• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen dejarfa.com Modul B Indonesia KK F (Halaman 63-200)

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut! Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!

1. Nilai-nilia karakter apa saja yang dapat Bapak dan Ibu peroleh setelah membahas materi model pembelajaran?

2. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam membahas model pembelajaran di kelas?

 

3. Nilai karakter apakah yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada peserta didik, dalam merancang model pembelajaran Nilai karakter apakah yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada peserta didik, setelah membuat model?

4. Apa masalah yang Bapak/Ibu hadapi selama menerapkan model pembelajaran di kelas? Bagaimana cara mengatasinya?

 

Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus

LK 01

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

Problem Based Learning (PBL) adalah proses pembelajaran dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah- langkah Metode Discovery Learning a. Menentukan tujuan pembelajaran.

b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa c. Memilih materi pelajaran.

Langkah-langkah model pembelajaran penemuan a. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa B. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) C. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah D. Data Collection (Pengumpulan Data)

E. Data Processing (Pengolahan Data) F. Verification (Pembuktian)

G. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) Langkah – langkah model pembelajaran proyek

Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah.

Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik.

Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Kelebihan Menggunakan PBL

1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.

2. Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Evaluasi

Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling tepat pada soal-soal berikut!

1. Ibu Rara akan mengajarkan menulis Tek Prosudur kepada siswa kelas VII. Ibu Rara ingin agar peserta didik memahami prosudur melakukan Tari Pakarena. Langkah pertama yang dilakukan Ibu Rara adalah menayangkan video tentang tarian Pakarena dari Sulawesi Selatan. Peserta didik mengamati tayangan tersebut dan diminta untuk mengidentifikasi dan menetapkan pengetahuan yang belum atau ingin diketahuinya. Ibu Rara memfasilitasi peserta didik untuk memahami hal yang telah diidentifikasi. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok berbagi tugas untuk menyelesaikan persoalan yang sudah diidentifiaksi sebelumnya dengan cara menyelidiki, membaca, atau berwawancara.

Model pembelajaran yang diterapkan oleh Ibu Rara pada penggalan kegiatan pembelajaran tersebut adalah…

A. Model Pembelajaran berbasis Proyek B. Model pembelajaran discovery Learning C. Model pembelajaran berbasis Masalah D. Model pembelajaran Inkuiri

2. Ibu Evi bersama dengan peserta didik menentukan tema teks deskripsi yang akan ditulis. Kegiatan diawali dengan memunculkan pertanyaan penuntun yang mengarahkan peserta didik dalam menentukan tema. Beberapa peserta didik mengajukan usul. Dari sekian banyak usul yang diajukan siswa, akhirnya disepakati satu tema, yakni wisata kota. Peserta didik dibatu pendidik merencanakan langkah-langkah aktivitas, pelaksanaan, dan penyusunan teks deskripsi tentang beberapa objek wisata kota dan pelaporan. Tahap

Model pembelajaran yang diterapkan oleh ibu Evi adalah… A. Model Pembelajaran berbasis Proyek

B. Model pembelajaran berbasis Masalah C. Model pembelajaran discovery Learning D. Model pembelajaran Inkuiri

3. Perhatikanlah ilustrasi berikut!

Di awal pembelajaran, Ibu Febi memberikan stimulasi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai struktur teks Cerita Fabel. Selanjutnya Ibu Febi memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi jawaban-jawaban tentang struktur teks, kemudian memilih salah satu untuk dirumuskan menjadi hipotesis. Ibu Febi membagikan contoh teks Cerita Fabel dan bahan bacaan tentang struktur teks fabel. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi struktur teks berdasarkan bahan bacaan dan teks model yang dibagikan. Hal ini untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang diajukan berdasarkan data-data yang ditemukan dalam teks. Pada tahap akhir, peserta didik menarik sebuah simpulan tentang struktur teks fabel.

Model pembelajran yang diterapkan oleh ibu Febi adalah… A. Model pembelajaran discovery Learning

B. Model Pembelajaran berbasis Proyek C. Model pembelajaran Inkuiri

D. Model pembelajaran berbasis Masalah

4. Perhatikan langkah pembelajaran yang diacak berikut! 1) Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran. 2) Peserta didik mengevaluasi atau menanggapi

3) Peserta didik dengan dibimbing guru menarik simpulan.

4) Peserta didik membaca contoh teks cerita fantasi yang memiliki banyak kekurangan.

5) Peserta didik mempresentasikan atau menyajikan laporan pembahasan hasil temuan atau hasil diskusi dan penarikan kesimpulan di depan kelas. 6) Peserta didik membentuk kelompok dan membaca teks cerita fantasi

7) Peserta didik dengan difasilitasi guru menelaah dan mendiskusikan kelemahan teks cerita fantasi dari segi struktur, kaidah bahasa, dan isi.

Urutan langkah model pembelajaran berbasis masalah yang tepat adalah…. A. (1) (6) (7) (4) (5) (2) (3)

B. (1) (4) (6) (7) (5) (2) (3) C. (1) (4) (7) (6) (5) (2) (3) D. (1) (4) (6) (7) (5) (3) (2) 5. Cermatilah ilustrasi berikut!

Setelah melakukan stimulasi, Pak Faqih Nugraha memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Selanjutnya peserta didik memilih salah satu maslah dan merumuskannya dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut merupakan hipotesis, sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Pak Faqih Nugraha memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang mereka ajukan.

Model pembelajaran yang langkahnya seperti pada ilustrasi di atas adalah…. A. Model pembelajaran Inkuiri

B. Model pembelajaran berbasis Masalah C. Model Pembelajaran berbasis Proyek D. Model pembelajaran discovery Learning 6. Cermatilah ilustrasi berikut!

Pak Arsy mengajarkan materi menyusun teks eksplanasi. Pada proses pembelajaran pak Arsy melakukan penilaian dengan cara menilai tugas dan aktifitas yang dilaksanakan peserta didik pada suatu periode tertentu dengan menggunakan daftar ceklis dan lembar observasi. Penilaian tersebut dilakukan sejak aktifitas perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

kemampuan mengelola data temuan menjadi tulisan, ketepatan waktu penulisan laporan, dan kualitas tulisan yang dihasilkan.

Berdasarkan penilaian tersebut, Model pembelajaran yang diterapkan pak Arsy adalah…

A. Model pembelajaran Inkuiri

B. Model pembelajaran berbasis Masalah C. Model Pembelajaran berbasis Proyek D. Model pembelajaran discovery Learning

7. Perhatikan skenario berikut! 1) Guru meminta peserta didik mendiskusikan hal-hal yang berhubungan

dengan struktur teks hasil observasi melalui kegiatan membaca literatur di perpustakaan atau internet sekolah. 2) Guru meminta peserta didik untuk membaca teks hasil observasi dan menentukan strukturnya. 3) Guru meminta peserta didik untuk mengolah informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan sebelumnya untuk memperluas, memperdalam, atau mencari solusi dari masalah terkait materi. 4) Guru meminta peserta didik untuk membandingkan hasil kelompoknya dengan kelompok lain untuk memverifikasi sehingga dapat

menemukan konsep tentang struktur teks hasil observasi. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah …

A. discovery learning B. inquiry learning

C. problem based learning D. project based learning

8. Anda mengajar di kelas yang berjumlah 40 siswa dengan metode diskusi. Siswa Anda akan melakukan diskusi dengan 5 topik yang berbeda. Kemampuan siswa Anda dalam berpendapat, ada yang spontan dan lancar, ada yang malu-malu dan ragu, bahkan ada yang diam dan tidak berani mengemukakan pendapatnya.

A. Menggunakan teknik Jig-Saw. Masing-masing kelompok mendapatkan topik yang berbeda untuk didiskusikan.

B. Menggunakan teknik diskusi terbatas. Membagi secara acak menjadi 6 kelompok dengan topik yang berbeda, dan meminta salah satu wakil kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

C. Menggunakan teknik mind mapping. Guru membimbing masing-masing kelompok dengan peta konsep terhadap masalah atau topik diskusi.

D. Menggunakan teknik pameran, hasil diskusi ditampilkan melalui plakat. Satu orang wakil kelompok menjaga stand pamerannya, dan menjawab pertanyaan pengunjung.

9. Dalam model pembelajaran berbasis masalah, hal yang cukup penting adalah mendisain masalah. Untuk itu perlu membuat masalah sesuai dengan syarat-syarat masalah yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah. Berikut yang merupakan syarat-syarat masalah yang digunakan model pembelajaran berbasis masalah, antara lain adalah....

A. Masalah harus diselesaikan dengan memodelkan bahasa Indonesia terlebih dahulu

B. Masalah harus autentik dan menantang C. Masalah dapat dikerjakan semua siswa D. Masalah harus berupa soal cerita

10. Pak Blewuk membelajarkan KD 3.7 Mengidentifikasi informasi dari teks laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan. Susunan langkah-langkah model discaveri pembelajaran yang tepat adalah ...

1. Memilih materi pelajaran.

2. Mengembangkan bahan-bahan belajar untuk siswa 3. Menentukan tujuan pembelajaran.

A. 3 4 5 1 7 2 6 B. 3 4 1 5 2 7 6 C. 3 4 2 1 5 7 6 D. 3 4 1 5 7 2 6

Kunci Jawaban

No. Kunci Jawaban

1. B 2. A 3. A 4. B 5. D 6. C 7. A 8. A 9. B 10. B

Penutup

Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia SMP ini, Anda diharapkan tidak lagi menjadi menyalahi di dalam pengembangan pembelajaran efektif di kelas. Apalagi materi tersebut tidak bisa hindari. Guru sepatutnya mendapatkan pemahaman terhadap kompetensi pedagogik dan profesional dengan komposisi yang ideal merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan pada setiap pertemuan. Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat baik; bisa menambah wawasan bagi Anda yang tentu saja hal itu bisa berimplikasi pada pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat umum, paparan tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa dikembangkan lagi sesuai dengan KD yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. SBM, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Alwi, Hasan.1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Faizah, Dewi Utama. 2003. Belajar Mengajar yang Menyenangkan. Solo: Tiga

Serangkai.

Given, Barbara K. 2007. Brain-Based Teaching (terjemahan). Bandung: Kaifa. Gulo, W..2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Haliwani, B, dkk,2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasi Belajar Siswa Kelas IV SD 016 Pekanbaru Kota(laporan penelitian). Pekanbaru: Lemlit UNRI

Kosasih, E. 2007. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Genesindo.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran, Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.saotivasi Belajar dan Daya Ingat Siswa Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

--- Model pembelajaran Terpadu. 2011. Jakarta : Bumi Aksara

Htt://darussholahjember.blokspot.com/211/05/aplikasi metode-discavery-learning.htm (diunduh32 Mei 2013)

Glosarium

afektif : berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap sustu objek. sehingga mengandung unsur subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program

bahan ajar : meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan

diagnosis : merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik.

diagram :

lambang-lambang tertentu yang dapat digunakan

untuk menjelaskan sarana, prosedur, serta

kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam suatu

sistem. Disebut juga bagan

kompetensi : seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.

Penilaian : proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Problem Based

Learning

proses pembelajaran dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan

disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,

tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

kompetensi : seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.

: pokok bahasan dan subpokok bahasan dari kompetensi dasar.

kompetensi inti : tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program.

materi pembelajaran : pokok bahasan dan subpokok bahasan dari kompetensi dasar.

proyek : merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa yang seluas-luasnya untuk mengamati, membaca, meneliti, menghubungkan dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata

MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PROFESIONAL:

APRESIASI PUISI PROSA

Penulis:

'ra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com) Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)

Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com) Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)

Penelaah :

Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com) Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com) Desain Grafis dan Ilustrasi:

TIM Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

Daftar Isi

Hal. Daftar Isi ... iii 

Daftar Gambar ... iv  Daftar Tabel... iv  Pendahuluan ... 1  A. Latar Belakang ... 1  B. Tujuan ... 3  C. Peta Kompetensi ... 3  D. Ruang Lingkup ... 4 

E. Cara Penggunaan Modul ... 4 

Kegiatan Pembelajaran 1 Apresiasi Puisi ... 11  A. Tujuan ... 11 

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 11 

C. Uraian Materi ... 11 

D. Aktivitas Pembelajaran ... 40 

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 42 

F. Rangkuman ... 45 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 47 

Kegiatan Pembelajaran 2 Apresiasi Prosa ... 49  A. Tujuan ... 49 

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 49 

C. Uraian Materi ... 49 

D. Aktivitas Pembelajaran ... 73 

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 75 

F. Rangkuman ... 86 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 91 

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 5 Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 6 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 8

 

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional ... 3 

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 10 

Tabel 3. Unsur unsur Intrinsik ... 36 

Bahasa Indonesia SMP KK F 

 

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan “kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umumPeningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan “kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olah raga.

Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara profesional.

Pendahuluan 

tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan melalui program Pendidikan dan Pelatihan Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-UKG).

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya. Modul ini berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama (SMP), yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul. Pendidikan karakter sudah menjadi sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Implementasi Gerakan PPK ini dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah dan kasus pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan peserta.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi profesional terkait dengan bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap: (1) Apresiasi Puisi dan (2) Apresiasi Prosa Kompetensi tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki

Bahasa Indonesia SMP KK F 

 

keterampilan berbahasa dan kebahasaan yang akan mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

B. Tujuan

Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama kelompok kompetensi professional. Tujuan khusus modul ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi profesional Apresiasi Puisi dan Prosa dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah Menengah Pertama.

Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional Kompetensi

Utama

Kompetensi Inti

(KI) Kompetensi Guru Mapel (KG)

Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

Pendahuluan 

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama mendukung kompetensi profesional. Oleh karena itu, modul ini mengkaji bidang keterampilan dan pengetahuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk guru Sekolah Menengah Pertama.

Berikut akan dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.

1. Mengapresiasi puisi Indonesia 2. Menganalisis pengertian apresiasi

3. Menjelaskan pengertian unsur fisik dan batin puisi 4. Menganalisis unsur fisik dan batin dan puisi 5. Menguraikan ciri- ciri prosa lama dan prosa baru

6. Menganalisis unsur instrinsik dan ektrintrinsik prosa lama 7. Menganlisis unsur instrinsik dan ekstrinsik prosa baru

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

Bahasa Indonesia SMP KK F 

 

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

 

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur di bawah ini.

Pendahuluan 

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari:

1) latar belakang yang memuat gambaran materi, 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul, 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan

5) langkah-langkah penggunaan modul.

Dalam dokumen dejarfa.com Modul B Indonesia KK F (Halaman 63-200)

Dokumen terkait