• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Pre-Test

1. Uji Validitas

Uji validitas dan reliabilitas pada penulisan ini dilakukan dengan cara menganalisis data awal hasil pre test yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Uji coba dilakukan pada 20 (dua puluh) responden yang berada di PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat dan selanjutnya penulis menentukan validitas dari hasil yang didapat melalui Confirmatory Factor Analysis, sehingga penulis dapat mengetahui indikator-indikator mana yang relevan dengan variabel penulisan dan indikator-indikator mana yang tidak relevan dengan variabel penulisan.

a) Uji Validitas

Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dinilai berdasarkan nilai

Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequncy, Barlett’s Test of Sphericity,

Anti Image Matrices, Total Variances Explained, dan Factor Loading of Component Matrix. Ukuran validitas dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.1

Ukuran Validitas

No Ukuran Validitas Nilai yang disyaratkan

1 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

Sampling Adequncy

KMO MSA adalah variabel yang merupakan variansi umum (common variance), yakni variansi yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam penulisan

Nilai KMO di atas 0,5 menunjukkan bahwa faktor analisis dapat digunakan.

2 Barlett’s Test of Sphericity

Hal ini mengindikasikan bahwa matriks korelasi adalah matriks identitas, yang mengindikasikan bahwa variabel-variabel dalam faktor bersifat related atau unrelated.

Nilai yang kurang dari 0,05 menunjukkan hubungan yang signifikan antar variabel, merupakan nilai yang diharapkan.

3 Anti Imaging Matrices

Setiap nilai pada kolom diagonal matriks korelasi anti-image

menunjukkan measure of sampling adequancy dari masing-masing indikator.

Nilai diagonal anti-image correlation matriks di atas 0,5 menunjukkan variabel sesuai dengan struktur variabel lainnya di dalam faktor tersebut.

4 Total Variances Explained

Nilai pada kolom “Cummulative %

menunjukkan persentase variansi yang disebabkan oleh keseluruhan faktor.

Nilai “Cummulative %” harus

lebih dari 60%

5 Factor Loading of Component

Matrix

Nilai Factor Loading dari variabel-variabel komponen faktor.

Nilai Factor Loading lebih besar atau sama dengan 0,50

Sumber: JF Hair, Anderson RE, Tatham RL, Black WC. Multivariate Data Analysis. 7th Ed. (New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2008) h. 102

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya.62 Pengukuran uji reabilitas instrument dilakukan menggunakan metode Cronbach Alpha yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1. Jika skala itu dikelompokkan kedalam lima kelas, maka ukuran kemantapan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

 Nilai Cronbach Alpha 0.00 – 0.20 berarti kurang reliable

 Nilai Cronbach Alpha 0.21 – 0.40 berarti agak reliabel

 Nilai Cronbach Alpha 0.41 – 0.60 berarti cukup reliabel

 Nilai Cronbach Alpha 0.61 – 0.80 berarti reliabel

 Nilai Cronbach Alpha 0.81 – 1.00 berarti sangat reliable

2. Uji Asumsi Klasik63

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah model persamaan yang digunakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) atau tidak. Oleh karena itu, maka dilakukan pengujian:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan dalam data penulisan ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dengan arti jika signifikansi < 0.05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

62

Ibid. 2009. h. 97

63 Imam Ghozali. “Aplikasi Analisis dengan Program SPSS”. (Jakarta: Salemba Empat, 2009)

b) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10.

3. Uji Regresi Linear Berganda

Pengujian selanjutnya adalah analisis regresi linear yang digunakan untuk menganalisis hubungan sosiatif antara sebuah variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.64 Analisis regresi linear berganda memiliki persamaan:

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

64

dimana Y : Keputusan Pembelian a : Konstanta β1 s/d β4 : Koefisien Regresi x1 : Kualitas x2 : Merek x3 : Harga x4 : Pelayanan e : Standar Error

Uji Regresi Berganda dilakukan melalui:

a) Koefesien Korelasi

Analisis koefesien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keeratan atau kekuatan hubungan antar variabel. Nilai koefesien korelasi menurut Sugiyono berkisar antara -1 sampai dengan +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:

 Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubugan yang linier positif, yaitu makin besar variabel X maka semakin besar variabel Y.

 Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar variabel Y atau sebaliknya semakin besar variabel X maka semakin kecil variabel Y.

 Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dengan variabel Y.

 Jika nilai r = 1 atau r = -1, telah terjadi hubungan linier sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan bagi r yang mengarah kearah angka 0 maka garis semakin tidak lurus.

b) Koefesien Determinasi (R2)

Uji koefesien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dapat dilihat melalui Adjusted R square karena dalam penulisan ini variabel independennya lebih dari dua.

Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai koefesien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) bararti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penulisan ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda, yang bertujuan untuk memprediksi besarnya variabel dependen mempengaruhi variabel indipenden. Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a) Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu/parsial terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan atau digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji hipotesa tersebut langkah-langkah yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho : β1 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Ha : β1≠ 0 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Ho: β2 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Ha : β2 ≠ 0 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Ho : β3 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Ha : β3 ≠ 0 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Ho : β4 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Ha: β4≠ 0 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2) Menetukan Level of Significance

3) Menentukan nilai t (thitung)

Menentukan thitung (t-test) dapat menggunakan rumus berikut: b - Se

thitung =

Sb 4) Menentukan ttabel

Ttabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0.05 5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel maka Ho diiterima dan Ha ditolak b) Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen serta keseluruhan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho : β1, β2, β3, β4 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel independen dengan variabel dependen

Ho : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen

2) Menentukan Level of Significance

Level of Significance yang digunakan sebesat 5% atau = 0,05

3) Menentukan nilai Fhitung

Rumus dari Fhitung adalah sebagai berikut:

R2 / k Fhitung = (1 –R2) / (n – k – 1)2 Dimana: R2 : Koefesien Determinasi n : Jumlah sampel

k-1 : Jumlah Variabel Independen 4) Menentukan Ftabel

Ftabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0.05

5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diiterima dan Ha ditolak

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penulisan

1. Sejarah Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri (BSM) berdiri sejak tahun 1999 karena krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis.

BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menerapkan PT Bank Mandiri (Persero) sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Tim Pengembangan Perbankan Syariah

memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

2. Visi dan Misi Visi

Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia

Misi

a) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan;

b) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM;

c) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat; d) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dan e) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

3. Produk PT Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri saat ini telah memiliki beragam produk baik dari sisi penghimpunan ataupun pembiayaan. PT Bank Syariah Mandiri membaginya kedalam dua kaegori, yaitu Consumer Banking dan Business Banking.

Tabel 4.1

Jenis Produk PT Bank Syariah Mandiri

Consumer Banking Business Banking

Tabungan Tabungan BSM BSM Tabungan Berencana BSM Tabungan Simpatik BSM Tabungan Investa Cendikia BSM Tabungan Dollar BSM Tabungan Kurban BSM Tabungan Pensiun BSM Tabunganku Small Banking

Pembiayaan Usaha Kecil

KUR Linkage KUR Retail Pembiayaan Linkage Giro BSM Giro BSM Giro Valas

BSM Giro Singapore Dollar

BSM Giro Euro Deposito BSM Deposito

BSM Deposito Vallas

Corporate

Treasury & International

Pembiayaan Cash Management Pendanaan Sindikasi Layanan BSM Priority Pembiayaan Konsumer BSM Implan Pembiayaan Peralatan Kedokteran Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan Kepada Pensiunan

Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan Pembiayaan Griya BSM Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi Pembiayaan Kendaraan Bermotor Commercial Pembiayaan Pembiayaan Khusus Produk Jasa Pendanaan Cash Management

Produk Jasa

Jasa Produk

Jasa Operasional

Jasa Investasi Emas BSM Gadai Emas

BSM Cicil Emas Micro Banking Pembiayaan Warung Mikro KUR Mikro Haji dan Umrah Tabungan Mabrur Pembiayaan Umrah Pembiayaan Talangan Pendaftaran Haji Reguler dan Khusus

Tabungan Mabrur Junior

B. Pembahasan Hasil Pre-Test

Pre-Test perlu dilakukan dalam setiap penulisan agar penulis dapat mengetahui indikator-indikator yang relevan dengan variabel yang diteliti. Apabila ditemukan indikator yang tidak relevan dengan variabel yang diteliti, maka indikator tersebut akan dieliminasi. Penulis memberikan 20 (dua puluh) kuesioner dan beberapa cenderamata kepada responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. Bagi indikator yang memiliki nilai anti image dibawah 0,500, KMO dibawah 0,500, dan nilai signifikansi Barlett’s Test of Sphericity lebih besar dari 0,050, maka penulis akan melakukan revisi terhadap indikator-indikator tersebut agar diperoleh nilai yang diinginkan.

1. Uji Validitas

Sebuah indikator dapat dikatakan valid apabila nilai KMO melebihi 0,500 dan nilai signifikansinya tidak melebihi 0,05. Setelah dilakukan pengukuran uji validitas, maka diperoleh nilai yang dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.2

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel

Variabel Penelitian Dimensi K-M-O Measure of Sampling Adequacy Nilai signifikansi Barlett’s Test of Sphericity Total Variance Explained Kualitas Kelebihan 0.849 0.000 73.539% Merek Atribut 0.738 0.002 60.681% Nilai 0.653 0.034 52.480% Harga Referensi Internal 0.660 0.20 63.271% Pelayanan Tangible 0.702 0.000 61.105% Responsiveness 0.690 0.000 73.940% Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah 0.781 0.000 94.930% Pencarian Informasi 0.654 0.029 61.929% Evaluasi Alternatif 0.750 0.000 71.646% Keputusan Pembelian 0.735 0.000 79.285%

Sumber: Diolah Penulis

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui proses uji validitas, diketahui bahwa tidak ada variabel yang mempunyai nilai dibawah ambang batas validitas. Secara keseluruhan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecukupan variabel sudah baik. Selanjutnya, dalam uji nilai signifikansi Barlett’s Test of Sphericity, dalam keseluruhan variabel memperoleh nilai dibawah 0.050. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas keseluruhan variabel terdapat korelasi yang signifikan antar item di dalam variabelnya masing-masing.

Setelah dilakukan uji validitas terhadap variabel-variabel tersebut, penulis melanjutkan uji validitas terhadap indikator-indikatornya dengan menggunakan uji anti-image correlation matrix. Nilai untuk indikator yang sesuai untuk

dijadikan instrument penulisan harus lebih besar dari 0,5. Pada tabel 4.2 dapat kita lihat angka validitas masing-masing indikator.

Tabel 4.3

Hasil Pengukuran Uji Validitas Pertanyaan

No Variabel Dimensi Pertanyaan

Anti-Image Correlation Matrix Component Matrix 1 Kualitas Ke lebiha n BSM memberikan fitur-fitur yang menarik terhadap produk yang saya miliki

0.867 0.797

2 BSM memberikan

kemudahan syarat pengajuan kepada saya

0.875 0.875

3 Produk BSM yang saya

miliki memberikan fungsi yang sesuai dengan keinginan saya

0.899 0.850

4 Produk BSM yang saya

miliki memberikan manfaat tersendiri kepada saya 0.818 0.847 5 BSM memberikan kecepatan pelayanan transaksi kepada saya

0.803 0.915 6 Merek Atr ibut Logo BSM menarik 0.702 0.823

7 Nama produk yang saya

miliki mudah diingat 0.844 0.731

8 Nama produk

mencerminkan sisi keislaman

0.809 0.684

9 BSM selalu menciptakan

produk baru yang dibutuhkan nasabah

0.684 0.865 10

Nilai

BSM mempunyai citra yang baik di mata nasabah

0.630 0.838

11 BSM mampu merespon

permintaan pasar 0.739 0.687

12 BSM memberikan nilai

prestise kepada saya 0.651 0.788

menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat 14 Harga R ef er ens i Inter na l

Biaya administrasi yang dibebankan kepada saya saat pembukaan

rekening terjangkau

0.651 0.805

15 Biaya administrasi

bulanan yang

dibebankan kepada saya terjangkau

0.722 0.746

16 Setoran awal yang

diwajibkan kepada saya terjangkau 0.628 0.833 17 Pelayanan T angibl e Lokasi BSM strategis 0.926 0.716 18 BSM memiliki kantor

cabang yang banyak 0.709 0.772

19 BSM memiliki ruangan

yang nyaman 0.637 0.733

20 BSM memiliki jaringan

ATM yang banyak 0.652 0.808

21 BSM memiliki fasilitas

transaksi yang banyak 0.692 0.871 22 R es pons iv ene ss Pegawai BSM memiliki pengetahuan yang baik tentang produk yang

ditawarkan 0.885 0.765

23 BSM memiliki pegawai

yang memiliki kemampuan dalam memberikan saran dan pendapat sesuai dengan kondisi nasabah 0.607 0.887 24 BSM memberikan kemudahan transaksi 0.590 0.875 25 Pelayanan yang diberikan BSM kepada saya cepat 0.606 0.874

26 BSM memiliki staf yang

ramah dan sopan 0.932 0.850

27 BSM memberikan

kejelasan mengenai produk yang ditawarkan

kepada saya dengan baik

28 BSM memberikan

keamanan kepada setiap transaksi nasabahnya 0.858 0.906 29 Keputusan Pembelian P enge na lan M as alah

Tingkat inflasi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

0.754 0.977

30 Saya membutuhkan

produk bank syariah 0.842 0.968

31 Biaya kebutuhan hidup

selalu mengalami peningkatan 0.754 0.977 32 P enc ar ian Inf or mas i

Saya tertarik untuk mencari informasi mengenai BSM

0.633 0.812

33 Saya tertarik untuk

mencari informasi mengenai produk bank syariah 0.726 0.729 34 Saya mendapatkan rekomendasi untuk menggunakan produk bank syariah 0.630 0.817 35 E va luas i Alter na ti f BSM memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan bank lain

0.704 0.964 36 BSM mampu memenuhi kebutuhan nasabah dibandingkan dengan bank lain 0.620 0.580 37 BSM memberikan kemudahan syarat pengajuan dibandingkan dengan bank lain

0.827 0.839

38 BSM memiliki biaya

administrasi yang lebih ringan dibandingkan dengan bank lain

0.742 0.942

39 BSM memberikan

pelayanan yang lebih memuaskan

dibandingkan dengan bank lain

40 Ke putus an P embelian BSM memberikan jenis

produk yang variatif 0.705 0.905

41 Produk yang dimiliki

oleh BSM memberikan nilai guna kepada saya

0.740 0.888

42 Saya tertarik

menggunakan produk BSM

0.766 0.878 Sumber: Diolah Penulis

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.2, semua nilai dari indikator yang dipilih mempunyai hasil yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penulisan. Dari hasil tersebut, dapat diambil keputusan bahwa indikator-indikator yang dipilih oleh penulis sudah sesuai untuk dijadikan instrumen penulisan sehingga tidak ada indikator yang harus dieliminasi. Setelah uji validitas menunjukkan hasil yang memuaskan, maka penulis melanjutkan proses uji reliabilitas terhadap variabel-variabel dalam penulisan.

Dokumen terkait