• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen dejarfa.com Modul B Indonesia KK B (Halaman 42-198)

32 

F. Rangkuman

Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

Teori belajar antara lain 1) teori belajar behaviorisme, 2) teori belajar nativisme, 3) teori belajar kognitivisme, 4) teori belajar konstruktivisme, 5) teori belajar humanistik, 6) teori belajar sosial, dan 7) teori belajar sibernetik.

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual. Ada empat aliran teori belajar (1) aliran behavioristik; (2) aliran kognitif-konstruktivisme; (3) aliran humanistik; dan (4) aliran sibernetik.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!

1. Nilai-nilai karakter apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mendiskusikan materi “Teori Belajar”?

2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta didik setelah mempelajari materi ini?

3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam kegiatan pembelajaran?

4. Bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikan nilai karakter tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas?

 

 

Kegiatan Pembelajaran 

 

34 

Kunci Jawaban dan Pembahasan

LK 1.1 Teori Belajar

LK 1.2 Prinsip-prinsip pembelajaran yakni:

LK 1.3 Prinsip pembelajaran yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah prinsip keaktifan.

LK 1.4 Empat aliran teori belajar yaitu …

Teori belajar yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah teori belajar

behaviorisme

1. Perhatian dan Motivasi 5. Tantangan

2. Keaktifan 6. Balikan atau penguatan 3. Keterlibatan Langsung 7. Perbedaan Indiviual 4. Berpengalaman

Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri.

1. Aliran behavioristik.

2. Aliran Kognitif-konstruktivisme 3. Aliran humanistik

LK 1.5 Perbedaan teori belajar humanistik dan aliran sibernetik sebagai berikut:

a. Alairan humanistik

Aliran humanistik merupakan aliran yang menekankan pemahaman

yang tepat terhadap karakteristik peserta didik dan budayanya sebagai

pijakan dalam pembelajaran. Aliran humanistik hadir untuk memahami

kegiatan belajar dari aspek kejiwaan peserta didiknya. Tidak punya teori

belajar yang spesifik, yang penting bagaimana siswa belajar. Sukar

dipraktikkan dalam kondisi kelas besar.Sukar diterapkan dalam kontek

praktis terlalu dekat dengan

dunia filsafat, terlalu ideal untuk diterapkan dalam praktik pendidikan di Indonesia.

b. Aliran sibernetik

Aliran sibernetik merupakan aliran yang menekankan bagaimana

kegiatan pembelajaran menjadi menarik. artinya mendapatkan

perhatian dari peserta didik diperlukan alat bantu. Alat bantu ini sejalan

dengan perkembangan teknologi informasi. Dengan adanya alat bantu

yang bisa menarik perhatian peserta didik, diharapkan terjadi

pengolahan informasi. Ini merupakan aliran yang beru berkembang.

Karena lebih menekankan pada system informasi yang akan dipelajari

kurang terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sulit

untuk dipaktekkan. Sangat berkaitan dengan alat bantu/media untuk

menarik perhatian peserta didik. Alat bantu digunakan mempermudah

pengolahan informasi dalam diri peserta didik. Jika pendidik salah

memilih alat bantu, maka peserta didik tidak akan memberikan

perhatian terhadap informasi yang terkandung dalam materi pelajaran.

Kegiatan Pembelajaran 

 

36 

LK 1.6 Pengertian keaktifan dan pengulangan dalam prinsip pembelajaran yaitu:

Pada keaktifan, anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

Pada pengulangan, dijelaskan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.

LK 1.7 Perbedaan teori belajar behaviorisme dengan humanistik yaitu:

Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Humanistik

Aliran behavioristik yang banyak digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran selama ini kurang dapat menjawab masalah-masalah sosial. Pendekatan ini banyak dianut dalam praktik¬praktik pendidikan dan pembelajaran mulai dari pendidikan tingkat yang paling dini hingga pendidikan tinggi, namun ternyata tidak mampu menjawab masalah-masalah dan tuntutan kehidupan global.

Aliran ini sangat menekankan pemahaman yang tepat terhadap karakteristik peserta didik dan budayanya sebagai pijakan dalam pembelajaran. Aliran humanistik hadir untuk memahami kegiatan belajar dari aspek kejiwaan peserta didiknya. Tidak punya teori belajar yang spesifik, yang penting bagaimana siswa belajar. Sukar dipraktekkan dalam kondisi kelas besar.Sukar diterapkan dalam kontek praktis terlalu dekat dengan dunia filsafat, terlalu ideal untuk diterapkan dalam praktek pendidikan di Indonesia.

Kegiatan Pembelajaran 

 

38 

LK 1.8 Perbedaaan keaktifan dengan keterlibatan langsung dalam prinsip pembelajaran yaitu:

Keaktifan Keterlibatan

Langsung/Berpengalaman

Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Evaluasi

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu pilihan A, B, C, atau D!

1. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, belajar adalah …

A. proses mengubah jati diri seseorang B. aktivitas yang dilakukan seseorang C. pengalaman atau pelatihan seseorang D. semua aktivitas mental seseorang

2. Teori belajar yang mendudukkan siswa sebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman merupakan pengertian dari teori belajar….

A. Behaviorisme B. Humanistik C. Sibernetik D. Kontruktivis

3. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Pernyataan tersebut merupakan prinsip pembelajaran….

A. Perhatian dan Motivasi B. Keaktifan

C. Keterlibatan Langsung D. Pengulangan

Evaluasi 

 

40 

4. Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah ….

A. Bandura, Wielkeiwicks, Ausubel B. Ausubel, Bruner,Bandura C. Wielkeiwicks, Ausubel,Burner D. Ausubel, Bruner, dan Gagne

5. Teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.Teori belajar ini disebut….

A. Teori Belajar Revolusi Sosiokultural B. Teori Kecerdasan Ganda

C. Teori Belajar Sosial

D. Teori Pembelajaran Sosial

6. Aliran ini lebih menekankan bagaimana kegiatan pembelajaran menjadi menarik. Artinya, mendapatkan perhatian dari peserta didik diperlukan alat bantu. Alat bantu ini sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.Teori ini tergolong aliran ….

A. Behaviorisme B. Humanistik C. Sibernetik D. Konstruktivism

7. Berbagai prinsip belajar yang relatif berlaku umum dapat digunakan sebagai dasar dalam pembelajaran. Prinsip tersebut adalah ….

A. Perhatian dan motivasi B. Keaktifan dan pandangan

C. Keterlibatan langsung dan pandangan hidup D. Pengulangan dan pola individual

8. Paham behaviorisme adalah paham yang mengemukakan bahwa proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-respons) Paham tersebut termasuk aliran:

A. Strukturalisme B. Deskriptif C. Fungsional D. nativisme

9. Dalam perencanaan pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. “ Belajar hanya terjadi hanya apabila anak aktif mengalami sendiri”. Pernyataan tersebut merupakan prinsip pembelajaran …

A. Motivasi B. keaktifan C. tantangan D. pengulangan

10. Pernyataan berikut ini yang sesuai dengan pandangan kaum strukturalis adalah…

A. Fokus perhatian pada fonologi dan morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantik.

B. Fokus perhatian pada fonologi, morfologi, sedikit, sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantik.

C. Fokus perhatian pada fonologi dan morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan semantik.

D. Fokus perhatian pada fonologi dan morfologi, sama sekali tidak memperhatikan sintaksis dan semantik.

Evaluasi 

 

42 

No Jawaban 1 A 2 B 3 D 4 B 5 C 6 B 7 D 8 A 9 B 10 A

Penutup

Dengan mempelajari materi Teori Belajar dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia SMP melalui Kelompok Kompetensi B ini, Bapak/Ibu dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang teori belajar. Mudah-mudahan materi yang disajikan ini dapat memotivasi dan meningkatkan kompetensi Bapak/Ibu sebagai guru yang profesional.

Daftar Pustaka

Anderson and Kratwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloo’s Taxonomy Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Budiyono, Herman. 2005. Menulis Secara Sistematis dan Terarah. Jambi: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unja.

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiyono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Elizabeth, Rieken. 1993. Teaching Language in Context. Boston: Heinle&Heinle

Publisher.

Fitriati. 2010. Pengembangan Media Visual Gambar Seri Bergerak Berbasis Microsoft Power Point untuk Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Sekolah Dasar, Tesis, Universitas Jambi.

Gagnon Jr and Collay. 2000. Designing for Learning. California: Corwin Press Inc. Hadley, Alice Omaggio. 2005. Learning and Teaching: Humanistic Aproaches to

Learning Pedagogy 2th Edition. USA: Heinle&Heinle Publisher. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas.

Daftar Pustaka 

 

46 

Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik jilid 2. Jakarta: PT Indeks.

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Terjemahan Tri Wibowo BS. Jakarta: Prenada Media Grup.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Glosarium

Desain instruksional : merancang pembelajaran.

Elaborasi : penggarapan secara tekun dan cermat.

Generalisasi : proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Hipotetis : anggapan dasar atau sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, prosisi, dsb), meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.

Interaksi : suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek memperngaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Kondisi eksternal : rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu

dalam proses pembelajaran.

Kondisi internal : keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.

Konfigurasi : bentuk.

Penalaran deduktif : proses berpikir dari hal umum ke hal khusus.

Perilaku molar : perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar, sepertiberlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola, dsb.

Perilaku molekular : perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar.

Sensoris : berhubungan dengan pancaindera. Stimulus : rangsangan

Teori behavioristik : teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Glosarium 

 

48 

Teori kognitivisme : teori belajar yang berfokus pada aktivitas mental batin - membuka "kotak hitam" dari pikiran manusia yang berharga dan diperlukan untuk memahamibagaimana orang belajar.

Teori Konstruksivisme : teori belajar yang mengutamakan perilaku mental, pengetahuan, berpikir kritis, dan intelegensi yang terbentuk karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B

PROFESIONAL:

RAGAM BAHASA DAN KETERAMPILAN BERBAHASA

Penulis:

Drs. Mudini (bangdinik@gmail.com)

Drs. Ishak, M.Pd. (ishak_bachtiar@yahoo.com) Quina Tergidina, M.Pd. (quinadina@yahoo.com)

Penelaah :

Hari Wibowo, S.S., M.Pd. (hari.wibowo@kemdikbud.go.id)

Desain Grafis dan Ilustrasi:

TIM Desain Grafis Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

Daftar Isi

Hal. Daftar Isi ... iii Daftar Gambar ... iv Daftar Tabel... iv Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Peta Kompetensi ... 3 D. Ruang Lingkup ... 3 E. Penggunaan Modul ... 4

Kegiatan Pembelajaran 1 Ragam Bahasa Indonesia ... 11

A. Tujuan Pembelajaran... 11 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 11 C. Uraian Materi ... 12 D. Aktivitas Pembelajaran ... 22 E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 26 F. Rangkuman ... 27 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 28

Kegiatan Pembelajaran 2 Keterampilan Berbicara ... 29

A. Tujuan Pembelajaran... 29 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 29 C. Uraian Materi ... 30 D. Aktivitas Pembelajaran ... 44 E. Latihan/Tugas ... 48 F. Rangkuman ... 53 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 54

Kegiatan Pembelajaran 3 Keterampilan Membaca ... 55

A. Tujuan ... 55 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 55 C. Uraian Materi ... 55 D. Aktivitas Pembelajaran ... 71 E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 75 F. Rangkuman ... 79 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 80

iv 

 

 

Kegiatan Pembelajaran 4 Keterampilan Menulis ... 81

A. Tujuan ... 81 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 81 C. Uraian Materi ... 82 D. Aktivitas Pembelajaran ... 93 E. Latihan/Tugas ... 98 F. Rangkuman ... 100 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 101

Penutup ... 121 Daftar Pustaka ... 123 Glosarium ... 127

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 4 Gambar 2.Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 5 Gambar 3.Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 7

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1.Peta Kompetensi Profesional ... 3 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 10 Tabel 3.Indikator Pencapaian Kompetensi KP 1 ... 11 Tabel 5.Indikator Pencapaian Kompetensi KP 1 ... 29 Tabel 6.Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs – Bahasa Indonesia ... 51

1 

 

Bahasa Indonesia SMP KK B 

Pendahuluan

A. Latar Belakang

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi sesuai bidang tugasnya dan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan sepanjang hayat. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari sisi haknya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Dari sisi kewajiban, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Profesi guru menjadi profesi yang sangat penting untuk selalu meningkatkan kompetensinya, baik dari sisi kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional. Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengikuti program Pengembangan Keprofesian guru. Hal ini sesuai dengan jabatan fingsional guru yang memerlukan penilaian dalam angka kredit yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Gerakan penguatan pendidikan karakter (PPK), yaitu gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah gerak (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi PPK tersebut dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai

2 

       

Pendahuluan 

 

utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada dalam modul. Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK, khususnya PPK berbasis kelas.

Modul diklat Pengembangan Keprofesian guru Bahasa Indonesia SMP kelompok kompetensi B ini disusun berdasarkan hasil analisis UKG; berdasarkan pemetaan Standar Kompetensi Guru (SKG) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Modul ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru sesuai dengan hasil UKG-nya baik melalui moda tatap muka, dalam jaringan (daring), maupun kombinasi.

B. Tujuan

Tujuan umum penyusunan modul kelompok kompetensi professional B ini untuk mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Secara khusus tujuan penyusun modul ini adalah sebagai berikut.

1. Peserta diharapkan dapat memiliki pemahaman atau penguasaan tentang ragam bahasa Indonesia melalui kegiatan yang berbasis penguatan pendidikan karakter.

2. Peserta diharapkan dapat memiliki pemahaman/penguasaan dan keterampilan berbicara; membaca; keterampilan menulis. Dengan mengitegrasikan nilai pendidikan karakter.

3 

 

Bahasa Indonesia SMP KK B 

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.

Tabel 1.Peta Kompetensi Profesional

D. Ruang Lingkup

Modul ini terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran, meliputi (1) kegiatan pembelajaran (KP)1 ragam bahasa; KP 2 keterampilan berbicara; KP3 keterampilan membaca; dan KP4 keterampilan menulis.

Setiap kegiatan pembelajaran mencakup: (a) tujuan, (b) kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, (c) uraian materi, (d) aktivitas pembelajaran, (e) latihan /tugas/kasus, (f). rangkuman, dan (g) umpan balik.

Sebagai bahan penilaian modul Pengembangan Keprofesian guru bahasa Indonesia kelompok kompetensi profesional B ini disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium.

Kompetensi Inti Kompetensi Guru Materi

20. Menguasai materi struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

20.3 Memahami

kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.

Ragam bahasa Indonesia 20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia 20.4.1 Keterampilan berbahasa Indonesia: berbicara 20.4.2 Keterampilan berbahasa Indonesia: membaca 20.4.3 Keterampilan berbahasa Indonesia: menulis

4 

       

Pendahuluan 

 

E. Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

Gambar 1.Alur Model Pembelajaran Tatap Muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur dan dipandu oleh fasilitator.

5 

 

Bahasa Indonesia SMP KK B 

Tatap muka penuh dilaksanakan dengan alur pembelajaran berikut ini.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran pada model tatap muka penuh adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5) langkah-langkah penggunaan modul

b. Pengkajian Materi

Kegiatan pengkajian materi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi B Profesional “materi Ragam bahasa dan Keterampilan Berbahsa Indonesia”, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari materi yang terdapat pada modul. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi baik secara

6 

       

Pendahuluan 

 

individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.

c. Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran ini peserta secara langsung berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lainnya, baik dalam berdiskusi tentang materi, maupun praktik atau pelatihan.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh menerapkan pemahaman materi yang ada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat simpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan bahwa tes akhir akan diikuti oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak..

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

7 

 

Bahasa Indonesia SMP KK B 

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In adalah sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari hal-hal sebagai berikut: 1) latar belakang yang memuat gambaran materi

2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

8 

       

Pendahuluan 

 

b. In Service Learning 1 (In-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan pengkajian materi Modul Pengembangan Keprofesian Guru Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi B Profesional “Kajian Materi Ragam bahasa dan Keterampilan Berbahsa Indonesia”, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari materi yang terdapat pada modul. Peserta dapat mempelajari materi baik secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan pembelajaran ini peserta dapat melakukannya dengan mengikuti rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan

Dalam dokumen dejarfa.com Modul B Indonesia KK B (Halaman 42-198)

Dokumen terkait