• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ESTER TAMPUBOLON 130502176

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, dan Return on Asset) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bersifat asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016. Jumlah populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah populasi perusahaan tersebut adalah sebanyak 80 perusahaan. Berdasarkan kriteria tertentu jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel adalah sebanyak 27 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model. Hasil penelitian secara serempak menunjukkan pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA) memilki pengaruh yang signifikan terhadap return saham periode 2012-2016. Sedangkan Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.

Kata kunci: Kinerja Keuangan,Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Return on Asset, Return Saham, Perusahaan Manufaktur, Fixed Effect Model.

(7)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPACT OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK RETURNS ON MANUFACTURING COMPANIES

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to examine and analyze the impact of Current Ratio (CR), Debt to Ratio (DER), Earnings per Share (EPS), Return on Asset (ROA) to stock returns of manufacturing companies, which listed on the Indonesia Stock Exchange. This is an associative and data used in this is quantitative data, which taken from the company's financial statements which audited in Indonesia Stock Exchange. The population in this sresearch is all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The amount of population was 80 companies. Based on certain criteria, there are 27 companies samples. The technique of multiple linear regression panel data is used approach using Fixed Effect Model. The results of the study simultaneously showed a significant effect between Current Ratio (CR), Capital Debt Ratio (DER), Earnings per Share (EPS), Asset Return Rate (ROA) to stock returns of manufacturing companies. Partial test in hypothesis results shows that Capital Debt to Equity Ratio (DER), Earnings per Share (EPS), Return on Asset (ROA) have a significant effect on stock returns during 2012-2016. While the Current Ratio (CR) has an insignificant effect on the stock returns of manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange during period 2012-2016.

Keywords: Financial Performance,Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Return on Asset, Stock Return, Manufacturing Company, Fixed Effect Model.

(8)

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan anugerahNya kepada peneliti sehingga dapat menylesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ayahanda, Amir Syahbana Tampubolon, S.H. dan Ibunda, Rumondang Br. Siahaan, S.E. Terima Kasih telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral dan materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari peneliti belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Manajemen.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

(9)

5. Terima kasih kepada Abang, dan adik-adik tersanyang, Amos Tampubolon, Andreas Tampubolon, dan Gabriel Tampubolon yang selalu mendoakan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan pengajaran kepada Peneliti selama menempuh masa studi di Program Studi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Pegawai Administrasi Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan kepada Peneliti selama menempuh masa studi di S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh rekan-rekan yang tidak mungkin peneliti tuliskan satu-persatu atas dukungannya yang sangat baik.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2018 Peneliti

Ester Tampubolon 130502176

(10)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Saham... 11

2.2 Return Saham ... 14

2.3 Kinerja Keuangan ... 15

2.4 Rasio Keuangan ... 17

2.4.1 Current Ratio ... 19

2.4.2 Debt to Equity Ratio ... 20

2.4.3 Earning Per Share... 21

2.4.4 Return on Asset ... 23

2.5 Penelitian Terdahulu ... 24

2.6 Kerangka Konseptual... 27

2.7 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Definisi Operasional ... 33

3.4.1 Variabel Independen ... 33

3.4.2 Variabel Dependen ... 34

3.5 Populasi dan Sampel ... 36

3.5.1 Populasi ... 36

3.5.2 Sampel ... 37

3.6 Jenis Data ... 38

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.8 Teknis Analisis Data ... 39

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

3.8.2 Analisis Regeresi Data Panel ... 39

(11)

3.9.2 Uji Multikolinearitas ... 42

3.9.3 Uji Normalitas ... 42

3.9.4 Uji Multikolinearitas ... 42

3.10 Pengujian Hipotesis ... 42

3.10.1 Uji Signifikan Serempak (Uji F) ... 42

3.10.3 Uji Signifikan Parsial (t-test) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 54

4.2.2 Pemilihan Model Data Panel ... 56

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 60

4.2.5 Analisis Koefisien Determinasi ... 62

4.3 Pembahasan ... 63

4.2.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Return Saham 63 4.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham ... 64

4.3.3 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Return Saham ... 64

4.4.4 Pengujian Hipotesis ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 69

(12)

No Tabel Judul Halaman 1.1 Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode tahun 2012 2016 ... 3

1.2 Total Hutang dan Total Ekuitas dari Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode 2012-2016 ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Sampel Penelitian ... 35

3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian... 37

3.3 Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian... 37

4.1 Statistik Deskriptif Dari CR, DER, EPS, ROA dan Return Saham 54 4.2 Hasil dari Uji Chow... ... 56

4.3 Hasil Uji Hausman... ... 57

4.4 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi... . 59

4.5 Uji Heteroskedastisitas... ... 59

4.6 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ... 60

4.7 Nilai statistik dari Koefisien Determinasi,Uji F, dan Uji t ... 61

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 30 4.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ... 56

(14)

No Lampiran Judul Halaman

1. Data Sampel Perusahaan ... 69

2. Data Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Return on Asset dan Return Saham ... 70

3. Stastistik Deskriptif dari CR, DER, EPS, ROA dan Return Saham ... 73

4. Gambar Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera ... 73

5. Hasil dari Uji Chow ... 74

6. Hasil dari Uji Hausman... ... 74

7. Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi... 75

8. Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ... 75

9. Uji Heteroskedastisitas ... 75

10. Nilai statistik dari Koefisien Determinasi,Uji F, dan Uji t ... 75

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Investasi adalah suatu tindakan penanaman modal berupa barang yang memiliki nilai ekonomi terhadap suatu perusahaan tertentu dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa depan. Pihak yang melakukan investasi disebut dnegan investor. Biasanya investor akan melakukan investasi kepada perusahaan kecil atau baru demi membantu mereka berkembangan menjadi perusahaan yang lebih besar, investasi yang dilakukan ini akan membuat investor mempunyai hak atas penghasilan perusahaan tersebut, oleh karena itu semakin besar perusahaan yang dibantunya, investor akan semakin untung.Perusahaan manufaktur merupakan suatu perusahaan yang aktivitasnya mengelola bahan mentah atau bahan baku sehingga menjadi barang jadi lalu menjualnya kepada konsumen.

Umumnya kegiatan seperti ini sering disebut dengan proses produksi.

Perusahaan manufaktur dalam setiap pekerjaan atau kegiatan operasional yang dilakukannya tentu memiliki acuan dan standar dasar yang digunakan oleh para karyawan yang bekerja, biasanya acuan standar tersebut disebut dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Perusahaan Manufaktur yang tidak begitu besar dan sederhana proses produksinya, menggunakan sistem akuntasi yang sederhana berdasarkan pada sistem persediaan periodik, pencatatan persediaan yang digunakan dalam proses produksi, penentuan barang yang masih dalam proses, dan barang yang telah terjual, didasarkan pada perhitungan fisik periodik yang

(16)

biasanya dilakukan pada akhir tahun. Tanpa adanya perusahaan manufaktur tentunya di pasaran tidak ada semua barang yang anda butuhkan.

Perusahaan manufaktur harus memenuhi karakteristik yang dimiliki perusahaan tersebut. Karakteristik tersebut diantaranya mengelola bahan baku atau bahan mentah untuk dibuat menjadi produk jadi. Perusahaan yang menyediakan bahan mentah untuk membuat sebuah produk. Selain itu konsumen tidak ikut campur dalam semua proses produksi dan perusahaan tersebut harus menghasilkan produk yang jadi atau memiliki wujud. Inilah yang membedakan perusahaan manufaktur dengan perusahaan jasa, kalau perusahaan jasa produk tidak berwujud. Fungsi selanjutnya adalah fungsi administrasi dan fungsi keuangan.Misalnya perusahaan tekstil yang membuat kain, perusahaan garmen, kebutuhan rumah tangga, perusahaan otomotif, perusahaan elektronik, perusahaan kerajinan. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan.

Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.

Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Dilihat dari pada industri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016 terlihat adanya penurunan dan kenaikan terhadap

(17)

3

return saham.

Tabel 1.1

Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2012-2016

No Perusahaan Return Saham

2012 2013 2014 2015 2016

1 Arwana Citra Mulia Tbk. -0.11 0.23 2.38 -0.17 0.06 2 Asahimas Flat Glass Tbk. -0.06 0.27 0.13 0.02 -0.23

3 Gudang Garam Tbk. 0.22 1.07 0.12 0.33 -0.02

4 Kimia Farma Tbk. 0.05 0.28 0.04 0.64 0.24

5 Unilever Indonesia Tbk. 0.16 0.4 0.35 0.28 0.02 Sumber: www.yahoofinance.com (Data Diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dapat dilihat beberapa perusahaan manufaktur mengalami kenaikan dan penurunan terhadap return saham. Pada tahun 2012 Arwana Citra Mulia Tbk. ini memperoleh return saham sebesar -0.11, dan naik di tahun 2013 sebesar 0.23 dan sebesar 2.38 di tahun 2014. Pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali sebesar -0.17 sedangkan pada tahun 2016 mengalami kenaikan return saham sebesar 0.06. Asahimas Flat Glass Tbk. pada tahun 2012 memperoleh return saham sebesar -0.006 begitu juga pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0.27, sedangkan tahun 2014-2016 mengalami penurunan sebesar 0.13,0.02,-0.23 terhadap return saham. Gudang Garam Tbk.

pada tahun 2012 memperoleh return saham sebesar 0.22, naik di tahun 2013 sebesar 1.07 sedangkan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0.12 lalu naik kembali pada tahun 2014 sebesar 0,33 akan tetapi pada tahun 2016 mengalami penurunan kembali sebesar -0.02, pada return saham. Kimia Farma pada tahun 2012 dengan return saham sebesar 0.05 kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0.28 akan tetapi 2014 mengalami penurunan drastis

(18)

kenaikan kembali sebesar 0.64 dan mengalami penurunan sebesar 0.24 pada tahun 2016. Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2012 dengan return saham sebesar 0.16 pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0.4, dan naik kembali di tahun 2014 sebesar 0.35 dan di tahun 2015-2016 mengalami penurunan 0.28, sehingga yang paling terkecil 0.02.

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak dikenal oleh masyarakat. Saham berupa surat bukti kepemilikan atas aset-aset yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang telah menerbitkan saham nya pada pada pasar modal dapat dikatakan sebagai perusahaan yang Go Publik. Pasar modal yang ada di Indonesia, yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia) bertindak sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan. Laporan keuangan menjadi salah satu sumber informasi akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) mengemukakan bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan sangat penting untuk dilakukan oleh para investor mengingat resiko dan jumlah dana yang akan diinvestasikan cukup signifikan bagi investor tersebut. Analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan menjadi suatu kewajiban bagi para investor sebelum mereka mengambil keputusan dalam berinvestasi, apakah saham akan dibeli, dijual atau tetap dipertahankan. Minimnya informasi akuntansi bagi calon investor, tentu akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat. Karena kemungkinan calon investor

(19)

5

belum memahami pengaruh informasi akuntansi khususnya rasio-rasio keuangan dengan return yang diharapkan. Sehingga seorang investor harus mempertimbangkan lebih jauh dan memahami laporan keuangan terhadap kondisi perusahaan di masa datang. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak dikenal oleh masyarakat. Saham berupa surat bukti kepemilikan atas aset-aset yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang telah menerbitkan saham nya pada pasar modal dapat di katakan sebagai perusahaan yang go publik.

Pasar modal yang ada di Indonesia, yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia) bertindak sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan.

Menurut Harahap (2004), kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham.

Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor.

Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro, 2002 dalam Raharjo, 2005). Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan investor dapat melakukan proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan

(20)

hubungan antara risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing jenis saham. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan reaksi pasar. Bahasa teknis pasar modal istilah reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan perilaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi (menjual atau membeli saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang disampaikan ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya perubahan dari harga sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2002).

Pengguna informasi keuangan yang disediakan perusahaan biasanya analisis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusahaan untuk dasar pertimbangan dalam keputusan investasi. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya.

Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kartika (2005) menyatakan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti

(21)

7

pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat Tabel kinerja keuangan beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016

Tabel 1.2

Total Hutang dan Total Ekuitas dari Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode 2012-2016

Perusahaan Tahun Current Ratio Debt to Equity Ratio

Earning Per Share

Return on Asset

ARNA

2012 7645 6341 9097 3725

2013 8244 2679 5332 1176

2014 5223 4466 6569 3687

2015 5486 5462 10534 4046

2016 6234 6377 12332 1655

AMFG

2012 2449 4675 10982 18928

2013 3668 3798 7364 14673

2014 1081 2110 8327 12738

2015 3330 7847 2838 17383

2016 2730 9874 2383 18378

GGRM

2012 6948 6379 2518 3200

2013 6220 9455 4003 3276

2014 2981 7122 7070 8923

2015 4015 5409 1809 8274

2016 4400 2982 3899 8728

KAEF

2012 7168 19029 18288 84728

2013 28999 83892 32938 12381

2014 27377 83489 83329 38493

2015 37888 99299 37489 48939

2016 19929 12678 78238 84983

UNVR

2012 58958 73894 43803 85941

2013 57989 23844 48034 98359

2014 34885 47893 31984 90135

2015 87954 38759 48055 87578

2016 98539 85790 80538 78753

Sumber:www.idx.co.id(Data Diolah)

Dari data tersebut, beberapa perusahaan lebih banyak menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan, seperti data dari tabel

(22)

diatas yaitu Gudang Garam Tbk. dan Kimia Farma Tbk. Hal ini akan meminimalisir besarnya biaya modal dari hutang yang akan membebani perusahaan pada masa mendatang. Akan tetapi, apabila jumlah Earning Per Share perusahaan tidak cukup untuk mendanai kegiatan perusahaan, maka kebijakan pendanaan dari hutang dapat menjadi alternatif bagi perusahaan, seperti data pada tabel diatas beberapa perusahaan yang menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan utamanya yaitu Arwana Citra Mulia Tbk. (AALI) dan Asahimas Flat Glass Tbk.

Penggunaan Current Ratio dengan Debt to Equity Ratio yakni bunga pada dasarnya akan menimbulkan dampak positif berupa penghematan dalam pembayaran pajak, karena bunga dapat diperhitungkan sebagai biaya. Disisi lain penggunaan Return on Asset yang terlalu besar dapat menimbulkan risiko kebangkrutan apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang di kemudian hari.

Oleh karena itu, perusahaan harus memikirkan risiko dalam setiap pengambilan keputusan. Hal yang berbeda terjadi pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk. Komposisi Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share tidak beraturan karena pada tahun 2012 jumlah hutang lebih besar dibandingkan jumlah ekuitas. Sebaliknya, pada tahun 2013 sampai dengan 2016 jumlah ekuitasnya jauh lebih besar dibandingkan jumlah hutangnya. Perusahan ini menerapkan kebijakan pendanaan untuk menyusun struktur modalnya dengan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan dan tujuan utamanya yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.

(23)

9

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah apakah kinerja keuangan yang terdiri atas :

1. Current Ratio berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Earning Per Share berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Return on Asset berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri atas Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Asset terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi calon investor

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika melakukan investasi pada perusahaan manufaktur di bursa saham, karena return saham suatu perusahaan berhubungan dengan nilai perusahaan tersebut.

(24)

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, khususnya bagi manajer keuangan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan komposisi pendanaan yang baik, khususnya mengenai return saham sehingga tujuan perusahaan tercapai secara efektif dan efisien.

3. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai kinerja keuangan terhadap return saham.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap return saham.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham

Saham merupakan suatu nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendapatan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Menurut Darmaji dan Fakhrudin ( 2006 : 178 ). Saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Jenis-jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

Kapitalisasi Pasar adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Suatu saham yang berkapitalisasi besar biasanya lebih likuid atau mudah diperjualbelikan di bursa. Berdasarkan kapitalisasinya, jenis-jenis saham dikategorikan menjadi :

a. Saham Unggulan atau Papan Atas (Blue Chip - big cap)

Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40 triliun. Selain berkapitalisasi besar saham-saham ini juga tergolong blue chip, yaitu saham perusahaan besar dengan kinerja dan

(26)

fundamental yang baik, dikelola dengan professional, bergerak pada bidang industri yang dibutuhkan banyak orang, dapat mencetak untung besar dan rutin membagikan dividen. Saham ini fundamentalnya kuat dan tidak mudah digoreng oleh bandar karena kapitalisasi pasarnya besar dan jenis saham ini juga layak dimiliki untuk investasi jangka panjang dibandingkan dengan saham lain.

b. Saham Lapis Kedua (Second Layer – medium cap)

Saham-saham perusahaan yang lebih kecil dari saham blue chip.

Kapitalisasi pasarnya antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40 triliun.

Pergerakan harga saham lapis kedua biasanya berfluktuatif dan fundamental perusahaan cukup baik, tetapi masih dalam tahap prospek berkembang. Beberapa saham lapis kedua juga tidak begitu likuid dan rentan terhadap aksi goreng-menggoreng di bursa.

c. Saham Lapis Ketiga (Third Layer – small cap)

Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun. Jenis saham ini juga sering dikenal sebagai saham tidur dan sedikit orang yang memilikinya.

2. Jenis-jenis saham berdasarkan likuiditas saham.

Mudah atau tidaknya Anda membeli atau menjual saham ditentukan oleh likuiditas saham tersebut. Berdasarkan likuiditasnya, karakter saham dapat dikategorikan menjadi :

a. Saham berlikuiditas tinggi

Jenis saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan mempermudah

(27)

13

investor untuk membeli dan menjual saham tersebut. Umumnya saham- saham yang termasuk dalam kategori ini adalah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar (big cap) dan fundamental yang bagus, tetapi tidak semua saham yang fundamentalnya bagus memiliki likuiditas yang tinggi.

b. Saham musiman (cyclical stock)

Saham jenis ini akan bergerak aktif apabila ada peristiwa tertentu yang mempengaruhi kondisi bisnis emiten tersebut, baik itu peristiwa politik, ekonomi, hari raya keagamaan, liburan sekolah.

c. Saham tidur

Saham ini tingkat likuiditasnya sangat rendah. Umumnya saham ini akan bergerak apabila ada aksi korporasi (corporate action) atau berita yang terkait dengan eksistensi emitennya. Informasi yang ada mengenai perusahaan tersebut biasanya hanya berupa rumor, tapi pergerakan harga sahamnya dapat sangat drastis. Saham ini sering kali menjadi sasaran empuk bagi para Bandar dalam aksi goreng-menggoreng.

3. Jenis-jenis saham berdasarkan kepemilikannya.

a. Saham Biasa (Common Stock)

Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum.

Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima

(28)

hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.

2.2 Return Saham

Return saham adalah pengembalian saham beserta hasilnya dari pihak broker atau perusahaan kepada investor yang telah melakukan investasi pada perusahaan tersebut akibat suatu hal. Bisa saja return saham dilakukan karena telah habis masa kontrak kerja sama dan tidak dilakukan perpanjangan atau masalah lainnya, seperti terjadinya likuidasi pada perusahaan. Dalam dunia pasar saham, seorang investor yang melakukan investasi dengan membeli saham tetu telah yakin betul dengan segala risiko dan segala ketidakpastian yang akan didapatkan di masa mendatang. Sebab, permainan bursa saham sedikit banyak memang mengandalkan keberuntungan, meskipun ada cara cara teknis yang dapat digunakan oleh investor untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Return saham sendiri dibagi menjadi dua jenis. Hal tersebut seperti yang telah diungkapkan oleh salah seorang ekonom yang bernama Jogiyanto lewat salah satu bukunya tentang pengertian return saham yang diterbitkan pada tahun 1998. Jenis return yang

(29)

15

realisasi.Return ekspektasi atau dalam bahasa ekonominya disebut sebagai expected return merupakan return yang sangat diharapkan untuk masa yang akan datang, namun sifatnya masih belum pasti. Sedangkan return realisasi atau realized return adalah pengembalian yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data sejarah. Return ini sangat penting untuk mengukur kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentuan return dan juga risiko di masa yang akan datang.

Menurut Jones (2000:124) mengemukakan bahwa Return Saham adalah : “ return is yield dan capital gain (lost)”. (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2) Capital Gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen.

Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.

2.3 Kinerja Keuangan

Menurut Jumingan (2006:239) menyatakan bahwa kinerja keuangan

(30)

menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2). Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:

(31)

17

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang- hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

2.4 Rasio Keuangan

Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek

(32)

akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan ada 2 yaitu:

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.

Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan

(33)

19

apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya.

2.4.1 Current Ratio

Rasio lancar (curent ratio) adalah jenis dari rasio likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat menjaga tingkat likuiditasnya, maka analisa terhadap rasio-rasio likuiditas dapat digunakan. Dengan menggunakan analisa ini perusahaan bisa melakukan pembenahan terhadap tingkat likuiditasnya untuk masa depan.

Menurut Munawir (2005:72), rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja perusahaan adalah current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan uang ada sekian kalinya dari hutang jangka pendek. Current ratio 200% dianggap sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya ratio tergantung pada beberapa faktor. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitiaan atau analisa

(34)

diperhatikan kemungkinan adanya manipulasi data yang disajikan oleh perusahaan atau dikenal dengan adanya window dressing, yaitu dengan cara mengurangi jumlah hutang lancar yang mungkin diimbangi dengan mengurangi jumlah aktiva lancar dalam jumlah yang sama (lebih-lebih adanya pengurangan hutang lancar yang tidak diimbangi dengan penurunan jumlah aktiva lancar).

Rumus rasio lancar (current ratio).

2.4.2 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Rasio Debt to Equity Ratio ini juga dikenal sebagai Rasio Leverage (rasio pengungkit) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa baik struktur investasi suatu perusahaan.Debt to Equity Ratio atau DER adalah rasio keuangan utama dan digunakan untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Rasio Debt to Equity Ratio ini merupakan rasio penting untuk diperhatikan pada saat memeriksa kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasionya meningkat, ini artinya perusahaan dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber keuangannya sendiri yang mungkin merupakan trend yang cukup berbahaya. Pemberi pinjaman dan Investor biasanya memilih Debt to Equity Ratio yang rendah karena kepentingan mereka lebih terlindungi jika terjadi penurunan bisnis pada perusahaan yang

(35)

21

atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang tinggi mungkin tidak dapat menarik tambahan modal dengan pinjaman dari pihak lain.Pada umumnya, Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu perusahaan adalah sekitar 1 kali, dimana Jumlah Hutang adalah sama dengan Jumlah Ekuitas.

Namun rasio ini berbeda antara satu jenis industri dengan jenis industri lainnya karena tergantung pada proporsi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Semakin banyak aktiva atau aset tidak lancar (seperti pada industri padat modal), semakin banyak ekuitas yang dibutuhkan untuk membiayai investasi jangka panjang.Banyak kebanyakan perusahaan, Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) yang dapat diterima adalah berkisar diantara 1,5 kali hingga 2 kali.

Bagi perusahaan besar yang sudah go publik (perusahaan terbuka), Debt to Equity Ratio bisa mencapai 2 kali atau lebih dan masih dianggap “bisa diterima”. Namun bagi perusahan kecil menengah, angka tersebut tidak dapat diterima. Secara umum, Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan mungkin tidak dapat menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kewajiban hutangnya. Akan tetapi, Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang rendah juga dapat menandakan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peningkatan profit/labanya secara maksimal.

2.4.3 Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua

(36)

besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139).Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospekearning perusahaan.

di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Lukman Syamsudin, 1992 : 66). Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning Per Share memberikan informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar. Menurut Larson ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah “Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock.”

Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham

(37)

23

(EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

2.4.4 Return on Asset

Return on Assets atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan persentase keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset. Dengan kata lain, Return on Assets atau sering disingkat dengan ROA adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba selama suatu periode. ROA dinyatakan dalam persentase (%).Dapat dikatakan bahwa satu-satunya tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan tentunya juga menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ROA atau Return on Assets ini dapat membantu manajemen dan investor untuk melihat seberapa baik suatu perusahaan mampu mengkonversi investasinya pada aset menjadi keuntungan atau laba (profit).

Tingkat Pengembalian Aset atau Return on Assets ini sebenarnya juga dapat dianggap sebagai imbal hasil investasi (return on investment) bagi suatu perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital assets) seringkali merupakan investasi terbesar bagi kebanyakan perusahaan. Dengan kata lain, uang atau modal diinvestasikan menjadi aset modal dan tingkat pengembaliannya atau imbal hasilnya diukur dalam bentuk laba atau keuntungan (profit) yang diperolehnya.

(38)

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005)

Menguji pengaruh variabel keuangan terhadap return saham. Variabel yang digunakan adalah CR, ROA, TATO, DTE. Metode analisa adalah regresi.

Hasil dari penelitian ini adalah CR, ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

2. Ratna Prihantini (2009)

Menguji pengaruh variabel keuangan terhadap return saham. Variabel yang digunakan adalah inflasi, nilai tukar, ROA, DER, dan CR. Metode analisa adalah regresi. Hasil dari penelitian ini adalah inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, nilai tukar berpengaruh negatif, dan signifikan terhadap return saham, ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

3. Subalno (2009)

Menguji pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi terhadap return.

Variabel fundamental yang digunakan adalah DER, ROA, TATO, dan CR sedangkan variabel kondisi ekonomi yang digunakan adalah Nilai Tukar Dan Tingkat Suku Bunga. Metode analisa adalah regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara parsial, selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dapat diketahui bahwa variabel Return on Assets (ROA), SBI dan Kurs bepengaruh terhadap return saham. Sedangkan variabel Current

(39)

25

Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Total Assets Turn Over (TATO) tidak terbukti berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, kemampuan variabel bebas, Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Total Assets Turn Over (TATO), SBI dan Kurs berpengaruh terhadap return saham

4. Risca dan Necodemus (2013)

Hasil dari pengujian hepotesis dengan menggunakan analisis linier berganda dengan empat variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), Deb To Equity Ratio (DER), dan Return on Assets (ROA), serta satu variabel dependen (Return Saham) dapat disimpulkan Current Ratio (CR), tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, Total Assets Turn Over (TATO), tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Current Ratio, Total Assets Turn Over, Debt To Equity Ratio, dan Return on Assets secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

5. Munifatur Rosyidah (2005) dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham”. Hasil yang diperoleh adalah menunjukkan bahwa variabel EPS, PER, ROA, dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

(40)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian 1. Fatma dan

Khotimatul Khusna (2013)

Analisis Pengaruh Variabel

Fundamental Terhadap Return Saham

Dependen:

Return Saham

Independen:

1. ROA 2. ROE 3. EPS

Regresi Linier Berganda

Variabel Fundamental (ROA, ROE, EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Ajeng Ika Ariyanti (2015)

Pengaruh CR, TATO, NPM DAN ROA Terhadap Return Saham

Dependen Return Saham Independen:

1. CR 2. TATO 3. NPM

Regresi Linier Berganda

NPM dan ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham, return saham.

3. Ayu Nurhayani Aisah dan Kastawan Mandala (2016)

Pengaruh Return on Equity, Earning Per Share, Firm Size dan Operating Cashflow Terhadap Return Saham

Dependen:

Return Saham Independen:

1. ROE 2. EPS 3. Firm Size 4. Operatig

cashflow

Regresi Linier Berganda

Variabel RoE berpengaruh positif tidak signifikan.

EPS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

4. Gintingsih (2012)

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham

Dependen:

Return Saham Independen:

1. ROA 2. ROE 3. DER

Regresi Linier Berganda

Variabel ROA, ROE, dan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

5. Aang dan Faridi Z. (2013)

Evaluasi Kinerja Portofolio Saham Menggunakan Rasio Keuangan

Dependen:

Return Saham

Independen:

1.ROE

Panel Data Regression

Variabel ROE berpengaruh negatif terhadap return saham.

(41)

27

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian 6. Faridah, Nining

Ika Wahyuni, Indah Purnamawati (2013)

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45

Dependen:

Return Saham Independe:

1. ROA 2. ROE 3. DER

Regresi Linear Beganda

Faridah, Nining Ika Wahyuni, Indah Purnamawati (2013)

2.6 Kerangka Konseptual

Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2). Kinerja Keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian kerja.

Adapun penilaian kinerja menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu

(42)

Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang- hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi (Jumingan, 2006:242):

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).

2. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui

(43)

29

tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham

(44)

merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

Sedangkan bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Berdasarkan teori-teori dan kajian-kajian penelitian terdahulu, maka disusun kerangka konseptual mengenai analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham seperti yang dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Current Ratio

Debt to Equity Ratio Earning Per Share

Return on Asset

Return Saham

(45)

31

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan ketangka konseptual tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.

2. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.

3. Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.

4. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:5).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh CR, DER, EPS, ROA, terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur yang diakses melalui media internet di situs www.idx.co.id. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018 sampai dengan Juni 2018.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substansif dari suatu konsep. Alasan peneliti menetapkan batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah tafsir terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian dan peneliti lebih fokus dalam melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen penelitian ini adalah CR, DER, EPS, ROA.

2. .Variabel dependen penelitian ini adalah Return Saham.

(47)

33

3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.4.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang tidak terkait atau bebas, dalam artian tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio (X1)

Rasio ini digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan.

Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk melunasi liabilitasnya.

Semakin besar perbandingan aset lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi liabilitas jangka pendeknya.

% s 100 Liabilitie Current

Asset Current Ratio

Current  

2. Debt to Equity Ratio (X2)

Merupakan kekayaan terhadap pendanaan hutang yang relatif digunakan terhadap pendanaan ekuitas ( Van Horne dan Wachowich, 2005 : 235).

Berikut ini rumus yang dapat digunakan untuk menghitung DER:

% Equity 100

Total Debt Total Ratio

Equity to

Debt  

(48)

3. Earning Per Share (X3)

Earning Per Share (EPS) merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode waktu tertentu. Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Shares ding

tan Outs Average

Stock effered Pr on Dividends Income

EPS Net 

4. Return on Assets (X5)

Dengan mengetahui Return on Assets (ROA), bisa dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasinya untuk menghasilkan keuntungan. Rumus dapat digunakan dengan menggunakan rumus Return on Assets (ROA):

% Asset 100

Total Income

ROA Net 

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang mempunyai ketergantungan terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah return saham.

Return Saham (Y) merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai dengan proporsi kepemilikannya. Menurut Jogiyanto (2000) return saham terdiri dari capital gain dan dividend yield. Capital gain merupakan selisih laba (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dividend yield merupakan

Referensi

Dokumen terkait

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PENJABARAN PERUBAHAN APBD. TAHUN

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,

Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

Adapun beriman kepada Malaikat maka dengan meyakini secara pasti bahwa para Malaikat itu ada dan memiliki fisik, mereka termasuk jenis makhluk Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang

itu, akan disusun tabel ringkasan matriks RPIJM seperti terlihat pada Tabel-11.2. MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG

Dalam rangka menstimulan dan menjaring ide-ide kreasi dan inovasi masyarakat serta menunjang pengembangan wilayah melalui penemuan Teknologi Tepat Guna (TTG) berbasis kearifan