Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Anda dapat menjelaskan teknik menyanyi yang baik dan benar, yang meliputi jenis pernafasan, wilayah suara, dan sikap tubuh dalam bernyanyi. Anda juga diharapkan mampu mengajarkan materi ini kepada peserta didik di satuan pendidikan masing-masing Untuk mendukung dan memperkaya pengetahuan tentang teknik dasar vokal ini, Anda juga diharapkan membaca buku berkaitan dengan teknik vokal.
Peserta diklat adalah guru profesional sekolah dan melalui modul ini diharapkan dapat mengembangkan dan mengajarkan seni musik khususnya praktek menyanyi di sekolah masing-masing, sehingga seni musik bisa memasyarakat dikalangan siswa serta bisa sebagai media apresiasi siswa.
TEKNIK BERMAIN RECORDER
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kemampuan tentang teknik memainkan alat musik melodis recorder dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran dan bermain musik baik perorangan maupun kelompok.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul, Anda mampu:
1. menunjukkan bagian-bagian recorder sikap rubuh bermain recorder; 2. menunjukkan nama dan jenis-jenis recorder;
3. mendemonstrasikan sikap rubuh bermain recorder;
4. mendemonstrasikan teknik pernafasan yang baik dalam bermain recorder; 5. mendemonstrasikan teknik melaras recorder;
6. mendemonstrasikan teknik meniup yang benar dalam bermain recorder; 7. mendemonstrasikan sistem penjarian pada recorder.
C. Uraian Materi
Recorder pada umumnya terdiri dari bass, C-tenor, C-sopran, dan F-sopranino. Namun dalam modul ini hanya akan dibahas recorder sopran yang lebih banyak dikembangkan didunia pendidikan. Berikut ini adalah gambar jenis-jenis recorder:
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Gambar 22. Jenis-jenis recorder
1. Bagian bagian recorder
Ada beberapa hal yang perlu dipelajari oleh siswa sebelum belajar memainkan instrumen recorder. yaitu nama-nama bagian dari recorder dan cara menggabungkannya.
Gambar 23. Mouthpiece, head Gambar 24. Bell
2. Tuning/melaras recorder
Untuk menyamakan ketepatan nada jika dimainkan bersama alat musik yang lain seperti keyboard, pianika, gitar, dan lain-lain, posisi recorder dapat datur sebagai berikut :
a. Jika posisi recorder dalam keadaan renggang, maka bunyi yang dihasilkan akan cenderung rendah. Cara mengatasinya adalah kita rapatkan jarak bagian kepala dengan bagian badan.
Gambar 26. Melaras recorder 1
b. Jika posisi recorder dalam keadaan rapat, maka bunyi yang dihasilkan akan cenderung tinggi. Cara mengatasinya adalah kita renggangkan jarak bagian kepala dengan bagian badan.
3. Sikap bermain recorder
Pemain recorder perlu memperhatikan sikap tubuh dalam bermain, karena sikap tubuh yang tidak benar akan menyebabkan nada yang dihasilkan kurang baik. Dalam memainkan alat musik recorder dapat dilakukan dengan posisi duduk maupun berdiri.
Posisi recorder dan tubuh pada waktu bermain merupakan langkah awal yang perlu mendapat diperhatikan, terutama bagi siswa pemula. Hal ini sangat penting pada sirkulasi pernapasan dan keleluasaan gerak tangan maupun jari. Untuk dapat memainkan recorder (seruling) dengan baik dan benar, Anda harus mempelajari teknik-teknik bermain yang baik seperti berikut ini.
a. Posisi tubuh dalam bermain recorder dapat duduk ataupun berdiri. 1) Apabila dimainkan dalam sikap duduk, posisi badan tegak tidak
bersandar tetapi tidak kaku
2) Apabila berdiri dalam sikap yang tegak tetapi tidak kaku. b. Teknik pernafasan
Dalam bermain alat musik tiup diperlukan pengaturan nafas yang baik dan benar. Pengaturan pernafasan yang baik sangat menentukan kualitas suara seorang pemain dalam membawakan sebuah karya musik. Pada umumnya pernafasan dibedakan menjadi 4 yaitu:
1) Pernafasan bahu
Pernafasan bahu adalah proses pernafasan yang menggunakan paru-paru pada bagian atas. Hal ini dapat dirasakan pada waktu menghirup udara, bagian bahu seakan terdesak.
2) Pernafasan dada
Pernafasan dada adalah proses pernafasan pada saat menghirup udara, rongga dada menjadi terdesak dan udara sepenuhnya masuk kedalam paru-paru. Dengan demikian dada menjadi mengembang kedepan.
3) Pernafasan perut
Pernafasan perut adalah proses pernafasan yang dilakukan dengan cara memasukkan udara ke dalam paru-paru dan pada saat menghirup udara rongga perut akan mengembang ke depan. 4) Pernafasan diafragma
Pernafasan diafragma adalah proses pernafasan dengan memasukkan udara ke dalam paru-paru dan mendesak otot-otot diafragma sehingga perut pada bagian depan dan belakan tertekan. Hal ini mengakibatkan perut pada bagian depan, belakang dan samping menjadi mengembang. Jenis pernafasan diafragma ini ditetapkan sebagai pernafasan yang paling baik dan cocok digunakan dalam teknik memainkan alat musik tiup.
c. Teknik tiupan yang baik
Letakkan sumber tiupan pada bibir dengan sentuhan yang wajar. Tiuplah recorder dengan tekanan yang rata, halus, dan panjang, dan tidak perlu ditiup terlalu kuat. Tekuk ujung lidah ke belakang gigi, lalu sentakkan dengan lidah, seperti mengucapkan kata ”TU”. Hindari tiupan seperti kata ”HU” dan ”FU”.
d. Sistem Penjarian (fingering)
Setelah penguasaan teknik bermain yang meliputi sikap tubuh dan teknik pernafasan, maka dapat dilanjutkan dengan latihan penjarian. Latihan ini perlu dilakukan agar memudahkan dalam memproduksi nada-nada tertentu dengan baik, sehingga didapatkan pula intonasi yang tepat dari nada-nada yang diproduksi. Beberapa hal yang perlu dipahami antara lain:
1) Memegang bagian tengah bodi recorder dengan tanga kanan. 2) Meletakkan mouthpiece pada mulut kira-kira setengah sentimeter
dan jangan terlalu masuk kedalam.
3) Berlatih meniup nada-nada panjang dan diusahakan merata 4) Menutup dengan ibu jari tangan kiri pada lubang bagian belakang
dan jari-jari tangan kiri pada bagian depan atas. Selanjutnya ikuti petunjuk dan teknik penjarian secara bertahap.
5) Memulai latihan dengan penjarian tangan kiri lebih dahulu sampai tuntas dengan mengikuti petunjuk latihan penjarian
Mengingat pentingnya masalah penjarian, tahap-tahap latihan dilakukan secara seksama mengikuti petunjuk-petunjuk yang benar, yaitu dengan cara memilih bahan-bahan latihan secara selektif yang dapat menunjang tercapainya latihan. Tahap awal yang perlu dipelajari yaitu penggunaan jari tangan kiri, digunakan untuk memproduksi nada B, A, G, C dan D yang dibagi dalam dua tahap. Hal ini bertujuan untuk melatih penggunaan penjarian tangan kiri.
4. Teknik memainkan recorder
Pertama kali yang dilakukan adalah meniup nada-nada panjang yang stabil, sehingga akan dihasilkan tiupan yang rata. Jenis tiupan yang baik dapat dilihat dalam gambar berikut. :
Tiupan yang baik, yaitu tiupan yang rata tidak terlalu keras dan tidak lemah.
Tiupan yang tidak baik adalah: Tiupan yang diawali dengan hentakan.
Tiupan yang semakin melemah
Tiupan yang semakin mengeras
Tiupan yang tidak rata.
Dalam latihan meniup recorder, not pertama yang kita latihkan adalah nada B kemudian A dan G.
a. Latihan meniup nada B
Latihan nada B, A, G.
Latihan nada C, D.
Latihan nada B, A, G, C, D
7) Latihan Meniup nada E
Latihan nada A, G, F, E
D. Aktivitas Pembelajaran
Anda diharapkan mampu:
a. Mengamati video permainan recorder baik solo recorder maupun ansambel yang mengarah pada tujuan pembelajaran dalam modul.
b. Mengidentifikasi keteknikan dalam bermain recorder c. Mengidentifikasi jenis-jenis recorder.
d. Mendiskusikan dengan kolega dari hasil pengamatan melalui video pembelajaran.
e. Melakukan eksperimen lanjutan yang berkaitan dengan teknik dasar bermain recorder agar memperoleh pemahaman yang lengkap tentang teknik bermain recorder.
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Jelaskan teknik penjarian pada recorder!.
2. Gambarlah popsisi nada D, A, dan E pada redorder!. 3. Jelaskan tentang mouthpiece pada alat rekorder!. 4. Jelaskan tentang cara meniup recorder yang baik!.
F. Rangkuman
Recorder merupakan keluarga alat tiup kayu (woodwond). Jenis recorder pada umumnya terdiri dari F-bass, C-tenor, C-sopran, dan F-sopranino. Dalam memainkan alat musik recorder dapat dilakukan dengan posisi duduk maupun berdiri.
Dalam bermain recorder diperlukan pengaturan nafas yang baik dan benar. Pengaturan pernafasan yang baik sangat menentukan kualitas suara seorang pemain dalam membawakan sebuah karya musik. Jenis pernafasan yang digunakan adalah Pernafasan diafragma. Pernafasan diafragma adalah proses pernafasan dengan memasukkan udara ke dalam paru-paru dan mendesak otot-otot diafragma sehingga perut pada bagian depan dan belakan tertekan. Hal ini mengakibatkan perut pada bagian depan, belakang dan samping menjadi mengembang.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Anda dapat mendemonstrasikan teknik memainkan recorder dan pianika. Peserta diklat juga diharapkan mampu mengajarkan materi ini kepada peserta didik di satuan pendidikan masing-masing Untuk mendukung dan memperkaya pengetahuan tentang teknik memainkan alat musik ini, Anda juga diharapkan membaca buku Recorder Technique penulis A. Rowland Jones, Great Britain 1980; recorder penulis Edgar Hunt; Hakim, Thursan (a), Drs. 2008, Lagu-lagu wajib dalam permainan suling recorder. Kawan Pustaka. Jakarta; Panduan bermain recorder, cheppy Soemirat.
Anda sebagai guru profesional melalui modul ini diharapkan dapat mengembangkan dan mengajarkan seni musik khususnya praktek bermain alat musik di sekolah masing-masing. Sehingga seni musik bisa memasyarakat dikalangan siswa serta bisa sebagai media apresiasi siswa.
TEKNIK BERMAIN PIANIKA
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kemampuan tentang teknik memainkan alat musik melodis pianika dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran dan bermain musik baik perorangan maupun kelompok.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini, Anda mampu: 1. menunjukkan bagian-bagian pada pianika;
2. mendemonstrasikan sikap bermain pianika yang baik dan benar; 3. menunjukkan wilayah nada pada pianika;
4. mendemonstrasian sistem penjarian pada pianika.
C. Uraian Materi
Pianika merupakan miniatur atau bentuk mini dari piano atau keyboard, karena secara sekilas tampilan pianika dapat mirip dengan piano. Pianika dimainkan dengan cara ditiup pada lubang suaranya serta menekan tuts. Susunan nada-nada pada pianika adalah sama dengan susunan nada-nada pada piano/keyboard, hanya saja tuts pianika mempunyai jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan piano. Sebagai alat musik yang praktis dan mudah dimainkan, pianika termasuk instrumen wajib dalam pembelajaran seni musik disekolah khususnya Sekolah Menengah pertama.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
1. Bagian bagian pianika
Gambar 28. Bagian-bagian pianika
2. Sikap bermain pianika
Bermain pianika dapat dilakukan dengan duduk atau berdiri. Untuk mendapatkan posisi yang nyaman dalam memainkan pianika, maka dalam memegang pianika tangan kanan dibuka lebar sedangkan tangan kiri memegang karet di leher pianika (apabila menggunakan alat peniup yang panjang), dan tangan kanan menekan tuts untuk memainkan melodi lagu, sedangkan mulut meniupnya. Dengan posisi yang demikian, maka gerak tubuh tidak akan mengganggu konsentrasi tangan dan bibir untuk menyeleraraskan diri agar udara yang diberikan dengan tuts nada yang ditekan dapat bekerjasama dengan tepat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bermain alat musik pianika adalah:
a. Memainkan dengan lima jari, setiap jari mempunyai tugas untuk menekan tuts-tuts tertentu.
b. Cara meniup diusahakan halus dan rata.
c. Bentuk tangan kanan seperti memegang bola sehingga memungkinkan jari bergerak dengan leluasa.
3. Penjarian Pianika
Penjarian pada pianika dengan menggunakan tangan kanan untuk menekan tuts penghasil nada dan untuk penjarian digunakan simbol-simbol angka sebagai berikut:
Gambar 29. Penjarian pada pianika
Nama Jari Simbol
Ibu Jari Angka 1 Jari Telunjuk Angka 2 Jari Tengah Angka 3 Jari Manis Angka 4 Jari kelingking Angka 5
a. Letak nada pada tuts
Untuk mengetahui letak nada dalam tuts adalah dengan melihat tuts yang ada pada pianika. Ada 2 macam tuts, ada tuts berwarna putih dan ada tuts berwarna hitam (bentuknya lebih kecil, terletak agak di atas tuts putih). Pertama-tama kita harus mencari nada C. Tuts berwarna hitam dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok 2, dan kelompok 3. Untuk mengetahui nada C misalnya adalah dengan melihat kelompok 2 tuts hitam, nah tuts putih di sebelah kirinya adalah nada ”C”. Urutan nada selengkapnya seperti pada gambar berikut ini:
b. Notasi Pada Pianika
4. Teknik bermain pianika
Pianika dimainkan dengan tiupan langsung atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut. Kegunaan tuts pianika adalah :
a. Tuts putih berfungsi untuk memainkan nada-nada pokok/asli b. Tuts hitam berfungsi untuk memainkan nada-nada kromatis Latihan
D. Aktivitas Pembelajaran
Anda diharapkan mampu:
a. Mengamati video permainan pianika baik solo pianika maupun ansambel yang mengarah pada tujuan pembelajaran dalam modul, melalui tayangan video musik.
b. Mengidentifikasi keteknikan dalam bermain pianika c. Mengidentifikasi jenis-jenis pianika.
d. Mendiskusikan dengan kolega dari hasil pengamatan melalui video pembelajaran.
e. Melakukan eksperimen lanjutan hal-hal berkaitan dengan teknik dasar bermain pianika, agar memperoleh pemahaman yang lengkap tentang teknik bermain pianika.
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Jelaskan teknik penjarian pada pianika!. 2. Jelaskan teknik bermain pianika!.
F. Rangkuman
Pianika merupakan alat musik tiup kecil sejenis harmonica, tetapi memakai bilah-bilah keyboard yang luasnya sekitar 3 oktaf. Pianika dimainkan dengan tiupan langsung atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut. Kegunaan tuts pianika adalah :
a. Tuts putih berfungsi untuk memainkan nada-nada pokok/asli b. Tuts hitam berfungsi untuk memainkan nada-nada kromatis
Dalam memainkan alat musik pianika, tangan kiri memegang pianika dan tangan kanan menekan untuk memainkan melodi lagu, sedangkan mulut untuk meniupnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meniup pianika, yaitu:
a. Memainkan dengan lima jari, setiap jari bertugas untuk menekan tuts-tuts tertentu.
b. Cara meniup diusahakan halus dan rata.
c. Bentuk tangan kanan seperti memegang bola sehingga memungkinkan jari bergerak secara leluasa.
Cara memainkan pianika adalah dengan cara ditiup dan ditekan. Penjarian pada pianika untuk menekan tuts-tutsnya dengan menggunakan symbol: a. Ibu jari, simbol no 1.
b. Jari telunjuk, simbol no 2. c. Jari tengah, simbol no 3. d. Jari manis, simbol no 4. e. Jari kelingking, simbol no 5. Makna dan peranan pianika
Umumnya pianika digunakan sebagai alat untuk pendidikan disekolah. Dalam bermain musik pianika dapat digunakan untuk memainkan melodi pokok, kontra melodi, dan dapat juga untuk mengiringi lagu.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Anda dapat mendemonstrasikan teknik memainkan recorder dan pianika. Peserta diklat juga diharapkan mampu mengajarkan materi ini kepada peserta didik di satuan pendidikan masing-masing Untuk mendukung dan memperkaya pengetahuan tentang teknik memainkan alat musik ini.
Sebagai guru profesional di sekolah, diharapkan dapat mengembangkan dan mengajarkan seni musik khususnya praktek bermain alat musik di sekolah masing-masing. Sehingga seni musik bisa memasyarakat dikalangan siswa serta bisa sebagai media apresiasi siswa.
TEKNIK BERMAIN GITAR
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan tentang teknik memainkan alat musik harmonis gitar, dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran dan bermain musik baik perorangan maupun kelompok.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini, Anda mampu: 1. menunjukkan bagian-bagian gitar akustik; 2. menunjukkan bagian-bagian gitar elektrik;
3. menunjukkan bagian-bagian gitar akustik-elektrik (akustrik); 4. mendemonstrasikan tenknik menyetem/melaras gitar; 5. mendemonstrasikan sikap tubuh dalam bermain gitar; 6. mendemonstrasikan sistem penjarian pada gitar; 7. mendemonstrasikan teknik petikan apoyando; 8. mendemonstrasikan petikan tirando;
9. mendemonstrasikan teknik strumming; 10. mengiringi lagu dengan gitar.
C. Uraian Materi
1. Bagian bagian gitar
Gambar 31. Bagian-bagian gitar akustik
Body : bagian ini merupakan badan dari gitar. Neck : tempat untuk meletakkan.
Head : tempat untuk menahan tuning peg. Fret : pembatas fingerboard
String : bagian untuk menghasilkan nada-nada. Bridge : penahan atau pengikat senar
Sound hole : lubang suara Nut : penahan senar
Tuning peg : tempat untuk menyetel senar. Fingerboard : tempat nada-nada
2. Tuning/melaras gitar
Gitar harus disetem atau diselaraskan sebelum dimainkan agar nadanya dapat sesuai dengan nada standar pada nada piano. Senar gitar yang standar pada umumnya berjumlah 6 buah, dengan susunan nada pada masing-masing dawai dalam posisi open string pada
posisi nada-nada gitar pada senar open string
posisi nada-nada gitar pada senar open string dalam notasi balok dan tablatur.
a. Menyetem dengan piano
Nada senar/dawai pada senar ke 1 open string, disamakan dengan tuts E pada piano, senar ke 2 dengan tuts, Nada senar/dawai senar 3 open string/tidak disamakan dengan tuts G pada piano. Senar ke 4 dengan tuts D, senar ke 5 dengan tuts A,dan senar ke 6 dengan tuts E seperti pada gambar berikut:
b. General Tuning
General tuning langkah ke 1 dapat dilakukan dengan: (1) melaraskan senar ke 1 menurut nada E; (2) tekan fret ke V senar ke 2; (3) petik senar ke 1 tanpa ditekan; (4) ; selaraskan nada kedua senar tersebut (5) periksa harmonic tuning dengan cara menyentuh senar B pada fret ke XII; dan (6) bandingkan dengan fret ke VII senar ke 1.
General tuning langkah ke 2 dapat dilakukan dengan: (1) tekan fret ke IX senar ke 3; (2) petik senar ke 1 tanpa ditekan; (3) selaraskan nada kedua senar tersebut; dan (4) periksa harmonic tuning dengan cara menyentuh senar G fret XII, dan menekan senar E fret ke III.
General tuning langkah ke 3 dapat dilakukan dengan: (1) tekan fret ke IX senar ke 4; (2) petik senar ke 2 tanpa di tekan; (3) selaraskan nada kedua senar tersebut; dan (4) periksa harmonic tuning dengan cara menyentuh senar D fret ke XII dan menekan senar B fret ke III.
General tuning langkah ke 4 dapat dilakukan dengan cara: (1) tekan fret ke V senar ke 5; (2) petik senar ke 4 tanpa di tekan; (3) selaraskan
nada kedua senar tersebut; dan (4) periksa harmonic tuning dengan cara menyentuh senar A fret ke XII dan menekan G fret ke II.
General tuning langkah ke 5 dapat dilakukan dengan; (1) tekan fret ke X senar ke 6; (2) petik senar ke 5 tanpa di tekan; (3) selaraskan kedua nada tersebut; dan (4) periksa harmonic tuning dengan cara menyentuh senar A fret ke XII dan menekan senar D fret ke II.
General tuning langkah ke 6 dapat dilakukan dengan; (1) petik senar ke 6 tanpa ditekan; (2) petik senar ke 1 tanpa ditekan; dan (3) selaraskan ke dua nada tersebut.
c. Harmonic Tuning
Harmonic tuning dapat dilakukan dengan cara: (1) sentuh senar ke 2 tepat di atas fret ke 5 menggunakan jari telunjuk; (2) sentuh senar ke 1 tepat diatas fret ke 7 dengan jari manis; (3) petik senar ke 2 lalu senar ke 1; dan (4) selaraskan nada ke dua senar tersebut.
Harmonic tuning juga dapat dilakukan dengan cara yang sama pada senar ke 4 dan ke 3 pada posisi fret yang sama, demikian juga pada senar ke 5 dan ke 4, senar ke 6 dan ke 5. Terakhir selaraskan senar ke 6 fret ke VII dengan senar ke 2 fret ke XII.
d. Menyetem dengan elektrik tuner (alat bantu tuning)
Menggunakan clip on tuner
Gambar 33. Electric tuner
Penyeteman dengan menggunakan clip on tuner dilakukan dengan cara menjepitkan tuner tersebut ke bagian kepala gitar,
kemudian membunyikan salah satu senar secara bergantian. Tuner akan mendeteksi getaran dari setiap senar dan menunjukkan frekuensi yang diinginkan. Jika senar yang terpasang terlalu rendah biasanya akan menyala lampu berwarna merah disebelah kiri. Jika senar yang terpasang terlalu tinggi maka lampu merah akan menyala disebelah kanan. Sedangkan untuk pengaturan nada yang tepat lampu akan menyala berwarna hijau akan menyala ditengah. Penyesuaian frekuensi nada senar terlalu rendah maupun tinggi dapat dilakukan dengan memutar tuning keys yang ada di kepala gitar. Penyeteman standar nada pada senar gitar adalah :
Senar 1 : e Senar 2 : B
Senar 3 : G Senar 4 : D Senar 5 : A Senar 6 : E
3. Sikap bermain gitar
a. Sikap Tubuh
Dalam bermain gitar akustik, harus dipertimbangkan sikap atau tata cara bermain agar lagu-lagu yang dibawakan dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu dalam bermain gitar usahakan dengan sebaik-baiknya posisi tangan kiri dan tangan kanan agar dapat bergerak sebebas mungkin, serta menggunakan foot stool yang harus berada didepan tempat kursi untuk menaruh telapak kaki kiri.
Gambar 34. Foot stool
b. Sikap badan pada waktu bermain gitar: lengkung gitar berada di paha kiri, paha kanan menahan side board bagian belakang; kaki kiri diletakkan diatas foot stool.
Gambar 35. Posisi bermain gitar
c. Jari tangan kanan digunakan untuk memetik senar didepan soundhole, dengan siku lengan diletakkan diatas sideboard.
Gambar 36. Cara memetik gitar/posisi jari tangan kanan
d. Tangan kiri memegang leher gitar, ibu jari berada dibelakang leher gitar, dan jari lainnya berada diatas fretboard untuk menekan senar.
Gambar 37. Posisi jari tangan kiri
4. Teknik bermain gitar
Gitar akustik biasa dimainkan dengan petikan jari-jari tangan. Jari tangan kanan digunakan untuk memetik senar, ibu jari digunakan untuk memetik bass. Untuk mempermudah dalam mengingat berfungsi, maka masing-masing jari dalam bermain gitar akustik perlu ditandai pada setiap jari dengan huruf seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 38. Kode jari tangan kanan p (pulgar) : ibu jari i (indice) : telunjuk m ( medio) : jari tengah a (anular) : jari manis ch (chico) : kelingking
Untuk tangan kiri digunakan untuk menekan senar pada papan nada
(fretboard), kemudian ibu jari digunakan untuk menahan leher gitar bagian belakang. Simbol jari tangan kiri adalah sebagai berikut :
Gambar 39. Kode jari tangan kiri 1 : telunjuk
2 : jari tengah 3 : Jari manis 4 : kelingking
Jenis petikan dalam memainkan gitar akustik secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu:
a) Petikan apoyando (rest stroke)
Petikan apoyandoyaitu memetik senar dengan menyandarkan jari pada senar sebelahnya setelah jari tersebut memetik senar yang