• Tidak ada hasil yang ditemukan

dan kategori kurang terbanyak pada ibu post partum dengan status paritas primipara yaitu sebanyak 6 orang (12%).

Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan pelaksanaan pendidikan kese- hatan oleh perawat dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum di bangsal Alamanda III RSUD Panembahan Senopati Bantul disajikan pada tabel 7. Tabel 7 menunjukkan ibu post partum yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini kategori baik sebagian besar melaksanakan mobilisasi dini dengan baik yaitu sebanyak 12 orang (24%).

Hasil perhitungan statistik mengguna- kan uji korelasi Kendal Tau seperti disajikan pada tabel 7, diperoleh p value sebesar 0,004<0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh petugas dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum di bangsal Alamanda III RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Berdasarkan tabel 3 didapatkan pe- laksanaan pendidikan kesehatan tentang ambulasi dini oleh petugas mayoritas dalam kategori baik yaitu sebanyak 21 orang (42%). Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang ambulasi dini dikategorikan baik oleh karena faktor karakteristik petugas. Berdasar tabel 5 tabulasi silang antara memiliki pelaksanaan pendidikan kesehatan

dalam kategori baik yaitu sebanyak 20 orang (40%). Perawat dengan masa kerja > 5 tahun mayoritas memiliki pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam kategori baik yaitu sebanyak 19 orang (38%). Perawat yang pernah mendapatkan pelatihan memiliki pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam kategori baik, yaitu sebanyak 21%.

Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Post Partum dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Pada tabel 6 menunjukkan pelaksa- naan mobilisasi dini kategori baik terbanyak adalah pada usia 20-35 tahun yaitu seba- nyak 18 orang (36%) dan kategori kurang terbanyak pada usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 6 orang (12%). Pelaksanaan mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada ibu post partum yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 14 orang (28%) dan kategori kurang terbanyak pada ibu post partum yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 7 orang (14%).

Pelaksanaan mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada ibu post partum dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 7 orang (14%) dan kategori kurang terbanyak pada ibu post partum yang menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 11 orang (22%). Pelaksanaan mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada ibu post partum dengan status paritas skundipara yaitu sebanyak 14 orang (28%)

Tabel 7. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Kendall Tau

Pelaksanaan Pelaksanaan mobilisasi dini Total τ p-

Pendidikan Baik Cukup Kurang Value

Kesehatan f % f % f % f %

Baik 12 24,0 5 10,0 4 8,0 21 42,0

Cukup 8 16,0 8 16,0 1 2,0 17 34,0 0,368 0,004

Kurang 1 2,0 3 6,0 8 16,0 12 24,0

karakteristik petugas dengan pelaksanaan pendidikan kesehatan diketahui bahwa seluruh petugas berjenis kelamin perempuan. Pada dasarnya karakteristik perem- puan dan laki-laki memang berbeda, bukan hanya dari segi fisiknya saja tetapi juga dalam hal berpikir dan bertindak. Bastable (2002) menyebutkan bahwa perempuan cenderung lebih mampu menjadi pendengar yang baik, langsung menangkap fokus diskusi dan tidak selalu berfokus terhadap diri sendiri. Menurut Asmadi (2005), dalam keperawatan dikenal istilah mother instinct, sebab berawal dari suatu dorongan naluriah, yaitu naluri keibuan, naluri untuk membe- rikan perlindungan dan naluri sosial, semen- tara laki-laki dianggap tidak demikian.

Dilihat dari umur petugas, pelaksanaan pendidikan kesehatan kategori baik terba- nyak pada usia >40 tahun sebanyak 12 orang. Menurut Dariyo (2003) puncak karir bisa dicapai pada usia dewasa muda akhir yaitu sekitar usia 40 tahun. Pada usia rentang tersebut seseorang biasanya dianggap telah cukup matang, bijaksana dan secara psiko- sosial kerap kali dianggap lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas sosial dan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Dilihat dari tingkat pendidikan petugas pelaksanaan pendidikan kesehatan kategori baik terbanyak adalah pendidikan D III sebanyak 20 orang. Menurut Hasibuan (2007) proses pendidikan merupakan suatu pengalaman yang berfungsi untuk mengem- bangkan kemampuan dan kualitas kepriba- dian seseorang, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi motivasinya untuk meman- faatkan pengetahuan dan ketrampilannya.

Berdasarkan masa kerja petugas kesehatan pelaksanaan pendidikan kese- hatan kategori baik terbanyak pada petugas dengan masa kerja > 5 tahun sebanyak 19 orang. Krietner, dkk. (2003) menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja

maka akan semakin terampil dan semakin berpengalaman pula dalam melaksanakan pekerjaaannya. Dengan peningkatan ke- trampilan dan pengalaman diharapkan kepercayaan diri petugas kesehatan dapat meningkat sehingga motivasi dan performa kerja yang ditampilkan akan semakin baik. Hasil penelitian menujukkan pelaksa- naan mobilisasi dini pada ibu post partum di bangsal Alamanda III RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar adalah kate- gori baik sebanyak 21 orang (42%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hera- yani (2008) yang menyimpulkan responden paling banyak adalah ibu post SC yang melakukan mobilisasi dini post operasi hari pertama. Smith dan Dell, (1994) dalam Rochmiyati (2007) menyatakan bahwa mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi adanya komplikasi akibat immobilisasi. Untuk menghindari adanya komplikasi tersebut, sebaiknya mobilisasi dini dilakukan sesuai dengan kemampuan ibu post partum, dimana dengan mobilisasi terbatas, posisi ibu post partum harus diubah ketika rasa tidak nyaman terjadi akibat berbaring dalam satu posisi.

Banyaknya ibu post partum yang melaksanakan mobilisasi dini dengan kate- gori baik dipengaruhi pula oleh jenis persalinan. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah ibu post partum dengan jenis persalinan spontan. Faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini adalah pendidikan ibu. Berdasarkan tabulasi silang pendidikan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi dini kategori baik terbanyak adalah pada ibu dengan pendidikan SLTA sebanyak 24 orang (28%). Menurut Setyo- wati (2011) tingkat pendidikan mempenga- ruhi pemahaman yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hal ini didukung oleh Bobak (2004) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka kepedulian terhadap perawatan diri semakin baik.

61