• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen Copy of Modul PKB TK 2017 KK G (Halaman 33-53)

Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Hitung jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini

Tingkat penguasaan

= �� � �

�� × %

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan pembelajaran berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 2, terutama materi-materi yang belum dikuasai.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 20

Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan

tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada

kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya.

tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut

No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum

Tercapai Keterangan 1 Pengertian komunikasi

2 Unsur-unsur komunikasi 3 Tujuan dan fungsi komuniksi 4 Jenis-jenis komunikasi 5 Bentuk komunikasi 6 Proses Komunikasi 7 Mengembangkan komunikasi efektif Tindak Lanjut:

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 21

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK

ANAK USIA DINI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran dua ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi guru dengan peserta didik anak usia dini

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik 2. Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini

3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik 4. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran di TK 5. Model Pembelajaran di TK

6. Pendekatan Pembelajaran di TK 7. Metode Pembelajaran di TK

C. Uraian Materi

1. Komunikasi efektif, empatik, dan santun antara guru dengan peserta

didik

Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, empatik dan santun, lebih-lebih komunikasi yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan contoh atau keteladanan yang baik dari guru terhadap peserta didik, sehingga mereka dapat meniru perilaku guru dalam berkomunikasi.

a. Komunikasi efektif

Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, sehingga pesan yang disampaikan oleh guru segera dapat diterima dengan baik. Terkait dengan komunikasi efektif ini telah dipaparkan pada

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 22

kembali untuk mengingat ulang materi sebelumnya.

Seperti telah dipaparkan pada kegiatan pembelajaran satu, bahwa hal esensial yang seharusnya dikembangkan dalam pembelajaran yaitu dengan menemukan kunci penting menjalankan komunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif itu terangkum dalam kata REACH yang bermakna merengkuh atau meraih.Pertama, Respect. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap menghargai terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain, yang akan lahir kerjasama yang sinergis sehingga efektifitas kinerja seseorang dapat tercapai.

Guru harus memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang memiliki hati dan perasaan untuk dihormati dan dihargai, guru harus memperlakukan peserta didik sebagai subjek belajar sehingga lahir sinergi antara guru dan peserta didik dalam meraih tujuan bersama melalui proses pembelajaran.Kedua, Empathy, Empati adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan ( peserta didik) sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah.

Ketiga, Audible, makna Audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Seorang guru yang mampu menggunakan media komunikasi modern dalam proses pembelajaran seperti komputer, LCD dan yang lainnya akan menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas. Keempat,Clarity, Selain pesan dapat dimengerti pesan juga harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan kesalah tafsiran.

Dalam proses belajar, keterbukaan guru terhadap peserta didik merupakan bentuk sikap yang positif, dan dapat menerima masukkan dari peserta didik demi perbaikan proses pembelajaran. Kelima,Humble, Membangun komunikasi yang efektif adalah rendah hati, sikap ini pada intinya antara lain ,adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik, tidak sombong, dan mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Seorang guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan lima hukum komunikasi ini akan menjadi seorang komunikator yang andal, dapat membangun jaringan hubungan dengan peserta didik yang penuh

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 23 peserta didik ). http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi- efektif.htmlhttp://simsondundu01.blogspot.com/2014/03/pentingnya-komunikasi- yang-efektif-di.html

Dalam komunikasi efektif, pesan yang disampaikan harus langsung, jelas, dan aktif mendengarkan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Komunikasi dikatakan efektif jika menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi. Komunikasi juga harus bersifat empatik. Seperti dijelaskan di atas, empatik adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan (peserta didik) sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah.

b. Komunikasi empatik

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh sungguh mengerti perasaan orang lain itu. Alfred Adler menyebut empati sebagai penerimaan terhadap perasaan orang lain dan meletakkan diri kita pada tempat orang itu. Seseotang yang memiliki empati akan menempatkan pikiran dan perasaannya dalam perspektif orang lain.

Perasaan empati harus dimiliki oleh guru, lebih-lebih guru Taman Kanak-Kanak sehingga guru tersebut dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya mampu menempatkan dirinya tidak hanya sebagai guru tetapi juga lebih dari itu sebagai teman para peserta didik.

Jika guru sudah mampu menempatkan dirinya berada ditengah-tengah anak-anak dan bersama mereka, maka guru tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan terhadap peserta didik. Rasa empati guru terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 24

dan latar Belakang peserta didik. Dengan empati, akan terjadi hubungan emosional yang sangat dekat dan harmonis antara guru dengan peserta didik

Untuk membangun empati, seorang guru hendaknya mampu: 1. Menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap peserta didik

2. Melihat keadaan peserta didik dan berpikir tentang kondisi peserta didik itu sendiri.

3. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang dan kebutuhan peserta didik ( yang berbeda ).

4. Melihat pikiran dan perasaan peserta didik dan memberikan respon terhadap perasaan dan prilaku mereka.

5. Memperhatikan situasi dan tempat tertentu yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses empati, agar dapat berempati lebih baik di banding situasi yang lain.

6. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik.

Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam berempati,diantaranya adalah:

1. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik

2. Memperhatikan apa yang dialami dan dirasakan oleh peserta didik 3. Berupaya selalu mendengarkan peserta didik secara aktif

4. Bersikap terbuka terhadap peserta didik

5. Menunjukkan sikap dan rasa kasih sayang terhadap peserta didik, 6. Mengetahui dan memahami kebutuhan peserta didik

7. Memberikan bantuan yang berarti dan bermakna terhadap masalah dan kesulitan yang dialami peserta didik

8. Memerankan diri sebagai teman atau relawan dengan mendampingi dan membimbing peserta didik membantu mecahkan masalahnya yang dialaminya,

9. Menggunakan imajinasi agar mampu dan turut merasakan keadaan peserta didik, kemudian menggunakan pemahaman ini untuk berempati

10. Menerima peserta didik apa adanya dan memperlakukannya sebagai orang penting dan berharga,

11. Menampilkan postur dan gerakan tubuh dengan baik, memperhatikan ekspresi wajah, dan bersikap lembut agar peserta didik merasa nyaman.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 25 kelembutan dan kasih sayang,

13. Memberikan penghargaan dan pujian terhadap perubahan dan perkembangan peserta didik.

c. Komunikasi santun

Kata “santun” lebih mengarah pada penggunaan bahasa dan sikap atau perilaku, terutama dalam bertutur kata dan berekspresi. Komunikasi santun adalah komunikasi yang disertai dengan sikap menghargai, menghormati, dan perhatian. Sikap tersebut akan muncul dari guru yang memiliki kepribadian dengan karakter yang santun. Guru yang santun dalam berkomunikasi ditandai dengan penggunaan bahasa yang baik, tutur kata yang lembut, serta ekspresi yang penuh perhatian dan meyakinkan, bersikap terbuka, menjadi pendengar aktif dan cepat tanggap, menerima saran dan kritik dengan tenang dan berjiwa besar, serta menjadikan orang lain merasa diperhatikan, dihargai, dan bernilai.

Komunikasi santun yang dilakukan oleh guru terhadap para peserta didik akan berdampak positif, baik terhadap para peserta didik maupun terhadap guru yang bersangkutan. Para pesera didik akan merasa gembira, aman, nyaman, dan terlindungi ketika mereka berada bersama guru yang santun, selain itu secara langsung maupun tidak langsung mereka juga akan meniru sikap dan perilaku santun dalam berbahasa yang dilakukan guru. Dampak positif bagi guru adalah munculnya penghargaan dan kepercayaan dari peserta didik sehingga guru menjadi sosok yang layak untuk digugu dan ditiru atau diteladani.

Komunikasi santun dalam pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif karena pesan yang disampaikan guru akan dengan mudah diterima; demikian juga komunikasi dengan orang tua para peserta didik, sehingga akan melahirkan kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan antara guru dengan orang tua dalam upaya mencapai perkembangan anak secara optimal.

Untuk mengembangkan sikap santun peserta didik, seorang guru hendaknya mampu:

1. Bersikap terbuka

2. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik, 3. mampu memilih dan menggunakan bahasa yang baik

4. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik. 5. Menggunakan intonasi suara yang lembut

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 26

keakraban,

Keterampilan guru dalam berkomunikasi secara santun tidak akan terlepas dari karakter guru itu sendiri, yaitu karakter santun. Karakter santun merupakan prasyarat untuk menjadi guru sekaligus prasyarat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dalam hal ini pencapaian tingkat perkembangan anak sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang dimuat dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014.

2.

Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini

Proses pendidikan atau pembelajaran di TK dilakukan untuk mencapai Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan seni, demikian juga dengan Kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Untuk mencapai semuanya itu diperlukan strategi yang tepat, yaitu strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan keseluruhan rencana berikut perlengkapan disiapkan, disusun dan ditetapkan untuk melakukan kegiatan komunikasi guna mencapai tujuan dari komunikasi. Tujuan komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak.

Agar komuniksi antara guru dengan peserta didik berjalan lancer, maka STPPA, KI, dan KD yang sudah ada dikemas ke dalam program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).

Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan perencanaan terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How) yang dipaparkan di bawah ini.

a. Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan dan apa saja yang harus disusun dan disiapkan?

b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan / melakukan komunikasi?

c. Kapan waktu yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi? d. Dimana tempat yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?, e. Mengapa pesan komunikasi itu harus dilakukan?,

f. Bagaimana cara menyampaikan pesan / berkomunikasi tersebut? Sebelum guru menyampaiakan pesan, terlebih dahulu guru perlu menyusun perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan pendekatan, model, dan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 27 Ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi:

a. program semester (Prosem),

b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).

Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan atau program PAUD. (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Dengan demikian, strategi komunikasi yang perlu disiapkan guru untuk menyampaikan pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran hendaknya mengacu pada:

rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), yaitu:

a. Pesan atau materi (apa) yang akan disampaikan atau dikomunikasikan terhadap peserta didik, dan (apa) saja yang harus disusun dan disiapkan? b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan atau yang melakukan

komunikasi?

c. Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan atau berkomunikasi dg peserta didik?

d. Dimana tempat yang tepat untuk berkomunikasi dan mengkomunikasikan pesan atau materi?,

e. Mengapa komunikasi dengan peserta didik itu harus dilakukan, atau mengapa pesan itu harus disampaikan?,

f. Bagaimana cara menyampaikan pesan atau berkomunikasi dengan peserta didik?

Berdasarkan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), tersebut di atas, maka guru harus menyusun Program Pembelajaran Tahunan atau Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) yang di dalamnya memuat pasan atau materi, guru dan peserta didik, waktu, tempat, lingkungan belajar, sumber belajar, tujuan, pendekatan, model, metode, teknik pembejaran, media atau alat pembelajaran dan lain-lain yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak dan budaya local guna memperlancar dan mempermudah proses komunikasi dan pencapaian perkembangan peserta didik.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 28

komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam pedagogic adalah pemilihan media, model, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat dengan dukungan komponen lainnya.

3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dengan Peserta Didik

Komunikasi efektif, empatik, dan santun bisa direncanakan dalam bentuk kegiatan secara terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas, serta kegiatan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan pada kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,

b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus c. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau

keteladanan terhadap anak.

Semua bentuk kegiatan komunikasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran tersebut di atas tidak hanya berorientasa pada pemenuhan kebutuhan anak yang terkait dengan program dan tujuan seluruh aspek pengembangan, melainkan juga penerimaan anak terhadap program dan tujuan pengembangan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar pesan yang disampaikan guru menjadi gayung bersambut karena peserta didik sudah memiliki kesiapan untuk menerima, mendengarkan, menuruti instruksi atau arahan, dan melakukannya dengan senang hati dan guru juga harus mampu menempatkan diri sesuai dengan harapan peserta didik dengan cara memahami kondisi psikologis dan katakteristik peserta didik dan melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada aktivitas mereka yang menyenangkan. demikian juga pada kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

Komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut di atas disamping harus dapat mengembangan seluruh kompetensi peserta didik, juga terutama harus mampu mengembangkan karakteristik positif peserta didik sehingga menjadi kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 29 Komunikasi guru dan peserta didik di TK dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan dalam penggunaan model pembelajaran disusun dalam perencanaan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran diselenggarakan. Model- model pembelajaran tersebut adalah:

1) Model pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan 2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman 3) Model pembelajaran area

4) Model pembelajaran sentra

Untuk menerapkan model pembelajaran perlu dikomunikasikan secara lansung oleh guru dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan yang jelas. Guru pun harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan Tanya jawab secara terbuka sehingga peserta mengerti dan memiliki kesiapan untiuk melakukan aktivitasnya hingga tuntas.

Agar semua peserta didik mengerti dan memahami kegiatan yang harus dilakukannya dalam proses pembelajaran, disarankan agar guru mampu memberikan arahan dan bimbingan dengan menggunakan komunikasi yang efektif, empati, dan santun sehingga siswa beraktivitas sesuai dengan yang diharapkan.

5. Pendekatan dalam Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengacu pada perencanaan pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sudah disiapkan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada perencanaan pembelajaran harian harus sudah ditetapkan dan ditentukan pendekatan pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK), terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu: pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik.

1) Pendekatan Tematik Terpadu

Dalam model pembelajaran tematik terpadu dilakukan untuk satu tema, sub tema, atau sub-sub tema yang dirancang untuk mencapai secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran langsung dan tidak langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran melalui interaksi langsung antara guru dengan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 30

(RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4 (keterampilan).

Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui proses pembelajaran langsung untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan akan terjadi dampak ikutan pada pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2 (sikap sosial). Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan pembukaan, inti dan penutup.

i. Pendekatan saintifik

Berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik selain mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas dengan baik, juga perlu memilih pendekatan yang tepat. Pendekatan lain dapat yang digunakan guru TK dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik yang implementasinya menggunakan langkah-langkah: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, Kemdikbud (2014:12).

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

b. Mengamati

Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan menggunakan indra seperti melihat, membaca buku, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba.

c. Menanya

Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.

d. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi dilakukan melelui beragam cara, misalnya: dengan melakukan, mencoba, mendiskusikan, ‘membaca’ buku, menanya, dan menyimpulkan hasil dari berbagai sumber.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 31 Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu hal.

f. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.

Agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi dengan guru terkait dengan aktivitas yang akan dilakukannya, terlebih dahulu peserta didik harus mengerti dan memahami aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukannya. Dalam hal ini tugas guru adalah menjelaskan tema/ sub tema berikut tujuannya. Selanjutnya secara langsung dan terbuka guru memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, bahkan instruksi kepada peserta didik langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik mulai dari langkah atau aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, sampai mengomunikasikan.

Kedua pendekatan pembelajaran tersebut memerlukan komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam memberi arahan, petunjuk, dan bimbingan dari guru.

7. Metode Pembelajaran di TK

Komunikasi efektif, empatik, dan santun juga dapat direncanakan ketika

memilah, memilih, dan menetapkan metode pembelajaran yang akan

digunakan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik

dalam melakukan kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai

kompetensi tertentu. Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan

bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak (Buku panduan

PAUD 4-5 tahun).

Penggunaan metode hendaknya disesuaikan dengan tema, sub tema,

dan tujuan atau indicator. Selanjutnya penggunaan

metode

pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemilihan dan penentuan

jenis komunikasi, bentuk komunikasi, dan pola komunikasi. Metode

pembelajaran tersebut adalah:

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 32

membelajarkan kemempuan berbahasa anak. Secara spesifik, bermain

dapat memajukan perkembangan dari segi komunikasi berikut ini: (1)

bahasa reseptif (penerimaan) yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk dan

memahami konsep dasar, (2) bahasa ekspresif, yaitu kebutuhan

mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan kata-kata, frase-

frase, kalimat, berbicara secara jelas dan terang, (3) komunikasi non

verbal, yaitu penggunaan komunikasi kongruen, ekspresi muka, isyarat

tubuh, isyarat tangan, dan (4) memori pendengaran / pembedaan, yaitu

memahami bahasa berbicara dan membedakan bunyi (Catron dan

Allen:1999:151-256).

b. Metode karyawisata

Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek di

lingkungan kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang

Dalam dokumen Copy of Modul PKB TK 2017 KK G (Halaman 33-53)

Dokumen terkait