• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendidik Anak. Khutbah Pertama. Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Mendidik Anak. Khutbah Pertama. Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Mendidik Anak

Khutbah Pertama

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

ّبَر ُلُسُر حتَءاَج حدَقَل ُهلِلَا َنَاَدَه حنَأ َلَحوَل َيّدَتحهَ نّل اهنُك اَمَو اَذَّلِ َنَاَدَه يّذهلا ّهّلِلَ ُدحمَحلْا ُمُكحلّت حنَأ اوُدوُنَو ّقَحلّْبِ اَن

ُةهنَحلْا

َنوُلَمحعَ ت حمُتح نُك اَّبِ اَهوُمُتح ثّروُأ ُالله ىهلَص ُهُلحوُسَرَو ُهُدحبَع اًدهمَُمُ هنَأ ُدَهحشَأَوَُلِ َكحيّرَش َلَ ُهَدححَو الله هلَّإ َهَلّإ هلَ نَأ ُدَهحشَأ ّهحيَلَع

َم لَسَو

ّصلا َلَّإ اَعَدَو ّحيّْوَقلا ّهّجحَنَ ىَلَع َراَس حنَمَو اًحيّْثَك اًمحيّلحسَت َمهلَسَو ّنحي ّدلا ّمحوَ ي َلَّإ ّمحيّقَتحسُلما ّطاَر

ا َنّم ّللهّبِ ُذحوُعَأ َلَاَعَ تَو َكَراَبَ ت َلاَق ُثحيَح هلَجَو هزَع ّالله ىَوحقَ تّب حيّسحفَ نَو حمُكحيّصحوُأ ّالله َداَبّع ّمحيّجهرلا ّناَطحيهشل

اوُنَمآ َنحيّذهلا اَهُّ يَأ َيَ

َنحوُمّلحسُّم حمُتح نَأَو هلَّإ هنُتحوَُتَ َلََو ّهّتاَقُ ت هقَح َالله اوُقه تا

َمُهح نّم هثَبَو اَهَجحوَز اَهح نّم َقَلَخَو ٍةَدّحاَو ٍسحفَ ن حنّم حمُكَقَلَخ يّذهلا ُمُكهبَر اوُقه تا ُساهنلا اَهُّ يَأ َيَ

َهلِلَا اوُقه تاَو ًءاَسّنَو اًيّْثَك ًلَاَجّر ا

اًبيّقَر حمُكحيَلَع َناَك َهلِلَا هنّإ َماَححرَحلْاَو ّهّب َنوُلَءاَسَت يّذهلا ُذ حمُكَل حرّفحغَ يَو حمُكَلاَمحعَأ حمُكَل ححّلحصُي اًديّدَس ًلَحوَ ق اوُلوُقَو َهلِلَا اوُقه تا اوُنَمآ َنيّذهلا اَهُّ يَأ َيَ

حدَقَ ف ُهَلوُسَرَو َهلِلَا ّعّطُي حنَمَو حمُكَبوُن َزاَف

اًميّظَع اًزحوَ ف ّرحوُمُلْحا رَشَو َم لَسَو ّهحيَلَع الله ى لَص ٍد مَُمُ ُىحدَه ّىحدَحلِا َحيَْخَو ّالله ُباَتّك ّثحيّدَحلْا َقَدحصَأ نّأَف لُكَو ٌةَعحدّب ٍةَثَدحُمُ لُكَو اَُتَُثََدحُمُ

ّةَلَلاَض لُكَو ًةَلَلاَض ٍةَعحدّب

ّرا نلا ّفِ .

(3)

َ ب اهمَأ دحع

Jama'ah Jum'ah rahimakumullah...

Marilah kita senantiasa mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Alhamdulillahirobbil ‘alamin, karena nikmat-nikmat-Nya yang telah tercurahkan kepada kita semua, berupa nikmat iman, Islam, maupun nikmat kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kita pada hari ini dapat melaksanakan sholat Jumat. Semoga rasa syukur kita ini, sebagai wasilah lebih terbukanya pintu- pintu karunia-Nya.

ٌديّدَشَل ّبِاَذَع هنّإ حُتُحرَفَك حنّئَلَو حمُكهنَديّزََلْ حُتُحرَكَش حنّئَل حمُكُّبَر َنهذََتَ حذّإَو

“Jika kalian bersyukur, maka akan kami tambahkan bagimu dan jika kamu mengingkarinya, sesungguhnya siksaan-Ku itu sangat pedih.” (QS. Ibrahim Ayat: 7).

Shalawat dan salam, semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta para keluarganya, para shahabatnya, para tabi'in, para tabi'ut tabi'in, dan kepada orang- orang yang senantiasa mengikuti risalahnya hingga hari akhir kelak.

Selanjutnya, marilah kita senantiasa menjaga ketaqwaan dengan sebenar-benar taqwa. Karena taqwa yang mengakar kuat dan kokoh di lubuk hati yang paling dalam merupakan sebab Allah memberikan balasan dengan sebaik-baik balasan. Dan itulah modal yang hakiki untuk menyongsong kehidupan abadi, agar hari-hari kita bahagia.

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah...

Sebagai seorang mukmin seyogyanya menjadikan kampung akhirat sebagai tujuan utama yang harus diraih. Sementara itu, tidak meletakkan dunia dan kegemerlapannya di dalam hati, kecuali hanya berada di genggaman tangan saja, sebagai batu loncatan untuk mencapai nikmat Syurga yang abadi.

Dengan demikian, jangan sampai kita hanya duduk-duduk santai saja menanti perjalanan waktu.

Apalagi kalau sampai tertipu oleh ilusi dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(4)

َكَتَو حمُكَنح يَ ب ٌرُخاَفَ تَو ٌةَنيّزَو ٌوحَلَِو ٌبّعَل اَيح نُّدلا ُةاَيَحلْا اَهنََّأ اوُمَلحعا هُثُ ُهُتاَبَ ن َراهفُكحلا َبَجحعَأ ٍثحيَغ ّلَثَمَك ّد َلَحوَحلْاَو ّلاَوحمَحلْا ّفِ ٌرُ ثا

َو ٌناَوحضّرَو ّهلِلَا َنّم ٌةَرّفحغَمَو ٌديّدَش ٌباَذَع ّةَرّخ حلْا ّفَِو اًماَطُح ُنوُكَي هُثُ اًّرَفحصُم ُهاََتََف ُجيّهَي ُعاَتَم هلَّإ اَيح نُّدلا ُةاَيَحلْا اَم

ّروُرُغحلا

“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhoan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid Ayat: 20).

Imam Ibnu Katsir berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat permisalan dunia sebagai keindahan yang fana dan nikmat yang akan sirna. Yaitu seperti tanaman yang tersiram hujan setelah kemarau panjang. Sehingga, tumbuhlah tanaman-tanaman yang menakjubkan para petani, seperti ketakjuban orang kafir terhadap dunia. Namun, tidak lama kemudian tanaman-tanaman tersebut menguning, dan akhirnya kering dan hancur.”

Permisalan ini mengisyaratkan bahwa dunia akan hancur dan akhirat akan menggantikannya, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memperingatkan tentangnya dan menganjurkan untuk berbuat baik. Di akhirat, hanya ada dua pilihan; tempat yang penuh dengan adzab pedih dan hunian yang sarat ampunan dan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-Nya. Ayat ini diakhiri dengan penegasan tentang hakikat dunia yang akan menipu orang, yang terkesan dan takjub padanya.

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah...

Kita harus menekankan pentingnya pendidikan anak yang termasuk salah satu unsur keluarga, agar dia selamat dunia dan akhirat. Anak bagi orang tua merupakan buah perkawinan yang menyenangkan. Dibalik itu, anak adalah amanat yang dibebankan atas orang tua. Tidak boleh disia- siakan dan disepelekan. Pelaksana amanah harus menjaga dengan baik kondisi titipan agar tidak rusak.

Sebab, orang tua kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َلَع ُةَر اَجّحلْ اَو ُس اهنلا اَهُدحوُ قهو اًر َنَ حمُكحيّلحه َاَو حمُكَسُفح نَا ا ا

حوُ ق احوُ نَمۤا َنحيّذهلا اَهُّ ي َ ا ااَم َۤ لِلَا َنحوُصحعَ ي هلَ ٌد اَدّش ٌظ َلاّغ ٌةَكّئٰٓۤلَم اَهح ي ۤيَ

َنحوُرَمحؤُ ي اَم َنحوُلَعحفَ يَو حمُهَرَمَا

(5)

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim Ayat: 6).

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah...

Maka dari itu kita mulai dari sekarang, hendaknya kita para orang tua sadar terhadap kewajiban mendidik anak-anak. Agar mereka menjadi hamba Allah yang taat dan ahli ibadah. Memilihkan pendidikan anak yang baik untuk perkembangan iman dan akhlaknya. Selain itu, tidak membiarkan anak-anak tanpa pengawasan dan pembatasan terhadap bacaan, tontonan, maupun permainan yang mereka senangi. Pada prinsipnya, apa saja yang mereka suka saksikan dan aktivitas apa saja yang mereka gandrungi, hendaknya diawasi. Hal itu agar anak-anak dapat terhindar dari hal yang tidak baik.

Kelalaian dalam hal ini, berarti penyia-nyiaan terhadap amanat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah awal bencana. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ّهّتهيّعَر حنَع ٌلحوُؤحسَم حمُكُّلُكَو ٍعاَر حمُكُّلُك

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang tanggung jawabnya” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).

Anak terlahir dalam keadaan fitrah. Kewajiban orang tua untuk merawatnya agar tidak menyimpang dari jalan yang lurus dan selamat dari api Neraka. Selain itu, anak yang sholih akan menjadi modal investasi bagi kedua orang tuanya.

Ingatlah akibat yang akan dapat menimpa mereka dan keluarganya karena sudah menyia- nyiakan pendidikan agamanya. Ingatlah, Nerakalah balasan yang pantas bagi orang-orang yang melalaikan kewajibannya. Tentunya termasuk anak-anak tidak taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah...

Sesungguhnya Neraka itu terlalu dalam dasarnya untuk diukur. Tiada daya dan upaya bagi mereka untuk meloloskan diri dari siksanya. Kehinaan dan kerendahanlah yang selalu menghiasi raut

(6)

muka mereka. Keadaan seperti ini tak akan kunjung putus, jika tidak ada sedikit pun iman dalam dada.

Alangkah besarnya kerugian mereka dan begitu banyak penderitaan yang harus mereka pikul. Inilah kerugian nyata dan hakiki, ketika orang tercampakkan ke dalam lubang Neraka Jahanam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

اًر َنَ حمّهحيّلحصُن َفحوَس اَنّتۤي ّۤبِ احوُرَفَك َنحيّذهلا هنّا َباَذَعحلااوُقحوُذَيّلاَهَحيَْغاًدحوُلُجحمُهۤ نحلهدَبحُهُُدحوُلُجحتَجّضَناَمهلُك ۗ

ۗ

اًمحيّكَحاًزح يّزَعَ ناَكَهۤ للهنَّا

“Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam Neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azdab. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa' Ayat: 56).

Dan juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menunjukkan tentang siksaan Neraka yang paling ringan, yaitu siksa yang ditimpakan atas Abu Thalib yang artinya, “Dari Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‘Penduduk Neraka yang paling ringan adzabnya adalah Abu Thalib. Dia memakai 2 terompah dari api Neraka (yang berakibat) otaknya mendidih karenanya’.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).

Dengan penjelasan di atas, kita telah paham tentang tempat kembalinya orang-orang yang mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jama'ah Jum'ah rahimakumullah...

Marilah kita semua untuk memulai kembali dengan memberikan perhatian yang besar terhadap Tarbiyatul Aulad, yaitu proses pendidikan anak kita. Al-Qur’an telah mengulas tentang sejarah seorang ayah yang mendidik anaknya untuk mengenal kebaikan. Itulah Luqman, yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan pencantuman perkataannya ketika mendidik keturunannya, yang termaktub dalam QS. Luqman ayat: 13-19. Dalam ayat tersebut, Luqman memulai mengajari anaknya dengan penanaman kalimat tauhid yang hakikatnya memurnikan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, dilanjutkan dengan kewajiban berbakti dan taat kepada orang tua selama tidak menyalahi syari`at.

Wasiat berikutnya adalah berkaitan dengan penyemaian keyakinan tentang hari pembalasan, kemudian penjelasan kewajiban mendirikan shalat. Setelah itu amar ma’ruf dan nahi mungkar yang

(7)

berperan sebagai faktor penting untuk memperbaiki umat, tak lupa beliau singgung, beserta sikap sabar dalam pelaksanaannya. Berikutnya beliau mengalihkan perhatiannya menuju adab-adab keseharian yang tinggi. Di antaranya larangan memalingkan wajah ketika berkomunikasi dengan orang lain. Sebab ini berindikasi jelek, yaitu cerminan sikap takabur.

Beliau juga melarang anaknya berjalan dengan congkak dan sewenang-wenang di muka bumi.

Sebab Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menyukai orang-orang yang sombong. Beliau juga mengarahkan anaknya untuk berjalan dengan sedang tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Sedang nasehat yang terakhir berkaitan erat dengan perintah untuk merendahkan suara, tidak berlebih-lebihan dalam berbicara.

Demikianlah wasiat Luqman terhadap anaknya. Yang sarat dengan mutiara yang sangat agung dan berfaedah bagi buah hatinya untuk meniti jalan kehidupan yang dipenuhi duri, agar bisa sampai ke akhirat dengan selamat. Cukuplah kiranya kisah tadi sebagai suri tauladan bagi kita, bagi para pemimpin keluarga. Memenuhi kebutuhan sandang dan pangan memang penting. Namun ingat, kebutuhan seorang anak terhadap ilmu dan pengetahuan lebih urgen (mendesak).

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah...

Demikianlah khutbah ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan dan menolong kita dalam upaya melaksanakan penyelamatan diri dan keluarga dari Neraka. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menghimpunkan kita di Syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasulullah Shallallahu

‘Alaihi wa Sallam, para shiddiqin, syuhada’, dan sholihin, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala himpunkan kita di tempat yang mulia ini.

هنّإ ُهحوُرّفحغَ تحساَف ٍبحنَذ ّ لُك حنّم َحيّْمّلحسُمحلا ّرّئاَسّلَو حمُكَلَو حّلِ َالله ُرّفحغَ تحسَأَو اذه حّلِحوَ ق ُلحوُ قأ َوُه ُه

ُمحيّحهرلا ُرحوُفَغحلا

KHUTBAH KEDUA:

(8)

َحلْا َحيّْقهتُمحلّل ُةَبّقاَعلاَو َحيّْمَلاَعلا ّ بَر ّلله ُدحم َناَوحدُع َلََو

َحيّْمّلاهظلا ىَلَع هلَّإ ُّّلَِو ُهَل َكحيّرَش َلَ ُهَدححَو ُالله هلَّإ َهَلّإ َلَ حنَأ ُدَهحشَنَو

ُماَمّإ ُهُلحوُسَرَو ُهُدحبَع ًادهمَُمُ اَنه يّبَنَو َنََدّ يَس هنَأ ُدَهحشَنَو ،َحيّّْلْاهصلا َحيّْلَسحرُمحلاَو ّءاَيّبنَلْا

ّالله ّقحلَخ ُلَضحفَأَو َحيّْعَحجَْأ

َوَلَص ّالله ُتا

ّهحيَلَع ُهُمَلاَسَو ُدحعَ ب اهمَأّنحيّ دلا ّمحوَ ي َلَّإ ٍناَسححّّبِ حمَُلِ َحيّْعّباهتلاَو ّهّبححَصَو ّهّلآ ىَلَعَو

ٍرحمَّبِ حمُكَرَمَأ َالله هنَأ احوُمَلحعاَو ىََنَ اهمَع احوُهَ تح ناَو َرَمَأ اَمحيّف َالله اوُقه تّا ُساهنلا اَهُّ يَا َايَف ّهّسحدُقّب ّهّتَكّئ لآَّبِ َنَ َثَو ّهّسحفَ نّب ّهحيّف َأَدَب

َسَو ّهحيَلَع احوُّلَص احوُ نَمآ َنحيّذهلا اَهُّ يَا يآ ّبِهنلا َىلَع َنحوُّلَصُي ُهَتَكّئلآَمَو َالله هنّإ َلََاعَت َلاَقَو اًمحيّلحسَت احوُمّ ل

َُمُ ّلآ ىَلَعَو ٍدهمَُمُ ىَلَع ّلَص همُههللَأ ىَلَعَو ٍدهمَُمُ ىَلَع حكّرَبَِو َمحيّهاَرح بّإ ّلآ ىَلَعَو ٍدهم

ٌدحيَّمَ ٌدحيَّحَ َكهنّإ َمحيّهاَرح بّإ ّلآ ىَلَعَو َمحيّهاَرح بّإ ىَلَع َتحكَرَبِ اَمَك ٍدهمَُمُ ّلآ ّتاَنّمحؤُمحلاَو َحيّْنّمحؤُمحلاَو حتاَمّلحسُمحلاَو َحيّْمّلحسُمحلّل حرّفحغا همُههللَأ ّتاَوحمَاَلْحاَو حمُهح نّم ّءاَيححَلْحا

ّتاَوَعهدلا ُبحيُّمَ ٌبحيّرَق ٌعحيَّسَ َتحنَأ َكهن ّ إ هلا ىَلَع ُهَتحلََحَ اَمَك اًرحصّإ اَنح يَلَع حلّمحَتَ َلََو اَنه بَر َنَحأَطحخَأ حوَأ اَنح يّسَن حنّإ َنَحذّخاَؤُ ت َلَ اَنه بَر َو اَنه بَر اَنّلحبَ ق حنّم َنحيّذ

ّمَُتَ َلَ

َلَ اَم اَنحل

ّهّباَنلَةَقاَط َنحيّرّفاَكحلا ّمحوَقحلا ىَلَع َنَحرُصحناَف َنََلَحوَم َتحنَأ اَنحَحَحراَو اَنَلحرّفحغا َو اهنَع ُفحعاَو

َحيّْكّرحشُمحلاَو َةَعّدَتح بُمحلاَو َةَرَفَكحلا ّكّلحهَأَو َحيّْمّلحسُمحلاَو َمَلاحسّلإحا ّزّعَأ همُههللَأ حق ّزَمَو حمُهَلحَشَ حط ّطَش همُههللَأ ّنحي ّدلا َءاَدحعَأ َكَئاَدحعَأ

ّدَق ٍءحيَش ّلُك ىَلَع َكهنّإ َبحعُّرلا ُمّّبِحوُلُ ق ّفِ ّقحلَأ َو حمُهَدَدَع حل ّلَقَو حمُهُماَدحقَأ حلّزحلَزَو حمُهَعحَجْ

ٌرح ي

حفهلَأ اَمَك اَنّبحوُلُ ق َحيَْب حف ّلَأ همُههللَأ ا َحيَْب َت

ّراَصحنَلْحاَو َنحيّرّجاَهُمحل حمّّبِحوُلُ ق َحيَْب حف ّلَأَو ٍناَكَم ّلُك ّفِ َنحيّدّهاَُمَ حرُصحنا همُههللَأ

َنحيّرّفاَكحلا ّمحوَقحلا ىَلَع َنَحرُصحناَو اَنَماَدحقَأ حت ّبَثَو اًحبَْص اَنح يَلَع حغّرحفَأ اَنه بَر حنّم اَنَل حبَه اَنه بَر َو اَنح يَدّلاَوّلَو اَنَلحرّفحغا اَنه بَر اًماَمّإ َحيّْقهتُمحلّل اَنحلَعحجاَو ٍُيْحعَأ َةهرُ ق اَنّتهيَ ّرُذَو اَنّجاَوحزَأ

اًراَغّص اَنَ يه بَر اَمَك اَمُهحَحَحرا

(9)

ا َنّم هنَنحوُكَنَل اَنحَحَحرَ تَو اَنَلحرّفحغَ ت حَلَ حنّإَو اَنَسُفح نَأ اَنحمَلَظ اَنه بَر َباَذَع اَنّقَو ًةَنَسَح ّةَرّخَلْحا ّفَِو ًةَنَسَحاَيح نُّدلا ّفِ اَنّتآ اَنه بَر َنحيّرّساَحلْ

ّراهنلا

َحيّْمَلاَعحلا ّبَر ّلله ّ ُدحمَحلْاَو

Referensi

Dokumen terkait

(1) Maksud RTBL Kawasan Kerajinan Tikar Purun Kecamatan Haur Gading (Kluster A) Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah merupakan panduan rancang bangun lingkungan

1) Keputusan Gubernur Maluku Nomor: 225.a Tahun 2016 Tentang Pembentukan Tim kajian Penyelesaian Permasalahan PETI di Gunung Botak dan Gogrea Kabupaten Buru,

Subtajuk 7.3 (Isu & Subtajuk 7.3 (Isu & Cabaran) juga akan Cabaran) juga akan menggunakan menggunakan kemahiran yang kemahiran yang diperoleh dalam tajuk 6 diperoleh dalam

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai (1) Menganalisis strategi penetapan harga

Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui

Bahwa saudara-saudara yang namanya tercantum dalam lampiran surat keputusan ini dianggap cakap dan mampu sebagai Tim Musik Gereja dan Liturgi Jemaat GPM Nazaret oleh

Data tentang nilai ankle brachial index (ABI) yang memberikan gambaran distribusi timbulnya peripheral arterial disease (PAD) sebagai prediktor kejadian diabetic foot

Karena ada hubungan antara paritas dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan, maka perlu koping efektif pada ibu hamil untuk menanggulangi