commit to user
TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI
BEI PERIODE 2006-2009)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
MOHAMMAD ARIF BUDIMAN F 0207088
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan:
Untuk kedua orangtuaku,
Bapak Hernu Sayoko dan Ibu Sulistiati
Untuk kedua adiku yang sangat kusayangi,
Fadhilah Rahmatika dan Aulia Khoirunissa
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)
“Selama kita masih mempunyai kedua mata, semua hal pasti bisa dilakukan”
(my mom)
“Tertawalah maka dunia akan tertawa bersamamu dan menangislah maka kau
akan menangis sendirian” (old boy)
commit to user
vi KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON
KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM” (studi kasus pada
perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode tahun 2006-2009) Skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan bantuan
berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Harmadi M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah mengarahkan
dan membimbing penulis hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. Muhammad Amin Gunadi M.P, selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan pengarahan dalam perkuliahan selama di Jurusan
commit to user
vii
6. Ibu Emi Indrawati, SE di Pojok BEI FE UNS atas bantuan dan pendapat yang
telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
8. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
penyempurnaan skripsi ini.
Wassalamu‘alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 18 Mei 2011
Penulis
commit to user
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
ABSTRAK . ... xiii
ABSTRACT ... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Penawaran Umum Perdana ... 8
2. Initial Return ... 15
commit to user
ix
4. Debt to Equity Ratio ... 17
5. Return On Equity ... 18
6. Earning Per Shares ... 19
7. Ukuran Perusahaan ... 19
8. Umur Perusahaan ... 20
9. Reputasi Auditor ... 21
10. Reputasi Underwriter ... 22
B. Penelitian Terdahulu ... 24
C. Kerangka Pemikiran ... 26
D. Hipotesis ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
D. Pengukuran Variabel ... 39
E. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik ... 43
2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46
BAB IV ANALISIS DATA A. Distribusi Sampel ... 50
B. Statistik Deskriptif ... 51
C. Uji Asumsi Klasik ... 53
commit to user
x
a. Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) ... 57
b. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) ... 58
c. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 67
B. Keterbatasan ... 68
C. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.A Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ... 26
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.A Hasil Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel IV.A Proses Pemilihan Sampel ... 49
Tabel IV.B Hasil Output Descriptive Statistics ... 50
Tabel IV.C Hasil Uji Normalitas ... 52
Tabel IV.D Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
Tabel IV.E Hasil Uji Autokorelasi ... 55
Tabel IV.F Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) ... 56
Tabel IV.G Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) ... 57
commit to user
xiii ABSTRAK
PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN
DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN
IPO DI BEI PERIODE 2006-2009)
MOHAMMAD ARIF BUDIMAN F 0207088
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel keuangan (current ratio, debt to equity ratio ,return on equity, earning per share dan ukuran perusahaan) dan variabel nonkeuangan (umur, reputasi auditor dan reputasi underwriter) terhadap initial return saham perusahaan. Walaupun penelitian dalam bidang ini sudah banyak dilakukan oleh penliti lain namun masalah dalam bidang ini masih tetap menarik untuk dibahas karena hasilnya yang tidak konsisten dari para peneliti dan juga karena para peneliti terdahulu banyak yang masih berfokus terhadap variabel keuangan. Banyak variabel lain yang masih belum di uji.
Sampel untuk penelitian ini berjumlah 42 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) di bursa efek Indonesia dari tahun 2006-2009. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda.
Penelitian ini menemukan bahwa earning per shares, reputasi auditor dan reputasi underwriter berpengaruh signifikan terhadap initial return (α=5%).
commit to user
xiv ABSTRACT
THE INFLUENCE OF FINANCIAL VARIABLE AND NONFINANCIAL VARIABLE ON INITIAL RETURN (STUDY OF COMPANIES THAT DOING IPO ON INDONESIA
STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD 2006-2009)
MOHAMMAD ARIF BUDIMAN F 0207088
This research tries to examine the influence of financial variable (current ratio, debt to equity ratio ,return on equity, earning per share and firm size) and non financial variable (age, auditor reputation and underwriter reputation) on initial return. Even the study in this field has been done by many researchers but there search in this field still an attractive problem to examine because the results were inconsistent among researchers and also because the previous research still focused on the financial variable. A lot of other variables that have not been examined yet.
The sample for this research are 42 companies that doing initial public offering (IPO) in the Indonesian stock market from 2006-2009 as the sample for this research. Purposisve sampling method were used to pick the samples of this research. Data were collected by documentation methods. The analytical methods used in this research were multiple regression.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar modal merupakan alternatif sumber dana disamping
perbankan bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasional perusahaan
melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi oleh perusahaan
yang membutuhkan dana. Bagi perusahaan yang telah berkembang dengan
pesat dan membutuhkan dana yang besar untuk perluasan rencana bisnis
maka perusahaan tersebut akan membutuhkan dana yang tidak sedikit dan
kadangkala kebutuhan dana ini tidak bisa dipenuhi dengan hanya
mengandalkan dana dari pihak internal perusahaan saja.
Karena keterbatasan tersebut, maka perusahaan berusaha
memenuhi kebutuhan modalnya dengan menghimpun dana dari
masyarakat melalui penawaran surat tanda kepemilikan (saham) atau surat
hutang (obligasi) kepada masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan perusahaan untuk menambah jumlah kepemilikan saham, antara
lain dengan menjual saham kepada pemegang saham yang sudah ada,
menjual saham kepada karyawan, menambah saham lewat dividend reinvestment plan (deviden yang tidak dibagi), menjual saham langsung
kepada investor tunggal atau menawarkan kepada publik (Jogiyanto,2000).
Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat untuk pertama
commit to user
2
merupakan salah satu strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat dengan harapan akan menghasilkan kinerja
perusahaan yang lebih baik. Ketika akan melakukan IPO perusahaan harus
membuat perspektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh
BAPEPAM. Informasi didalam prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu
informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi
adalah laporan keuangan, sedangkan informasi non akuntansi adalah
informasi penjamin emisi, auditor, notaris, konsultan hukum, nilai
penawaran saham, umur perusahaan, Persentase Kepemilikan Saham,
Ukuran Perusahaan, Standar Deviasi, dan Control Return. Kedua
informasi ini sering digunakan sebagai bahan penelitian untuk
menganalisis return awal saham pada saat IPO.
Initial Return adalah keuntungan bersih yang diperoleh pemegang
saham saat penawaran perdana (IPO) dengan menjualnya di pasar
sekunder (Jogiyanto, 2000 : 128). Initial return diukur berdasarkan
persentase selisih harga saham pada hari pertama perdagangan di pasar
sekunder dengan harga penawaran pada saat IPO. Apabila terjadi
Underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari Go Public tidak
maksimal. Sebaliknya, jika terjadi Overpricing maka investor akan merasa
rugi karena mereka tidak memperoleh Initial Return. Underpricing pada
penawaran perdana merupakan gejala umum di setiap pasar modal namun
commit to user
3
Hal ini tergantung pada karakteristik dan kondisi ekonomi serta bisnis
tempat pasar modal berada.
Penelitian ini akan menggunakan informasi keuangan, yaitu rasio
likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debt to Equity Ratio), rasio
profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share)
dan ukuran perusahaan, informasi non keuangan yang berupa reputasi
underwriter, umur perusahaan, dan reputasi auditor sebagai variabel independen yang diduga mempengaruhi variabel dependen yang berupa
initial return.
Variabel-variabel independen tersebut diambil karena dari berbagai
penelitian terdahulu terdapat ketidakonsistenan hasil penelitian, baik yang
dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga masih perlu
dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut.
Pada variabel keuangan terdapat ketidakkonsistenan hasil yang
terjadi, pada variabel Current ratio (CR), ada beberapa penelitian yang
berpengaruh signifikan positif terhadap return saham yaitu Tuasikal (2002) sedangkan penelitian Ardiansyah (2004) menyatakan bahwa
variabel CR tidak berpengaruh terhadap return saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2007)
menyatakan bahwa variabel Debt equity ratio tidak berpengaruh signifikan
commit to user
4
Kurniawan (2007) mengemukakan bahwa ROE (Return On Equity)
berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan
informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan
modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan
mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga akan menurunkan tingkat underpricing (selisih antara harga saham hari pertama listing
dengan harga saham perdana semakin rendah) karena investor akan
menilai kinerja perusahaan lebih baik dan bersedia membeli saham
perdananya dengan harga yang lebih tinggi.
Pada variabel Earning Per Share (EPS), hasil penelitian
Chandradewi (2000) menemukan terdapatnya pengaruh signifikan yang
positif antara rasio EPS dengan return saham setelah 7 hari melakukan IPO. Dalam agenda lainnya penelitian yang dilakukan oleh ardiansyah
(2004) menemukan bahwa variabel EPS berpengaruh signifikan negatif
terhadap initial return.
Sedangkan pada variabel non keuangan, Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi Initial Return. Michelle (2010) mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara reputasi underwriter dengan Initial
commit to user
5
emisi, yang berpengaruh signifikan terhadap Initial Return. Daljono (2000), mengemukakan dalam penelitianya bahwa reputasi auditor, Umur
perusahaan dan persentase penawaran saham berpengaruh signifikan
terhadap Initial Return.
Meskipun studi tentang kinerja perusahaan yang melakukan IPO
telah banyak dilakukan, namun penelitian dibidang ini masih dianggap
masalah yang menarik untuk diteliti karena disamping hasil temuannya
tidak selalu konsisten, juga kebanyakan penelitian memfokuskan pada
informasi non keuangan. Banyak variabel-variabel keuangan yang
mungkin mempengaruhi initial return.
Bertitik tolak pada permasalahan di atas maka penulis tertarik
mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “PENGARUH
VARIABEL - VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM” (STUDI KASUS PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI PERIODE
commit to user
6
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio likuiditas
(Current Ratio), rasio leverage (Debtto Equity Ratio), rasio profitabilitas
(Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share) ukuran
perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa umur
perusahaan, reputasi underwriter dan reputasi auditor mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.
2. Apakah variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio likuiditas
(Current Ratio), rasio leverage (Debtto Equity Ratio), rasio profitabilitas
(Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share) ukuran
perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa umur
perusahaan, reputasi underwriter dan reputasi auditor mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio
likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debt to Equity Ratio), rasio
commit to user
7
ukuran perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa
umur perusahaan reputasi underwriter, reputasi auditor mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap Initial Return pada perusahaan yang
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.
2. Untuk mengetahui variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio
likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debt to Equity Ratio), rasio
profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share)
ukuran perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa
umur perusahaan reputasi underwriter, reputasi auditor mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap Initial Return pada perusahaan yang
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.
3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006 – 2009 dan untuk melihat kekonsistenan hasil penelitian.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, yaitu:
1. Bagi Civitas Akademika
Untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan penulisan ini dan dapat
digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
commit to user
8
2. Bagi Investor
Sebagai bahan informasi bagi para investor dan pelaku di pasar modal agar
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah yang
sebaiknya diambil dalam hal keputusan investasi di masa yang akan datang.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi emiten maupun
calon emiten dalam menentukan harga yang sesuai pada saat penawaran
saham perdana sehingga perusahaan bisa mendapatkan dana yang maksimal
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/ IPO)
Penawaran umum perdana adalah kegiatan yang dilakukan emiten
untuk menjual saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya, kegiatan ini lebih popular
disebut go pulic. Penawaran efek itu meliputi surat pengakuan berhutang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti
hutang, right issue, warran, opsi dan setiap derivatif lainnya yang ditetapkan BAPEPAM sebagai efek. Saat ini produk yang ditawarkan di
Bursa Efek Jakarta meliputi saham, obligasi konvensi, obligasi, saham
preferen, right issue dan danareksa. Diantara produk-produk itu sahamlah
yang paling banyak diperjualbelikan termasuk di dalamnya penawaran
umum.
Penawaran umum sangat berguna bagi perusahaan, pihak
manajemen dan mayarakat umum. Bagi perusahaan penawaran umum
merupakan media untuk mendapakan dana yang relatif lebih besar dan
tunai serta tidak ada kewajiban khusus untuk pelunasan dan pembayaran
bunga tetap yang diperoleh bagi manajemen dengan penawaran umum
berarti meningkatkan keterbukaan perusahaan dan akhirnya akan
commit to user
10
kesempatan, turut serta memiliki perusahaan sehingga terjadi distribusi
kesejahteraan yang akhirnya akan memperkecil kesenjangan sosial.
Sebuah perusahaan yang akan go public harus mengikuti prosedur
yang terdiri dari tiga tahapan utama. Yang pertama adalah persiapan diri,
yang kedua adalah memperoleh ijin registrasi dari Bapepam, yang ketiga
adalah melakukan penawaran perdana ke publik ( Initial Public Offering )
dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di Bursa.
Keputusan untuk go public akan tetap menjadi perusahaan privat
merupakan keputusan yang harus dipikirkan masak-masak.
Perusahaan yang memutuskan untuk go public dan melemparkan
saham perdananya ke publik (IPO), isu utama yang muncul adalah tipe
saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk
selembar sahamnya dan kapan waktu yang paling tepat. Umumnya
perusahaan akan menyerahkan masalah pasar modal yang berkaitan atau
berhubungan dengan IPO ke banker investasi yang mempunyai keahlian di
dalam penjualan sekuritas. Sebelum memutuskan untuk go public perusahaan harus mempertimbangkan faktor untung dan ruginya.
Keuntungan go public diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang.
Untuk perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan
untuk menanamkan modalnya karena kurangnya keterbukaan informasi
commit to user
11
going publik informasi keuangan harus dilaporkan ke publik secara reguler yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik.
b. Meningkatnya likuiditas bagi pemegang saham.
Untuk perusahaan yang masih tertutup yang mempunyai pasar
untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual
sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah go public.
c. Nilai perusahaan diketahui.
Untuk alasan-alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk
diketahui, misalnya jika perusahaan ingin memberikan intensif dalam
bentuk opsi saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka
nilai sebenarnya dari opsi tersebut perlu diketahui. Untuk perusahaan
yang masih tertutup, nilai opsi sulit ditentukan.
Disamping keuntungan dari go public, beberapa kerugian antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Biaya laporan yang meningkat.
Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan-laporan kepada regulator, bagi
perusahaan-perusahaan kecil, biaya untuk pembuatan laporan-laporan
tersebut sangat mahal.
b. Pengungkapan (Disclosure).
Beberapa pihak yang di dalam perusahaan urnumnya keberatan
commit to user
12
informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan
mengetahui besarnya kekayaan yang dimilikinya.
c. Ketakutan untuk diambil alih.
Manajer perusahaan yang mempunyai hak veto kecil akan
khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan publik
dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer yang
baru jika perusahaan diambil alih.
Pada penawaran surat berharga di kenal ada dua metoda penerbitan
dan penawaran surat berharga, yaitu:
a. Private Placement Yaitu penjualan atau penempatan langsung saham
atau obligasi kepada beberapa investor baik perorangan maupun
lembaga.
b. Public Offering Yaitu menjual sekuritas kepada masyarakat baik
perorangan maupun lembaga melalui pasar modal (Bursa efek) dan
perantara perusahaan emisi (underwriter company).
Sejak diberlakukannya deregulasi pasar modal tahun 1988 yang
tujuan utamanya adalah mengaktifkan dan mengefektifkan pasar modal
sebagai salah satu sarana pembiayaan perusahaan, terlihat dari semakin
banyaknya permintaan saham di bursa yang mengakibatkan kenaikan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Situasi ini merupakan saat yang
baik bagi perusahaan yang membutuhkan dana untuk menjual sahamnya di
commit to user
13
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya permintaan yang terlalu
besar dibandingkan dengan jumlah saham yang ditawarkan. Sejalan
dengan situasi di atas para banker dan pengamat pasar modal di Indonesia
mensinyalir hahwa emiten dan perusahaan penjamin emisi telah
memanfaatkan kurangnya pengetahuan dan pengalaman investor sehingga
menetapkan bahwa harga saham yang tinggi pada masa penawaran
perdana. Dengan harga penawaan perdana yang tinggi maka emiten
memperoleh keuntungan berupa agio saham yang tertinggi dan penjamin
emisi juga memperoleh komisi dan hasil penjualan saham yang besar pula.
Sebaliknya bagi investor yang membeli saham yang harganya lebih
tinggi dari nilai fundamentalnya, pada akhirnya akan menanggung risiko
kerugian karena saham yang demikian akan mengalami penyesuaian dan
koreksi pasar sehingga di pasar sekunder harganya akan turun menjadi
harga intrinsiknya. Pada keadaan dimana sinyalemen tersebut ternyata
benar dan keadaan demikian terus menerus, maka akan merugikan
perkembangan pasar modal di Indonesia mendatang.
Investor yang menderita kerugian (capital loss) karena dirugikan oleh penetapan harga saham pada pasar perdana yang terlalu tinggi bisa
menjadi jera dan apriori terhadap pasar modal. Disamping itu situasi
tersebut juga tidak sesuai dengan tujuan pengaktifan kembali pasar modal
yakni pemerataan pendapatan masyarakat (investor) melalui kepemilikan saham perusahaan karena sebagian besar keuntungannya telah diambil
commit to user
14
terlalu tinggi tersebut. Apabila harga ditetapkan terlalu rendah maka yang
akan menderita kerugian adalah emiten karena tidak bisa memperoleh
dana yang maksimal. Untuk itu harus diupayakan penetapan harga yang
benar-benar mencerminkan keadaan nilai perusahaan.
Setelah saham dijual di pasar sekunder karena ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan dan investor. Pada saat perusahaan
ingin mengumpulkan dana melalui penjualan saham ada tiga cara,
Aggarwal (1993) dalam Gerianta (2006) yang bisa dilakukan dimana
ketiga cara tersebut telah dilakukan di seluruh dunia, yaitu:
a. Melakukan penawaran awal kepada publik (Initial Public Offering)
dengan penawaran pada harga tetap (affixed-price offer). Di Amerika
Serikat dan Inggris, Brazilia dan Meksiko pada umumnya menjual
saham dengan metode ini, dimana para investor potensial menetapkan
sejumlah share tertentu dan mereka berharap dapat membayar pada harga sebelum pengumuman (Preannounced Price).
b. Penawaran dengan melalui tender. Perusahaan Perancis biasanya
menggunakan tawaran tender, dimana pemohon menetapkan harga dan
kuantitas share. Setelah menerima permohonan, baru ditentukan harga
penawaran kemudian melakukan cut-off aplikasi mana saja yang perlu ditolak.
c. Prosedur lelang (auction). Dengan prosedur ini harga saham
ditentukan berdasarkan penawaran tertinggi. Dan hasil riset diketahui
commit to user
15
Di Indonesia transaksi perdagangan dilakukan dengan sistem
auction melalui order-driven market system yang berarti penjual dan pembeli sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker
(transaksi tidak dapat langsung dan transaksi di lantai bursa) dan
menggunakan sistem lelang kontinyu yang dimaksudnya harga transaksi
ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) sampai dicapai kesepakatan.
2. Initial Return
Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing karena dengan demikian para investor dapat menerima initial return. Initial return
adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan
harga saham yang dibeli di pasar perdana (saat IPO) dengan harga jual
saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Daljono, 2000).
Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari investasinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Risiko investasi juga perlu diperhitungkan. Risiko yaitu peluang
bahwa hasil aktual yang diperoleh dari suatu investasi berbeda dari hasil
yang diharapkan, khususnya jika hasil aktual lebih kecil dari hasil yang
diharapkan, Jones (1999) dalam Murdiyani (2009). Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu
commit to user
16
mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus
ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.
Terdapat dua komponen return pada investasi Jones (1999) dalam
Murdiyani (2009), yaitu :
1. Yield, merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap
harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield
adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
2. Capital gain (loss), merupakan selisih untung (rugi) dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
3. Naik turun pada harga saham juga dapat ditemui pada return. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi return ini. Investor menggunakan informasi keuangan dan non keuangan untuk dapat menganalisis return. Pada perusahaan yang baru melakukan IPO, investor hanya mendapat
informasi dari prospektus yang diterbitkan perusahaan tersebut saja.
Perusahaan baru pertama kali menjual sahamnya sehingga investor belum
tahu harga pasarnya. Jadi, investor mengandalkan informasi yang
diperolehnya dari prospektus ini untuk menganalisis return dan risiko.
3. Current Ratio
Current ratio atau CR merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu
commit to user
17
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang akan
ditanggung pemegang saham juga semakin kecil (Ang, 1997)
Hasil peneltitian yang dilakukan oleh Tuasikal (2002) menyatakan
bahwa informasi akuntansi dalam bentuk CR pada perusahaan manufaktur
lebih dapat memprediksi return saham dibandingkan pada perusahaan non
manufaktur, demikian pula dengan penelitian Mardiyah dan Indriantoro
(1999) yang membuktikan bahwa variabel CR berpengaruh signifikan
positif terhadap perceived risk saham.
4. Debt to Equity Ratio
DER merupakan salah satu dari rasio leverage. DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. DER menunjukkan imbangan antara
tingkat leverage (penggunaan hutang) dibandingkan modal sendiri perusahaan. DER juga memberi jaminan tentang seberapa besar
hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri perusahaan yang digunakan
sebagai pendanaan usaha.
Semakin besar nilai DER menandakan struktur permodalan usaha
lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas.
Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi,
akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi (Ang,1997). Nilai DER yang tinggi akan
commit to user
18
saham sehingga kemungkinan return yang akan diterima investor semakin
kecil di masa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha
memenuhi kewajiban hutangnya dahulu sebelum memberikan return pada
investor.
5. Return On Equity
ROE merupakan ukuran profitabilitas perusahaan yang dapat
dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi
yang ditanamkan untuk mendapatkan laba. Pertimbangan memasukkan
variabel ini karena profitabilitas perusahaan memberikan informasi kepada
pihak luar mengenai efektifitas operasional perusahaan. Profitabilitas
perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan
informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan
modalnya.
Hal ini berarti kemungkinan investor untuk mendapatkan return awal semakin rendah tetapi dalam jangka panjang setelah memasuki pasar
sekunder kemugkinan investor mendapatkan return yang tinggi akan bisa terwujud bila nilai ROE perusahaan semakin tinggi karena hal itu
menandakan bahwa perusahan itu mengalami profit. Penelitian yang
dilakukan oleh Yolana dan Martani (2005) menyatakan bahwa ROE
commit to user
19
6. Earning per Share
EPS merupakan salah satu rasio pasar modal, yaitu rasio yang
mengukur pendapatan bersih perusahaan dari satu periode dibagi dengan
jumlah saham yang beredar. Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko
dan membandingkan pendapatan per lembar saham perusahaan dengan
perusahaan lain. Variabel EPS merupakan proxy bagi laba per lembar
saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu
periode tertentu dengan memiliki suatu saham (Ardiansyah, 2004).
Hasil empiris menunjukkan bahwa semakin tinggi EPS, semakin
tinggi harga saham. Hasil ini didukung dari penelitian Chandradewi
(2000), penulis tersebut menyebutkan bahwa EPS berpengaruh signifikan
positif terhadap harga pasar saham setelah penawaran umum perdana. Hal
ini berarti bahwa semakin tinggi nilai EPS return yang diterima investor akan semakin tinggi karena semakin tingginya harga saham tersebut.
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih
dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan
berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan
berskala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon
commit to user
20
Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena
perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat
daripada perusahaan yang berskala kecil. Karena lebih dikenal, maka
informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan
perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang ada ditangan
investor banyak, maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan
perusahaan bisa diketahui. Oleh karena itu, investor bisa mengambil
keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan
tanpa informasi. Dengan demikian, perusahaan yang berskala besar
mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada perusahaan
yang berskala kecil.
8. Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan berapa lama suatu perusahaan
mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak
informasi yang dapat diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut.
Dengan demikian akan memperkecil kemungkinan adanya asimetri
informasi dan memperkecil ketidakpastian di masa yang akan datang.
Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang
lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak
dan luas daripada yang baru saja berdiri (Nurhidayati dan Indriantoro,
commit to user
21
dengan mengurangi tahun penawaran saat IPO dengan tahun pada saat
perusahaan berdiri.
Perusahaan yang lebih tua dan matang bisa dipersepsikan sebagai
sudah tahan uji sehingga kadar resikonya rendah dan hal ini bisa menarik
investor karena diyakini perusahaan yang sudah lama berdiri bisa
dikatakan lebih berpengalaman dalam menghasilkan return bagi perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya return yang diterima oleh investor. Namun menurut penelitian yang dilakukan
oleh Michelle (2010) umur perusahaan yang dihitung menggunakan proksi
Log(firm age + 1) mendapatkan hasil yang tidak signifikan terhadap initial
return.
9. Reputasi Auditor
Auditor yang berkualitas akan menerima premium harga terhadap
kualitas pengauditannya yang lebih baik. Seorang auditor memiliki
keinginan untuk menguji dan melaporkan adanya penyimpangan
penerapan prinsip akuntansi. Auditor yang berkualitas akan dihargai di
pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit. Gerianta (2006)
mengungkapkan bahwa perusahaan yang melakukan IPO yang memiliki
risiko khusus yang lebih tinggi memiliki insentif untuk memilih auditor
yang dipersepsikan memiliki kualitas yang tinggi.
Pengorbanan emiten untuk memakai auditor yang berkualitas akan
diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang
commit to user
22
berarti bahwa penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan
mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Status adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount.
Adviser yang bereputasi baik akan mengurangi kesempatan emiten
untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke
pasar. Pengorbanan investor ini di pasar dinterpretasikan investor sebagai
penunjuk bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan
mengenai prospek emiten di masa mendatang. Kedua adviser, yang
mempunyai reputasi baik pada umumnya mempunyai pengalaman yang
lebih banyak sehingga dapat meramalkan harga pasar lebih akurat
daripada adviser yang belum berpengalaman.
10.Reputasi Underwriter
Underwriter atau penjamin emisi adalah pihak yang membuat
kontrak Emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan
Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak
terjual
Menurut Gumanti (2002) ada beberapa alasan underwriter tetap digunakan, yaitu :
· Adanya anggapan underwriter mampu menaikkan harga saham.
· Adanya jaminan keberhasilan penjualan saham. Issuer akan dapat menerima hasil penawaran segera setelah terjadinya
commit to user
23
· Jasa underwriter sangat membantu issuer dalam melakukan IPO.
Penelitian Gerianta (2002) dan Daljono (2000) menunjukkan
underwriter berhubungan signifikan positif terhadap initial return. Reputasi underwriter juga dianggap mampu untuk mengerem penurunan
24
B. PENELITIAN TERDAHULU
Berikut ini adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti:
Tabel II. A
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Tahun Variabel Hasil
1 Daljono 2000 Reputasi auditor,Umur
perusahaan, persentase
kepemilikan saham, profitabilitas
solvability ratio, financial
leverage dan reputasi penjamin
reputasi auditor, Umur perusahaan, persentase kepemilikan saham, profitabilitas dan
solvability ratio berpengaruh signifikan terhadap Initial Return, sedangkan financial
leverage dan reputasi penjamin berpengaruh positif terhadap initial return.
2 Chandradewi 2002 Earning per share,
Proceeds, tipe
penawaran saham dan
IHSG
secara bersama-sama semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga
pasar saham, sedangkan secara parsial, hanya variabel Earning per share yang
berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham .
3 Gerianta Wirawan
Yasa
2002 Reputasi auditor, reputasi
underwriter, umur, kepemilikan,
ROA financial leverage
solvability ratio, Ukuran
perusahaan
reputasi underwriter, ROA berpengaruh signifikan terhadap initial return sedangkan
variabel lainya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap initial return
25
lainya tidak signifikan mempengaruhi initial return
5 Murdiyani 2009 reputasi auditor, reputasi
underwriter, umur perusahaan,
persentase saham, profitabilitas
(ROA), solvability ratio, ukuran
perusahaan
reputasi auditor, reputasi underwriter, solvability ratio dan ukuran perusahaan
mempengaruhi secara signifikan intial return sedangkan umur perusahaan, persentase
saham dan profitabilitas (ROA) tidak mempengaruhi
6 Dinah Juma’atin 2010 ROA, leverage, EPS, proceeds,
pertumbuhan laba, current ratio,
besaran perusahaan, persentase
penawaran saham, umur
perusahaan, jenis industri, kondisi
perekonomian, reputasi auditor,
reputasi underwriter
kondisi perekonomian dan reputasi auditor secara signifikan mempengaruhi initial return,
sedangkan variabel lainya tidak mempengaruhi intial return
7 Ardiyansyah 2004 ROA, DER, EPS, Proceeds,
pertumbuhan laba, CR, besaran
perusahaan, reputasi penjamin
emisi, reputasi auditor, umur
perusahaan jenis industri dan
kondisi perekonomian
EPS dan kondisi perekonomia berpengaruh signifikan terhadap initial return dan return
15 hari setelah IPO; financial leverage berpengaruh signifikan terhadap return 15 hari
setelah IPO; besaran perusahaan tidak berhasil ditunjukkan sebagai variabel moderat
terhadap hubungan antar variabel keuangan dgn initial return dan return 15 hari setelah
IPO
2
commit to user
26
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Pada penelitian ini variabel current ratio diperkirakan akan memilki pengaruh yang positif terhadap initial return karena likuiditas yang kecil akan
memperbesar resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Sehingga investor akan cenderung menghindari saham
tersebut. Pada variabel debt to equity ratio, penggunaan hutang yang relative
tinggi akan cenderung mengurangi minat investor sehingga variabel ini akan
berpengaruh negatif terhadap initial return. Tingkat profitabilitas yang tinggi
diperkirakan akan menarik minat investor sehingga variabel return on equity
diprediksi akan mempunyai pengaruh positif terhadap initial return.
Variabel eps karena menunjukan profitabilitas akan diprediksi
mempunyai pengaruh yang positif. Ukuran perusahaan yang besar akan
memperkecil tingkat resiko investasi yang ditanggung oleh investor sehingga
variabel ini diprediksi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap initial return.
Pada variabel non keuangan, umur yang lama akan memperkecil
tingkat resiko investasi yang ditanggung oleh investor akibat banyaknya
informasi yang bisa diperoleh sehingga variabel ini diprediksi mempunyai
pengaruh yang negatif. Penggunaan auditor dan underwriter yang bereputasi
baik akan dapat memprediksi harga saham yang maksimal dan tingkat resiko
investasi yang ditanggung investor menjadi lebih kecil sehingga kedua
commit to user
27
Gambar II. A
Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti ingin mengetahui
variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi initial return suatu
perusahaan. Variabel-variabel yang diteliti adalah Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, ukuran perusahaan yang merupakan variabel keuangan dan umur perusahaan, reputasi underwriter,
reputasi auditor yang merupakan variabel non keuanagan.
D. HIPOTESIS
Menurut Sigit (1984) dalam Dinah (2006) hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis ini harus
dibuktikan melalui penelitian, dan menganalisis data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang
dibentuk dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada beberapa Variabel Non Keuangan: 2. Debt to Equity Ratio 3. Return On Equity 4. Earning Per Share 5. ukuran perusahaan
commit to user
28
penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid
untuk diuji. Untuk lebih membatasi hasil penelitian, maka obyek
penelitian dimasukkan dalam hipotesis penelitian.
1. Hipotesis yang berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang,
yaitu:
Variabel keuangan berupa current ratio, debt to equity ratio, return
on equity, earning per share, ukuran perusahaan dan variabel keuangan berupa umur perusahaan, reputasi auditor, reputasi underwriter semuanya
merupakan variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengukur
perubahan initial return saham. Masing-masing variabel tersebut memiliki
pengaruh terhadap initial return saham suatu perusahaan.
Secara parsial, menurut penelitian terdahulu variabel-variabel
tersebut memberikan kontribusi dalam perubahan initial return saham
perusahaan. Artinya bahwa masing-masing variabel secara parsial
berpengaruh terhadap initial return. Maka peneliti berasumsi bahwa
faktor-faktor tersebut secara simultan juga berpengaruh terhadap initial return saham. Dengan adanya asumsi tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: adanya pengaruh secara simultan variabel keuangan yang berupa
current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, dan
ukuran perusahaan serta variabel nonkeuangan yang berupa umur
commit to user
29
2. Hipotesis yang berpengaruh secara parsial dari masing-masing variabel
yang diteliti terhadap initial return, yaitu:
a. Pengaruh Current Ratio terhadap Initial Return
Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas suatu
perusahaan, yaitu kemampuan untuk membayar kewajiban finansial
jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan
oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah
menjadi kas, yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.
Menurut Sartono (2000), pengertian likuiditas sebenarnya mengandung
dua dimensi, (1) waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi
kas, dan (2) kepastian harga yang akan terjadi. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya risiko yang
akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil. Sehingga hipotesis
yang terbentuk adalah:
H2: Current Ratio berpengaruh positif terhadap Initial Return.
b. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Initial Return
DER memberi informasi tentang jaminan dari hutang-hutang
perusahaan yang dijamin oleh modal sendiri perusahaan yang digunakan
sebagai pendanaan usaha (Ang,1997). Semakin besar nilai DER
menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan
commit to user
30
mencerminkan resiko perusahaan yang relative tinggi, akibatnya para
investor rcenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.
Nilai DER yang tinggi akan meningkatkan ketidakpastian investor
dan akan menurunkan tingkat return saham sehingga kemungkinan return
yang akan ditrima investor semakin kecil di masa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha memenuhi kewajiban hutangnya
dahulu sebelum memberikan return pada investor. Dengan demikian
diduga semakin besar nilai DER suatu perusahaan maka akan semakin
kecil pula initial return. Atas dasar hal ini maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Initial
Return.
c. Pengaruh Return On Equity terhadap Initial Return
Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Informasi ini akan memberikan informasi
kepada pihak luar mengenai efektivitas operasional perusahaan.
Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur
commit to user
31
kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan untuk
mendapatkan laba.
Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Profitabilitas yang tinggi.. Hal ini berarti kemungkinan investor untuk
mendapatkan return awal semakin rendah tetapi dalam jangka panjang setelah memasuki pasar sekunder kemungkinan investor mendapatkan return yang tinggi akan bisa terwujud bila nilai ROE perusahaan semakin
tinggi karena hal itu menandakan bahwa perusahaan itu mengalami
profit. Atas dasar hal ini maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Return On Equity berpengaruh positif terhadap Initial Return.
d. Pengaruh Earning Per Share terhadap Initial Return
Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang.
Variabel EPS merupakan proksi bagi laba per lembar saham perusahaan
yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai
keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan
memiliki suatu saham.
Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil
meningkatkan kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan
commit to user
32
pada perusahaan. Dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada
akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga
sebaliknya. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H5: Earning Per Share berpengaruh positif terhadap Initial Return.
e. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return
Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena
perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat
daripada perusahaan yang berskala kecil. Karena lebih dikenal, maka
informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan
perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang ada ditangan
investor banyak, maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan
perusahaan bisa diketahui. Oleh karena itu, investor bisa mengambil
keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan
tanpa informasi. Dengan demikian, perusahaan yang berskala besar
mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada perusahaan
yang berskala kecil. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
H6: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Initial
commit to user
33
f. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Initial Return
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu
bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak
informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut.
Dengan demikian, akan mengurangi adanya asimetri informasi, dan
memperkecil ketidakpastian pada masa yang akan datang.. Dalam
kondisi normal, perusahaan yang telah lama berdiri akan mempunyai
publikasi perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan
yang masih baru. Calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang
lebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan yang
melakukan IPO tersebut.
Jadi perusahaan yang telah lama berdiri mempunyai tingkat
underpriced rendah daripada perusahaan yang masih baru karena
mengurangi asimetri informasi. Beberapa perusahaan keluarga yang
sudah cukup lama berdiri enggan untuk go public karena dengan go
public keleluasaan perusahaan dalam menjalankan roda bisnis akan terkontrol oleh publik, terutama pemegang saham. Semakin muda umur
perusahaan, semakin tinggi tingkat underpricing dari perusahaan
tersebut.. Semakin lama perusahaan maka harga saham yang ditawarkan
lebih tinggi sehingga initial returnnya rendah. Atas dasar hal ini, maka
diajukan hipotesis sebagai berikut.
commit to user
34
g. Pengaruh reputasi auditor terhadap Initial Return
Pengorbanan emiten untuk memakai auditor yang berkualitas akan
diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang
tidak menyesatkan mengenai prospeknya pada masa mendatang. Hal ini
berarti bahwa penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan
mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Status adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount.
Adviser yang bereputasi baik akan mengurangi kesempatan emiten
untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke
pasar. Pengorbanan investor ini di pasar dinterpretasikan investor sebagai
penunjuk bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan
mengenai prospek emiten di masa mendatang. Oleh karena itu, diajukan
hipotesis sebagai berikut.
H8: Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap Initial Return.
h. Pengaruh reputasi underwriter terhadap Initial Return
Emiten dan underwriter merupakan pihak yang menentukan harga saham saat IPO. Underwriter merupakan pihak yang mengetahui atau
memiliki banyak informasi pasar modal, sedangkan emiten merupakan
pihak yang tidak mengetahui pasar modal .
Dalam proses IPO, underwriter bertanggung jawab atas terjualnya
commit to user
35
mempunyai reputasi, akan sangat hati-hati untuk menghindari risiko
tersebut. Untuk menghindari risiko, maka underwriter menginginkan harga yang rendah. Bagi underwriter yang memiliki reputasi tinggi,
mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi
dari kualitas penjaminannya sehingga initial return yang bisa didapatkan
oleh investor menjadi rendah
H9: reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap Initial
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Secara umum yang perlu ditentukan di dalam desain penelitian adalah
karakteristik-karakteristik dari penelitian yang meliputi: tujuan studi, tipe
hubungan antar variabel, lingkungan (setting) penelitian, unit analisis, dan
pengukuran construct.
1. Tujuan Studi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses
testing) yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Tipe Hubungan Antar Variabel
Ada dua jenis tipe hubungan antar variabel, yaitu hubungan
korelasional (asosiasi) dan hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini,
tipe hubungan antar variabelnya adalah hubungan korelasional (asosiasi)
karena terdapat banyak variabel independen yang menjelaskan atau
mempengaruhi suatu variabel dependen.
3. Lingkungan (Setting) Penelitian
Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada
commit to user
37
peneliti, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu studi
lapangan, eksperimen lapangan, dan eksperimen laboratorium. Penelitian
ini menggunakan lingkungan (setting) yang natural dan tipe studi
lapangan, yaitu dengan menggunakan data dari ICMD dan laporan
keuangan di situs IDX.
4. Unit Analisis
Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis
dalam penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian
karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan data, dan analisis
data. Unit analisis dalam penelitian ini adalah tingkat multi industri, yaitu
data yang didapat dari seluruh perusahaan yang terdaftar di suatu bursa
efek tepatnya Bursa Efek Indonesia (BEI).
5. Pengukuran Construct
Construct adalah abstraksi dari fenomena yang dapat berupa kejadian, proses, atribut, subyek atau obyek tertentu. Sesuai dengan sifat
dan jenis fenomena yang diabstraksikan construct dapat diukur dengan tipe skala pengukuran, seperti skala nominal (nominal scale), skala ordinal
(ordinal scale), skala interval (interval scale), dan skala rasio (ratio scale).
Dalam penelitian ini menggunakan skala rasio yaitu skala pengukuran
yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan construct
yang diukur. Skala rasio ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian
commit to user
38
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan
Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2006–2009. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling yaitu dengan kriteria :
1) Perusahaan yang terdaftar di BEI, bukan tergolong dalam kelompok
industri properti, real estate dan keuangan. Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam
industri-industri tersebut memiliki struktur keuangan dan modal
pelaporan keuangan khususnya dalam pelaporan rugi/laba dan
komponen-komponen yang dilaporkan dalam aliran kas, yang berbeda
dengan perusahaan dalam kelompok industri yang lain.
2) Perusahaan IPO sahamnya underpriced dan initial return-nya tidak nol atau negatif.
3) Data mengenai variabel keuangan dan variabel non-keuangan yang
diperlukan tersedia.
C. SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Daftar
perusahaan yang go public diperoleh dari Jakarta Stock Exchange (JSX) Statistic dan IDX Statistic, data mengenai variabel keuangan yang go public diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), sedangkan data
umur perusahaan, profil perusahaan, diperoleh dari http//www.idx.co.id
http//www.e-commit to user
39
bursa.com dan sumber – sumber lain yang diperlukan. Data mentah penelitian
dapat dilihat pada lampiran
D. PENGUKURAN VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
dependen dan variabel independen dengan rincian sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel ini dukur berdasarkan return harian dengan menggunakan
metode sederhana (mean) yang merupakan selisih antara harga saham
pada hari pertama penutupan di pasar sekunder dengan harga saham
pada penawaran perdana dibagi dengan harga saham penawaran
perdana (Jogiyanto, 2000)
Untuk menghitung Initial Return :
IR = Pt – P t-1 Pt-1
Notasi :
Pt = Harga saham penutupan pada hari pertama dipasar sekunder
Pt-1 = Harga saham penawaran perdana
commit to user
40
2. Variabel Independen
a. Current Ratio (CR)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar
Data CR yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
CR setahun sebelum melakukan IPO (2006-2009), yang diperoleh
dari ICMD.
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Debt Total Equity
Data DER yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai DER setahun sebelum melakukan IPO (2006-2009), yang
commit to user
41
c. Return On Equity (ROE)
Adalah rasio antara EAT (Earning After Taxes) dengan nilai Shareholder Equity, sebagai ukuran profitabilitas.
ROE = EAT
Shareholder Equity
Data ROE yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
ROE setahun sebelum melakukan IPO (2006-2009), yang diperoleh
dari ICMD.
d. Earning Per Share (EPS)
Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan, dapat membantu investor untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di
masa mendatang, Earning per Share mengambarkan jumlah rupiah
yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa atau laba bersih
perlembar saham biasa. Nilai dari Earning Per Share dapat diukur
dengan rumus:
EPS = Laba bersih .
Jumlah lembar saham biasa yang beredar
e. Ukuran Perusahaan (LN size)
Besaran perusahaan diukur dengan menghitung log natural
total aktiva tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing.
Data mengenai total aktiva perusahaan diperoleh dari prospektus
commit to user
42
f. Umur Perusahaan (Age)
Untuk mengukur variabel ini yang digunakan adalah umur
perusahaan sejak berdiri sampai dengan go publik. Keterangan
umur perusahaan diperoleh dari ICMD, JSX Fact Book dan IDX Fact Book.
g. Reputasi Auditor (RAU)
Auditor adalah pihak pemeriksa laporan keuangan yang
dibuat oleh manajemen untuk menjamin informasi keuangan yang
disajikan tersebut telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Reputasi auditor ini dinilai berdasarkan frekuensi
auditor melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan publik.
Bila emiten menggunakan auditor menggunakan yang termasuk
dalam the big four maka akan diberi nilai 1 dan auditor yang tidak
termasuk dalam the big four diberi nilai 0. Setelah dilakukan perangkaian auditor yang dikategorikan big four adalah
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja, Osman ramli satrio & co
Mulyamin Sensi Suryanto dan yang terakhir Doli, Bambang,
Sudarmadji & Dadang
h. Reputasi Underwriter (RUN)
Metode penentuan reputasi underwriter disi menggunakan
cara yang dilakukan oleh Nurjanti (2007) yaitu diproksikan
commit to user
43
5 peringkat teratas penjamin emisi yang nantinya akan diberi nilai
1, dan sebaliknya apabila yang tidak dijamin oleh salah satu
penjamin emisi tersebut maka diberi nilai 0. Nama 5 peringkat
teratas perusahaan penjamin emisi tersebut adalah Danareksa
Securities, Danatama Makmur, CIMB-GK Securities, CLSA
Indonesia dan Mandiri Securities.
E. METODE ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah satu variabel terikat (metrik) dan satu atau lebih
variabel bebas (metrik). Menurut Ghozali (2006), alat analisis yang digunakan
sesuai dengan metode tersebut adalah:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data
yang berdistribusi normal, sehingga dapat memperkecil kemungkinan
terjadinya bias. Pengalaman menunjukkan bahwa distribusi normal
merupakan model yang cukup baik bagi data yang bersifat kontinyu
yang nilainya tergantung pada sejumlah faktor, di mana