Alur Pengisian IRS Pada SIAK NG
1. Pilih menu akademis, lalu klik riwayat
IV.6. Evaluasi Hasil Belajar
IV.6.1. Evaluasi Hasil Belajar Suatu Mata Kuliah
4. Ujian Lainnya
Khusus bagi mahasiswa S1, ketentuan pelaksanaan ujian karya akhir sarjana dan penulisan karya akhir, diatur dalam SK Dekan nomor KPTS/187/D/2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Ujian Akhir Sarjana dan Penulisan Karya Akhir bagi Mahasiswa Jenjang sarjana (S1) FEUI, yang dapat dilihat pada Buku Katalog Mata Kuliah Program Sarjana.
4. Ujian Lainnya
Khusus untuk mahasiswa program doktor, ujian lain yang harus ditempuh berdasarkan SK Rektor No. 0696/SK/R/UI/2010 dan SK Dekan No. KPTS/030A/D/2011 meliputi (1) Ujian Proposal Riset I dan Proposal Riset II, (2) Ujian Hasil Riset, (3) Ujian Promosi,
Ujian proposal riset merupakan kegiatan akademik terjadwal dalam
rangka mengevaluasi kelayakan pelaksanaan riset. Ujian proposal riset diadakan setelah perserta menyelesaikan seluruh mata kuliah wajib bagi peserta program Doktor. Nilai lulus Ujian Proposal Riset I dan Proposal Riset II masing‐masing minimal B. Ujian Proposal Riset II hanya dapat dilakukan setelah lulus Ujian Proposal Riset I.
Ujian hasil riset merupakan kegiatan akademik terjadwal yang
diselenggarakan secara tertutup yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil riset untuk disertasi mahasiswa program Doktor yang mencakup kedalaman materi, keterkaitan antara hasil riset dengan teori, dan metodologi. Nilai ujian riset minimal B
Sidang promosi merupakan kegiatan akademik untuk menilai disertasi
yang telah disetujui oleh Promotor dan semua penguji. Sidang ini bertujuan untuk mengevaluasi kedalaman materi riset, kemampuan analisis, kontribusi pada pengembangan ilmu dan kemungkinan aplikasinya. Sidang promosi ini dilaksanakan untuk menetapkan yudisium kelulusan mahasiswa Program Doktor
Ketentuan Publikasi mahasiswa program Doktor FEUI wajib membuat
minimal 1 (satu) makalah terkait dengan penelitian doktoral dengan format jurmal ilmiah bersama‐sama dengan minimal salah satu tim promotor yang berasal dari FEUI. Makalah yang dibuat dan diserahkan layak dipublikasikan dalam jurnal Ilmiah Internasional dan mendapatkan persetujuan dari Tim Reviewer yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi. Persyaratan tersebut di atas merupakan syarat untuk dapat melaksanakan Promosi Doktor.
Dengan demikian apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka
Comment [MEP7]: Fiz, utk ketentuan
ini sudah ada SK yang baru kan ya...,mohon diupdate ya
Comment [MEP8]: Non..,ini udha
diupdate dengan SK ketentuan S3 yang baru kan?, mohon dicek ya
56
Ketentuan ini mulai berlaku bagi mahasiswa Program Doktor angkatan 2010/2011 dan seterusnya;
Persyaratan Mengikuti Ujian
Untuk dapat mengikuti ujian, mahasiswa harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Berstatus mahasiswa aktif (terdaftar secara administratif dan akademik pada program studi yang bersangkutan) pada semester yang sedang berlangsung.
2. Hadir minimal 80% dari jumlah tatap muka untuk setiap mata kuliah yang diikutinya (kecuali untuk mata kuliah spesial seperti skripsi/tesis/disertasi).
Tata tertib ujian
Agar suasana ujian bersifat kondusif, mahasiswa peserta ujian harus memenuhi tata tertib ujian. Tata tertib yang tercantum di sini adalah yang bersifat umum, program studi dapat melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi program studi yang bersangkutan. Karena itu, mahasiswa harus memperhatikan aturan tata tertib yang berlaku pada program studi tempat mahasiswa tersebut terdaftar.
• Para peserta ujian wajib membawa Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Identitas Mahasiswa (KIM). Mahasiswa harus menjaga agar KRS dan KIM tersebut tidak hilang atau tertinggal di rumah.
• Mahasiswa hendaknya memperhatikan jadwal ujian yang diumumkan oleh Bidang Administrasi Pendidikan Fakultas/Subbagian Akademik Program Studi. Mereka yang tidak memperhatikan jadwal sehingga tidak mengikuti ujian tidak akan diberi ujian susulan.
• Peserta ujian tidak dibenarkan berada di luar ruang ujian apabila pengawas sudah memberi perintah masuk ruangan.
• Para peserta ujian yang terlambat lebih dari 15 menit dari saat dimulainya ujian tidak diperkenankan mengikuti ujian. Sedangkan mahasiswa yang terlambat hingga 10 menit setelah dimulainya ujian harus melapor kepada koordinator ujian dan mengisi formulir keterlambatan masuk ujian.
• Para peserta ujian yang sudah masuk ruangan dan telah menerima soal ujian tidak bisa membatalkan ujian dan dianggap telah mengikuti ujian serta tidak dibenarkan keluar dari ruang ujian selama 30 menit pertama. • Para peserta diwajibkan menggunakan pakaian yang rapi dan tidak
• Para peserta ujian wajib meletakkan buku, diktat dan catatan dalam bentuk apa pun di tempat yang ditentukan pengawas ujian, kecuali jika ujian dinyatakan bersifat “buka buku.” • Peserta ujian diperbolehkan menggunakan alat bantu seperti kalkulator dan alat bantu lainnya apabila dalam soal ujian dinyatakan bahwa alat bantu tersebut boleh digunakan. Ujian Susulan
Berdasarkan SK Dekan nomor KPTS/1498/D/2009, mahasiswa yang tidak dapat mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) atau Ujian Akhir Semester (UAS) karena sebab khusus yaitu:
¾ Dirawat‐inap di rumah sakit
¾ Ada keluarga inti (orangtua kandung, saudara kandung, suami/istri, anak) yang meninggal dunia.
dapat mengajukan permohonan mengikuti ujian susulan.
Izin untuk mengikuti ujian susulan bersifat sangat selektif dan dipertimbangkan kasus demi kasus. Tidak semua permohonan dapat dikabulkan. Permohonan untuk mengikuti ujian susulan diajukan kepada Manager Pendidikan (untuk S1 Reguler) atau Ketua/Sekretaris Program Studi (untuk program studi lainnya).
Adapun bagi mahasiswa yang berhalangan mengikuti UTS/UAS karena ditugaskan oleh fakultas/universitas/ pemerintah untuk mengikuti suatu event lomba yang bersifat kompetitif, dapat mengajukan ujian susulan dengan melampirkan surat tugas dari pimpinan/pejabat fakutas/universitas yang berwenang.
Sistem Penilaian dan Indeks Prestasi
Berdasarkan Keputusan Rektor UI nomor 838A/SK/R/UI/2006 tentang Administrasi Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Indonesia, pada setiap akhir semester, mahasiswa berhak memperoleh daftar nilai semester yang berisi nilai mata mata kuliah yang diambil pada semester tersebut, serta perhitungan indeks prestasi (IP) untuk semester bersangkutan (IPS – Indeks Prestasi Semester) dan indeks prestasi kumulatif (IPK – Indeks Prestasi Kumulatif) untuk seluruh semester yang telah ditempuh hingga semester berjalan. Selain itu, mahasiswa juga berhak atas penerbitan riwayat akademik yang merupakan dokumen nilai mata kuliah yang telah diikuti selama menjadi mahasiswa UI.
Indeks prestasi merupakan alat ukur terhadap hasil studi mahasiswa dalam suatu perkuliahan. Indeks prestasi dihitung setiap akhir semester yang terdiri dari Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
58
Besarnya IPS akan mempengaruhi jumlah maksimal SKS yang boleh diambil pada semester berikutnya. IPK beserta jumlah perolehan SKS, akan menentukan apakah seorang mahasiswa dapat melanjutkan studi Universitas Indonesia atau putus studi. Selain itu, IPK juga akan menetukan predikat kelulusan pada akhir masa studi.
Sistem penilaian di Universitas Indonesia menggunakan huruf A, A‐, B+, B, B‐, C+, C, C‐, D dan E. Nilai terendah lulus adalah C, sedangkan untuk program S3 nilai kelulusan adalah B‐. Mahasiswa aktif yang tidak mengikuti kegiatan akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam satu semester diberi nilai E. Sedangkan mahasiswa yang tidak mengikuti ujian akhir semester akan direkam dengan nilai T. Mahasiswa yang memperoleh nilai C‐ (C minus) atau lebih rendah (termasuk nilai T) dalam suatu mata kuliah, wajib mengambil ulang mata kuliah tersebut.
Seorang mahasiswa yang pernah belajar pada bidang studi yang sama di perguruan tinggi lain yang diakui oleh Universitas Indonesia dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh transfer kredit atau pembebasan mata kuliah. SKS yang ditransfer diberi kode nilai huruf TK (Transfer Kredit) dengan ketentuan bahwa yang diperhitungkan dalam transkrip akademik hanya jumlah total SKS yang ditransfer. Mata kuliah yang dibebaskan untuk tidak diambil oleh mahasiswa, seperti mata kuliah matrikulasi, diberi kode nilai huruf DB tanpa SKS (nol SKS).
Nilai hasil belajar seorang mahasiswa yang belum dapat ditetapkan karena sesuatu alas an yang sah, untuk sementara diberi nilai huruf I dengan ketentuan bahwa nilai I tidak diperhitungkan dalam indeks prestasi semester dan dalam waktu paling lambat satu bulan harus sudah berubah menjadi nilai huruf selain I atau apabila setelah satu bulan tidak ada ketetapan, maka nilai huruf I akan berubah menjadi nilai huruf E. Mata kuliah yang belum selesai pada akhir suatu semester, seperti kerja praktek/magang, seminar, skripsi, tesis, dan disertasi diberi nilai huruf BS, dan tidak diperhitungkan dalam perolehan SKS, IPS maupun IPK.
Besarnya indeks prestasi (IP) dapat dihitung melalui perkalian antara jumlah nilai kredit mata kuliah dengan nilai bobot setiap mata kuliah, dibagi dengan jumlah kredit mata kuliah yang diambil. Besarnya IPS diperoleh dari nilai semua mata kuliah yang diambil mahasiswa dalam satu semester, kecuali mata kuliah yang memiliki nilai (kode) huruf BS dan TK. Besarnya IPK diperoleh dari semua mata kuliah yang memiliki nilai C atau lebih baik dari C, kecuali mata kuliah yang memiliki nilai huruf BS, TK, T, atau DB.
Untuk keperluan penghitungan IP, nilai huruf yang diperoleh mahasiswa diterjemahkan menjadi nilai angka sebagaimana tercantum pada tabel berikut:
Nilai Huruf Nilai Angka
A 4,00 A- 3,70 B+ 3,30 B 3,00 B- 2,70 C+ 2,30 C 2,00 C- 1,70 D 1,00 E 0,00 T 0,00 Cara menghitung IPS, menggunakan rumus: Tabel berikut memperlihatkan contoh cara menghitung IPS:
Kode Mata Kuliah Jumlah SKS Nilai Huruf Nilai Angka Jumlah Mutu
ECON10101 ACCT 11101 MGMT 11002 MGMT 11003 MGMT 12004 ECON 13100 3 2 3 3 3 3 A B C D C E 4 3 2 1 2 0 3 x 4 =12 2 x 3 = 6 3 x 2 = 6 3 x 1 = 3 3 x 2 = 6 3 x 0 = 0 17 33 IPS = ( 33 / 17 ) = 1,94 Sedangkan cara menghitung IPK menggunakan rumus sebagai berikut: Jumlah Mutu = ∑ (SKS mata kuliah X Nilai Angka mata kuliah bersangkutan)
Dalam hal seorang mahasiswa mengambil ulang suatu mata kuliah karena tidak lulus (nilai lebih rendah dari C), maka nilai terakhir yang akan digunakan dalam perhitungan IPK.
Bila pengambilan ulang tersebut dilakukan untuk memperbaiki nilai yang sebelumnya sudah lulus (telah memperoleh nilai C keatas), maka
60
baru, dengan demikian, jumlah SKS pembagi akan bertambah, sebesar jumlah SKS mata kuliah yang diambil ulang. Namun apabila hasil pengulangan tersebut menghasilkan nilai kurang dari C (tidak lulus), maka yang dipakai adalah nilai yang terkahir (menjadi harus diulang kembali).