• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen 10. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK J (Halaman 27-141)

Umpan balik dan tindajk lanjut yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran pada modul grade 10 ini adalah :

1. Peserta Diklat dapat melaksanakan tanggung jawab untuk kegiatan manajemen pertunjukan

2. Peserta diklat untuk membuat perencanaan manajemen pertunjukan yang bagus

MEMPERSIAPKAN PEMENTASAN TARI YANG BAIK

A. Tujuan

Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan pementasan tari yang baik. Peserta diklat akan diberikan dasar-dasar penyusunan materi pementasan tari yang didasarkan pada struktur dramatik sajian. Kedua, modul ini memberikan gambaran tentang karakterstik jenis pertunjukan tari dari sisi durasi penyajian hingga pola garap yang dihasilkan.

B. Indikator pencapaian

1. Mampu mempersiapkan pementasan tari yang baik.

2. Menguasai dasar-dasar penyusunan materi pementasan tari yang didasarkan pada struktur dramatik sajian.

3. Mampu memberikan gambaran tentang karakteristik jenis pertunjukan tari dari sisi durasi penyajian hingga pola garap yang dihasilkan.

C. Uraian Materi

Sebuah pementasan tari hendaknya dipersiapkan secara matang. Pementasan tari yang baik tentu saja harus didukung dengan perencanaan, proses pelaksanaan atau tindakan secara terorganisasi dan evaluasi dalam tiap tahap. Tiga tahapan ini penting dilakukan meskipun pementasan tersebut hanya berskala sekolah. Bentuk pementasan yang baik di sini dapat dilihat dari kelancaran pelaksanaan pementasan.

Dalam mempersiapkan pementasan dibutuhkan beberapa tahap perencanaan yang secara teknis adalah sebagai berikut.

1. Pembentukan kepanitiaan

Pertama menentukan siapa di antara sekelompok orang yang ditunjuk sebagai ketua. Peran ketua panitia adalah sebagai koordinator untuk melaksanakan acara pementasan. Peran kedua, sebagai penghubung antara pihak pengisi acara dengan pengatur acara (master ceremony). Panitia yang lain adalah bagian pimpinan artistik yang akan berhubungan langsung dengan pengisi (artis) yang akan tampil. Bagian lain yang penting adalah panitia urusan publikasi, dekorasi dan dokumentasi. Tiga komponen ini bisa dijadikan satu, tetapi masing-masing bidang diisi oleh satu orang penanggung jawab. Seksi lain yang memiliki peran penting dalam kepanitiaan adalah seksi acara, penerima tamu dan stage manager. Tiga seksi ini memiliki tugas berbeda dalam mendukung suksesnya pementasan. Seksi di luar masalah artistik adalah seksi usaha dana. Seksi usaha dana ini bekerja sebelum pelaksanaan kegiatan karena keberhasilan pementasan salah satunya adalah dukungan dana yang dilakukan sebelum pementasan.

2. Pembagian tugas dengan deskripsi pekerjaan masing-masing

Pembagian tugas setelah dibentuk panitia akan memberikan arah yang jelas terhadap kewenangan masing masing bidang yang telah dibentuk. Tujuan pembagian tugas, antara lain untuk memaksimalkan potensi sesuai dengan bidang yang ada. Di samping itu, dalam melaksanakan pementasan akan lebih fokus pada bidang yang dibebankannya.

3. Melaksanakan kegiatan pementasan

Setelah kepanitiaan terbentuk dan tugas pokok per bidang telah diberikan maka saat yang paling menentukan adalah pelaksanaan pementasan. Dalam melaksanakan pementasan ini peran seksi acara dan stage manager sangat menentukan keberhasilan pementasan. Stage

4. Mengevaluasi kegiatan

Evaluasi kegiatan dilaksanakan setelah pementasan selesai. Biasanya dilakukan sepekan setelah acara selesai. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui kekurangan yang terjadi dalam kepanitiaan sehingga memunculkan masalah saat pentas berlangsung. Evaluasi ini diharapkan menjadi catatan untuk pelaksanaan acara pentas pada tahun tahun berikutnya.

Untuk itu panitia pelaksana kegiatan pementasan harus memenuhi syarat sebagai berikut

1. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan 2. Konsentrasi dalam melaksanakan tugasnya 3. Bersedia bekerjasama dengan teman lain 4. Mau menerima kritik jika terdapat kesalahan

Tugas kewenangan seorang panitia pelaksana dalam kegiatan pementasan ini dapat diterapkan untuk kegiatan apa pun. Dalam konteks sekolah, latihan untuk bertanggung jawab melaksanakan acara pementasan ini penting artinya untuk membina dan melatih rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan, dan membentuk rasa percaya diri terhadap tugas yang diembannya., memupuk rasa solidaritas yang tinggi bagi siswa sehingga dalam melaksanakan kegiatan dapat saling bahu-membahu.

Kegiatan pementasan yang dipersiapkan siswa bukanlah tujuan utama. Tujuan yang paling penting untuk ditanamkan kepada siswa adalah bagaimana membuat rancangan dan proses yang bagus dalam komunikasi antar teman. Poin ini menjadi nilai lebih untuk bahan pertimbangan terhadap kinerja siswa ketika melaksanakan kegiatan di sekolah. Dengan latihan tanggung jawab di sekolah dampaknya akan bisa dirasakan ketika siswa berada di luar sekolah. Dengan demikian, latihan mengelola pementasan di sekolah akan memberikan kontribusi terhadap pembentukan sikap diri siswa di samping rasa percaya diri, juga menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Mengamati

Dalam kegiatan mengamati ini Anda diminta mengamati persiapan pementasan, khususnya yang berhubungan dengan pementasan pertunjukan tari. Agar kegiatan pengamatan lebih terarah, Anda dapat menggunakan instruksi dari fasilitator ataupun menggunakan panduan di bawah ini sebagai panduan dalam kegiatan pengamatan. Selain berdasar format pengamatan yang sudah disediakan. Anda juga bisa melakukan kegiatan secara individu atau secara kelompok. Kalau Anda ingin melakukan secara kelompok Anda bisa mencari dua sampai tiga orang teman untuk dibuat dalam satu kelompok.

Setelah Anda mengamati, tuliskan hasil pengamatan Anda dengan membuat format pengamatan sendiri ataupun menggunakan format pengamatan seperti contoh di bawah ini.

Contoh Lembar kegiatan mengamati

No Persiapan Pementasan Penggunaan Panggung Pementasan Persiapan Materi Pementasan 1 Menginventarisasi pengisi acara

Penataan dekorasi Urutan penyajian yang baik 2. Menunjuk MC yang

mampu membawakan acara

Tata lampu yang bagus

Kualitas pengisi terpilih

2. Menanya

Setelah Anda melakukan kegiatan pengamatan, apakah ada pertanyaan yang muncul dan mengganggu pikiran Anda? Mulailah melakukan

Beberapa contoh pertanyaan di bawah ini dapat Anda gunakan dan Anda kembangkan sendiri.

a. Apakah yang disebut dengan tahap persiapan untuk pementasan? b. Bagaimanakah Anda dapat mengembangkan ide untuk membuat

sebuah pementasan?

c. Mengapa kita perlu persiapan untuk mementaskan pertunjukan? d. Bagaimana urutan persiapan membuat sebuah pementasan?

Lembar kegiatan menanya:

Penggunaan format lembar pertanyaan adalah cara untuk mempermudah dalam menghimpun, mengurutkan pertanyaan yang diperoleh agar mempunyai susunan yang sistematis, dari yang sederhana/mudah ke hal yang sulit/kompleks; atau berdasarkan urutan waktu, dari yang awal ke yang paling mutakhir, dan seterusnya.

Buatlah daftar pertanyaan dengan menggali sebanyak mungkin pertanyaan agar mudah pencatatannya. Anda dapat membuat format kegiatan menanya ini secara mandiri atau mengembangkannya berdasarkan contoh yang ada di bawah ini.

Lembar Pertanyaan

No. Pertanyaan

1. Bagaimanakah menata urutan pementasan yang baik? 2. Komponen apa yang diperlukan dalam pementasan tari?

3. Persiapan apa saja untuk mendukung keberhasilan pementasan tari?

3. Mengumpulkan data/informasi/mencoba/eksperimen

Berdasarkan hasil kegiatan menanya sebelumnya, Anda telah mengumpulkan beberapa pertanyaan terkait dengan persiapan pementasan dan tahap tahapnya. Kumpulkanlah berbagai informasi dan data yang berkaitan dengan pementasan tari dari buku-buku, atau informasi langsung melalui wawancara dengan ahli tari, khususnya dalam ahal persiapan pementasan dan perencanannya.

Informasi Anda juga akan lebih menarik dan lengkap apabila diperkaya dengan searching di internet untuk melengkapi informasi tentang pementasan. Selain itu, Anda juga bisa mencari dari sumber lain seperti: artikel, laporan, jurnal, penelitian, buku elektronik, gambar, video dan sebagainya. Kumpulkanlah berbagai informasi tersebut untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda sebagai salah satu proses pembelajaran Anda secara mandiri.

Lembar kegiatan mengumpulkan data/informasi No. Sumber Informasi Bentuk

Informasi

Tanggal

Pengambilan Data Keterangan 1 Pimpinan panggung Kelengkapan pendukung pentas 1 bulan sebelum pementasan -

2. Crew stage Data

pendukung pementasan

1 bulan sebelum pementasan

-

Apabila memungkinkan cobalah membuat desain perencanaan pementasan bersama teman sekelompok. Masing-masing individu melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan untuk persiapan pementasan tari.

4. Mengasosiasi/mendiskusikan

Diskusikan dengan teman-teman di kelas perihal informasi yang telah Anda kumpulkan mengenai pementasan tari yang telah Anda kumpulkan dari berbagai sumber.

Topik diskusi dapat menyangkut:

Catatan hasil diskusi

a. Pentingnya manajemen pertunjukan b. Perancangan pementasan

5. Mengomunikasikan

Presentasikan hasil pengumpulan informasi, data hasil pembelajaran dan kesimpulan yang berhasil Anda buat tentang persiapan pementasan hingga pelaksanaan pementasan. Presentasikan hasil pembelajaran Anda dengan cara mensimulasikan rencana pementasan. Semakin lengkap Anda menggunakan media maka pemahaman Anda akan semakin lengkap, juga terhadap teman-teman Anda yang sama-sama mengumpulkan informasi/data pembelajarannya. Presentasi ini akan saling memperkaya wawasan dan pengetahuan Anda khususnya tentang persiapan pementasan tari.

Tuliskan masukan-masukan yang Anda peroleh dari presentasi yang Anda sajikan di kelas/sekolah ataupun forum ilmiah lain yang dapat digunakan untuk menampilkan temuan Anda tentang persiapan pementasan tari.

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Buatlah rancangan pementasan dengan tiga tahap pelaksanaan! 2. Buatlah persiapan pementasan tari yang baik!

3. Bagaimanakah dasar-dasar penyusunan materi pementasan tari yang didasarkan pada struktur dramatik sajian?

4. Berikan gambaran tentang jenis karakteristik jenis pertunjukan tari dari sisi durasi penyajian hingga pola garap yang dihasilkan!

F. Rangkuman

Sebuah pementasan ternyata tidak bisa hanya dilakukan dengan cara spontan. Namun pementasan yang baik harus melalui tahapan perencananan, diskusi untuk menyempurnakan, kemudian dilaksanakan dan terkahir dievaluasi. Dengan tahap-tahap ini maka sebuah rancangan

pementasan akan dapat terlaksana dengan baik. Untuk mendukung pementasan yang baik diperlukan pula manajemen pertunjukan yang baik karena pada dasarnya antara acara pementasan dengan manajemen pertunjukan adalah dua agenda yang sebenarnya memiliki kesatuan dan saling mendukung satu sama lain.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan balik dan tindak lanjut yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran pada modul KK Jini adalah:

1. Peserta diklat dapat melaksanakan tanggung jawab untuk kegiatan pementasan

2. Peserta diklat untuk membuat perencanaan manajemen pertunjukan yang bagus

3. Peserta diklat dapat melakukan kerjasama dengan teman dalam mensukseskan kegiatan pementasan

4. Peserta diklat dapat mempraktikkan bagaimana tanggung jawab yang harus dilakukan dalam mendukung pementasan.

MEMPERSIAPKAN PUBLIKASI DAN TATA TEKNIK

PENTAS YANG BAIK

A. Tujuan

Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan publikasi dan tata teknik pentas yang baik. Publikasi tidak hanya berkaitan dengan persiapan pementasan, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan pra pertunjukan. Di dalam persiapan pembuatan publikasi dan tata teknik pentas tersebut akan diperkenalkan beberapa hal terkait dengan teknik untuk perencanaan program, pelaksanaan hingga evaluasi.

Secara praktis tujuan publikasi adalah untuk memperkenalkan produk yang akan ditawarkan. Dalam kaitannya dengan pementasan maka produk itu adalah sajian pertunjukan. Materi tata teknik pentas dalam modul ini akan memberikan gambaran kepada peserta diklat dalam melakukan tugas yang terkait dengan kelengkapan pementasan atau yang disebut dengan tata teknik pentas. Materi ini penting untuk diberikan karena akan memberikan arahan secara teoretis dan praktis mengenai cara kerja yang dilakukan dalam pementasan agar tidak terkesan spontanitas. Artinya, segala tahap yang akan dilakukan harus melalui proses perencanaan, pembahasan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan tahapan ini diharapkan pengelolaan publikasi atau pemasaran produk pementasan akan mendukung kesuksesan pementasan yang dilakukan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi yang harus dikuasai peserta setelah mempelajari materi ini adalah:

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

DADD&DAN 5

1. Mampu membuat rancangan publikasi yang baik untuk sebuah pementasan.

2. Mampu menyusun desain tata teknik pentas yang baik.

C. Uraian Materi

1. Membuat rancangan publikasi untuk sebuah pementasan

Publikasi dalam modul ini lebih difokuskan pada aspek daya tarik sajian sehingga akan mampu menarik perhatian pengunjung untuk datang. Lebih spesifik lagi berkaitan dengan daya tarik sebuah pertunjukan yang harus dipublikasikan kepada masyarakat. Selanjutnya, berkaitan dengan menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan pertunjukan, sehingga sebuah produksi akan mampu untuk membiayai total pertunjukan yang dirancang dengan dukungan dana yang ada. Aspek pertama publikasi terkait dengan produksi yang akan dipertunjukkan. Dalam publikasi ada beberapa cara yang dapat ditempuh:

a. Publikasi melalui media massa cetak. b. Publikasi melalui media televisi dan radio.

c. Publikasi melalui pembuatan poster, leaflet, brosur, spanduk, dan baliho. d. Publikasi melalui media sosial: internet, Facebook, Line, instagram dan

sejenisnya.

Pada dasarnya semua media publikasi yang tersebut di atas bertujuan sama, yakni untuk menarik calon penonton menyaksikan sebuah pertunjukan yang ditawarkan dalam media tersebut. Untuk itu diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar efektivitas publikasi itu dapat tercapai.

a. Publikasi melalui media massa cetak Syarat yang harus dipenuhi adalah: 1) Informasi jelas.

2) Keterbacaan tulisan dalam media cetak itu dapat dipahami. 3) Terdapat gambar atau foto materi yang akan ditampilkan. 4) Keterangan waktu, tempat dan jam pertunjukan.

b. Publikasi melalui media televisi dan radio

Publikasi melalui media televisi berbeda dengan media radio. Karena televisi dapat diakses secara audio visual. Tetapi untuk radio hanya dapat diakses melalui audio saja. Oleh karena itu, publikasi melalui radio harus dapat menggambarkan rencana pertunjukan yang akan diadakan dengan cuplikan audio salah satu materi yang akan disajikan. Hal ini akan memunculkan kesan penasaran dan ingin mengetahui pada pertunjukan yang akan disajikan. Dengan demikian maka publikasi yang dirancang ini akan mampu mendatangkan penonton yang banyak untuk hadir menyaksikan.

c. Publikasi melalui pembuatan poster, leaflet, brosur, spanduk, baliho Perancangan publikasi melalui poster, leaflet, brosur, spanduk dan baliho pada dasarnya memiliki substansi sama, yakni untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya pada masyarakat tentang rencana pertunjukan yang akan diselenggarakan. Hanya saja karakteristik masing-masing jenis ini berbeda. Untuk poster, karena dibuat dalam bentuk cetak, sehingga harus menarik dan terbaca informasinya dengan jelas. Ada beberapa bentuk poster yang disertakan ilustrasi gambar terkait dengan program yang akan disajikan. Ada pula poster yang hanya menampilkan tulisan. Tentu saja yang lebih menarik adalah jenis poster yang ada gambarnya, karena akan memberi daya tarik pada masyarakat.

Leaflet, merupakan miniatur dari poster yang dicetak dalam jumlah lebih banyak dari pada poster. Leaflet biasanya diberikan pada saat penonton hadir sehiingga akan dapat mengetahui informasi

pertunjukan yang hendak dilihat. Fungsi ini sama dengan brosur. Hanya saja brosur isinya lebih lengkap, karena tidak saja mengungkap materi sajian, namun sampai pada pendukung tari, crew poduksi, susunan panitia, dan sponsor yang mendukung. Berbeda lagi dengan baliho yang dicetak dalam ukuran sangat besar dan dicetak terbatas. Baliho biasanya ditempatkan di titik-titik strategis di sudut kota, sehingga akan diketahui masyarakat dengan jelas. Isi baliho tidak beda dengan poster, hanya saja dalam ukuran yang besar. Tentu saja baliho yang dibuat harus menampilkan gambar menarik dari tokoh yang akan tampil, sehingga memberi daya tarik. Dalam baliho ini juga mencantumkan harga paket pertunjukan dan informasi di mana dapat dibeli tiket tersebut.

d. Publikasi melalui media sosial: internet, facebook, line, instagram dan sejenisnya.

Karakteristik publikasi cetak dengan media elektronik memang sangat berbeda, meskipun substansinya sama. Untuk publikasi melalui media sosial: internet, facebook, line, instagram dan sejenisnya dituntut untuk lebih praktis, informatif, dan memiliki efek komersial sehingga akan menghadirkan pengunjung banyak.

Salah satu syarat untuk menarik minat masyarakat yang mengakses melalui media sosial adalah memberikan rasa penasaran yang tinggi sehingga akan memunculkan keinginan hadir menyaksikan. Adapun skema tampilan dapat bervariasi menurut fokus objek yang akan ditampilkan. Untuk jenis pertunjukan tari klasik keraton misalnya, hal yang menarik diekspose adalah ciptaan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana ke berapa dan sejarah tarian tersebut beserta gambar. Informasi seperti itu memberikan efek luar biasa pada

2. Menyusun desain tata teknik pentas yang baik

a. Membuat rancangan desain panggung

Dalam istilah pertunjukan orang sering menyebut pemanggungan. Teknik pemanggungan yang terjadi saat ini telah mengikuti perkembangan atau dinamika seni pertunjukan. Di kalangan masyarakat Jawa, pemanggungan identik dengan pendopo sebagai tempat paling sesuai. Di kalangan masyarakat modern orang menyebut stage sebagai tempat paling representatif. Bagi kalangan masyarakat di komunitas seni kerakyatan lebih sesuai dengan pilihan arena terbuka. Masing-masing jenis tersebut memiliki ciri keunikan sendiri-sendiri. Selain itu karekteristik ketiga jenis panggung itu berbeda-beda. Adanya tiga jenis desain panggung tersebut sangat menentukan dan berperan dalam menyampaikan pesan atau misi sebuah pertunjukan, yakni komunikasi dengan penonton. Wilayah yang harus dioptimalkan adalah bagaimana menentukan layout dari penempatan perangkat musik dan/atau gamelan yang akan digunakan. Pembuatan desain tata letak ini penting karena keterkaitan antara satu pertunjukan dengan pertunjukan lain harus harmoni.

Peran desainer panggung termasuk menentukan arena tempat pertunjukan, apakah di stage, teater arena, pendopo, atau tempat lain yang spesifik. Penentuan area pementasan ini sejak awal harus ditentukan dan dikomunikasikan dengan pembuat atau pengisi pentas.

Komunikasi antara bagian tata panggung dengan penata tari atau pengisi atraksi lain sangat dibutuhkan karena akan memberi dukungan terhadap kelancaran pertunjukan. Di samping hal itu, penentuan lokasi pentas akan menentukan pula bentuk sajian dari sisi koreografinya. Demikian pula untuk kelengkapan property dan setting yang dibutuhkan. Pola-pola pertunjukan di stage dapat dilakukan dengan cara realis dengan setting seperti suasana aslinya. Namun dapat pula dengan cara simbolis, yakni hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yang dapat mewakili sebuah suasana.

b. Lighting

Penataan lampu atau lighting dalam sebuah pertunjukan akan berkaitan dengan pembentukan suasana dari sebuah pertunjukan yang telah disiapkan kreatornya. Tata lampu di sini berfungsi pula untuk menghidupkan suasana di samping memperjelas alur cerita ketika adegan dalam cerita tertentu memerlukan teknik permainan dengan kombinasi black out dan feet in. Salah satu contoh penggunaan teknik black out dan feet in ini adalah pada pertunjukan yang menghadirkan tokoh tertentu berubah wujud menjadi tokoh lain dalam waktu yang singkat. Misalnya, dalam Epos Ramayana, Rahwana berubah menjadi seorang kakek tua untuk mengelabui Sinta maka teknik lampu mati kemudian diterangkan pelan-pelan (feet in) akan menjadi sangat efektif untuk menjelaskan pada penonton bahwa Rahwana berubah wujud menjadi kakek-kakek.

Pemasangan lampu dari berbagai arah juga sangat penting artinya untuk memberikan kejelasan posisi penari atau pemain di atas panggung. Ketika penari berada di garis batas depan maka lampu yang dibutuhkan adalah lampu foot light yang letaknya di bawah menyorot ke atas arah muka penari. Lalu ada lampu yang harus mengikuti ke mana arah penari untuk berkomunikasi dengan lawan mainnya maka lampu jenis follow yang harus diadakan untuk mendukung suasana adegan tersebut.

Kemampuan seorang lightingman di sini memiliki peran sangat penting untuk menghidupkan adegan demi adegan yang hendak dipertunjukkan penari. Oleh karena itu, rancangan desain ligthing yang disiapkan penata tari hendaknya telah matang untuk disusun, sehingga lightingman akan lebih mudah untuk melakukan penyesuaian dengan

membantu ekspresi penari di atas pentas. Peran tata lampu inilah yang memberikan kekuatan terhadap ekspresi penari ketika membawakan sebuah tarian di atas panggung. Ada beberapa jenis tata lampu (cahaya) yang dapat digunakan untuk pementasan.

1) Tata lampu general

2) Tata lampu dengan permainan 3) Tata lampu teknik feet out dan feet in

Tiga jenis penataan lampu untuk pertunjukan tersebut memiliki keunggulan sesuai dengan karakter pertunjukan yang disajikan. Tari klasik yang dilakukan di atas pendopo biasanya cenderung dengan tata lampu general. Artinya, tidak menggunakan permainan warna atau teknik lain dalam mendukung pertunjukan tarinya. Penataan lampu jenis general ini secara umum dapat dipahami dan dinikmati penonton karena sajian di atas pentas akan terlihat utuh mulai dari postur penari hingga ekspresi wajahnya. Dengan teknik general ini maka gerak-gerak yang hadir biasanya cenderung dengan simbol-simbol tertentu.

Berbeda dengan teknik general, penataan lampu dengan pola permainan lebih dinamis jika kita melihat konteks pertunjukan dengan cerita-cerita tertentu yang digarap dengan inovasi. Kreasi tari yang dibuat secara khusus untuk pertunjukan sangat membutuhkan permainan lampu ini. Keberadaan tata lampu dengan permainan memberikan inspirasi bagi kreator untuk menuangkan ide gagasannya ke dalam pementasan yang ditampilkan. Teknik pementasan seperti ini biasa digelar di atas panggung proscenium atau teater arena. Dua tempat ini lebih tepat di banding pendopo untuk melakukan permainan lampu daripada pendopo. Dengan permainan lampu di atas pentas, maka kebutuhan artistik yang berkaitan dengan kualitas pertunjukan dapat dipenuhi. Hanya saja untuk mengoperasikan lampu dibutuhkan tenaga yang profesional karena perangkat di dalam tata lampu sangat rumit sehingga menuntut kecermatan dalam mengoperasikannya.

Konsep pertunjukan atau pementasan dengan permainan lampu ini hendaknya dilakukan dengan perencanaan matang sehingga adegan per adegan atau bagian per bagian dalam acara bisa disesuaikan dengan teknik pencahayaan yang diinginkan. Khusus untuk perencanaan pementasan koordinasi antara penata tari atau pengisi kesenian dengan lightingman harus dilakukan secara intens, sehingga tidak terjadi salah persepsi yang berakibat pada kegagalan pertunjukan.

Dalam dokumen 10. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK J (Halaman 27-141)

Dokumen terkait