• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu

2.1.1 Bandi dan J ogiyanto Hartono(2000). Judul:

“ Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Pengumuman Deviden “

Permasalahan:

Apakah ada pengaruh antara perilaku reaksi harga dan volume perdagangan saham terhadap penguman deviden ?

Kesimpulan:

a) Reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara

statistikterjadi secara dependen, dan hubungan antara reasi harga dab volume perdaganganlebih dekat pada dependensi dari padakeeratan hubungan keduanya.

b) Pengumuman deviden menghasilkanreaksi volume yang berbeda

dengan reaksi harga.

c) Terdapat hubungan yang signifikan antara reaksi volume dan

11

2.1.2 Khr esna dan Sulistiyanto (2005). Judul:

“ Pengaruh Earning Per Share dan Deviden Per Share pada Pemecahan Saham Terhadap perubahan Harga Saham “

Permasalahan:

i. Apakah Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap

perubahan harga saham ?

ii. Apakah Deviden Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham ?

Kesimpulan:

EPS tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, dengan signifikan 0,191 > a = 0,05. DPS tidak menunjukanpengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, dengan signifikan 0,621 > a = 0,05. Secara bersama –sama EPS dan DPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh harga saham.

2.1.3 Ar um Kusumaningdyah Adiati (2004) Judul:

“ Pengaruh Pengumuman Saham Bonus Terhadap Pergerakan Harga Saham “ Permasalahan:

Apakah faktor-faktor yang meliputi: rasio saham bonus, besarnya perusahaan, dan comulative abnormal retrun 50 sampai dengan 2 hari sebelum

12

pengumuman saham bonus (CAR-50-2) berpengaruh terhadap comulative

abnormal retrun 2 sampai dengan 20 hari setelah pengumuman saham bonus (CAR2,20)

Kesimpulan:

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengindikasikan abnormal retrun perusahaan bisa diperoleh di sekitar 2 hari sampai dengan 2 hari setelah pengumuman saham bonus, tetapi negatif sehingga bisa dikatakan bahwa perusahaan menerbitkan saham bonus kinerjanya lebih buruk dari pada kinerja pasar. Selain itu, abnormal retrun pada dasarnya bisa di prediksi oleh besarnya perusahaan (LMV) dan comulative abnormal retrun 50 hari sampai

dengan 2 hari sebelum pengumuman saham bonus (CAR-50-2).

2.2. Landasa n Teor i 2.2.1 Pasar Modal

2.2.1.1 Penger tian Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan penawaran atas instrument jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul,2006;46). Menurut undang – undang N0. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang deterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

13

Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang yang berbeda, yaitu:

1) Sudut Padang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakan perekonomian suatu Negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki usaha sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka Negara tidak perlu ikut campur secara langsung agar tidak menambah biaya. Akan tetapi, Negara mempunyai kewajiban membuat perundang –undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi monopoli.

2) Sudut Pandang Emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan sarana yang berupa dana dengan biaya yang lebih murah yang bisa didapatkan dipasar modal. Perusahaan yang masuk kedalam pasar modal akan lebih dikenal karena setiap hari namanya pasti selalu muncul di berbagai media massa. Perusahaan yang sudah dikenal namanya akan lebih mudah mencari hubungan bisnis dengan perusahaan domestic atau bahkan dengan perusahaan luar negeri. Selain itu, perusahaan yang masuk ke pasar modal juga selalu mendapatkan perhatian, sorotan kritik, pujian dan sebagainya dari masyarakat akan berkibat positif bagi perusahaan.

14

3) Sudut pandang Masyarakat

Masyarakat juga memiliki panadangan yang berbeda mengenai pasar modal ini, menurut masyarakat pasar modal ini merupakan sarana yang baru dan tepat untuk menginvestasikan uangnya. Pasar modal juga merupakan sarana yang baik dalam menginvestasikan asset mereka dalam jumlah yang tidak terlalu besar bagi masyarakat.

2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal menurut Sartono (2001 : 38-40) adalah sebagai berikut:

2.2.1.2.1 Manfaat Pasar Modal bagi Emiten

a. Jumlah dana yang dihimpun dapat berjumlah besar

b. Dana tersebut dapat di terima sekaligus pada saat pasar perdana

selesai.

c. Tidak ada “Convement” sehingga manajemen dapat lebih bebas

dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. Yang

dimaksud dengan Coverment (akad/perajanjian) adalah

persyaratan yang dimuad dalam akad, kredit.akad tersebut dirancang agar dapat melindungi pemberi pinjaman dengan memasukan hal-hal seperti pembatasan jumlah hutang, pembatasan pembagian deviden, rasio aktiva lacar minimum dan persyaratan berupa lainnya.

15

d. Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar

semua hutang-hutang perusahaan tinggi, sehingga memperbaiki citra perusahaan.

e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.

f. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.

g. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beresiko

tinggi.

h. Tidak ada beban financial yang tetap.

i. Jangka waktu pengguanaan dana tidak terbatas.

j. Tidak dikaitkan kekayaan dengan jaminan tertentu.

k. Profesionalisme dalam menajemen meningkat.

2.2.1.2.2 Manfaat pasar modal bagi investor /pemodal

a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan tersebut tercermin pada peningkatan harga saham yang menjadi Capital Gain.

b. Sebagi pemegang saham investor memdapatkan deviden dan

sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun.

c. Mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham

16

Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi pemegang obligasi.

d. Dapat mudah mengganti instrument investasi, misalnya dari

saham A ke saham B seningga dapat menimbulkan keuntungan atau mengurangi resiko.

e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument

yang mengurangi resiko secara keseluruhan dan

memaksimumkan keuntungan.

2.2.1.2.3 Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang

a. Menuju kearah yang professional dalam memberikan pelayanan

sesuai dengan tugas dan bidang masing-masing.

b. Sebagai pembetuk harga dalam bursa parallel.

c. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang.

d. Likuiditas efek semakin tinggi.

2.2.1.2.4 Manfaat pasar modal bagi Pemer inta h

a. Mendorong laju pembangunan

b. Mendorong investasi.

c. Penciptaan lapangan kerja.

d. Sebagai sumber pembiayaan BUMN (Badan Usaha Milik

17

2.2.2 Studi Per istiwa

Study peristiwa (event study) merupakan yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sabagai suatu pengumuman. Study peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar untuk bentuk setengah kuat.

Study pada pasar modal yang efisien para pelaku pasar modal atau investor tidak akan memperoleh abnormal retrun di saat sebelum terjadinya pengumuman dari aksi yang dilakukan perusahaan. Pengumuman tersebut kemungkinan menjadi informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan jual atau beli suatu saham dan apabila didistribusikan secara cepat, maka harga saham juga secepat mungkin berubah. Penguji seperti yang dilakukan pettit(1972), tujuannya adalah untuk melakukan pengujian mengenai validitas efesiensi pasar dengan melakukan estimasi kecepatan dan keakuratan harga saham bereaksi terhadap adanya suatu informasi pengumuman perubahan deviden.

2.2.3 Saham

2.2.3.1 Penger tian Saham

Suatu perusahaan sudah pasti membutuhkan pendanaan atau modal yang digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sumber modal berasal dari berbagai sumber antara lain modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri maupun modal dari luar. Sumber yang berasal

18

dari dalam (internal financing) berasal dari operasi perusahaan (laba ditahan), sedangkan sumber dari luar perusahaan (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferent stock).

Keuntungan yang bisa didapat investor dari investasi ini adalah dalam bentuk saham yang berupa:

1) Capital Gain, merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli seham.

2) Deviden, merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

3) Saham Bonus, merupakan saham yang diberikan kepada para pemegang saham tanpa harus mengeluarkan dana untuk memperolehnya. Hal ini karena saham bonus diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Pembagian saham bonus biasanya hanya dapat dilaksanakan apabila sumber saham bonus tersebut dimuat dalam laporan keuangan tahunan yang terakhir telah diaudit oleh babpepam. Dalam hal saham bonus berasal dari kapitalisasi agio saham, maka nilai yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah agio saham setelah dikurangi dengan biaya emisi efek sekuritas. Dalam laporan keuangan, agio saham dan kenaikan jumlah saham merupakan bagian dari ekuitas. Oleh sebab itu perubahannya harus diungkapkan secara jelas kepada publik.

19

Perusahaan dalam mengeluarkan saham bonus diatur oleh Keputusan Bapepam Nomor: KEP-35/PM/2003 tentang saham bonus, khususnya peraturan tersebut dibuat dalam rangaka memberikan dasar hukum terhadap pelaksanaan penerbitan saham bonus, yaitu dengan tetap memperhatikan prisip keterbukaan dan perindungan kepada publik. emiten

atau perusahaan publik yang akan membagikan saham wajib

menginformasikan kepada Bapepam selamabat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam peraturan ini yang di maksud saham bonus adalah saham yang dibagikan secara Cuma-Cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah yang dimilkinya, artinya pembagian saham bonus harus proposional sesuai dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang saham.

Ada perbedaan diantara saham bonus dengan deviden saham, dimana deviden saham merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan melalui proses pembagian saham, tujuannya adalah seringkali berkaitan dengan kepentingan arus kas perusahaan dimasa yang akan datang. Sedangkan saham bonus dapat dikatakan atau diartikan bahwa perusahaan tidak hanya adanya pembagian keuntungan, perkiraan nilai surplus atas nilai revaluasi aktiva tetap perusahaan. Sebagai contoh adalah perkiraan akan terjadinya agio terhadap sejumlah modal, biasanya diistilahkan sebagai paid up capital, saldo perkiraan tersebut dapat dibagikan sebagai

20

adanya bonus dalam bentuk saham kepada para pemegang saham atau investor seperti yang diungkapkan oleh Cahyono (1999).

Ada dua jenis bentuk saham, yaitu:

a. Common stock, adalah merupakan saham yang menempatkan pemegang sahamnya paling akhir dalam pembagian deviden sasuai dengan keadaan keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

Common stock dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:

i. Blug Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi yang tinggi, sebagai leader industry sejenisnya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

ii. Income Stock, yakni saham dari emiten yang dapat membayar deviden lebih tinggi dari deviden yang dibayar pada tahun sebelumnya.

iii. Growth Stock, yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan tertinggi sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi yang tinggi.

iv. Speculative Stock, yaitu saham yang tidak konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

21

v. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak berpengaruh oleh kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Harga saham tetap tinggi emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi Karena kemampuan emiten dalam memperoleh pendapatan yang tinggi.

b. Preferent Stock, adalah salah satu saham yang para pemegang sahamnya mempunyai prioritas terlebih dahulu dalam pembagian atas asset atau kekayaan perusahaan. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka para pemegang saham preferent mempunyai prioritas pembagian deviden dalam jumlah tertentu sebelum di bagikan kepada pemegang saham biasa dan tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah di tetapkan sebelunya.

2.2.3.2 Har ga Saham

Menurut Widoatmo (1990;43-44) harga saham adalah nilai dari pernyataan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Dalam pasar modal terdapat beberapa jenis harga saham, yaitu:

1. Harga Nominal

Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar aham yang dikeluarkannya. Harga nominal itu tercantum dalam lemar saham tersebut.

22

2. Harga Perdana

Harga Perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten (perusahaan penerbit saham) dan pinjaman saham (underwritter).

3. Harga Pasar

Harga Pasar merupakan harga jual dari investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga ini yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi antara investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan setiap hari adalah harga pasar ini.

4. Harga Pembukaan

Harga Pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dari pembeli pada saat jam bursa buka.

5. Harga Penutupan

Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa.

6. Harga Tertinggi

Transaksi suatu saham tidak hanya sekali atau dua kali terjadi dalam satu hari, tetapi bisa bekali-kali dalam satu hari dan tidak terjadi pada harga yang sama. Dari harga-harga yang terjadi

23

tentunya ada harga yang paling pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.

7. Harga Terendah

Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga paling rendah pada satu hari bursa.

8. Harga Rata – rata

Harga rata – rata merupakan rata – rata dari harga tertinggi dan harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.

9. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham mecerminkan situasi umum bursa efek, sebab indeks harga saham menrupakan ringkasan atas berbagai faktor yang berpengaruh, terutama fenomena – fenomena ekonomi, sosial, dan politik. Indeks harga saham adalah indeks harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga diharapkan menghasilkan trend.

Pada waktu perusahaan didirikan, harga saham tercermin dari sejumlah rupiah modal per saham. Ada kalanya ekuiti (modal dasar) belum disetor atau ditempatkan sepenuhnya, sehingga harga saham adalah sebesar nilai nominal.untuk perusahaan yang telah melakukan penawaran umum di atas saham – sahamnya nilai nominal tersebut dicantumkan pada surat saham yang di cantumkan.

24

Selain dari harga nominal tersebut di kenal juga harga buku atau harga intrinsik yang biasanya lebih tinggi dari pada harga nominal, karena dalam perkembangannya suatu perusahaan tentunya memberikan hasil, antara lain berupa deviden tunai, deviden saham, saham bonus dan good will. Harga buku suatu pasar sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu dan digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Sedangkan jika kerena beberapa alasan pemegang saham go publik hendak menjual sebagian atau seluruh sahamnya, harga yang berlaku atau harga bursa disebut kurs saham.

Kurs saham ini cinderung korelasi positif dengan kinerja perusahaan yang bersangakutan, dalam arti jika kineja perusahaan menunjukan peningkatan, maka kurs saham juga akan bertambah tinggi dan tepat di atas harga buku. Walaupun demikan tidak menutup kemungkinan bahwa kurs suatu perusahaan tidak menunjukan suatu peningkatan yang berarti meskipun kinerja perusahaan mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan adanya faktor teknis yang mempengaruhi antara lain keadaan pasar, rumor atau isu-isu kebijaksanaan pemerintah yang tidak mendukung (sesuatu diluar kebijakan).

Jika bursa efek di tutup, maka harga pasarnya adalah harga penutupannya (clossing price). Harga pasar inilah yang yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share) akan di dapatkan market value.

25

2.2.3.3 Analisis Penetapaan Har ga Saham

Beberapa metode pendekatan yang umumnya digunakan dalam penetapan harga suatu saham yaitu analisis fundamental dan tehknikal.

1. Analisis Fundametal

Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian analisis fundamental adalah sebagai berikut:

“ analisis fundamental adalah (Fundamental analitical) adalah merupakan suatu studi yang mempelajari hak-hak yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat-sifat dasar dan karakeristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut.”

Analisis fundamental ini bertolak belakang dengan anggaran dasar

setiap investor adalah mahkluk rasional karena mereka mengganggap adannya hubungan dengan harga saham dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nialai saham mewakili nilai perusahaan, tidak nilai buku suatu saat tetapi juga harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai dikemudian hari.

Analisis ini dapat digunakan dalam menilai harga saham baik bagi perusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal ataupun perusahaan yang telah mendaftar di lantai bursa. Beberapa model yang populer diunakan dalam analisis fundamental, adalah:

26

a) Pendekatan Earning Ratio (PER)

PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada saat

N dengan Earning Per Share (EPS) suatu priode tertentu. Tidak ada

suatu standar yang pasti berapa PER yang wajar bagi suatu harga pasar saham, sebagian investor mengambil perbandingan dari PER perusahaan sejenis.

b) Pendekatan Deviden Yeald

Pada pendekatan ini harga saham akan dapat dihitung berdasarkan pada perkiraan deviden per saham yang akan dibayar kepada para pemegang saham. Dengan perhitungan ini akan dapat dilihat apakah deviden sebagai retrun bagi investor dapat bersaing dengan retrun yang akan didapat dari alternativ investasi lainnya.

2. Analisis Tehknikal

Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian dari analitis tehknikal adalah sebagai berikut;

“ Analisis Tehknial (Tehknikal Analisis) adalah merupakan suatu study yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham.”

Jika aliran fundamentalis menekankan pada harga saham apakah itu under value atau over value, aliran tehknikalis berfokus pada waktu dalam arti trend naik atau turun.

27

2.2.3.4 Penilaian Per ubahan Har ga Saham

Dalam jangka panjang dapat dikatakan secara umum bahwa perubahan harga saham akan ditentukan oleh kinerja perusahan yang akan mengeluarkan saham. Apabila kinerja perusahaan semakin baik, keuntungan para pemegang saham akan semakin besar sehingga semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik.

Sedangkan pada jangka pendek perubahan harga saham akan sangat sulit diperkirakan, karena seperti yang telah disebutkan diatas harga saham akan sangat mudah untuk dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang telah, sedang ataupun yang akan tejadi.

Yang dapat dipastikan adalah harga saham dibursa saham terbentuk hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin membeli suatu saham, maka harga saham akan cinderung bergerak naik atau meningkat. Begitu pula sebaliknya.

Dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh emiten (corporate action) dapat juga mempengaruhi perubahan harga saham. corporate action tersebut dapat juga deviden tunai (Cash Devidend), deviden saham (Stock Devidend), hak penawaran (Right Issue), pemecahan saham (stock split), dan saham bonus.

2.3.2 Abnor mal Retur n

Abnormal return atau axcess retrun merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return

28

expektasi (return) yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian abnormal return adalah merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi, return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu k – t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya.

Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang di estimasikan. Pada periode estimasi pada umumnya merupakan periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau dengan jendela peristiwa (event window). Abnormal return dapat di hitung dengan rumus:

ARi , t = Ri , t – E [Ri , t ]

(Jogiyanto, 2000:416) Keterangan:

ARi , t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada

periode peristiwa ke-t.

Ri , t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i

pada periode peristiwa ke-t.

E [Ri , t] = return ekspektasi sekritas i untuk periode peristiwa

ke-t.

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus: (Pi,t – Pi,t-1)/(Pi,t-1). Sedangkan return akspektasi

29

merupakan return yang harus diestimasikan. Ada tiga model untuk mengestimasikan return ekspektasi yaitu mean-adjusted model, market model, dan market adjusted model. (Jogiyanto,2000:416).

1) Mean-adjusted model

Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period). Sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:416)

t2 i=t1 Ri.j E[Ri,t] =

T Keterangan:

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i periode peristiwa

ke-t.

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode

peristiwa ke-j.

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai

dengan t2. 2) Market model

Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

30

b. Menggunakan ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi

di periode jendela. Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan tehknik OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:

Rit = αi + βi = Rmt + Sit

(Jogiyanto, 2000:416)

Keterangan:

Rit = return realisasi sekritas ke-i pada periode estimasi ke-t.

αi = intercept untuk sekuritas ke-i.

βi = koefesien slope yang merupakan beta untuk sekuritas ke-i.

Rmt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t, yang dapat

dihitung dengan rumus:

IHSGt – IHSGt-1

E[Ri,t] =

IHSGt-1

(Jogiyanto, 2000:416) Dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan.

3) Market –Adjusted model

Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan

31

model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, Return indeks pasar adalah sebesar 18% , dengan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) ini, maka

Dokumen terkait