• Tidak ada hasil yang ditemukan

Copy of Modul PKB TK 2017 KK G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Copy of Modul PKB TK 2017 KK G"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

i

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BIDANG TAMAN KANAK-KANAK

KELOMPOK KOMPETENSI G

PEDAGOGIK:

Komunikasi Efektif TK

PROFESIONAL:

Merancang Pengembangan Nilai Moral, Agama, Sosial, dan

Emosional

Tim Penulis

1. Drs. Yaya Kurnia, M.Pd 2. Drs. Andi Rusbandi

Penelaah

Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd;

087863031350;putu.aditya.antara@gmail.com

Ilustrator

Eko Haryono, M.Pd; 087824751905; haryono_eko76@yahoo.com

Cetakan Pertama, 2016 Cetakan Kedua, 2017

Copyright© 2017

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Hak cipta dilindungi Undang-undang

(2)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(3)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 iii

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

(4)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 iv

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

(5)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 v guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Taman Kanak-kanak yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional bagi guru Taman Kanak-kanak. Judul-judul modul yang disusun sebagai berikut; (1) Karakteristik Anak Usia Dini, (2) Teori Bermain dan Merancang Kegiatan Bermain di Taman Kanak-kanak, (3) Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, (4) Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan yang Mendidik, (5) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Taman Kanak-kanak, (6) Media dan Sumber Belajar di Taman Kanak-Kanak-kanak, (7) Komunikasi Efektif bagi Guru Taman Kanak-kanak, (8) Konsep dan Teknik Penilaian di Taman Kanak-kanak, (9) Penelitian Tindakan Kelas dan Pemanfaatan PTK dalam Pengembangan Anak di Taman Kanak-kanak, (10) Layanan Bantuan Peserta Didik dan Pengembangan Profesi Guru. Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Taman Kanak-kanak. Untuk pengayaan materi, peserta disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.

Bandung, Maret 2017 Kepala,

(6)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(7)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 vii

KATA SAMBUTAN

... iii

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI

... vii

DAFTAR GAMBAR

... xi

DAFTAR TABEL

... xiii

A.

Latar Belakang

... 1

B.

Tujuan

... 2

C.

Peta Kompetensi

... 3

D.

Ruang Lingkup Materi

... 4

KOMPETENSI PEDAGOGIK:

... 7

KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK ... 7

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI

TK

... 9

A.

Tujuan Pembelajaran

... 9

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

... 9

C.

Uraian Materi

... 9

D.

Aktivitas Pembelajaran

... 17

E.

Latihan

... 17

F.

Rangkuman

... 18

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

... 19

H.

Refleksi dan Tindak Lanjut

... 20

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

... 21

KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK ANAK USIA DINI

... 21

A. Tujuan Pembelajaran

... 21

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

... 21

C.

Uraian Materi

... 21

D.

Aktivitas Pembelajaran

... 35

E.

Latihan

... 36

F.

Rangkuman

... 37

(8)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 viii

A.

Tujuan Pembelajaran

... 41

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

... 41

C.

Uraian Materi

... 41

D.

Aktivitas Pembelajaran

... 53

E.

Latihan

... 53

F.

Rangkuman

... 54

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

... 57

H.

Refleksi dan Tindak Lanjut

... 58

KOMPETENSI PROFESIONAL:

... 59

MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL, AGAMA,

SOSIAL, DAN EMOSIONAL ... 59

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4

... 61

MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN

AGAMA

... 61

A.

Tujuan Pembelajaran

... 61

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

... 61

C.

Uraian Materi

... 61

D.

Aktivitas Pembelajaran

... 100

E.

Latihan

... 101

F.

Rangkuman

... 103

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

... 104

H.

Refleksi dan Tindak Lanjut

... 105

KEGIATAN PEMBELAJARAN 5

... 107

MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

... 107

A.

Tujuan Pembelajaran

... 107

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

... 107

C.

Uraian Materi

... 107

D.

Aktivitas Pembelajaran

... 117

E.

Latihan

... 117

(9)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 ix

EVALUASI

... 123

KUNCI JAWABAN LATIHAN

... 128

PENUTUP

... 131

GLOSARIUM

... 133

(10)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(11)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 xi

Gambar 1. 1 Peta Kompetensi

3

Gambar 4. 1 Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran 74

(12)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(13)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 xiii

Tabel 2. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut 39

Tabel 3. 1 Contoh Format Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) 49

Tabel 3. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut 58

Tabel 4. 2 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai

Agama Dan Moral Kelompok Usia 4 –6 Tahun 67

Tabel 4. 3 Kompetensi Inti Anak Usia Dini 68

Tabel 4. 4 Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti 69

Tabel 4. 5 Daftar Tema Dan Cakupan Materi 75

Tabel 4. 6 Contoh Program Smester 79

Tabel 4. 7 Ruang Lingkup Pembelajaran 84

Tabel 4. 8 Penyusunan Materi 95

Tabel 4. 9 Format Penilaian 99

Tabel 4. 10 Refleksi dan Tindak Lanjut 105

Tabel 5. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai

Sosial Dan Emosional Kelompok Usia 4 –6 Tahun 114

(14)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(15)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 1

A. Latar Belakang

Salah satu upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) dalam rangka meningkatkan kompetensi dan performansi pendidik dan tenaga pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dilakukan melalui moda diklat. Diklat yang berkualitas adalah diklat yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi guru di lapangan. Sesuai kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pelaksanaan PKB guru Taman Kanak-Kanak melalui moda diklat harus didasarkan pada pemetaan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil UKG digunakan untuk menentukan level diklat yang akan diikuti oleh guru. Begitu juga bahan ajar/modul yang digunakan dalam diklat pasca UKG harus didasarkan pada kisi-kisi soal UKG yang mengacu pada standar kompetensi guru PAUD dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 lampiran 2. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi guru di lapangan.

PPPPTK TK dan PLB sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud yang bertugas meningkatkan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak melalui diklat. Maka dalam rangka melaksanakan kebijakan tersebut telah menyusun program diklat pasca Uji Kompetensi Guru Taman Kanak-Kanak menjadi sepuluh (10) level diklat. Masing-masing level diklat tersebut dilengkapi dengan modul yang mengacu standar kompetensi guru Taman Kanak-kanak (TK) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Modul dengan judul “ Komunikasi Efektif di TK”, adalah modul yang digunakan dalam Diklat Pasca UKG bagi Guru Taman Kanak-Kanak adalah Level Tujuh (7). Modul ini merupakan salah satu dari sepuluh modul diklat pasca Uji Kompetensi Guru TK. Diantara modul dimaksud adalah:

1. Deteksi tumbuh kembang anak TK

2. Teori bermain dan perkembangan anak TK 3. Pengembangan kurikulum di TK

(16)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 2

8. Penilaian di TK

9. Penelitian Tindakan Kelas di TK 10. Penilai Kinerja Guru dan PKB di TK

Dengan adanya modul diklat yang mengacu pada kisi-kisi soal UKG sesuai Standar Kompetensi Guru TK, hal ini diharapkan sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan peningkatan kompetensi para guru Taman Kanak-Kanak di lapangan. Selain itu, materi modul ini terintegrasi dengan lima nilai utama pendidikan karakter, yaitu: nilai religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Dengan demikian diharapkan agar pengguna modul ini disamping mempelajari substansi materi, juga mampu menghayati dan menerapkan setiap nilai yang terkandung di dalamnya baik pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan

Secara umum tujuan yang diharapkan dicapai pada modul ini adalah peserta memahami komunikasi efektif di TK. Secara khusus tujuan yang diharapkan dapat dicapai pada modul ini adalah:

1. Menjelaskan tentang konsep komunikasi

2. Menjelaskan komunikasi yang efektif dan santun antara guru dengan peserta didik di TK

3. Menjelaskan komunikasi yang efektif dan santun guru dan orang tua di TK 4. Merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK

(17)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 3

Gambar 1. 1 Peta Kompetensi

KOMUNIKASI

EFEKTIF DI

TAMAN KANAK-KANAK

KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK

KOMUNIKASI GURU DAN PESERTA

DIDIK DI TK

MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN

MORAL DI TK

TERBANGUNY A

KOMUNIKASI YANG

EFEKTIF ANTARA

GURU DAN

PESERTA DIDIK SERTA

ORANG TUA

DI TK DALAM PENGEMBA

NGAN ANAK

USIA DINI DI TK

KOMUNIKASI GURU DAN ORANG TUA DI

TK

MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN

(18)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 4

a. Pengertian Komunikasi b. Unsur-Unsur Komunikasi c. Tujuan dan Fungsi Komunikasi d. Jenis Komunikasi

e. Bentuk Komunikasi f. Proses Komunikasi

g. Membangun komunikasi efektif

2. Komunikasi guru dengan peserta didik di TK

a. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik b. Strategi Komunikasi Antara guru dengan peserta didik

c. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik d. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran e. Model Pembelajaran

f. Pendekatan Pembelajaran g. Metode Pembelajaran

3. Komunikasi Guru dengan Orang Tua di TK

a. Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik b. Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik c. Menjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua

d. Menjelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang Tua

e. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua

f. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)

4. Merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK a. Nilai Agama

b. Nilai Moral

c. Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral

d. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman Kanak-kanak

(19)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 5 i. Kompetensi Dasar,

j. Lama Belajar

k. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral 5. Merancang kegiatan pengembangan sosial emosional di Tk

a. Pengertian perkembangan sosial dan emosional b. Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional

c. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak Taman Kanak-kanak

d. metode pengembangan nilai sosial dan emosional

e. Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional f. Merancang kegiatan pembelajaran nilai sosial dan emosional a. Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan modul ini sebagai bahan pelatihan, beberapa langkah berikut ini perlu menjadi perhatian para peserta pelatihan.

1. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan.

2. Bacalah petunjuk penggunaan modul serta bagian Pendahuluan sebelum masuk pada pembahasan materi pokok.

3. Pelajarilah modul ini secara bertahap dimulai dari materi pokok I sampai tuntas, termasuk didalamnya latihan dan evaluasi sebelum melangkah ke materi pokok berikutnya.

4. Buatlah catatan-catatan kecil jika ditemukan hal-hal yang perlu pengkajian lebih lanjut atau disampaikan dalam sesi tatap muka.

5. Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masing-masing materi pokok. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya.

6. Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan.

(20)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(21)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 7

KOMPETENSI

PEDAGOGIK:

(22)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

(23)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 9

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran I ini, peserta mampu menjelaskan konsep dasar komunikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi satu ini, peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian komunikasi

2. Menjelaskan unsur-unsur komunikasi 3. Menjelaskan tujuan dan fungsi komunikasi 4. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi

5. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi 6. Menjelaskan proses komunikasi

7. Menjelaskan komunikasi efektif, empatik, dan santun

C. Uraian Materi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi dilakukan untuk berbagai keperluan atau kepentingan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja, dan dengan cara apa saja; bahkan ketika Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju, komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa mengenal jarak dan waktu melalui berbagai media elektronik dengan percepatan yang begitu tinggi. Seseorang bisa dihubungi atau menghubungi secara langsung dikarenakan hampir setiap orang sudah memiliki dan membawa alat komunikasi, seperti handphone. Demikian juga komunikasi secara tertulis dapat dilakukan secara langsung tanpa mengenal batas wilayah dalam waktu yang sangat cepat, seperti komunikasi melalui SMS, BBM, whatsApp, facebook, email, dan lain-lain. Kecanggihan alat dan media komunikasi saat ini semakin mempercepat manusia dalam melakukan komunikasi untuk berbagai kepentingan.

(24)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 10

Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukarmenukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan (Hardjana, 2003).

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’; communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Dalam hal ini berarti membuat kesamaan makna tentang suatu hal antara dua orang atau lebih yang terlibat dalam prosses di dalamnya. Kata communico, communication, atau communicare juga mengandung makna’ berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’. Jadi, apa yang disampaikan (ide, informasi, pengalaman menjadi milik orang lain juga. (Alvonco, 2014:8)

Sedangkan pengertian komunikasi secara terminoligis adalah “Proses pengiriman dan penerimaan pesan atara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa elemen dan beberapa umpan balik Effendy (2003:60)”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Dari pengertian komunikasi di atas, ada empat hal yang berkaitan dengan komunikasi; pertama, komunikasi melibatkan dua orang atau lebih, kedua, komunikasi merupakan pertukaran informasi, ketiga, komunikasi mengandung pemahaman, dan keempat terjadinya umpan balik.

Dengan demikian, komunikasi merupakan proses dinamis yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya dan dilakukan dalam pergaulan sosial dengan melibatkan ekspresi, perasaan, penyampaian gagasan, keinginan, kebutuhan-kebutuhan, kepentingan untuk mencapai tujuan.

(25)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 11 Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan komponen atau elemen berarti bagian yang merupakan seutuhnya. Jadi, yang dimaksud dengan komponen atau unsur ialah bagian dari keseluruhan dalam sesuatu hal. Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu ialah:

a. Komunikator /sender /pengirim

Komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa perorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita.

b. Komunikan/Receiver/Penerima

Komunikan/penerima adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan namanya ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan denganberbagai cara.

c. Channel/saluran/media

Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan. Atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photocopy, hand signal, E-Mail, sandi morse, semaphore, SMS dan sebagainya.

3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

(26)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 12

Informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan kepada pihak terkait yang berkepentingan, baik dengan peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, orang tua peserta didik, Masyarakat, maupun dengan pihak yang berkepenting an lainnya. Hal-hal yang dikomunikasikan bisa berhubungan dengan program, pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan hasil pelaksanaan program, dan sebagainya.

a. Untuk menjalin Hubungan Sosial yang harmonis

Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak. Kerjasama bisa dilakukan oleh guru dengan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik, Masyarakat, dan dengan piha yang berkepentingan. Melalui kerjasama yang dilakukan oleh guru dan pihak-pihak terkait yang berkepentingan, maka semua pesan dan tujuan dari komunikasi akan tersampaikan dan dapat diterima tanpa banyak mengalami hambatan dan gangguan.

b. Menjalin kerja sama

Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak.

Adapun fungsi komunikasi adalah sebagai adalah: a. Menampaikan informasi (to inform)

b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)

4. Jenis Komunikasi

(27)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 13 langsung melalui tatap muka maupun secara tidak langsung seperti melalui tulisan.

5. Bentuk Komunikasi

Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanyatergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah diantaranya:

a. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukansecara lisan dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet dan sebagainya.

b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secaraverbal (dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.

c. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, salurankomunikasi yang digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan sebagai bentuk komunikasi formal dan non formal.Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:

1) Komunikasi intrapersonal (Infra PersonalCommunication), ialah proses komunikasi dalam dirikomunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);

2) Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi tatap muka antara duaorang atau lebih di mana pengirim dapat menyampaikanpesan secara langsung, dan penerima pesan dapatmenerima dan menanggapinya secara langsung pula.(Manusia sebagai makhluk sosial).

6. Proses Komunikasi

Mulyana (2005:61) menyatakan bahwa terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

(28)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 14

baik secara lanngsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi (2005:61). Menurut Mulyana, bahwa komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) dan komunikasi massa (cetak dan elektrronik) yang tidak melibatkan tanya jawab. Komunikasi ini dianggap sebagai suatu prises linier yang dimulai dari sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya (2005:61). b. Komunikasi sebagai interaksi

Menurut Mulyana (2005:61), pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal atau menganggukakan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Pokoknya masing-masing dari kedua pihak berfungsi secara berbeda, bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima. Begitu pula sebaliknya.

Komunikasi kedua ini masih masih membedakah para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karena itu masih tetap berorientasi sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis. Namun demikian, konsep kedua ini sudah terdapat umpan balik (feed back) karena respon yanbg dilakukan oleh penerima pesan bisa mempengaruhi perilaku pemberi pesan selanjutnya.

c. Komunikasi sebagai transaksi

(29)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 15 hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal. Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran Anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang anda kekukakan kepadanya juga mengubah mengubah penafsiran orang lain atas pesan anda, dan pada gilirannya , mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Oleh karena itulah, komunikasi ini lebih bersifat dinamis.

Komunikasi transaksional ini komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya (2005:67-68).

Proses komunikasi dapat dilakukan oleh guru dengan memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi dari teman bicara, baik peserta didik, teman sejawat, maupun orang tua peserta didik sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima, dimengerti, dan difahami.

7. Komunikasi efektif

Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya, komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal.

Adapun beberapa beberapa komponen yang sangat penting dalam komunikasi, adalah sebagai berikut :

a. Encoding

Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau simbol yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).

b. Decoding

(30)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 16

menentukan metode penyampaian dan gaya bahasa yang cocok dengan mereka.

c. Konteks (Context)

Konteks komunikasi yaitu konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada level komunikasi—komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (grup), komunikasi organisasi, komunikasi massa.Konteks komunikasi mempertimbangkan usia, wilayah, jenis kelamin, dan kemampuan intelektual penerima pesan. Berkomunikasi dengan anak kecil tentu akan berbeda cara dan gaya bahasanya dengan berkomunikasi dengan orang dewasa.

d. Bahasa Tubuh (Body Language)

Bahasa tubuh—dikenal juga sebagai komunikasi nonverbal (nonverbal communication)-- meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan sesuai dapat meningkatkan pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan yang diucapkan. Bahasa tubuh terpenting adalah senyum dan kontak mata.

e. Pikiran Terbuka (Be Open-minded)

Pikiran tebuka meurpakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan terburu menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain, juga menujukkan empati dengan berusaha memahami situsai atau masalah dari perspektif orang lain.

f. Mendengar Aktif (Active Listening)

(31)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 17 Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “konfirmasi”, yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain, sekaligus “klarifikasi” bahwa maksud perkatannya “begini” dan “begitu”.

E. Aktivitas Pembelajaran

Mempelajari konsep dasar komunikasi (waktu: 1 JP)

Sebelum saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, jawablah pertanyaan di bawah ini melalui diskusi kelompok.

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi? 2. Apa yang menjadi tujuan komunikasi? 3. apa saja jenis-jenis komunikasi?

4. Apa saja yang menjadi komponen komunikasi? 5. Apa saja bentuk komunikasi?

6. Apa yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif? 7. Bagaimana cara mengembangkan komunikasi yang efektif?

Saudara dipersilakan untuk mengisi pertanyaan di atas ke dalam LK 01 dengan sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh tanggung jawab.

F. Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, Anda dipersilakan untuk mengerjakan latihan di bawah ini.

Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar.

1. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan percakapan termasuk pada...

A. Pengertian komunikasi B. Komponen komunikasi C. Jenis komunikasi D. Fungsi komunikasi

2. Di bawah ini tidak termasuk ciri komunikasi efektif: A. Direncanakan

(32)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 18

menginformasikan jadual kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak kepada mereka.

Kata ”menginformasikan” pada kalimat di atas termasuk pada kategori... A. Pengertian komunikasi

B. Fungsi komunikasi C. Komponen komunikasi D. Jenis komunikasi

4. Pada kegiatan upacara, kepala sekolah brerpidato di hadapan semua peserta upacara.

Dari kalimat di atas, yang terjadi pada upacara tersebut adalah bentuk komunukasi …

A. verbal satu arah B. verbal dua arah C. verbal tiga arah D. verbal multi arah

5. Jika Anda menasihati peserta didik, baik secara verbal maupun non verbal, kemudian peserta didik tersebut menganggukakan kepala, kemudian Anda bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari peserta didik tadi, maka komunikasi tersebut dikategorikan sebagai…

A. Informasi B. Sosialisai C. Interaksi D. Transaksi

G. Rangkuman

Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atara dua orang atau lebih dan terjadi umpan balik sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Terdapat beberapa unsure komunikasi, diantaranya adalah Komunikator /sender /pengirim, Komunikan/Receiver/Penerima, Channel/saluran/media. Adapun komponen komunikasi terdri dari encoding, decoding, konteks, bahasa tubuh atau body language, pikiran terbuka, mendengar aktif, dan refleksi.

(33)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 19 dari komunikasi verbal (lisan) dan non-verbal non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau simbol, dan tulisan). Komunikasi dapat dilakukan secara formal dan informal yang keduanya bisa dilakukan secara intrapersonal dan interpersonal.

Proses komunikasi dapat dilakukan oleh siapasaja, kapan saja, dimana saja, dan dengan berbagai cara dan media.

Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya, komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi dalam pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dengan peserta didik baik dilakukan secara verbal dan non-verbal dengan menggunakan berbagai media, sumber, pola komunikasi, dan sebagainya untuk mencapai tujuan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Hitung jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini

Tingkat penguasaan

= �� � �

�� × %

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

(34)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 20

Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan

tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada

kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya.

tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut

No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum

Tercapai Keterangan 1 Pengertian komunikasi

2 Unsur-unsur komunikasi 3 Tujuan dan fungsi komuniksi 4 Jenis-jenis komunikasi 5 Bentuk komunikasi 6 Proses Komunikasi

7 Mengembangkan komunikasi efektif

(35)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 21

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK

ANAK USIA DINI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran dua ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi guru dengan peserta didik anak usia dini

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik 2. Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini

3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik 4. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran di TK 5. Model Pembelajaran di TK

6. Pendekatan Pembelajaran di TK 7. Metode Pembelajaran di TK

C. Uraian Materi

1. Komunikasi efektif, empatik, dan santun antara guru dengan peserta

didik

Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, empatik dan santun, lebih-lebih komunikasi yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan contoh atau keteladanan yang baik dari guru terhadap peserta didik, sehingga mereka dapat meniru perilaku guru dalam berkomunikasi.

a. Komunikasi efektif

(36)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 22

kembali untuk mengingat ulang materi sebelumnya.

Seperti telah dipaparkan pada kegiatan pembelajaran satu, bahwa hal esensial yang seharusnya dikembangkan dalam pembelajaran yaitu dengan menemukan kunci penting menjalankan komunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif itu terangkum dalam kata REACH yang bermakna merengkuh atau meraih.Pertama, Respect. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap menghargai terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain, yang akan lahir kerjasama yang sinergis sehingga efektifitas kinerja seseorang dapat tercapai.

Guru harus memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang memiliki hati dan perasaan untuk dihormati dan dihargai, guru harus memperlakukan peserta didik sebagai subjek belajar sehingga lahir sinergi antara guru dan peserta didik dalam meraih tujuan bersama melalui proses pembelajaran.Kedua, Empathy, Empati adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan ( peserta didik) sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah.

Ketiga, Audible, makna Audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Seorang guru yang mampu menggunakan media komunikasi modern dalam proses pembelajaran seperti komputer, LCD dan yang lainnya akan menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas. Keempat,Clarity, Selain pesan dapat dimengerti pesan juga harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan kesalah tafsiran.

Dalam proses belajar, keterbukaan guru terhadap peserta didik merupakan bentuk sikap yang positif, dan dapat menerima masukkan dari peserta didik demi perbaikan proses pembelajaran. Kelima,Humble, Membangun komunikasi yang efektif adalah rendah hati, sikap ini pada intinya antara lain ,adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik, tidak sombong, dan mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

(37)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 23 peserta didik ).

http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi- efektif.htmlhttp://simsondundu01.blogspot.com/2014/03/pentingnya-komunikasi-yang-efektif-di.html

Dalam komunikasi efektif, pesan yang disampaikan harus langsung, jelas, dan aktif mendengarkan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Komunikasi dikatakan efektif jika menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi. Komunikasi juga harus bersifat empatik. Seperti dijelaskan di atas, empatik adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan (peserta didik) sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah.

b. Komunikasi empatik

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh sungguh mengerti perasaan orang lain itu. Alfred Adler menyebut empati sebagai penerimaan terhadap perasaan orang lain dan meletakkan diri kita pada tempat orang itu. Seseotang yang memiliki empati akan menempatkan pikiran dan perasaannya dalam perspektif orang lain.

Perasaan empati harus dimiliki oleh guru, lebih-lebih guru Taman Kanak-Kanak sehingga guru tersebut dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya mampu menempatkan dirinya tidak hanya sebagai guru tetapi juga lebih dari itu sebagai teman para peserta didik.

(38)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 24

dan latar Belakang peserta didik. Dengan empati, akan terjadi hubungan emosional yang sangat dekat dan harmonis antara guru dengan peserta didik

Untuk membangun empati, seorang guru hendaknya mampu: 1. Menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap peserta didik

2. Melihat keadaan peserta didik dan berpikir tentang kondisi peserta didik itu sendiri.

3. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang dan kebutuhan peserta didik ( yang berbeda ).

4. Melihat pikiran dan perasaan peserta didik dan memberikan respon terhadap perasaan dan prilaku mereka.

5. Memperhatikan situasi dan tempat tertentu yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses empati, agar dapat berempati lebih baik di banding situasi yang lain.

6. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik.

Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam berempati,diantaranya adalah:

1. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik

2. Memperhatikan apa yang dialami dan dirasakan oleh peserta didik 3. Berupaya selalu mendengarkan peserta didik secara aktif

4. Bersikap terbuka terhadap peserta didik

5. Menunjukkan sikap dan rasa kasih sayang terhadap peserta didik, 6. Mengetahui dan memahami kebutuhan peserta didik

7. Memberikan bantuan yang berarti dan bermakna terhadap masalah dan kesulitan yang dialami peserta didik

8. Memerankan diri sebagai teman atau relawan dengan mendampingi dan membimbing peserta didik membantu mecahkan masalahnya yang dialaminya,

9. Menggunakan imajinasi agar mampu dan turut merasakan keadaan peserta didik, kemudian menggunakan pemahaman ini untuk berempati

10. Menerima peserta didik apa adanya dan memperlakukannya sebagai orang penting dan berharga,

(39)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 25 kelembutan dan kasih sayang,

13. Memberikan penghargaan dan pujian terhadap perubahan dan perkembangan peserta didik.

c. Komunikasi santun

Kata “santun” lebih mengarah pada penggunaan bahasa dan sikap atau perilaku, terutama dalam bertutur kata dan berekspresi. Komunikasi santun adalah komunikasi yang disertai dengan sikap menghargai, menghormati, dan perhatian. Sikap tersebut akan muncul dari guru yang memiliki kepribadian dengan karakter yang santun. Guru yang santun dalam berkomunikasi ditandai dengan penggunaan bahasa yang baik, tutur kata yang lembut, serta ekspresi yang penuh perhatian dan meyakinkan, bersikap terbuka, menjadi pendengar aktif dan cepat tanggap, menerima saran dan kritik dengan tenang dan berjiwa besar, serta menjadikan orang lain merasa diperhatikan, dihargai, dan bernilai.

Komunikasi santun yang dilakukan oleh guru terhadap para peserta didik akan berdampak positif, baik terhadap para peserta didik maupun terhadap guru yang bersangkutan. Para pesera didik akan merasa gembira, aman, nyaman, dan terlindungi ketika mereka berada bersama guru yang santun, selain itu secara langsung maupun tidak langsung mereka juga akan meniru sikap dan perilaku santun dalam berbahasa yang dilakukan guru. Dampak positif bagi guru adalah munculnya penghargaan dan kepercayaan dari peserta didik sehingga guru menjadi sosok yang layak untuk digugu dan ditiru atau diteladani.

Komunikasi santun dalam pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif karena pesan yang disampaikan guru akan dengan mudah diterima; demikian juga komunikasi dengan orang tua para peserta didik, sehingga akan melahirkan kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan antara guru dengan orang tua dalam upaya mencapai perkembangan anak secara optimal.

Untuk mengembangkan sikap santun peserta didik, seorang guru hendaknya mampu:

1. Bersikap terbuka

2. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik, 3. mampu memilih dan menggunakan bahasa yang baik

(40)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 26

keakraban,

Keterampilan guru dalam berkomunikasi secara santun tidak akan terlepas dari karakter guru itu sendiri, yaitu karakter santun. Karakter santun merupakan prasyarat untuk menjadi guru sekaligus prasyarat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dalam hal ini pencapaian tingkat perkembangan anak sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang dimuat dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014.

2.

Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini

Proses pendidikan atau pembelajaran di TK dilakukan untuk mencapai Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan seni, demikian juga dengan Kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Untuk mencapai semuanya itu diperlukan strategi yang tepat, yaitu strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan keseluruhan rencana berikut perlengkapan disiapkan, disusun dan ditetapkan untuk melakukan kegiatan komunikasi guna mencapai tujuan dari komunikasi. Tujuan komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak.

Agar komuniksi antara guru dengan peserta didik berjalan lancer, maka STPPA, KI, dan KD yang sudah ada dikemas ke dalam program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).

Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan perencanaan terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How) yang dipaparkan di bawah ini.

a. Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan dan apa saja yang harus disusun dan disiapkan?

b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan / melakukan komunikasi?

c. Kapan waktu yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi? d. Dimana tempat yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?, e. Mengapa pesan komunikasi itu harus dilakukan?,

(41)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 27 Ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi:

a. program semester (Prosem),

b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).

Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan atau program PAUD. (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Dengan demikian, strategi komunikasi yang perlu disiapkan guru untuk menyampaikan pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran hendaknya mengacu pada:

rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), yaitu:

a. Pesan atau materi (apa) yang akan disampaikan atau dikomunikasikan terhadap peserta didik, dan (apa) saja yang harus disusun dan disiapkan? b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan atau yang melakukan

komunikasi?

c. Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan atau berkomunikasi dg peserta didik?

d. Dimana tempat yang tepat untuk berkomunikasi dan mengkomunikasikan pesan atau materi?,

e. Mengapa komunikasi dengan peserta didik itu harus dilakukan, atau mengapa pesan itu harus disampaikan?,

f. Bagaimana cara menyampaikan pesan atau berkomunikasi dengan peserta didik?

(42)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 28

komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam pedagogic adalah pemilihan media, model, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat dengan dukungan komponen lainnya.

3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dengan Peserta Didik

Komunikasi efektif, empatik, dan santun bisa direncanakan dalam bentuk kegiatan secara terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas, serta kegiatan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan pada kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,

b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus c. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau

keteladanan terhadap anak.

Semua bentuk kegiatan komunikasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran tersebut di atas tidak hanya berorientasa pada pemenuhan kebutuhan anak yang terkait dengan program dan tujuan seluruh aspek pengembangan, melainkan juga penerimaan anak terhadap program dan tujuan pengembangan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar pesan yang disampaikan guru menjadi gayung bersambut karena peserta didik sudah memiliki kesiapan untuk menerima, mendengarkan, menuruti instruksi atau arahan, dan melakukannya dengan senang hati dan guru juga harus mampu menempatkan diri sesuai dengan harapan peserta didik dengan cara memahami kondisi psikologis dan katakteristik peserta didik dan melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada aktivitas mereka yang menyenangkan. demikian juga pada kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

(43)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 29 Komunikasi guru dan peserta didik di TK dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan dalam penggunaan model pembelajaran disusun dalam perencanaan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran diselenggarakan. Model-model pembelajaran tersebut adalah:

1) Model pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan 2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman 3) Model pembelajaran area

4) Model pembelajaran sentra

Untuk menerapkan model pembelajaran perlu dikomunikasikan secara lansung oleh guru dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan yang jelas. Guru pun harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan Tanya jawab secara terbuka sehingga peserta mengerti dan memiliki kesiapan untiuk melakukan aktivitasnya hingga tuntas.

Agar semua peserta didik mengerti dan memahami kegiatan yang harus dilakukannya dalam proses pembelajaran, disarankan agar guru mampu memberikan arahan dan bimbingan dengan menggunakan komunikasi yang efektif, empati, dan santun sehingga siswa beraktivitas sesuai dengan yang diharapkan.

5. Pendekatan dalam Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengacu pada perencanaan pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sudah disiapkan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada perencanaan pembelajaran harian harus sudah ditetapkan dan ditentukan pendekatan pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK), terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu: pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik.

1) Pendekatan Tematik Terpadu

Dalam model pembelajaran tematik terpadu dilakukan untuk satu tema, sub tema, atau sub-sub tema yang dirancang untuk mencapai secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.

(44)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 30

(RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4 (keterampilan).

Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui proses pembelajaran langsung untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan akan terjadi dampak ikutan pada pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2 (sikap sosial). Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan pembukaan, inti dan penutup.

i. Pendekatan saintifik

Berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik selain mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas dengan baik, juga perlu memilih pendekatan yang tepat. Pendekatan lain dapat yang digunakan guru TK dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik yang implementasinya menggunakan langkah-langkah: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, Kemdikbud (2014:12).

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

b. Mengamati

Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan menggunakan indra seperti melihat, membaca buku, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba.

c. Menanya

Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.

d. Mengumpulkan Informasi

(45)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 31 Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu hal.

f. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.

Agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi dengan guru terkait dengan aktivitas yang akan dilakukannya, terlebih dahulu peserta didik harus mengerti dan memahami aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukannya. Dalam hal ini tugas guru adalah menjelaskan tema/ sub tema berikut tujuannya. Selanjutnya secara langsung dan terbuka guru memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, bahkan instruksi kepada peserta didik langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik mulai dari langkah atau aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, sampai mengomunikasikan.

Kedua pendekatan pembelajaran tersebut memerlukan komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam memberi arahan, petunjuk, dan bimbingan dari guru.

7. Metode Pembelajaran di TK

Komunikasi efektif, empatik, dan santun juga dapat direncanakan ketika

memilah, memilih, dan menetapkan metode pembelajaran yang akan

digunakan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik

dalam melakukan kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai

kompetensi tertentu. Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan

bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak (Buku panduan

PAUD 4-5 tahun).

Penggunaan metode hendaknya disesuaikan dengan tema, sub tema,

dan tujuan atau indicator. Selanjutnya penggunaan

metode

pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemilihan dan penentuan

jenis komunikasi, bentuk komunikasi, dan pola komunikasi. Metode

pembelajaran tersebut adalah:

(46)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 32

membelajarkan kemempuan berbahasa anak. Secara spesifik, bermain

dapat memajukan perkembangan dari segi komunikasi berikut ini: (1)

bahasa reseptif (penerimaan) yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk dan

memahami konsep dasar, (2) bahasa ekspresif, yaitu kebutuhan

mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan kata-kata,

frase-frase, kalimat, berbicara secara jelas dan terang, (3) komunikasi non

verbal, yaitu penggunaan komunikasi kongruen, ekspresi muka, isyarat

tubuh, isyarat tangan, dan (4) memori pendengaran / pembedaan, yaitu

memahami bahasa berbicara dan membedakan bunyi (Catron dan

Allen:1999:151-256).

b. Metode karyawisata

Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek di

lingkungan kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang

dibahas. (Panduan PAUD, 2015:24). Dengan karyawisata, guru

mengajak anak untuk mengamati berbagai jenis objek yang sesuai

dengan tema dan sub-tema atau sub-sub tema secara langsung.

Dengan metode karyawisata, guru bisa menciptakan dan membangun

komunikasi yang efektif, empatik dan santun. Komunikasi bisa dijalin

dengan menstimulasi anak untuk mengamati objek tertentu,

mengamati,

menanya,

mengumpulkan

informasi,

menalar/mengasosiasi,

dan

mengkomunikasikannya.

Metode

karyawisata bisa digunakan untuk mendukung pendekatan saintifik

yang memuat aspek mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menalar, dan mengkomunikasikan hasilnya.

c. Metode berceritera

Salah satu kegemaran anak-anak adalah mendengarkan cerita. Ceritera

disajikan dalam bentuk komunikasi, yakni mengkomunikasikan

pesan-pesan yang sudah disiapkan oleh guru. Melalui cerita seorang guru selain

dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak, juga dapat

(47)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 33

lebih menarik minat mereka untuk mendengarkan dan memperhatikan.

d. Metode bercakap-cakap

Metode bercakap-cakap ini disamping dapat menunjang program

pengembangan bahasa, juga dapat meningkatkan kemampuan anak-anak

dalam berkomunikasi dan mengkomunikasikan berbagai pikiran dan

perasaan anak. Dengan metode ini anak-anak belajar berkomunikasi

untuk mendengarkan pembicaraan guru atau temannya sekaligus belajar

mengemukakan pendapatnya dan mengungkapkan perasaannya. Dengan

bercakap-cakap pula anak-anak belajar berkonsentrasi, menjadi

pendengar yang baik, dan belajar menyimak pembicaraan guru atau

temannya.

e.

Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab dilaksanakan dengan memberi pertanyaan

pertanyaan tertutup atau terbuka kepada anak untuk menstimulasi anak

agar berkonsentrasi mendengarkan pertanyaan, aktif berpikir, dan

memiliki kemampuan unrtuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru

hendaknya mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya:

1) Tingkat kemampuan anak dalam memahami pertanyaan yang diajukan

2) Tingkat kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan

3) Tingkat kemampuan anak dalam mengkomunikasikan jawaban (pikiran

dan perasaannya)

Selain hal tersebut di atas, disarankan agar guru bersikap terbuka

untukmenerima dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh anak

secara efektif, empatik, dan santun, sehingga anak-anak atau peserta

didik merasakan suasana yang sangat menyenangkan.

f. Metode pemberian tugas

Pemberian tugas dilakukan oleh guru untuk memberi pengalaman yang

nyata kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok.

(48)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 34

tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas, anak dapat

melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai

tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan.

Pemberian tugas merupakan salah satu metode pengajaran yang

memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa

reseptif; kemampuan mendengar dan menangkap arti; kemampuan

kognitif: memperhatikan, kemauan bekerja sampai tuntas.

g. Metode Proyek

Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang

diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara

berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan

sehari-hari. Metode proyek digunakan untuk melatih kemampuan anak

memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari.

Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerja sama

sepenuh hati. Kerja sama dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai

tujuan bersama.

h. Metode eksperimen

Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak

dengan melakukan percobaan secara langsung dengan mengamati dan

membuktikan sendiri hasilnya. Metode eksperimen erat kaitannya dengan

pendekatan saintifik, yaitu peserta didik diajak untuk mengamati,

menanya,

mengumpulkan

informasi,

menalar/mengasosiasi,

dan

mengkomunikasikan

i. Metode demontrasi

Suatu penyampaian pelajaran yang penyajiannya mengutamakan

peragaan. Metode ini menampilkan kondisi pada figur yang nyata dan

tujuan pembelajarannya lebih menekankan pada proses. Untuk

(49)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 35

peragaan langsung yang dapat disaksikan oleh peserta didkik karena sulit

untuk dijelaskan dengan metode menggunakan metode lain. Metode ini

dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi. Pertama untuk

memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada peserta didik,

dan yang kedua, metode ini dapat membantu meningkatkan daya pikir

anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir

konvergen, dan berfikir evaluative.

j. Metode sosiodrama atau bermain peran

Sosio-drama atau bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya

khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi, dan kreativitas anak yang

diinspirasi dari tokoh-tokoh atau benda-benda yang ada dalam cerita yang

dilakukan dengan cara memperagakan suatu kegiatan secara singkat

dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang.

k. Metode Keteladanan

Berkomunikasi tidak hanya terbatas dengan menggunakan bahasa lisan

saja, tetapi bisa dilakukan guru dengan menggunakan komunikasi

non-verbal melalui pemberian contoh atau teladan. Pesan yang disampaikan

melalui komunikasi non-verbal tidak kalah pentingnya untuk dijadikan

metode pembelajaran karena anak-anak memiliki kecenderungan untuk

meniru-niru perilaku guru, orang tua atau orang dewasa lainnya. Metode

keteladanan adalah bentuk komunikasi non-verbal yang paling efektif

dalam membentuk sikap dan perilaku yang baik dan terpuji sehingga

membentuk kebiasaan pada diri anak.

D. Aktivitas Pembelajaran

Sebelum saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, jawablah pertanyaan di bawah ini melalui diskusi kelompok. Saudara dipersilakan untuk mengisi pertanyaan di atas ke dalam LK 02 dengan sungguh-sungguh, percaya diri, bekerjasama dengan penuh tanggung jawab.

(50)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 36

pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan pendekatan tematik terintegrasi.

Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan pendekatan saintifik.

Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan metode berceritera.

E. Latihan

Isilah soal di bawah ini dengan membubuhkan tanda cek (V) pada salah satu jawaban yang benar

1.

Di bawahinitermasuk komunikasiefektif…

A. Clarity

B. sugesti

C. simpati

D. reaksi

1. Bahasa tubuh yang paling penting dalam melakukan komunikasi

adalah…

A. senyum

B. kontak mata

C. wajah

D. gerakan kepala

2. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap guru dalam

menghargaii peserta didik yang menjadi sasaran pesan yang

disampaikan. Hal itu disebut...

A. empaty

B. audible

C. respect

D. clarity

3. Suatu pesan harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan

(51)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017 37

B. enjoyable

C. informative

D. aplikatif

4. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan juga percakapan

termasuk pada…

A. komponen komunikasi

B. jenis komunikasi

C. fungsi komunikasi

D. pengertian komunikasi

F. Rangkuman

Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan perserta didik merupakan komunukasi pedagogic. Hal tersebut lebih disebabkan karena peran guru dalam upaya memandirikan atau mendewasakan peserta didik. Salah satu kompetensi pedagogic guru pada pendidikan anak usia dini adalah guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun. Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuan.

.

Untuk menjalin komunikasi efektif dengan anak, maka ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh guru. Ketiga hal ini merupakan rangkaian yang tak terpisahkan, yaitu : a. Maksud yang hendak dikomunikasikan,

b. Cara mengomunikasikan, dan c. Maksud bisa diterima

Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, empatik, dan santun sehingga pesan yang disampaikan oleh guru segera dapat diterima dan difahami dengan baik.

(52)

Gambar

Gambar 1. 1 Peta Kompetensi
tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut
Tabel 2. 1 Rrfleksi dan Tindak Lanjut
Tabel 3. 1 Contoh Format Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA)LAPORAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat pada identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi permasalahan terhadap prestasi belajar teknik mesin di SMK Nasional Berbah Sleman. Objek

[r]

Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, penerjemah..

Secara umum, pengujian sistem yang telah dibuat akan mengamati pada tiga hal, yaitu kinerja perangkat lunak ladder, kinerja perangkat keras sensor level air, serta

Berdasarkan hasil penelitian maka untuk mengetahui “ Hubungan antara Penggunaan Vaginal Douching terhadap kejadian Candidiasis pada kasus leukorea yang diderita Mahasiswi FKIK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan permainan LEMPAR BALAS KALIMAT dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah

Selain itu penggunaan pestisida organik dinilai sangat ekonomis karena bahan digunakan dalam pembuatan pestisida nabati mudah diperoleh dan biaya dibutuhkan relatif

Sebuah program acara dikatakan layak untuk diproduksi, jika program tersebut punya titik “waow”, apa yang menjadi pembeda dengan program acara sebelumnya, program