• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

4. Ujian Nasional

Ujian nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh pemerintah pada tingkat atau tahun terakhir pada jenjang pendidikan menengah. Menurut Permendikbud No 5 Tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dan Penyelenggaraan UN, Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015

23

tentang perubahan pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 mengenai standar nasional pendidikan, hasil ujian nasional mempunyai peran digunakan sebagai bahan dalam pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Teuku Ramli Zakaria (Hari, Abd, & Suyatno 2007:96-97) mengemukakan bahwa ujian nasional sangat diperlukan. Alasan yang menjadikan ujian nasional penting tersebut adalah (1) ujian nasional dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan dan mutu sumber daya manusia, (2) ujian nasional dapat mendorong pemerataan mutu pendidikan, dan (3) berdasarkan pengalaman sejarah, ujian negara lebih baik.

Berdasarkan buku tanya jawab ujian nasional tahun 2016, hasil pencapaian kompetensi lulusan didasarkan pada rentang nilai 0 sampai 100. Nilai tersebut kemudian dapat dinyatakan dalam berbagai kategori meliputi sangat baik, baik, cukup dan kurang. Kategori sangat baik meliputi rentang nilai di atas 85 hingga 100. Kategori baik meliputi rentang nilai dari 71 hingga 85, kategori cukup dengan kriteria nilai dari 56 hingga 70, dan kategori kurang dengan kriteria nilai kurang dari 56 (BSNP, 2016: 5).

Mulai pada tahun 2015, terdapat dua jenis metode pelaksanaan Ujian Nasional. Berdasarkan pasal 20 Permendikbud No. 5 Tahun 2015, Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK dan SMK/MAK dapat dilakukan melalui ujian berbasis kertas (Paper Based Test) dan/atau ujian berbasis komputer (Computer

24

Berdasarkan buku tanya jawab ujian nasional 2016, ujian nasional berbasis komputer adalah UN dengan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak yang secara khusus dikembangkan untuk melaksanakan Ujian Nasional dengan tingkat kesulitan yang sama dengan UN tertulis. Ujian nasional berbasis komputer pada tahun 2016 merupakan perluasan dari rintisan ujian nasional berbasis komputer pada tahun 2015. Ujian nasional berbasis komputer tahun 2016 dilaksanakan untuk ujian nasional dan ujian nasional perbaikan. Ujian nasional perbaikan adalah ujian yang dilakukan oleh peserta ujian nasional tahun sebelumnya yang belum mencapai kriteria dan dilakukan hanya untuk mata pelajaran yang kurang (BSNP, 2016: 5-6). Penggunaan ujian nasional berbasis komputer menggunakan mekanisme sistem semi-online. Sistem ini terdiri dari dua buah jaringan, yaitu jaringan server pusat dan jaringan lokal. Server pusat bertugas mengirimkan soal melalui jaringan sinkronisasi ke server lokal di sekolah. Kemudian, server lokal melayani ujian nasional dengan peserta ujian di jaringan lokal sekolah. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali (upload) oleh server lokal di sekolah ke server pusat secara online (Kemdikbud, 2016).

Ujian nasional berbasis komputer memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan ujian nasional berbasis kertas. Perbandingan keunggulan antara tes berbasis kertas dengan tes berbasis komputer dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

25

Tabel 2. Perbandingan Tes Berbasis Kertas dengan Tes Berbasis Komputer (BSNP, 2016: 7)

No Aspek Berbasis Kertas Berbasis Komputer

1. Soal Ujian Sekali pakai Tetap tersimpan

2. Jenis Paket Tes Terbatas Jumlah yang banyak

3. Ragam Soal Hanya Check Point Beragam bentuk

4. Administrasi Ujian Jadwal tidak fleksibel Fleksibel, dilakukan

berulang

5. Pelelangan Bahan Lama (2 bulan), Mahal Tidak ada, Murah

6. Pencetakan Soal Lama (2 bulan), Mahal Cepat (1 bulan), Murah

7. Pengamanan Soal Fisik, Mahal Soft Copy, Lebih mudah

dan murah

8. Pengaturan pengawasan Rumit, Berjenjang Lebih Mudah, Langsung

9. Pengolahan Hasil Lama 1 bulan, Biaya lebih

mahal

Soft Copy, Lebih mudah dan murah

10. Akuntabilitas Rumit, Berjenjang Lebih Transparan

11. Kecurangan Mudah dan lumrah terjadi Lebih sulit terjadi

Ujian nasional diikuti oleh siswa tahun akhir pada setiap jenjang pendidikan. Pada jenjang SMK ujian nasional meliputi empat mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian (BSNP, 2015). Rincian mata ujian dengan jumlah butir soal dan alokasi waktu berdasar petunjuk operasi standar ujian nasional tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rincian Mata Ujian Nasional SMK (BSNP, 2015)

No Mata Ujian Jumlah Butir

Soal

Alokasi Waktu (menit)

1. Bahasa Indonesia 50 120 menit

2. Matematika 1) 40 120 menit

3. Bahasa Inggris 2) 50 120 menit

4. Kompetensi Keahlian: Teori Kejuruan

dan Praktik Kejuruan 3) 1 paket 18 - 24 jam

1) terdiri atas tiga kelompok kejuruan:

(1) kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian;

(2) kelompok Pariwisata, Seni dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Administrasi Perkantoran;

26

2) terdiri atas 15 soal linstening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda

3) Ujian praktik kejuruan dilaksanakan sebelum pelaksanaan UN.

Secara lebih rinci, ujian kompetensi keahlian terdiri atas dua jenis, yaitu ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan. Ujian praktik kejuruan dilaksanakan sebelum pelaksanaan ujian nasional. Ujian teori kejuruan dilaksanakan bersama dengan rangkaian ujian nasional. Menurut POS UN 2016, Nilai kompetensi keahlian kejuruan merupakan gabungan antara nilai ujian praktik dan ujian teori kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai ujian praktik dan 30% untuk nilai ujian teori kejuruan (BSNP, 2015).

Ujian kompetensi keahlian disesuaikan dengan program keahlian siswa. Kriteria kelulusan ujian kompetensi keahlian diatur oleh direktorat pembinaan SMK. Nilai yang dipersyaratkan untuk lulus adalah 70 yang merupakan gabungan dari nilai teori dan praktik (Direktorat Pembinaan SMK, 2016).

Soal ujian nasional teori kejuruan SMK disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang disusun oleh direktorat pembinaan SMK. Kisi-kisi soal teori kejuruan merupakan konsep, prinsip, prosedur, materi, bahan, dan lain-lain yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Kisi-kisi tersebut disusun berdasarkan Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar kejuruan. Soal teori kejuruan menurut buku pedoman pelaksanaan ujian kompetensi keahlian berupa soal pilihan ganda dengan lima (5) alternatif pilihan jawaban (Direktorat Pembinaan SMK, 2016).

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dibatasi pada ujian nasional teori kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Elektronika Industri. Adapun soal yang digunakan tidak dilakukan pengembangan namun menggunakan soal UN teori

27

kejuruan yang sudah ada. Standar kompetensi lulusan beserta daftar kompetensi inti dan dasar SMK Teknik Elektronika Industri terdapat pada Lampiran 1.

Dokumen terkait