• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMUM •............•.••••..•........••••.........•...••..•..............••....•.•.••••••...•••••••••••..•••••• l

BAB I PENDAHULUAN

A. UMUM •............•.••••..•........••••.........•...••..•..............••....•.•.••••••...•••••••••••..•••••• l

BAB I PENDAHULUAN

Diplomasi ekonomi saat ini telah menjadi fokus kepentingan sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, sebagai upaya untuk mengembangkan perekonomian di masa mendatang. Peningkatan diplomasi ekonomi telah menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia untuk tahun 20 1 4-20 1 9. Hal tersebut telah dirumuskan sesuai dengan visi misi Presiden yang dijabarkan dalam Nawa Cita, Trisakti, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20 1 5-20 1 9, dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) 20 1 5-20 1 9. Dari berbagai aspek diplomasi ekonomi, salah satu yang menjadi prioritas selama peri ode 20 1 5-20 1 9 adalah bagaimana Indonesia dapat meningkatkan kinerja nilai ekspor non-migasnya.

Sebagai salah satu dari 20 ekonomi terbesar dunia yang tergabung dalam Group of 20 (G-20), Indonesia adalah negara yang memiliki ekonomi Pancasila yang bersifat terbuka. Keterbukaan ekonomi tersebut harus disertai dengan daya saing ekonomi, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang kompetitif. Oleh sebab itu, sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 20 1 4, diplomasi ekonomi Indonesia difokuskan lebih lagi untuk mendorong ekspor, mempromosikan pariwisata dan meningkatkan perdagangan, pariwisata dan investasi (TTl-trade, tourism, investment). Diplomasi ekonomi Indonesia juga diarahkan untuk memperkuat sistem kerja sama ekonomi bilateral dan regional, termasuk mengintensifkan kembali pembahasan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan beberapa negara maupun kawasan.

Disamping mempertahankan dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan pasar tradisional, diplomasi ekonomi Indonesia terus memanfaatkan peluang pasar non­ tradisional di semua kawasan, termasuk di kawasan Amerika dan Eropa. Untuk kawasan Amerika, peluang pasar non-tradisional berada di wilayah Amerika Latin. Sedangkan beberapa negara Eropa Tengah dan Timur (ETT) merupakan wilayah peluang pasar non­ tradisional di kawasan Eropa.

Untuk itu, di tahun anggaran 20 1 6 ini Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa (Pusat P2K2 Amerika dan Eropa) mencoba menyusun kajian mengenai upaya diplomasi ekonomi Indonesia ke pasar non­ tradisional di kedua kawasan tersebut dengan tema "Kerja Sarna Ekonomi di Kawasan Amerika dan Eropa: Menembus Pasar Prospektif'. Kaj ian dimaksud akan membahas berbagai dinamika yang terjadi di kawasan Amerika dan Eropa serta strategi kebijakan luar negeri Republik Indonesia (RI) dalam menembus pasar prospektif di dua kawasan yang memiliki arti strategis bagi Indonesia tersebut. Berdasarkan perkembangan di kawasan Amerika dan Eropa tersebut, kajian mandiri juga akan mengantisipasi berbagai perkembangan yang mungkin teijadi serta dampaknya terhadap kebijakan luar negeri RI. Kajian ini juga merupakan pendalaman Kajian Pusat P2K2 Amerika dan Eropa beijudul "Proyeksi Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa 20 1 5-20 1 9" tahun 20 1 5 .

Kawasan Amerika dan Eropa memiliki beberapa emerging economies, khususnya di kawasan Amerika Latin dan Eropa Tengah dan Timur, yang memiliki potensi besar sebagai pasar non-tradisional yang belum dioptimalkan baik dari aspek perdagangan, pariwisata, dan investasi. Sementara itu, diplomasi ekonomi Indonesia juga menekankan pentingnya untuk melakukan upaya penetrasi pasar ekspor produk Indonesia di pasar non-tradisional, termasuk di emerging economies kawasan Amerika dan Eropa.

Dengan mencermati perekonomian yang sedang tidak stabil di kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat, dan memperhatikan munculnya negara-negara emerging economies maka upaya pencapaian kineija positif diplomasi ekonomi Indonesia memerlukan terobosan melalui perluasan sasaran ekspor ke pasar non-tradisional, khususnya negara-negara emerging economies di kawasan Amerika dan Eropa. Meskipun demikian, hubungan dengan pasar tradisional di Amerika Utara dan Eropa Barat juga harus tetap dipertahankan mengingat Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa termasuk mitra dagang utama Indonesia di kedua kawasan tersebut.

Selama ini, hubungan keija sama dengan negara-negara di kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat didasari semangat kemitraan yang setara dan saling menguntungkan. Kemitraan strategis dan komprehensif yang telah dan tengah dibangun dengan

negara-negara di kawasan terse but mencerminkan kematangan hubungan serta kemitraan antara negara maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan global.

Saat ini kawasan Eropa, khususnya Uni Eropa dan Eropa Barat sedang mengalami krisis multi dimensi, dan kawasan Amerika Utara juga menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian ekonomi. Disamping itu kebijakan rebalancing Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, dan terbentuknya kerja sama Kemitraan Trans-Pasifik (Trans­ Pacific Partnership - TPP) menawarkan peluang sekaligus tantangan baru bagi Indonesia.

Selain itu, perkembangan kerja sama Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) perlu mendapat perhatian karena melibatkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang merupakan mitra kerja sama penting bagi Indonesia. Kerja sama TTIP diperkirakan akan menguasai lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan menjadi kerja sama bilateral perdagangan dan investasi terbesar di dunia. Te-:-ealisasinya TTIP juga akan berdampak terhadap kerja sama ekonomi dengan negara-negara non-mitra, termasuk Indonesia.

Kon iisi terse but memunculkan kebutuhan untuk memberikan respon kebijakan luar negeri yang disesuaikan dengan dinamika yang terus berkembang di kawasan Eropa Barat dan Amerika Utara, salah satunya dengan memanfaatkan munculnya emerging economies di kawasan Amerika Latin dan Eropa Tengah dan Timur guna memperoleh manfaat yang besar bagi pencapaian kepentingan nasional.

B. TUJUAN PENELITIAN

Kaj ian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pasar-pasar non-tradisional di kawasan Amerika Latin dan Eropa Tengah dan Timur yang prospektif. Kajian ini dilakukan dengan menganalisa data, perkembangan serta tren di sektor perdagangan, pariwisata dan investasi antara Indonesia dengan kedua kawasan tersebut yang dapat berdampak terhadap kepentingan Indonesia.

Dengan perkembangan ekonomi yang kompleks dan dinamis di kawasan Amerika dan Eropa, terdapat kebutuhan terhadap sebuah kajian yang bersifat preskriptif bagi prioritas diplomasi ekonomi Indonesia dalam men em bus pasar prospektif khususnya di Amerika Latin dan Eropa Tengah dan Timur. Kajian ini diharapkan dapat pula

membantu perumusan atau proyeksi kebijakan luar negeri Indonesia sesuai dengan dinamika geo-politik dan geo-ekonomi di kawasan Amerika dan Eropa.

Dokumen terkait