• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Riyanto, (2001: 299) besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan dalam menjalankan operasinya pada berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi perusahaan ini akan mempengaruhi besarnya pendapatan saham. Pada perusahaan besar sahamnya tersebar sangat luas sehingga akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Perusahaan itu bermacam-macam besarnya tetapi ukuran yang dipakai untuk menentukan ukuran perusahaan tidak ada standar ukuran yang berlaku umum. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin banyak alternative sumber pembelanjaan yang dapat dipilih oleh perusahaan tersebut. Ada kecenderungan bahwa semakin besar perusahaan semakin besar pula jumlah hutang yang dimiliki. Seperti yang dinyatakan oleh Weston dan Brigham (1994: 175) bahwa perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang.

Menurut Musselman dan Jackson (1992: 161) bahwa perusahaan besar dan kecil memiliki ciri-ciri :

A. Perusahaan Kecil

1. Umumnya dikelola oleh pemiliknya 2. Struktur organisasi yang sederhana

3. Pemilik mengenal karyawan-karyawannya 4. Presentase kegagalan perusahaan tinggi 5. Kekurangan manajer-manajer yang ahli 6. Modal jangka panjang sulit diperoleh B. Perusahaan besar

1. Biasanya dikelola oleh bukan pemiliknya. 2. Struktur organisasi yang komplek.

3. Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan. 4. Presentase kegagalan perusahaan rendah. 5. Banyak ahli-ahli manajemen.

6. Modal jangka panjang yang biasanya relative mudah diperoleh. Chaney dan Jeter (1992) dalam Naimah dan Utama (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan berhubungan dengan koefisien laba dalam jangka panjang. Koefisien laba akan meningkat dalam jangka panjang karena tersedianya informasi pada perusahaan perusahaan besar. Hal tersebut memungkinkan pelaku pasar menginterpretasikan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan lebih sempurna, sehingga dapat memprediksi arus kas dengan lebih akurat dan menurunkan risiko. Semakin luas informasi yang tersedia mengenai perusahaan besar memberikan konsensus yang lebih baik mengenai laba ekonomis. Semakin banyak informasi tersedia mengenai

aktivitas perusahaan besar, semakin mudah bagi pasar untuk menginterpretasikan informasi dalam laporan keuangan.

Besaran (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga faktor ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal masyarakat. Dari ketiga faktor ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan (Suwito, 2005).

Naimah dan Utama (2006) juga menguji dan menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara koefisien laba dan ukuran perusahaan sehingga pada saat pengumuman laba, informasi laba tersebut akan direspon positif oleh pemodal.

2.6. Pengaruh antara variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y 2.6.1. Pengaruh Risiko Perusahaan (X1) terhadap Harga Saham (Y)

Perubahan risiko yang tercermin dari berubahnya aliran kas pada investor akan berdampak pada perubahan kepercayaan investor dan respon investor pada perusahaan. Perubahan kepercayaan dan respon tersebut akan mempengaruhi perubahan harga saham (Husani dan Hartono, 2003). Risiko sistematis dari suatu

sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar dapat diukur menggunakan beta pasar. Beta mengukur sejauh mana tingkat pengembalian saham bergerak secara relatif terhadap pasar.

Bila Risiko perusahaan yang diukur melalui koefisien beta mengalami penurunan maka saham tersebut akan relatif stabil terhadap pasar dan akan menghasilkan return seiring dengan peningkatan harga saham (Brigham dan Weston, 2004: 248).

2.6.2. Pengaruh Leverage (X2) terhadap Harga Saham (Y)

Perusahaan yang menggunakan hutang untuk menjaga struktur modal optimalnya tetap adalah perusahaan yang mempunyai leverage keuangan. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan maka semakin besar

financial-leveragenya (Bringham dan Weston, 2004:212). Leverage mencerminkan kewajiban financial yang dimiliki perusahaan untuk memperbesar laba.

Leverage tinggi menyebabkan aliran kas masa depan kepada investor berkurang karena harus membayar beban bunga tetap (Ismiyanti daan Hanafi, 2003). Hal tersebut menjadi signal negatif bagi investor yang menyebabkan permintaan terhadap saham menurun.

Penurunan permintaan terhadap saham mengakibatkan penurunan terhadap harga saham (Ismiyanti dan Hanafi, 2003). Peningkatan laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan menurunkan harga saham.

2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Harga Saham (Y)

Ukuran Perusahaan atau besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan dalam menjalankan operasi perusahaan pada berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi perusahaan ini akan mempengaruhi besarnya pendapatan saham (Riyanto,2001: 299), yang berarti investor akan cenderung memilih Emiten yang mempunyai kekayaan besar dalam penanaman modalnya, sehingga Pasar akan membentuk harga Saham emiten tersebut dengan sendirinya.

Koefisien respon laba ditemukan lebih besar pada perusahaan besar. Hasil ini sesuai dengan penelitian Chaney dan Jeter (1992) dalam Naimah dan Utama (2006) yang menemukan hubungan positif antara koefisien laba dengan ukuran perusahaan. Penelitian Naimah dan Utama (2006) membuktikan bahwa terdapat perbedaan pengaruh laba terhadap harga saham yang signifikan antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.

2.6.4. Pengaruh variabel Risiko (X1), Leverage (X2), Ukuran Perusahaan (X3) terhadap variabel Harga Saham (Y)

Harga saham yang terbentuk di bursa efek itu dipengaruhi banyak faktor antara lain risiko perusahaan, leverage dan ukuran perusahaan secara parsial dapat mempengaruhi harga saham, perusahaan yang berisiko tinggi tercermin dari laporan yang tersaji dari laporan keuangan rendah

dan semakin menurun, hal itu dapat disebabkan oleh tingginya hutang yang dimiliki perusahaan yang tercermin dari tingkat leverage yang tinggi, perusahaan dengan tingkat risiko dan leverage yang tinggi biasanya perusahaan yang baru berkembang atau bisa disebut perusahaan kecil, semakin tinggi risiko dan leverage serta ukuran perusahaan kecil akan berpengaruh menurunkan harga saham (Naimah dan Utama, 2006).

2.7. Kerangka pikir

Dokumen terkait