntut tanggung jawab. Memberikan tanda, misalnya dengan membuat atau menciptakan suasana tenangsebelum menyampaikan materi atau memberikan topik untuk dipelajari.

d) Memberikan petunjuk yang jelas

Sesering mungkin guru memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak ada yang kebingungan. Guru harus pandai dalam menggunakan kalimat perintah dalam setiap tugas yang diberikan pada siswa baik itu lisan maupun tertulis. Kalimat petunjuk dan arahan yang jelas sangat dibutuhkan misalnya dalam memberikan tugas untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara mandiri maupun berkelompok.

e) Menegur

(32)

17

mengungkapkan bahwa dalam memberikan teguran hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1) Tegas dan jelas, serta tertuju kepada siswa yang melakukan penyimpangan atau pelanggaran tingkah laku. 2) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan

sehingga tidak mengganggu kondisi psikologis siswa. 3) Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang

berkepanjangan. f) Penguatan

Penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul, bertujuan untuk menanggulangi siswa yang mengganggu atau tidak melakukan tugas.

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal lebih menekankan pada kehadiran guru di dalam kelas. Meyakinkan siswa bahwa guru di dalam kelas tersebut hadir untuk mengawasi, memimpin, membimbing, serta membantu siswa dalam belajar. Keterampilan ini dapat dikatakan berhasil apabila tercipta rasa saling menghormati dan menghargai diantara siswa dan guru.

2) Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembalian Kondisi Belajaryang Optimal (Represif)

(33)

18

dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Ketika terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang meskipun guru telah melakukan tindakan yang sesuai, guru dapat meminta bantuan pada orang lain untuk mengatasinya. Orang lain yang dimaksud disini adalah kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.

Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk melakukan tindakan terhadap gangguan yang terus menerus ditimbulkan oleh tingkah laku siswa. Strategi tersebut adalah sebagai berikut.

a) Modifikasi tingkah laku, yaitu merupakan usaha untuk menerapkan prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia ( Bootzin dalam Abdul Majid, 2013:250)

b) Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas, memelihara dan memulihkan semangat anak didik serta menangani konflik yang timbul.

(34)

19

patuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

Berdasarkan uraian di atas, keterampilan mengelola kelas terdiri dari dua komponen. Pertama, komponen yang bersifat preventif yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Kompenen ini terdiri dari sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, teguran dan penguatan. Kedua, komponen yang bersifat represif yaitu keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.Keterampilan ini meliputi modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok, serta menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.

2. Keterampilan Mengadakan Variasi

a. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi juga merupakan salah satu dari keterampilan dasar yang telah di uraikan di awal. Pengertian variasi menurut KBBI Online yaitu tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semulai atau dapat pula diartikan sebagai selingan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tindakan ataupun keadaan yang berbeda dari tindakan atau keadaan yang biasanya ada.

(35)

20

dalam Suwarna,dkk , 2006:84). Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan pola interaksi.

Berdasarkan uraian di atas, keterampilan mengadakan variasi ialah kemampuan guru untuk mengadakan perubahan dalam pembelajaran. Perubahan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.

b. Tujuan Keterampilan Mengadakan Variasi

Pembelajaran akan lebih menarik apabila penuh dengan variasi. Hal-hal yang baru di dalam pembelajaran dapat memunculkan perhatian pada siswa.Tujuan keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut.

1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran

2) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik (Suwarna,dkk. 2006:85)

(36)

21

menarik, dan (3) memotivasi pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan keterampilan mengadakan variasi ialah untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan hidup serta meningkatkan motivasi siswa. Variasi diakukan untuk mengurangi kejenuhan dengan memberikan suasana belajar yang baru c. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

Sebelum membahas mengenai komponen keterampilan mengadakan variasi ada baiknya untuk memahami prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi terlebih dahulu. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengadakan variasi menurut Marno dan M. Idris (2010: 142) adalah sebagai berikut.

1) Relevan dengan tujuan pembelajaran bahwa variasi mengajar digunakan untuk menunjang tercapainya kompetensi dasar.

2) Kontinu dan fleksibel, artinya variasi digunakan secara terus menerus selama KBM dan fleksibel sesuai kondisi.

3) Antusiasme dan hangat yang ditunjukkan guru selama KBM berlangsung.

4) Relevan dengan tingkat perkembangan siswa.

(37)

22

mengajar, (2) variasi media dan bahan pengajaran, dan (3) variasi pola interaksi.

Setiap komponen memiliki peran dan penggunaan yang berbeda sesuai dengan aturannya masing-masing. Berikui ini adalah uraian masing-masing dari komponen keterampilan mengadakan variasi.

1) Variasi dalam gaya mengajar

Setiap guru memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda. Setiap gaya mengajar memiliki kelemahan dan kelebihan, sehingga tidak ada gaya mengajar yang mutlak benar. Variasi gaya mengajar dilakukan untuk melengkapi kekurangan atau kelemahan dari gaya mengajar yang satu dengan yang lainnya. Variasi gaya mengajar meliputi beberapa komponen keterampilan yang mencakup hal-hal sebagai berikut.

a) Variasi suara

(38)

23

menghilangkan kesan monoton serta menimbulkan kesan khusus atas konsep dan masalah yang perlu diperhatikan oleh siswa.

b) Variasi mimik dan gestur (gerak)

Kesan antusiasme guru dapat dimunculkan dengan membuat variasi mimik dan gestural. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerak badan adalah aspek yang sangat pentingdalam berkomunikasi. Hal ini digunakan untuk menarik perhatian dan menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.

c) Perubahan posisi

Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan mendekat atau menjauh, ke kanan atau ke kiri dari arah siswa. Perubahan posisi diperlukan guru untuk menguasai kelas. Guru dengan segera dapat mengamati perubahan-perubahan suasana belajar anak.

d) Kesenyapan (diam sejenak)

(39)

24 e) Pemusatan perhatian

Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dengan gaya bahasa sesuai kebutuhan siswa. Pemusatan perhatian antara lain dapat dilakukan dengan beberapa teknik sebagai berikut.

(1) Meminta siswa untuk memperhatikan, “coba perhatikan...”.

(2) Mengatur tekanan suara, yang bermakna permu mendapat perhatian.

(3) Menunjukkan pengetahuan/konsep yang penting. (4) Menggaris bawahi konsep yang penting.

(5) Pengulangan pengungkapan. 2) Variasi media dan bahan pengajaran

Setiap siswa memiliki kemampuan indra yang tidak sama, untuk itu kecenderungan gaya belajar yang dimikiki pun tidak sama. Ada siswa yang suka belajar dengan membaca, ada pula siswa yang lebih mudah memahami sesuatu dengan mendengar. Keberagaman ini lah yang mendorong guru untuk menggunakan berbagai media dalam melakukan pembelajaran.

(40)

25 a) Variasi media pandang (visual)

Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, misalnya buku, majalah, peta, gambar, dan lain-lain. Menurut Abdul Majid (2013: 271), penggunaan media pandang memiliki keuntungan sebagai berikut.

(1) Membantu secara konkret konsep berfikir dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat.

(2) Memiliki perhatian speserta didik secara potensial pada tingkat yang tinggi.

(3) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik.

(4) Mengembangkan cara berfikir berkesinambungan, sepertihalnya dalam film.

(5) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain.

(6) Memberi frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar. b) Variasi media dengar (audio)

(41)

26

c) Variasi media yang dapat didengar, dilihat, dan diraba ( audio-visual aids)

Media ini merupakan jenis media yang tingkatnya peling tinggi karena melibatkan semua indra. Media yan seperti inilah yang sangat dianjurkan dalam pelaksanaan pembelajaran mengingat kemampuan siswa dalam menggunakan indra yang bermacam-macam. Contoh media ini antara lain yaitu film,

televisi, radio, dan slide projector.

d) Variasi media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)

Media jenis ini termasuk media yang akan mampu menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara individu maupun kelompok. Contoh dari media ini adalah boneka, patung, topeng, wayang, dan lainnya yang dapat digunakan oleh siswa untuk diraba, deperagakan atau dimanipulasi.

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

(42)

27

menurut Abdul Majid (2013: 273) meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/ bahan yang memerlukan penataan khusus.

Berdasarkan uraian diatas, variasi mengajar meliputi variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan pelajaran, serta variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi variasi suara guru, mimik dan gestur, perubahan posisi, kesenyapan, dan pemusatan perhatian. Variasi media dan bahan pengajaran meliputi vasiasi pada media pandang, mrdia dengar, media yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan.Sedangkan variasi pola interaksi yaitu variasi yang dilakukan dalam berkomunikasi antara guru dengan siswa.

3. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah(2008 : 191) adalah suatu rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minat.

(43)

28

Sukardi dalam Ahmad Susanto (2013 : 57) menjelaskan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu rasa tertarik atau rasa senang, perhatian, dan kebutuhan. Minat timbul karena perasaan senang untuk berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada jenis-jenis kegiatan tertentu.

Moh. Uzer Usman (2006:27) menjelaskan bahwa minat merupakan salah satu faktor terpenting dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Minat akan mempengaruhi perilaku seseorang. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan mau melakukan hal-hal yang diminatinya tersebut. Minat akan berlangsung lama pada diri siswa, tidak seperti perhatian yang hanya sesaat.

Minat muncul dari masing-masing individu ketika dihadapkan pada beberapa pilihan terhadap benda, aktivitas atau hal tertentu untuk menentukan salah satu sebagai pilihannya. Seseorang yang menginginkan prestasi dalam bidang tertentu, pasti memiliki minat yang tinggi pada bidang tersebut.

(44)

29

Berdasarkan uraian tersebut, minat dapat diartikan sebagai rasa ketertarikan pada sesuatu dan sesuatu tersebut dapat menimbulkan rasa senang. Sedangkan minat belajar yaitu ketertarikan siswa terhadap belajar, baik secara khusus maupun secara umum. Secara khusus maksudnya ialah ketertarikan siswa pada salah satu atau beberapa objek dalam belajar, misalnya minat pada mata pelajaran IPA. Secara umum yaitu, minat atau ketertarikan siswa pada seluruh aktivitas belajar.

b. Macam Minat

Rosyidah dalam Ahmad Susanto (2013 : 60) mengungkapkan bahwa minat yang timbul pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama,

(45)

30

pencaharian sebagai pegawai pabrik maka sebagian besar generasi yang ada tertarik atau berminat untuk mengikutinya.

Sedangkan Gagne dalam Ahmad Susanto (2013 : 60) juga membedakan sebab timbulnya minat pada diri seseorang menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan timbul secara spontan tanpa ada pengaruh dari luar. Minat terpola adalah minat yang timbul karena adanya pengaruh dari kegiatan yang terencana dan terpola. Minat terpola misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, timbulnya minat dibedakan menjadi dua macam, yakni minat yang berasal dari dalam diri seseorang atau alami dan minat yang timbul karena pengaruh dari luar diri seseorang. c. Ciri-Ciri Minat

Elizabeth Hurlock dalam Ahmad Susanto (2013 : 62) mengemukakan terdapat tujuh ciri minat, namun masing-masing ciri tidak dibedakan antara ciri minat dalam macam-macam minat yang telah dijelaskan di atas. Ciri-ciri minat adalah sebagai berikut.

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.

2) Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang. 3) Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar

merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya.

(46)

31

5) Minat dipengaruhi oleh budaya. Budaya sangat mempegaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur.

6) Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya.

7) Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

Berdasarkan uraian diatas, minat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu perkembangan mental, fisik, budaya dan kesempatan yang dimiliki.Minat dapat timbul, berkembang, atau sebaliknya dapat berkurang atau mengalami kemunduran.

d. Unsur Minat Belajar

(47)

32

Slameto (2010:58) mengemukakan bahwa siswa yang berminat dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus,

2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lain.

5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Berdasarkan ciri-ciri minat belajar di atas, maka unsur minat belajar dalah sebagai berikut.

1) Perhatian

Perhatian ialah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar (Sardiman, 2007:45). 2) Perasaan

(48)

33

perasaan rohaniah merupakan perasaan tingkat tinggi, yaitu perasaan intelektual. Perasaan rohaniah misalnya merasa senang bila lulus ujian, perasaan keindahan, perasaan sosial, perasaan keasusilaan, perasaan keagamaan, dan perasaan harga diri.

Kegembiraan bersifat menggiatkan, sedangkan kekecewaan melembekkan, melemahkan (Sumadi Suryabrata, 2008:70). Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan merasa senang untuk belajar dan akan lebih giat untuk belajar.

3) Motif

Motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang yang terdapat dari dalam diri organisme yang menyebabkan organisme tersebut bertindak atau berbuat ( Abu Ahmadi, 2009: 157). Pengertian lain dari motif yaitu dorongan yang datang dari dalam diri untuk berbuat. Dorongan tersebut tertuju pada suatu tujuan tertentu.

Setiap manusia memiliki motif dasar, motif untuk kelangsuangan hidup manusia yaitu motif biologis. Manusia juga merupakan makhluk sosial, motif untuk mengadakan hubungan dengan orang lain yaitu mitif sosiologis. Menurut Woodworth dan Marquis dalam Abu Ahmadi (2009:139), motif dapat dibedakan sebagai berikut.

(49)

34

b) Motif darurat(emergency motives), yaitu merupakan motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena keadaan sekitar menuntutnya, misalnya motif untuk melarikan diri dari bahaya, motif melawan, motif untuk mengatasi rintangan-rintangan, motif untuk bersaing.

c) Motif objektif (obyective motives),yaitu merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang maupun benda-benda misalnya motif eksplorasi, motif manipulasi, minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Apabila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu maka perhatiannya dengan sendirinya tertarik pada objek tersebut.

4) Partisipasi

Partisipasi yang dimaksud disini ialah keikutsertaan siswa dalam berbagai kegiatan belajar. Keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan minat siswa terhadap belajar. Siswa yang lebih aktif di kelas menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki minat belajar yang tinggi. Keaktifan antara lain ditunjukkan dengan bertanya kepada guru apabila ad hal yang kurang dipahami, menyampaikan pendapat, mengerjakan tugas dengan semangat, mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu, aktif dalam melakukan pekerjaan kelompok, dan lain sebagainya.

(50)

35 B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan keterampilan mengelola kelas dengan minat belajar siswa Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan yang membantu guru dalam menjaga kondisi dan suasana belajar yang kondusif di dalam kelas. Keterampilan ini diperlukan untuk menghindari dan mengatasi apabila terdapat gangguan di dalam kelas serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila kelas dalam keadaan yang kondusif, maka guru akan lebih mudah untuk mendapatkan minat belajar siswa. Siswa akan memperhatikan pelajaran dengan baik.

Kondisi kelas yang baik dapat menjaga perhatian siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Suasana belajar yang menyenangkan membuat siswa merasa senang untuk belajar tanpa danya paksaan. Perhatian dan perasaan senang inilah yang menunjukkan minat siswa dalam belajar. Keterampilan mengelola kelas berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang positif keterampilan mengelola kelas dengan minat belajar siswa.

2. Hubungan keterampilan guru dalam mengadakan variasi dengan minat belajar siswa

(51)

36

bosan tersebut telah hilang, maka akan menumbuhkan motif belajar pada siswa. Adanya motif untuk belajar akan berdampak pada timbulnya minat siswa dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif keterampilan guru dalam mengadakan variasi dengan minat belajar siswa.

3. Hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswa

Keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi sangat diperlukan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Keduanya berpengaruh terhadap kondisi dan suasanya belajar di kelas. Kondisi dan suasana belajar yang baik menumbuhkan minat siswa untuk belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positifketerampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar siswa.

X1

X2

Y

Keterangan:

X1= keterampilan guru dalam mengelola kelas X2= keterampilan guru dalam mengadakan variasi Y = minat belajar siswa

(52)

37 C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antaraketerampilan mengelola kelas dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antaraketerampilan mengadakan

variasi dengan minat belajar siswakelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan mengelola

(53)

38 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang di ambil berupa angka-angka dan menggunakan pengolahan statistik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 53) yang menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif didasari oleh oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi obyektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik dan struktur.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian korelasi. Korelasi berarti hubungan timbal balik (Sutrisno Hadi, 2015:353). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengadakan variasi dengan minat belajar. Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dengan satu variabel terikat, sehingga termasuk dalam korelasi ganda (multiple correlation).

C. Waktu dan TempatPenelitian

(54)

39 D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se-gugus Sultan Agung yang terdiri dari 7 sekolah. Berikut ini adalah daftar sekolah dasar yang ada padagugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar.

Tabel 1. Daftar SD se-gugus Sultan Agung

No Nama Sekolah Alamat

4. SD Negeri Ngluwar 2 Gedog, Ngluwar, Magelang 5. SD Negeri Ngluwar 3 Karangkopek, Ngluwar, Magelang 6. SD Negeri Pakunden 1 Jetis, Pakunden, Ngluwar,

Magelang

7. SD Negeri Pakunden 2 Pakunden, Pakunden, Ngluwar, Magelang

Sumber: Data UPT Ngluwar

2. Sampel Penelitian

(55)

40

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling karena tidak semua individu dalam populasi diberi peluang untuk menjadi sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2015:63), yang menyebutkan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Ukuran sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui perhitungan dengan rumus Isaac dan Michael.

Tabel 2. Daftar Keadaan Siswa kelas 5 SD se-gugus Sultan Agung No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SD Negeri Somokaton 1 22

2. SD Negeri Somokaton 2 20

3. SD Negeri Ngluwar 1 37

4. SD Negeri Ngluwar 2 30

5. SD Negeri Ngluwar 3 16

6. SD Negeri Pakunden 1 5

7. SD Negeri Pakunden 2 22

Jumlah 152

Sumber: Laporan PPDB UPT Ngluwar Tahun 2015

Rumus Isaac dan Michael

(56)

41

s= jumlah sampel

Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan (Derajat kebebasab 1% dan kesalahan 5%= 3,841)

Jumlah populasi P = Peluang benar (0.5) Q = peluang salah (0,5)

= perbedaan antara rata-rata sampel dan rata-rata populasi (0,05)

(Sugiyono, 2015:69)

108,92388 dibulatkan menjadi 109

(57)

42

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Obyek atau variabel pada penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu variabel bebas ( X1 dan X2 ) dan variabel terikat (Y). Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent variable, sedangkan variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat disebut variabel terikat atau dependent variable (Sugiyono, 2012: 4 ). Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah keterampilan mengelola kelas (X1) dan keterampilan mengadakan variasi (X2). Sedangkan variabel terikatnya yaitu minat belajar siswa (Y). Demikian dapat dikatakan sebagai paradigma ganda dengan dua variabel independen, dimana dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.

Ketiga variabel di atas, masing-masing diteliti hubungan antara variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Variabel X1 dihubungkan dengan variabel Y, variabel X2 dihubungkan dengan variabel Y dan secara bersama-sama dengan variabel X1 dan X2 dihubungkan dengan variabel Y.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Keterampilan Mengelola Kelas (X1)

(58)

43

kondisi belajar yang optimal serta keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal apabila terjadi gangguan.

b. Keterampilan Mengadakan Variasi ( X2)

Keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan guru dalam mengadakan perubahan dalam proses kegiatan. Variasi ini diadakan dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa dan mengurangi kejenuhan serta kebosanan. Variasi tersebut meliputi variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan pengajaran, serta variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

c. Minat Belajar ( Y )

Minat belajar yaitu ketertarikan siswa terhadap belajar. Siswa yang memiliki minat belajar akan merasa senang dalam mengikuti aktivitas belajar tanpa adanya paksaan untuk melakukannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2007:100). Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan ialah angket.

(59)

44

yaitu pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pernyataan-pernyataan tersebut.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis (Suharsimi Arikunto, 2007:101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket.

Lembar angket dalam penelitian ini ada tiga, yaitu lembar angket keterampilan guru dalam mengelola kelas, lembar angket keterampilan guru dalam mengadakan variasi mengajar dan lembar angket minat siswa dalam belajar di dalam kelas. Berikut kisi-kisi lembar angket:

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Angket KeterampilanMengelola Kelas Variabel Sub variabel Indikator Nomor

(60)

45

(61)

46

Tabel 6. Kisi-kisi Lembar Angket Minat Belajar Siswa

Variabel Sub variabel Indikator Nomor pernyataan

Minat belajar menggunakan skala empat dengan pilihan jawaban yang disediakanadalah selalu (SL), sering (SRG), kadang-kadang (KDG), dan tidak pernah (TP). Berikut bobot pernyataan keaktifan belajar siswa:

Tabel 7. Bobot Pernyataan Lembar Angket

Pernyataan Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(62)

47

adalah siswa kelas V SDN Blonkeng 1 Kecamatan Ngluwar dengan jumlah 22 subjek.

1. Uji Validitas

Validitasadalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Suharsimi Arikunto, 2007:167). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiyono (2012:348), instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan penilaian ahli (experts judgement) dan analisis butir pernyataan. Butir-butir pernyataan dalan instrumen penelitian ini telah dikonsutasikan pada validator dan dinyatakan valid. Analisis butir pada instrumen penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson yang diolah dengan bantuan program SPSS 16. Validitas butir item digunakan taraf siginifikansi 5 % (0,05). Artinya suatu butir item dikatakan valid jika koefisien korelasi yang diperoleh (rb) lebih besar atau sama dengan angka korelasi dalam tabel (rt) pada taraf signifikansi 5 %. Sebaliknya jika (rb) lebih kecil dari (rt) maka butir tersebut tidak valid.

(63)

48

dan 15 butir pernyataan tidak valid. Variabel keterampilan mengadakan variasi sebanyak 20 butir pernyataan valid dan 16 butir pernyataan tidak valid. Sedangkan variabel minat belajar siswa butir pernyataan valid sejumlah 20 dan 8 butir pernyataan lainnya tidak valid. Rincian butir pernyataan yang valid dan tidak valid dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 8. Uji Validitas Instrumen Keterampilan Mengelola Kelas Sub variabel Indikator No. Butir

valid

Membagi perhatian 7,9,11 8,10

Pemusatan perhatian kelompok

12,13,14 15

Memberikan petunjuk 17,19 16,18

Menegur .22,24 20,21,23

Memberikan penguatan 25,26,27,28 -

Pengembalian

Modifikasi tingkah laku 29,31 30,32 Pendekatan pemecahan

Tabel 9. Uji Validitas Instrumen KeterampilanMengadakan Variasi Sub

Perubahan posisi 8,9,10 11

Kesenyapan 12 13

Pemusatan perhatian 14,16 15

(64)

49

Variasi pola interaksi 28,30,35 29,31,32,33,34,36

Jumlah 20 16

Tabel 10. Uji Validitas Instrumen Minat Belajar Siswa Sub

variabel Indikator No. Butir valid

No. Butir tidak valid Perhatian Perhatian dalam kegiatan

belajar

1,3,4,6,7 2,5

Perasaan Merasa senang dalam belajar

9,10,11,12,13,14 8 Motif Keinginan untuk belajar 18,19,20 15,16,17 Partisipasi Mengikuti setiap

kegiatan belajar

21,22,23,24,25,26 27,28

Jumlah 20 8

2. Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan instrumen skala dan memiliki rentang skor 1 sampai dengan 4 sehingga dalam pengujian reliabilitas dihitung dengan rumus alpha cronbachdan diolah dengan bantuan program SPSS 16.

Interprestasi koefisien alpha (r11) menurut Suharsimi Arikunto (2002:245), digunakan kategori di bawah ini.

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : Cukup

(65)

50

Hasil uji reliabilitas yang dilaksanakan di SDN Blongkeng 1 pada tanggal 31 Agustus 2015 diperoleh nilai koefisien reliabilitas untuk instrumen keterampilan mengelola kelas sebesar 0,908. Nilai koefisien reliabilitas untuk instrumen keterampilan mengadakan variasi sebesar 0,849 dan instrumen minat belajar siswa sebesar 0,874. Ketiga instrumen tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang berada pada interval 0,800 – 1.00 dengan kategori sangat tinggi sehingga instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dari penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel. Analisis data yang dimaksud meliputi pengujian mean, median, modus dan simpangan baku (SD) yang dihitung dengan bantuan program SPSS 16 serta tabel distribusi frekuensi dan histogram. Tabel distribusi frekuensi disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga jika disajikan menggunakan tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif (Sugiyono, 2015:32). Adapun rumus pengkategorian adalah sebagai berikut ini:

a. Kategori sangat tinggi dengan interval X (Mean + 1,5 SD)

b. Kategori tinggi dengan interval (Mean + 0,5 SD) X (Mean + 1,5 SD)

(66)

51

d. Kategori rendah dengan interval (Mean - 1,5 SD) X (Mean - 0,5 SD)

e. Kategori sangat rendah dengan interval X (Mean - 1,5 SD) Keterangan:

Mean (ideal) = x (Skor maksimum + skor minimum) SD (ideal) = x (Skor maksimum – skor minimum) 2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Normalitas diuji menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%yang diolah dengan bantuan program SPSS 16. Data dapat dikatakan terdistribusi normal jika taraf signifikansi (p) > 5% atau 0,05.

b. Uji Linieritas

(67)

52

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah korelasi antar variabel bebas, karena pada analisis regresi seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Uji ini dihiting dengan rumus Collinierity Diagnostics dengan bantuan program SPSS 16. Uji ini dikatakan tidak terjadi multikolinearitas apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0.10.

3. Pengujian Hipotesis

Teknik analisis pengujian yang digunakan adalah analisis korelasi

product momentdan korelasi ganda. Alasan menggunakan teknik ini karena dalam penelitian ini hubungan antara variabel bebasdan terikat, dimana variabel bebasnya lebih dari satu.

Adapun pengujian hipotesis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi ganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis 1 dan 2

(68)

53 b. Pengujian Hipotesis 3

Hipotesis ketiga merupakan hipotesis yang menunjukkan hubungan ganda sehingga untuk menguji hipotesis 3 digunakan teknik analisis korelasi ganda dua variabel bebas, yaitu untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel bebas (X1 dan X2) secara bersama-sama/simultan dengan variabel terikat (Y). Uji hipotesis 3 dilakukan dengan menggunakan rumus regression yang dihitung dengan bantuan program SPSS 16.

Menurut Sugiyono (2015:231), untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel ketentuan di bawah ini : Tabel 11. Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 - 1.00 Sangat Kuat

0.60 - 0.799 Kuat

(69)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar. Lokasi penelitian berada pada tiga kelurahan yaitu Kelurahan Somokaton, Pakunden, dan Ngluwar Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD se-Gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang yang terdiri dari SDN Somokaton 1, SDN Somokaton 2, SDN Ngluwar 1, SDN Ngluwar 2, SDN Ngluwar 3, SDN Pakunden 1 dan SDN Pakunden 2. Populasi dari penelitian ini berjumlah 152 siswa dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 109 siswa.

2. Deskripsi Data Penelitian

Data pada penelitian ini diperoleh dari lembar angket keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variadi dan minat belajar. Data tersebut selanjutnya dianalisis deskriptif untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing variabel.

a. Keterampilan Mengelola Kelas

(70)

55

mean ideal diperoleh sebesar 65 dan SD ideal sebesar 13. Data yang diperoleh kemudian didistribusikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Kategori Keterampilan Mengelola Kelas No. Kategori Kategori Skor Frekuensi Rentang

Skor (%)

Sebaran dari masing-masing kategori keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Persebaran Kategori Keterampilan Mengelola Kelas

Hasil analisis data diperoleh rata-rata (mean) sebesar 80,79, nilai modus sebesar 96,75, nilai median sebesar 79, dan standar deviasi (SD) sebesar 14,66. Berdasarkan tabel di atas,siswa sebanyak 37,62 % (41 siswa) menyatakan bahwa keterampilan mengelola kelas yang dimiliki oleh guru sangat tinggi, 33,94% (37 siswa) menyatakan tinggi, 23,85% (26 siswa) menyatakan sedang dan sebesar 4,59% (5 siswa) menyatakan rendah. Sedangkan untuk kategori sangat rendah sebesar

(71)

56

0% (0 siswa). Nilai rata-rata (mean) sebesar 80,79 berada pada kategori tinggi.Hal ini menunjukkan bahwa nilai keterampilan mengelola kelas di kelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar tinggi.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dideskripsikan kembali perolehan nilai pada masing-masing sub variabel keterampilan mengelola kelas. Berikut ini adalah hasil analisis deskripsi pada masing-masing sub variabel keterampilan mengelola kelas.

1) Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar

Data tentang penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar diperoleh melalui lembar angket yang diisi oleh 109 responden. Instrumen terdiri dari 18 pernyataan dengan rentang skor 1 sampai 4. Skor maksimal yang diperoleh adalah 72 sedangkan skor minimal adalah 18 sehingga mean ideal yang diperoleh adalah 45 dan SD ideal sebesar 9. Data yang diperoleh kemudian didistribusikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 13. Kategori Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar No

. Kategori Kategori Skor Frekuensi

Rentang

(72)

57

(SD) sebesar 9,96. Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata sebesar 56,37 berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mengelola kelas yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal di kelas V SD se gugus Sultan Agung Kecamatan Ngluwar tinggi.

2) Pengembalian Kondisi Belajar

Data tentang pengembalian kondisi belajar diperoleh melalui lembar angket yang diisi oleh 109 responden. Instrumen terdiri dari 8 pernyataan dengan rentang skor 1 sampai 4. Skor maksimal yang diperoleh adalah 32 sedangkan skor minimal adalah 8 sehingga mean ideal yang diperoleh yaitu 20 dan SD ideal sebesar 4. Data yang diperoleh kemudian didistribusikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Kategori Pengembalian Kondisi Belajar No. Kategori Kategori Skor Frekuensi Rentang

Skor (%)

Gambar

Tabel 1. Daftar SD se-gugus Sultan Agung
Tabel 2. Daftar Keadaan Siswa kelas 5 SD se-gugus Sultan Agung
Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian
Tabel 4. Kisi-kisi  Lembar Angket KeterampilanMengelola Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran ( flow ). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan

Implikasi dari penyederhanaan partai terhadap kaitannya dengan hak Konstitusional Warga Negara adalah ketika partai-partai itu di sederhanakan maka yang terjadi adalah

Pengguna Barang mengajukan permohonan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Tanpa Melalui Lelang untuk pegawai ASN, anggota TNI, atau anggota Polri yang ditunjuk sebagaimana

Jenis aspal yang digunakan dalam penelitian ini ialah aspal dengan penetrasi 60/70 murni. Sebelum melakukan penelitian terhadap campuran dengan menggunakan steel slag ,

Oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan dan manajemen banjir kota semarang secara bersama yang meliputi seluruh pihak stake holder mulai dari pemerintah

)URP WKH UHVXOW RI UHVSRQGHQWV assuming that Jayapura and Abepura are two VHSDUDWHGFLWLHVWKHUHZDVDIROORZXSLQTXLU\ on the image of Jayapura and Abepura as

Pokja ULP pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung untuk Kegiatan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan akan melaksanakan Pelelangan Umum

Juni 2012 perihal Penawaran Pekerjaan Penyediaan Makanan dan Minuman Peserta dan Panitia Diklat Kepemimpinan Tingkat IV sebanyak 2 (dua) Angkatan Kabupaten Hulu