• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 Aqidah Iman Kepada Malaikat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "10 Aqidah Iman Kepada Malaikat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Iman kepada Malaikat

30 Maret 2013 — .

Beriman kepada Malaikat merupakan salah satu rukun iman yang enam. Tidak terwujud keimanan seseorang hingga dia juga beriman kepada para malaikat. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman :

اًديِعَب ًل َلَض َلَض ْدَقَف ِرِخ ْلا ِمْوَيْلاَو ِهِلُسُرَو ِهِبُتُكَو ِِهِتَكِئ َلَمَو ِ َلاِب ْرُفْكَي ْنَمَو

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Akhir, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136)

Pada ayat di atas, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyebut orang yang mengingkari rukun-rukun iman sebagai orang kafir, dan menyifatinya sebagai orang yang sesat sejauh-jauhnya. Maka hal ini menunjukkan bahwa beriman kepada para Malaikat merupakan salah satu rukun iman yang besar, dan orang yang mengingkarinya bisa menjadi kafir atau murtad/keluar dari Islam.

Pengertian dan Kedudukan Malaikat

Kata “Malaikat” adalah bentuk jamak dari kata Malak, terambil dari akar kata al-Alukah yang bermakna risalah. Sehingga malaikat dalam pengertian bahasa bermakna para utusan Allah yang diberi tugas untuk mengurusi urusan tertentu.

Adapun beriman kepada Malaikat maka dengan meyakini secara pasti bahwa para Malaikat itu ada dan memiliki fisik, mereka termasuk jenis makhluk Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang ghaib, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menciptakan mereka dari cahaya (nur).

Kedudukan mereka di sisi Allah sangat mulia karena mereka adalah para hamba yang senantiasa menaati Allah dan tidak pernah menentang-Nya. Jumlah mereka sangat banyak, tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.

Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman tentang sifat para Malaikat :

َنوُرَمْؤُي اَم َنوُلَعْفَيَو ْمُهَرَمَأ اَم َ َا َنوُصْعَي َل

“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim : 6)

َنوُرِس ْحَتْسَي َلَو ِهِتَداَبِع ْنَع َنوُرِبْكَتْسَي َل ُهَدْنِع ْنَمَو

َنوُرُتْفَي َل َراَهَنلاَو َلْيَللا َنوُحِبَسُي

▸ Baca selengkapnya: puisi malaikat tak bersayap

(2)

Jadi, para Malaikat adalah para makhluk dan para hamba Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang dekat kepada-Nya dan senantiasa taat beribadah kepada-Nya. Meskipun demikian, mereka sama sekali tidak pantas dan tidak berhak untuk diibadahi, atau dimintai syafa’at, atau dijadikan perantara dalam berdo’a kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa. Maka termasuk suatu kekufuran yang nyata ketika para Malaikat tersebut disejajarkan dengan Allah subhaanahu wa ta’aalaa.

Beriman kepada Malaikat Meliputi Hal-hal Berikut Ini:

1. Mengimani keberadaan para malaikat. Yakni para Malaikat itu termasuk alam ghaib, namun nyata adanya.

Para Malaikat itu juga memiliki fisik/jasad, sebagaimana dalam firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa (yang artinya):

“Segala puji hanya khusus bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fathir: 1)

Maka termasuk kesalahan dalam beragama jika meyakini bahwa para Malaikat itu hanyalah simbol dari kekuatan maknawi, bukan makhluk yang memiliki substansi dan jasad.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa ketika beliau Isra` dan Mi’raj, di langit ketujuh diperlihatkan kepada beliau al-Baitul Ma’mur, yang di rumah suci tersebut para Malaikat beribadah di dalamnya. Setiap harinya 70.000 malaikat masuk ke dalamnya kemudian keluar dan tidak pernah kembali lagi, demikian seterusnya setiap hari. Ini menunjukkan bahwa jumlah para Malaikat itu sangat banyak, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.

2. Mengimani nama-nama para Malaikat yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Seperti Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Munkar, Nakir, Malik, dan yang lainnya. Adapun yang tidak disebutkan namanya maka kita mengimani secara global bahwa mereka ada. Perlu diketahui, tidak semua Malaikat disebutkan namanya dalam Al-Qur`an atau hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan banyak pula yang hanya disebutkan sifat atau tugasnya, namun tidak disebutkan namanya.

Adapun nama ‘Izrail, yang dikenal sebagai malaikat pencabut nyawa, maka nama tersebut tidak ada dasarnya dari Al-Qur`an maupun dari hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Nama ‘Izrail berasal dari sumber Israiliyyat (riwayat-riwayat Bani Israil). Dalam Al-Qur`an disebut “Malakul Maut” (QS. As-Sajdah: 11).

3. Mengimani sifat-sifat para Malaikat sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

(3)

“Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21)

“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai bentuk yang indah; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (An-Najm: 5-6)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa beliau pernah

menyaksikan Jibril dalam wujud aslinya yang memiliki 600 sayap (HR. al-Bukhari 3232, Muslim 147). Dari sayap tersebut bertebaran aneka warna yang merupakan mutiara-mutiara indah dan batu-batu yakut!! (HR. al-Baihaqi dalam Dala`il an-Nubuwwah II/372).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang para Malaikat pemikul ‘Arsy, bahwa mereka memiliki fisik yang sangat besar, jarak antara cuping telinga dengan

pundaknya adalah sejauh perjalanan 700 tahun !! (HR. Abu Dawud 4727, al-Baihaqi dalam al-Asma’ wa ash-Shifat 846)

Subhanallah! Betapa indahnya para Malaikat tersebut, dan betapa besarnya mereka. Maka hal ini tentunya mengingatkan kita bahwa Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang telah menciptakan mereka adalah Dzat yang Mahaindah dan Mahabesar. Tentunya, keindahan dan kebesaran Allah sesuai dengan keagungan-Nya, tidak sama dengan makhluk-Nya.

4. Mengimani tugas-tugas Malaikat yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Allah subhaanahu wa ta’aalaa adalah Dzat yang Maha Sempurna dan Maha Kuasa, yang sama sekali tidak butuh bantuan siapapun dalam mengurus alam semesta ini. Namun dengan segala hikmah-Nya, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menghendaki dan memerintahkan para Malaikat untuk mengurus beberapa urusan di alam semesta dengan izin-Nya.

Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul, yang dengannya terwujud kehidupan hati dan ruh. Mikail bertugas mengurus hujan, yang dengannya terwujud kehidupan badan. Israfil bertugas meniup sangkakala, yang dengannya terwujud kehidupan kembali

(kebangkitan) setelah kematian. Tiga malaikat ini merupakan malaikat yang terbesar dan paling utama, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu do’a iftitah yang dibaca pada shalat malam mengatakan:

ِةَداَهَشلاَو ِبْيَغلا َمِلاَع ،ِضْرَلاَو ِتاَواَمَسلا َرِطاَف ،َليِفاَرْسِإَو َليِئاَكيِمَو َليِرْبِج َبَر َمُهَللا

“Ya Allah, Rabb yang mengatur Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang tampak … “ (HR. Muslim 770). Di antara ketiga malaikat tersebut, yang paling utama adalah Jibril.

Malik bertugas mengurus neraka, ada juga malaikat yang mengurus jannah (surga), disebutkan dia bernama Ridwan. Malakul Maut bertugas mencabut nyawa. Ada juga para malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy.

(4)

umat manusia. Para malaikat adalah makhluk yang sangat menginginkan kebaikan dan keselamatan untuk manusia. Berbeda dengan syaithan, makhluk yang sangat menginginkan kejelekan dan kecelakaan bagi umat manusia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil yang menyebutkan bahwa para malaikat mendoakan kaum mukminin, di antaranya:

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabb mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau, dan jagalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (Ghafir : 7)

Termasuk pada saat yang kritis/genting, yakni ketika sakaratul maut, para malaikat turun memberikan dukungan kepada orang beriman. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergemberilah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kami (para malaikat) adalah

pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.“ (Fushshilat: 30-31)

Bahkan di jannah (surga) kelak, para malaikat akan mengucapkan salam kepada kaum mukminin penghuni jannah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang artinya):

ٍباَب ِلُك ْنِم ْمِهْيَلَع َنوُلُخْدَي ُةَكِئ َلَمْلاَو ِراَدلا ىَبْقُع َمْعِنَف ْمُت ْرَبَص اَمِب ْمُكْيَلَع ٌم َلَس

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (jannah) dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 23-24)

http://artikelsyariah.wordpress.com/2013/03/30/iman-kepada-malaikat/

Iman Kepada Malaikat

IMAN KEPADA MALAIKAT

Dari segi etimologi iman artinya percaya dan membenarkan. Iman berasal dari kata amana-yu’minu imanan. Pengertian secara terminologi memiliki arti meyakini di dalam hati, mengucapkan dengan lisan (lidah) dan mengaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa iman mencakup tiga aspek, yaitu pembenaran dalam hati, ucapan dengan lisan dan pembuktian dengan amal perbuatan. Ketiganya

merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu aspek keimanan yang harus kita jalani adalah iman kepada hal-hal gaib. Di dalamnya termasuk makhluk yang bernama malaikat.

(5)

serta patuh kepada Allah SWT dan tidak pernah ingkar kepadanya. Mereka tidak

membutuhkan makan, minum atau tidur. Mereka tidak memiliki keinginan apapun secara fisik, serta menghabiskan waktunya siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.

Beriman kepada malaikat berarti memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk bernama malaikat. Mengimani keberadaan malaikat merupakan hal yang sangat penting. Kepercayaan tersebut akan memurnikan amalan umat islam dari segala bentuk kesyirikan.

Secara tersirat, QS Al Baqarah ayat 2-3 memberi penjelasan bahwa beriman kepada malaikat adalah pangkal keimanan kepada wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para rasul-Nya. Hal itu disebabkan, Allah SWT menurunkan wahyu kepada para rasul-Nya melalui perantara Malaikat Jibril.

Demikian pula sebaliknya, jika ada orang yang mendustakan keberadaan malaikat berarti ia telah mendustakan wahyu dan kitab-kitab Allah SWT dan mendustakan risalah para rasul. Hikmah Beriman Kepada Malaikat

1. Tidak sombong, karena malaikat tidak punya sifat sombong

2. Memperkuat keimnan kepada Allah, karena malaikat senantiasa bertasbih kepada-Nya 3. Suka mendo’akan kebaikan dan ampunan bagi orang lain, sesuai degan sifat malaikat 4. Mengingat akan adanya balasan Allah pada saat malaikat mencabut nyawa

5. Menghindari keinginan untuk berbuat dosa karena malaikat selalu mencatat segala amal baik dan buruk manusia

6.

Perbedaan Manusia Dengan Malaikat Manusia

1. Diciptakan dari tanah dan berjenis kelamin 2. Diciptakan lebih akhir dari malaikat 3. Tidak termasuk makhluk gaib 4. Ada yang ingkar kepada Allah 5. Diciptakan mempunyai nafsu

6. Berpasangan, memproduksi keturunan Malaikat

1. Diciptakan dari cahaya dan tidak berjenis kelamin 2. Diciptakan lebih dahulu

3. Termasuk makhluk gaib 4. Semua taat kepada Allah 5. Tidak mempunyai nafsu 6. Diciptakan tidak berpasangan

Tugas Malaikat

1. Perantara untuk menyampaikan wahyu Allah Kepada para nabi dan rasul 2. Perantara untuk menguatkan hati orang beriman

3. Perantara dalam melaksanakan hukum Allah 4. Penolong dan mendoakan manusia

5. Memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal kerohanian 6. Memberikan ilham kepada hati manusia untuk berprilaku baik 7. Mencatat segala perbuatan manusia

(6)

Macam-macam Malaikat

Malaikat mempunyai jumlah yang tak terhitung banyaknya. Umat islam diwajibkan mengetahui sepuluh malaikat yang utama. Sepuluh malaikat tersebut memiliki tugasnya masing-masing, yaitu sebagai berikut ini.

1. Jibril

Nama lainnya adalah Rūhul-Amin dan Ruhul-Qudus. Tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Hal itu dijelaskan Allah Swt dalam QS Asy-Syu’ara ayat 193-195 :

“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”

2. Mikail

Tugasnya adalah mengurusi kesejahteraan makhluk hidup. Misalnya, menurunkan dan mengalirkan hujan ke wilayah-wilayah yang diperintahkan Allah Swt., serta mengatur angin dan awan. Tidak ada setetes air pun yang turun dari langit, kecuali pada saat itu ada malaikat yang menentukan tempat menetesnya di muka bumi ini.

QS Al-Baqarah ayat 98 Allah SWT berfirman “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”

3. Israfil

Tugasnya adalah meniup sangkakala (trompet) yang menandai datangnya hari kiamat. Israfil meniup trompet itu sebanyak tiga kali. Tiupan pertama mengejutkan seluruh makhluk, tiupan kedua mematikan seluruh makhluk, dan tiupan ketiga membangkitkan umat manusia untuk menghadap sang pencipta. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an Surah Yasin Ayat 51 “Dan ditiuplah sangkalala*, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.”

*Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudahnya bangkitlah orang-orang dalam kubur.

4. Izrail

Tugasnya adalah mencabut nyawa manusia dan semua makhluk hidup lainnya. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an Sura An-Nahl Ayat 31, “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik* oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka):

“Salaamun’alaikum**, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.

*Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.

**Artinya selamat sejahtera bagimu. 5. Munkar dan Nakir

Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang menanyai manusia di alam kubur. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis berikut ini, “Sesungguhnya seorang hamba (yang meninggal) apabila telah diletakan di dalam kubur, dia mendengar suara sendal para pengantarnya yang pulang. Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat. Mereka mendudukannya dan bertanya kepadanya (yang meninggal) “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini

(Muhammad) ?” Sesungguhnya orang mukmin akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan rasul-Nya.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Lihat tempatmu di neraka, sesungguhnya Allah telah menggantikan buat kamu tempat di surga.” Maka ia melihat keduanya (surga dan neraka).” (HR. Bukhari dan Muslim)

(7)

Dua malaikat tersebut mempunyai tugas menuliskan amal pekerjaan manusia sehari-hari. Pekerjaan baik dicatat oleh Malaikat Rakib yang ada di sebelah kanan manusia dan amal buruk dicatat oleh Malaikat Atid yang berada di sebelah kiri manusia. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an Surah Qaf Ayat 17-18, “ (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”

7. Malik

Malaikat Malik juga dikenal dengan Malaikat Zabaniyah. Ia bertugas menjaga neraka dan memimpin para malaikat penyiksa penghuni neraka. Allah Swt. berfirman dalam Surah Az-Zukhruf Ayat 77, “Mereka berseru: “Hai Malik* Biarlah Tuhanmu membunuh Kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”.

*Malikadalah Malaikat penjaga neraka 8. Ridwan

Bertruga menjaga surga sesuai firman Allah SWT dalam QS Az-Zumar : 73 “Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya”

Menurut Abu A’la Al Maududi, seorang tokoh pembaru dari Pakistan, beriman kepada malaikat akan memurnikan dan mebebaskan konsep tauhid dari perbuatan-perbuatan syirik. Hal itu juga sejalan dengan beberapa hadis Nabi Muhammad Saw. yang melarang umat islam untuk menyambah malaikat.Dengan mengimani keberadaan malaikat, umat islam juga menyadari bahwa tugas-tugas dan kewajiban yang dijalankan malaikat sangat dekat dan berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Dengan memahami hal itu, umat islam akan terdorong untuk mengerjakan amalan-amalan yang dihadiri dan didoakan malaikat atas perintah Allah Swt. Di antara amalan-amalan tersebut adalah.

 Mengerjakan ibadah pada malam Lailatul Qadar.  Membaca Al-Qur’an dan berzikir kepada Allah Swt.  Mengerjakan kebajikan.

 Menuntut ilmu yang bermanfaat.  Berjalan menuju masjid.

 Mengerjakan salat berjamaah pada saf yang pertama.  Hadir lebih awal ketika mengerjakan salat jum’at.  Memberikan sedekah dan infak dalam kebaikan.  Mengerjakan ibadah haji dan wukuf di arafah.

 Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.  Mengunjungi orang yang sakit.

 Tidur dalam keadaan berwudhu.

Demikian pula sebaliknya, dengan beriman kepada malaikat, umat islam akan menjauhi amalan-amalan yang dilaknat dan dijauhi oleh malaikat atas perintah Allah Swt. Di antara amalan-amalan tersebut adalah.

 Hidup dalam kekafiran.

 Melindungi orang yang mendustakan ajaran agama.  Mencaci-maki sahabat Nabi Muhammad Saw.

 Mengacung-acungkan besi kepada saudaranya dengan tujuan menakut-nakuti.  Mengerjakan kemaksiatan di dalam rumah, seperti mabuk-mabukan.

 Meletakkan anjing dan patung di dalam rumah.

(8)

Harapan Kita Mengimani Para Malaikat, mengerjakan Amalan-amalan yang dido’akan oleh Malaiakat, seperti membaca Al-Qur’an, selalu Zikir Kepada Allah SWT dan mengunjungi orang yang sedang sakit, menjauhi amal-amal yang dilaknat oleh Malaikat seperti

memelihara anjing dan memajang patung di dalam rumah, mencaci maki kepada sesama dan menghindari dari kekufuran

http://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/demokrasi/iman-kepada-malaikat/

BAB I PENDAHULUAN

Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.

Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .

A. Latar belakang

Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.

(9)

jumlahnya.

Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.

B. Rumusan masalah

• Bagaimana kita mengimani malaikat?

• Bagaimana perilaku beriman kepada malaikat.

BAB II PEMBAHASAN

A. Iman Kepada Malaikat

Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.

(10)

dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh SWT sampai hari kiamat.

Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya . seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.

َنَمَآ

“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah

Malaikat-malaikat-Nya…”[1]

Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.

Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".

Antara malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbeda-beda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.

Jumlah mereka banyak sekali dan tidak diketahui seara pasti, hal ini terjadi pada perang badar ketika Allah menurunkan beribu- ribu malaikt yang membantu kaum muslimin untuk

melawan musuh islam yaitu bangsa Quraisy. Akan tetapi jumlahnya mereka yang banyak itu yang wajib diimani hanyalah 10 malaikat, yaitu:

Jibril, malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi. Para malaikat yang bertugas menyampaikan ilham kepada manusia, jin dan hewan berada di bawah

(11)

Muhammad dan mengajari beliau SAW. Dan Jibril tidak pernah ‘salah alamat’.

Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi (Allah) Yang mempunyai ‘Arsy, yang dita’ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. [QS. At-Taqwir: 19-21]

2. Mikail, malaikat yang mengurus rizqi semua makhluq Allah. 3. Ridwan, malaikat penjaga surga.

4. Malik, malaikat penjaga neraka. Beliau membawahi banyak malaikat yang bermuka garang.

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu

perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. [QS. Al-Muddatstsir: 31]

5. Raqib, malaikat pencatat amal baik.

6. ‘Atid, malaikat pencatat amal buruk. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang

diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [QS. Qaaf: 16-18]

7. & 8. Munkar & Nakir, para malaikat yang menyoal di alam qubur.

9. Izrail, malaikat pencabut nyawa. Beliau juga punya bawahan yang sangat banyak.

Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. [QS Al-An'am: 61]

10. Israfil, malaikat peniup sangkakala tanda kiamat dan berbangkit.

(12)

dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). [QS. Az-Zumar (39): 68].

B. Perilaku Beriman Kepada Malaikat

Sesungguhnya malaikat memenuhialam semesta ini, sampai tak ada satu jengkalpun didunia ini kecuali mereka ada disana. Sebab itulah, Rasulallah melarang kita untuk

menghadap kiblat atau membelakanginya ketika buang air kecil dan buang air besar. Untuk menghormati para malaikat yang sedang melakukan sholat dan menghadap qiblat. Oleh karena itu, iman kepada mereka hukumnya wajib.

Contoh- contoh perilaku beriman kepada malaikat • Berkata jujur, menepati janji, dan menjaga amanah. • Sabar, syukur, ikhlas, tawakal.

• Selalu mengerjakan perintahnya dan menjahui larangannya.

Dan diantara sifat- sifat yang harus dijahui yaitu: 1. Sifat marah dan kesenangan

Kemarahan adalah bencana yang merusak akal. Apabila akal sedang lemah, menyeranglah bala tentara syaitan itu, lagi pula setiap manusia yang marah, syaitan selalu

mempermainkannya sebagaimana seorang anak kecil mempermainkan bola. Dan benar- benar telah disebutkan bahwa sementara wali- wali Allah berkata pada iblis: "perhatikanlah padaku bagaimana cara engkau menguasai anak cucu Adam". Dia berkata:" aku

menangkapnya ketika marah dan senang. 2. Sifat Tama' (mengharap) Manusia

Benar- benar telah diriwayatkan dari sofwan bin salim, sesungguhnya iblis menjelma keada Abdullah bin Hadlola dan berkata padanya". hi ibnu hadhola, hafalkanlah sesuatu dariku, aku akan mengajarkannya padamu". Berkatalah Abdullah bin Hadholah padanya: aku tidak butuh itu". Iblis berkata: perhatikanlah. Kalau dia baik bisa kau ambil dan kalau buruk kau bisa menolaknya. Hai ibnu hadhola, janganlah engkau meminta pada manusia dengan permintaan mengharap dan perhatikan bagaiman engkau waktu marah, karena aku menguasaimu ketika engkau marah".

(13)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).

• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.

• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan evaluasi penawaran Paket Pekerjaan Pembangunan Ruang Praktek Siswa/Ruang Teknika SMK Negeri 2 Biak dengan Kode Lelang 4240041 , maka bersama ini Pokja Biro Layanan

SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh enttas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan

Dari hasil simulasi dapat dijelaskan bahwa untuk topologi sepuluh hop dengan interval pengiriman satu detik, protokol s-mac adaptif listening mempunyai nilai throughput 66,33%

1.519.000.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Sembilan Belas Juta Rupiah).. NPWP

bahwa dalam rangka kegiatan penilaian warisan budaya dan cagar budaya di Kabupaten Bantul sebagai pelestarian budaya milik Kabupaten Bantul serta sebagai pelaksanaan

2.6.2 Farah Diba, Analisis Framing pada Pemberitaan Politik Partai Hanura di Media Online Sindonews. Kaltim : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

Faktor-faktor penghambat dalam penerapan pembelian barang dan jasa melalui sistem katalog elektronik (E-Purchasing) yang dapat mempengaruhi upaya pencegahan tindak pidana