• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Iman Kepada Malaikat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Iman Kepada Malaikat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam mengajarkan kepada para penganut dan pengikutnya bahwa tauhid (iman) adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan beragama, selain (rukun) islam dan ihsan, khususnya dalam memperkuat keyakinan kepada Sang Pencipta, Allah swt.

Sebagaimana telah umum diketahui, bahwa rukun Iman dalam ajaran Islam berjumlah enam, pertama adalah iman kepada Allah, kedua iman kepada malaikat-malaikat Allah, ketiga iman kepada kitab-kitab Allah, keempat iman kepada para Nabi dan para Rasul Allah, kelima iman kepada hari kiamat, terakhir adalah iman kepada qadha dan qadar Allah.

Pada makalah ini, akan dibahas mengenai rukun Iman yang kedua, yaitu iman kepada malaikat-malaikat Allah. Pembahasan mencakup pengertian malaikat dan pengertian iman kepada para malaikat Allah, sifat-sifat para malaikat, nama-nama malaikat yang wajib diketahui beserta tugasnya serta pembahasan mengenai makhluk ghaib lain selain para malaikat.

Setelah pembuaan makalah ini, diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat menambah pemahaman mengenai iman kepada malaikat-malaikat Allah yang pada akhirnya akan meningkatkan keimanan kita semua kepada Allah swt.

1.2. Identifikasi Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan malaikat?

1.2.2. Apa yang dimaksud dengan iman kepada para malaikat Allah? 1.2.3. Bagaimana sifat para malaikat Allah?

1.2.4. Bagaimana jumlah para malaikat Allah yang wajib diketahui serta tugas masing-masing?

1.2.5. Bagaimana makhluk ghaib lain selain para malaikat Allah?

1.3. Tujuan Makalah

1.3.1. Mengetahui dan memahami pengertian malaikat.

1.3.2. Mengetahui dan memahami pengertian iman kepada para malaikat Allah.

(2)

1.3.4. Mengetahui jumlah para malaikat Allah yang wajib diketahui serta tugas masing-masing.

1.3.5. Mengetahui makhluk ghaib lain selain para malaikat Allah.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Iman Kepada Para Malaikat

Sebelum kita mendalami mengenai iman kepada malaikat, ada baiknya kita mengetahui dan memahami apa itu yang disebut malaikat.

Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab “malāk” (ك(لم) yang berarti kekuatan. Jadi, malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah (Rosihon Anwar,2014: 123).

Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Keimanan tersebut secara naqli berdasarkan firman Allah swt,

Artinya:

“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan, ‘Kami dengar dan kami taat’. (Merekan berdoa), ‘Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 285).

(3)

Setelah mengetahui bahwa malaikat itu adalah makhluk Allah swt yang paling taat terhadap semua yang diperintahkan-Nya dan yang paling menjauhi semua yang dilarang-Nya, selanjutnya adalah pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan iman kepada malaikat.

Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan meyakini bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah swt. Allah swt menciptakan mereka dari cahaya. Mereka dulunya menampakkan wujudnya kepada Nabi dan Rasul dalam bentuk manusia laki-laki. Mereka menyembah Allah swt dan selalu taat kepada-Nya. Mereka tidak pernah berdosa. Tidak seorangpun yang mengetahui jumlah pasti malaikat. Hanya Allah swt saja yang mengetahui jumlahnya (Rosihon Anwar,2014: 124).

Keimanan kepada para malaikat ini, lebih bercorak dogmatis. Artinya kita yakini berdasarkan firman Allah swt yang ada di dalam Al-Quran (Dalil Naqli), dan sulit dibuktikan melalui Rasio (Dalil Aqli) (Afif Muhammad, et.al., 1986: 37).

Maka karena itulah, Syekh Mahmoud Syaltout mengatakan, “Adapun orang-orang Islam yang mempercayai bahwa sumber kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib adalah Al-Quran saja satu-satunya, dan hanya Al-Quran itulah yang benar berita-beritanya tentang malaikat itu sebagai berita yang tidak mungkin diulas (dikomentari) lagi. Demikian pula, tidak membolehkan diri mereka terseret hingga dapat menimbulkan ekses di balik berita yang diyakini itu, baik dari segi materi para malaikat tersebut (bagaimana cara-cara kejadian mereka) maupun dari segi penjelmaan atau cara melihat mereka.” (Rosihon Anwar,2014: 125).

Kendati demikian, sepanjang kita bisa mengimani adanya hal-hal gaib lainnya semisal roh dan lain-lain, tidaklah terlalu sulit untuk meyakini adanya para malaikat. Kalau kita tidak bisa memercayai hal-hal gaib semisal roh itu, mengapa pula kita bisa meyakini adanya para malaikat? Konon lagi, bagi seorang muslim yang betul-betul sudah sudah beriman kepada Allah swt, niscaya akan beriman sepenuhnya kepada eksistensi malaikat ini, sebab sepanjang ia beriman kepada Allah swt, pasti ia pula beriman kepada

(4)

firman-Nya. Al-Quran yang memberikan informasi dan bahkan memerintahkan untuk mengimani adanya malaikat (Rosihon Anwar,2014: 125).

Menurut Rosihan Anwar (2014: 125), di dalam Al-Quran, Allah swt menyebutkan para malaikat sebagai berikut:

2.1.1. Mereka diciptakan sebelum penciptaan manusia. Allah swt berfirman:

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30).

2.1.2. Para malaikat diciptakan untuk semata-mata taat kepada Allah swt. Para malaikat ini memiliki sifat selalu patuh terhadap apa-apa yang diperintahkan Allah swt kepada mereka. Mereka tidak diciptakan untuk membangkang atau melawan kepada Allah. Allah swt berfirman:

(5)

Artinya: “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (Q.S. An-Nahl [16]: 49-50).

Artinya: “Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat, yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 19).

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-tahrim [66]: 6).

(6)

2.1.3. Para malaikat ini terkadang dapat menyerupai bentuk dan terkadang muncul dalam rupa manusia.

Seperti dalam kisah Maryam:

Artinya: “Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (Q.S. Maryam [19]: 17).

Tamu-tamu Nabi Ibrahim adalah malaikat-malaikat yang datang dalam bentuk manusia. Firman Allah swt:

Artinya: “Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan merea, dan merasa takut kepada meraka. Malaikat itu berkata, ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth’.” (Q.S. Hud [11]: 70).

2.2. Sifat-Sifat Para Malikat

Menurut Zaenuddin dan Jamhari (1999: 109), malaikat itu memiliki sifat-sifat antara lain sebagai berikut:

2.2.1. Diciptakan dari Nur (cahaya). Seperti yang diberitakan dalam sebuah hadits,

(7)

“Malaikat-malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua.” (H.R. Muslim)

2.2.2. Taat dan berbakti kepada Allah, apapun yang diperintahkan-Nya selalu dikerjakan. Ditegaskan dalam Al-Quran:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak menduharkai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tharim [66]: 6).

2.2.3. Dapat menjelma atau berubah bentuknya, seperti manusia sebagaimana diterangkan sebelumnya, dalam surat Maryam ayat 16-17:

Artinya: “Dan ingatlah (yang tersebut) di dalam Kitab, dari hal Maryam. Ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya ke sebuah tempat disebelah Timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (Q.S. Maryam [19]: 16-17).

(8)

Artinya: “Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, "Selamat." Dia (Ibrahim) menjawab, "Selamat (atas kamu)," Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.” (Q.S. Hud [11]: 69).

2.2.4. Selalu bersujud kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran:

Artinya: “Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama.” (Q.S. Al-Hijr [15]: 30).

2.2.5. Senantiasa bertasbih, menyucikan Allah. Ditegaskan dalam Al-Quran:

Artinya: “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 20).

(9)

Artinya: “Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 19). 2.2.7. Tidak sombong (takabur):

Artinya: “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (Q.S. An-Nahl [16]: 49).

2.2.8. Memberi salam kepada ahli surga:

Artinya: “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan) ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 23-24).

(10)

Artinya: “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta meminta ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (Q.S. Al-Mukmin [40]: 7).

2.2.10. Malaikat itu tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. 2.2.11. Tidak memiliki hawa nafsu, tidak makan, minum dan tidur. 2.2.12. Tidak mati sebelum datangnya kiamat.

2.3. Nama-Nama Malaikat dan Tugasnya

Karena sangat banyaknya, tidak ada yang mengetahui jumlah malaikat seluruhnya, kecuali Allah sendiri yang mengetahuinya. Namun, dari sekian banyak malaikat, ada sepuluh malaikat yang harus diketahui sehububungan dengan tugas-tugas mereka.

Menurut Zaenuddin dan Jamhari (1999: 106-108), kesepuluh malaikat yang wajib diketahui tersebut adalah:

2.3.1. Malaikat Jibril, disebut juga Ruhul Qudus atau Ruhul Amin. Ia merupakan kepala para malaikat yang mempunyai tugas menyampaikan wahyu dari Allah swt kepada para nabi dan rasul, sejak Nabi Adam hingga

(11)

2.3.2. Malaikat Mikail, bertugas mengatur dan menyampaikan rezeki kepada seluruh makhluk Allah swt, termasuk juga mengatur hujan, angin dan bintang-bintang. Disamping itu, Malaikat Mikail pula yang mendampingi malaikat Jibril mengantar Nabi Muhammad saw dalam Isra Mi’raj.

2.3.3. Malaikat Israfil, tugasya adalah meniup sangkakala (terompet) di saat manusia dibangkitkan dari kubur.

2.3.4. Malaikat Izrail, bertugas mencabut nyawa seluruh makhluk termasuk malaikat, manusia, jin dan nyawanya sendiri. Maka ia disebut juga dengan Malaikat Maut.

2.3.5. Malaikat Munkar, tugasnya menjaga alam kubur, sekaligus sebagai penanya kepada manusia di alam kubur.

2.3.6. Malaikat Nakir, tugasnya sama dengan Malaikat Munkar menanyakan tentang 6 pokok permasalahan, yakni Tuhan, Agama, Nabi/Rasul, Kitab, Kiblat dan Teman (Saudara).

2.3.7. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal kebaikan yang dilakukan manusia sejak aqil balig selama hidupnya.

2.3.8. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal kejahatan manusia selama hidupnya.

2.3.9. Malaikat Malik, tugasnya menjaga pintu neraka tempat manusia menerima azab (siksa) karena kedurhakaannya (kejahatannya).

2.3.10. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga pintu surga tempat hamba Allah menerima balasan ketaqwaannya.

Itulah 10 nama malaikat dan tugasnya masing-masing yang wajib diketahui dan dipercayai oleh setiap orang beriman. Adapun malaikat-malaikat lainnya tidak wajib diketahui hanya cukup diyakaini serta dipercayai saja. Allah swt berfirman:

(12)

Artinya: “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-malaikat-malaikat-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 98).

Jadi, beriman kepada malaikat, yaitu mempercayai bahwa Allah swt telah menciptakan malaikat, yang hidup di alam tersendiri (gaib) dan memiliki sifat-sifat serta pekerjaan yang berbeda dengan manusia (Rosihan Anwar, 2014: 132).

2.4. Makhluk Ghaib Lainnya

Selain malaikat yang diciptakan sebagai makhluk halus, Allah swt menciptakan pula makhluk halus lainnya, yaitu jin, setan dan iblis. Jin diciptakan dari api, ada yang beriman dan ada pula yang masuk neraka, ada laki-laki dan ada pula perempuan. Jumlah jin dapat bertambah dan dapat pula berkurang, sebab jin ini dapat mati sebelum datangnya hari Kiamat. Jin juga membutuhkan makan dna minum, bentuknya dapat berubah-ubah dalam beberapa rupa dan beraneka ragam (Rosihan Anwar, 2014: 132).

Menurut Rosihan Anwar (2014: 132), di dalam Al-Quran, ada surat yang khusus menerangkan tentang jin, yaitu surat Al-Jin. Perhatikan firman Allah swt berikut:

Artinya: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Q.S. Al-Hijr [15]: 27).

Dan pengakuan para jin ketika mereka mendengar Al-Quran:

Artinya: “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Q.S. Al-Jin [72]: 11).

(13)

semua bakal masuk neraka jahanam. Setan dan iblis ada yang berjenis kelamin laki-laki dan ada juga yang berjenis kelamin perempuan, sehingga mereka bisa melakukan hubungan perkawinan yang bisa menghasilkan anak beranak yang cukup banyak, sehingga mereka kian hari semakin banyak. Setan dan iblis ini suka makan dan minum, namun bukan berarti bahwa apabila mereka tidak makan dan minum merea bisa mati, mereka akan tetap hidup sampai kiamat. Oleh karena itu, jumlahnya tidak akan berkurang, bahkan akan terus bertambah banyak, jauh melebihi jumlah manusia dan jin (Rosihan Anwar, 2014: 133).

Pekerjaan setan dan iblis adalah menyesatkan manusia ke dalam jalan maksiat dan dosa. Oleh karena itu, Islam menekankan dengan keras supaya memusuhi dan menghindari bujuk rayu setan dan iblis ini (Rosihan Anwar, 2014: 133).

Bentuk setan dan iblis ini sangat halus, sehingga tidak dapat dilihat dengan pancaindra manusia. Ada sebagian ulama yang mengatakan, “Setiap nafsu buruk yang mengajak kepada kemunkaran dinamakan setan (iblis).” (Abdullah Zakiy dan Maman Abdul, 2000: 110-111).

Menurut Rosihan Anwar (2014: 134), di dalam kitab suci Al-Quran, banyak sekali ayat yang menerangkan setan (iblis). Perhatikan firman Allah swt berikut:

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. AL-Baqarah [2]: 168).

(14)

Artinya: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Q.S. Fathir [35]: 6).

Juga firman Allah swt:

Artinya: “....Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (Q.S. An-Nisa [4]:60).

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran dan As-Sunnah, kita dianjurkan untuk berlindung kepada Allah dari gangguan setan dengan membaca isti’adzah, memohon doa kepada Allah agar dijauhkan dari gangguan setan dan membaca ayat-ayat Al-Quran yang mempunyai khasiat untuk mengusir setan. Hanya dengan memohon perlindungan kepada Allah, kita dapat terlepas dari gangguan setan, tanpa meminta perlindungan kepada yang selain-Nya, seperti dukun atau paranormal yang kebanyakan mereka telah diperalat oleh setan (Rosihan Anwar, 2014: 135).

Firman Allah swt:

Artinya: “Dan jika kamu ditimpa godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah swt. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-A’raf [7]: 200).

(15)

Artinya: “Dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (Q.S. Al-Mukminun [23]: 97-98).

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai iman kepada para malaikat Allah, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa malaikat adalah salah satu makhluk Allah swt yang selalu taat dan tunduk terhadap semua yang diperintahkan oleh-Nya dan selalu menghindari semua yang dilarang oleh-Nya.

Malaikat memiliki beberapa sifat yang sebagian besar telah dijelaskan dalam Al-Quran maupun Al-Hadits. Selain itu, terdapat sepuluh malaikat serta tugas masing-masing yang wajib diketahui oleh umat Islam.

Beriman kepada malaikat itu erat kaitannya dengan keimanan kepada Allah swt dan kebenaran wahyu-Nya yang diterima oleh para rasul untuk diteruskan kepada umat manusia. Selain itu, harus diyakini bahwa para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang tidak dibenarkan dijadikan sekutu-sekutu bagi Allah.

Terdapat makhluk ghaib lain selain para malaikat Allah, yaitu jin, setan dan iblis yang memiliki perbedaan dengan para malaikat Allah, baik dari asal-muasalnya maupun dari tugasnya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kaaf Abdullah Zakiy dan Maman Abdul Djaliel. 2000. Mutiara Ilmu Tauhid. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.

Anwar, Rosihan. 2014. Akidah Akhlak. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Muhammad, Afif, et.al. 1986. Tauhid. Bandung: Bina Ilmu.

Murtadho, Hawin dan Alfa Yusriyah. 2000. Al-Iman: Kajian Lengkap Tentang Iman, Rukun, Pembatal dan Konsekuensinya (Terjemahan). Solo: Pustaka Barokah.

Zaenuddin, A., dan Muhammad Jamhari. 1999. Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.

Referensi

Dokumen terkait

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat

Al-Quran menyatakan hal tersebut dalam surat 66 ayat 6 yang artinya sebagai berikut: Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak

Hal ini diperkuat dengan penjelasan Al-Quran dalam surah At-Tahrim : 6 yaitu “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan

Ayat al-Qur'an yang utama sering dirujuk untuk tema ini adalah, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

Berita Alam Gaib Sebelum Dan Sesudah Hari Kemudian "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang