• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul PKB 2017 PPKn SMP KK B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul PKB 2017 PPKn SMP KK B"

Copied!
312
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B

Penulis:

Drs. Supandi, M.Pd., PPPPTK PKn dan IPS Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang Drs. AMZ. Supardono SMP Katolik St.Maria, Malang Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd SMP N 21 Malang

Penyunting:

Nur Ayati

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)

PPKn SMP KK B

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

(4)

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.

(5)

PPKn SMP KK B

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

(6)

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati

(7)

PPKn SMP KK B

vii

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xii

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Peta Kompetensi ... 3

D. Ruang Lingkup ... 4

E. Saran Penggunaan Modul ... 5

F. Cara Penggunaan Modul ... 5

G. Kisi – Kisi Pengembangan Soal USBN ... 13

BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL ... 15

Kegiatan Pembelajaran 1 Hakikat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 17

A. Tujuan ... 17

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 17

C. Uraian Materi ... 17

D. Aktivitas Pembelajaran ... 25

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 27

F. Rangkuman ... 29

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 30

Kegiatan Pembelajaran 2 Peran Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila ... 31

A. Tujuan ... 31

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 31

C. Uraian Materi ... 31

D. Aktivitas Pembelajaran ... 37

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 39

F. Rangkuman ... 47

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 48

Kegiatan Pembelajaran 3 Kebebasan Mengemukanan Pendapat di Muka Umum ... 49

A. Tujuan ... 49

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 49

(8)

viii

D. Aktivitas Pembelajaran ... 53

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 55

F. Rangkuman ... 61

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 62

Kegiatan Pembelajaran 4 Pentingnya UUD Republik Indonesia tahun 1945 Bagi Bangsa Indonesia ... 63

A. Tujuan ... 63

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 63

C. Uraian Materi ... 63

D. Aktivitas Pembelajaran ... 70

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 72

F. Rangkuman ... 74

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 76

Kegiatan Pembelajaran 5 Kedudukan Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 ... 77

A. Tujuan ... 77

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 77

C. Uraian Materi ... 77

D. Aktivitas Pembelajaran ... 84

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 87

F. Rangkuman ... 89

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 90

Kegiatan Pembelajaran 6 Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ... 91

A. Tujuan ... 91

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 91

C. Uraian Materi ... 91

D. Aktivitas Pembelajaran ... 101

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 103

F. Rangkuman ... 107

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 109

Kegiatan Pembelajaran 7 Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) ... 111

A. Tujuan ... 111

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 111

C. Uraian Materi ... 111

D. Aktivitas Pembelajaran ... 118

E. Latihan / Kasus /Tugas ... 119

F. Rangkuman ... 122

(9)

PPKn SMP KK B

ix

Kegiatan Pembelajaran 8 Macam-macam Norma dan Peraturan

Perundang-undangan ... 125

A. Tujuan ... 125

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 125

C. Uraian Materi ... 126

D. Aktivitas Pembelajaran ... 132

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 134

F. Rangkuman ... 138

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 140

Kegiatan Pembelajaran 9 Penggolongan Hukum Nasional ... 141

A. Tujuan ... 141

B. Indikator Ketercapain Kompetensi ... 141

C. Uraian Materi ... 142

D. Aktivitas Pembelajaran ... 147

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 149

F. Rangkuman ... 152

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 154

Kegiatan Pembelajaran 10 Saling Menghormati dan Menghargai Dalam Perbedaan ... 155

A. Tujuan ... 155

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 155

C. Uraian Materi ... 155

D. Aktivitas Pembelajaran ... 160

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 163

F. Rangkuman ... 166

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 166

Kegiatan Pembelajaran 11 Makna Bhinneka Tunggal Ika ... 167

A. Tujuan ... 167

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 167

C. Uraian Materi ... 167

D. Aktivitas Pembelajaran ... 173

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 175

F. Rangkuman ... 177

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 178

Kegiatan Pembelajaran 12 Prinsip-Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia ... 179

A. Tujuan ... 179

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 179

C. Uraian Materi ... 179

D. Aktivitas Pembelajaran ... 183

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 186

F. Rangkuman ... 187

(10)

x

BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK ... 189

Kegiatan Pembelajaran 13 Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Saintifik ... 191

A. Tujuan ... 191

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 191

C. Uraian Materi ... 191

D. Aktivitas Pembelajaran ... 198

E. Latihan/Kasus/Tugas. ... 201

F. Rangkuman ... 202

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 204

Kegiatan Pembelajaran 14 Macam-macam Model Pembelajaran PPKn SMP ... 205

A. Tujuan ... 205

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 205

C. Uraian Materi ... 205

D. Aktivitas Pembelajaran ... 209

E. Latihan/Kerja/Tugas ... 213

F. Rangkuman ... 215

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 216

Kegiatan Pembelajaran 15 Bentuk-bentuk Penilaian Pembelajaran ... 217

A. Tujuan ... 217

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 217

C. Uraian Materi ... 217

D. Aktivitas Pembelajaran ... 225

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 227

F. Rangkuman ... 229

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 230

Kegiatan Pembelajaran 16 Klasifikasi Pengalaman Belajar ... 231

A. Tujuan ... 231

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 231

C. Uraian Materi ... 231

D. Aktivitas Pembelajaran ... 236

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 239

F. Rangkuman ... 240

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 242

Kegiatan Pembelajaran 17 Klasifikasi Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP ... 243

A. Tujuan ... 243

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 243

C. Uraian Materi ... 243

D. Aktivitas Pembelajaran ... 251

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 253

(11)

PPKn SMP KK B

xi

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 256

Kegiatan Pembelajaran 18 Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas ... 257

A. Tujuan ... 257

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 257

C. Uraian Materi ... 257

D. Aktivitas Pembelajaran ... 261

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 264

F. Rangkuman ... 265

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 265

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Formatif ... 267

Evaluasi ... 281

Penutup ... 291

(12)

xii

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Ruang Lingkup Modul ____________________________________ 4 Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka _______________________ 6 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh _______________________ 7 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ________________ 9 Gambar 5. Kerucut Pengalaman (Cone Of Experience) Edgar Dale _______ 232

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Peta Kompetensi ... 3

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 11

Tabel 3.Pesan Sebagai Sumber Belajar ... 245

Tabel 4. Manusia/Orang Sebagai Sumber Belajar ... 246

Tabel 5. Bahan Pengajaran Sebagai Sumber Belajar ... 246

Tabel 6. Alat dan Perlengkapan Sebagai Sumber Belajar ... 247

Tabel 7. Teknik Sebagai Sumber Belajar ... 248

Tabel 8. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... 249

Tabel 9. Kelompok media instruksional menurut Anderson (1976) ... 249

(13)

PPKn SMP KK B

1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

(14)

Pendahuluan

2

mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB.

B. Tujuan

Modul diklat Kelompok Kompetensi B ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.

Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Saintifk, Model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup:

1. Hakikat PPKn.

2. Peran Pendiri Bangsa dalam merumuskan dan menetapkan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

3. Kebebasan mengemukakan pendapat. 4. Pentingnya UUD Negara RI Tahun 1945

5. Kedudukan Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

6. Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Lembaga-lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945.

7. Perkembangan Hak Asasi Manusia.

8. Macam-macam norma dan peraturan perundang-undangan 9. Penggolongan Hukum Nasional

10. Makna saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan 11. Makna Bhinneka Tunggal Ika

12. Prinsip-prinsip NKRI

13. Menguraikan langkah-langkah Pendekatan Saintifik PPKn SMP 14. Menguraikan Model Pembelajaran PPKn SMP

(15)

PPKn SMP KK B

3

16. Menguraikan klasifikasi pengalaman belajar

17. Menjabarkan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP 18. Menguraikan Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini adalah:

Tabel 1. Peta Kompetensi

Pembelajaran

ke -

Kompetensi yang dicapai

1.

Menguraikan Hakikat PPKn.

2.

Menguraikan Peran Pendiri Bangsa dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

3.

Menguraikan Kebebasan mengemukakan pendapat.

4.

Menguraikan Pentingnya UUD Negara RI Tahun 1945

5.

Menguraikan Kedudukan Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.

6.

Menguraikan Kedudukan, Tugas, dan Wewenang

Lembaga lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945.

7.

Menguraikan Perkembangan Hak Asasi Manusia.

8.

Menguraikan Macam-macam norma dan peraturan perundang-undangan

9.

Menguraikan Penggolongan Hukum Nasional

10.

Makna saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan

11.

Menguraikan Makna Bhinneka Tunggal Ika

12.

Menguraikan Prinsip-prinsip NKRI

13.

Menguraikan langkah-langkah Pendekatan Saintifik PPKn SMP

14.

Menguraikan Model Pembelajaran PPKn SMP

15.

Menguraikan bentuk Penilaian Pembelajaran PPKn SMP

16.

Menguraikan klasifikasi pengalaman belajar

17.

Menjabarkan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKnSMP
(16)

Pendahuluan

4

D. Ruang Lingkup

Gambar 1. Ruang Lingkup Modul

M

a

te

ri

PPKn

SM

P

Profesional

Hakikat PPKn.

Peran Pendiri Bangsa dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Dinamika perwujudan nilai dan Moral pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Kebebasan mengemukakan pendapat

Kedudukan pembukaan UUD negara RI tahun 1945

Kedudukan dan tugas lembaga lembaga negara dalam UUD Negara RI 1945

Perkembangan hak asasi manusia

Macam-macam norma dan peraturan perundang undangan

Penggolongan hukum nasional

Makna saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan

Makna Bhinneka tunggal Ika

Prinsip prinsip NKRI

Pedagogik

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

Model pembelajaran PPKn SMP

Penilaian hasil belajar

Penyusunan RPP PPKn SMP

Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP

(17)

PPKn SMP KK B

5

E. Saran Penggunaan Modul

Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain:

1. Penguasaan materi pedagogik yang mendukung penerapan materi profesional 2. Penguasaan materi profesional sebagai pokok dalam pembelajaran PPKn di

SMP

3. Bacalah setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar anda mengetahui pokok-pokok pembahasan

4. Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang berkaitan dengan materi

5. Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam menyelesaikan setiap latihan/tugas/kasus

6. Latihan/tugas/kasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan dalam kelompok dan individu

7. Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam memahami materi.

F. Cara Penggunaan Modul

(18)

Pendahuluan

6

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

(19)

PPKn SMP KK B

7

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

5) langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

(20)

Pendahuluan

8

mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

e. Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

(21)

PPKn SMP KK B

9

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan

In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

(22)

Pendahuluan

10

b. In Service Learning 1 (IN-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul Kelompok Kompetensi B Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran SMP, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,

brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul Kelompok Kompetensi B Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran SMP, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

(23)

PPKn SMP KK B

11

discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

e. Refleksi

pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok kompetensi xxxxxx xxxxxxx xxxxxx terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Menguraikan Hakekat PPKn TM, ON 2. LK.02. Menguraikan Peran Pendiri Negara

dalam Merumuskan dan

Menetapkan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

TM, ON

3. LK.03. Menguraikan Kebebasan Mengemukakan Pendpaat

(24)

Pendahuluan

12

No Kode LK Nama LK Keterangan

Negara RI Tahun 1945 5. LK.05. Menguraikan Kedudukan

Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

TM, ON

6. LK.06. Menguraikan Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Lembaga-lembaga Negara dalam UUD RI Tahun 1945

TM, ON

7. LK.07. Menguraikan Perkembangan Hak Asasi Manusia

TM, ON 8. LK.08. Menguraikan Macam-macam Norma

dan Peraturan Perundang-undangan

TM, ON 9. LK.09. Menguraikan Penggolongan Hukum

Nasional

TM, ON 10. LK.10. Makna Saling Menghormati dan

Menghargai dalam Perbedaan

TM, ON 11 LK. 11 Menguraikan Makna Bhinneka

Tunggal Ika

TM, ON 12 LK. 12 Menguraikan Prinsip-prinsip NKRI TM, ON 13 Lk.13 Menguraikan Langkah- Langkah

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

TM, ON 14 Lk.14 Menguraikan Model Pembelajaran

PPKn SMP

TM, ON 15 Lk.15 Menguraikan Bentuk Penilaian

Pembelajaran PPKn SMP

TM, ON 16 LK.16 Menguraikan Klasifikasi

Pengalaman Belajar

TM, ON 17 Lk.17 Menjabarkan Sumber Belajar dan

Media Pembelajaran PPKn SMP

TM, ON 18 Lk.18 Menguraikan Permasalahan

Penelitian Tindakan Kelas

TM, ON

Keterangan.

(25)

PPKn SMP KK B

13

G. Kisi – Kisi Pengembangan Soal USBN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

(26)

Pendahuluan

14

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

(27)
(28)

(29)

PPKn SMP KK B

17

Kegiatan Pembelajaran 1

Hakikat Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

A. Tujuan

Dengan membaca dan berdiksi tentang modul ini peserta diklat mampu Menguraikan hakekat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan hakekat PPKn

2. Menguraikan domain PPKn sebagai Program kurikuler, akademik, dan sosial kultural

3. Menguraikan PPKn sebagai mata pelajaran

4. Menguraikan PPKn sebagai Praksis Pembelajaran

5. Menguraikan PPKn sebagai proses pembangunan karakter bangsa

6. Memiliki komitmen moral untuk mengembangkan hakekat PPKn dalam pembelajaran.

C. Uraian Materi

Hakikat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(30)

Kegiatan Pembelajaran 1

18

pada jaman Yunani kuno, yang kemudian diakui secara akademis sebagai embrionya “civic education”, yang selanjutnya di Indonesia diadaptasi menjadi “pendidikan kewarganegaraan” yang sekarang menjadi muatan kurikulum.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang pendidikan keilmuan yang merupakan pengembangan “citizenship transmission”. Pada saat ini sudah berkembang pesat suatu “body of knowledge” yang dikenal dan memiliki paradigma sistemik yang didalamnya terdapat tiga domain “citizenship education”

yakni: domain akademis, domain kurikuler, dan domain sosial kultural” (Winataputra: 2001)

Ketiga domain itu satu sama lain memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional yang diikat oleh konsepsi “civic virtue and culture” yang mencakup “civic knowledge, civic disposition, civic skills, civic confidence, civic commitment, dan

civic competence” (CCE:1998). Oleh karena itu, ontologi Pendidikan Kewarganegaraan saat ini sudah lebih luas dari pada embrionya sehingga kajian keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, program kurikuler Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan, dan aktivitas social-kultural Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan benar-benar bersifat multifaset/multidimensional. Sifat multidimensionalitas inilah yang membuat bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, dan pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional UUD NRITahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(31)

PPKn SMP KK B

19

peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik (to be smart dan good citizen). Warga negara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Tujuan akhir dari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara tertib, damai, dan kreatif. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik. Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing), belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui kerja sama perlibatan sosial (socio-participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-() kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.

Domain PPKn sebagai Program kurikuler, akademik, dan sosial kultural

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dirancang dan dibelajarkan kepada peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagai program kurikuler. Melalui program kurikuler ini, proses penilaian dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap program pembelajaran dan program pembangunan karakter. Namun diakui oleh para pakar bahwa pencapaian program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam domain kurikuler belumlah optimal karena masih adanya kelemahan dalam dimensi kurikuler, seperti masalah landasan, pengorganisasian kurikulum, buku pelajaran, metodologi, dan kompetensi guru.

(32)

Kegiatan Pembelajaran 1

20

Pancasila danKewarganegaraan bukan semata-mata sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah melainkan pendidikan disiplin ilmu yang memiliki tugas komprehensif dalam arti bahwa semua mengemban amanat (missions) bukan hanya di bidang telaah instrumental, praksis-operasional dan aplikatif, melainkan dalam bidang kajian teoritis-konseptual yang terkait dengan pengembangan struktur ilmu pengetahuan dan body of knowledge.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program sosial kulturalpada hakikatnya tidak banyak perbedaan dengan program kurikuler dilihat dari aspek tujuan, pengorganisasian kurikulum dan materi pembelajaran. Perbedaan terutama pada aspek sasaran, kondisi, dan karakteristik peserta didik. Program Pendidikan Kewarganegaraan ini dikembangkan dalam konteks kehidupan masyarakat dengan sasaran semua anggota masyarakat. Tujuannya lebih pada upaya pembinaan warga masyarakat agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional pada bagian Pembukaan alinea keempat memberikan dasar pemikiran tentang tujuan negara. Salah satu tujuan negara tersebut dapat dikemukakan dari pernyataan “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Apabila dikaji, maka tiga kata ini mengandung makna yang cukup dalam. Mencerdaskan kehidupan bangsa mengandung pesan pentingnya pendidikan bagi seluruh anak bangsa. Dalam kehidupan berkewarganegaraan, pernyataan ini memberikan pesan kepada para penyelenggara negara dan segenap rakyat agar memiliki kemampuan dalam berpikir ( kreatif ) , bersikap, dan berperilaku secara cerdas baik dalam proses dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kewarganegaran, kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.

(33)

PPKn SMP KK B

21

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selanjutnya, pada Pasal 37 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: “... b. pendidikan kewarganegaraan; ...” dan pada ayat (2) dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: “... b. pendidikan kewarganegaraan; ...”.

Sedangkan pada bagian penjelasan Pasal 37 dikemukakan bahwa “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.”

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran

Dalam kurikulum sekolah sudah dikenal, mulai dari Civics tahun 1962, Pendidikan Kewargaan Negara dan Kewargaan Negara tahun 1968, Pendidikan Moral Pancasila tahun 1975, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 1994, dan Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2003.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni pada Pasal 37 menggariskan program kurikuler pendidikan kewarganegaraan

sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta pendidikan tinggi. Sebelumnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas dikenal dua muatan wajib yakni pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dua muatan wajib ini dirumuskan menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), sedang di Perguruan Tinggi dirumuskan menjadi dua mata kuliah, yakni Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewiraan. Pada tahun 1985 mata kuliah Pendidikan Kewiraan berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

(34)

Kegiatan Pembelajaran 1

22

Untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah, komitmen utuh telah dicapai sesuai dengan legal framework yang ada, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada semua satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Aspek-aspek yang menjadi lingkup mata pelajaran ini, mencakup:persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan peraturan, hak azasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaaan dan

politik, Pancasila, dan globalisasi. Walaupun dalam enumerasinya Pancasila ditempatkan sejajar dengan aspek lain, namun dalam pengorganisasian isi dan pengalaman belajar hendaknya ditempatkan sebagai core atau concerto dalam

orkestrasi kesemua aspek untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan Pancasila secara generik. Dengan demikian untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat dikembangkan pendidikan kewarganegaraan yang koheren dengan pendidikan nilai-nilai Pancasila.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai Praksis Pembelajaran

Semua proses pendidikan pada akhirnya harus menghasilkan perubahan perilaku yang lebih matang secara psikologis dan sosiokultural. Karena itu inti dari pendidikan, termasuk pendidikan kewarganegaraan adalah belajar atau learning. Dalam konteks pendidikan formal dan nonformal, proses belajar merupakan misi utama darai proses pembelajaran atau instruction. Secara normatif, dalam Pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dirumuskan bahwa ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK), merupakan suatu lingkungan belajar pendidikan formal yang terorganisasikan mengikuti legal framework yang ada. Oleh karena itu proses belajar dan pembelajaran harus diartikan sebagai proses interaksi sosiokultural-edukatif ( kerjasama ) dalam konteks satuan pendidikan, bukan hanya dibatasi pada konteks klasikal mata pelajaran.

(35)

PPKn SMP KK B

23

sebagai ingredient pembangunan watak dan peradaban Indonesia yang bermartabat. Dalam konteks itu maka satuan pendidikan seyogyanya dikembangkan sebagai satuan sosiokultural-edukatif yang mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam praksis kehidupan satuan pendidikan yang membudayakan dan mencerdaskan.

PPKn sebagai proses pembangunan karakter bangsa

Pengalaman sejarah serta budaya kewarganegaraan merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan demokrasi suatu negara. Salah satu unsur dari budaya kewarganegaraan adalah “civic virtue” atau kebajikan atau akhlak kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai Pancasila mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan “civic community” atau “civil society” atau masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dengan kata lain tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani-Pancasila bersifat interaktif dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture).

Oleh karena itu diperlukan adanya dan berperannya pendidikan Pancasila yang menghasilkan demokrasi konstitusional yang mampu mengembangkan akhlak kewarganegaraan-Pancasilais. Dalam waktu bersamaan proses pendidikan tersebut harus mampu memberi kontribusi terhadap berkembangnya budaya Pacasila yang menjadi inti dari masyarakat madani-Pancasila yang demokratis.Inilah tantangan konseptual dan operasional bagi pendidikan Pancasila untuk membangun demokrasi konstitusional di Indonesia.

(36)

Kegiatan Pembelajaran 1

24

paradigma baru pendidikan kewarganegaraan untuk mengembangkan warganegara (Indonesia) yang cerdas dan baik. Sehingga dapat ditangkap tantangan bagi pendidikan demokrasi konstitusional di Indonesia adalah bersistemnya pendidikan Pancasila dengan keseluruhan upaya pengembangan kualitas warganegara dan kualitas kehidupan ber-Pancasila dan berkonstitusi UUD NRI Tahun 1945, dalam masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Secara teoritik, konsep civic culture atau budaya Pancasila terkait erat pada perkembangan democratic civil society atau masyarakat madani-Pancasila yang mempersyaratkan warganya untuk melakukan proses individualisasi, dalam pengertian setiap orang harus belajar bagaimana melihat dirinya dan orang lain sebagai individu yang merdeka dan sama tidak lagi terikat oleh atribut-atribut khusus dalam konteks etnis, agama, atau kelas dalam masyarakat. Masyarakat civil yang demokratis tidak mungkin berkembang tanpa perangkat budaya yang diperlukan untuk melahirkan warganya. Karena itu pula negara harus mempunyai komitmen untuk memperlakukan semua wara negara sebagai individu dan memperlakukan semua individu secara sama. Secara spesifik civic culture

merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan …a set of ideas that can be embodied effectively in cultural representations for the purpose

of shaping civic identities- atau seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 secara normatif menyatakan bahwa ”Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.” Setelah berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tujuan yang digariskan adalah:

(37)

PPKn SMP KK B

25

b. memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan

pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen (komitmen moral) Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.

Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hakekat PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Hakekat PPKn “.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

(38)

Kegiatan Pembelajaran 1

26

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi ( kerjasama ) materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok ( kerjasama )

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hakekat PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “ Hakekat PPKn”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on

(39)

PPKn SMP KK B

27

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

E. Latihan / Kasus /Tugas

Aktivitas : Hakekat PPKn

LK.01

Prosedur Kerja:

Bacalah dengan cermat seluruh uraian di atas

Kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut.

Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut :

No PERTANYAAN JAWABAN

1. Hakekat PPKn

2.

Uraikan domain PPKn sebagai Program kurikuler, akademik, dan sosial cultural

(40)

Kegiatan Pembelajaran 1

28

4. Menguraikan PPKn sebagai Praksis Pembelajaran

5. PPKn sebagai proses pembangunan karakter bangsa

6. Apa yang saudara lakukan dalam pembelajaran, untuk mengembangkan hakekat PPKn

Tes Formatif.

Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Dari Soal-Soal Berikut !

1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang kelimuan yang merupakan pengembangan dari citizenship transmission, didalamnya terdapat tiga domain, kecuali …

A. Akademis B. Kulikuler C. Political D. Sosial kultural

2. Mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik, adalah merupakan ….

A. Misi mapel PPKn B. Tujuan mapel PPKn C. Manfaat mapel PPKn D. Fungsi mapel PPKn

3. Bila peserta didik diharapkan mampu menampilkan perilaku sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, maka domain PPKn adalah ….

A. civic knowledge

E. civic disposition

F. civic confidence

(41)

PPKn SMP KK B

29

4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk persekolahan erat

kaitannya dengan disiplin ilmu .. A. Hukum

B. Ekonomi C. Sejarah D. Geografi

5. Pendidikan kewarganegaraan harus diwujudkan dalam keseluruhan proses pembelajran, karena PPKn sebagai ….

A. Program akademik B. Mata pelajaran C. Program kurikuler D. Praksis pembelajaran

F. Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

1. Hakekat PPKn yaitu PPKn merupakan bidang studi yang bersifat multifaset

dengan konteks lintas bidang keilmuan, dengan bidang kajian yang mutidimensional sebagai integrasi dari disiplin ilmu politik, hukum, pendidikan, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya yang dapat mendukung pembentukan warga negara yang baik.

(42)

Kegiatan Pembelajaran 1

30

Tujuannya lebih pada upaya pembinaan warga masyarakat agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab

3. pendidikan kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta pendidikan tinggi.

4. Sebagai praktisi pembelajaran, pada akhirnya PPKn bertujuan membentuk warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara tertib, damai, dan kreatif. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik.

5. Sebagai proses pembangunan karakter bangsa, merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.”

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran1.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai.

�����������������=�����ℎ������������

(43)

PPKn SMP KK B

31

Kegiatan Pembelajaran 2

Peran Pendiri Negara dalam Merumuskan dan

Menetapkan Pancasila

A. Tujuan

Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menguraikan pentingnya peran pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan peran para pendiri negara dalam proses perumusan 2. Pancasila sebagai dasar negara

3. Menguraikan peran para pendiri negara dalam proses penetapan Pancasila sebagai dasar Negara.

4. Menjelaskan semangat komitmen kebangsaan para pendiri Negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.

5. Meneladani semangat pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara

C. Uraian Materi

Proses membuat rumusan dasar negara bukanlah suatu perkara yang mudah. Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara mengalami berbagai perbedaan pendapat dan pandangan, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki berbagai macam keragaman, baik itu keragaman suku, agama, budaya adat istiadat dan lain sebagainya.( menghargai perbedaan )

(44)

Kegiatan Pembelajaran 2

32

mereka sehingga pada akhirnya dapat mempersembahkan hasil yang terbaiknya bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta. (cinta tanah air)

Peran Mr. Mohammad Yamin pada sidang BPUPKI pertama tanggal 29 Mei 1945.

Pada sidang hari pertama BPUPKI yang berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Mohammad Yamin mengemukakan pemikirannya melalui pidato yang diberi judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik

Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin menyampaikan usulan dasar negara Indonesia sebagai berikut :Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Kesejahteraan Rakyat.

Selain menyampaikan secara lisan, Mr. Mohammad Yamin juga menyampaikan konsep dasar mengenai asas dan rumusan untuk Indonesia merdeka secara tertulis kepada ketua sidang. Rumusan rumusan asas dan dasar Indonesia merdeka secara tertulis menurut Mr. Mohammad Yamin adalah sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Perumusyawaratan/ Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Peran Mr. Soepomo pada sidang BPUPKI pertama tanggal 31 Mei 1945.

(45)

PPKn SMP KK B

33

Lima usulan dasar negara yang disampaikan Mr. Supomo dalam pidatonya sebagai berikut :Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan Lahir dan Batin, Musyawarah, Keadilan Rakyat

Dalam pidatonya, Mr. Soepomo juga menekankan bahwa Negara Indonesia merdeka bukan negara yang mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kua. Akan tetapi, negara mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat yang berbeda golongan dan paham.(menghargai perbedaan)

Peran Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI pertama tanggal 1 Juni 1945.

Ketika menyampaikan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Dasar negara, menurut Ir. Soekarno, berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung yang terdiri dari lima asas sebagai berikut:Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Atas saran salah seorang teman beliau yang seorang ahli bahasa, lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”. Konsep dasar yang diajukan oleh Ir. Soekarno tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila, yaitu: kebangsaan dengan peri kemanusiaan di proses menjadi sosio-nasionalisme; Sila mufakat atau demokrasi dengan kesejahteraan sosial di proses menjadi sosio-demokrasi, dan Sila Ketuhanan yang berkebudayaan. Kemudian Tri Sila tersebut dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu Gotong Royong. Selanjutnya 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

Peran Panitia 9 Dalam Merumuskan Piagam Jakarta

(46)

Kegiatan Pembelajaran 2

34

Anggota Panitia Sembilan orang tersebut adalah:Ir. Soekarno (Ketua), Moh. Hatta (Wakil Ketua), dan anggota Achmad Soebardjo, A. A. Maramis, Muh.Yamin, H. Agus Salim, Abikoesno Tjokrosoeyoso, K.H.Wachid Hasyim, K. Abdoel Kahar Muzakir.

Panitia sembilan pada akhirnya berhasil merumuskan dasar negara yang diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter pada tanggal 22 Juni 1945. Mr. Mohammad Yamin menyatakan bahwa Piagam Jakarta merupakan persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan.

Berikut ini merupakan rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Peran Para Pendiri Negara Dalam Proklamasi Kemerdekaan

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang, dan kemudian dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Ziumbi Iinkai. Untuk keperluan pembentukan panitia PPKI, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Moh. Hatta di undang jenderal Terauchi ke Dalath (dekat Saigon-Vietnam) dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.( Daya Juang )

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, terjadilah keadaan vacum of power. Kondisi tersebut digunakan oleh para pejuang kemerdekaan, baik yang menggunakan taktik perjuangan legal (terang-terangan), maupun ilegal (dibawah tanah) untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.( keberanian )

(47)

PPKn SMP KK B

35

dilaksanakan menghargai perbedaan dengan persetujuan seluruh anggota PPKI, karena tanpa PPKI (representasi wakil-wakil seluruh masyarakat Indonesia) akan sulit mendapat dukungan luas dari wilayah Indonesia.

Perbedaan pendapat () itu memuncak dengan “di amankannya” Soekarno-Hatta oleh golongan Pemuda ke daerah Rengasdengklok dengan tujuan agar Soekarno-Hatta tidak terkena pengaruh PPKI yang pada saat itu menurut golongan muda merupakan bentukan Jepang.

Melalui perdebatan yang panjang, pada tanggal 16 Agustus 1945, terjadilah kesepakatan antara golongan muda dan Soekarno-Hatta( komitmen), sehingga dilanjutkan dengan dijemputnya Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok dan dilakukannya pertemuan di Pejambon sebagai proses untuk memproklamasikan kemerdekaan. Tengah malam tanggal 16 Agustus 1945 dilakukan persiapan proklamasi dirumah Laksamana Maeda di oranye nassau boulevard (jalan Imam Bonjol no. 1). Telah berkumpul disana tokoh-tokoh Pemuda B. M. Diah, Sayuti Melik, Iwa Kusuma Soemantri, Chairul Saleh, dkk. Persiapan itu diperlukan untuk memastikan pemerintah Dai Nippon tidak campur tangan masalah proklamasi. Soekarno-Hatta, Ahmad Soebarjo, Soekarni, Chairul Saleh, B. M. Diah, Sayuti Melik, Boentaran, Iwa Kusuma Soemantri, dan beberapa anggota PPKI meneruskan pertemuannya untuk merumuskan Redaksi Naskah Proklamasi. Sementara Ibu Fatmawati menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Konsep itu didiktekan Hatta, ditulis tangan Soekarno, kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di

Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jum’at legi jam 10 pagi waktu Indonesia barat, Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad. ( keberanian )

Peran Para Pendiri Negara Dalam Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara.

(48)

Kegiatan Pembelajaran 2

36

merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut.

Secara lebih rinci, berikut ini beberapa keputusan penting yang dihasilkan dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945:

a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang kemudian hari dikenal dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden RI dan Drs. M. c. Hatta sebagai wakil presiden RI (yang pertama).

d. Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk.

Setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, pada sore harinya Moh. Hatta menerima Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama dan mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah

Untuk menghindari perpecahan tersebut, bung Hatta dan beberapa tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri ( menghargai perbedaan ) untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan.

(49)

PPKn SMP KK B

37

Rumusan sila-sila Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI dapat dilihat selengkapnya dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.

Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Peran Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menguraikan “peran pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara”

b. Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:

c. Baca dan cermati uraian materi di atas tentang peran pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.

d. Peserta membentuk kelompok. Satu kelas idealnya dibagi menjadi 6 kelompok, dimana satu kelompok beranggotakan 5-6 orang ( kerjasama ). Masingmasing kelompok menerima tugas yang berbeda, yaitu:

(50)

Kegiatan Pembelajaran 2

38

f. Kelompok genap (2,4 dan 6) mengidentifikasi peran pendiri negara dalam menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.( LK.2.2 )

g. Hasil diskusi dituangkan dalam kertas mika dan dihias seatraktif mungkin h. Hasil kerja kelompok berupa tersebut dipajang.

i. Setiap kelompok melakukan aktivitas kunjungan ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi atau memberikan saran penyempurnaan.

j. Kegiatan pembelajaran 1 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas.

k. Refleksi

Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Peran Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila ”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Peran Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on

(51)

PPKn SMP KK B

39

2) Membuat soal – soal USBN LK 2.3 dengan mengembangkan kisi – kisi

yang sudah tersedia pada table 3

c. Kegiatan In 2

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

E. Latihan / Kasus /Tugas

Aktivitas : Menguraikan Peran Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

LK.02.1

Prosedur Kerja :

1. Berikut ini merupakan beberapa tokoh yang berperan dalam proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagi dasar negara

2. Pilihkan nama Pendiri Bangsa dibawah ini pada jawabaan yang tersedia 3. Deskripsikan peran masing-masing tokoh dalam proses perumusan dan

(52)

Kegiatan Pembelajaran 2

40

4.

Mr. Moh Yamin ... ... ...

... ... ... ...

(53)

PPKn SMP KK B

41

Abdoel Kahar Ir. Soekarno H. Agus Salim K.H. Wahid

Mr. Achmad Mr. A.A. Maramis Raden Abikusno Tjokrosoejoso Moh. Hatta Mr. Soepomo Mr. Moh. Yamin

Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat Soekarni Kartodiwirjo

Aktivitas : Menguraikan Peran Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Prosedur Kerja

1. Bacalah dengan cermat seluruh uraian materi tentang hakekat PPKn

2. Carilah dari berbagai sumber dam mediayang relevan tentang hakekat PPKn ( LK 2.2 ) Kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Bila kesulitan lakukan diskusi dengan teman dan fasilitator.

3. Hasil latihan kerja laporkan dan presentasilkan di depan kelas dengan penuh tanggung jawab.

Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi yang telah ibu/bapak pelajari :

Lembar Kerja 02.2

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Uraikan peran para pendiri negara dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

2 Uraikan peran para pendiri negara dalam proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara

3 Jelaskan semangat komitmen

(54)

Kegiatan Pembelajaran 2

42

Aktivitas: Penilaian Berbasis Kelas / Pengembangan Soal USBN

LK. 2.3. Pengembangan Soal

Prosedur Kerja

1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul B Kelompok Kompetensi Peran Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila Sebagai Dasar Negara

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel.

3. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipalajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah Anda)

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK

A. Kurikulum 2006

Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1. VIII Pancasila

Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara Mendiskipsikan Pancasila sebagai Ideologi Negara PG Pengetahuan Pemahaman

2. VIII Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara Menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Negara PG Aplikasi

(55)

PPKn SMP KK B

43

B.Kurikulum 2013

Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1. VII Perumusan

dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Menjelaskan proses perumusan Pancasila Sebagai ideologi Negara PG Pengetahuan Ketrampilan

2. VII Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Mengurutkan proses perumusan Pancasila PG Aplikasi

3. VII Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Menganalisis proses perumusan Pancasila PG Penalaran

4. Berfasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

(56)

Kegiatan Pembelajaran 2

44

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn

Kelas : VII

Kompetensi :

Level : Pengetahuan dan Pemahaman

MaterI : Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara Bentuk Soal : Pilihan Ganda

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn

Kelas : VII

Kompetensi :

Gambar

Tabel 1. Peta Kompetensi
Gambar 1. Ruang Lingkup Modul
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi penelitian ialah diharapkan agar bisa lebih menjaga hubungan tali persaudaraan atau meningkatkan hubungan harmonis agar kedepannya tidak ada lagi

dengan debitur karena itu sudah menjadi aturan yang berlaku di kantor kreditur tersebut. eksekusi yang dilakukan oleh kreditur adalah dengan cara penjualan

Staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal ilmu, sehingga penulis dapat

menggunakan metode pengukuran rata- rata titik tengah untuk penentuan posisi pada jarak 1 meter antara titik pusat pertama dengan titik pusat kedua yang digeser

يوحنلا لخدتلا ةصا و لخدتلا كان تدجو نأ ،ةثحابلا ديدح م يذلا تانايبلا ي ةغللا دعاوق ءاطخأا ببست يلا لماوعلا ضعب .ةيبرعلا ةغللا ىإ ةيسينودنإا ةغللا نم

[r]

menggosob sekarang sudah tidak lagi, yang dahulunya berbicara kotor sekarang berbica sopan dengan siapa saja terutama dengan pengasuh dan para ustaz, yang

interaksi antara 2 atau lebih interaksi antara 2 atau lebih Komunikator yang saling memberi Komunikator yang saling memberi atau menerima informasi.. atau