• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga dan keluarga. Ada beberapa alasan mengapa rumah tangga dan keluarga dijadikan orientasi kajian dalam penelitian ini. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Wilk dan Netting (1984); Hammel (1984); Carter (1984); Saifuddin(2006) rumah tangga dan keluarga adalah (1) “the next biggest sosial unit after the individual “. Rumah tangga dan keluarga menempati posisi penting dalam penelitian antropologi karena antropologi tidak bicara pada tingkat individu; (2) satuan sosial yang paling cepat

menanggapi perubahan yang terjadi dilingkungannya bukan hanya sekedar satuan sosial yang berdasarkan pertalian darah dan perkawinan. Dengan kata lain pertimbangan utama mengapa kajian mengenai rumah tangga dan keluarga penting karena hal-hal yang berkembang di dalam rumah tangga dan keluarga memiliki sifat dinamis, dapat berubah seiring dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya (Wattie, 2005); (3) Baik rumah tangga dan keluarga didefinisikan oleh kebudayaannya. Rumah tangga berorientasi pada satuan tempat tinggal yang bercirikan pada tugas (task) sementara keluarga adalah pengelompokkan kerabat yang tidak harus tinggal di tempat yang sama; (4) Rumah tangga berfungsi dalam ekonomi baik kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi dalam upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara keluarga menekankan pentingnya simbol, nilai dan makna bagi anggota-anggotanya; (5) Aspek-aspek yang berhubungan dengan interaksi pribadi dan perilaku afektif individual dihindari dalam membicarakan rumah tangga dan keluarga.

Secara keseluruhan analisis data dalam penelitian ini akan ditekankan pada analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan kerangka pemikiran makna kerja dari Wallman, konseptualisai relasi gender dan liminalitas Turner. Analisis data dilakukan sejak awal pengumpulan data agar: (1) memberikan kesempatan pada peneliti lapangan untuk pulang balik memikirkan tentang data dan menyusun strategi baru yang sering sekali kualitasnya lebih baik, (2) berguna sebagai suatu koreksi bagi masalah yang terselubung dan analisis yang dapat terus berjalan dan hidup (kajian kebijakan dan evaluasi), (3) memperoleh model yang saling jalin menjalin di antara keduanya sejak awal (Miles dan Huberman, 1992).

Berangkat dari studi literatur, langkah analisis pertama yang dilakukan adalah dengan menelaah seluruh data yang telah diperoleh di lapangan dari berbagai sumber observasi dan wawancara mendalam dengan para informan. Setelah itu data direduksi, kemudian diabstraksikan, disusun dalam satuan, data dikodefikasi secara sederhana berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Selanjutnya, data diperiksa kembali keabsahannya, apabila terdapat kekurangan maka observasi dan wawancara akan diulang guna mendapatkan data yang sesuai keabsahannya, terakhir, data ditafsirkan. Data-data yang diperoleh disusun berdasarkan tema-tema kajian yang akan disajikan dengan uraian deskriptif dilengkapi dengan kutipan langsung dari informan. Penelitian ini juga menggunakan analisis “life history” untuk mendapatkan data-data dengan penekanan tema-tema tertentu yang diteliti. Masing-masing tema tersebut pada umumnya berisikan : (1) Data primer, diperoleh dari kegiatan pengumpulan data yang telah dikategorikan dari catatan pengamatan, pengamatan terlibat, wawancara, wawancaraa mendalam, dan sebagainya. Data ini telah dicek kebenarannya berulang kali, dikategorikan, dikodefikasikan, dikronologikan melalui berbagai cara antara lain melalui informan yang lebih berpengalaman dan mengetahui, pengamatan yang lebih mendalam dan literatur-literatur yang relevan dengan permasalahan penelitian dan pertanyaan penelitian. Pola-pola budaya yang diperoleh berusaha dipahami dan kemudian dapat dijelaskan maknanya; (2) Data sekunder: literatur-literatur dan dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian; (3) Data tersier: analisis yang didasarkan pada kerangka pemikiran yang telah didukung oleh serangkaian bukti-bukti yang kuat ini diharapkan akan menjadi suatu teori pemula nantinya.

6. Sistematika Penulisan

Disertasi ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi uraian tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian. Dalam bagian ini ditegaskan aspek-aspek teoritis dan praktis yang mendorong pentingnya kajian ini dilakukan. Selanjutnya berisi uraian tinjauan pustaka, kerangka penelitian dan metode penelitian. Dalam tinjauan pustaka membahas mengenai perempuan dalam sektor informal; kaitan antara konsep gender, keluarga, kerja dan perubahan sosial budaya; kerangka pemikiran yang berisi bahasan mengenai makna kerja, konseptualisasi relasi gender dan liminalitas perempuan pedagang Batak Toba (inang-inang). Pembahasan mengenai metode antara lain berisi fokus penelitian, lokasi penelitian, pengambilan informan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, unit analisis dan analisis data.

Setelah membahas Bab I, pada bagian selanjutnya Bab II berisi uraian masyarakat Batak Toba dan perubahannya di kota Medan yang dimulai dengan Medan sebagai kota multikultural yang disertai dengan struktur dan komposisi etnik di kota Medan. Selanjutnya dibahas mengenai masyarakat Batak Toba di kota Medan antara lain berisi uraian sejarah migrasi orang Batak Toba ke Kota Medan, kristenisasi Batak Toba dan hubungannya dengan pendidikan dan merantau serta peran orang Batak Toba di berbagai bidang kehidupan di kota Medan. Kemudian akan dibahas mengenai perkumpulan (punguan) marga dan perubahannya di Medan. Bagian akhir dari uraian bab ini dibahas pula mengenai falsafah hidup dan nilai-nilai budaya orang Batak Toba serta perkembangannya kemudian ditutup dengan kesimpulan Bab II.

Setelah membahas Bab II, pada bagian selanjutnya Bab III membahas mengenai makna kerja kegiatan dagang inang-inang di kota Medan antara lain berisi uraian Sentral pasar (Pusat pasar) di kota Medan, kemudian dibahas aktivitas perdagangan di pasar Induk Sentral pasar yang mengambarkan kehidupan perdagangan dan berbagai jenis pekerjaan yang ada di pasar ini. Selanjutnya dibahas dan digambarkan ragam kegiatan dagang dan kehidupan rumah tangga inang-inang. Kemudian akan diuraikan kegiatan dagang dan pembentukan status yang menggambarkan peran inang-inang dalam kehidupan rumah tangga dan keluarga serta dalam pekerjaan mereka. Bagian akhir dari bab ini akan menggambarkan liminalitas pedagang perempuan Batak Toba (inang-inang) dan perubahan sosial budaya serta ditutup dengan kesimpulan bab III.

Setelah membahas Bab III, pada bagian selanjutnya Bab IV membahas mengenai dinamika relasi sosial inang-inang di kota Medan. Bahasan bab ini dimulai dengan uraian deteritorialisasi batas-batas gender yang menggambarkan memudarnya batas-batas gender terkait dengan peran dan sifat-sifat yang diterakan pada laki-laki dan perempuan terutama dalam konstruksi kultural masyarakat Batak Toba yang dikenal dengan sistem patrilinealnya. Peran-peran dan sifat-sifat perempuan dan laki-laki ini terkait dalam ranah domestik maupun publik dalam rumah tangga dan keluarga perempuan pedagang Batak Toba (inang-inang). Selanjutnya dibahas mengenai otonomi inang-inang yang mengambarkan kemampuan inang (ibu) dalam mengambilkeputusan, mempunyai akses dan mampu mengkontrol dan dan mengatur rumah tangga akibat ibu bekerja dan menghidupi keluarga. Bagian akhir dari uraian bab ini secara reflektif menggambarkan inang-inang dalam dinamika kehidupan rumah tangga, keluarga

dan masyarakat Batak Toba yang patrilinel dan kemudian ditutup dengan kesimpulan Bab IV. Setelah membahas Bab IV, pada bagian selanjutnya Bab V merupakan bagian akhir dari keseluruhan bab yaitu berisi kesimpulan bab yang memuat uraian sintesis dan konklusi teoritis serta rekomendasi dari hasil penelitian disertasi ini.

Dokumen terkait