Lampiran 1
Daftar Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO).
2 30 November 2009 Dian Swastika Sentosa Tbk DSSA
3 19 Oktober 2009 BW Plantation Tbk BWPT
4 29 Juni 2009 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI
5 3 Juli 2009 Inovisi Invracom Tbk INVS
6 31 Maret 2009 Trikomsel Oke Tbk TRIO
7 15 November 2010 MIDI Utama Indonesia Tbk MIDI 8 26 November 2011 Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN 9 11 November 2011 Agung Podomoro Land Tbk APLN 10 29 Oktober 2010 Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS 11 7 Oktober 2010 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
12 24 Oktober 2010 Harum Energi Tbk HRUM
13 24 September 2010 Berau Coal Energy Tbk BRAU
14 30 Juni 2010 Buki Uluwatu Villa Tbk BUVA
15 30 Juni 2010 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL
16 30 Juni 2010 Evergreen Invesco Tbk GREN
17 29 Juni 2010 SKYBEE Tbk SKYB
18 25 Juni 2010 Golden Retalindo Tbk GOLD
19 18 Juni 2010 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 20 15 Oktober 2010 Sarana Menara Nusantar Tbk TOWR
21 01 Februari 2010 Benaka Integra Tbk BIPI
22 29 Juni 2010 Pembangunan Perumamahan (PP) Tbk PTPP 23 30 Desember 2011 Elang Mahkota Teknologi Tbk EMTK
24 09 November 2011 Visi Media Asia Tbk VIVA
25 09 November 2011 Golden Energi Mines GEMS
26 31 Oktober 2011 Atlas Resourch Tbk ARII
27 29 September 2011 Solusi Tunas Pratama Tbk SUPR
28 31 September 2011 SMR Utama Tbk SMRU
29 28 Juni 2011 Indo Straits Tbk PTIS
30 28 Juni 2011 Sidomulyo Selaras Tbk SDMU
31 27 Mei 2011 Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP
32 10 Mei 2011 Buana Listya Tama Tbk BULL
40 24 September 2012 Sekar Bumi Tbk SKBM 41 31 Agustus 2012 Nirwana Development Tbk NIRO 42 31 Agustus 2012 Inti Bangun Sejahtera Tbk IBST 43 28 Desember 2012 Tiphone Mobile Iondonesia Tbk TELE
44 29 Juni 2012 Gading Development Tbk GAMA
45 28 Juni 2012 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
46 27 Juni 2012 MNC Sky Vision Tbk MSKY
47 27 Juni 2012 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA
48 27 Juni 2012 Kobexindo Tractors Tbk KOBX
49 15 Juni 2012 Trisula Internasional Tbk TRIS
50 30 Mei 2012 Supra Boga Lestari Tbk RANS
51 29 Maret 2012 Bekasi Fajar Industrialestate Tbk BEST 52 14 Desember 2013 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 53 30 Desember 2013 Minna Padi Investama PADI 54 29 November 2013 Sawit Sumbermas Sarana Tbk SSMS
55 29 Oktober 2013 Grand Kartect Tbk KRAH
56 17 0ktober 2013 Arita Prima Indonesia Tbk APII 57 12 September 2013 Siloam Internasional Hospital Tbk SILO 58 18 September 2013 Multipolar Teknologi Tbk MLPT
59 18 Juni 2013 Nusa Raya Cipta Tbk NRCA
60 12 Juni 2013 ACSET Indonusa Tbk ACST
61 07 Juni 2013 Sri Sejeki Isman Tbk SRIL
62 04 Juni 2013 Dharma Satya Nusantara Tbk DSNG 63 27 Juni 2013 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX 64 08 Desember 2014 Impack Pratama Nusantara Tbk IMPC
65 21 November 2014 Soeci Lines Tbk SOCI
66 29 Oktober 2014 Blue Bird Tbk BIRD
67 30 Juni 2014 Sitara Propertindo Tbk TARA
68 17 Juni 2014 Chitosinternasioanal Tbk CINT
69 20 Mei 2014 Link Net Tbk LINK
70 30 April 2014 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK
71 28 Maret 2014 Intermedia Capital Tbk MDIA
Lampiran 2
Daftar Harga Saham Perdana dan Penutupan Harga Pada Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO) Pada
Lampiran 3
Daftar Variabel Non Keuangan Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO)
Lampiran 4
Daftar Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER),Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan Yang Mengalami
Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Brealy, R.A. Myers S,C, dan Marcus A.J, 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Brigham, F. Eugen dan Joel F Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1&2, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Horne, James C. Van, John M, Wachowwicz. JR, 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Manurung, Adler Haymans.2013. Initial Public Offering (IPO) Konsep, Teori, dan Proses. Adler Manurung Press.Jakarta.
Raharjaputra, Hendra S.2011. Manajemen Keuangan dan Akutansi. Jakarta: Salemba Empat.
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Situmorang, Syafrijal H dan Muslich Lufti. 2015. Analisis Data: Untuk Riset Manajemen dan Bisnis.Medan: USU Press.
Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan 1. Medan: USU press.
Warren, Carless. 2006. Accounting: Pengantar Akutansi .Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.
JURNAL
Astuti, Yuli Dan Syahyunan. 2012. “Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang
Melakukan IPO di BEI”. Jurnal Keuangan dan Bisnis.
Beatty, Randolph P.1989. “Auditor Reputation and The Pricing Of Initial Public Offering”. Journal of financial economic vol.15, pp. 213-232.
Chastina, Yolana dan Dwi Martani, 2005. Variabel –variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001. Jurnal SNA. Volume 8, Nomor 19, pp 538-553.
Gerianta,Wirawan Yasa. 2008. “Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Islam, Md Aminul. 2010. “An Empirical Investigation Of The Underpricing Of
Initial Public Offering In Chittong Stock Exchange. Journal Of Economy&Finance. Vol.2, No.4, pp. 39-44.
Junaini, Irawati dan Rendi Agustian. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering di BEI. Jurnal Ilimiah Widya. Volume 1, Nomor 1, Mei-Juni, pp 52-59.
Kristantari, I Dewa Ayu. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering di BEI. Jurnal Ilimiah Akutansi dan Humanika. Volume 2, Nomor 2, Juni, pp 785-811.
Risqi, Indita Azisia dan Pujo Harto. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruh Underpricing ketika Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akutansi. Volume 2, Nomor 1, January, pp017-028.
Ritter, Jay R.1998. “Initial Public Offering”. Vol. 2, No. 1, pp. 5-30.
Wahyusari, Ayu.2013.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham saat IPO di BEI”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. 2005. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001. Makalah Seminar, Seminar Nasional Akuntansi VIII.Solo
SKRIPSI
Permatasari, Venti Eka.2014. “Analisis Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Tingkat Underpricing pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI pada periode 2008-2013”. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang
Ratnasari,Anggita dan Gunasti Hudiwinarsih.2013. “Analisis Pengaruh Informasi Keuangan, Non Keuangan serta Ekonomi Makro terhadap Underpricing
pada Perusahaan ketika IPO”. Skripsi.STIE Perbanas: Surabaya
Wicaksono, Azizi Nur.2012.”Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan Non
Keuangan terhadap Fenomena Underpricing Saham Perdana pada saat Initial Public Offering”. Skripsi. Universitas Indonesia: Jakarta.
TESIS
Kristantari, I Dewa Ayu. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di BEI”.
Tesis.Universitas Udayana: Denpasar.
WEBSITE
http://www.idx.co.id, data perusahaan yang IPO dan laporan keuangan perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian
yang bertujuan mengetahui pengaruh antara variabel independen, Return on
Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS), Umur
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter terhadap variabel
dependen (Tingkat Undepricing).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber
dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan situs www.idx.co.id.Waktu
penelitan dimulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasioanal dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
b. Variabel bebas (independent variable) yaitu Return on Equity (X1), Debt to
Equity Ratio (X2), Earning per Share (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Umur
Perusahaan (X5), Reputasi Underwriter (X6).
c. Variabel Terikat (dependent variable) yaitu Tingkat Underpricing (Y).
kegiatan operasional pada periode Januari 2009 sampai dengan Desember
2014 dan memiliki data perusahaan dan laporan keuangan yang lengkap.
3.4 Definisi Operasional
Berikut ini adalah penjelasan mengenai variabel-variabel yang dipakai dalam
penelitian ini, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas
(independent variable)
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah faktor – faktor yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh dari variabel independen. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat underpricing (Y). Dalam penelitian
ini underpricing diukur menggunakan initial return dari perusahaan – perusahaan
yang melakukan initial public offering (IPO) yakni selisih antara harga saham
pada hari pertama penutupan pada pasar sekunder dibagi dengan harga penawaran
perdana (Ardiansyah dalam Permatasari, 2014:61).
Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
IR =� −�
� x100%
di mana :
IR = Initial Return
Pt0 = harga penawaran perdana (Offering Price)
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen,variabel independen dalam penelitian ini adalah :
1. Return on Equity (X1)
Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dari modal (equity) yang dimiliki oleh
perusahaan. Untuk menghitung Return on Equity (ROE) digunakan rumus :
ROE =� �� ℎ � � ℎ �
� �
2. Debt to Equity Ratio (� )
Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur kemampuan
peusahaan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya. DER yang
tinggi menunjukkan risiko financial atau risiko kegagalan perusahaan untuk
mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi, dan sebaliknya.para investor
dalam melakukan keputusan investasi akan mempertimbangkan nilai DER
perusahaan.
Untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) menggunakan rumus:
DER = � �
� � %
3. Earing per Share (� )
Earing per Share (EPS) merupakan proxy bagi laba per saham perusahaan
yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian
keuntungan yang dapat dipeoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki
EPS =� �ℎ � �� ℎ ℎ
4. Ukuran Perusahaan (� )
Untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan adalah dengan
melihat total asset dari laporan keuangan perusahaan tahun terakhir sebelum
perusahaan tersebut melakukan IPO di bursa. Asset merupakan tolak ukur atau
besaran skala suatu perusahaan. Besaran perusahaan diukur dengan logaritma
natural (ln) total aset perusahaan.
5. Umur Perusahaan (� )
Umur perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dapat bertaha hidup
dan banyaknya informasi yang bisa diserap oleh publik. Umur perusahaan diukur
dengan lamanya perusahaan beroperasi yaitu sejak perusahaan itu didirikan
(established date) sampai dengan saat perusahaan melakukan IPO (listing date).
6. Reputasi Underwriter (� )
Peranan underwriter diduga bepengaruh terhadap tinggi rendahnya harga
pedana saham yang akan dibeli investor tergantung kesepakatan antara penjamin
emisi dengan emiten. Reputasi underwriter diukur dengan member nilai 1 untuk
underwriter yang masuk 5 besar dalam IDX Statistics berdasarkan nilai
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Ukur membayar hutang dengan modal
yang dimilikinya. DER = � � � % Rasio
3. Earning per Share (�)
Perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku perusahaan tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut melakukan IPO di bursa
Log natural Total Aktiva tahun terakhir
sebelum perusahaan listing Nominal
5.
Tahun IPO – Tahun Pendirian Perusahaan Nominal
6. obligasi untuk pertama kalinya yaitu pada saat go public
1 untuk “underwriter yang memiliki reputasi
tinggi” sekunder dengan harga penawaran perdana.
IR =� −� � %
�
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan IPO
di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 yang
berjumlah 142 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan atau kriteria tertentu.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
2. Perusahaan yang mengalami underpricing pada penawaran perdana (IPO)
dalam periode 2009-2014.
3. Memiliki informasi dan ketersedian data yang yang diperlukan dalam
melakukan penelitian tersebut yang telah di audit dan di publikasikan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2014.
4. Perusahaan yang bergerak pada industri jasa keuangan dikeluarkan karena
industri ini memiliki resiko keuangan yang lebih sensitif dari industri lainya.
5. Perusahaan yang memiliki nilai EPS negatif.
Tabel 3.2
Seleksi Pemilihan Sampel
Kriteria Pengambilan Sempel Jumlah
Jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2009-2014 137 Perusahaan yang tidak mengalami underpricing (27) Perusahaan yang tidak memiliki data yang lengkap (12)
Perusahaan yang bergerak pada industri jasa keuangan (24)
Perusahaan yang memiliki nilai EPS negatif (2)
Perusahaan yang terpilih sebagai sampel 72
3.6 Jenis Data
Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah adalah data yang berbentuk
kata, kalimat, skema, dan gambar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
ini adalah data nama-nama perusahaan yang melakukan IPO, underwriter,
sedangkan data kuantitatif adalah data laporan keuangan perusahaan yang
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
3.7 Sumber Data
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder eksternal yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007:56). Adapun data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daftar perusahaan yang mengalami underpricing pada saat initial public
offering (IPO) yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.
2. Data nama underwriter, umur perusahaan, jumlah saham yang ditawarkan
dan data laporan keuangan masing-masing perusahaan emiten, yang diperoleh
dari situs www.idx.co.id pada periode tahun 2009-2014, dan prospektus
masing-masing perusahaan emiten.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi non
partisipan yaitu dengan cara membaca, mengamati, mencatat, mempelajari
buku-buku, jurnal-jurnal keuangan, ICMD, serta mengunduh data dan informasi dari
situs-situs internet yang relevan.. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id,
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel-variabel independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel-variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini, maka akan digunakan
model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + � + � + � + � + � + � + ε
Keterangan:
Y = Underpricing
α = Konstanta
b − b = Variabel bebas
� = Return on Asset
� = Debt to Equity Ratio
� = Earning Per Share
� = Ukuran Perusahaan
� = Umur Perusahaan
� = Reputasi Underwriter
ε = Term of Error
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, diperlukan uji
asumsi klasik untuk memastikan bahwa model telah memenuhi kriteria Best
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov
Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal
baku. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di
bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan
dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika
signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara data yang akan diuji dengan data normal baku, atau data berdistribusi
3.10.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel variabel independen. Jika
variabel-variabel saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel bebas adalah nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
adalah sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel terikat.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel
bebeda ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolinearitas.
c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari tolerance value dan Variance Inflation
Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Apabila
nilai tolerance value kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi
multikolinearitas.
3.10.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisias. Ghozali (2001) menyatakan bahwa untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), yaitu dengan
deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan
ZPRED. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut.
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 dan sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.10.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji
Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tolak
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Return on A
Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS), Umur
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter) terhadap variabel
dependen nya (Tingkat Undepricing). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian dengan uji t atau t
test dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini
dilakukan dengan syarat:
1. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return on
Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan terhadap
tingkat Undepricing.
2. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on
3. Ukuran Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan
terhadap tingkat Undepricing.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan signifikansi t pada tingkat
α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis
didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikan t dengan nilai signifikansi
0,05 dimana syarat-syaratnya yaitu:
1. Jika signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on
Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap
tingkat Undepricing.
2. Jika signifikansi t > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return on
Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaandan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan terhadap
tingkat Undepricing.
3.11.2 Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel
independen Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per
Share (EPS), Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter,
terhadap variabel dependennya (Tingkat Undepricing). Tujuan pengujian ini
adalah untuk mengetahui apakah variabel independen secaa simultan
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian dengan uji F atau F
1. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return on
Equityt, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan terhadap
tingkat Undepricing.
2. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on
Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap
tingkat Undepricing.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan signifikansi F pada
tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%).
Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikan F dengan nilai
signifikansi 0,05 dimana syarat-syaratnya yaitu:
1. Jika signifikansi F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on
Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap
tingkat Undepricing.
2. Jika signifikansi F > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return
on Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan,
Ukuran Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 perusahaan. Profil
masing-masing perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :
1. PT Bumi Citra Permai Tbk
PT Bumi Citra Permai (BCIP) Tbk didirikan berdasarkan Akta Pendirian
No.2 tangga l3 Mei 2000. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa
kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham PT.Bumi Citra Permai,Tbk. No.9 tanggal 6 Mei 2009 tentang
perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi Perseroan Terbuka, pengeluaran
saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus
juta) lembar saham dengan nominal saham Rp.100,-(seratus Rupiah) melalui
Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat (Penawaran Umum),
penerbitan waran sebanyak-banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima
juta) lembar Waran dengan nominal Rp.100,-(seratusRupiah).
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari
Perusahaan adalah mengadakan usaha di bidang real estate, pembangunan,
2. PT Dian Swastika Sentosa Tbk.
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) didirikan tanggal 02 Agustus 1996
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1998. Kantor pusat DSSA
berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza Menara II, lt 27, Jln. M.H Thamrin No.
51, Jakarta 10350, sedangkan pembangkit tenaga listrik dan uap berlokasi di
Tangerang, Serang dan Karawang.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSSA
meliputi bidang penyediaan tenaga listrik dan uap, pertambangan batubara,
perdagangan besar (pupuk, pestisida dan bahan-bahan kimia), multimedia dan
infrastruktur. Pada tanggal 30 Nopember 2009, DSSA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
DSSA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal
Rp250,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham.
3. PT BW Plantation Tbk.
PT BW Plantation Tbk berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta
No. 13 tanggal 6 Nopember 2000. Anggaran Dasar Perusahaan terakhir
mengalami perubahan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, dimana
pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan-perubahan anggaran dasar
Perusahaan sehubungan dengan penawaran umum perdana saham Perusahaan
sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan LK (Bapepam – LK).
Pada tanggal 19 Oktober 2009, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam –
dengan nilai nominal Rp 100 (dalam Rupiah penuh) per saham dan dengan harga
penawaran Rp 550 per saham. Saham-saham Perusahaan telah dicatat di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2009.
4. PT Metropolitan Kentjana Tbk.
PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) didirikan 29 Maret 1972 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat MKPI berlokasi di
Jalan Metro Duta Niaga Blok B5 Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MKPI
terutama meliputi bidang real estate, pembangunan, penyewaan dan pengelolaan
pusat perbelanjaan, apartemen, perkantoran, perumahan serta jasa pemeliharaan,
pembersihan dan pengelolaan. Saat ini, kegiatan utama MKPI adalah penyewaan
ruang pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen dan penjualan tanah dan
bangunan.
Pada tanggal 29 Juni 2009, MKPI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham MKPI kepada
masyarakat sebanyak 95.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp100,- per saham
dengan harga penawaran Rp2.100,- per saham.
5. PT Inovisi Infracom Tbk
PT Perseroan didirikan pada tanggal 11 Mei 2007 yang sesuai dengan akta
pendirian No.3 tanggal 11 Mei 2007. Perseroan bergerak di bidang penyedia jasa
Infrastruktur telekomunikasi bergerak. Pada awal berdirinya, perseroan bernama
pengembangan bisnis perseroan, pada tanggal 11 April 2008 berubah menjadi PT
Inovisi Infracom.
Transformasi Perseroan berlanjut dengan keberhasilannya dalam melakukan
pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2009. Perseroan
berhasil melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I berupa penerbitan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 782.000.000 saham baru
disertai 312.800.000 Waran Seri I pada bulan Mei 2010. Dari PUT I tersebut,
Perseroan berhasil memperoleh dana sebesar Rp 97,75 miliar.
6. PT Trikomse Oke Tbk
PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) didirikan di Indonesia tanggal 21 Agustus
1996 dan memulai operasi komersialnya pada tanggal 21 Agustus 1996. Kantor
pusat TRIO berkedudukan di Jl. Kebon Sirih Raya Kav.63, Jakarta Pusat 10340 –
Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama TRIO
meliputi usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi, yang
mencakup telepon selular, aksesoris, suku cadang, kartu telepon pra bayar dan
pasca bayar, gadget, serta jasa yang terkait dengan telekomunikasi dan
multimedia. TRIO merupakan distributor resmi dan pengecer produk komunikasi
seluler di Indonesia untuk berbagai merek telepon seluler.
Pada tanggal 31 Maret 2009, TRIO mendapatkan Pernyataan Efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TRIO (IPO)
Rp100,- per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar
Rp225,- per saham.
7. PT MIDI Utama Indonesia Tbk
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) didirikan dengan nama PT Midimart
Utama 28 juni 2008 yang mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007.
Kantor pusat MIDI berlokasi di Jl. M. H. Thamrin No. 9, Cikokol, Tanggerang.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan
antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termsuk perdagangan
toserba/swalayanan dan minimarket.
Pada tanggal 15 november 2010, perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran perdana saham MIDI kepada
masyarakat sebanyak 432.353. 000 dengan nilai nominal Rp100,- per lembar
saham dengan harga penawaran Rp275,-per saham.
8. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) didirikan dengan nama PT
Borneo Lumbung Energi tanggal 15 maret 2006 dan mulai beroperasi secara
komersial pada tanggal 15 september 2009. Kantor pusat BORN berlokasi di
Menara Bank Danamon, lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega
Kuningan, Jakarta 12950.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BORN
adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan,
teknik engineering, dan jasa lainnya yang mendukung kegiatan pertambangan dan
perdagangan barang tambang.
9. PT Agung Podomoro Land Tbk
PT Agung Podomoro Land Tbk. merupakan perusahaan terbatas yang
bergerak di bidang properti yang pertama kali didirikan dengan nama PT Tiara
Metropolitan Jaya. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tahun 2010
memutuskan untuk mengganti nama PT Tiara Metropolitan Jaya menjadi PT
Agung Podomoro Land Tbk.. Pergantian nama tersebut diaktakan dalam Akta
No.1 tanggal 2 Agustus 2010 di Jakarta Selatan. Produk dan jasa yang dihasilkan
perusahaan ini berupa kawasan properti terpadu yang meliputi apartemen,
perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan, dan pusat
rekreasi, beserta fasilitasnya.
Setelah melakukan restrukturisasi perusahaan, PT Agung Podomoro Land
Tbk. kemudian melakukan penawaran umum perdana saham dengan
mengeluarkan saham baru dari portofolio sebanyak 6.150.000.000 saham dari
saham yang belum diterbitkan oleh perusahaan dan dengan 14.350.000.000 saham
milik pendiri menjadikan total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh
pada saat itu berjumlah 20.500.000.000 yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
pada 11 November 2010.
10. PT Krakatau Steel (persero) Tbk
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) didirikan 27 Oktober 1971 untuk
mengambil alih proyek pabrik baja Trikora dan mulai beroperasi secara komersial
5, Cilegon, Banten 42435 dan kantor Jakarta di Gedung Krakatau Steel, Lantai 4,
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 54, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Krakatau
Steel terutama meliputi bidang produksi, perdagangan dan pemberian jasa.
Kegiatan Krakatau Steel saat ini meliputi, antara lain:Kegiatan usaha penunjang
seperti pergudangan, perbengkelan, properti, pelabuhan, pendidikan dan pelatihan,
limbah produk dan limbah industri pembangkit listrik, pengelolaan air dan jasa
teknologi informasi.
Pada tanggal 29 Oktober 2010, KRAS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KRAS (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 3.155.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal
Rp500,- per saham saham dengan harga penawaran Rp850,- per saham.
11. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT Indofood CBP sukses Makmur Tbk (ICBP) merupakan produsen makanan
dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk
makanan sehari–hari bagi konsumen di segala usia. Banyak di antara merek
produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati masyarakat
indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di
indonesia selama bertahun–tahun.
ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan september 2009 serta tercatat di
Bursa Efek indonesia (BEI) pada tanggal 7 oktober 2010. iCBP didirikan melalui
restrukturisasi internal dari Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) PT
tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh
kegiatan usaha Grup CBP dari indofood, yang meliputi mie instan, dairy,
penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit
(sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari) dialihkan ke ICBP.
12. PT Harum Energi Tbk
PT Harum Energi Tbk (HRUM) didrikan dengan nama PTAsia Antrasit
tanggal 12 Oktober 1995 mdan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
2007. HRUM berdomisili di jakarta dan berkantor di pusat di Jl. Alaydrus No. 80,
Jakarta Pusat. Saat ini kegiatan usaha HRUM adalajh beroperasi dan berinvestasi
pada anak usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara dan logistik
di kalimantan timur.
Pada tanggal 24 0ktober 2010, HRUM memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham HRUM (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nlai nominal Rp5.200,-per
saham.
13. PT Berau Coal Energy Tbk
PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) didirikan dengan nama PT Risco tanggal
07 September 2005. Kantor pusat BRAU berlokasi di Sampoerna Strategic
Square, North Tower, Lantai 15 dan 16, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta
12930. Saat ini, kegiatan usaha BRAU adalah sebagai perusahaan induk dari
intitas anak yang beroperasi di bidang pertambangan.
Pada tanggal 24 september 2010, BRAU memperoleh pernyataan efektif dari
kepada masyarakat sebanyak 3.400.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp400,-per saham.
14. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk
Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) didirikan tanggal 15 Desember 2000.
Kantor BUVA berlokasi di Talavera Office Park, Lantai 12, Jl. Tb. Simatupang
Kav. 22-26, Cilandak, Jakarta Selatan 12430, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUVA
terutama meliputi penyediaan jasa akomodasi (cottage) yang kemudian berubah
menjadi bidang jasa akomodasi (cottage) dan bidang perhotelan.
Pada tanggal 30 Juni 2010, BUVA memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BUVA (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 857.142.500 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp260,- per saham.
15. PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk
Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) didirikan tanggal 24 Maret 1995 dan
mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1996. Kantor pusat Indopoly
beralamat di Wisma Indosemen, Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 70-71,
Jakarta dan pabrik berlokasi di Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat.
Selain itu Indopoly juga memiliki pabrik yang berlokasi di Kunming dan Suzhou
(Tiongkok).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IPOL
impor. Produk utama IPOL adalah Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film
dan Bioxially Oriented Polyester (BOPET) film.
Pada tanggal 30 Juni 2010, IPOL memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPOL (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 2.300.178.500 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp210,- per saham.
16. PT Evergreen Invesco Tbk
Evergreen Invesco Tbk (GREN) didirikan dengan nama PT Artha Perkasa
Invesco tanggal 18 September 2003 dan mulai beroperasional secara komersial
pada tahun 2008. Kantor pusat Evergreen berlokasi di Sampoerna Strategic
Square South Tower, 30rd floor Jl. Jend. Sudirman Kav 45-46 Jakarta 12930.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GREN
adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar (pemintalan benang,
fiber, kapas dan lainnya).
Pada tanggal 30 Juni 2010, GREN memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GREN (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 2.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp105,- per saham.
17. PT Skybee Tbk
Skybee Tbk (SKYB) didirikan dengan nama PT Kreatip Komunikacitra pada
tanggal 10 Juni 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKYB
adalah bergerak di bidang penyedia dan pendistribusi produk dan jasa teknologi
komunikasi, serta produk dan jasa teknologi terkini lainnya. Skybee bersama anak
usaha menjalankan usaha pembelian media dan persediaan televisi, media cetak
digital, manajemen periklanan serta reseller produk smartphones seperti
Blackberry, Sony Ericsson.
Pada tanggal 29 Juni 2010, SKYB memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) SKYB
kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp375,- per saham.
18. PT Golden Retalindo Tbk
Golden Retailindo Tbk (GOLD) didirikan dengan nama PT Bima Nuansa
Cempaka tanggal 08 Nopember 1995. Golden Retailindo berkantor pusat di Jalan
Gunung Sahari No. 59 Jakarta Pusat. Induk usaha dan induk usaha terakhir
Golden Retailindo Tbk adalah PT Pasifik Atlanta Retailindo.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GOLD
antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan
retail secara bagi hasil dan pengelolaan ruangan dengan merk dagang “Golden
Truly“. Saat ini kegiatan usaha utama Golden Retailindo adalah sebagai
manajemen perdagangan retail dan pengelolaan mal termasuk di dalamnya
department store dan pengelola ruang sewa komersial untuk berbagai tenant
seperti toko buku, supermarket, food court, restaurant, salon, pakaian dan
Pada tanggal 25 Juni 2010, GOLD memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GOLD (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 86.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp350,- per saham.
19. PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995
dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial
pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di
Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang
Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha utama ROTI
bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti manis,
roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan merek "Sari Roti". Pendapatan utama
ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis.
Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham.
20. PT Sarana Menara Nusantara Tbk
Tower Bersama Infrastructure Tbk (dahulu PT Banyan Mas) (TBIG)
didirikan tanggal 8 Nopember 2004. TBIG beralamat di Gedung International
Financial Centre, lantai 6 Jl. Jenderal Sudirman Kavling 22-23, Jakarta 12920 –
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha
TBIG, antara lain, menjalankan usaha dalam bidang jasa penunjang
telekomunikasi, meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base
Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, serta
melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Kegiatan utama Tower
Bersama adalah melakukan investasi atau penyertaan pada anak usaha terutama
yang bergerak dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi.
Pada tanggal 15 Oktober 2010, TBIG memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TBIG (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 551.111.000 saham dengan nilai nominal Rp100,-
per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga
penawaran perdana sebesar Rp2.025,- per saham.
21. PT Benaka Integra Tbk
Benakat Integra Tbk (dahulu Benakat Petroleum Energy Tbk) (BIPI)
didirikan \dengan nama PT Macau Oil Engineering and Technology tanggal 19
April 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2007. BIPI berdomisili di Jakarta dan
beralamat di Menara Anugrah, Lantai 12 Kantor Taman E.3.3, Jl. DR Ide Anak
Agung Gde Agung Lot. 8.6-8.7, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan 12950.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BIPI adalah
bergerak di bidang pembangunan, perdagangan, pertambangan, perindustrian, dan
jasa. BIPI saat ini merupakan perusahaan induk yang bergerak dalam bidang
Pada tanggal 01 Pebruari 2010, BIPI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BIPI (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 11.500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp140,- per saham.
22. PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama PP
(Persero) Tbk (PTPP) didirikan 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan
Perumahan, yang merupakan hasil peleburan suatu Perusahaan Bangunan bekas
milik Bank Industri Negara ke dalam Bank Pembangunan Indonesia, dan
selanjutnya dilebur ke dalam P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan
Negara yang didirikan tanggal 29 Maret 1961. Kantor pusat PTPP beralamat di Jl.
Letjend. TB Simatupang No. 57, Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan PTPP adalah
turut serta melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa
penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, Engineering Procurement dan
Construction (EPC) perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan
kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi, kepariwisataan,
perhotelan, jasa engineering dan perencanaan, pengembang untuk menghasilkan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Kegiatan usaha
yang saat ini dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Realti (Pengembang), Properti dan
Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi.
Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP memperoleh pernyataan efektif dari
seri B kepada masyarakat sebanyak 1.038.976.500 dengan nilai nominal Rp100,-
per saham saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham.
23. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk
Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) didirikan tanggal 03 Agustus 1983
dengan nama PT Elang Mahkota Komputer dan memulai aktivitas secara
komersial di tahun 1984. Kantor pusat Emtek terletak di SCTV Tower, Lantai 18,
Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270 – Indonesia. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama EMTK adalah di
bidang jasa, (terutama dalam bidang penyediaan jasa teknologi, media dan
telekomunikasi), perdagangan, pembangunan dan industri. Saat ini aktivitas
EMTK bergerak dalam bidang media, solusi dan lain-lain melalui penyertaan
saham pada beberapa anak usaha.
Pada tanggal 30 Desember 2009, EMTK memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EMTK (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 512.730.000 dengan nilai nominal Rp200,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp720,- per saham.
24. PT Visi Media Asia Tbk
Visi Media Asia Tbk (VIVA) didirikan di Indonesia tanggal 8 November 2004
dengan nama PT Semesta Kolina dan mulai beroperasi pada tahun 2005. VIVA
berdomisili di Jakarta dan berkedudukan di Wisma Bakrie 2, lantai 7, Jl. HR.
Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan VIVA
Kegiatan utama VIVA adalah bergerak sebagai induk perusahaan dari anak usaha
yang bergerak di bidang media dan jasa. VIVA memiliki 2 stasiun TV FTA dan
portal berita on-line melalui anak perusahaannya, yakni ANTV (PT Cakrawala
Andalas Televisi, merupakan anak usaha Intermedia Capital Tbk), tvOne (PT
Lativi Mediakarya), viva dan vivall (PT Viva Media Baru), serta Viva Plus (PT
Digital Media Asia).co.id
Pada tanggal 09 November 2011, VIVA memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham VIVA (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 1.667.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal
Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp300,- per saham.
25. PT Golden Energy Mines Tbk
Golden Energy Mines Tbk (GEMS) didirikan dengan nama PT Bumi Kencana
Eka Sakti tanggal 13 Maret 1997 dan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak
tahun 2010. GEMS berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza, Menara II, Lantai 6,
Jl. M.H. Thamrin Kav. 51, Jakarta 10350 – Indonesia. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GEMS bergerak dalam bidang
pertambangan melalui penyertaan pada anak usaha dan perdagangan batubara
serta perdagangan lainnya. Pada tahun 2014 GEMS memproduksi 6,58 juta ton
dengan volume penjualan sebesar 9 juta ton. Adapun penjualan batubara GEMS
59,99% untuk diekspor dan sisanya 40,01% untuk domestik
Pada tanggal 09 Nopember 2011, GEMS memperoleh pernyataan efektif dari
kepada masyarakat sebanyak 882.353.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp2.500,- per saham.
26. PT Atlas Resources Tbk
Atlas Resources Tbk (ARII) didirikan tanggal 26 Januari 2007 dan mulai
beroperasi secara komersial pada Maret 2007. Kantor pusat berlokasi di
Sampoerna Strategic Square, South Tower, Lt. 18, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 –
46, Jakarta Selatan, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha ARII
adalah bergerak dalam bidang perdagangan batubara, transportasi pertambangan
dan batubara, dan kegiatan penunjang operasi penambangan batubara lainnya
seperti penyewaan peralatan dan kendaraan. Saat ini, kegiatan utama ARII adalah
ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar padat, yakni termasuk perdagangan
batubara, batubara padat (bricket), batu abu tahan api; dan transportasi
pertambangan dan batubara yang termasuk pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas
transportasi di bidang pertambangan dan batubara.
Pada tanggal 31 Oktober 2011, ARII memperoleh pernyataan efektif Bapepam
– LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ARII (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 650.000.000 saham dengan nilai nominal Rp200,- per
saham serta harga penawaran Rp1.500,- per saham.
27. PT Solusi Tunas Pratama Tbk
Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) didirikan tanggal 25 Juli 2006 dan mulai
beralamat di Komplek Rukan Permata Senayan, Blok C.01 – 02, Grogol Utara,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha SUPR
yaitu pengelolaan dan penyewaan bangunan menara Base Transceiver Station
(BTS) atau menara telekomunikasi serta sarana telekomunikasi. Saat ini kegiatan
SUPR adalah penyediaan, pengelolaan dan penyewaan menara Base Transceiver
Station (BTS) atau menara telekomunikasi dan jaringan kabel serat optik berikut
sarana pendukungnya serta Microcell Pole secara langsung maupun melalui anak
usaha.
Pada tanggal 29 September 2011, SUPR memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SUPR (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 lembar saham dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp3.400,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Oktober
2011.
28. PT SMR Utama Tbk
SMR Utama Tbk (SMRU) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya pada
tanggal 11 November 2003. Kantor pusat SMRU berlokasi di Gedung Citicon Jl.
Letjen S. Parman Kav. 72 Lt. 9, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat 11410.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha
Perusahaan adalah perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan
pembangunan. Selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding
SMRU yang dijalankan melalui PT Ricobana yang merupakan sebuah perusahaan
investasi terutama di bidang tambang batubara dan kontraktor batubara.
Pada tanggal 30 September 2011, SMRU memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMRU (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp600,- per saham.
29. PT Indo Straits Tbk
Indo Straits Tbk (PTIS) didirikan tanggal 21 Januari 1985. Kantor pusat PTIS
berlokasi di Graha Kirana, lantai 15, Jalan Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta Utara.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indo Straits Tbk adalah
Straits Corporation Pte. Ltd (induk usaha), yang didirikan dan berdomisili di
Singapura, dengan persentase kepemilikan sebesar 77,73%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTIS
terutama meliputi pekerjaan bawah air, pengerukan dan reklamasi, pemasangan
pipa dan instalasi untuk keperluan pelayaran; pekerjaan konstruksi pelabuhan,
bangunan, pengolahan dan penampungan minyak dan gas, aktivitas pengerukan;
pelayanan dukungan logistik untuk industri penambangan dan minyak dan gas;
dan perdagangan yang mencakup impor dan ekspor. Kegiatan utama yang
dijalankan Indo Straits Tbk dan anak usahanya saat ini adalah sebagai penyedia
jasa rekayasa kelautan yang terintegrasi dalam bidang pekerjaan konstruksi sipil
kelautan bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi dan jasa dukungan
logistik yang mencakup dukungan transportasi dan pindah angkut (transshipment)
Pada tanggal 28 Juni 2011, PTIS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTIS kepada
masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp950,- per saham.
30. PT Sidomulyo Selaras Tbk
PT Sidomulyo Selaras Tbk didirikan tanggal 13 Januari 1993 dan memulai
kegiatan komersial pada tahun 1993. Kantor pusat SMDU terletak di Jalan
Gunung Sahari III No.12 A, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SDMU
terutama menjalankan usaha dalam bidang jasa transportasi bahan berbahaya dan
beracun yaitu bahan-bahan kimia, minyak dan gas untuk kebutuhan sektor
industri. Kegiatan usaha utama Sidomulyo Selaras adalah bergerak bidang
transportasi, penyimpanan, penyewaan tangki penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun (B3) khususnya bahan kimia, minyak dan gas dengan pelanggan utama
adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor industri kimia hulu yang
menghasilkan bahan bahan kimia dasar.
Pada tanggal 28 Juni 2011, SDMU memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SDMU (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 237.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp225,- per saham.
31. PT Salim Ivomas Pratama Tbk
Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) didirikan dengan nama PT Ivomas
1994. Kantor pusat SIMP beralamat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai
11, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76-78, Jakarta 12910 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SIMP dan
Entitas-entitas Anak adalah produsen minyak dan lemak nabati serta produk
turunannya yang terintegrasi secara vertikal, dengan kegiatan utama mencakup
pemuliaan benih kelapa sawit, mengelola dan memelihara perkebunan kelapa
sawit, produksi dan penyulingan minyak kelapa sawit mentah dan minyak kelapa
mentah, pengelolaan dan pemeliharaan perkebunan karet serta proses pemasaran
dan penjualan produk akhir terkait.
Pada tanggal 27 Mei 2011, SIMP memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SIMP kepada
masyarakat sebanyak 3.163.260.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham
32. PT Buana Listya Tama Tbk
Buana Listya Tama Tbk (BULL) didirikan tanggal 12 Mei 2005 dan mulai
beroperasi secara komersial sejak 2005. Kantor pusat BULL beralamat di Wisma
Bina Surya Grup (BSG), Lantai 10, Jalan Abdul Muis No. 40 Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi usaha dalam bidang perkapalan dalam dan luar negeri dengan
menggunakan kapal-kapal, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker,
tongkang, dan kapal tunda (tugboat).
Pada tanggal 10 Mei 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
kepada masyarakat sebanyak 6.650.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp155,- per saham disertai dengan Waran
Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 3.325.000.000
dengan pelaksanaan sebesar Rp170,- per saham.
33. PT Sejahtera Anugerah Jaya Tbk
Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (Mayapada Hospital) (SRAJ) didirikan
tanggal 20 Mei 1991 dengan nama PT Sejahtera Raya Anugrah dan mulai operasi
secara komersial pada bulan Nopember 1994. SRAJ berkedudukan di Jalan
Honoris Raya, Perumahan Modern, Kota Madya Tangerang.
Berdasarkan Anggaran Da1sar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama
SRAJ adalah memberikan jasa penyelenggara rumah sakit antara lain dengan cara
mendirikan dan mengusahakan rumah sakit yang lengkap dan modern. Awalnya
rumah sakit SRAJ bernama Rumah Sakit Honoris kemudian tahun 2008 diubah
menjadi Mayapada Hospital.
Pada tanggal 31 Maret 2011, SRAJ memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SRAJ (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 750.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,-
per saham dan harga penawaran Rp120 per saham.
34. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk
Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) didirikan tanggal 24 Maret 1994 dan
mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1994. MBSS berdomisili di
Gedung Menara Karya, Lantai 12 Unit A-H, JI. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MBSS
terutama menjalankan usaha dalam bidang pelayaran, angkutan laut, baik barang
maupun penumpang, pengangkutan minyak dari pusat-pusat pengilangan,
penyewaan kapal laut, perwakilan pelayaran dari perusahaan pelayaran angkutan
laut baik pelayaran tetap maupun tidak tetap untuk pelayaran di dalam negeri dan
di luar negeri, agen perkapalan perusahaan pelayaran, pelayaran penundaan laut,
penyewaan peralatan pelayaran dan pelayaran luar negeri antar negara (pelayaran
samudera).
Pada tanggal 25 Maret 2011, MBSS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MBSS kepada
masyarakat sebanyak 175.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp1.600,- per saham.
35. PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama Perusahaan
Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari perusahaan asing bernama
“Volker Aanemings Maatschappij NV” yang dinasionalisasi Pemerintah. Kantor
pusat WSKT beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10
Cawang, Jakarta – 13340.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Waskita
Karya adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan,
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi serta
kepariwisataan dan pengembang. Saat ini, kegiatan usaha yang dijalankan
Waskita Karya adalah pelaksanaan konstruksi dan pekerjaan terintegrasi
Enginering, Procurement and Construction (EPC).
Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WSKT (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham saham dengan harga penawaran Rp380,- per saham
36. PT Wismilak Inti Makmur Tbk
Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) didirikan tanggal 14 Desember 1994 dan
dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1963. Kantor pusat Wismilak
beralamat di Jl. Buntaran No. 9A, Kel. Manukan Wetan, Kec. Tandes, Surabaya
60185 dan kantor perwakilan berlokasi di Gedung Menara Jamsostek Menara
Utara, Lantai 10, Suite 1003, Jl. Gatot Subroto 38, Jakarta 12710 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan WIIM
meliputi: menjalankan dan melaksanakan usaha perindustrian, terutama industri
bumbu rokok dan kelengkapan rokok lainnya antara lain pembuatan filter rokok
regular/mild; bidang pemasaran dan penjualan produk-produk bumbu rokok dan
kelengkapan rokok lainnya
Pada tanggal 04 Desember 2012, WIIM memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WIIM (IPO)
saham saham dengan harga penawaran Rp650,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Desember 2012.
37. PT Express Transindo Utama Tbk
Express Transindo Utama Tbk (dahulu bernama PT Kasih Bhakti Utama)
(TAXI) didirikan 11 Juni 1981 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1989. Kantor pusat TAXI berlokasi di Gedung Express, Jl. Sukarjo Wiryopranoto
No.11, Jakarta 11160 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TAXI
adalah berusaha dalam bidang pengangkutan darat. Kegiatan usaha TAXI
memiliki keterkaitan dengan Anak Usaha (Express Group) yaitu sama-sama
menjalankan kegiatan usaha jasa transportasi darat. Express Group merupakan
perusahaan yang mengoperasikan taksi merek Express dan Eagle untuk wilayah
Jadetabek, Surabaya, Semarang, Medan dan Padang.
Pada tanggal 22 Oktober 2012, TAXI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TAXI (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 1.051.280.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham.
38. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) didirikan dengan nama PT Nelly Dwi
Putri Chemical pada tanggal 05 Februari 1977 dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat NELY beralamat di Jalan Majapahit