OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.2.5 Teknik Analisis Data
3.2.5.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumenen, uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya kuesioner/angket yang tersebar. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memenuhi taraf kesesuaian alat ukur (instrumen) dalam menilai suatu objek penelitian. Menurut Sugiyono (2012:455) menyatakan bahwa:
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
37
Siska Kartika Amalia, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi (studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas (Umar, 2008:110) adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan table tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Pearson Product Moment, yang rumusnya sebagai berikut:
Adapun rumus Pearson Product Moment yang digunakan adalah:
∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ (Arikunto, 2006: 170) Keterangan: = Koefisien korelasi = Banyaknya responden
∑ = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
∑ = Jumlah skor X
∑ = Jumlah skor Y
∑ = Kuadrat jumlah skor X
∑ = Kuadrat jumlah skor Y
Setelah diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikasi > 0,3. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid adalah dengan ketentuan:
Siska Kartika Amalia, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi (studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika ≤ berarti tidak valid (Suharsimi Arikunto, 2006:170) 3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Sebagaimana Sugiyono (2012:456) menyatakan bahwa dalam pandangan kuantitatif “suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama”.
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode Koefisien Alpha Cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item, baik untuk format benar atau salah atau seperti format pada skala likert. Adapun rumusnya sebagai berikut:
(Arikunto, 2006:196)
Dimana:
= reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal σt2
= varian total
∑ σb2
= jumlah varian butir
39
Siska Kartika Amalia, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi (studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alpha Cronbach’s adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain, Alpha Cronbach’s dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep. Menurut Sekaran (2006:177) Semakin dekat Alpha Cronbach’s dengan 1 (satu), semakin tinggi keandalan konsistensi internal. Menurut Sakaran (2006:177) adapun pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas ini didasarkan reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 adalah dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik.
3.2.5.3Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika datanya tidak berdistribusi normal maka analisis nonparametik yang digunakan, jika datanya berdistribusi normal maka analisi parametik yang dapat digunakan, termasuk korelasi. Untuk melakukan uji normalitas dapat digunakan dengan Uji Komolgorov Smirnov dengan bantuan SPSS 16 for Windows. “Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikasi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikasi < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal” (Duwi Priyatno:40).
Siska Kartika Amalia, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi (studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanaya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2001). Ada dua atau lebih variabel bebas atau independen dalam analisis regresi berganda yang diduga akan mempengaruhi variabel tergantung atau dependen. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) diantara varibel-variabel independen. Adanya hubungan yang linear antarvariabel independen akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan adalah dengan melihat nilai inflatian factor (VIF) pada model regresi. Menurut Ghozali (2001) apabila nilai VIF kurang dari 10 atau nilai tlerance lebih dari 0,1 maka tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas yang diteliti. c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi atara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2001). Uji untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan tes statistik Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:
41
Siska Kartika Amalia, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi (studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Jika dU<d<(4-dU), maka tidak terdapat autokoreasi. d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varian residual tetap maka dikatakan homokedastisitas dan jika berbeda heterokedastisitas. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mengetahuiadanya heterokedastisitas, Agus Widarjono (2005: 147) yaitu sebagai berikut:
1. Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah: jika grafik mengikuti pola tertentu misalnya linear, kuadratik,
atau hubungan lain berarti model tersebut terjadi heterokedastisitas.
jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak mengikuti pola atau aturan tertentu.
2. Uji Gark (Park Test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaita variabel-variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran variabel – variabel pengganggu yang dikuadratkan.
3. Uji Glejser, yakni dengan cara meregresi nilai taksiran absolut variabel penggangu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk.
Siska Kartika Amalia, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi (studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Uji korelasi rank spearman
5. Uji White, dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.
Penelitian ini menggunakan uji Metode grafik dengan ketentuan jika grafik mengikuti pola tertentu misalnya linear, kuadratik, atau hubungan lain berarti model tersebut terjadi heterokedastisitas tapi jika tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka tidak terjadi heterokedastisitas.