• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. Ukuran Dewan Komisaris (Comm)

3. Pertumbuhan Laba (EG) Besarnya persentase kenaikan laba setiap tahun yang diperoleh perusahaan

Earning Growth = (EATt– EAT t-1/ EAT t-1) x 100%

Ket:

EAT t = Laba Setelah Pajak (Earning After Tax) tahun sekarang EAT t-1 = Laba Setelah Pajak (Earning After Tax) tahun sebelumnya

Rasio 4. Ukuran Perusahaan (SIZE) Skala yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan.

Size = Ln (Total Aset) Ket: Ln= Logaritma natural Rasio 5. Ukuran Dewan Komisaris (COMM) Banyaknya dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat kepada direktur atau direksi. Comm = ∑ Dewan Komisaris Rasio 6. Umur Perusahaan (AGE) Awal perusahaan berdiri sampai perusahaan tetap eksis dalam dunia bisnis

Age = Tahun awal pendirian – tahun penelitian Rasio 7. Kompleksita s Bisnis (COMPLEX) Struktur bisnis perusahaan yaitu kepemilikan entitas anak. Complex= ∑ Entitas anak perusahaan Rasio

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis, yaitu teknik pengumpulan data penelitian melalui observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu teks, kandungan (content) dari sepenggal tulisan atau dokumen, kemudian digolongkan ke dalam berbagai kriteria yang telah ditetapkan (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999 dalam Bambang Purnomosidhi, 2005). Tujuan content analysis adalah melakukan mencari informasi pengungkapan pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang obyektif. Sedangkan data-data keuangan didapat dari laporan tahunan atau laporan keuangan perusahaan sampel dengan menghitung menggunakan rumus atau sudah tersedia pada laporan. Content analysis dilakukan dengan membaca dan mencari informasi dalam laporan tahunan pada setiap perusahaan dan memberikan kode informasi yang terkandung di dalamnya.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pengungkapan modal intelektual, tingkat utang, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, umur perusahaan, dan kompleksitas bisnis pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan tahunan pada tahun 2011-2013. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menghindari bias karena tidak semua data dapat diolah dengan analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu (residual) mempunyai distribusi normal (Ghozali (2013: 160). Proses uji normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram, normal p-plot dan Kolmogorov Smirnov (K-S), Adapun penjelasannya yaitu:

1. Grafik. Yaitu jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika probabilitas signifikansi berada di atas tingkat kepercayaan (5%).

2. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui terjadi autokorelasi atau tidak dapat dilakukan dengan pengujian nilai Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Nilai Durbit-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4- du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4-du Sumber : Ghozali, 2013: 111

3. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2013: 105) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolinieritas atau adanya hubungan yang sempurna di antara variabel-variabel independennya. Atau dengan kata lain tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai coefficients correlations antar variabel independen dan nilai tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) yang dihitung dengan rumus:

VIF = 1 � ���� ��

Jika nilai coefficients correlations di atas 0,95 atau 95 % maka terjadi multikolinieritas yang serius. Dan jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah tolerance≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

4. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokesdastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residulanya SRESID.

Dasar analisisnya yaitu jika grafik scatterplot membentuk pola-pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS 21 (Statistical Packages for Social Science). Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel

dependen. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada penelitian ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

ICD = β01Levi+ β2EGi+ β3Sizei+ β4Commi+ β5Agei6Complexi+ ε

Keterangan :

ICD = Pengungkapan Modal Intelektual

Lev = Tingkat utang

EG = Pertumbuhan Laba

Size = Ukuran Perusahaan

Comm = Ukuran Dewan Komisaris

Age = Umur Perusahaan

Complex = Kompleksitas Bisnis

β0 = Konstanta

β16 = Koefisien 1-6 pada variabel independen

ε = Error

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 97)

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%).

Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara bersama-sama variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Cara untuk mengetahuinya yaitu menggunakan significance level sebesar 0,05. Jika nilai signifikansi (p value) > 0,05 maka secara individu variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai signifikansi (p value) < 0,05 maka secara individu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

120 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data di muka, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keenam variabel independen yaitu tingkat utang, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, umur perusahaan dan kompleksitas bisnis berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual.

2. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa tingkat utang berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan modal intelektual. Artinya setiap kenaikan tingkat utang diikuti dengan meningkatnya pengungkapan modal intelektual.

3. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh signifikan dengan arah hubungan yang negatif. Artinya semakin meningkat pertumbuhan laba perusahaan pengungkapan modal intelektual akan menurun. Hal ini dikarenakan adanya prinsip kehati-hatian manajemen perusahaan terhadap pesaing, agar tidak mengetahui celah peluang yang ada.

4. Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Perusahaan yang lebih besar melakukan berbagai aktivitas komersial. Banyaknya aktivitas ini

menimbulkan biaya yang dikeluarkan besar. Manajemen merasa bahwa pengungkapan modal intelektal tidak terlalu penting, mengingat hanya akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

5. Hasil pengujian hipotesis keempat dengan variabel ukuran dewan komisaris mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan modal intelektual. Artinya setiap kenaikan ukuran dewan komisaris maka pengungkapan modal intelektual juga akan meningkat.

6. Hasil pengujian hipotesis kelima dengan variabel umur perusahaan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Semakin lama umur perusahaan ternyata tidak menjamin akan lebih banyak pengungkapan modal intelektual. Hal ini sesuai dengan kesadaran dan kebijakan manajemen tentang penting tidaknya melakukan pengungkapan informasi yang lebih menyeluruh.

7. Hasil pengujian hipotesis keenam dengan variabel kompleksitas bisnis mempunyai pengaruh signifikan positif. Artinya semakin kompleks operasional perusahaan maka akan meningkatkan pengungkapan modal intelektual.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan di muka, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini item pengungkapan modal intelektual menggunakan indeks yang dikembangkan oleh Bukh et al (2005) yang sesuai dengan

kondisi di luar negeri. Hal ini telah lazim dilakukan pada penelitian. Namun demikian bahwa kiranya menarik jika dikembangkan indeks baru yang lebih disesuaikan dengan kondisi nyata di Indonesia yang lebih mampu mengidentifikasi item-item modal intelektual yang dimiliki perusahaan di Indonesia terutama item pengungkapan modal intelektual pada perusahaan perbankan.

2. Penelitian ini menggunakan content analysis dengan melihat isi atau kandungan dari laporan tahunan. Hal ini tentu dipengaruhi oleh subjektivitas peneliti. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika kiranya menggunakan teknik lain seperti kuesioner yang langsung diberikan kepada perusahaan. Sehingga mendapatkan hasil yang akurat atas modal intelektual yang ada di perusahaan.

3. Upaya untuk mendorong optimalisasi pengungkapan modal intektual pada perusahaan perbankan di Indonesia dapat dilakukan dengan mengelola tingkat utang, ukuran dewan komisaris, dan kompleksitas bisnis. Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat utang, ukuran dewan komisaris, dan kompleksitas bisnis berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan modal intelektual.

4. Pada penelitian ini hipotesis ke-2, ke-3, dan ke-5 tidak terbukti mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Riset selanjutnya dapat menggunakan proksi lain dalam pengukurannya dan mempertimbangkan rujukan teori-teori lain yang bisa menjelaskannya.

123

DAFTAR PUSTAKA

Abeysekera, Indra dan J Guthrie. 2005. “An Empirical Investigation of Annual Reporting Trends of Intellectual Capital in Sri Lanka”. Dalam Critical Perspecives on Accounting, Volume. 16 No. 3. Hal 151- 163. Australia: University of Wollongong.

Abeysekera, Indra. 2006. “The Project of Intellectual Capital Disclosure: Researching the Research”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume

7 No. 1. Hal. 61-77. Australia : University of Wollongong.

Arifah, Dista Amalia. 2012. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Intellectual Capital : pada Perusahaan IC

Intensive”. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 9 No. 2. Hal 189-210. Semarang : Universitas Islam Sultan Agung.

Ariyani, Ni Nyoman T.D dan I Ketut Budhiartha. 2014. “Pengaruh Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”. Dalam E -Journal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 8 No.2. Hal 217-230. Bali : Universitas Udayana.

Ariyudha, Anantya. 2010. Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan terhadap

Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual.

eprints.undip.ac.id/26465/1/JURNAL.pdf. [14 November 2014]

Artinah, Budi. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Intellectual Capital pada Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEI”.

Dalam Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Volume 5 No.2. Hal 235-242. Banjarmasin : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Bhasin, Madan Lal. 2008. “Intellectual Capital Reporting Sudy of IT Sector Corporations in India”. Dalam Australian Journal of Business and

Management Research (AJBMR), Volume 1 No.1. Hal 16-26. Fiji Islands : Fiji National University.

Bollen, Laury., Philip Vergauen and Stephanie Schnieders. 2005. ”Linking Intellectual Capital and Intellectual Property to Company Performance”.

Dalam Management Decision, Volume 43 No. 9. Hal 161-185.

Bontis, Nick. 2002. “Intellectual Capital Disclosure in Canadian Corporation”.

Dalam Journal of Human Resource Costing & Accounting. www.nickbontis.com/ic/.../BontisJHRCA.pdf [ 6 Desember 2014]

Bozzolan, S., Francesco Favotto and Federica Ricceri. 2003.”Italian Annual Intellectual Capital Disclosure”. Dalam Journal of Intellectual Capital,

Volume 4 No.4. Hal 543-558.

Brigham, Eugene F and Joel F Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan Ali Akbar Yulianto. Jakarta : Salemba Empat.

Bruggen, A., Philip Vergauwen and Mai Dao. 2009. “Determinants of Intellectual Capital Disclosure: Evidence from Australia”. Dalam Management

Decision, Volume 47 No. 2. Hal 233-245.

Bukh, Per Nikolaj et al. 2005. “Disclosure of Information on Intellectual Capital in Danish IPO Prospectuses”. Dalam Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Volume 18 No.6. Hal 713-732.

Cahya, Henggar M.P. 2013. “Determinan Luas Pengungkapan Modal Intelektual

pada Perbankan”. Dalam Accounting Analysis Journal, Volume 2 No. 4.

Hal 395-403. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Davis, James H., Schoorman, F David., and Donaldson, Lex. 1997. “Toward a Stewardship Theory of Management”. Dalam Academy of Management,

Volume 22 No. 1. Hal 20-47 diakses pada

http://search.proquest.com/docview/210975871?accountid=25704

Deegan, Craig. 2002. “The Legitimising Effect of Social and Environmental

Disclosure - a Theoretical Foundation”. Dalam Accounting, Auditing & Accountability Journal, Volume. 15 No. 3. Hal. 282-311.

2004. Financial Accounting Theory. Australia : Mc. Graw Hill-Australia Pty Limited.

Firer, Steven and S. Mitchell Williams. 2003. “Intellectual Capital and Traditional

Measures of Corporate Performance. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 4 No. 3. Hal 348-360.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haji, Abdifatah Ahmed and Nazli A. Mohd Ghazali. 2013. “A Longitudinal Examination of Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance

Attributes in Malaysia”. Dalam Asian Review of Accounting, Volume 21

No.1. Hal. 27-52.

Ho, Horace., Kin Chau and Pauline Cheung. 2012. “Intellectual Capital and Initial

Economics and Business Research, Volume 2 No. 2. Hal 56-68. Hong Kong: Hang Seng Management College.

Hossain, Mohammed and Helmi Hammami. 2009. “Voluntary Disclosure in the

Annual Reports of an Emerging Country: The Case of Qatar”. Dalam

Advances in Accounting, Incorporating Advances in International Accounting, Volume 25. Hal 255-265. Qatar : Qatar University.

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/ diakses 18 November 2014 pkl. 11.18 WIB

IDX. www.idx.go.id diakses tanggal 18 November 2014 pkl. 10.47 WIB

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009). Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan

Non Keuangan yang Listing di BEI”. Tesis. Semarang : Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.

Jensen, Michael C and William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm : Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Dalam

Journal of Financial Economics 3, Hal. 305-306.

Jindal, Sonia and Manoj Kumar. 2012. “The Determinants of HC Disclosure of Indian Firms”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 13 No. 2 .

Hal 221-247.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

Lina. 2013. “Faktor-faktor Penentu Pengungkapan Modal Intelektual”. Dalam

Media Riset Akuntansi, Volume 3 No. 1. Hal 48-64. Tanggerang: Universitas Pelita Harapan.

Meizaroh dan Jurica Lucyanda. 2012. “Pengaruh Corporate Governance, Kinerja

Perusahaan dan Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual”. Dalam Media Riset Akuntansi, Volume 2 No.1. Hal 65-81. Jakarta: Universitas Bakrie.

Ousama, Abdulrahman Anam., Abdul-Hamid Fatima dan Abdul Rashid

Hafiz-Majdi. 2012. “Determinants of Intellectual Capital Reporting Evidence

from Annual Reports of Malaysian Listed Company”. Dalam Journal of

Puasanti, Ariva. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,

Konsentrasi Kepemilikan, Komisaris Independen, dan Leverage terhadap

Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual”. Skripsi. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Purnomosidhi, Bambang. 2005. ”Analisis Empiris terhadap Determinan Praktik

Pegungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ”. Dalam

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 6 No. 2. Hal 111-146. Surabaya: Universitas Brawijaya.

Rimmel, Gunnar., Christian Nielsen and Tadanori Yosano. 2009. “Intellectual Capital Disclosure in Japanese IPO prospectuses”. Dalam Journal of Human Resource Costing & Accounting, Volume 13 No.4. Hal 316-337.

Sawarjuno, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. “Intellectual Capital : Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Dalam

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5 No. 1. Hal 35-57. Surabaya : Universitas Airlangga.

Setiono, Isyana Ningsih dan Feliza A. Rudiawarni. 2012. “Analisis Pengaruh

Karakteristik Perusahaan terhadap Human Capital Disclosure pada Perusahaan High IC Intensive Industries yang terdaftar di BEI Periode 2009-2011”. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,

Volume 1 No.1. Hal 1-16. Surabaya: Universitas Surabaya.

Simarmata, EM 2010. http: \\repository.usu.ac.idbitstream123456789180374 Chapter%20II.pdf (16 Desember 2014)

Spence, Michael. 1973. “ Job Market Signalling”. Dalam The Quarterly Journal of

Economics, Volume 87 No. 3. Hal 355-374.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Taliyang, Siti M., Rohaida Abdul L, dan Nurul Huda M. 2011. “The Determinants of Intellectual Capital Disclosure Among Malaysian Listed Companies”.

Dalam International Journal of Management and Marketing Research, Volume 4 No. 3. Hal 25-33.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2007. Jakarta. http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/ regulasi/UU%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas.pdf(11 November 2014).

Wardhani, Mari. 2009. “Intellectual Capital Disclosure: Studi Empiris pada

Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

White, Gregory., Alina Lee and Greg Tower. 2007. “Drivers of Voluntary Intellectual Capital Disclosure in Listed Biotechnology Companies”.

Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 8 No. 3. Hal 517-537.

White, Gregory., Alina Lee and Yuni Yuningsih. 2010. “The Nature and Extend

of Voluntary Intellectual Capital Disclosure by Australian and UK

Biotechnology Companies”. Dalam Journal of Intellectual Capital,

Volume 11 No.4. Hal 519-536.

Whiting, Rosalind H dan James Woodcock. 2011. “Firm Characteristics and

Intellectual Capital Disclosure by Australian Company”. Dalam Journal of

Human Resource Costing & Accounting, Volume 15 No. 2. Hal 102-126.

Williams, S. Mitchell. 2001. “Is Intellectual Capital Performance and Disclosure Practices Related?”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 2 No. 3. Hal 192-203.

Yau, Foong Soon., Loo Shin Chan and Rajewwary Balaraman. 2009. “Intellectual

Capital Reporting and Corporate Characteristics of Public-Listed

Companies in Malaysia”. Dalam Journal of Financial Reporting &

Accounting, Volume 7 No.1. Hal 17-35. Malaysia: Universiti Putra Malaysia.

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel

NO Kode

Saham Nama Perusahaan

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 4 BBCA Bank Central Asia Tbk 5 BBKP Bank Bukopin Tbk

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 10 BCIC Bank Mutiara Tbk

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 14 BKSW Bank Kesawan Tbk

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 19 BNLI Bank Permata Tbk

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 21 BSWD Bank Swadesi Tbk

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 23 BVIC Bank Victoria International Tbk 24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 27 MEGA Bank Mega Tbk

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Sumber:www. idx.co.id

Lampiran 2 Item-item Pengungkapan Modal Intelektual

Keterangan Kode Indikator dalam Bahasa Inggris Indikator dalam Bahasa Indonesia Employees 27 items E1 Employee breakdown by age Breakdown Karyawan berdasarkan usia E2 Employee breakdown by seniority Breakdown Karyawan berdasarkan senioritas E3 Employee breakdown by gender Breakdown karyawan berdasarkan gender E4 Employee breakdown by nationality Breakdown Karyawan berdasarkan kebangsaan E5 Employee breakdown by department Breakdown Karyawan oleh departemen E6 Employee breakdown by job function Breakdown Karyawan berdasarkan fungsi kerja E7 Employee breakdown by

level of education

Breakdown karyawan berdasarkan tingkat pendidikan

E8 Rate of employees turn over Tingkat perputaran karyawan E9 Comments on changes in number of employees Penjelasan tentang perubahan jumlah karyawan

E10 Comments on employees health and safety

Penjelasan tentang kesehatan dan

keselamatan karyawan E11 Employees absenteeisme

rate

Tingkat ketidakhadiran karyawan

E12 Discussion of employee interview

Diskusi wawancara karyawan

E13 Statements of policy on competence development Pernyataan kebijakan pengembangan kompetensi karyawan E14 Description of competence development program and activities

Deskripsi program pengembangan

kompetensi dan kegiatan E15 Education and training

expenses

Beban pendidikan dan pelatihan

E16 Education and training expenses by number of

Beban pendidikan dan pelatihan per karyawan

Keterangan Kode Indikator dalam Bahasa Inggris

Indikator dalam Bahasa Indonesia employees

E17 Employee expenses by number of employee

Beban karyawan dengan jumlah karyawan

E18 Recruitment policies of the firm

Kebijakan rekruitmen perusahaan

E19

Separate indication firm has a HRM departmen, division or function

Perusahaan memiliki departemen, divisi atau fungsi HRM

E20 Job rotation opportunities

Kesempatan rotasi pekerjaan

E21 Career opportunities Peluang karier E22 Remuneration and

incentive systems

Sistem remunerasi dan insentif

E23 Pensions Pensiun

E24 Insurance Policies Kebijakan asuransi E25 Statements of dependence

on key personnel

Laporan ketergantungan pada personil kunci E26 Revenues per employee Pendapatan per

karyawan E27 Value added per

employee

Nilai tambah per

Dokumen terkait