• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBAGIAN SAHAM BONUS TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM (ABNORMAL RETRUN) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA BEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBAGIAN SAHAM BONUS TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM (ABNORMAL RETRUN) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA BEI."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEM BAGIAN SAHAM BONUS TERHADAP VOLUM E PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM (ABNORM AL RETRUN)

PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA BEI

SKRIPSI

Di Ajukan Oleh: Fichi Deviyant o 0813010057/ FE/ EA

Kepada

FAKULTAS EKONOM I

(2)
(3)

USULAN PENELITIAN

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM

(ABNORMAL RETURN) SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM

BONUS PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI

Disusun Oleh:

Fichi Deviyanto

0813010057/FE/AK

Telahdiseminarkandandisetujuiuntukmenyusunskripsioleh:

Pembimbing:

Dra. Ec. SRI HASTUTI, Msi

Tanggal :

NIP . 195603181988032001

Mengetahui

KAPROGDI AKUNTANSI

(4)

SKRIPSI

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM

(ABNORMAL RETURN)

SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM

BONUS PADA PERUSAHAAN

GO PUBLIK

YANG TERDAFTAR DI BEI

Diajukan Oleh:

Fichi Deviyanto

0813010057/FE/AK

TelahdisetujuiuntukUjian Lisanoleh:

Pembimbing:

Dra. Ec. SRI HASTUTI, Msi

Tanggal :

NIP . 195603181988032001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Y.M.E, dan kepada Papa Y yang

selalu memberikan berkat serta bantuannya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN

HARGA SAHAM

(ABNORMAL RETURN)

ANTARA SEBELUM DAN

SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM BONUS PADA PERUSAHAAN

GO

PUBLIK

YANG TERDAFTAR DI BEI. Ini dengan lancar.

Skripsi ini disusun dalam rangka untuk melengkapi salah satu syarat mencapai

gelar Strata-1 (Sarjana) jurusan akuntansi pada fakultas ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna memperoleh gelar Kesarjanaan.

Segala upaya yang penulis lakukan demi terselesainya skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai macam pihak, oleh karena itu

penulis dengan kerendahan hati menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan

Bantuan yang begitu besar kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

(6)

4.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Ketua Progdi Akuntansi FE Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

5.

Ibu Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktu untuk memberi bimbingan, saran serta pengarahan selama

penyusunan skripsi ini.

6.

Ibu Dra.Ec. Hary Mami, MM (Alm) selaku Dosen Wali yang selalu setia

memberikan dukungan yang begitu luar biasa semasa hidupnya.

7.

Seluruh Pengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah.

8.

Pimpinan dan Staff Tata Usaha Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan

Nasional “Veteran” JawaTimur.

9.

Bapak Sri Harsono dan Ibu Siti Sunarsi selaku orang tua penulis yang telah

merawat dan mendidik saya selama ini dengan segala kesabaran dan

kelemahlembutannya..

10.

Kristine Megawati seseorang yang sangat special bagi penulis yang selalu

memberikan

dukungan

dan semangat tiada

henti-hentinya

untuk

menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

13.

Para sahabatku “AMIGOS” (Argadiar Kartika Dewi, Yudo Septianto, Leanda

Annisa Masius, Tri Setyaji Indra S, Dandi Arditianto, Citra Widastining T,

Tutwury Handayani, Lely Yunita, Widha Ayu S, Citra Angga F.), dan

sahabat-sahabat lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

14.

Para The- Zone B yang selalu saling mendukung dalam mengerjakan skripsi

ini.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih

jauh dari kata sempurna, ini semua disebabkan terbatasnya kemampuan serta

pengetahuan yang dimiliki penulis. Seperti kata pepatah “tidak ada manusia yang

sempurna kecuali Tuhan ”. Sebagai penutup penulis mengharapkan semoga dibalik

ketidaksempurnaan skripsi ini, masih terdapat ilmu yang bermanfaat bagi pembaca

dan para peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

(8)

DIFFERENCES IN STOCK TRADING VOLUME AND STOCK PRICES

(ABNORMAL RETURN) BEFORE AND AFTER THE DISTRIBUTION OF

BONUS SHARES IN THE COMPANY WENT PUBLIC LISTED ON THE

INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRAC

By: Fichi Deviyanto

This research aims to know the effect of bonus share stock toward stock

trading volume and stock price (abnormal return) on go public companies which is

registered in BEI. In this research, Bonus share is an instrument which is found in

capital market that is rarely carried out in go public companies.

In this research, the researcher is used quantitative; the data used are

secondary data which is obtained in BEI. The population in this research are 10 go

public companies that make bunus share stock in period 2007, 2008, 2009, and 2010.

The researcher used Purposive Sampling as the technique of taking the data. Data

which is needed in this research is daily data for 20 days of observation. The tests of

hypotheses used T-test.

The results showed that the first hypothesis about Volume of Stock Trading in

the period before and after the announcement of bonus shares no significant

differences, therefore the first hypothesis is not proven the truth.

The second hypothesis of this study indicate that the abnormal return in

periods before and after the announcement of bonus shares are also no significantly

different, therefore the second hypothesis is not proven too.

(9)

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM

(ABNORMAL RETURN)

SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM

BONUS PADA PERUSAHAAN

GO PUBLIK

YANG TERDAFTAR DI BEI

ABSTRAK

Oleh : Fichi Deviyanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembagian saham bonus

terhadap Volume perdagangan saham dan harga saham

(abnormal return)

pada

perusahaan

go pub

lik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini

Saham bonus merupakan salah satu instrumen yang terdapat pada pasar modal yang

masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

go publik

.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, data yang di gunakan adalah

data sekunder yang didapat dari Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah

sebanyak 10 perusahaan Go Publik yang melakukan pembagian Saham Bonus pada

periode 2007,2008,2009,dan 2010. Dari tehknik pengambilan sampel dengan

menggunakan

Purposive Sampling

. Data yang di butuhkan dalam penelitian ini

adalah data harian selama 20 hari pengamatan. Pengujian terhadap hipotesis

penelitian digunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesa pertama Volume Perdagangan

Saham periode sebelum dan sesudah pengumuman Saham Bonus tidak ada perbedaan

yang signifikan, oleh karena itu hipotesis pertama tidak teruji kebenarannya.

Hipotesa kedua dari penelitian ini menunjukan bahwa

abnormal return

periode sebelum dan sesudah pengumuman Saham Bonus juga tidak ada perbedaan

yang signfikan, oleh karena itu hipotesis kedua juga tidak teruji kebenarannya.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ...

i

ABSTRAKSI ...

iv

DAFTAR ISI ... V

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

x

DAFTAR LAMPIRAN ...

xi

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang Masalah ...

1

1.2 Perumusan Masalah ...

7

1.3 Tujuan Penelitian ...

7

1.4 Manfaat Penelitian ...

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

10

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu ...

10

2.1.1 BandidanJogiyanto Hartono ...

10

2.1.2 KresnadanSulistiyanto ...

11

2.1.3 Arum KusumaningdyahAdiati ...

11

2.2

Landasan Teori ...

12

2.2.1 Pasar Modal ...

12

2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal ...

12

2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal ...

14

(11)

2.2.1.2.2 Manfaatpasar modal bagi investor/pemodal ...

15

2.2.1.2.3 ManfaarPasar Modal bagilembagapengunjung ....

16

2.2.1.2.4 ManfaatPasar Modal bagiPemerintah ...

16

2.2.2Studi Peristiwa ...

17

2.2.3Saham ...

17

2.2.3.1 Pengertian Saham ...

17

2.2.3.2 Harga Saham ...

21

2.2.3.3 Analisis Penetapan Harga Saham ...

25

2.2.3.4 Penilaian Perubahan Harga Saham ...

27

2.2.4 Abnormal Return ...

27

2.2.5 Volume Perdagangan ...

31

2.2.5.1 Pengertian Volume Perdagangan ...

31

2.2.5.2 Aktivitas Volume Perdagangan Sekuritas (

TVA

) ...

33

2.3

Kerangka Pikir ...

34

2.4.

Hipotesis ...

35

BAB III

METODE PENELITIAN ...

36

3.1 Jenis Penelitian ...

36

3.2

Devinisi Operasonal ...

37

3.3 Teknik Penentuan data ...

40

3.3.1 Populasi ...

40

3.3.2 Sampel ...

40

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...

41

(12)

3.4.2 Sumber Data ...

42

3.4.3 Pengumpulan Data ...

42

3.5 Pengujian Asumsi ...

43

3.5.1 Uji Nornalitas ...

43

3.5.2 Uji Hipotesis ...

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

46

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...

46

4.1.1 Sejarah PT. Buana Fanance, Tbk ...

46

4.1.2 Sejarah PT. Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk ...

47

4.1.3 Sejarah PT. Duta Anggada Reality, Tbk ...

49

4.1.4 Sejarah PT. Pakuwon Jati, Tbk ...

49

4.1.5 Sejarah PT. Asuransi Ramayana, Tbk...

50

4.1.6 Sejarah PT. Maskapai Reasuransi, Tbk ...

52

4.1.7 Sejarah Bank Mega, Tbk ...

53

4.1.8 Sejarah PT. Bhakti Investama, Tbk ...

54

4.1.9 Sejarah PT. Total Bangun Persada, Tbk ...

55

4.1.10 Sejarah PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk ...

57

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...

59

4.2.1 Perhitungan

Actual

dan

Market Return ...

59

4.2.2 Perhitungan

Expected

dan

Abnormal Return...

74

4.2.3 Perhitungan Volume Perdagangan ...

76

(13)

4.4 Analisis Paired Sample t test (Uji Beda Rata-Rata Untuk Dua

Sampel Berpasangan ...

78

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...

78

4.5.1 Pembahasan Perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum

dan Sesudah Pengumuman Saham Bonus ...

78

4.5.2 Pembahasan Perbedaan Harga Saham (Abnormal Return)

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Saham Bonus ...

81

4.5.3 Implikasi Hasil Penelitian ...

81

4.5.4 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu 82

4.5.5 Keterbatasan Penelitian ...

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN...

85

5.1 Kesimpulan ...

85

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Sampel Perusahaan ... . 41

Tabel 4.1 Sampel Perusahaan... 59

Tabel 4.2 Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance, Tbk ... 60

Tabel 4.3 Data Harga Saham dan IHSG PT. Asuransi Harta Aman

Pratama, Tbk ... 62

Tabel 4.4 Data Harga Saham dan IHSG PT. Duta Anggada Reality,

Tbk ... 63

Tabel 4.5 Data Harga Saham dan IHSG PT. Pakuwon Jati, Tbk ... 65

Tabel 4.6 Data Harga Saham dan IHSG PT. Asuransi Ramayana, Tbk .... 66

Tabel 4.7 Data Harga Saham dan IHSG PT. Maskapai Reasuransi, Tbk .. 67

Tabel 4.8 Data Harga Saham dan IHSG PT. Bank Mega, Tbk ... 69

Tabel 4.9 Data Harga Saham dan IHSG PT. Bhakti Investama, Tbk ... 70

Tabel 4.10 Data Harga Saham dan IHSG PT. Total Bangun Persada,

Tbk ... 71

Tabel 4.11 Data Harga Saham dan IHSG PT Kokoh Inti Arebama, Tbk 73

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rata-Rata

Abnormal Return

... 75

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Volume Perdagangan ... 77

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 78

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 34

Gambar 4.1 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance,

Tbk ... 61

Gambar 4.2 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Asuransi Harta

Aman Pratama, Tbk ... 62

Gambar 4.3 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Duta Anggada

Reality, Tbk ... 64

Gambar 4.4 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Pakuwon Jati,

Tbk ... 65

Gambar 4.5 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Asuransi

Ramayana, Tbk ... 66

Gambar 4.6 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Maskapai

Reasuransi, Tbk ... 68

Gambar 4.7 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Bank Mega, Tbk .. 69

Gambar 4.8 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Bhakti

Investama, Tbk ... 70

Gambar 4.9 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Total Bangun

Persada, Tbk... 72

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Perusahaan Go Publik di BEI yang melakukan

pengumuman Saham Bonus

Lampiran 2A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Buana Finance,

Tbk

Lampiran 2B

:

Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Buana Finance, Tbk

Lampiran 3A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT Asuransi Harta

Aman Pratama, Tbk

Lampiran 3B

:

Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama,

Tbk

Lampiran 4A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Duta Anggada

Reality, Tbk

Lampiran 4B

: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expecte

d

Return (E(Ri,t) pada PT. Duta Anggada Reality, Tbk

Lampiran 5A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Pakuwon Jati,

Tbk

Lampiran 5B

: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Pakuwon Jati, Tbk

Lampiran 6A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Asuransi

Ramayana, Tbk

Lampiran 6B

: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Asuransi Ramayana, Tbk

Lampiran 7A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Maskapai

Reasuransi, Tbk

(17)

Lampiran 8A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Bank Mega,

Tbk

Lampiran 8B

: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Bank Mega, Tbk

Lampiran 9A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Bhakti

Investama, Tbk

Lampiran 9B

:

Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Bhakti Investama, Tbk

Lampiran 10A

:

Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Total Bangun

Persada, Tbk

Lampiran 10B

: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Total Bangun Persada, Tbk

Lampiran 11A

: Perhitungan

Abnormal Return

pada PT. Kokoh Inti

Arebama, Tbk

Lampiran 11B

: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected

Return (E(Ri,t) pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk

Lampiran 12

: Rekapitulasi Volume Perdagangan Saham 10 hari

sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman Saham Bonus

Lampiran 13 : Input Data

Lampiran 14 : Output Uji Normalitas

Lampiran 15

: Output Uji Paired t Test (Uji Perbedaan Volume

Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

Saham Bonus)

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai

peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan peristiwa yang terjadi

merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif beraksi di pasar modal.

Pada umumnya tujuan para investor adalah menginvestasikan dana kepada para

perusahaan – perusahaan yang menarik, artinya perusahaan tersebut menawarkan

sejumlah keuntungan yang dapat diraih oleh para investor, sehingga dapat menarik

perhatian dari para investor untuk menanamkan modalnya pada sebuah

perusahaan. Untuk melihat pergerakan sebuah perusahaan, para investor dapat

melakukannya dengan melihatnya di pasar modal. Pasar modal dapat menunjukan

suatu reaksi secara agregat terhadap suatu saham dan ini merupakan suatu

fenomena dari reaksi pasar terhadap adanya informasi yang mereka terima

mengenai hal – hal yang fundamental maupun isu – isu yang menarik bagi para

pelaku pasar. Artinya, bahwa reaksi pasar sangat di tentukan oleh adanya sebuah

informasi. Oleh karena itu para pelaku pasar mengharapkan tersedianya informasi

yang tepat dan akurat untuk menentukan dalam berinvestasi, maka dengan kondisi

(19)

2

Informasi yang bersifat fundamental ini disediakan oleh perusahaan melalui

dikeluarkanya atau diterbitkannya laporan keuangan, oleh karena itu laporan

keuangan merupakan akuntabilitas yang harus dimiliki oleh para eksekutuf kepada

pemiliknya atau investor.

Pada Bursa Efek Indonesia ada hal yang menarik yang dapat diamati yang

berkaitan dengan distribusi saham selain kedua cara yang telah di sebutkan

sebelumnya, yaitu dengan cara

saham bonus.

Definisi dari saham bonus itu sendiri

adalah

saham baru yang dikeluarkan sebagai bonus (diberikan secara cuma-cuma

kepada pemegang saham) dalam rangka mengkapitalisasi agio saham ( Basir dan

Fahkrudin, 2005;139). Pembagian saham bonus akan menambah jumlah saham

yang beredar tetapi tidak menambah jumlah equity perusahaan. Dan saham bonus

juga merupakan penerbitan saham yang dibagikan kepada para pemegang saham

lama, pembagian saham tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan harga

saham yang bersangkutan (Sunariyah;1997).

Dengan terjadinya saham bonus, maka harga saham akan menjadi lebih

kecil dan akan lebih meningkatkan kemampuan pasar terhadap saham tersebut dan

harga akan berkisar pada kisaran perdagangan yang optimum (

optimal trading

range

). Hal ini dideskripsikan pada penelitian yang dilakukan oleh Lakonishok dan

lev (1987). Artinya, bahwa harga saham sebelum dilakukan pengumuman saham

bonus dapat berarti terjadi

overprice.

Signal negative jaga dapat terjadi, karena

(20)

3

peningkatan atau pada saat harga yang tinggi, dan hal ini akan berakibat pada

antisipasi pasar akan menjadi lebih kecil pada saat pengumuman

(Crawford dan

Franz;

2001). Kedua konklusi baik positif maupun negative menjadi motivasi

penulis untuk lebih meneliti dan mengamati hal itu dengan memfokuskan pada

peristiwa pengumuman saham bonus.

Penelitian ini menguji pengaruh pengumuman saham bonus terhadap

Volume perdagangan saham dan Harga saham (abnormal return) di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini perlu diadakan karena pada umumnya pasar bereaksi

positif terhadap pengumuman saham bonus. Reaksi pasar yang positif terhadap

pengumuman penerbitan saham bonus merupakan

signaling hypothesis,

yang

menyatakan bahwa penerbitan saham bonus memberikan informasi baru di pasar

dalam kondisi para manajer mempunyai informasi tidak simetris. Saham bonus dan

deviden saham pada dasarnya serupa, keduanya merupakan suatu transaksi yang

dapat mengubah saham biasa tetapi tidak mengubah sumber daya perusahaan.

Deviden saham berasal dari kapitalisasi laba, sedangkan saham bonus berasal dari

agio

saham.

Motivasi yang mendasari penelitian ini adalah tentang saham bonus masih

relatif jarang dilakukan di banding instrumen lainnya di Bursa Efek Indonesia,

dalam fenomena ini bisa menimbulkan berbagai ekspektasi dari para pelaku pasar

modal, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

(21)

4

seharusnya tidak akan menyebabkan bereaksi atas pengumuman saham bonus yang

dikeluarkan oleh emiten. Tidak ada keuntungan yang signifikan yang didapatkan

oleh investor terhadap sahamnya mendapatkan saham bonus.emiten tidak

mendapat tambahan kas dan posisi keuangannya pun tetap sama, demikian pula

dengan pemegang saham tidak ada penambahan kekayaan yang dimilikinya,

dengan demikian para investor tidak bereaksi terhadap informasi saham bonus di

sekitar tanggal pengumuman saham bonus.

Investor percaya bahwa pasar dalam kondisi yang efisien akan menerapkan

strategi aktif. Investor secara aktif melakukan perdagangan di pasar agar bisa

mendapatkan retrun yang lebih besar dibandingkan dengan retrun pasar, untuk itu

mereka melakukan analisis-analisis baik analisis tehknikal maupun fundamental.

Bagi sejumlah besar perusahaan

go publik

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Tindakan untuk mengeluarkan Deviden Saham,

Stock Split,

dan

Right

Issue

adalah wajar dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan atau di

sebut dengan

corporate action (www.google.com).

Dari fenomena diatas maka

peneliti memilih perusahaan

go publik

untuk melakukan penelitian mengenai

Saham Bonus yang pada dasarnya merupakan kegiatan atau tindakan dalam rangka

meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan data harga saham dan volume

perdagangan saham harian, perusahaan-perusahaan yang melakukan pengumuman

saham bonus di Bursa Efek Indonesia pada periode peristiwa yaitu pada 10

(22)

5

setelah pengumuman (menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang

mahasiswa universitas pendidikan indonesia) didapatkan informasi mengenai

terjadinya perubahan disekitar di sekitar tanggal pengumuman saham bonus.

Dampak tindakan tersebut di pasar modal sepertinya cukup signifikan dalam

rangka menggerakkan perdagangan saham.

Corporate action

sebagai

signaling

information

akan menarik pihak yang berkepentingan di pasar modal.

Fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia bahwa saham bonus di

bagikan pada saat kondisi pasar di mana harga dari sejumlah besar saham

mengalami peningkatan atau diharapkan mengalami peningkatan atau

bullish

.

Persoalan semakin menarik yaitu sekitar periode pengamatan, yaitu sebelum dan

sesudah pengumuman saham bonus. Hal ini karena tampaknya, pemodal

memandang penting pengumuman saham bonus. Pada masa menjelang

pengumuman, volume perdagangan saham bergerak naik secara tidak normal dan

rata-rata berakhir pada saat secara resmi saham bonus di bagikan. Pasca

pengumuman terdapat fenomena unik di sekitar Volume perdagangan saham dan

harga saham

(abnormal retrun).

Kebanyakan suatu peristiwa mengkaji peristiwa yang berkaitan seperti

pembagian deviden, stock split, saham bonus, perubahan kepemilikan, perubahan

peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Mengingat salah satu informasi yang di

butuhkan investor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi, maka

(23)

6

informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi terhadap pengumuman

tersebut. Reaksi pasar tersebut akan di tunjukan dengan perubahan harga dari

saham perusahaan yang melakukan pengumuman saham bonus. Reaksi ini

kemudian akan diukur dengan menggunakan retrun sebagai nilai perubahan harga

dan

abnormal retrun

yang merupakan selisih antara retrun sesungguhnya dengan

retrun ekspektasi.

Sejumlah penelitian empiris telah dilakukan untuk mengukur reaksi pasar

terhadap informasi mengenai peristiwa yang berkaitan dengan aksi dari perusahaan

dan hasil ini dapat menunjukan sesuatu bukti yang sangat penting dalam membatu

untuk menunjukan dan menentukan

the efficient market’s hypothesis (Pettit;

1972).

Pettit juga telah melakukan investigasi untuk menentukan reaksi pasar secara cepat

dan tepat terhadap pengumuman deviden. Hasil study tersebut menunjukan adanya

aksistensi antisipasi pasar yang kemungkinan disebabkan oleh para investor yang

mempunyai akses terhadap pengumuman tersebut dilakukan. Begitu pula halnya

dengan apa yang telah dilakukan oleh Lintner (1956) telah menemukan secara

empiris bahwa perubahan pembayaran deviden merupakan refleksi dari arus kas

dimasa yang akan datang, hal ini berarti bahwa kebijakan deviden meningkat pada

saat yang diyakinkan dimasa yang akan datang adanya kemungkinan yang tinggi

(24)

7

Dengan hasil uaraian diatas, maka dilakukan penelitian yang berjudul

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA

SAHAM

(ABNORMAL RETURN)

ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH

PEMBAGIAN SAHAM BONUS PADA PERUSAHAAN

GO PUBLIK

YANG

TERDAFTAR DI BEI”

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan atas uraian pada latar belakang masalah yang telah

dikemukakan, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan

saham dan harga saham

(abnormal retrun)

antara sesudah dan sebelum

peristiwa pengumuman saham bonus?.”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah;

1. untuk menganalisis pola volume perdagangan saham dan harga saham

(25)

8

2. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata volume perdagangan saham dan

harga saham

(abnormal retrun)

antara sesudah dan sebelum peristiwa

pengumuman saham bonus.

3. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata reaksi pasar antar sesudah dan

sebelum peristiwa pengumuman saham bonus.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a)

Bagi Universitas

Sebagai tambahan referensi di perpustakaan sehingga diharapkan dapat

membantu mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dengan

topik yang sama.

b)

Bagi calon Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pihak investor untuk mempertimbangkan faktor-faktor dalam

berinvestasi agar setiap investor dapat memaksimalkan retrun yang

(26)

9

c)

Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam aplikasi teori yang

telah diperoleh, dan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana reaksi

Harga Saham

(abnormal retrun)

dan Volume Perdagangan Saham

khususnya setelah dan sebelum Pembagian Saham Bonus.

d)

Bagi pembaca

Dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan dapat menjadi referensi

bagi pembacayang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

(27)

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM

(ABNORMAL RETURN)

SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM

BONUS PADA PERUSAHAAN

GO PUBLIK

YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Di Ajukan Oleh:

Fichi Deviyanto

0813010057/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu

2.1.1 Bandi dan J ogiyanto Hartono(2000).

Judul:

“ Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap

Pengumuman Deviden “

Permasalahan:

Apakah ada pengaruh antara perilaku reaksi harga dan volume perdagangan

saham terhadap penguman deviden ?

Kesimpulan:

a) Reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara

statistikterjadi secara dependen, dan hubungan antara reasi harga

dab volume perdaganganlebih dekat pada dependensi dari

padakeeratan hubungan keduanya.

b) Pengumuman deviden menghasilkanreaksi volume yang berbeda

dengan reaksi harga.

c) Terdapat hubungan yang signifikan antara reaksi volume dan

(29)

11

2.1.2 Khr esna dan Sulistiyanto (2005).

Judul:

“ Pengaruh Earning Per Share dan Deviden Per Share pada Pemecahan Saham

Terhadap perubahan Harga Saham “

Permasalahan:

i. Apakah Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap

perubahan harga saham ?

ii. Apakah Deviden Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap

perubahan harga saham ?

Kesimpulan:

EPS tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan

harga saham, dengan signifikan 0,191 > a = 0,05. DPS tidak

menunjukanpengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, dengan

signifikan 0,621 > a = 0,05. Secara bersama –sama EPS dan DPS tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh harga saham.

2.1.3 Ar um Kusumaningdyah Adiati (2004)

Judul:

“ Pengaruh Pengumuman Saham Bonus Terhadap Pergerakan Harga Saham “

Permasalahan:

Apakah faktor-faktor yang meliputi: rasio saham bonus, besarnya perusahaan,

(30)

12

pengumuman saham bonus (CAR-50-2) berpengaruh terhadap comulative

abnormal retrun 2 sampai dengan 20 hari setelah pengumuman saham bonus

(CAR2,20)

Kesimpulan:

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengindikasikan

abnormal retrun perusahaan bisa diperoleh di sekitar 2 hari sampai dengan 2

hari setelah pengumuman saham bonus, tetapi negatif sehingga bisa dikatakan

bahwa perusahaan menerbitkan saham bonus kinerjanya lebih buruk dari pada

kinerja pasar. Selain itu, abnormal retrun pada dasarnya bisa di prediksi oleh

besarnya perusahaan (LMV) dan comulative abnormal retrun 50 hari sampai

dengan 2 hari sebelum pengumuman saham bonus (CAR-50-2).

2.2. Landasa n Teor i

2.2.1 Pasar Modal

2.2.1.1 Penger tian Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan penawaran atas instrument jangka panjang, umumnya lebih

dari 1 (satu) tahun (Samsul,2006;46). Menurut undang – undang N0. 8

tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah merupakan kegiatan

yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang deterbitkan, serta

(31)

13

Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang

yang berbeda, yaitu:

1) Sudut Padang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakan perekonomian

suatu Negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara.

Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang

perekonomian tetapi tidak harus memiliki usaha sendiri. Jika kegiatan

ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka Negara tidak perlu

ikut campur secara langsung agar tidak menambah biaya. Akan tetapi,

Negara mempunyai kewajiban membuat perundang –undangan agar pihak

swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi monopoli.

2) Sudut Pandang Emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal.

Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan sarana yang berupa dana

dengan biaya yang lebih murah yang bisa didapatkan dipasar modal.

Perusahaan yang masuk kedalam pasar modal akan lebih dikenal karena

setiap hari namanya pasti selalu muncul di berbagai media massa.

Perusahaan yang sudah dikenal namanya akan lebih mudah mencari

hubungan bisnis dengan perusahaan domestic atau bahkan dengan

perusahaan luar negeri. Selain itu, perusahaan yang masuk ke pasar modal

juga selalu mendapatkan perhatian, sorotan kritik, pujian dan sebagainya

(32)

14

3) Sudut pandang Masyarakat

Masyarakat juga memiliki panadangan yang berbeda mengenai

pasar modal ini, menurut masyarakat pasar modal ini merupakan sarana

yang baru dan tepat untuk menginvestasikan uangnya. Pasar modal juga

merupakan sarana yang baik dalam menginvestasikan asset mereka dalam

jumlah yang tidak terlalu besar bagi masyarakat.

2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal menurut Sartono (2001 : 38-40) adalah

sebagai berikut:

2.2.1.2.1 Manfaat Pasar Modal bagi Emiten

a. Jumlah dana yang dihimpun dapat berjumlah besar

b. Dana tersebut dapat di terima sekaligus pada saat pasar perdana

selesai.

c. Tidak ada “Convement” sehingga manajemen dapat lebih bebas

dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. Yang

dimaksud dengan Coverment (akad/perajanjian) adalah

persyaratan yang dimuad dalam akad, kredit.akad tersebut

dirancang agar dapat melindungi pemberi pinjaman dengan

memasukan hal-hal seperti pembatasan jumlah hutang,

pembatasan pembagian deviden, rasio aktiva lacar minimum dan

(33)

15

d. Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar

semua hutang-hutang perusahaan tinggi, sehingga memperbaiki

citra perusahaan.

e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.

f. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga

nominal perusahaan.

g. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beresiko

tinggi.

h. Tidak ada beban financial yang tetap.

i. Jangka waktu pengguanaan dana tidak terbatas.

j. Tidak dikaitkan kekayaan dengan jaminan tertentu.

k. Profesionalisme dalam menajemen meningkat.

2.2.1.2.2 Manfaat pasar modal bagi investor /pemodal

a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan tersebut tercermin pada peningkatan harga saham

yang menjadi Capital Gain.

b. Sebagi pemegang saham investor memdapatkan deviden dan

sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap

setiap tahun.

c. Mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(34)

16

Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi

pemegang obligasi.

d. Dapat mudah mengganti instrument investasi, misalnya dari

saham A ke saham B seningga dapat menimbulkan keuntungan

atau mengurangi resiko.

e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument

yang mengurangi resiko secara keseluruhan dan

memaksimumkan keuntungan.

2.2.1.2.3 Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang

a. Menuju kearah yang professional dalam memberikan pelayanan

sesuai dengan tugas dan bidang masing-masing.

b. Sebagai pembetuk harga dalam bursa parallel.

c. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang.

d. Likuiditas efek semakin tinggi.

2.2.1.2.4 Manfaat pasar modal bagi Pemer inta h

a. Mendorong laju pembangunan

b. Mendorong investasi.

c. Penciptaan lapangan kerja.

d. Sebagai sumber pembiayaan BUMN (Badan Usaha Milik

(35)

17

2.2.2 Studi Per istiwa

Study peristiwa (event study) merupakan yang mempelajari reaksi pasar

terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sabagai suatu

pengumuman. Study peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan

informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga

digunakan untuk menguji efisiensi pasar untuk bentuk setengah kuat.

Study pada pasar modal yang efisien para pelaku pasar modal atau

investor tidak akan memperoleh abnormal retrun di saat sebelum terjadinya

pengumuman dari aksi yang dilakukan perusahaan. Pengumuman tersebut

kemungkinan menjadi informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan

jual atau beli suatu saham dan apabila didistribusikan secara cepat, maka harga

saham juga secepat mungkin berubah. Penguji seperti yang dilakukan

pettit(1972), tujuannya adalah untuk melakukan pengujian mengenai validitas

efesiensi pasar dengan melakukan estimasi kecepatan dan keakuratan harga

saham bereaksi terhadap adanya suatu informasi pengumuman perubahan

deviden.

2.2.3 Saham

2.2.3.1 Penger tian Saham

Suatu perusahaan sudah pasti membutuhkan pendanaan atau modal

yang digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sumber

modal berasal dari berbagai sumber antara lain modal yang berasal dari

(36)

18

dari dalam (internal financing) berasal dari operasi perusahaan (laba

ditahan), sedangkan sumber dari luar perusahaan (external financing) dapat

dalam bentuk saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferent

stock).

Keuntungan yang bisa didapat investor dari investasi ini adalah dalam

bentuk saham yang berupa:

1) Capital Gain, merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa

selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli seham.

2) Deviden, merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan

kepada pemegang saham.

3) Saham Bonus, merupakan saham yang diberikan kepada para pemegang

saham tanpa harus mengeluarkan dana untuk memperolehnya. Hal ini

karena saham bonus diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang

saham berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Pembagian saham

bonus biasanya hanya dapat dilaksanakan apabila sumber saham bonus

tersebut dimuat dalam laporan keuangan tahunan yang terakhir telah

diaudit oleh babpepam. Dalam hal saham bonus berasal dari kapitalisasi

agio saham, maka nilai yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah agio

saham setelah dikurangi dengan biaya emisi efek sekuritas. Dalam

laporan keuangan, agio saham dan kenaikan jumlah saham merupakan

bagian dari ekuitas. Oleh sebab itu perubahannya harus diungkapkan

(37)

19

Perusahaan dalam mengeluarkan saham bonus diatur oleh

Keputusan Bapepam Nomor: KEP-35/PM/2003 tentang saham bonus,

khususnya peraturan tersebut dibuat dalam rangaka memberikan dasar

hukum terhadap pelaksanaan penerbitan saham bonus, yaitu dengan tetap

memperhatikan prisip keterbukaan dan perindungan kepada publik. emiten

atau perusahaan publik yang akan membagikan saham wajib

menginformasikan kepada Bapepam selamabat-lambatnya 7 (tujuh) hari

sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam

peraturan ini yang di maksud saham bonus adalah saham yang dibagikan

secara Cuma-Cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah yang

dimilkinya, artinya pembagian saham bonus harus proposional sesuai

dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang saham.

Ada perbedaan diantara saham bonus dengan deviden saham,

dimana deviden saham merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan

melalui proses pembagian saham, tujuannya adalah seringkali berkaitan

dengan kepentingan arus kas perusahaan dimasa yang akan datang.

Sedangkan saham bonus dapat dikatakan atau diartikan bahwa perusahaan

tidak hanya adanya pembagian keuntungan, perkiraan nilai surplus atas

nilai revaluasi aktiva tetap perusahaan. Sebagai contoh adalah perkiraan

akan terjadinya agio terhadap sejumlah modal, biasanya diistilahkan

(38)

20

adanya bonus dalam bentuk saham kepada para pemegang saham atau

investor seperti yang diungkapkan oleh Cahyono (1999).

Ada dua jenis bentuk saham, yaitu:

a. Common stock, adalah merupakan saham yang menempatkan

pemegang sahamnya paling akhir dalam pembagian deviden sasuai

dengan keadaan keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya

dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi.

Common stock dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:

i. Blug Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang

memiliki reputasi yang tinggi, sebagai leader industry sejenisnya,

memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar

deviden.

ii. Income Stock, yakni saham dari emiten yang dapat membayar deviden

lebih tinggi dari deviden yang dibayar pada tahun sebelumnya.

iii. Growth Stock, yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki

pertumbuhan pendapatan tertinggi sebagai leader di industry sejenis

yang mempunyai reputasi yang tinggi.

iv. Speculative Stock, yaitu saham yang tidak konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi mempunyai kemampuan

(39)

21

v. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak berpengaruh oleh

kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Harga saham

tetap tinggi emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi Karena

kemampuan emiten dalam memperoleh pendapatan yang tinggi.

b. Preferent Stock, adalah salah satu saham yang para pemegang

sahamnya mempunyai prioritas terlebih dahulu dalam pembagian atas

asset atau kekayaan perusahaan. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka

para pemegang saham preferent mempunyai prioritas pembagian

deviden dalam jumlah tertentu sebelum di bagikan kepada pemegang

saham biasa dan tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah di

tetapkan sebelunya.

2.2.3.2 Har ga Saham

Menurut Widoatmo (1990;43-44) harga saham adalah nilai dari

pernyataan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Dalam

pasar modal terdapat beberapa jenis harga saham, yaitu:

1. Harga Nominal

Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten,

untuk menilai setiap lembar aham yang dikeluarkannya. Harga

(40)

22

2. Harga Perdana

Harga Perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatat

di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari

persetujuan antara emiten (perusahaan penerbit saham) dan

pinjaman saham (underwritter).

3. Harga Pasar

Harga Pasar merupakan harga jual dari investor yang lain.

Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek.

Harga ini yang benar-benar mewakili harga perusahaan

penerbitnya, karena kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi

antara investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan

setiap hari adalah harga pasar ini.

4. Harga Pembukaan

Harga Pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dari

pembeli pada saat jam bursa buka.

5. Harga Penutupan

Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual dan

pembeli pada saat akhir hari bursa.

6. Harga Tertinggi

Transaksi suatu saham tidak hanya sekali atau dua kali terjadi

dalam satu hari, tetapi bisa bekali-kali dalam satu hari dan tidak

(41)

23

tentunya ada harga yang paling pada satu hari bursa tersebut,

harga itu disebut harga tertinggi.

7. Harga Terendah

Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu

harga paling rendah pada satu hari bursa.

8. Harga Rata – rata

Harga rata – rata merupakan rata – rata dari harga tertinggi dan

harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau

tahunan.

9. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham mecerminkan situasi umum bursa efek,

sebab indeks harga saham menrupakan ringkasan atas berbagai

faktor yang berpengaruh, terutama fenomena – fenomena

ekonomi, sosial, dan politik. Indeks harga saham adalah indeks

harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa

sehingga diharapkan menghasilkan trend.

Pada waktu perusahaan didirikan, harga saham tercermin dari

sejumlah rupiah modal per saham. Ada kalanya ekuiti (modal dasar) belum

disetor atau ditempatkan sepenuhnya, sehingga harga saham adalah sebesar

nilai nominal.untuk perusahaan yang telah melakukan penawaran umum di

atas saham – sahamnya nilai nominal tersebut dicantumkan pada surat

(42)

24

Selain dari harga nominal tersebut di kenal juga harga buku atau

harga intrinsik yang biasanya lebih tinggi dari pada harga nominal, karena

dalam perkembangannya suatu perusahaan tentunya memberikan hasil,

antara lain berupa deviden tunai, deviden saham, saham bonus dan good

will. Harga buku suatu pasar sangat erat kaitannya dengan harga pasar

suatu dan digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Sedangkan

jika kerena beberapa alasan pemegang saham go publik hendak menjual

sebagian atau seluruh sahamnya, harga yang berlaku atau harga bursa

disebut kurs saham.

Kurs saham ini cinderung korelasi positif dengan kinerja

perusahaan yang bersangakutan, dalam arti jika kineja perusahaan

menunjukan peningkatan, maka kurs saham juga akan bertambah tinggi dan

tepat di atas harga buku. Walaupun demikan tidak menutup kemungkinan

bahwa kurs suatu perusahaan tidak menunjukan suatu peningkatan yang

berarti meskipun kinerja perusahaan mengalami penurunan. Hal ini

dimungkinkan adanya faktor teknis yang mempengaruhi antara lain

keadaan pasar, rumor atau isu-isu kebijaksanaan pemerintah yang tidak

mendukung (sesuatu diluar kebijakan).

Jika bursa efek di tutup, maka harga pasarnya adalah harga

penutupannya (clossing price). Harga pasar inilah yang yang menyatakan

naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah

(43)

25

2.2.3.3 Analisis Penetapaan Har ga Saham

Beberapa metode pendekatan yang umumnya digunakan dalam

penetapan harga suatu saham yaitu analisis fundamental dan tehknikal.

1. Analisis Fundametal

Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian analisis fundamental

adalah sebagai berikut:

“ analisis fundamental adalah (Fundamental analitical) adalah merupakan

suatu studi yang mempelajari hak-hak yang berhubungan dengan keuangan

suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat-sifat dasar dan

karakeristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa

tersebut.”

Analisis fundamental ini bertolak belakang dengan anggaran dasar

setiap investor adalah mahkluk rasional karena mereka mengganggap

adannya hubungan dengan harga saham dengan kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nialai saham mewakili

nilai perusahaan, tidak nilai buku suatu saat tetapi juga harapan akan

kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai dikemudian hari.

Analisis ini dapat digunakan dalam menilai harga saham baik bagi

perusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar

modal ataupun perusahaan yang telah mendaftar di lantai bursa. Beberapa

(44)

26

a) Pendekatan Earning Ratio (PER)

PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada saat

N dengan Earning Per Share (EPS) suatu priode tertentu. Tidak ada

suatu standar yang pasti berapa PER yang wajar bagi suatu harga

pasar saham, sebagian investor mengambil perbandingan dari PER

perusahaan sejenis.

b) Pendekatan Deviden Yeald

Pada pendekatan ini harga saham akan dapat dihitung

berdasarkan pada perkiraan deviden per saham yang akan dibayar

kepada para pemegang saham. Dengan perhitungan ini akan dapat

dilihat apakah deviden sebagai retrun bagi investor dapat bersaing

dengan retrun yang akan didapat dari alternativ investasi lainnya.

2. Analisis Tehknikal

Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian dari analitis tehknikal

adalah sebagai berikut;

“ Analisis Tehknial (Tehknikal Analisis) adalah merupakan suatu study

yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di

pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham.”

Jika aliran fundamentalis menekankan pada harga saham apakah itu

under value atau over value, aliran tehknikalis berfokus pada waktu dalam

(45)

27

2.2.3.4 Penilaian Per ubahan Har ga Saham

Dalam jangka panjang dapat dikatakan secara umum bahwa

perubahan harga saham akan ditentukan oleh kinerja perusahan yang akan

mengeluarkan saham. Apabila kinerja perusahaan semakin baik,

keuntungan para pemegang saham akan semakin besar sehingga semakin

besar pula kemungkinan harga saham akan naik.

Sedangkan pada jangka pendek perubahan harga saham akan sangat

sulit diperkirakan, karena seperti yang telah disebutkan diatas harga saham

akan sangat mudah untuk dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang

telah, sedang ataupun yang akan tejadi.

Yang dapat dipastikan adalah harga saham dibursa saham terbentuk

hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin

membeli suatu saham, maka harga saham akan cinderung bergerak naik

atau meningkat. Begitu pula sebaliknya.

Dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh emiten (corporate

action) dapat juga mempengaruhi perubahan harga saham. corporate action

tersebut dapat juga deviden tunai (Cash Devidend), deviden saham (Stock

Devidend), hak penawaran (Right Issue), pemecahan saham (stock split),

dan saham bonus.

2.3.2 Abnor mal Retur n

Abnormal return atau axcess retrun merupakan kelebihan dari return yang

(46)

28

expektasi (return) yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian abnormal

return adalah merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return

ekspektasi, return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu k –

t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya.

Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang di estimasikan. Pada

periode estimasi pada umumnya merupakan periode peristiwa. Periode

peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau dengan

jendela peristiwa (event window). Abnormal return dapat di hitung dengan

rumus:

ARi , t = Ri , t – E [Ri , t ]

(Jogiyanto, 2000:416)

Keterangan:

ARi , t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada

periode peristiwa ke-t.

Ri , t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i

pada periode peristiwa ke-t.

E [Ri , t] = return ekspektasi sekritas i untuk periode peristiwa

ke-t.

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat

(47)

29

merupakan return yang harus diestimasikan. Ada tiga model untuk

mengestimasikan return ekspektasi yaitu mean-adjusted model, market model,

dan market adjusted model. (Jogiyanto,2000:416).

1) Mean-adjusted model

Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap

bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata

return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation

period). Sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:416)

∑t2 i=t1 Ri.j

E[Ri,t] =

T

Keterangan:

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i periode peristiwa

ke-t.

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode

peristiwa ke-j.

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai

dengan t2.

2) Market model

Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model)

ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

(48)

30

b. Menggunakan ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi

di periode jendela. Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan tehknik

OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:

Rit = αi + βi = Rmt + Sit

(Jogiyanto, 2000:416)

Keterangan:

Rit = return realisasi sekritas ke-i pada periode estimasi ke-t.

αi = intercept untuk sekuritas ke-i.

βi = koefesien slope yang merupakan beta untuk sekuritas ke-i.

Rmt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t, yang dapat

dihitung dengan rumus:

IHSGt – IHSGt-1

E[Ri,t] =

IHSGt-1

(Jogiyanto, 2000:416)

Dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan.

3) Market –Adjusted model

Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap

bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas

(49)

31

model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk

membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi

adalah sama dengan return indeks pasar. Misalnya pada hari

pengumuman peristiwa, Return indeks pasar adalah sebesar 18% ,

dengan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) ini, maka

return ekspektasi semua sekuritas dihari yang sama tersebut adalah

sama dengan return indeks pasarnya, yaitu sebesar 18% tersebut. Jika

return suatu sekuritas pada hari pengumuman peristiwa adalah 35%,

maka besar abnormal retrun yang terjadi adalah 17% didapat dari

(35%-18%). (Jogiyanto,2008:560).

2.2.5 Volume Per dagangan

2.2.5.1 Penger tian Volume Per dagangan

Menurut Bamber dan Cheon, (1995) dalam Jogiyanto dan Bandi,

(2003 : 203) volume perdagangan saham merupakan petunjuk ukuran yang

subtitusi tentang reaksi pasar. konsep ini menganggap bahwa kenaikan atau

penurunan pergerakan pasar saham yang disertai dengan volume

perdagangan yang besar merupakan tanda kekuatan pasar, sedangkan jika

tidak disertai dengan volume yang relative besar merupakan tanda pasar

yang relative lemah,

Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang

ditransaksikan oleh investor di perdagangan saham atau volume permintaan

(50)

32

Perubahan permintaan saham mempunyai pengaruh terhadap volume

perdagangan saham, karena perkembangan pasar modal terutama di pasar

sekunder tidak lepas dari peran para investor (sisi permintaan di pasar

modal). semakin banyak dan semakin besar para investor mengivestasikan

modalnya pada saham akan menjadikan saham – saham yang

diperdagangkan akan semakin likuid. dengan semakin likuidnya saham –

saham yang di perdagangkan, akan mengundang banyak investor untuk

menginvestasikan modalnya di saham, dan hal tersebut akan menarik

banyak perusahaan untuk go public (Sudana dan Pradityo, 1999 : 31).

menurut ying (1966) dalam (Bandi dan Hartono, 2000 : 206) meneliti

hubungan antara harga saham dan volume perdagangan saham yang di

dasarkan pada anggapan bahwa keduanya merupakan produk bersama dari

mekanisme pasar tunggal. Penelitian menyimpulkan bahwa:

1. Ketika volume perdagangan kecil terus menerus biasanya harga jatuh.

2. Ketika volume perdagangan besar terus menerus biasanya harga naik.

3. Apabila volume perdagangan telah mulai munurun secara terus menerus

secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu

tendensi bagi harga akan jatuh selama 4 hari perdagangan selanjutnya.

4. Apabila volume perdagangan secara terus menerus mulai mengalami

peningkatan beruntun selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu

(51)

33

Secara teoritis setelah pemecahan saham (Stock Split) seharusnya

volume perdagangan saham naik dikarenakan volume perdagangan atau

volume saham meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah saham yang

beredar.

2.2.5.2 Ak tivitas Volume Per dagangan Sekur itas (trading volume

activity)

Metode pengukuran yang di gunakan dalam penelitian reaksi pasar

terhadap suatu informasi adalah dengan mengamati dan meneliti aktivitas

volume perdagangan sekuritas selama periode peristiwa. Metode

pengukuran ini juga menjadi pilihan beberapa peneliti untuk mengetahui

reaksi pasar modal dan mengukur efesiensi pasar modal. Menurut

penelitian yang dilakuan oleh Beaver (1987), Verrecchia (1981)

menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham merupakan the

sum of investor actions. Foster (1986) juga melakukan penelitian dengan

mengamati pola aktivitas volume perdagangan saham, yaitu apakah volume

perdagangan saham diatas normal setelah suatu peristiwa tersebut telah

terjadi. Namun pada penelitian ini menggunakan istilah yang sama yaitu,

volume perdagangan saham dengan pengukuran yang berbeda. Volume

perdagangan saham diartikan sebagai jumlah saham yang diperdagangakan

(52)

34

2.3 Ker angka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian – penelitin terdahulu, maka peneliti bermaksud

untuk membuat suatu diagram kerangka pikir untuk menjelaskan bahwa

pembagian saham bonus mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (abnormal

retrun) dan Volume perdagangan saham yang di gambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 : Kerangka Pikir

SEBELUM

melakukan pembagian saham bonus

SESUDAH melakukan pembagian saham bonus

Pada saat pembagian Saham Bonus

Per usahaan go publik yang melakukan pembagian saham bonus

Volume perdagangan saham dan harga saham (abnormal return)

(53)

35

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan Bab 1 dan Bab 2 yang telah dibahas sebelumnya, maka

penulis membuat jawaban sementara atau hipotesis, yaitu:

Diduga ada perbedaan Volume Perdagangan Saham dan Harga Saham

(54)

`BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 J enis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan riset deskriptif kuantitatif, yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih detail

mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini basanya

berupa topologi aau pola-pola mengenai fenomena yang sedang di bahas.

(Bambang dan Lina 2005:42)

Menurut Burhan B (2006:36) penelitian deskriptif bertujuan untuk:

Menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, uatu

berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian

berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau

gamabaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.

Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistik induktif yang

menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dilakukan pada penelitian

study kasus dan survei, sehingga ada format deskriptif study kasus dan format

(55)

37

3.2 Devinisi Oper asional

Agar konsep yang digunakan dapat diukur secar empiris dan menghindari

kesalahan presepsi terhadap variabel penelitian, maka penjelasan mengenai

variabel – variabel yang digunakan, adalah sebagai berikut:

Volume Per dagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang

ditransaksikan oleh investor di perdagangan saham. Semakin banyak dan

semakin besar para investor mengivestasikan modalnya pada saham akan

menjadikan saham–saham yang diperdagangkan akan semakin likuid. Dengan

semakin likuidnya saham–saham yang di perdagangkan, akan mengundang

banyak investor untuk menginvestasikan modalnya di saham, dan hal tersebut

akan menarik banyak perusahaan untuk go public (SudanadanPradityo, 1999:31).

Volume perdagangan saham pada penelitian ini diukur dengan jumlah

saham yang telah diperdagangkan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan skala rasio, dan satuan yang di gunakan adalah satuan

lembar.

Har ga Saham(abnormal retrun)

Harga Saham (abnormal return) adalah merupakan selisih antara return

sesungguhnya dengan return ekspektasi return sesungguhnya merupakan return

yang terjadi pada waktu k – t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap

(56)

38

Skala data yang di gunakan adalah dengan menggunakan skala rasio dan

satuan yang digunakan adalah satuan decimal.

AR i,t = R i,t - E(R i,t)

(Jogiyanto, 2000:416)

Keterangan:

AR i,t = abnormal return saham i pada periode t

R i,t = actual return saham i pada periode t

E (Ri,t) = expected returnsahampadahari t

Actual return merupakan selisih antara harga saham perusahaan saat

penutupan (closing price) pada periode t dengan periode t-1 dibagi harga saham

tersebut saat periode t-1. Perhitungan actual return dilakukan dengan

menggunakan rumus (3):

1 1

,

,

,

,

− −

=

t

Pi

t

Pi

t

Pi

t

Ri

(Jogiyanto, 2000:416) Ket erangan:

Rit = tingkat hasil aktual saham i pada periode t.

Pi,t = harga saham i pada periode t

Pi,t-1 = harga saham i pada periode t-1

Expected return merupakan hasil yang diharapkan dari saham perusahaan

dengan menggunakan market model, yang dapat dihitung dengan menggunakan

(57)

39

E(Ri,t) = α

i + β i(Rm,t)

(Jogiyanto, 2000:416)

Keterangan:

E(Rit) = tingkat hasil saham i yang diharapkan pada periode t

Rmt = tingkat hasil pasar pada waktu t

Koefisien αdan βdiperoleh dari perhitungan regresi runtut waktu antara

tingkat hasil aktual saham individu (Rit) dengan tingkat hasil pasar (Rmt).

Market Return yaitu selisih antara IHSG BEJ pada periode t dan periode

t-1 dibagi dengan IHSG pada periode t-t-1 selama periode estimasi dan periode

kejadian pengumuman saham bonus tahun 2007-2008. Perhitungan market

return dilakukan dengan menggunakan rumus (4):

1 IHSG 1 IHSG IHSG t m, − − − t t t = R (Jogiyanto, 2000:416)

AAR adalah abnormal return saham rata-rata yang dihitung dengan rumus:

n = t n = t 1 t ARi, 1 AAR (Jogiyanto, 2000:416) Keterangan:

AARt = rata-rata abnormal return dari keseluruhan perusahaan sampel

ARi,t = abnormal return masing-masing saham perusahaan i pada periode t

(58)

40

3.3 Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan atau kelompok dari semua individu, obyek atau

ukuran yang sedang di teliti (mason,1996:71). populasi merupakan sekelompok

subyek/obyek yang memiliki ciri – ciri karakteristik – karakteristik tertentu

yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek yang lain dan kelompok tersebut

generalisasi dari hasil penelitian (sumarsono, 2004 : 44).

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang terdaftar

di BEI selama periode tahun pengamatan dari tanggal 1 Januari 2007 sampai

dengan tanggal 31 Desember 2010. kurang lebih terdapat 10

perusahaan.Peneliti memilih 10 perusahaan, karena 10 perusahaan go

publiktersebut yang membagikan saham bonus pada periode penelitian pada

tahun 2007,2008,2009, dan 2010. Penulis memilih periode

2007,2008,2009,2010 karena pada periode ini terdapat pembagian saham bonus

oleh perusahaan go publik yang terdaftar di BEI.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cari dan karakteristik

yang sama dengan populasi (Sumarsono, 2004 : 44). Berdasarkan populasi data

diatas, penentuan sample dilakuakan dengan teknik Purposive Sampling yaitu

menyeleksi data sekunder berdasarkan ciri –ciri atau sifat khusus yang dimiliki

oleh sample (Sumarsono, 2004 ; 52). Sampel yang di pilih adalah saham dari

perusahaan – perusahaan go publik yang telah melakukan pembagian saham

(59)

41

bonus. Periode sampel yang dipilih adalah berkisar antara tahun 2007 sampai

dengan tahun 2010. dengan harapan periode tersebut lebih memperbanyak

jumlah sampel yang akan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih berarti.

Perusahan go public yang melakukan pembagian saham bonus selama

tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1: Data Sampel Perusahaan

N

o Per usahaan

Tanggal PengumumanSaha

m Bonus

1 PT. Buana Finance, Tbk 28 M ei 2007

2 PT. AsuransiHart aAmanPrat ama, Tbk 3 Agust us 2007

3 PT. Dut a Anggada Realt y, Tbk 10 Agust us 2007

4 PT. Pakuw onJat i, Tbk 7 Agust us 2008

5 PT. Asur ansi Ramayana, Tbk 29 Sept ember 2008

6 PT. M askapaiReasuransi, Tbk 4 Agust us 2009

7

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Pikir
Tabel 4.1 : Sampel Perusahaan
Tabel 4.2 : Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance, Tbk Hari Ke-
Gambar 4.1 : Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance, Tbk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sudarsono (1996), untuk keperluan menetralkan Al 3+ dalam kompleks jerapan tanah, maka jumlah dolomit yang diperlukan adalah 1 ton / ha untuk setiap me Al 3+ yang

2) Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi Usaha Kecil, dengan klasifikasi Bangunan Gedung - Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial (BG004) yang masih

[r]

Pengurus sepakbola liga bank mandiri dalam memberikan informasi hasil pertandingan, klasemen sementara serta profil team, bisa melalui media internet dengan membuat web site

• Adalah komputer pribadi (PC) portable yang dirancang untuk penggunaan berpindah (mobile use) dan berukuran kecil sehingga bisa digunakan di atas pangkuan pengguna (top

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG KARAMBIA KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2012. vii+ 78 hal,

Training JST bertujuan untuk mempelajari hubungan antara absorbansi NIR dengan kandungan kimia bahan pakan yang yang disimpan dalam bentuk nilai pembobot. Nilai pembobot

Sedangkan, pengembangan mutu dosen melalui pemeransertaan dalam kegiatan ilmiah, seperti seminar, lokakarya, penataran, penelitian, pengabdi an pada masyarakat dan sejenisnya, baik