• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.1. Aspek Pemasaran Rotan (Kajian Pustaka)

Produksi rotan yang dipasarkan ke konsumen umumnya dalam bentuk industri perabot rumah tangga dan berbagai produk kerajinan untuk kegunaan rumah tangga atau sebagai hiasan. Pada dasarnya kerajinan rotan di berbagai wilayah di Indonesia tidak bersifat spesifik sehingga umumnya pesaing datang dari luar negeri. Pesaing dalam negeri ini umumnya usaha kecil dan perusahaan besar. Masalah yang dihadapi usaha kecil rotan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Mitra usaha kecil tidak mempunyai kemampuan ekspor langsung, tetapi melalui eksportir.

2. Dalam hal desain yang sama, baku mutu produk agak sulit untuk diterapkan sehingga pesanan dalam jumlah besar agak sulit untuk dipenuhi.

3. Barang yang dihasilkan umumnya adalah pesanan dari pihak pembeli dengan desain sendiri sesuai minat konsumen, sehingga produk yang dihasilkan menjadi tidak spesifik lagi dan kehilangan sebagian keunggulan kompetitifnya, dalam jangka panjang kondisi ini secara nasional tidak menguntungkan.

4. Permintaan pembeli umumnya mengikuti musim-musim tertentu yang berbeda. Pemasaran pada priode musim berikutnya mungkin tidak diterima karena model berubah.

Faktor karakteristik usaha kerajinan tersebut diatas perlu dikaji lebih mendalam apabila Perbankan ingin membiayai sektor usaha di maksud.

Rantai pemasaran yang ada pada saat sekarang dapat digambarkan sabagai berikut:

1. Untuk pasar di dalam negeri : Mitra UK-->Konsumen

Mitra UK -->pedagang perantara/retailer --> konsumen 2. Untuk pasar ekspor

Mitra UK -->eksportir --> konsumen di luar negeri

Mitra UK -->eksportir --> importir -->pedagang perantara di luar negeri --> konsumen.

4.1.2. Aspek Produksi Rotan (Kajian Pustaka)

Bahan baku rotan banyak terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan dan pulau-pulau lain. Rotan diperoleh dari hasil hutan dan sebagian berasal dari tanaman budidaya. Bahan baku mentah ini diterima usaha besar dari pengumpul rotan yang

kemudian diolah menjadi bahan baku setengah jadi yang dimasak dan dikuliti. Bahan baku yang sudah diolah juga dapat diterima oleh perusahaan besar. Bahan baku rotan diterima oleh pengusah kecil dari pengusaha besar/eksportir dalam bentuk rotan yang telah diolah dengan ukuran tertentu sesuai jenis dan desain yang akan dikerjakan oleh usaha kecil

Proses pembuatan kerajinan rotan merupakan gabungan proses mekanik (pemotongan dan pemolaan rotan) dan pengerjaan seni tradisional (pembentukan produk jadi secara manual). Dalam proses pembuatannya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : pemotongan rotan sesuai dengan ukuran model produk, pembentukan model-model produk dengan alat cetak, pengikatan, memaku/sekrup, pengamplasan dan pengeringan.

Mesin dan peralatan yang digunakan untuk dalam pembuatan kerajinan rotan dalam setiap tahapan sebagai berikut :

1. Tahap penyiapan bahan baku rotan olahan umumnya menggunakan mesin potong rotan (band saw) sesuai ukuran yang dikehendaki.

2. Tahap pembentukan dibantu oleh mal (cetak bentuk) buatan sendiri dan mesin potong handy seperti gergaji dan mesin bor.

3. Tahap penghalusan biasanya menggunakan amplas dan banyak menggunakan tenaga manusia.

Bangunan produksi bentuk dan ukuran bervariasi tergantung pada jenis produk yang dibuat, ada yang memanfaatkan ruang di rumah, tetapi ada juga yang membuat bangunan khusus berbentuk gudang. Ketersediaan listrik bagi peralatan dan penerangan merupakan sarana yang sangat menunjang proses produksi kerajinan rotan. Dalam hal finishing menggunakan cat/plitur, umumnya proses produksi memerlukan rak-rak tempat pengeringan. Jenis dan jumlah mesin/peralatan yang diperlukan tentu saja tergantung pada jenis produk dan skala produksinya, dan umumnya peralatan tersebut di atas dapat diperoleh di dalam negeri.

4.1.3. Aspek Keuangan Usaha Rotan (Kajian Pustaka) (a) Asumsi dan Parameter Perhitungan

Perhitungan analisa kelayakan ini didasarkan pada kelayakan usaha produksi kerajinan rotan dengan mengambil jenis produk kursi, meja dan keranjang. Model kelayakan usaha ini merupakan pengembangan usaha kerajinan rotan yang telah berjalan dan untuk menumbuhkan kemandirian usaha dan peningkatan nilai penjualan bagi mitra usaha kecil yang selama ini telah bermitra dengan usaha menengah/besar.

Skim kredit yang digunakan dalam analisa keuangan ini adalah skim Kredit Usaha Kecil (KUK) dengan tingkat suku bunga 24% per tahun. Selama masa pengembangan dengan penambahan investasi baru, mitra usaha kecil (produsen kerajinan rotan) diberikan masa tenggang (grace period) selama 12 bulan. Pembayaran angsuran kredit pokok untuk proyek ini mulai dilakukan pada tahun ke 2 dan berakhir pada akhir tahun ke 5.

(b) Biaya Investasi dan Biaya Operasional Kebutuhan Biaya Investasi

Biaya investasi pada tahun ke 0 pengembangan usaha kerajinan rotan ini sebesar Rp. 58.785.000 yang terdiri dari pembiayaan dana sendiri sebesar Rp. 43.005.000 dan kredit investasi sebesar Rp.15.780.000 (Tabel 19).

Biaya produksi pengembangan usaha kerajinan rotan terdiri dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Jumlah biaya variabel per tahun sebesar Rp.449.091.250 dan biaya tetap per tahun sebesar Rp.24.476.667.

Biaya Variabel terdiri dari : 1. Bahan Baku

2. Bahan penolong (paku, sekrup, kertas, pasir dll) 3. Transport

4. Tenaga Kerja.

Biaya variabel tersebut dirinci sesuai dengan jenis furniture per unit.

Kebutuhan biaya produksi kerajinan rotan sebesar Rp.449.091.250,-/tahun dengan kebutuhan kredit modal kerja untuk 1 bulan operasi sebesar Rp.37.424.271,- . Total modal kerja minimum per periode Rp.38.824.271.

Pelunasan kredit investasi direncanakan selama lima tahun dan pelunasan kredit modal kerja direncanakan selama tiga tahun. Dalam pelunasan kredit ini diperlukan grace period selama 12 bulan dengan tingkat suku bunga sebesar 24% per tahun.

Tabel 19   Rincian biaya investasi untuk usaha rotan

(c) Kriteria Kelayakan Proyek

Untuk menilai kelayakan proyek ini digunakan kriteria Net Present Value (NPV) Internal rate of Return (IRR), dan BEP seperti pada Tabel 20.

Tabel 20   Analisis Kelayakan proyek

URAIAN THN 0 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

Kas Masuk Penjualan 540,000,000 540,000,000 540,000,000 540,000,000 540,000,000 Kas Keluar Biaya Investasi 58,785,000 - - - - - IDC 4,232,856 Biaya Produksi 37,424,271 449,091,250 449,091,250 449,091,250 449,091,250 449,091,250 Biaya Overhead 1,400,000 16,800,000 16,800,000 16,800,000 16,800,000 16,800,000 Jumlah Kas Keluar 101,842,126 465,891,250 465,891,250 465,891,250 465,891,250 465,891,250 Angsuran Pokok (KI dan KMK) 11,761,914 17,834,392 17,834,392 5,003,214 5,003,214 Bunga (KI dan

KMK) 7,057,148 9,000,268 4,720,014 1,851,189 650,418 Pajak (10%) 5,937,494 5,743,182 6,171,207 6,458,089 6,578,167

No Uraian Unit Jumlah

Unit Biaya per Unit Total Biaya 1 Bangunan produksi m2 200 200,000 40,000,000

2 Kompressor Listrik, 4 PK unit 3 2,500,000 7,500,000

3 Bor Listrik unit 4 280,000 1,120,000

4 Bor Duduk, Sedang unit 1 850,000 850,000

5 Gergaji Listrik Lengkap set 1 1,000,000 1,000,000

6 Tembak Paku UNIT 9 450,000 4,050,000

7 Gergaji Triplek Listrik UNIT 1 450,000 450,000

8 Gerinda Listrik UNIT 1 280,000 280,000

9 Selang Kompressor m2 80 12,500 1,000,000

10 Lepel Kompressor pasang 9 25,000 225,000

11 Palu Unit 20 3,500 70,000

12 Gunting UNIT 20 8,500 170,000

13 Kakaktua UNIT 20 3,500 70,000

14 Instalasi Listrik, 4000 watt UNIT 1 2,000,000 2,000,000

URAIAN THN 0 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

Net Cash Flow (101,842,126) 49,352,195 41,530,908 45,383,137 60,796,258 61,876,952 DF (24%) 1 0.8065 0.6504 0.5245 0.423 0.3411 (101,842,126) 39,802,545 27,011,703 23,803,455 25,716,817 21,106,228 NPV (24%) 35,598,623 35,593,044 IRR 39.15% Net B/C 1.3

4.1.4. Aspek Sosial Ekonomi dan Dampak Lingkungan Usaha Rotan

Manfaat industri kerajinan rotan bagi daerah setempat umumnya berupa : 1. Peningkatan pendapatan daerah/restribusi

2. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.

3. Peningkatan pengembangan usaha di bagian hulu dan hilir sebagai multiplier effect yang positif seperti terhadap pengembangan industri pariwisata dan pemanfaatan limbah rotan .

4. Peningkatan pendapatan para pengusaha kerajinan rotan, 5. Peningkatan pembangunan daerah.

Seperti dimaklumi, industri kerajinan rotan umumnya memanfaatkan bahan baku rotan dari segala jenis dan ukuran, disamping itu sisa bahan baku masih bisa dimanfaatkan sehingga secara teoritis limbahnya tidak mencemari lingkungan. Dampak negatif akan timbul apabila pasokan bahan baku rotan dari berbagai jenis dan ukuran tersebut didapat dari menebangi segala macam jenis rotan yang ada dengan merusak hutan. Dalam hal terjadi demikian maka kelestarian lingkungan akan terganggu dan terkena ancaman pengenaan "green label" dari dunia international.

Antisipasi terhadap dampak negatif kelestarian lingkungan dan ancaman pengenaan "green label" dapat dikurangi apabila pengusaha kecil kerajinan bersama-sama dengan instansi terkait dan pemerintah daerah berusaha agar pasokan bahan baku rotan betul-betul tidak merusak hutan dan sedapat mungkin diperoleh dari perkebunan rotan (hutan tanaman industri).

4.1.5. Kajian Empiris Hasil Survey: Usaha Rotan di Desa Pangkalan Bulian (a) Profil Usaha Rotan di Desa Pangkalan Bulian

Nama badan usaha : Kelompok Tani Bulian Alam Mulia Bentuk badan usaha : Usaha berkelompok

Tanggal berdiri : 20 Februari 2016

Inisiator pendirian : Junaini, Mustika Sari, Afrianto Perizinan yang dimiliki : Badan Hukum (Akte Notaris)

Jenis produk yang dihasilkan : Furniture dan souvenir rotan, bahan baku rotan setengah jadi

Alamat usaha : Dusun 1 Desa Pangkalan Bulian Kabupaten Musi Banyuasin

Telpon : 085266732786

(b) Analisa Produk: Bahan Baku

Analisa bahan baku dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok Tani Bulian Alam Mulia berdasarkan kebutuhan mereka dalam memproduksi produk rotan, meskipun pada saat survey lapangan, usaha rotan ini belum berjalan karena berbagai kendala yang masih terjadi.

Tabel 21   Analisa bahan baku produksi rotan di Desa Pangkalan Bulian

No. Jenis Bahan Baku Suplier Harga (Rp) Kesinambungan Cara Memperoleh Memperolehnya Kesulitan 1 Rotan segah putih Petani lokal

Desa Pangkalan Bulian

300/kg Rotan merupakan rotan alam yang berasal dari hutan di kawasan Desa Pangkalan Bulian, diperkirakan cukup sampai 3 tahun ke depan, untuk kesinambungan akan dilakukan penanaman kembali/ budidaya Dari petani diambil di hutan dan dibeli oleh bengkel rotan

Transportasi darat sulit karena jalan rusak tidak bisa dilalui jika musim hujan, 75 persen akses jalan darat 2 Rotan lacak 2.300/kg

3 Rotan sarenep 4.500/kg 4 Rotan semambu 10.000/btg 5 Rotan manau 15.000/btg 6 Rotan getah 1.000/kg

Keterangan: panjang batang rotan per 3 m

Jenis bahan baku yang paling banyak tersedia di Desa Pangkalan Bulian adalah rotan semambu (sekitar 50 persen).

Proses Produksi

Pada kegiatan produksi, jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan yang menjadi biaya investasi dalam melakukan usaha rotan sesuai dengan kapasitas produksi sudah tersedia yang dibantu oleh Bioclime, saperti yang disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22  Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan untuk usaha rotan di Desa Pangkalan Bulian

No Nama Alat Jumlah (unit)

1 Genset 1000 watt 1

No Nama Alat Jumlah (unit)

3 Mesin Steam 1

4 Tembakan paku 2

5 Bor listrik (Merk Makita) 2

6 Gerinda amplas (Merk Makita) 2

7 Tabung gas + kompor tembak 25

8 Kipas angin (Merk Maspion) 3

9 Gergaji rotan 6 10 Gunting rotan 5 11 Martil 5 12 Pisau kerat 6 13 Mata bor 5 14 Pahat 5 15 Belerang 100 kg

Adapun jenis peralatan yang belum tersedia namun dibutuhkan kelompok ini untuk pengembangan usaha adalah seprti yang disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23  Jumlah dan jenis peralatan dan bahan yang belum tersedia

No Nama Alat Jumlah (unit)

1 Penggorengan rotan komplit 1

2 Tungku gas untuk penggorengan 1

3 Terpal untuk pengasapan rotan 6 x 4 m

8 x 12 m

10 2 4 Bantalan besi berlobang

5 Sugu ketam 2

6 Amplas kertas meteran 10

7 Paku (Kg) 10

8 Dempul 10

9 Pernis 10

10 Pelitur 10

Dari peralatan yang belum tersedia tersebut kelompok tani ini mengharapkan adanya bantuan untuk alat penggorengan, tungku gas, dan terpal karena harganya yang cukup mahal. Tahap Produksi : a. Tahapan awal Pencucian rotan menggunakan steam Pencucian rotan di bak cuci sambil

Proses penggorengan (3 Proses penjemuran (1 hari) Proses pengasapan manual (3 hari 3 Bahan baku rotan

b. Tahapan akhir (finishing) membuat furniture atau souvenir

Kapasitas produksi harian:

- 1 ton bahan baku rotan setengah jadi - 2 set furniture meja kursi tamu Kendala produksi:

 Belum ada modal kerja untuk pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja. Sudah diusulkan dalam APBD 2017 sebesar Rp. 100.000.000,-

Image/penampilan produk

Produk contoh tyang sudah dibuat kelompok ini berupa perabot rumah tangga seperti kursi dan meja dengan tanpilan yang cuku bagus dan rapi.

Keunggulan dan kelemahan produk

Keunggulan produk dari bengkel rotan Kelompok Tani Bulian Alam Mulia adalah bahan baku rotan alami dengan kualitas bagus. Kelemahannya dari sisi desain, karena usaha ini baru akan berjalan sehingga desain produk belum banyak.

Bimbingan/pelatihan yang diperlukan dalam hal produk

Diperlukan pelatihan dalam hal desain produk yang lebih beragam dan up to date

sesuai selera konsumen pada permintaan pasar. (c) Analisa Pemasaran Produk Rotan

 Target Pasar : Pemasaran produk rencananya diserahkan kepada BUMDes.  Profil Konsumen : Belum ada

 Market Share : Belum ada

 Persaingan dan Strategi Pemasaran

Pesaing adalah produsen barang sejenis di wilayah Kota Palembang. Cara memenangkan persaingan melalui promosi keunggulan produk yaitu kualitas bahan baku yang lebih baik dengan harga di bawah pasar, selain itu juga terus mengembangkan desain produk sesuai dengan selera konsumen.

Proses Desain Pendempulan dan

pengamplasan

Pengecatan Pelitur dan pernis

Proses penjemuran (3 sampai 4 jam) Furniture dan

 Bimbingan/pelatihan yang diperlukan dalam hal pemasaran

Diperlukan pelatihan dalam hal manajemen pemasaran, bagaimana menganalisis potensi dan prospek pasar.

(d) Analisa Manajemen  Struktur Organisasi

Kelompok usaha rotan ini telah memiliki struktur organisasi standar kelompok, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Selanjutnya langsung anggota.

 Tenaga Kerja

Jumlah pekerja menurut kelompok umur, pendidikan dan keterampilan, jenis pekerjaan: Belum ada data karena kegiatan usaha belum berjalan. Diperkirakan kegiatan akan melibatkan 50 orang petani yang mengumpulkan rotan di hutan, dan 50 orang tenaga kerja di bengkel rotan.

 Sistem penggajian/ pengupahan

Upah disesuaikan dengan nilai UMR, dibayar harian dengan nilai Rp. 150.000,- untuk tenaga kerja terampil (sudah mendapatkan pelatihan dari Bioclime) dan Rp. 100.000,- untuk tenaga kerja lepas.

 Kekuatan dan kelemahan manajemen

Belum diketahui bagaimana kekuatan dan kelemahan manajemen, dari hasil pengamatan di lokasi terlihat bahwa pola kepemimpinan dan pola komunikasi terpusat pada satu orang yaitu ketua kelompok tani (Bapak Junaini).  Pelatihan manajemen yang diperlukan

Pelatihan yang diperlukan adalah pelatihan manajemen organisasi. Pernah ada pelatihan dari Bioclime di Dusun 1 Desa Pangkalan Bulian tentang keuangan tetapi tidak cukup karena waktunya yang singkat hanya 1 hari.

(e) Analisa Keuangan  Biaya

 Biaya investasi:

 Gedung: Rp. 100.000.000,-  Peralatan: Rp. 80.000.000,-  Bahan baku: Rp. 1.500.000,- / hari

 Tenaga kerja: Upah tenaga kerja dihitung harian, terdiri dari

 Tenaga kerja inti (yang mendapatkan pelatihan dari Bioclime): Rp. 150.000,-  Tenaga kerja lepas: Rp. 100.000,-

 Kegiatan diperkirakan akan menyerap 50 tenaga kerja  Penerimaan No. Jenis Produk Jumlah Produksi per hari Jumlah Permintaan Harga (Rp/unit) Penerimaan 1. Bahan baku rotan setengah jadi

1 ton Belum tahu Belum tahu

2. Furniture meja kursi tamu

2 set Belum tahu 2.500.000 5.000.000

(f) Kondisi Eksisting Usaha Rotan di Desa Pangkalan Bulian

Bengkel rotan dikelola oleh Kelompok Tani Bulian Alam Mulia yang baru berdiri pada tanggal 20 Februari 2016. Pembentukan kelompok tani bertujuan untuk membantu masyarakat ekonomi lemah dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Jumlah anggota awal sebanyak 25 orang dan sekarang sudah bertambah menjadi 43 orang. Hanya ada dua persyaratan untuk menjaddi anggota kelompok yaitu kemauan dan tanggung jawab. Kelompok tani ini juga memiliki unit usaha simpan pinjam yang baru berjalan 3 bulan dan sekarang vakum sementara karena kegiatan di bengkel rotan belum berjalan. Baru ada kegiatan simpan yang sekarang memiliki tabungan Rp. 1.720.000,-. Potensi lain yang akan dikembangkan oleh kelompok tani adalah produksi madu hutan.

Lokasi bengkel rotan berada di Dusun 1 Desa Pangkalan Bulian Kabupaten Musi Banyuasin. Lokasi ini merupakan daerah terpencil dengan fasilitas infrastruktur yang minim. Belum ada listrik yang masuk ke desa sehingga penduduk menggunakan genset. Untuk sampai ke lokasi dari jalan lintas Palembang-Jambi harus melalui jalan perusahaan dari simpang gas sejauh 40 km dengan kondisi jalan tanah berbatu. Selanjutnya masuk lagi sejauh 22 km dengan kondisi jalan tanah yang sangat jelek terutama di musim hujan jalan tidak bisa dilalui. Kondisi di kiri kanan sepanjang jalan adalah hutan dan kebun.

Bengkel rotan dibangun di atas lahan kas desa dengan luas lahan 30 x 30 m2. Posisi bangunan berada di belakang Balai Desa, hal ini sengaja dilakukan karena

kondisi Balai Desa yang jarang digunakan sehingga nantinya juga bisa dijadikan sebagai tempat kerja pembuatan furniture maupun souvenir rotan. Bangunan bengkel rotan memiliki luas 6 x 12 m2 yang terdiri dari 4 ruangan yaitu: ruang kantor 3 x 4 m2, gudang 3 x 4 m2, ruang kerja 6 x 8 m2, dan toilet 2 x 2 m2. Selain bangunan tersebut, di belakang juga terdapat tempat penggorengan dan bak cuci dengan ukuran masing-masing 3 x 6 m2. Bak air berukuran 1 x 4 m2 dengan tinggi 60 cm. Pembangunan bengkel rotan ini sepenuhnya merupakan bantuan dari Bioclime, hanya upah tukang yang diberikan berupa uang tunai, sedangkan untuk bahan bangunan diberikan langsung berupa bahan.

Saat ini bengkel rotan belum berproduksi karena bangunan bengkel belum selesai dikerjakan. Pengerjaan bengkel baru dimulai pada Bulan Desember dan sekarang baru 80 persen, masih perlu kayu sekitar 3 kubik untuk dinding bangunan, hal ini disebabkan karena kendala memasukkan bahan bangunan ke lokasi, truk pengangkut tidak mau masuk ke lokasi karena kondisi jalan yang hancur tidak bisa dilalui. Target penyelesaian jika dalam satu bulan ini tidak hujan sehingga jalan kering, maka bangunan bengkel rotan bisa diselesaikan. Harapannya adalah pada Bulan Februari bangunan bengkel rotan selesai, pada Bulan Maret diresmikan dan bisa beroperasi. Target awal adalah 3 sampai 4 set furniture meja kursi tamu untuk bisa diseminarkan di BUMDes.

Bioclime sudah memfasilitasi 6 orang penduduk desa yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan untuk mengikuti “Pelatihan Pembuatan Furnitur Berbahan Dasar Rotan” yang dilaksanakan di Palembang tanggal 11 sampai 15 Maret 2016. Dengan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi modal awal untuk mengembangkan usaha dan juga para peserta bisa memberikan ilmu yang didapat dari pelatihan kepada penduduk desa yang akan terlibat dalam kegiatan di bengkel rotan.

Untuk kemajuan usaha selain diperlukan kelengkapan sarana produksi juga diperlukan infrastruktur yang memadai, terutama transportasi untuk kelancaran pasokan bahan baku dan pemasaran hasil produksi. Dengan kondisi jalan masuk ke lokasi seperti sekarang tentu membutuhkan biaya transportasi yang sangat besar. Diperlukan perbaikan infrastruktur jalan supaya kegiatan di desa bisa berkembang.

Dokumen terkait