• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

7. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang diperolehnya banyak (Ardiansyah, 2004)

commit to user

20

Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat daripada perusahaan yang berskala kecil. Karena lebih dikenal, maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang ada ditangan investor banyak, maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan bisa diketahui. Oleh karena itu, investor bisa mengambil keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi. Dengan demikian, perusahaan yang berskala besar mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada perusahaan yang berskala kecil.

8. Umur Perusahaan

Umur perusahaan menunjukkan berapa lama suatu perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang dapat diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memperkecil kemungkinan adanya asimetri informasi dan memperkecil ketidakpastian di masa yang akan datang. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri (Nurhidayati dan Indriantoro, 1998). Dinah (2006) menjelaskan bahwa umur perusahaan dihitung

commit to user

21

dengan mengurangi tahun penawaran saat IPO dengan tahun pada saat perusahaan berdiri.

Perusahaan yang lebih tua dan matang bisa dipersepsikan sebagai sudah tahan uji sehingga kadar resikonya rendah dan hal ini bisa menarik investor karena diyakini perusahaan yang sudah lama berdiri bisa dikatakan lebih berpengalaman dalam menghasilkan return bagi perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya return yang diterima oleh investor. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Michelle (2010) umur perusahaan yang dihitung menggunakan proksi

Log(firm age + 1) mendapatkan hasil yang tidak signifikan terhadap initial return.

9. Reputasi Auditor

Auditor yang berkualitas akan menerima premium harga terhadap kualitas pengauditannya yang lebih baik. Seorang auditor memiliki keinginan untuk menguji dan melaporkan adanya penyimpangan penerapan prinsip akuntansi. Auditor yang berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit. Gerianta (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan yang melakukan IPO yang memiliki risiko khusus yang lebih tinggi memiliki insentif untuk memilih auditor yang dipersepsikan memiliki kualitas yang tinggi.

Pengorbanan emiten untuk memakai auditor yang berkualitas akan diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya pada masa mendatang. Hal ini

commit to user

22

berarti bahwa penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Status adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount.

Adviser yang bereputasi baik akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan investor ini di pasar dinterpretasikan investor sebagai penunjuk bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospek emiten di masa mendatang. Kedua adviser, yang mempunyai reputasi baik pada umumnya mempunyai pengalaman yang lebih banyak sehingga dapat meramalkan harga pasar lebih akurat daripada adviser yang belum berpengalaman.

10.Reputasi Underwriter

Underwriter atau penjamin emisi adalah pihak yang membuat kontrak Emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual

Menurut Gumanti (2002) ada beberapa alasan underwriter tetap digunakan, yaitu :

· Adanya anggapan underwriter mampu menaikkan harga saham.

· Adanya jaminan keberhasilan penjualan saham. Issuer akan dapat menerima hasil penawaran segera setelah terjadinya transaksi atau kesepakatan dengan penjamin emisi.

commit to user

23

· Jasa underwriter sangat membantu issuer dalam melakukan IPO.

Penelitian Gerianta (2002) dan Daljono (2000) menunjukkan underwriter berhubungan signifikan positif terhadap initial return. Reputasi underwriter juga dianggap mampu untuk mengerem penurunan secara drastis kinerja perusahaan satu tahun setelah IPO.

24

B. PENELITIAN TERDAHULU

Berikut ini adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti: Tabel II. A

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Variabel Hasil

1 Daljono 2000 Reputasi auditor,Umur

perusahaan, persentase

kepemilikan saham, profitabilitas solvability ratio, financial leverage dan reputasi penjamin

reputasi auditor, Umur perusahaan, persentase kepemilikan saham, profitabilitas dan

solvability ratio berpengaruh signifikan terhadap Initial Return, sedangkan financial leverage dan reputasi penjamin berpengaruh positif terhadap initial return.

2 Chandradewi 2002 Earning per share, Proceeds, tipe penawaran saham dan IHSG

secara bersama-sama semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham, sedangkan secara parsial, hanya variabel Earning per share yang

berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham .

3 Gerianta Wirawan

Yasa

2002 Reputasi auditor, reputasi

underwriter, umur, kepemilikan,

ROA financial leverage solvability ratio, Ukuran perusahaan

reputasi underwriter, ROA berpengaruh signifikan terhadap initial return sedangkan variabel lainya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap initial return

25

4 Vichakorn

Chiraphadhanakul, Kennedy

2005 Age, firm size, ROA, Debt Ratio

dan PE ratio

Firm size dan Debt ratio signifikan mempengaruhi initial return sedangkan variabel lainya tidak signifikan mempengaruhi initial return

5 Murdiyani 2009 reputasi auditor, reputasi

underwriter, umur perusahaan, persentase saham, profitabilitas

(ROA), solvability ratio, ukuran perusahaan

reputasi auditor, reputasi underwriter, solvability ratio dan ukuran perusahaan mempengaruhi secara signifikan intial return sedangkan umur perusahaan, persentase saham dan profitabilitas (ROA) tidak mempengaruhi

6 Dinah Juma’atin 2010 ROA, leverage, EPS, proceeds, pertumbuhan laba, current ratio, besaran perusahaan, persentase penawaran saham, umur

perusahaan, jenis industri, kondisi perekonomian, reputasi auditor, reputasi underwriter

kondisi perekonomian dan reputasi auditor secara signifikan mempengaruhi initial return, sedangkan variabel lainya tidak mempengaruhi intial return

7 Ardiyansyah 2004 ROA, DER, EPS, Proceeds, pertumbuhan laba, CR, besaran perusahaan, reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, umur perusahaan jenis industri dan kondisi perekonomian

EPS dan kondisi perekonomia berpengaruh signifikan terhadap initial return dan return

15 hari setelah IPO; financial leverage berpengaruh signifikan terhadap return 15 hari setelah IPO; besaran perusahaan tidak berhasil ditunjukkan sebagai variabel moderat terhadap hubungan antar variabel keuangan dgn initial return dan return 15 hari setelah IPO

2

commit to user

26

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Pada penelitian ini variabel current ratio diperkirakan akan memilki pengaruh yang positif terhadap initial return karena likuiditas yang kecil akan memperbesar resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga investor akan cenderung menghindari saham tersebut. Pada variabel debt to equity ratio, penggunaan hutang yang relative tinggi akan cenderung mengurangi minat investor sehingga variabel ini akan berpengaruh negatif terhadap initial return. Tingkat profitabilitas yang tinggi diperkirakan akan menarik minat investor sehingga variabel return on equity diprediksi akan mempunyai pengaruh positif terhadap initial return.

Variabel eps karena menunjukan profitabilitas akan diprediksi mempunyai pengaruh yang positif. Ukuran perusahaan yang besar akan memperkecil tingkat resiko investasi yang ditanggung oleh investor sehingga variabel ini diprediksi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap initial return.

Pada variabel non keuangan, umur yang lama akan memperkecil tingkat resiko investasi yang ditanggung oleh investor akibat banyaknya informasi yang bisa diperoleh sehingga variabel ini diprediksi mempunyai pengaruh yang negatif. Penggunaan auditor dan underwriter yang bereputasi baik akan dapat memprediksi harga saham yang maksimal dan tingkat resiko investasi yang ditanggung investor menjadi lebih kecil sehingga kedua variabel ini diprediksi akan memiliki pengaruh yang negatif terhadap initial return.

commit to user

27

Gambar II. A

Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi initial return suatu perusahaan. Variabel-variabel yang diteliti adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, ukuran perusahaan yang merupakan variabel keuangan dan umur perusahaan, reputasi underwriter, reputasi auditor yang merupakan variabel non keuanagan.

D. HIPOTESIS

Menurut Sigit (1984) dalam Dinah (2006) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis ini harus dibuktikan melalui penelitian, dan menganalisis data yang terkumpul.

Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada beberapa Variabel Non Keuangan:

1. Umur perusahaan 2. Reputasi underwriter 3. Reputasi auditor Variabel Keuangan:

1. Current Ratio 2. Debt to Equity Ratio 3. Return On Equity 4. Earning Per Share 5. ukuran perusahaan

Variabel Dependen: Initial Return

commit to user

28

penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji. Untuk lebih membatasi hasil penelitian, maka obyek penelitian dimasukkan dalam hipotesis penelitian.

1. Hipotesis yang berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang, yaitu:

Variabel keuangan berupa current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, ukuran perusahaan dan variabel keuangan berupa umur perusahaan, reputasi auditor, reputasi underwriter semuanya merupakan variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan initial return saham. Masing-masing variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap initial return saham suatu perusahaan.

Secara parsial, menurut penelitian terdahulu variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi dalam perubahan initial return saham perusahaan. Artinya bahwa masing-masing variabel secara parsial berpengaruh terhadap initial return. Maka peneliti berasumsi bahwa faktor-faktor tersebut secara simultan juga berpengaruh terhadap initial return saham. Dengan adanya asumsi tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1: adanya pengaruh secara simultan variabel keuangan yang berupa current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, dan ukuran perusahaan serta variabel nonkeuangan yang berupa umur perusahaan, reputasi auditor dan reputasi underwriter terhadap initial return saham perusahaan.

commit to user

29

2. Hipotesis yang berpengaruh secara parsial dari masing-masing variabel yang diteliti terhadap initial return, yaitu:

a. Pengaruh Current Ratio terhadap Initial Return

Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas, yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Menurut Sartono (2000), pengertian likuiditas sebenarnya mengandung dua dimensi, (1) waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi kas, dan (2) kepastian harga yang akan terjadi. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya risiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil. Sehingga hipotesis yang terbentuk adalah:

H2: Current Ratio berpengaruh positif terhadap Initial Return.

b. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Initial Return

DER memberi informasi tentang jaminan dari hutang-hutang perusahaan yang dijamin oleh modal sendiri perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha (Ang,1997). Semakin besar nilai DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. Semakin besar DER

commit to user

30

mencerminkan resiko perusahaan yang relative tinggi, akibatnya para investor rcenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

Nilai DER yang tinggi akan meningkatkan ketidakpastian investor dan akan menurunkan tingkat return saham sehingga kemungkinan return yang akan ditrima investor semakin kecil di masa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha memenuhi kewajiban hutangnya dahulu sebelum memberikan return pada investor. Dengan demikian diduga semakin besar nilai DER suatu perusahaan maka akan semakin kecil pula initial return. Atas dasar hal ini maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Initial Return.

c. Pengaruh Return On Equity terhadap Initial Return

Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Informasi ini akan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas digunakan Return On Equity (ROE). Return on Equity merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur

commit to user

31

kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan untuk mendapatkan laba.

Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang. Profitabilitas yang tinggi.. Hal ini berarti kemungkinan investor untuk mendapatkan return awal semakin rendah tetapi dalam jangka panjang setelah memasuki pasar sekunder kemungkinan investor mendapatkan return yang tinggi akan bisa terwujud bila nilai ROE perusahaan semakin tinggi karena hal itu menandakan bahwa perusahaan itu mengalami profit. Atas dasar hal ini maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Return On Equity berpengaruh positif terhadap Initial Return.

d. Pengaruh Earning Per Share terhadap Initial Return

Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang. Variabel EPS merupakan proksi bagi laba per lembar saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham.

Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan

commit to user

32

pada perusahaan. Dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut.

H5: Earning Per Share berpengaruh positif terhadap Initial Return.

e. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return

Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat daripada perusahaan yang berskala kecil. Karena lebih dikenal, maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang ada ditangan investor banyak, maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan bisa diketahui. Oleh karena itu, investor bisa mengambil keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi. Dengan demikian, perusahaan yang berskala besar mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada perusahaan yang berskala kecil. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

H6: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Initial Return

commit to user

33

f. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Initial Return

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian, akan mengurangi adanya asimetri informasi, dan memperkecil ketidakpastian pada masa yang akan datang.. Dalam kondisi normal, perusahaan yang telah lama berdiri akan mempunyai publikasi perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru. Calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan yang melakukan IPO tersebut.

Jadi perusahaan yang telah lama berdiri mempunyai tingkat underpriced rendah daripada perusahaan yang masih baru karena mengurangi asimetri informasi. Beberapa perusahaan keluarga yang sudah cukup lama berdiri enggan untuk go public karena dengan go public keleluasaan perusahaan dalam menjalankan roda bisnis akan terkontrol oleh publik, terutama pemegang saham. Semakin muda umur perusahaan, semakin tinggi tingkat underpricing dari perusahaan tersebut.. Semakin lama perusahaan maka harga saham yang ditawarkan lebih tinggi sehingga initial returnnya rendah. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut.

commit to user

34

g. Pengaruh reputasi auditor terhadap Initial Return

Pengorbanan emiten untuk memakai auditor yang berkualitas akan diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya pada masa mendatang. Hal ini berarti bahwa penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Status adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount.

Adviser yang bereputasi baik akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan investor ini di pasar dinterpretasikan investor sebagai penunjuk bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospek emiten di masa mendatang. Oleh karena itu, diajukan hipotesis sebagai berikut.

H8: Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap Initial Return.

h. Pengaruh reputasi underwriter terhadap Initial Return

Emiten dan underwriter merupakan pihak yang menentukan harga saham saat IPO. Underwriter merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak informasi pasar modal, sedangkan emiten merupakan pihak yang tidak mengetahui pasar modal .

Dalam proses IPO, underwriter bertanggung jawab atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwriter berkewajiban untuk membelinya. Bagi underwriter yang belum

commit to user

35

mempunyai reputasi, akan sangat hati-hati untuk menghindari risiko tersebut. Untuk menghindari risiko, maka underwriter menginginkan harga yang rendah. Bagi underwriter yang memiliki reputasi tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya sehingga initial return yang bisa didapatkan oleh investor menjadi rendah

H9: reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap Initial Return.

commit to user

36

Dokumen terkait