• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya

5.11.17 Umur Kategorik Berdasarkan Riwayat Penyakit

Ada 85 data (68,5%) riwayat penyakit terdahulu yang tidak tercatat dan ada 47 data (37,9%) keadaan sewaktu pulang yang tidak tercatat. Distribusi proporsi umur kategorik berdasarkan riwayat penyakit penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 5.20 Diagram Bar Proporsi Umur Kategorik Berdasarkan Riwayat Penyakit Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014.

Berdasarkan gambar 5.20 dapat dilihat bahwa proporsi penderita riwayat penyakit glomerulonefritis pada usia ≤50 tahun ada 58,6% dan pada usia >50 tahun ada 17,9%. Penderita riwayat penyakit DM pada usia ≤50 tahun ada 6,9% dan pada usia >50 tahun ada 33,9%. Penderita dengan riwayat hipertensi pada usia

≤50 tahun ada 20,7% dan pada usia >50 tahun ada 17,9%. Penderita dengan riwayat batu ginjal pada usia ≤50 tahun ada 10,4% dan pada usia >50 tahun ada 17,9%. Penderita dengan riwayat polycistic pada usia ≤50 tahun ada 3,4% dan

pada usia >50 tahun ada 7%. Penderita dengan riwayat pielonefritis pada usia ≤50 tahun ada 0% dan pada usia >50 tahun ada 5,4%.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p<0,05 (p=0,003) maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara umur kategorik berdasarkan riwayat penyakit.

Risiko menderita GGK sejalan dengan faktor bertambahnya usia. Risiko meningkat setelah usia 50 tahun dan umumnya terjadi pada dewasa tua (lebih 70 tahun). Orang Dewasa dengan riwayat DM atau hipertensi memiliki risiko yang tinggi terkena penyakit GGK. Dimana CDC memperkirakan 1 dari 3 penderita DM dan 1 dari 5 penderita hipertensi menderita GGK (WHO, 2014). Menurut Steven dan Levey (2005), 47% penderita gagal ginjal kronis yang berusia lebih dari 60 tahun di USA lebih banyak disebabkan karena terjadi gangguan metabolik seperti diabetes melitus (Steven dan Lavey, 2005). Menurut Suwitra penyebab penderita GGK menjalani hemodialisa pertama di Indonesia adalah glomerulonefritis (Suwitra, 2009).

Berdasarkan penelitian Zahtamal, dkk. Dengan design penelitian case control diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dengan kejadian DM (p=0,000). Pendugaan faktor risiko usia dengan DM didapatkan OR sebesar 6,45 probabilitas untuk terjadinya DM pada usia <45 tahun (probabilitas untuk terjadinya DM pada usia <45 tahun dan 45 tahun adalah lebih kurang 1 banding 6) dengan asumsi sekitar 84% kasus DM dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko umur (Zahtamal, 2007). DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh (degeneratif) terutama

gangguan organ pangkreas dalam menghasilkan hormon insulin, sehingga DM akan meningkat kasusnya sejalan dengan pertambahan usia (Park, 2002).

Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang – orang berusia diatas 40 tahun, namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia muda. Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan karena orang pada usia produktif jarang memperhatikan kesehatan, seperti pola makan dan pola hidup yang kurang sehat seperti merokok (Dhianningtyas & Hendrati, 2006). Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia dan biasanya pada usia ≥ 40 tahun (Bustan, 1997). Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses degeneratife, yang lebih sering pada usia tua. Seperti yang dikemukakan oleh Muniroh, Wirjatmadi & Kuntoro (2007), pada saat terjadi penambahan usia sampai mencapai tua, terjadi pula risiko peningkatan penyakit yang meliputi kelainan syaraf/ kejiwaan, kelainan jantung dan pembuluh darah serta berkurangnya fungsi panca indera dan kelainan metabolisme pada tubuh.

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan sosiodemografi tertinggi yaitu pada kelompok umur 48-56 yakni 23,4%, jenis kelamin perempuan 53,3%, suku Batak 87,9%, agama Kristen Protestan 64,5%, tidak bekerja 36,3%, luar kota Medan 66,9%.

6.1.2 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan keluhan utama yaitu mual muntah 44,4%.

6.1.3 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu yaitu glomerulonefritis 21,8%.

6.1.4 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan kadar ureum sewaktu datang dan pulang yaitu >40 mg/cc yaitu 96,8% sewaktu datang dan 35,5% sewaktu pulang.

6.1.5 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan kadar kreatinin sewaktu datang dan pulang pada laki-laki yaitu >2 mg/100ml sebesar 43,6% sewaktu datang dan 16,1% sewaktu pulang. Proporsi tertinggi penderita berdasarkan kadar kreatinin sewaktu datang dan pulang pada perempuan yaitu >1,5 mg/100ml sebesar 52,4% sewaktu datang dan 20,2% sewaktu pulang.

6.1.6 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan stadium yaitu stadium 5 (48,4%).

6.1.7 Proporsi penderita GGK berdasarkan penatalaksanaan medis yaitu 50% masing-masing pada penatalaksanaan medis obat+diet dan pada penatalaksanaan medis obat+diet+hemodialisa.

6.1.8 Lama rawatan penderita GGK adalah 7,18 (7 hari).

6.1.9 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan 35,5%.

6.1.10 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan sumber biaya yaitu biaya sendiri 87,1%.

6.1.11 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan stadium (p = 0,128).

6.1.12 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium (p = 0,675).

6.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis (p = 0,431).

6.1.14 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar ureum darah sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,936).

6.1.15 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar kreatinin darah sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,951).

6.1.16 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,261).

6.1.17 Ada perbedaan yang bermakna antara umur kategorik berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya (p=0,003).

6.2 Saran

6.2.1 Sebagai pencegahan, diharapkan kepada setiap orang untuk menjaga kesehatan ginjal dengan menjaga pola hidup sehat (life style) seperti menghindari makanan dan minuman yang kandungannya merusak ginjal seperti : minuman bersoda, dengan pewarna buatan dst, tidak

menggunakan kosmetik dengan kandungan yang berbahaya seperti merkuri, dan minum air putih minimal 2 liter setiap hari untuk membantu kerja ginjal.

6.2.2 Kepada penderita DM tetap menjaga kadar gula darah dan kepada penderita hipertensi agar tetap menjaga tekanan darahnya, agar terhindar dari risiko GGK.

6.2.3 Diharapkan kepada penderita GGK agar tetap menjaga pola makan / diet makanan terkhusus diet natrium dan protein.

6.2.4 Penderita dengan stadium 4-5 agar tetap rutin melakukan hemodialisa rutin untuk mencegah terjadinya uremia dan azotemia.

6.2.4 Kepada pihak RS Santa Elisabet untuk lebih memperbaiki pencatatan data terkhusus untuk data penderita GGK yakni pada kolom keadaan sewaktu pulang

Dokumen terkait