INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
8.7 Unit Pengolahan Limbah
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Pada pabrik Sabun padat transparanmenghasilkan limbah cair. Sumber-sumber limbah pada pabrik Sabun padat transparanmeliputi:
a. Limbah cair sisa proses produksi
Limbah ini berasal dari sisa proses produksi berupa bahan – bahan sisa dari hasil proses yang tidak dipergunakan.
b. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik
Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik.
c. Limbah domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair.
d. Limbah laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang
dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan proses.
8.7.1 Limbah Cair
a. Limbah Domestik
Limbah domestikmerupakan pembuangan air yang berasal dari perumahan karyawan, kantin, mushalla, keperluan kantor dan pabrik lainnya seperti pencucian, air masak dan lain-lain (Metcalf & Eddy, 2003).
Penanganan limbah ini tidak memerlukan penanganan khusus karena seperti limbah rumah tangga dan lainnya, air buangan ini tidak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya, yang perlu diperhatikan disini adalah kapasitas buangan yang diijinkan dan kemana pembuangan air limbah ini.
b. Air Limbah Laboratorium dan Limbah Cair dari Proses
Secara umum air limbah yang berasal dari setiap kegiatan di pabrik Sabun Padat transparan ini harus diolah agar dapat dibuang ke lingkungan dengan kisaran parameter air yang sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu :
Tabel 8.9 Karakteristik Limbah Cair
No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Analisis I II Fisika 1 Temperatur oC 38 40 27 2 TDS mg/L 2000 4000 2410 3 TSS µS/cm 200 400 720 Kimia 1 pH 6 s/d 9 4,94 2 Besi (Fe) mg/L 5 10 10,05 3 Mangan (Mn) mg/L 2 5 0,11 4 Tembaga (Cu) mg/L 2 3 0,121 5 Seng (Zn) mg/L 5 10 0,305 6 Kromium total (Cr) mg/L 0,5 1 0,003 7 Kadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1 0,002 8 Air raksa Ppb 1 2 < 0,06 9 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1 0,03
10 Stanum (Sn) mg/L 2 3 0,173 11 Arsen mg/L 0,1 0,5 < 0,02 12 Selenium (Se) mg/L 0,05 0,5 0,051 13 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5 0,1 14 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6 0,03 15 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1 0 16 Fluorida (F) mg/L 2 3 - 17 Amoniak bebas (NH3-N) mg/L 1 5 24,822
18 Nitrat, sebagai N (NO3) mg/L 20 30 1,185
19 Nitrit, sebagai N (NO2) mg/L 1 3 0
20 BOD mg/L 50 150 1806
21 COD mg/L 100 300 4231
22 Fenol mg/L 0,5 1 0,172
23 MBAS mg/L 5 10 0,265
24 Minyak & Lemak mg/L 10 50 60
Biologis
1 Total Coliform /100 ml ≥2400
2 Fecal Coliform /100 ml 43
Sumber :KEP-51/MENLH/10/2008
Adapun langkah-langkah proses waste water treatment adalah sebagai berikut : 1. Kolam Anaerobik
Di dalam kolam Upflow Anaerobic Sludge Blanket (USAB) ini, air limbah dari dasar kolam naik melewati lumpur anaerobik dalam bentuk pellet/granular. Setelah itu, air limbah mengalir melalui separator 3 fasa (air-lumpur-biogas) yang ada pada bagian atas kolam untuk memisahkan larutan dengan biogas, sedangkan lumpur bakteri keluar dari blanket yang kemudian kembali ke kolam.
Efluent kolam anaerobik mengalir ke unit fakultatif, dimana BOD dan
COD air limbah diturunkan lebih lanjut sampai batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Biogas yang terbentuk dari kolam anaerobik dibakar.
2. Kolam Fakultatif
Unit proses fakultatif berfungsi untuk menguraikan kandungan bahan pencemar organik yang masih mengandung senyawa organik karbon (BOD dan
COD) yang cukup tinggi yaitu 250 – 400 mg/liter, sehingga memenuhi persyaratan influent untuk diolah pada unit proses fakultatif.
Desain teknis unit proses fakultatif ini pada umumnya berbentuk kolam penampungan yang menerima influent leachate dari unit proses anaerobik. Desain untuk bak ini berupa kolam penampungan yang berbentuk persegi panjang dengan kedalaman 1 – 2 meter. Dari unit ini selanjutnya leachate dialirkan ke unit proses pengolahan anaerobik dengan sistem pengaliran secara gravitasi.
3. Kolam Aerobik
Kolam aerobik berfungsi menguraikan bahan organik yang terdapat pada lumpur tinja dengan menggunakan bakteri pengurai aerob yang dibiakkan dengan tekanan udara yang dihasilkan oleh komposer yang bertujun untuk memasukkan oksigen (secara mekanis maupun alami).
Dalam kolam ini air limbah yang keluar dari kolam fakultatif diolah dengan menggunakan mikroorganisme aerobik.Aerasi diperlukan pada unit ini untuk keperluan mikroorganisme.Dalam unit ini senyawa-senyawa dalam air limbah diubah menjadi mikroba baru dan senyawa yang lebih sederhana.
8.7.2 Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan antara lain hasil dari Oil Purifier.Limbah berupa kotoran-kotoran ringan dapat langsung dibuang ke lingkungan.Limbah berupa lumpur/pasir yang dihasilkan dari unit pengolahan air dimanfaatkan sebagai penimbun yang sebelumnya diturunkan kadar airnya. Sedangkan limbah padat dari toilet diolah di septic tank dan dikirim ke perusahaan pengelola limbah lanjut.
8.8 Laboratorium
8.8.1 Peran Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang penting dalam menunjang
kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Selain itu, laboratorium juga berperan dalam pengendalian pencemaran lingkungan, baik dari udara
maupun limbah cair. Laboratorium kimia merupakan sarana untuk mengadakan penelitian bahan baku, proses maupun produksi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas produksi. Tugas laboratorium antara lain: 1. Menganalisa bahan baku dan bahan penolong yang akan digunakan; 2. Menganalisa dan meneliti produk yang akan dipasarkan;
3. Melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan proses produksi; dan 4. Menganalisa limbah atau buangan pabrik.
8.8.2 Program Laboratorium
1. Analisa mutu bahan baku
Analisa dilakukan terhadap bahan baku yang digunakan, yaitu RBDPS. Analisa dilakukan pada saat bahan masuk, sehingga pabrik dapat menolak bahan baku yang akan dibeli apabila hasil analisa tidak memenuhi syarat.
2. Analisa mutu produksi
Analisa dilakukan setiap 4 jam sekali, yaitu analisa mutu sabun. 3. Analisa utilitas
Analisa laboratorium dilakukan terhadap :
a) Air proses penjernihan, yang dianalisa adalah pH silikat sebagai SiO2, Ca sebagai CaCO3, sulfur sebagai SO42-, klor sebagai Cl2 dan zat padat terlarut. b) Resin penukar anion, yang dianalisa adalah kesadahan CaCO3 dan silikat
sebagai SiO2.
c) Air bebas mineral, yang dianalisa melalui pH, kesadahan, jumlah O2 terlarut dalam Fe.
d) Air dalam boiler, yang dianalisa meliputi pH, zat padat terlarut, kadar Fe, kadar CaCO3, SO2, PO4 dan SiO3.
e) Air minum, yang dianalisa adalah pH, klor sisa dan kekeruhannya.
f) Air buangan, yang dianalisa adalah pH, kekeruhan, COD, BOD, kandungan logam dan lain sebagainya seperti yang tercantum pada tabel 8.8.
Standar pengendalian mutu produk yang digunakan adalah ISO
9001:2008. Sedangkan standar pengendalian lingkungan hidup yang digunakan adalah ISO 14001:2004.
8.9 Spesifikasi Peralatan Utilitas