• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

5. Ukuran Perusahaan

Menurut Yusuf dan Soraya (2004) vol. 7, No 1 ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan olehnatural logaritmadari total aktiva.

Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Petronila (2007), dan Kartika (2009), audit delay memiliki hubungan negatif dengan ukuran perusahaan yang menggunakan proksi total asset. Artinya bahwa semakin

besar asset perusahaan maka semakin pendek audit delay. Menurut Ahmad dan Kamarudin (dalam Prabandari dan Rustiana, 2007), penyebabnya adalah

pertama, perusahaan perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Kedua, perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya keuangan untuk membayar audit fee yang lebih besar guna mendapatkan pelayanan audit yang lebih cepat. Dan yang ketiga,

perusahaan-perusahaan besar cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu.

Menurut Dyer dan McHugh (dalam Kartika, 2009:4), perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai asset perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay, dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari Pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan

terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Carslaw dan Kaplan serta Owusu-Ansah (dalam Hilmi dan Ali, 2008:18),beragumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (asset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Sementara itu menurut Boynton dan Kell (dalam Utami, 2006:23), ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinyaaudit delayakan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, danmodal saham tertentu. Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Ada tiga rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu:

profitmargin ,return on asset (ROA), danreturn on equity (ROE). (Prihadi, 2012:164).

Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, asset atau modal. Pemilihan rasio bergantung sudut pandang penilaiannya. Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan untuk memperoleh laba (Prihadi, 2012:164).

Dalam Prihadi (2012:164-167) dijelaskan jenis-jenis rasio profitabilitas, sebagai berikut :

a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dikurangi oleh beban-beban yang lain. Sudah seharusnya rasio ini menghasilkan angka positif. Jika menghasilkan angka positif maka perusahaan sulit menanggung beban perusahaan lainnya. Perubahan rasio laba kotor bisa terjadi karena perubahan dalam kebijakan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. rasio ini hanya ditemui pada perusahaan yang menghitung beban pokok penjualan, yaitu perusahaan yang menjual produk. Kebanyakan perusahaan jasa tidak bisa menghitung rasio laba kotor.

b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Sebagai hasil utama, sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibandingkan dari laba yang bukan utama. Hal ini tidak berarti

pendapat lain-lain tidak boleh. Pendapat lain-lain boleh saja, akan tetapi fokus kegiatan usaha terletakpada besarnya laba usaha.

c. Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Margin Before Interest dan Tax)

EBIT (earning before interest and tax) adalah laba sebelum dibebani dengan bunga dan pajak. EBIT mencerminkan laba perusahaan sebelum dipengaruhi oleh struktur modalnya, yaitu komposisi utang dan ekuitas. Jadi perusahaan dengan utang yang lebih besar atau kecil., beban bunganya belum mempunyai dampak pada EBIT. Cara cepat menghitung EBIT adalah menambahkan beban bunga kedalam laba sebelum pajak. d. Rasio Laba Sebelum Pajak (Pretax Margin)

EBT (earning before tax)mencerminkan laba setelah dipengaruhi oleh struktur modal, berupa beban bunga, tetapi sebelum beban pajak. Perusahaan dengan beban bunga besar akan memperoleh EBT negatif. e. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya bagi pemilik. Bagi pemilik pada akhirnya sangat penting untuk mengetahui berapakah laba yang menjadi haknya. Rasio ini megukur hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan. Selisih laba bersih dengan laba usaha dapat mencerminkan berapa yang ditanggung perusahaan untuk beban-beban non-operasional.

f. Rasio Laba Atas Aset (Return On Asset, ROA)

Istilah lain dari laba atas aset adalah tingkat pengembalian atas aset. Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui samapai seberapa

jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. ROA adalah gabungan dari kemampuan, yaitu :

1) Kemampuan menghasilkan laba 2) Kemampuan memutar aset.

g. Rasio Laba Atas Ekuitas (Return On Equity, ROE)

Bagi pemilikmodal rasio ini lebih penting dari laba bersih terhadap penjualan, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh dari peneneman modalnya. Oleh karena yang dibandingkan laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri. Pengertian ekuitas adalah seluruh ekuitas yang tertanam di perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan). Dengan rasio tersebut, pemilik dapat membandingkan antara hasil di perusahaan satu dengan perusahaan lain.

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah rasio laba atas aset (ROA). Menurut Hilmi dan Ali (2008:21) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya.

7. Kompleksitas

Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat langsung dari pembagian pekerjaan dan pembentukan departemen yang berfokus

pada jumlah unit yang berbeda secara nyata. Organisasi dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manjerial dan organisasi yang lebih rumit karena terjadi ketergantungan yang semakin kompleks (Martius, 2012:12)

Tingka tkompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya,l ebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Hubungan tersebut juga didukung oleh penelitian Ashtonet.al (1987) dalam Owusu-Ansah (2000), dan Sulistyo (2010) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi perusahaan denganaudit delay.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Dokumen terkait