• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO).

2 30 November 2009 Dian Swastika Sentosa Tbk DSSA

3 19 Oktober 2009 BW Plantation Tbk BWPT

4 29 Juni 2009 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI

5 3 Juli 2009 Inovisi Invracom Tbk INVS

6 31 Maret 2009 Trikomsel Oke Tbk TRIO

7 15 November 2010 MIDI Utama Indonesia Tbk MIDI 8 26 November 2011 Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN 9 11 November 2011 Agung Podomoro Land Tbk APLN 10 29 Oktober 2010 Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS 11 7 Oktober 2010 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

12 24 Oktober 2010 Harum Energi Tbk HRUM

13 24 September 2010 Berau Coal Energy Tbk BRAU

14 30 Juni 2010 Buki Uluwatu Villa Tbk BUVA

15 30 Juni 2010 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL

16 30 Juni 2010 Evergreen Invesco Tbk GREN

17 29 Juni 2010 SKYBEE Tbk SKYB

18 25 Juni 2010 Golden Retalindo Tbk GOLD

19 18 Juni 2010 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 20 15 Oktober 2010 Sarana Menara Nusantar Tbk TOWR

21 01 Februari 2010 Benaka Integra Tbk BIPI

22 29 Juni 2010 Pembangunan Perumamahan (PP) Tbk PTPP 23 30 Desember 2011 Elang Mahkota Teknologi Tbk EMTK

24 09 November 2011 Visi Media Asia Tbk VIVA

25 09 November 2011 Golden Energi Mines GEMS

26 31 Oktober 2011 Atlas Resourch Tbk ARII

27 29 September 2011 Solusi Tunas Pratama Tbk SUPR

28 31 September 2011 SMR Utama Tbk SMRU

29 28 Juni 2011 Indo Straits Tbk PTIS

30 28 Juni 2011 Sidomulyo Selaras Tbk SDMU

31 27 Mei 2011 Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP

32 10 Mei 2011 Buana Listya Tama Tbk BULL

(3)

40 24 September 2012 Sekar Bumi Tbk SKBM 41 31 Agustus 2012 Nirwana Development Tbk NIRO 42 31 Agustus 2012 Inti Bangun Sejahtera Tbk IBST 43 28 Desember 2012 Tiphone Mobile Iondonesia Tbk TELE

44 29 Juni 2012 Gading Development Tbk GAMA

45 28 Juni 2012 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO

46 27 Juni 2012 MNC Sky Vision Tbk MSKY

47 27 Juni 2012 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA

48 27 Juni 2012 Kobexindo Tractors Tbk KOBX

49 15 Juni 2012 Trisula Internasional Tbk TRIS

50 30 Mei 2012 Supra Boga Lestari Tbk RANS

51 29 Maret 2012 Bekasi Fajar Industrialestate Tbk BEST 52 14 Desember 2013 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 53 30 Desember 2013 Minna Padi Investama PADI 54 29 November 2013 Sawit Sumbermas Sarana Tbk SSMS

55 29 Oktober 2013 Grand Kartect Tbk KRAH

56 17 0ktober 2013 Arita Prima Indonesia Tbk APII 57 12 September 2013 Siloam Internasional Hospital Tbk SILO 58 18 September 2013 Multipolar Teknologi Tbk MLPT

59 18 Juni 2013 Nusa Raya Cipta Tbk NRCA

60 12 Juni 2013 ACSET Indonusa Tbk ACST

61 07 Juni 2013 Sri Sejeki Isman Tbk SRIL

62 04 Juni 2013 Dharma Satya Nusantara Tbk DSNG 63 27 Juni 2013 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX 64 08 Desember 2014 Impack Pratama Nusantara Tbk IMPC

65 21 November 2014 Soeci Lines Tbk SOCI

66 29 Oktober 2014 Blue Bird Tbk BIRD

67 30 Juni 2014 Sitara Propertindo Tbk TARA

68 17 Juni 2014 Chitosinternasioanal Tbk CINT

69 20 Mei 2014 Link Net Tbk LINK

70 30 April 2014 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK

71 28 Maret 2014 Intermedia Capital Tbk MDIA

(4)

Lampiran 2

Daftar Harga Saham Perdana dan Penutupan Harga Pada Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO) Pada

(5)
(6)

Lampiran 3

Daftar Variabel Non Keuangan Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO)

(7)
(8)

Lampiran 4

Daftar Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER),Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan Yang Mengalami

Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO)

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Brealy, R.A. Myers S,C, dan Marcus A.J, 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Brigham, F. Eugen dan Joel F Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1&2, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Horne, James C. Van, John M, Wachowwicz. JR, 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Manurung, Adler Haymans.2013. Initial Public Offering (IPO) Konsep, Teori, dan Proses. Adler Manurung Press.Jakarta.

Raharjaputra, Hendra S.2011. Manajemen Keuangan dan Akutansi. Jakarta: Salemba Empat.

Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.

Situmorang, Syafrijal H dan Muslich Lufti. 2015. Analisis Data: Untuk Riset Manajemen dan Bisnis.Medan: USU Press.

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan 1. Medan: USU press.

Warren, Carless. 2006. Accounting: Pengantar Akutansi .Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.

JURNAL

Astuti, Yuli Dan Syahyunan. 2012. “Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang

Melakukan IPO di BEI”. Jurnal Keuangan dan Bisnis.

(11)

Beatty, Randolph P.1989. “Auditor Reputation and The Pricing Of Initial Public Offering”. Journal of financial economic vol.15, pp. 213-232.

Chastina, Yolana dan Dwi Martani, 2005. Variabel –variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001. Jurnal SNA. Volume 8, Nomor 19, pp 538-553.

Gerianta,Wirawan Yasa. 2008. “Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.

Islam, Md Aminul. 2010. “An Empirical Investigation Of The Underpricing Of

Initial Public Offering In Chittong Stock Exchange. Journal Of Economy&Finance. Vol.2, No.4, pp. 39-44.

Junaini, Irawati dan Rendi Agustian. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering di BEI. Jurnal Ilimiah Widya. Volume 1, Nomor 1, Mei-Juni, pp 52-59.

Kristantari, I Dewa Ayu. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering di BEI. Jurnal Ilimiah Akutansi dan Humanika. Volume 2, Nomor 2, Juni, pp 785-811.

Risqi, Indita Azisia dan Pujo Harto. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruh Underpricing ketika Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akutansi. Volume 2, Nomor 1, January, pp017-028.

Ritter, Jay R.1998. “Initial Public Offering”. Vol. 2, No. 1, pp. 5-30.

Wahyusari, Ayu.2013.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham saat IPO di BEI”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. 2005. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001. Makalah Seminar, Seminar Nasional Akuntansi VIII.Solo

SKRIPSI

Permatasari, Venti Eka.2014. “Analisis Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Tingkat Underpricing pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI pada periode 2008-2013”. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang

(12)

Ratnasari,Anggita dan Gunasti Hudiwinarsih.2013. “Analisis Pengaruh Informasi Keuangan, Non Keuangan serta Ekonomi Makro terhadap Underpricing

pada Perusahaan ketika IPO”. Skripsi.STIE Perbanas: Surabaya

Wicaksono, Azizi Nur.2012.”Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan Non

Keuangan terhadap Fenomena Underpricing Saham Perdana pada saat Initial Public Offering”. Skripsi. Universitas Indonesia: Jakarta.

TESIS

Kristantari, I Dewa Ayu. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di BEI”.

Tesis.Universitas Udayana: Denpasar.

WEBSITE

http://www.idx.co.id, data perusahaan yang IPO dan laporan keuangan perusahaan

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian

yang bertujuan mengetahui pengaruh antara variabel independen, Return on

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS), Umur

Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter terhadap variabel

dependen (Tingkat Undepricing).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber

dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan situs www.idx.co.id.Waktu

penelitan dimulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasioanal dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

b. Variabel bebas (independent variable) yaitu Return on Equity (X1), Debt to

Equity Ratio (X2), Earning per Share (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Umur

Perusahaan (X5), Reputasi Underwriter (X6).

c. Variabel Terikat (dependent variable) yaitu Tingkat Underpricing (Y).

(14)

kegiatan operasional pada periode Januari 2009 sampai dengan Desember

2014 dan memiliki data perusahaan dan laporan keuangan yang lengkap.

3.4 Definisi Operasional

Berikut ini adalah penjelasan mengenai variabel-variabel yang dipakai dalam

penelitian ini, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas

(independent variable)

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah faktor – faktor yang diobservasi dan diukur untuk

menentukan adanya pengaruh dari variabel independen. Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat underpricing (Y). Dalam penelitian

ini underpricing diukur menggunakan initial return dari perusahaan – perusahaan

yang melakukan initial public offering (IPO) yakni selisih antara harga saham

pada hari pertama penutupan pada pasar sekunder dibagi dengan harga penawaran

perdana (Ardiansyah dalam Permatasari, 2014:61).

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

IR =� −�

� x100%

di mana :

IR = Initial Return

Pt0 = harga penawaran perdana (Offering Price)

(15)

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen,variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1. Return on Equity (X1)

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dari modal (equity) yang dimiliki oleh

perusahaan. Untuk menghitung Return on Equity (ROE) digunakan rumus :

ROE =� �� ℎ � � ℎ �

� �

2. Debt to Equity Ratio ()

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur kemampuan

peusahaan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya. DER yang

tinggi menunjukkan risiko financial atau risiko kegagalan perusahaan untuk

mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi, dan sebaliknya.para investor

dalam melakukan keputusan investasi akan mempertimbangkan nilai DER

perusahaan.

Untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) menggunakan rumus:

DER = � �

� � %

3. Earing per Share ()

Earing per Share (EPS) merupakan proxy bagi laba per saham perusahaan

yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian

keuntungan yang dapat dipeoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki

(16)

EPS =ℎ � �� ℎ

4. Ukuran Perusahaan ()

Untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan adalah dengan

melihat total asset dari laporan keuangan perusahaan tahun terakhir sebelum

perusahaan tersebut melakukan IPO di bursa. Asset merupakan tolak ukur atau

besaran skala suatu perusahaan. Besaran perusahaan diukur dengan logaritma

natural (ln) total aset perusahaan.

5. Umur Perusahaan ()

Umur perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dapat bertaha hidup

dan banyaknya informasi yang bisa diserap oleh publik. Umur perusahaan diukur

dengan lamanya perusahaan beroperasi yaitu sejak perusahaan itu didirikan

(established date) sampai dengan saat perusahaan melakukan IPO (listing date).

6. Reputasi Underwriter ()

Peranan underwriter diduga bepengaruh terhadap tinggi rendahnya harga

pedana saham yang akan dibeli investor tergantung kesepakatan antara penjamin

emisi dengan emiten. Reputasi underwriter diukur dengan member nilai 1 untuk

underwriter yang masuk 5 besar dalam IDX Statistics berdasarkan nilai

(17)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

Ukur membayar hutang dengan modal

yang dimilikinya. DER = � � % Rasio

3. Earning per Share (�)

Perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku perusahaan tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut melakukan IPO di bursa

Log natural Total Aktiva tahun terakhir

sebelum perusahaan listing Nominal

5.

Tahun IPO – Tahun Pendirian Perusahaan Nominal

6. obligasi untuk pertama kalinya yaitu pada saat go public

1 untuk “underwriter yang memiliki reputasi

tinggi” sekunder dengan harga penawaran perdana.

IR =� −� � %

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan IPO

di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 yang

berjumlah 142 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan atau kriteria tertentu.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

(18)

2. Perusahaan yang mengalami underpricing pada penawaran perdana (IPO)

dalam periode 2009-2014.

3. Memiliki informasi dan ketersedian data yang yang diperlukan dalam

melakukan penelitian tersebut yang telah di audit dan di publikasikan di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2014.

4. Perusahaan yang bergerak pada industri jasa keuangan dikeluarkan karena

industri ini memiliki resiko keuangan yang lebih sensitif dari industri lainya.

5. Perusahaan yang memiliki nilai EPS negatif.

Tabel 3.2

Seleksi Pemilihan Sampel

Kriteria Pengambilan Sempel Jumlah

Jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2009-2014 137 Perusahaan yang tidak mengalami underpricing (27) Perusahaan yang tidak memiliki data yang lengkap (12)

Perusahaan yang bergerak pada industri jasa keuangan (24)

Perusahaan yang memiliki nilai EPS negatif (2)

Perusahaan yang terpilih sebagai sampel 72

3.6 Jenis Data

Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah adalah data yang berbentuk

kata, kalimat, skema, dan gambar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

(19)

ini adalah data nama-nama perusahaan yang melakukan IPO, underwriter,

sedangkan data kuantitatif adalah data laporan keuangan perusahaan yang

melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.

3.7 Sumber Data

Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder eksternal yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007:56). Adapun data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Daftar perusahaan yang mengalami underpricing pada saat initial public

offering (IPO) yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.

2. Data nama underwriter, umur perusahaan, jumlah saham yang ditawarkan

dan data laporan keuangan masing-masing perusahaan emiten, yang diperoleh

dari situs www.idx.co.id pada periode tahun 2009-2014, dan prospektus

masing-masing perusahaan emiten.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi non

partisipan yaitu dengan cara membaca, mengamati, mencatat, mempelajari

buku-buku, jurnal-jurnal keuangan, ICMD, serta mengunduh data dan informasi dari

situs-situs internet yang relevan.. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id,

(20)

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel-variabel independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel-variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini, maka akan digunakan

model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + � + � + � + � + � + � + ε

Keterangan:

Y = Underpricing

α = Konstanta

b − b = Variabel bebas

= Return on Asset

= Debt to Equity Ratio

= Earning Per Share

= Ukuran Perusahaan

= Umur Perusahaan

= Reputasi Underwriter

ε = Term of Error

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, diperlukan uji

asumsi klasik untuk memastikan bahwa model telah memenuhi kriteria Best

(21)

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov

Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal

baku. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di

bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan

dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika

signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara data yang akan diuji dengan data normal baku, atau data berdistribusi

(22)

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel variabel independen. Jika

variabel-variabel saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama

variabel bebas adalah nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi

adalah sebagai berikut:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel terikat.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel

bebeda ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan

indikasi adanya multikolinearitas.

c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari tolerance value dan Variance Inflation

Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Apabila

nilai tolerance value kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi

multikolinearitas.

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

(23)

Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisias. Ghozali (2001) menyatakan bahwa untuk mendeteksi

ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), yaitu dengan

deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan

ZPRED. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut.

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah

angka 0 dan sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji

(24)

Tabel 3.3

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tolak

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Return on A

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS), Umur

Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter) terhadap variabel

dependen nya (Tingkat Undepricing). Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian dengan uji t atau t

test dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini

dilakukan dengan syarat:

1. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return on

Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan terhadap

tingkat Undepricing.

2. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on

(25)

3. Ukuran Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan

terhadap tingkat Undepricing.

Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan signifikansi t pada tingkat

α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis

didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikan t dengan nilai signifikansi

0,05 dimana syarat-syaratnya yaitu:

1. Jika signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on

Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap

tingkat Undepricing.

2. Jika signifikansi t > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return on

Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaandan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan terhadap

tingkat Undepricing.

3.11.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel

independen Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per

Share (EPS), Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter,

terhadap variabel dependennya (Tingkat Undepricing). Tujuan pengujian ini

adalah untuk mengetahui apakah variabel independen secaa simultan

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian dengan uji F atau F

(26)

1. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return on

Equityt, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan terhadap

tingkat Undepricing.

2. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on

Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap

tingkat Undepricing.

Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan signifikansi F pada

tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%).

Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikan F dengan nilai

signifikansi 0,05 dimana syarat-syaratnya yaitu:

1. Jika signifikansi F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Return on

Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap

tingkat Undepricing.

2. Jika signifikansi F > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Return

on Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Umur Perusahaan,

Ukuran Perusahaan dan Reputasi Underwriter berpengaruh tidak signifikan

(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 perusahaan. Profil

masing-masing perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

1. PT Bumi Citra Permai Tbk

PT Bumi Citra Permai (BCIP) Tbk didirikan berdasarkan Akta Pendirian

No.2 tangga l3 Mei 2000. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa

kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum

Pemegang Saham PT.Bumi Citra Permai,Tbk. No.9 tanggal 6 Mei 2009 tentang

perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi Perseroan Terbuka, pengeluaran

saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus

juta) lembar saham dengan nominal saham Rp.100,-(seratus Rupiah) melalui

Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat (Penawaran Umum),

penerbitan waran sebanyak-banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima

juta) lembar Waran dengan nominal Rp.100,-(seratusRupiah).

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari

Perusahaan adalah mengadakan usaha di bidang real estate, pembangunan,

(28)

2. PT Dian Swastika Sentosa Tbk.

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) didirikan tanggal 02 Agustus 1996

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1998. Kantor pusat DSSA

berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza Menara II, lt 27, Jln. M.H Thamrin No.

51, Jakarta 10350, sedangkan pembangkit tenaga listrik dan uap berlokasi di

Tangerang, Serang dan Karawang.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSSA

meliputi bidang penyediaan tenaga listrik dan uap, pertambangan batubara,

perdagangan besar (pupuk, pestisida dan bahan-bahan kimia), multimedia dan

infrastruktur. Pada tanggal 30 Nopember 2009, DSSA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

DSSA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal

Rp250,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham.

3. PT BW Plantation Tbk.

PT BW Plantation Tbk berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta

No. 13 tanggal 6 Nopember 2000. Anggaran Dasar Perusahaan terakhir

mengalami perubahan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, dimana

pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan-perubahan anggaran dasar

Perusahaan sehubungan dengan penawaran umum perdana saham Perusahaan

sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan LK (Bapepam – LK).

Pada tanggal 19 Oktober 2009, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif

dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam –

(29)

dengan nilai nominal Rp 100 (dalam Rupiah penuh) per saham dan dengan harga

penawaran Rp 550 per saham. Saham-saham Perusahaan telah dicatat di Bursa

Efek Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2009.

4. PT Metropolitan Kentjana Tbk.

PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) didirikan 29 Maret 1972 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat MKPI berlokasi di

Jalan Metro Duta Niaga Blok B5 Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MKPI

terutama meliputi bidang real estate, pembangunan, penyewaan dan pengelolaan

pusat perbelanjaan, apartemen, perkantoran, perumahan serta jasa pemeliharaan,

pembersihan dan pengelolaan. Saat ini, kegiatan utama MKPI adalah penyewaan

ruang pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen dan penjualan tanah dan

bangunan.

Pada tanggal 29 Juni 2009, MKPI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham MKPI kepada

masyarakat sebanyak 95.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp100,- per saham

dengan harga penawaran Rp2.100,- per saham.

5. PT Inovisi Infracom Tbk

PT Perseroan didirikan pada tanggal 11 Mei 2007 yang sesuai dengan akta

pendirian No.3 tanggal 11 Mei 2007. Perseroan bergerak di bidang penyedia jasa

Infrastruktur telekomunikasi bergerak. Pada awal berdirinya, perseroan bernama

(30)

pengembangan bisnis perseroan, pada tanggal 11 April 2008 berubah menjadi PT

Inovisi Infracom.

Transformasi Perseroan berlanjut dengan keberhasilannya dalam melakukan

pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2009. Perseroan

berhasil melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I berupa penerbitan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 782.000.000 saham baru

disertai 312.800.000 Waran Seri I pada bulan Mei 2010. Dari PUT I tersebut,

Perseroan berhasil memperoleh dana sebesar Rp 97,75 miliar.

6. PT Trikomse Oke Tbk

PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) didirikan di Indonesia tanggal 21 Agustus

1996 dan memulai operasi komersialnya pada tanggal 21 Agustus 1996. Kantor

pusat TRIO berkedudukan di Jl. Kebon Sirih Raya Kav.63, Jakarta Pusat 10340 –

Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama TRIO

meliputi usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi, yang

mencakup telepon selular, aksesoris, suku cadang, kartu telepon pra bayar dan

pasca bayar, gadget, serta jasa yang terkait dengan telekomunikasi dan

multimedia. TRIO merupakan distributor resmi dan pengecer produk komunikasi

seluler di Indonesia untuk berbagai merek telepon seluler.

Pada tanggal 31 Maret 2009, TRIO mendapatkan Pernyataan Efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TRIO (IPO)

(31)

Rp100,- per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar

Rp225,- per saham.

7. PT MIDI Utama Indonesia Tbk

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) didirikan dengan nama PT Midimart

Utama 28 juni 2008 yang mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007.

Kantor pusat MIDI berlokasi di Jl. M. H. Thamrin No. 9, Cikokol, Tanggerang.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan

antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termsuk perdagangan

toserba/swalayanan dan minimarket.

Pada tanggal 15 november 2010, perusahaan memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran perdana saham MIDI kepada

masyarakat sebanyak 432.353. 000 dengan nilai nominal Rp100,- per lembar

saham dengan harga penawaran Rp275,-per saham.

8. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) didirikan dengan nama PT

Borneo Lumbung Energi tanggal 15 maret 2006 dan mulai beroperasi secara

komersial pada tanggal 15 september 2009. Kantor pusat BORN berlokasi di

Menara Bank Danamon, lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega

Kuningan, Jakarta 12950.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BORN

adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan,

(32)

teknik engineering, dan jasa lainnya yang mendukung kegiatan pertambangan dan

perdagangan barang tambang.

9. PT Agung Podomoro Land Tbk

PT Agung Podomoro Land Tbk. merupakan perusahaan terbatas yang

bergerak di bidang properti yang pertama kali didirikan dengan nama PT Tiara

Metropolitan Jaya. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tahun 2010

memutuskan untuk mengganti nama PT Tiara Metropolitan Jaya menjadi PT

Agung Podomoro Land Tbk.. Pergantian nama tersebut diaktakan dalam Akta

No.1 tanggal 2 Agustus 2010 di Jakarta Selatan. Produk dan jasa yang dihasilkan

perusahaan ini berupa kawasan properti terpadu yang meliputi apartemen,

perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan, dan pusat

rekreasi, beserta fasilitasnya.

Setelah melakukan restrukturisasi perusahaan, PT Agung Podomoro Land

Tbk. kemudian melakukan penawaran umum perdana saham dengan

mengeluarkan saham baru dari portofolio sebanyak 6.150.000.000 saham dari

saham yang belum diterbitkan oleh perusahaan dan dengan 14.350.000.000 saham

milik pendiri menjadikan total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh

pada saat itu berjumlah 20.500.000.000 yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia

pada 11 November 2010.

10. PT Krakatau Steel (persero) Tbk

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) didirikan 27 Oktober 1971 untuk

mengambil alih proyek pabrik baja Trikora dan mulai beroperasi secara komersial

(33)

5, Cilegon, Banten 42435 dan kantor Jakarta di Gedung Krakatau Steel, Lantai 4,

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 54, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Krakatau

Steel terutama meliputi bidang produksi, perdagangan dan pemberian jasa.

Kegiatan Krakatau Steel saat ini meliputi, antara lain:Kegiatan usaha penunjang

seperti pergudangan, perbengkelan, properti, pelabuhan, pendidikan dan pelatihan,

limbah produk dan limbah industri pembangkit listrik, pengelolaan air dan jasa

teknologi informasi.

Pada tanggal 29 Oktober 2010, KRAS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KRAS (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 3.155.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal

Rp500,- per saham saham dengan harga penawaran Rp850,- per saham.

11. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PT Indofood CBP sukses Makmur Tbk (ICBP) merupakan produsen makanan

dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk

makanan sehari–hari bagi konsumen di segala usia. Banyak di antara merek

produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati masyarakat

indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di

indonesia selama bertahun–tahun.

ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan september 2009 serta tercatat di

Bursa Efek indonesia (BEI) pada tanggal 7 oktober 2010. iCBP didirikan melalui

restrukturisasi internal dari Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) PT

(34)

tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh

kegiatan usaha Grup CBP dari indofood, yang meliputi mie instan, dairy,

penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit

(sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari) dialihkan ke ICBP.

12. PT Harum Energi Tbk

PT Harum Energi Tbk (HRUM) didrikan dengan nama PTAsia Antrasit

tanggal 12 Oktober 1995 mdan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

2007. HRUM berdomisili di jakarta dan berkantor di pusat di Jl. Alaydrus No. 80,

Jakarta Pusat. Saat ini kegiatan usaha HRUM adalajh beroperasi dan berinvestasi

pada anak usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara dan logistik

di kalimantan timur.

Pada tanggal 24 0ktober 2010, HRUM memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham HRUM (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nlai nominal Rp5.200,-per

saham.

13. PT Berau Coal Energy Tbk

PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) didirikan dengan nama PT Risco tanggal

07 September 2005. Kantor pusat BRAU berlokasi di Sampoerna Strategic

Square, North Tower, Lantai 15 dan 16, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta

12930. Saat ini, kegiatan usaha BRAU adalah sebagai perusahaan induk dari

intitas anak yang beroperasi di bidang pertambangan.

Pada tanggal 24 september 2010, BRAU memperoleh pernyataan efektif dari

(35)

kepada masyarakat sebanyak 3.400.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp400,-per saham.

14. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk

Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) didirikan tanggal 15 Desember 2000.

Kantor BUVA berlokasi di Talavera Office Park, Lantai 12, Jl. Tb. Simatupang

Kav. 22-26, Cilandak, Jakarta Selatan 12430, Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUVA

terutama meliputi penyediaan jasa akomodasi (cottage) yang kemudian berubah

menjadi bidang jasa akomodasi (cottage) dan bidang perhotelan.

Pada tanggal 30 Juni 2010, BUVA memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BUVA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 857.142.500 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp260,- per saham.

15. PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk

Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) didirikan tanggal 24 Maret 1995 dan

mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1996. Kantor pusat Indopoly

beralamat di Wisma Indosemen, Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 70-71,

Jakarta dan pabrik berlokasi di Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat.

Selain itu Indopoly juga memiliki pabrik yang berlokasi di Kunming dan Suzhou

(Tiongkok).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IPOL

(36)

impor. Produk utama IPOL adalah Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film

dan Bioxially Oriented Polyester (BOPET) film.

Pada tanggal 30 Juni 2010, IPOL memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPOL (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 2.300.178.500 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp210,- per saham.

16. PT Evergreen Invesco Tbk

Evergreen Invesco Tbk (GREN) didirikan dengan nama PT Artha Perkasa

Invesco tanggal 18 September 2003 dan mulai beroperasional secara komersial

pada tahun 2008. Kantor pusat Evergreen berlokasi di Sampoerna Strategic

Square South Tower, 30rd floor Jl. Jend. Sudirman Kav 45-46 Jakarta 12930.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GREN

adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar (pemintalan benang,

fiber, kapas dan lainnya).

Pada tanggal 30 Juni 2010, GREN memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GREN (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 2.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp105,- per saham.

17. PT Skybee Tbk

Skybee Tbk (SKYB) didirikan dengan nama PT Kreatip Komunikacitra pada

tanggal 10 Juni 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.

(37)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKYB

adalah bergerak di bidang penyedia dan pendistribusi produk dan jasa teknologi

komunikasi, serta produk dan jasa teknologi terkini lainnya. Skybee bersama anak

usaha menjalankan usaha pembelian media dan persediaan televisi, media cetak

digital, manajemen periklanan serta reseller produk smartphones seperti

Blackberry, Sony Ericsson.

Pada tanggal 29 Juni 2010, SKYB memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) SKYB

kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp375,- per saham.

18. PT Golden Retalindo Tbk

Golden Retailindo Tbk (GOLD) didirikan dengan nama PT Bima Nuansa

Cempaka tanggal 08 Nopember 1995. Golden Retailindo berkantor pusat di Jalan

Gunung Sahari No. 59 Jakarta Pusat. Induk usaha dan induk usaha terakhir

Golden Retailindo Tbk adalah PT Pasifik Atlanta Retailindo.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GOLD

antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan

retail secara bagi hasil dan pengelolaan ruangan dengan merk dagang “Golden

Truly“. Saat ini kegiatan usaha utama Golden Retailindo adalah sebagai

manajemen perdagangan retail dan pengelolaan mal termasuk di dalamnya

department store dan pengelola ruang sewa komersial untuk berbagai tenant

seperti toko buku, supermarket, food court, restaurant, salon, pakaian dan

(38)

Pada tanggal 25 Juni 2010, GOLD memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GOLD (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 86.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp350,- per saham.

19. PT Nippon Indosari Corporindo Tbk

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995

dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial

pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di

Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang

Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha utama ROTI

bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti manis,

roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan merek "Sari Roti". Pendapatan utama

ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis.

Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham.

20. PT Sarana Menara Nusantara Tbk

Tower Bersama Infrastructure Tbk (dahulu PT Banyan Mas) (TBIG)

didirikan tanggal 8 Nopember 2004. TBIG beralamat di Gedung International

Financial Centre, lantai 6 Jl. Jenderal Sudirman Kavling 22-23, Jakarta 12920 –

(39)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha

TBIG, antara lain, menjalankan usaha dalam bidang jasa penunjang

telekomunikasi, meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base

Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, serta

melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Kegiatan utama Tower

Bersama adalah melakukan investasi atau penyertaan pada anak usaha terutama

yang bergerak dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi.

Pada tanggal 15 Oktober 2010, TBIG memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TBIG (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 551.111.000 saham dengan nilai nominal Rp100,-

per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga

penawaran perdana sebesar Rp2.025,- per saham.

21. PT Benaka Integra Tbk

Benakat Integra Tbk (dahulu Benakat Petroleum Energy Tbk) (BIPI)

didirikan \dengan nama PT Macau Oil Engineering and Technology tanggal 19

April 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2007. BIPI berdomisili di Jakarta dan

beralamat di Menara Anugrah, Lantai 12 Kantor Taman E.3.3, Jl. DR Ide Anak

Agung Gde Agung Lot. 8.6-8.7, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan 12950.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BIPI adalah

bergerak di bidang pembangunan, perdagangan, pertambangan, perindustrian, dan

jasa. BIPI saat ini merupakan perusahaan induk yang bergerak dalam bidang

(40)

Pada tanggal 01 Pebruari 2010, BIPI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BIPI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 11.500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp140,- per saham.

22. PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk

Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama PP

(Persero) Tbk (PTPP) didirikan 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan

Perumahan, yang merupakan hasil peleburan suatu Perusahaan Bangunan bekas

milik Bank Industri Negara ke dalam Bank Pembangunan Indonesia, dan

selanjutnya dilebur ke dalam P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan

Negara yang didirikan tanggal 29 Maret 1961. Kantor pusat PTPP beralamat di Jl.

Letjend. TB Simatupang No. 57, Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan PTPP adalah

turut serta melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa

penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, Engineering Procurement dan

Construction (EPC) perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan

kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi, kepariwisataan,

perhotelan, jasa engineering dan perencanaan, pengembang untuk menghasilkan

barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Kegiatan usaha

yang saat ini dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Realti (Pengembang), Properti dan

Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi.

Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP memperoleh pernyataan efektif dari

(41)

seri B kepada masyarakat sebanyak 1.038.976.500 dengan nilai nominal Rp100,-

per saham saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham.

23. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk

Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) didirikan tanggal 03 Agustus 1983

dengan nama PT Elang Mahkota Komputer dan memulai aktivitas secara

komersial di tahun 1984. Kantor pusat Emtek terletak di SCTV Tower, Lantai 18,

Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270 – Indonesia. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama EMTK adalah di

bidang jasa, (terutama dalam bidang penyediaan jasa teknologi, media dan

telekomunikasi), perdagangan, pembangunan dan industri. Saat ini aktivitas

EMTK bergerak dalam bidang media, solusi dan lain-lain melalui penyertaan

saham pada beberapa anak usaha.

Pada tanggal 30 Desember 2009, EMTK memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EMTK (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 512.730.000 dengan nilai nominal Rp200,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp720,- per saham.

24. PT Visi Media Asia Tbk

Visi Media Asia Tbk (VIVA) didirikan di Indonesia tanggal 8 November 2004

dengan nama PT Semesta Kolina dan mulai beroperasi pada tahun 2005. VIVA

berdomisili di Jakarta dan berkedudukan di Wisma Bakrie 2, lantai 7, Jl. HR.

Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920, Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan VIVA

(42)

Kegiatan utama VIVA adalah bergerak sebagai induk perusahaan dari anak usaha

yang bergerak di bidang media dan jasa. VIVA memiliki 2 stasiun TV FTA dan

portal berita on-line melalui anak perusahaannya, yakni ANTV (PT Cakrawala

Andalas Televisi, merupakan anak usaha Intermedia Capital Tbk), tvOne (PT

Lativi Mediakarya), viva dan vivall (PT Viva Media Baru), serta Viva Plus (PT

Digital Media Asia).co.id

Pada tanggal 09 November 2011, VIVA memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham VIVA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 1.667.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal

Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp300,- per saham.

25. PT Golden Energy Mines Tbk

Golden Energy Mines Tbk (GEMS) didirikan dengan nama PT Bumi Kencana

Eka Sakti tanggal 13 Maret 1997 dan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak

tahun 2010. GEMS berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza, Menara II, Lantai 6,

Jl. M.H. Thamrin Kav. 51, Jakarta 10350 – Indonesia. Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GEMS bergerak dalam bidang

pertambangan melalui penyertaan pada anak usaha dan perdagangan batubara

serta perdagangan lainnya. Pada tahun 2014 GEMS memproduksi 6,58 juta ton

dengan volume penjualan sebesar 9 juta ton. Adapun penjualan batubara GEMS

59,99% untuk diekspor dan sisanya 40,01% untuk domestik

Pada tanggal 09 Nopember 2011, GEMS memperoleh pernyataan efektif dari

(43)

kepada masyarakat sebanyak 882.353.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp2.500,- per saham.

26. PT Atlas Resources Tbk

Atlas Resources Tbk (ARII) didirikan tanggal 26 Januari 2007 dan mulai

beroperasi secara komersial pada Maret 2007. Kantor pusat berlokasi di

Sampoerna Strategic Square, South Tower, Lt. 18, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 –

46, Jakarta Selatan, Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha ARII

adalah bergerak dalam bidang perdagangan batubara, transportasi pertambangan

dan batubara, dan kegiatan penunjang operasi penambangan batubara lainnya

seperti penyewaan peralatan dan kendaraan. Saat ini, kegiatan utama ARII adalah

ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar padat, yakni termasuk perdagangan

batubara, batubara padat (bricket), batu abu tahan api; dan transportasi

pertambangan dan batubara yang termasuk pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas

transportasi di bidang pertambangan dan batubara.

Pada tanggal 31 Oktober 2011, ARII memperoleh pernyataan efektif Bapepam

– LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ARII (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 650.000.000 saham dengan nilai nominal Rp200,- per

saham serta harga penawaran Rp1.500,- per saham.

27. PT Solusi Tunas Pratama Tbk

Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) didirikan tanggal 25 Juli 2006 dan mulai

(44)

beralamat di Komplek Rukan Permata Senayan, Blok C.01 – 02, Grogol Utara,

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha SUPR

yaitu pengelolaan dan penyewaan bangunan menara Base Transceiver Station

(BTS) atau menara telekomunikasi serta sarana telekomunikasi. Saat ini kegiatan

SUPR adalah penyediaan, pengelolaan dan penyewaan menara Base Transceiver

Station (BTS) atau menara telekomunikasi dan jaringan kabel serat optik berikut

sarana pendukungnya serta Microcell Pole secara langsung maupun melalui anak

usaha.

Pada tanggal 29 September 2011, SUPR memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SUPR (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 lembar saham dengan nilai nominal

Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp3.400,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Oktober

2011.

28. PT SMR Utama Tbk

SMR Utama Tbk (SMRU) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya pada

tanggal 11 November 2003. Kantor pusat SMRU berlokasi di Gedung Citicon Jl.

Letjen S. Parman Kav. 72 Lt. 9, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat 11410.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha

Perusahaan adalah perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan

pembangunan. Selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding

(45)

SMRU yang dijalankan melalui PT Ricobana yang merupakan sebuah perusahaan

investasi terutama di bidang tambang batubara dan kontraktor batubara.

Pada tanggal 30 September 2011, SMRU memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMRU (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp600,- per saham.

29. PT Indo Straits Tbk

Indo Straits Tbk (PTIS) didirikan tanggal 21 Januari 1985. Kantor pusat PTIS

berlokasi di Graha Kirana, lantai 15, Jalan Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta Utara.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indo Straits Tbk adalah

Straits Corporation Pte. Ltd (induk usaha), yang didirikan dan berdomisili di

Singapura, dengan persentase kepemilikan sebesar 77,73%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTIS

terutama meliputi pekerjaan bawah air, pengerukan dan reklamasi, pemasangan

pipa dan instalasi untuk keperluan pelayaran; pekerjaan konstruksi pelabuhan,

bangunan, pengolahan dan penampungan minyak dan gas, aktivitas pengerukan;

pelayanan dukungan logistik untuk industri penambangan dan minyak dan gas;

dan perdagangan yang mencakup impor dan ekspor. Kegiatan utama yang

dijalankan Indo Straits Tbk dan anak usahanya saat ini adalah sebagai penyedia

jasa rekayasa kelautan yang terintegrasi dalam bidang pekerjaan konstruksi sipil

kelautan bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi dan jasa dukungan

logistik yang mencakup dukungan transportasi dan pindah angkut (transshipment)

(46)

Pada tanggal 28 Juni 2011, PTIS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTIS kepada

masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp950,- per saham.

30. PT Sidomulyo Selaras Tbk

PT Sidomulyo Selaras Tbk didirikan tanggal 13 Januari 1993 dan memulai

kegiatan komersial pada tahun 1993. Kantor pusat SMDU terletak di Jalan

Gunung Sahari III No.12 A, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SDMU

terutama menjalankan usaha dalam bidang jasa transportasi bahan berbahaya dan

beracun yaitu bahan-bahan kimia, minyak dan gas untuk kebutuhan sektor

industri. Kegiatan usaha utama Sidomulyo Selaras adalah bergerak bidang

transportasi, penyimpanan, penyewaan tangki penyimpanan bahan berbahaya dan

beracun (B3) khususnya bahan kimia, minyak dan gas dengan pelanggan utama

adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor industri kimia hulu yang

menghasilkan bahan bahan kimia dasar.

Pada tanggal 28 Juni 2011, SDMU memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SDMU (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 237.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp225,- per saham.

31. PT Salim Ivomas Pratama Tbk

Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) didirikan dengan nama PT Ivomas

(47)

1994. Kantor pusat SIMP beralamat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai

11, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76-78, Jakarta 12910 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SIMP dan

Entitas-entitas Anak adalah produsen minyak dan lemak nabati serta produk

turunannya yang terintegrasi secara vertikal, dengan kegiatan utama mencakup

pemuliaan benih kelapa sawit, mengelola dan memelihara perkebunan kelapa

sawit, produksi dan penyulingan minyak kelapa sawit mentah dan minyak kelapa

mentah, pengelolaan dan pemeliharaan perkebunan karet serta proses pemasaran

dan penjualan produk akhir terkait.

Pada tanggal 27 Mei 2011, SIMP memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SIMP kepada

masyarakat sebanyak 3.163.260.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham

32. PT Buana Listya Tama Tbk

Buana Listya Tama Tbk (BULL) didirikan tanggal 12 Mei 2005 dan mulai

beroperasi secara komersial sejak 2005. Kantor pusat BULL beralamat di Wisma

Bina Surya Grup (BSG), Lantai 10, Jalan Abdul Muis No. 40 Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan

meliputi usaha dalam bidang perkapalan dalam dan luar negeri dengan

menggunakan kapal-kapal, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker,

tongkang, dan kapal tunda (tugboat).

Pada tanggal 10 Mei 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari

(48)

kepada masyarakat sebanyak 6.650.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp155,- per saham disertai dengan Waran

Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 3.325.000.000

dengan pelaksanaan sebesar Rp170,- per saham.

33. PT Sejahtera Anugerah Jaya Tbk

Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (Mayapada Hospital) (SRAJ) didirikan

tanggal 20 Mei 1991 dengan nama PT Sejahtera Raya Anugrah dan mulai operasi

secara komersial pada bulan Nopember 1994. SRAJ berkedudukan di Jalan

Honoris Raya, Perumahan Modern, Kota Madya Tangerang.

Berdasarkan Anggaran Da1sar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama

SRAJ adalah memberikan jasa penyelenggara rumah sakit antara lain dengan cara

mendirikan dan mengusahakan rumah sakit yang lengkap dan modern. Awalnya

rumah sakit SRAJ bernama Rumah Sakit Honoris kemudian tahun 2008 diubah

menjadi Mayapada Hospital.

Pada tanggal 31 Maret 2011, SRAJ memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SRAJ (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 750.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,-

per saham dan harga penawaran Rp120 per saham.

34. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk

Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) didirikan tanggal 24 Maret 1994 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1994. MBSS berdomisili di

Gedung Menara Karya, Lantai 12 Unit A-H, JI. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav

(49)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MBSS

terutama menjalankan usaha dalam bidang pelayaran, angkutan laut, baik barang

maupun penumpang, pengangkutan minyak dari pusat-pusat pengilangan,

penyewaan kapal laut, perwakilan pelayaran dari perusahaan pelayaran angkutan

laut baik pelayaran tetap maupun tidak tetap untuk pelayaran di dalam negeri dan

di luar negeri, agen perkapalan perusahaan pelayaran, pelayaran penundaan laut,

penyewaan peralatan pelayaran dan pelayaran luar negeri antar negara (pelayaran

samudera).

Pada tanggal 25 Maret 2011, MBSS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MBSS kepada

masyarakat sebanyak 175.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp1.600,- per saham.

35. PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama Perusahaan

Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari perusahaan asing bernama

“Volker Aanemings Maatschappij NV” yang dinasionalisasi Pemerintah. Kantor

pusat WSKT beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10

Cawang, Jakarta – 13340.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Waskita

Karya adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program

Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,

khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan,

(50)

peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi serta

kepariwisataan dan pengembang. Saat ini, kegiatan usaha yang dijalankan

Waskita Karya adalah pelaksanaan konstruksi dan pekerjaan terintegrasi

Enginering, Procurement and Construction (EPC).

Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WSKT (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp380,- per saham

36. PT Wismilak Inti Makmur Tbk

Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) didirikan tanggal 14 Desember 1994 dan

dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1963. Kantor pusat Wismilak

beralamat di Jl. Buntaran No. 9A, Kel. Manukan Wetan, Kec. Tandes, Surabaya

60185 dan kantor perwakilan berlokasi di Gedung Menara Jamsostek Menara

Utara, Lantai 10, Suite 1003, Jl. Gatot Subroto 38, Jakarta 12710 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan WIIM

meliputi: menjalankan dan melaksanakan usaha perindustrian, terutama industri

bumbu rokok dan kelengkapan rokok lainnya antara lain pembuatan filter rokok

regular/mild; bidang pemasaran dan penjualan produk-produk bumbu rokok dan

kelengkapan rokok lainnya

Pada tanggal 04 Desember 2012, WIIM memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WIIM (IPO)

(51)

saham saham dengan harga penawaran Rp650,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Desember 2012.

37. PT Express Transindo Utama Tbk

Express Transindo Utama Tbk (dahulu bernama PT Kasih Bhakti Utama)

(TAXI) didirikan 11 Juni 1981 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1989. Kantor pusat TAXI berlokasi di Gedung Express, Jl. Sukarjo Wiryopranoto

No.11, Jakarta 11160 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TAXI

adalah berusaha dalam bidang pengangkutan darat. Kegiatan usaha TAXI

memiliki keterkaitan dengan Anak Usaha (Express Group) yaitu sama-sama

menjalankan kegiatan usaha jasa transportasi darat. Express Group merupakan

perusahaan yang mengoperasikan taksi merek Express dan Eagle untuk wilayah

Jadetabek, Surabaya, Semarang, Medan dan Padang.

Pada tanggal 22 Oktober 2012, TAXI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TAXI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 1.051.280.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham.

38. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk

Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) didirikan dengan nama PT Nelly Dwi

Putri Chemical pada tanggal 05 Februari 1977 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat NELY beralamat di Jalan Majapahit

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Seleksi Pemilihan Sampel
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

keuangan (prosentase saham, umur perusahaan, waktu ipo, underwriter dan auditor) secara simultan tidak berpengaruh terhadap underpricing dan juga secara partial

Dalam IPO saham dari perusahaan dengan rasio Return on Equity (ROE) yang baik, akan menciptakan sinyal positif bagi calon investor untuk membeli saham

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham yang digunakan antara lain reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan,

Dalam hal ini berarti Earning Per Share (EPS), Price Equity Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) secara parsial

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang memiliki tujuan untuk mengetahui Pengaruh Reputasi Underwriter, Jenis Industri, Return on Equity (ROE), dan Inflasi

(DER), besaran perusahaan (size), earning per share (EPS), ukuran penawaran saham (proceeds) dan variabel non keuangan yang terdiri dari umur perusahaan,

Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa hanya reputasi underwriter terbukti mempengaruhi tingkat underpricing dengan arah negatif yang memiliki arti semakin

PENGARUH RISIKO INVESTASI, RETURN ON EQUITY ROE, PROCEEDS, LIKUIDITAS DAN NILAI TUKAR RUPIAH KURS TERHADAP UNDERPRICING DENGAN REPUTASI UNDERWRITER SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA