PENGARUH PEM BAGIAN SAHAM BONUS TERHADAP VOLUM E PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM (ABNORM AL RETRUN)
PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA BEI
SKRIPSI
Di Ajukan Oleh: Fichi Deviyant o 0813010057/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOM I
USULAN PENELITIAN
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN) SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI
Disusun Oleh:
Fichi Deviyanto
0813010057/FE/AK
Telahdiseminarkandandisetujuiuntukmenyusunskripsioleh:
Pembimbing:
Dra. Ec. SRI HASTUTI, Msi
Tanggal :
NIP . 195603181988032001
Mengetahui
KAPROGDI AKUNTANSI
SKRIPSI
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI
Diajukan Oleh:
Fichi Deviyanto
0813010057/FE/AK
TelahdisetujuiuntukUjian Lisanoleh:
Pembimbing:
Dra. Ec. SRI HASTUTI, Msi
Tanggal :
NIP . 195603181988032001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Y.M.E, dan kepada Papa Y yang
selalu memberikan berkat serta bantuannya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN
HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
ANTARA SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM BONUS PADA PERUSAHAAN
GO
PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI. Ini dengan lancar.
Skripsi ini disusun dalam rangka untuk melengkapi salah satu syarat mencapai
gelar Strata-1 (Sarjana) jurusan akuntansi pada fakultas ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna memperoleh gelar Kesarjanaan.
Segala upaya yang penulis lakukan demi terselesainya skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai macam pihak, oleh karena itu
penulis dengan kerendahan hati menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan
Bantuan yang begitu besar kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
4.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Ketua Progdi Akuntansi FE Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
5.
Ibu Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu untuk memberi bimbingan, saran serta pengarahan selama
penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Dra.Ec. Hary Mami, MM (Alm) selaku Dosen Wali yang selalu setia
memberikan dukungan yang begitu luar biasa semasa hidupnya.
7.
Seluruh Pengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah.
8.
Pimpinan dan Staff Tata Usaha Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan
Nasional “Veteran” JawaTimur.
9.
Bapak Sri Harsono dan Ibu Siti Sunarsi selaku orang tua penulis yang telah
merawat dan mendidik saya selama ini dengan segala kesabaran dan
kelemahlembutannya..
10.
Kristine Megawati seseorang yang sangat special bagi penulis yang selalu
memberikan
dukungan
dan semangat tiada
henti-hentinya
untuk
menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.
13.
Para sahabatku “AMIGOS” (Argadiar Kartika Dewi, Yudo Septianto, Leanda
Annisa Masius, Tri Setyaji Indra S, Dandi Arditianto, Citra Widastining T,
Tutwury Handayani, Lely Yunita, Widha Ayu S, Citra Angga F.), dan
sahabat-sahabat lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
14.
Para The- Zone B yang selalu saling mendukung dalam mengerjakan skripsi
ini.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih
jauh dari kata sempurna, ini semua disebabkan terbatasnya kemampuan serta
pengetahuan yang dimiliki penulis. Seperti kata pepatah “tidak ada manusia yang
sempurna kecuali Tuhan ”. Sebagai penutup penulis mengharapkan semoga dibalik
ketidaksempurnaan skripsi ini, masih terdapat ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
dan para peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
DIFFERENCES IN STOCK TRADING VOLUME AND STOCK PRICES
(ABNORMAL RETURN) BEFORE AND AFTER THE DISTRIBUTION OF
BONUS SHARES IN THE COMPANY WENT PUBLIC LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRAC
By: Fichi Deviyanto
This research aims to know the effect of bonus share stock toward stock
trading volume and stock price (abnormal return) on go public companies which is
registered in BEI. In this research, Bonus share is an instrument which is found in
capital market that is rarely carried out in go public companies.
In this research, the researcher is used quantitative; the data used are
secondary data which is obtained in BEI. The population in this research are 10 go
public companies that make bunus share stock in period 2007, 2008, 2009, and 2010.
The researcher used Purposive Sampling as the technique of taking the data. Data
which is needed in this research is daily data for 20 days of observation. The tests of
hypotheses used T-test.
The results showed that the first hypothesis about Volume of Stock Trading in
the period before and after the announcement of bonus shares no significant
differences, therefore the first hypothesis is not proven the truth.
The second hypothesis of this study indicate that the abnormal return in
periods before and after the announcement of bonus shares are also no significantly
different, therefore the second hypothesis is not proven too.
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI
ABSTRAK
Oleh : Fichi Deviyanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembagian saham bonus
terhadap Volume perdagangan saham dan harga saham
(abnormal return)
pada
perusahaan
go pub
lik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini
Saham bonus merupakan salah satu instrumen yang terdapat pada pasar modal yang
masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
go publik
.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, data yang di gunakan adalah
data sekunder yang didapat dari Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah
sebanyak 10 perusahaan Go Publik yang melakukan pembagian Saham Bonus pada
periode 2007,2008,2009,dan 2010. Dari tehknik pengambilan sampel dengan
menggunakan
Purposive Sampling
. Data yang di butuhkan dalam penelitian ini
adalah data harian selama 20 hari pengamatan. Pengujian terhadap hipotesis
penelitian digunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesa pertama Volume Perdagangan
Saham periode sebelum dan sesudah pengumuman Saham Bonus tidak ada perbedaan
yang signifikan, oleh karena itu hipotesis pertama tidak teruji kebenarannya.
Hipotesa kedua dari penelitian ini menunjukan bahwa
abnormal return
periode sebelum dan sesudah pengumuman Saham Bonus juga tidak ada perbedaan
yang signfikan, oleh karena itu hipotesis kedua juga tidak teruji kebenarannya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ...
i
ABSTRAKSI ...
iv
DAFTAR ISI ... V
DAFTAR TABEL ...
ix
DAFTAR GAMBAR ...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...
xi
BAB I PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang Masalah ...
1
1.2 Perumusan Masalah ...
7
1.3 Tujuan Penelitian ...
7
1.4 Manfaat Penelitian ...
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...
10
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ...
10
2.1.1 BandidanJogiyanto Hartono ...
10
2.1.2 KresnadanSulistiyanto ...
11
2.1.3 Arum KusumaningdyahAdiati ...
11
2.2
Landasan Teori ...
12
2.2.1 Pasar Modal ...
12
2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal ...
12
2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal ...
14
2.2.1.2.2 Manfaatpasar modal bagi investor/pemodal ...
15
2.2.1.2.3 ManfaarPasar Modal bagilembagapengunjung ....
16
2.2.1.2.4 ManfaatPasar Modal bagiPemerintah ...
16
2.2.2Studi Peristiwa ...
17
2.2.3Saham ...
17
2.2.3.1 Pengertian Saham ...
17
2.2.3.2 Harga Saham ...
21
2.2.3.3 Analisis Penetapan Harga Saham ...
25
2.2.3.4 Penilaian Perubahan Harga Saham ...
27
2.2.4 Abnormal Return ...
27
2.2.5 Volume Perdagangan ...
31
2.2.5.1 Pengertian Volume Perdagangan ...
31
2.2.5.2 Aktivitas Volume Perdagangan Sekuritas (
TVA
) ...
33
2.3
Kerangka Pikir ...
34
2.4.
Hipotesis ...
35
BAB III
METODE PENELITIAN ...
36
3.1 Jenis Penelitian ...
36
3.2
Devinisi Operasonal ...
37
3.3 Teknik Penentuan data ...
40
3.3.1 Populasi ...
40
3.3.2 Sampel ...
40
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...
41
3.4.2 Sumber Data ...
42
3.4.3 Pengumpulan Data ...
42
3.5 Pengujian Asumsi ...
43
3.5.1 Uji Nornalitas ...
43
3.5.2 Uji Hipotesis ...
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
46
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...
46
4.1.1 Sejarah PT. Buana Fanance, Tbk ...
46
4.1.2 Sejarah PT. Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk ...
47
4.1.3 Sejarah PT. Duta Anggada Reality, Tbk ...
49
4.1.4 Sejarah PT. Pakuwon Jati, Tbk ...
49
4.1.5 Sejarah PT. Asuransi Ramayana, Tbk...
50
4.1.6 Sejarah PT. Maskapai Reasuransi, Tbk ...
52
4.1.7 Sejarah Bank Mega, Tbk ...
53
4.1.8 Sejarah PT. Bhakti Investama, Tbk ...
54
4.1.9 Sejarah PT. Total Bangun Persada, Tbk ...
55
4.1.10 Sejarah PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk ...
57
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...
59
4.2.1 Perhitungan
Actual
dan
Market Return ...
59
4.2.2 Perhitungan
Expected
dan
Abnormal Return...
74
4.2.3 Perhitungan Volume Perdagangan ...
76
4.4 Analisis Paired Sample t test (Uji Beda Rata-Rata Untuk Dua
Sampel Berpasangan ...
78
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...
78
4.5.1 Pembahasan Perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum
dan Sesudah Pengumuman Saham Bonus ...
78
4.5.2 Pembahasan Perbedaan Harga Saham (Abnormal Return)
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Saham Bonus ...
81
4.5.3 Implikasi Hasil Penelitian ...
81
4.5.4 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu 82
4.5.5 Keterbatasan Penelitian ...
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN...
85
5.1 Kesimpulan ...
85
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Sampel Perusahaan ... . 41
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan... 59
Tabel 4.2 Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance, Tbk ... 60
Tabel 4.3 Data Harga Saham dan IHSG PT. Asuransi Harta Aman
Pratama, Tbk ... 62
Tabel 4.4 Data Harga Saham dan IHSG PT. Duta Anggada Reality,
Tbk ... 63
Tabel 4.5 Data Harga Saham dan IHSG PT. Pakuwon Jati, Tbk ... 65
Tabel 4.6 Data Harga Saham dan IHSG PT. Asuransi Ramayana, Tbk .... 66
Tabel 4.7 Data Harga Saham dan IHSG PT. Maskapai Reasuransi, Tbk .. 67
Tabel 4.8 Data Harga Saham dan IHSG PT. Bank Mega, Tbk ... 69
Tabel 4.9 Data Harga Saham dan IHSG PT. Bhakti Investama, Tbk ... 70
Tabel 4.10 Data Harga Saham dan IHSG PT. Total Bangun Persada,
Tbk ... 71
Tabel 4.11 Data Harga Saham dan IHSG PT Kokoh Inti Arebama, Tbk 73
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rata-Rata
Abnormal Return
... 75
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Volume Perdagangan ... 77
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 34
Gambar 4.1 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance,
Tbk ... 61
Gambar 4.2 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Asuransi Harta
Aman Pratama, Tbk ... 62
Gambar 4.3 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Duta Anggada
Reality, Tbk ... 64
Gambar 4.4 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Pakuwon Jati,
Tbk ... 65
Gambar 4.5 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Asuransi
Ramayana, Tbk ... 66
Gambar 4.6 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Maskapai
Reasuransi, Tbk ... 68
Gambar 4.7 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Bank Mega, Tbk .. 69
Gambar 4.8 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Bhakti
Investama, Tbk ... 70
Gambar 4.9 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Total Bangun
Persada, Tbk... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Perusahaan Go Publik di BEI yang melakukan
pengumuman Saham Bonus
Lampiran 2A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Buana Finance,
Tbk
Lampiran 2B
:
Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Buana Finance, Tbk
Lampiran 3A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT Asuransi Harta
Aman Pratama, Tbk
Lampiran 3B
:
Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama,
Tbk
Lampiran 4A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Duta Anggada
Reality, Tbk
Lampiran 4B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expecte
d
Return (E(Ri,t) pada PT. Duta Anggada Reality, Tbk
Lampiran 5A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Pakuwon Jati,
Tbk
Lampiran 5B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Pakuwon Jati, Tbk
Lampiran 6A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Asuransi
Ramayana, Tbk
Lampiran 6B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Asuransi Ramayana, Tbk
Lampiran 7A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Maskapai
Reasuransi, Tbk
Lampiran 8A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Bank Mega,
Tbk
Lampiran 8B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Bank Mega, Tbk
Lampiran 9A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Bhakti
Investama, Tbk
Lampiran 9B
:
Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Bhakti Investama, Tbk
Lampiran 10A
:
Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Total Bangun
Persada, Tbk
Lampiran 10B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Total Bangun Persada, Tbk
Lampiran 11A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Kokoh Inti
Arebama, Tbk
Lampiran 11B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk
Lampiran 12
: Rekapitulasi Volume Perdagangan Saham 10 hari
sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman Saham Bonus
Lampiran 13 : Input Data
Lampiran 14 : Output Uji Normalitas
Lampiran 15
: Output Uji Paired t Test (Uji Perbedaan Volume
Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Saham Bonus)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai
peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan peristiwa yang terjadi
merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif beraksi di pasar modal.
Pada umumnya tujuan para investor adalah menginvestasikan dana kepada para
perusahaan – perusahaan yang menarik, artinya perusahaan tersebut menawarkan
sejumlah keuntungan yang dapat diraih oleh para investor, sehingga dapat menarik
perhatian dari para investor untuk menanamkan modalnya pada sebuah
perusahaan. Untuk melihat pergerakan sebuah perusahaan, para investor dapat
melakukannya dengan melihatnya di pasar modal. Pasar modal dapat menunjukan
suatu reaksi secara agregat terhadap suatu saham dan ini merupakan suatu
fenomena dari reaksi pasar terhadap adanya informasi yang mereka terima
mengenai hal – hal yang fundamental maupun isu – isu yang menarik bagi para
pelaku pasar. Artinya, bahwa reaksi pasar sangat di tentukan oleh adanya sebuah
informasi. Oleh karena itu para pelaku pasar mengharapkan tersedianya informasi
yang tepat dan akurat untuk menentukan dalam berinvestasi, maka dengan kondisi
2
Informasi yang bersifat fundamental ini disediakan oleh perusahaan melalui
dikeluarkanya atau diterbitkannya laporan keuangan, oleh karena itu laporan
keuangan merupakan akuntabilitas yang harus dimiliki oleh para eksekutuf kepada
pemiliknya atau investor.
Pada Bursa Efek Indonesia ada hal yang menarik yang dapat diamati yang
berkaitan dengan distribusi saham selain kedua cara yang telah di sebutkan
sebelumnya, yaitu dengan cara
saham bonus.
Definisi dari saham bonus itu sendiri
adalah
saham baru yang dikeluarkan sebagai bonus (diberikan secara cuma-cuma
kepada pemegang saham) dalam rangka mengkapitalisasi agio saham ( Basir dan
Fahkrudin, 2005;139). Pembagian saham bonus akan menambah jumlah saham
yang beredar tetapi tidak menambah jumlah equity perusahaan. Dan saham bonus
juga merupakan penerbitan saham yang dibagikan kepada para pemegang saham
lama, pembagian saham tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan harga
saham yang bersangkutan (Sunariyah;1997).
Dengan terjadinya saham bonus, maka harga saham akan menjadi lebih
kecil dan akan lebih meningkatkan kemampuan pasar terhadap saham tersebut dan
harga akan berkisar pada kisaran perdagangan yang optimum (
optimal trading
range
). Hal ini dideskripsikan pada penelitian yang dilakukan oleh Lakonishok dan
lev (1987). Artinya, bahwa harga saham sebelum dilakukan pengumuman saham
bonus dapat berarti terjadi
overprice.
Signal negative jaga dapat terjadi, karena
3
peningkatan atau pada saat harga yang tinggi, dan hal ini akan berakibat pada
antisipasi pasar akan menjadi lebih kecil pada saat pengumuman
(Crawford dan
Franz;
2001). Kedua konklusi baik positif maupun negative menjadi motivasi
penulis untuk lebih meneliti dan mengamati hal itu dengan memfokuskan pada
peristiwa pengumuman saham bonus.
Penelitian ini menguji pengaruh pengumuman saham bonus terhadap
Volume perdagangan saham dan Harga saham (abnormal return) di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini perlu diadakan karena pada umumnya pasar bereaksi
positif terhadap pengumuman saham bonus. Reaksi pasar yang positif terhadap
pengumuman penerbitan saham bonus merupakan
signaling hypothesis,
yang
menyatakan bahwa penerbitan saham bonus memberikan informasi baru di pasar
dalam kondisi para manajer mempunyai informasi tidak simetris. Saham bonus dan
deviden saham pada dasarnya serupa, keduanya merupakan suatu transaksi yang
dapat mengubah saham biasa tetapi tidak mengubah sumber daya perusahaan.
Deviden saham berasal dari kapitalisasi laba, sedangkan saham bonus berasal dari
agio
saham.
Motivasi yang mendasari penelitian ini adalah tentang saham bonus masih
relatif jarang dilakukan di banding instrumen lainnya di Bursa Efek Indonesia,
dalam fenomena ini bisa menimbulkan berbagai ekspektasi dari para pelaku pasar
modal, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
4
seharusnya tidak akan menyebabkan bereaksi atas pengumuman saham bonus yang
dikeluarkan oleh emiten. Tidak ada keuntungan yang signifikan yang didapatkan
oleh investor terhadap sahamnya mendapatkan saham bonus.emiten tidak
mendapat tambahan kas dan posisi keuangannya pun tetap sama, demikian pula
dengan pemegang saham tidak ada penambahan kekayaan yang dimilikinya,
dengan demikian para investor tidak bereaksi terhadap informasi saham bonus di
sekitar tanggal pengumuman saham bonus.
Investor percaya bahwa pasar dalam kondisi yang efisien akan menerapkan
strategi aktif. Investor secara aktif melakukan perdagangan di pasar agar bisa
mendapatkan retrun yang lebih besar dibandingkan dengan retrun pasar, untuk itu
mereka melakukan analisis-analisis baik analisis tehknikal maupun fundamental.
Bagi sejumlah besar perusahaan
go publik
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tindakan untuk mengeluarkan Deviden Saham,
Stock Split,
dan
Right
Issue
adalah wajar dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan atau di
sebut dengan
corporate action (www.google.com).
Dari fenomena diatas maka
peneliti memilih perusahaan
go publik
untuk melakukan penelitian mengenai
Saham Bonus yang pada dasarnya merupakan kegiatan atau tindakan dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan data harga saham dan volume
perdagangan saham harian, perusahaan-perusahaan yang melakukan pengumuman
saham bonus di Bursa Efek Indonesia pada periode peristiwa yaitu pada 10
5
setelah pengumuman (menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa universitas pendidikan indonesia) didapatkan informasi mengenai
terjadinya perubahan disekitar di sekitar tanggal pengumuman saham bonus.
Dampak tindakan tersebut di pasar modal sepertinya cukup signifikan dalam
rangka menggerakkan perdagangan saham.
Corporate action
sebagai
signaling
information
akan menarik pihak yang berkepentingan di pasar modal.
Fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia bahwa saham bonus di
bagikan pada saat kondisi pasar di mana harga dari sejumlah besar saham
mengalami peningkatan atau diharapkan mengalami peningkatan atau
bullish
.
Persoalan semakin menarik yaitu sekitar periode pengamatan, yaitu sebelum dan
sesudah pengumuman saham bonus. Hal ini karena tampaknya, pemodal
memandang penting pengumuman saham bonus. Pada masa menjelang
pengumuman, volume perdagangan saham bergerak naik secara tidak normal dan
rata-rata berakhir pada saat secara resmi saham bonus di bagikan. Pasca
pengumuman terdapat fenomena unik di sekitar Volume perdagangan saham dan
harga saham
(abnormal retrun).
Kebanyakan suatu peristiwa mengkaji peristiwa yang berkaitan seperti
pembagian deviden, stock split, saham bonus, perubahan kepemilikan, perubahan
peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Mengingat salah satu informasi yang di
butuhkan investor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi, maka
6
informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi terhadap pengumuman
tersebut. Reaksi pasar tersebut akan di tunjukan dengan perubahan harga dari
saham perusahaan yang melakukan pengumuman saham bonus. Reaksi ini
kemudian akan diukur dengan menggunakan retrun sebagai nilai perubahan harga
dan
abnormal retrun
yang merupakan selisih antara retrun sesungguhnya dengan
retrun ekspektasi.
Sejumlah penelitian empiris telah dilakukan untuk mengukur reaksi pasar
terhadap informasi mengenai peristiwa yang berkaitan dengan aksi dari perusahaan
dan hasil ini dapat menunjukan sesuatu bukti yang sangat penting dalam membatu
untuk menunjukan dan menentukan
the efficient market’s hypothesis (Pettit;
1972).
Pettit juga telah melakukan investigasi untuk menentukan reaksi pasar secara cepat
dan tepat terhadap pengumuman deviden. Hasil study tersebut menunjukan adanya
aksistensi antisipasi pasar yang kemungkinan disebabkan oleh para investor yang
mempunyai akses terhadap pengumuman tersebut dilakukan. Begitu pula halnya
dengan apa yang telah dilakukan oleh Lintner (1956) telah menemukan secara
empiris bahwa perubahan pembayaran deviden merupakan refleksi dari arus kas
dimasa yang akan datang, hal ini berarti bahwa kebijakan deviden meningkat pada
saat yang diyakinkan dimasa yang akan datang adanya kemungkinan yang tinggi
7
Dengan hasil uaraian diatas, maka dilakukan penelitian yang berjudul
“
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA
SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBAGIAN SAHAM BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG
TERDAFTAR DI BEI”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan atas uraian pada latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan
saham dan harga saham
(abnormal retrun)
antara sesudah dan sebelum
peristiwa pengumuman saham bonus?.”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah;
1. untuk menganalisis pola volume perdagangan saham dan harga saham
8
2. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata volume perdagangan saham dan
harga saham
(abnormal retrun)
antara sesudah dan sebelum peristiwa
pengumuman saham bonus.
3. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata reaksi pasar antar sesudah dan
sebelum peristiwa pengumuman saham bonus.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a)
Bagi Universitas
Sebagai tambahan referensi di perpustakaan sehingga diharapkan dapat
membantu mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dengan
topik yang sama.
b)
Bagi calon Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pihak investor untuk mempertimbangkan faktor-faktor dalam
berinvestasi agar setiap investor dapat memaksimalkan retrun yang
9
c)
Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam aplikasi teori yang
telah diperoleh, dan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana reaksi
Harga Saham
(abnormal retrun)
dan Volume Perdagangan Saham
khususnya setelah dan sebelum Pembagian Saham Bonus.
d)
Bagi pembaca
Dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan dapat menjadi referensi
bagi pembacayang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Di Ajukan Oleh:
Fichi Deviyanto
0813010057/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
2.1.1 Bandi dan J ogiyanto Hartono(2000).
Judul:
“ Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap
Pengumuman Deviden “
Permasalahan:
Apakah ada pengaruh antara perilaku reaksi harga dan volume perdagangan
saham terhadap penguman deviden ?
Kesimpulan:
a) Reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara
statistikterjadi secara dependen, dan hubungan antara reasi harga
dab volume perdaganganlebih dekat pada dependensi dari
padakeeratan hubungan keduanya.
b) Pengumuman deviden menghasilkanreaksi volume yang berbeda
dengan reaksi harga.
c) Terdapat hubungan yang signifikan antara reaksi volume dan
11
2.1.2 Khr esna dan Sulistiyanto (2005).
Judul:
“ Pengaruh Earning Per Share dan Deviden Per Share pada Pemecahan Saham
Terhadap perubahan Harga Saham “
Permasalahan:
i. Apakah Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan harga saham ?
ii. Apakah Deviden Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan harga saham ?
Kesimpulan:
EPS tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
harga saham, dengan signifikan 0,191 > a = 0,05. DPS tidak
menunjukanpengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, dengan
signifikan 0,621 > a = 0,05. Secara bersama –sama EPS dan DPS tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh harga saham.
2.1.3 Ar um Kusumaningdyah Adiati (2004)
Judul:
“ Pengaruh Pengumuman Saham Bonus Terhadap Pergerakan Harga Saham “
Permasalahan:
Apakah faktor-faktor yang meliputi: rasio saham bonus, besarnya perusahaan,
12
pengumuman saham bonus (CAR-50-2) berpengaruh terhadap comulative
abnormal retrun 2 sampai dengan 20 hari setelah pengumuman saham bonus
(CAR2,20)
Kesimpulan:
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengindikasikan
abnormal retrun perusahaan bisa diperoleh di sekitar 2 hari sampai dengan 2
hari setelah pengumuman saham bonus, tetapi negatif sehingga bisa dikatakan
bahwa perusahaan menerbitkan saham bonus kinerjanya lebih buruk dari pada
kinerja pasar. Selain itu, abnormal retrun pada dasarnya bisa di prediksi oleh
besarnya perusahaan (LMV) dan comulative abnormal retrun 50 hari sampai
dengan 2 hari sebelum pengumuman saham bonus (CAR-50-2).
2.2. Landasa n Teor i
2.2.1 Pasar Modal
2.2.1.1 Penger tian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara
permintaan dan penawaran atas instrument jangka panjang, umumnya lebih
dari 1 (satu) tahun (Samsul,2006;46). Menurut undang – undang N0. 8
tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah merupakan kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang deterbitkan, serta
13
Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang
yang berbeda, yaitu:
1) Sudut Padang Negara
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakan perekonomian
suatu Negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara.
Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang
perekonomian tetapi tidak harus memiliki usaha sendiri. Jika kegiatan
ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka Negara tidak perlu
ikut campur secara langsung agar tidak menambah biaya. Akan tetapi,
Negara mempunyai kewajiban membuat perundang –undangan agar pihak
swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi monopoli.
2) Sudut Pandang Emiten
Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal.
Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan sarana yang berupa dana
dengan biaya yang lebih murah yang bisa didapatkan dipasar modal.
Perusahaan yang masuk kedalam pasar modal akan lebih dikenal karena
setiap hari namanya pasti selalu muncul di berbagai media massa.
Perusahaan yang sudah dikenal namanya akan lebih mudah mencari
hubungan bisnis dengan perusahaan domestic atau bahkan dengan
perusahaan luar negeri. Selain itu, perusahaan yang masuk ke pasar modal
juga selalu mendapatkan perhatian, sorotan kritik, pujian dan sebagainya
14
3) Sudut pandang Masyarakat
Masyarakat juga memiliki panadangan yang berbeda mengenai
pasar modal ini, menurut masyarakat pasar modal ini merupakan sarana
yang baru dan tepat untuk menginvestasikan uangnya. Pasar modal juga
merupakan sarana yang baik dalam menginvestasikan asset mereka dalam
jumlah yang tidak terlalu besar bagi masyarakat.
2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal menurut Sartono (2001 : 38-40) adalah
sebagai berikut:
2.2.1.2.1 Manfaat Pasar Modal bagi Emiten
a. Jumlah dana yang dihimpun dapat berjumlah besar
b. Dana tersebut dapat di terima sekaligus pada saat pasar perdana
selesai.
c. Tidak ada “Convement” sehingga manajemen dapat lebih bebas
dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. Yang
dimaksud dengan Coverment (akad/perajanjian) adalah
persyaratan yang dimuad dalam akad, kredit.akad tersebut
dirancang agar dapat melindungi pemberi pinjaman dengan
memasukan hal-hal seperti pembatasan jumlah hutang,
pembatasan pembagian deviden, rasio aktiva lacar minimum dan
15
d. Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar
semua hutang-hutang perusahaan tinggi, sehingga memperbaiki
citra perusahaan.
e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
f. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga
nominal perusahaan.
g. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beresiko
tinggi.
h. Tidak ada beban financial yang tetap.
i. Jangka waktu pengguanaan dana tidak terbatas.
j. Tidak dikaitkan kekayaan dengan jaminan tertentu.
k. Profesionalisme dalam menajemen meningkat.
2.2.1.2.2 Manfaat pasar modal bagi investor /pemodal
a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut tercermin pada peningkatan harga saham
yang menjadi Capital Gain.
b. Sebagi pemegang saham investor memdapatkan deviden dan
sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap
setiap tahun.
c. Mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
16
Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi
pemegang obligasi.
d. Dapat mudah mengganti instrument investasi, misalnya dari
saham A ke saham B seningga dapat menimbulkan keuntungan
atau mengurangi resiko.
e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument
yang mengurangi resiko secara keseluruhan dan
memaksimumkan keuntungan.
2.2.1.2.3 Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang
a. Menuju kearah yang professional dalam memberikan pelayanan
sesuai dengan tugas dan bidang masing-masing.
b. Sebagai pembetuk harga dalam bursa parallel.
c. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang.
d. Likuiditas efek semakin tinggi.
2.2.1.2.4 Manfaat pasar modal bagi Pemer inta h
a. Mendorong laju pembangunan
b. Mendorong investasi.
c. Penciptaan lapangan kerja.
d. Sebagai sumber pembiayaan BUMN (Badan Usaha Milik
17
2.2.2 Studi Per istiwa
Study peristiwa (event study) merupakan yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sabagai suatu
pengumuman. Study peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga
digunakan untuk menguji efisiensi pasar untuk bentuk setengah kuat.
Study pada pasar modal yang efisien para pelaku pasar modal atau
investor tidak akan memperoleh abnormal retrun di saat sebelum terjadinya
pengumuman dari aksi yang dilakukan perusahaan. Pengumuman tersebut
kemungkinan menjadi informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan
jual atau beli suatu saham dan apabila didistribusikan secara cepat, maka harga
saham juga secepat mungkin berubah. Penguji seperti yang dilakukan
pettit(1972), tujuannya adalah untuk melakukan pengujian mengenai validitas
efesiensi pasar dengan melakukan estimasi kecepatan dan keakuratan harga
saham bereaksi terhadap adanya suatu informasi pengumuman perubahan
deviden.
2.2.3 Saham
2.2.3.1 Penger tian Saham
Suatu perusahaan sudah pasti membutuhkan pendanaan atau modal
yang digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sumber
modal berasal dari berbagai sumber antara lain modal yang berasal dari
18
dari dalam (internal financing) berasal dari operasi perusahaan (laba
ditahan), sedangkan sumber dari luar perusahaan (external financing) dapat
dalam bentuk saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferent
stock).
Keuntungan yang bisa didapat investor dari investasi ini adalah dalam
bentuk saham yang berupa:
1) Capital Gain, merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa
selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli seham.
2) Deviden, merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham.
3) Saham Bonus, merupakan saham yang diberikan kepada para pemegang
saham tanpa harus mengeluarkan dana untuk memperolehnya. Hal ini
karena saham bonus diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang
saham berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Pembagian saham
bonus biasanya hanya dapat dilaksanakan apabila sumber saham bonus
tersebut dimuat dalam laporan keuangan tahunan yang terakhir telah
diaudit oleh babpepam. Dalam hal saham bonus berasal dari kapitalisasi
agio saham, maka nilai yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah agio
saham setelah dikurangi dengan biaya emisi efek sekuritas. Dalam
laporan keuangan, agio saham dan kenaikan jumlah saham merupakan
bagian dari ekuitas. Oleh sebab itu perubahannya harus diungkapkan
19
Perusahaan dalam mengeluarkan saham bonus diatur oleh
Keputusan Bapepam Nomor: KEP-35/PM/2003 tentang saham bonus,
khususnya peraturan tersebut dibuat dalam rangaka memberikan dasar
hukum terhadap pelaksanaan penerbitan saham bonus, yaitu dengan tetap
memperhatikan prisip keterbukaan dan perindungan kepada publik. emiten
atau perusahaan publik yang akan membagikan saham wajib
menginformasikan kepada Bapepam selamabat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam
peraturan ini yang di maksud saham bonus adalah saham yang dibagikan
secara Cuma-Cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah yang
dimilkinya, artinya pembagian saham bonus harus proposional sesuai
dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang saham.
Ada perbedaan diantara saham bonus dengan deviden saham,
dimana deviden saham merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan
melalui proses pembagian saham, tujuannya adalah seringkali berkaitan
dengan kepentingan arus kas perusahaan dimasa yang akan datang.
Sedangkan saham bonus dapat dikatakan atau diartikan bahwa perusahaan
tidak hanya adanya pembagian keuntungan, perkiraan nilai surplus atas
nilai revaluasi aktiva tetap perusahaan. Sebagai contoh adalah perkiraan
akan terjadinya agio terhadap sejumlah modal, biasanya diistilahkan
20
adanya bonus dalam bentuk saham kepada para pemegang saham atau
investor seperti yang diungkapkan oleh Cahyono (1999).
Ada dua jenis bentuk saham, yaitu:
a. Common stock, adalah merupakan saham yang menempatkan
pemegang sahamnya paling akhir dalam pembagian deviden sasuai
dengan keadaan keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya
dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi.
Common stock dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
i. Blug Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi yang tinggi, sebagai leader industry sejenisnya,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
ii. Income Stock, yakni saham dari emiten yang dapat membayar deviden
lebih tinggi dari deviden yang dibayar pada tahun sebelumnya.
iii. Growth Stock, yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki
pertumbuhan pendapatan tertinggi sebagai leader di industry sejenis
yang mempunyai reputasi yang tinggi.
iv. Speculative Stock, yaitu saham yang tidak konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi mempunyai kemampuan
21
v. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak berpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Harga saham
tetap tinggi emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi Karena
kemampuan emiten dalam memperoleh pendapatan yang tinggi.
b. Preferent Stock, adalah salah satu saham yang para pemegang
sahamnya mempunyai prioritas terlebih dahulu dalam pembagian atas
asset atau kekayaan perusahaan. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka
para pemegang saham preferent mempunyai prioritas pembagian
deviden dalam jumlah tertentu sebelum di bagikan kepada pemegang
saham biasa dan tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah di
tetapkan sebelunya.
2.2.3.2 Har ga Saham
Menurut Widoatmo (1990;43-44) harga saham adalah nilai dari
pernyataan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Dalam
pasar modal terdapat beberapa jenis harga saham, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten,
untuk menilai setiap lembar aham yang dikeluarkannya. Harga
22
2. Harga Perdana
Harga Perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatat
di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari
persetujuan antara emiten (perusahaan penerbit saham) dan
pinjaman saham (underwritter).
3. Harga Pasar
Harga Pasar merupakan harga jual dari investor yang lain.
Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek.
Harga ini yang benar-benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi
antara investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan
setiap hari adalah harga pasar ini.
4. Harga Pembukaan
Harga Pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dari
pembeli pada saat jam bursa buka.
5. Harga Penutupan
Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual dan
pembeli pada saat akhir hari bursa.
6. Harga Tertinggi
Transaksi suatu saham tidak hanya sekali atau dua kali terjadi
dalam satu hari, tetapi bisa bekali-kali dalam satu hari dan tidak
23
tentunya ada harga yang paling pada satu hari bursa tersebut,
harga itu disebut harga tertinggi.
7. Harga Terendah
Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu
harga paling rendah pada satu hari bursa.
8. Harga Rata – rata
Harga rata – rata merupakan rata – rata dari harga tertinggi dan
harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau
tahunan.
9. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham mecerminkan situasi umum bursa efek,
sebab indeks harga saham menrupakan ringkasan atas berbagai
faktor yang berpengaruh, terutama fenomena – fenomena
ekonomi, sosial, dan politik. Indeks harga saham adalah indeks
harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa
sehingga diharapkan menghasilkan trend.
Pada waktu perusahaan didirikan, harga saham tercermin dari
sejumlah rupiah modal per saham. Ada kalanya ekuiti (modal dasar) belum
disetor atau ditempatkan sepenuhnya, sehingga harga saham adalah sebesar
nilai nominal.untuk perusahaan yang telah melakukan penawaran umum di
atas saham – sahamnya nilai nominal tersebut dicantumkan pada surat
24
Selain dari harga nominal tersebut di kenal juga harga buku atau
harga intrinsik yang biasanya lebih tinggi dari pada harga nominal, karena
dalam perkembangannya suatu perusahaan tentunya memberikan hasil,
antara lain berupa deviden tunai, deviden saham, saham bonus dan good
will. Harga buku suatu pasar sangat erat kaitannya dengan harga pasar
suatu dan digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Sedangkan
jika kerena beberapa alasan pemegang saham go publik hendak menjual
sebagian atau seluruh sahamnya, harga yang berlaku atau harga bursa
disebut kurs saham.
Kurs saham ini cinderung korelasi positif dengan kinerja
perusahaan yang bersangakutan, dalam arti jika kineja perusahaan
menunjukan peningkatan, maka kurs saham juga akan bertambah tinggi dan
tepat di atas harga buku. Walaupun demikan tidak menutup kemungkinan
bahwa kurs suatu perusahaan tidak menunjukan suatu peningkatan yang
berarti meskipun kinerja perusahaan mengalami penurunan. Hal ini
dimungkinkan adanya faktor teknis yang mempengaruhi antara lain
keadaan pasar, rumor atau isu-isu kebijaksanaan pemerintah yang tidak
mendukung (sesuatu diluar kebijakan).
Jika bursa efek di tutup, maka harga pasarnya adalah harga
penutupannya (clossing price). Harga pasar inilah yang yang menyatakan
naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah
25
2.2.3.3 Analisis Penetapaan Har ga Saham
Beberapa metode pendekatan yang umumnya digunakan dalam
penetapan harga suatu saham yaitu analisis fundamental dan tehknikal.
1. Analisis Fundametal
Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian analisis fundamental
adalah sebagai berikut:
“ analisis fundamental adalah (Fundamental analitical) adalah merupakan
suatu studi yang mempelajari hak-hak yang berhubungan dengan keuangan
suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat-sifat dasar dan
karakeristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa
tersebut.”
Analisis fundamental ini bertolak belakang dengan anggaran dasar
setiap investor adalah mahkluk rasional karena mereka mengganggap
adannya hubungan dengan harga saham dengan kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nialai saham mewakili
nilai perusahaan, tidak nilai buku suatu saat tetapi juga harapan akan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai dikemudian hari.
Analisis ini dapat digunakan dalam menilai harga saham baik bagi
perusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar
modal ataupun perusahaan yang telah mendaftar di lantai bursa. Beberapa
26
a) Pendekatan Earning Ratio (PER)
PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada saat
N dengan Earning Per Share (EPS) suatu priode tertentu. Tidak ada
suatu standar yang pasti berapa PER yang wajar bagi suatu harga
pasar saham, sebagian investor mengambil perbandingan dari PER
perusahaan sejenis.
b) Pendekatan Deviden Yeald
Pada pendekatan ini harga saham akan dapat dihitung
berdasarkan pada perkiraan deviden per saham yang akan dibayar
kepada para pemegang saham. Dengan perhitungan ini akan dapat
dilihat apakah deviden sebagai retrun bagi investor dapat bersaing
dengan retrun yang akan didapat dari alternativ investasi lainnya.
2. Analisis Tehknikal
Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian dari analitis tehknikal
adalah sebagai berikut;
“ Analisis Tehknial (Tehknikal Analisis) adalah merupakan suatu study
yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di
pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham.”
Jika aliran fundamentalis menekankan pada harga saham apakah itu
under value atau over value, aliran tehknikalis berfokus pada waktu dalam
27
2.2.3.4 Penilaian Per ubahan Har ga Saham
Dalam jangka panjang dapat dikatakan secara umum bahwa
perubahan harga saham akan ditentukan oleh kinerja perusahan yang akan
mengeluarkan saham. Apabila kinerja perusahaan semakin baik,
keuntungan para pemegang saham akan semakin besar sehingga semakin
besar pula kemungkinan harga saham akan naik.
Sedangkan pada jangka pendek perubahan harga saham akan sangat
sulit diperkirakan, karena seperti yang telah disebutkan diatas harga saham
akan sangat mudah untuk dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang
telah, sedang ataupun yang akan tejadi.
Yang dapat dipastikan adalah harga saham dibursa saham terbentuk
hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin
membeli suatu saham, maka harga saham akan cinderung bergerak naik
atau meningkat. Begitu pula sebaliknya.
Dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh emiten (corporate
action) dapat juga mempengaruhi perubahan harga saham. corporate action
tersebut dapat juga deviden tunai (Cash Devidend), deviden saham (Stock
Devidend), hak penawaran (Right Issue), pemecahan saham (stock split),
dan saham bonus.
2.3.2 Abnor mal Retur n
Abnormal return atau axcess retrun merupakan kelebihan dari return yang
28
expektasi (return) yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian abnormal
return adalah merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return
ekspektasi, return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu k –
t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya.
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang di estimasikan. Pada
periode estimasi pada umumnya merupakan periode peristiwa. Periode
peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau dengan
jendela peristiwa (event window). Abnormal return dapat di hitung dengan
rumus:
ARi , t = Ri , t – E [Ri , t ]
(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
ARi , t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t.
Ri , t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i
pada periode peristiwa ke-t.
E [Ri , t] = return ekspektasi sekritas i untuk periode peristiwa
ke-t.
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat
29
merupakan return yang harus diestimasikan. Ada tiga model untuk
mengestimasikan return ekspektasi yaitu mean-adjusted model, market model,
dan market adjusted model. (Jogiyanto,2000:416).
1) Mean-adjusted model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap
bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata
return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation
period). Sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:416)
∑t2 i=t1 Ri.j
E[Ri,t] =
T
Keterangan:
E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i periode peristiwa
ke-t.
Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-j.
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai
dengan t2.
2) Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model)
ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
30
b. Menggunakan ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi
di periode jendela. Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan tehknik
OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:
Rit = αi + βi = Rmt + Sit
(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
Rit = return realisasi sekritas ke-i pada periode estimasi ke-t.
αi = intercept untuk sekuritas ke-i.
βi = koefesien slope yang merupakan beta untuk sekuritas ke-i.
Rmt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t, yang dapat
dihitung dengan rumus:
IHSGt – IHSGt-1
E[Ri,t] =
IHSGt-1
(Jogiyanto, 2000:416)
Dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan.
3) Market –Adjusted model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap
bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas
31
model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk
membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi
adalah sama dengan return indeks pasar. Misalnya pada hari
pengumuman peristiwa, Return indeks pasar adalah sebesar 18% ,
dengan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) ini, maka
return ekspektasi semua sekuritas dihari yang sama tersebut adalah
sama dengan return indeks pasarnya, yaitu sebesar 18% tersebut. Jika
return suatu sekuritas pada hari pengumuman peristiwa adalah 35%,
maka besar abnormal retrun yang terjadi adalah 17% didapat dari
(35%-18%). (Jogiyanto,2008:560).
2.2.5 Volume Per dagangan
2.2.5.1 Penger tian Volume Per dagangan
Menurut Bamber dan Cheon, (1995) dalam Jogiyanto dan Bandi,
(2003 : 203) volume perdagangan saham merupakan petunjuk ukuran yang
subtitusi tentang reaksi pasar. konsep ini menganggap bahwa kenaikan atau
penurunan pergerakan pasar saham yang disertai dengan volume
perdagangan yang besar merupakan tanda kekuatan pasar, sedangkan jika
tidak disertai dengan volume yang relative besar merupakan tanda pasar
yang relative lemah,
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang
ditransaksikan oleh investor di perdagangan saham atau volume permintaan
32
Perubahan permintaan saham mempunyai pengaruh terhadap volume
perdagangan saham, karena perkembangan pasar modal terutama di pasar
sekunder tidak lepas dari peran para investor (sisi permintaan di pasar
modal). semakin banyak dan semakin besar para investor mengivestasikan
modalnya pada saham akan menjadikan saham – saham yang
diperdagangkan akan semakin likuid. dengan semakin likuidnya saham –
saham yang di perdagangkan, akan mengundang banyak investor untuk
menginvestasikan modalnya di saham, dan hal tersebut akan menarik
banyak perusahaan untuk go public (Sudana dan Pradityo, 1999 : 31).
menurut ying (1966) dalam (Bandi dan Hartono, 2000 : 206) meneliti
hubungan antara harga saham dan volume perdagangan saham yang di
dasarkan pada anggapan bahwa keduanya merupakan produk bersama dari
mekanisme pasar tunggal. Penelitian menyimpulkan bahwa:
1. Ketika volume perdagangan kecil terus menerus biasanya harga jatuh.
2. Ketika volume perdagangan besar terus menerus biasanya harga naik.
3. Apabila volume perdagangan telah mulai munurun secara terus menerus
secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu
tendensi bagi harga akan jatuh selama 4 hari perdagangan selanjutnya.
4. Apabila volume perdagangan secara terus menerus mulai mengalami
peningkatan beruntun selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu
33
Secara teoritis setelah pemecahan saham (Stock Split) seharusnya
volume perdagangan saham naik dikarenakan volume perdagangan atau
volume saham meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah saham yang
beredar.
2.2.5.2 Ak tivitas Volume Per dagangan Sekur itas (trading volume
activity)
Metode pengukuran yang di gunakan dalam penelitian reaksi pasar
terhadap suatu informasi adalah dengan mengamati dan meneliti aktivitas
volume perdagangan sekuritas selama periode peristiwa. Metode
pengukuran ini juga menjadi pilihan beberapa peneliti untuk mengetahui
reaksi pasar modal dan mengukur efesiensi pasar modal. Menurut
penelitian yang dilakuan oleh Beaver (1987), Verrecchia (1981)
menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham merupakan the
sum of investor actions. Foster (1986) juga melakukan penelitian dengan
mengamati pola aktivitas volume perdagangan saham, yaitu apakah volume
perdagangan saham diatas normal setelah suatu peristiwa tersebut telah
terjadi. Namun pada penelitian ini menggunakan istilah yang sama yaitu,
volume perdagangan saham dengan pengukuran yang berbeda. Volume
perdagangan saham diartikan sebagai jumlah saham yang diperdagangakan
34
2.3 Ker angka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian – penelitin terdahulu, maka peneliti bermaksud
untuk membuat suatu diagram kerangka pikir untuk menjelaskan bahwa
pembagian saham bonus mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (abnormal
retrun) dan Volume perdagangan saham yang di gambarkan sebagai berikut.
Gambar 1 : Kerangka Pikir
SEBELUM
melakukan pembagian saham bonus
SESUDAH melakukan pembagian saham bonus
Pada saat pembagian Saham Bonus
Per usahaan go publik yang melakukan pembagian saham bonus
Volume perdagangan saham dan harga saham (abnormal return)
35
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Bab 1 dan Bab 2 yang telah dibahas sebelumnya, maka
penulis membuat jawaban sementara atau hipotesis, yaitu:
Diduga ada perbedaan Volume Perdagangan Saham dan Harga Saham
`BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 J enis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan riset deskriptif kuantitatif, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih detail
mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini basanya
berupa topologi aau pola-pola mengenai fenomena yang sedang di bahas.
(Bambang dan Lina 2005:42)
Menurut Burhan B (2006:36) penelitian deskriptif bertujuan untuk:
Menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, uatu
berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian
berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau
gamabaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.
Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistik induktif yang
menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dilakukan pada penelitian
study kasus dan survei, sehingga ada format deskriptif study kasus dan format
37
3.2 Devinisi Oper asional
Agar konsep yang digunakan dapat diukur secar empiris dan menghindari
kesalahan presepsi terhadap variabel penelitian, maka penjelasan mengenai
variabel – variabel yang digunakan, adalah sebagai berikut:
Volume Per dagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang
ditransaksikan oleh investor di perdagangan saham. Semakin banyak dan
semakin besar para investor mengivestasikan modalnya pada saham akan
menjadikan saham–saham yang diperdagangkan akan semakin likuid. Dengan
semakin likuidnya saham–saham yang di perdagangkan, akan mengundang
banyak investor untuk menginvestasikan modalnya di saham, dan hal tersebut
akan menarik banyak perusahaan untuk go public (SudanadanPradityo, 1999:31).
Volume perdagangan saham pada penelitian ini diukur dengan jumlah
saham yang telah diperdagangkan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan skala rasio, dan satuan yang di gunakan adalah satuan
lembar.
Har ga Saham(abnormal retrun)
Harga Saham (abnormal return) adalah merupakan selisih antara return
sesungguhnya dengan return ekspektasi return sesungguhnya merupakan return
yang terjadi pada waktu k – t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap
38
Skala data yang di gunakan adalah dengan menggunakan skala rasio dan
satuan yang digunakan adalah satuan decimal.
AR i,t = R i,t - E(R i,t)
(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
AR i,t = abnormal return saham i pada periode t
R i,t = actual return saham i pada periode t
E (Ri,t) = expected returnsahampadahari t
Actual return merupakan selisih antara harga saham perusahaan saat
penutupan (closing price) pada periode t dengan periode t-1 dibagi harga saham
tersebut saat periode t-1. Perhitungan actual return dilakukan dengan
menggunakan rumus (3):
1 1
,
,
,
,
− −−
=
t
Pi
t
Pi
t
Pi
t
Ri
(Jogiyanto, 2000:416) Ket erangan:Rit = tingkat hasil aktual saham i pada periode t.
Pi,t = harga saham i pada periode t
Pi,t-1 = harga saham i pada periode t-1
Expected return merupakan hasil yang diharapkan dari saham perusahaan
dengan menggunakan market model, yang dapat dihitung dengan menggunakan
39
E(Ri,t) = α
i + β i(Rm,t)(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
E(Rit) = tingkat hasil saham i yang diharapkan pada periode t
Rmt = tingkat hasil pasar pada waktu t
Koefisien αdan βdiperoleh dari perhitungan regresi runtut waktu antara
tingkat hasil aktual saham individu (Rit) dengan tingkat hasil pasar (Rmt).
Market Return yaitu selisih antara IHSG BEJ pada periode t dan periode
t-1 dibagi dengan IHSG pada periode t-t-1 selama periode estimasi dan periode
kejadian pengumuman saham bonus tahun 2007-2008. Perhitungan market
return dilakukan dengan menggunakan rumus (4):
1 IHSG 1 IHSG IHSG t m, − − − t t t = R (Jogiyanto, 2000:416)
AAR adalah abnormal return saham rata-rata yang dihitung dengan rumus:
∑
n = t n = t 1 t ARi, 1 AAR (Jogiyanto, 2000:416) Keterangan:AARt = rata-rata abnormal return dari keseluruhan perusahaan sampel
ARi,t = abnormal return masing-masing saham perusahaan i pada periode t
40
3.3 Teknik Penentuan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan atau kelompok dari semua individu, obyek atau
ukuran yang sedang di teliti (mason,1996:71). populasi merupakan sekelompok
subyek/obyek yang memiliki ciri – ciri karakteristik – karakteristik tertentu
yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek yang lain dan kelompok tersebut
generalisasi dari hasil penelitian (sumarsono, 2004 : 44).
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang terdaftar
di BEI selama periode tahun pengamatan dari tanggal 1 Januari 2007 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2010. kurang lebih terdapat 10
perusahaan.Peneliti memilih 10 perusahaan, karena 10 perusahaan go
publiktersebut yang membagikan saham bonus pada periode penelitian pada
tahun 2007,2008,2009, dan 2010. Penulis memilih periode
2007,2008,2009,2010 karena pada periode ini terdapat pembagian saham bonus
oleh perusahaan go publik yang terdaftar di BEI.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cari dan karakteristik
yang sama dengan populasi (Sumarsono, 2004 : 44). Berdasarkan populasi data
diatas, penentuan sample dilakuakan dengan teknik Purposive Sampling yaitu
menyeleksi data sekunder berdasarkan ciri –ciri atau sifat khusus yang dimiliki
oleh sample (Sumarsono, 2004 ; 52). Sampel yang di pilih adalah saham dari
perusahaan – perusahaan go publik yang telah melakukan pembagian saham
41
bonus. Periode sampel yang dipilih adalah berkisar antara tahun 2007 sampai
dengan tahun 2010. dengan harapan periode tersebut lebih memperbanyak
jumlah sampel yang akan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih berarti.
Perusahan go public yang melakukan pembagian saham bonus selama
tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1: Data Sampel Perusahaan
N
o Per usahaan
Tanggal PengumumanSaha
m Bonus
1 PT. Buana Finance, Tbk 28 M ei 2007
2 PT. AsuransiHart aAmanPrat ama, Tbk 3 Agust us 2007
3 PT. Dut a Anggada Realt y, Tbk 10 Agust us 2007
4 PT. Pakuw onJat i, Tbk 7 Agust us 2008
5 PT. Asur ansi Ramayana, Tbk 29 Sept ember 2008
6 PT. M askapaiReasuransi, Tbk 4 Agust us 2009
7