• Tidak ada hasil yang ditemukan

81. Bagaimana yang disebut dengan laut wilayah?

Berdasarkan Pasal 2 Konvensi 1982, kedaulatan suatu negara pantai, selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya, dan dalam hal suatu negara kepulauan, perairan kepulaunnya, meliputi pula suatu jalur laut yang berbatasan dengannya yang dinamakan laut teritorial (laut wilayah).

82. Berapa lebar laut wilayah?

Pasal 3 Konvensi 1982 menyebutkan bahwa setiap negara berhak menetapkan lebar laut wilayahnya hingga suatu batas yang tidak melebihi 12 mil laut, diukur dari garis pangkal yang ditentukan sesuai dengan konvensi. Dengan demikian jelas lebar laut wilayah yang sudah disepakati adalah 12 mil, walaupun masih ada sekitar 12 negara yang mengklaim melebihi dari 12 mil.

83. Bagaimana cara menarik garis pangkal?

Berdasarkan pasal 3 Konvensi Jenewa dan Pasal 5 Konvensi 1982 menyebutkan bahwa garis pangkal biasa untuk mengukur lebar laut teritorial adalah garis air rendah sepanjang pantai sebagaimana terlihat pada peta skala besar yang diakui resmi oleh negara pantai tersebut. Namun cara seperti ini sukar dilaksanakan karena banyaknya negara-negara yang mempunyai pantai yang berliku-liku dan pulau yang banyak. Lalu pasal 7 ayat (1) Konvensi 1982 menegaskan bahwa di tempat-tempat di mana garis pantai menjorok jauh ke dalam dan menikung ke dalam atau jika terdapat suatu deretan pulau sepanjang pantai di dekatnya, cara penarikan garis-garis pangkal lurus yang menghubungkan titik-titik yang tepat digunakan dengan menarik garis pangkal darimana lebar laut wilayah diukur. Ketentuan lain juga diatur dalam ayat (3-7) Konvensi 1982 yang menyebutkan

penarikan garis pangkal lurus tersebut tidak boleh menyimpang terlalu jauh dari arah umum pantai dan bagian-bagian laut yang terletak di dalam garis pangkal itu harus cukup dekat ikatannya dengan daratan untuk dapat tunduk pada rezim perairan pedalaman; garis pangkal lurus tidak boleh ditarik ke dan dari elevasi surut, kecuali jika di atasnya didirikan mercusuar atau instalasi serupa yang secara permanen ada di atas permukaan laut atau kecuali dalam hal penarikan garis pangkal lurus ke dan dari elevasi demikian telah memperoleh pengakuan umum internasional; sistem penarikan garis pangkal lurus tidak boleh diterapkan oleh suatu negara dengan cara yang demikian rupa sehingga memotong laut teritorial negara lain dari laut lepas atau zona ekonomi eksklusif.

84. Apakah yang dimaksud dengan normal baseline dan straight baseline atau

archipelagic baseline?

Normal baseline adalah garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial yang sejajar dengan batas terluar laut terluar (outer limit) yang telah ada sejak lahirnya laut teritorial, yaitu lebar laut teritorial 3 mil (abad 18). Sedangkan straight baseline atau archipelagic baseline adalah garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial yang ditarik dari garis-garis lurus yang menghubungkan titik-titik tertentu yang berada pada garis pasang surut. Konsep straight baseline lahir sejak dikenalnya konsep negara kepulauan.

85. Bagaimana pengaturan mengenai delimitasi laut wilayah?

Delimitasi laut wilayah pada Konvensi 1982 sama dengan Konvensi Jenewa 1958. Perumusan aturan delimitasi tentang laut wilayah dalam Konvensi 1982 menekankan pada prinsip garis tengah (median line) dalam menetapkan garis batas laut wilayah kecuali ada alasan hak historis atau keadaan lain. Dalam hal pantai negara tersebut letaknya berhadapan atau berdampingan dengan negara lain, kecuali ada persetujuan yang sebaliknya, garis batas laut wilayah antara kedua

negara adalah garis tengah yang titik-titiknya sama jaraknya dari titik-titik terdekat pada garis pangkal dari mana lebar laut wilayah masing-masing negara diukur. Ketentuan ini tidak berlaku bila ada alasan historis atau keadaan khusus lainnya yang menyebabkan perlunya menetapkan batas laut wilayah antara kedua negara. 86. Apa saja wewenang negara pantai di laut wilayah?

Dalam Pasal 2 ayat (2) Konvensi 1982 menyebutkan bahwa kedaulatan suatu negara pantai meliputi ruang udara di atas laut wilayah serta dasar laut dan lapisan tanah di bawahnya. Artinya negara pantai memiliki kedaulatan penuh terhadap laut wilayah, udara dan tanah di bawahnya. Selain itu ditentukan juga dalam Pasal 25 mengani wewenang lain yang dimiliki negara pantai di laut wilayah yaitu mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam laut wilayahnya untuk mencegah lintas yang tidak damai; mempunyai hak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan utnuk mencegah pelanggaran apapun terhadap persyaratan yang telah ditentukan bagi masuknya kapal ke perairan pedalaman atau untuk melakukan persinggahan di pelabuhan; menangguhkan sementara bagian tertentu laut wilayahnya bagi lintas damai kapal asing apabila penangguhan tersebut sangat diperlukan untuk perlindungan keamanannya. Ada juga wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap kapal-kapal asing dan pengawasan di bidang bea dan cukai.

87. Jelaskan hak lintas damai menurut Konvensi 1982!

Hak lintas damai diatur dalam Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi lintas adalah damai sepanjang tidak merugikan bagi perdamaian, ketertiban atau keamanan negara pantai. Lintas tersebut harus dilakukan sesuai dengan Konvensi dan peraturan internasional lainnya. Dan untuk kapal selam dan kenderaan bawah air lainnya diharuskan melakukan navigasi di atas permukaan air dan mengibarkan benderanya, diatur pada pasal 20 Konvensi 1982.

88. Bagaimana yurisdiksi kriminal negara pantai terhadap kapal asing?

Yurisdiksi kriminal negara pantai tidak dapat dilaksanakan di atas kapal asing yang melintasi laut wilayah kecuali akibat kejahatan itu dirasakan di negara pantai; kejahatan itu termasuk jenis yang mengganggu kedamaian negara tersebut atau ketertiban laut wilayah; apabila telah meminta bantuan penguasa setempat oleh nakhoda kapal atau oleh wakil diplomatik atau pejabat konsuler negara bendera kapal; tindakan tersebut diperlukan untuk menumpas perdagangan gelap narkotika atau bahan psychotropi. Dan untuk kejahatan yang dilakukan sebelum memasuki laut wilayah, maka negara pantai tidak boleh mengambil tindakan apapun.

89. Jelaskan dua konsep tentang kedaulatan yang dimiliki oleh negara pantai!

Dua konsep yang membagi kedaulatan negara pantai adalah konsep teritorialist dan patrimonialist. Konsep teritorialist adalah konsep yang menginginkan supaya kekuasaan negara pantai diberikan sampai 200 mil dari pantai dengan kedaulatan yang sama dengan teritorial (laut wilayah). Konsep ini diajukan oleh Peru, Equador, Brazil (Negara-negara Amerika Latin). Sedangkan konsep patrimonialist adalah konsep yang menginginkan supaya diberi hak-hak berdaulat atau souvereign rights atas kekayaan alam di air, dasar laut, dan tanah di bawahnya, ditambah dengan continental shelf, sejauh 200 mil dari garis pangkal yang digunakan utnuk mengukur lebar laut wilayah.

90. Jelaskan mengenai konsep fishing zone!

Konsep fishing zone adalah konsep yang menginginkan negara pantai berdaulat atas jalur perikanan di luar laut teritorial sejauh 200 mil. Konsep ini hanya menginginkan hak-hak berdaulat atas perikanan saja dan konsep ini diajukan oleh negara-negara yang telah maju teknologi perikanannya.

91. Jelaskan mengenai hak untuk menangkap ikan di laut wilayah!

Hak menangkap ikan di laut wilayah ditentukan oleh engara pantai sendiri. Ada negara pantai yang hanya memberikan hak khusus menangkap ikan kepada warganegaranya. Ada juga negara yang memberikan special favour kepada warga negaranya tanpa melarang orang-orang asing menangkap ikan di laut wilayahnya. Dan ada juga negara yang memberikan pada semua orang untuk menangkap ikan dengan syarat timbal balik.

92. Apakah yang disebut dengan zona tambahan?

Zona tambahan adalah zona transisi antara laut lepas dengan laut wilayah. Zona ini baru saja dikenal dalam hukum laut internasional yang berfungsi utnuk mengurangi perbedaan antara laut wilayah yang tunduk seluruhnya kepada kedaulatan negara pantai dan laut lepas yang memiliki rezim kebebasan. Hukum Internasional menerima wewenang tertentu negara pantai di zona laut yang langsung terletak di sebelah luar laut wilayah.

93. Bagaimana wewenang negara pantai di zona tambahan?

Menurut Pasal 33 ayat (2) Konvensi 1982, zona tambahan tidak dapat melebihi dari 24 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut wilayah diukur. Karena lebar laut wilayah sudah ditentukan sebesar 12 mil, maka dengan sendirinya lebar zona tambahan adalah 24 mil. Pasal 3 Konvensi meneybutkan mengenai wewenang negara pantai yang dapat dilaksanakan di zona tambahan adalah pengawasan-pengawasan yang diperlukan utnuk mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, imigrasi, di dalam wilayah atau laut teritorialnya. Namun demikian, hingga saat ini Indonesia belum mengumumkan jalur untuk zona tambahan.

BAB VII

Dokumen terkait