PENGENDALIAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
(Studi Kasus tentang Pengendalian Mutu dalam Disain Program Studi,
Standar Mutu dan Lapangan Fungsional di Universitas Islam
Syekh-Yusuf Tangerang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
^
II,
->^Oleh :
AMBUY SABUR NIM:9332004
/
\\b— \'
I
V
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
Disetujui dan disyahkan oleh :
Prof. Dr. H
mad Fakry Gaffar, MEd
Pembimbing'
2Z*
Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, SH. MPA
Pembimbing II
*
^ #
PENGENDALIAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
C<Stl?/ «SUSL tentang Pengendalian Mutu dalam Disain Program
Studi,
Standar Mutu dan Lapangan Fungsional di Universitas
Islam Syekh-Yusuf Tangerang)
Perguruan tinggi saat ini semakin dituntut untuk
mening-katkan mutu kinerja dan hasil-hasilnya. Hal ini karena
ke-sadaran, kebutuhan dan harapan para pengguna dan konstituensi
lainnya terhadap mutu pendidikan tinggi yang lebih baik dan
relevan semakin meningkat. Sekarang mutu pendidikan tinggi ti
dak lagi ditentukan oleh perguruan tinggi itu sendiri, tetapi
terutama oleh para konstituensi tadi. Akibatnya,
perguruan
tinggi yang ingin menghasilkan pendidikan yang bermutu harus
mampu memenuhi keinginan dan
harapan para konstituensinya.
Caranya adalah perguruan tinggi harus merancang, merencanakan,
melaksanakan dan memperbaiki secara terus-menerus atas prog
ram-program, proses-proses, dan hasil-hasilnya. Tanpa
kemampu-an untuk memahami keinginkemampu-an para konstituensinya dkemampu-an kemampukemampu-an
mengelola program-programnya secara benar, perguruan tinggi
akan mengalami kesulitan dalam
menyelenggarakan
fungsi-fungsinya.
Pengendalian mutu yang dalam perkembangan terakhirnya
di-kenal dengan
TQC
atau
TQM
menyediakan hal baru berupa
serang-kaian ide dan teknik untuk meningkatkan kinerja lembaga
me-lalui perbaikan yang berkesinambungan
(continouos
improvment)
atas program-program, input-input,
proses-proses dan
hasil-hasil. Tujuan akhir dari pengendalian mutu itu adalah memenuhi
berbagai kebutuhan dan harapan dari para konstituensinya.
Menurut pandangan TQM, mutu sebaiknya dibangun
ke dalam
produk (lulusan) sejak tahap awal dalam proses pendidikan
sampai mereka berkarya di masyarakat secara baik.
Sejumlah
tahapan atau proses yang krusial dalam proses pendidikan
tinggi itu meliputi:
perancangan/pengembangan program studi
termasuk standar mutunya, pengendalian dalam lapangan
fungsi-onalnya (proses transformasi) serta pemasaran dan riset pasar.
Setiap tahapan itu harus dikerjakan secara benar dan harus
se-lalu dikaitkan satu dengan lainnya sehingga merupakan
siklus.-Berdasarkan pemikiran di
atas,
penelitian
ini
mencoba
V l l
untuk mendeskripsikan kegiatan pengendalian mutu pendidikan
tinggi yang dilaksanakan di UNIS Tangerang. Tiga persoalan
yang hendak dikaji dalam penelitian ini yang diangkat dari
tahapan awal yang krusial dalam pengendalian mutu dalam pen
didikan tinggi, yaitu: perancangan/pengembangan program studi,
perancangan/pengembangan
standar mutunya,
dan pengendalian
mutu dalam lapangan fungsional.
Rumusan permasalahan yang diturunkan dari tiga persoalan
pokok di atas adalah: (1) berdasarkan
SWOT analysis,
apakah
arah strategik dari program studi yang ada di UNIS sudah be
nar? (2) tingkat mutu manakah yang telah dicapai oleh program
studi di UNIS? dan (3) apakah pengendalian mutu dalam lapangan
fungsionalnya sudah dilaksanakan dengan baik dan terarah?
Tujuan dari penelitian ini adalah memeriksa
arah
stra-tegis program studi di UNIS; menilai dan mendeskripsikan
pro-fil mutu program studi; dan mendeskripsikan proses pengendali
an mutu dalam lapangan fungsionalnya.
Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian di
atas, maka metode yang digunakan adalah deskriftif-kualitatif
dengan pola studi kasus (di UNIS Tangerang). Data yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah
ditetapkan diperoleh dari berbagai sumber data baik orang
(responden), benda maupun gerak atau proses-proses yang
ber-hubungan melalui penggunaan teknik wawancara,
studi
dokumen-tasi, observasi dan angket. Data yang telah terkumpul tersebut
kemudian diolah menurut kaidah pendekatan kualitatif:
reduksi
data; display data; dan verifikasi.
Temuan hasil penelitian tentang kegiatan pengendalian
mutu pendidikan tinggi di UNIS Tangerang berdasarkan pada
ketiga persoalan penelitian di atas, secara umum belum dilaku
kan dengan baik dan lebih terarah.
dimiliki seperti keadaan dosen, fasilitas pendidikan dan biaya
Pendidikan bagi Program Studi Administrasi Negara menunjukkan
cukup baik. Bagi Program Studi Ilmu Hukum, terutama keadaan
dosen dan biaya pendidikan masih menunjukkan kelemahan.
Tiga program studi lainnya, yaitu Kimia Tekstil, Pendi
dikan Ekonomi, dan terutama KPA menghadapi prospek pekerjaan
bagi lulusan dan minat calon mahasiswa yang tidak begitu baik
Di samping itu bagi Program Studi KPA menghadapi persaingan
yang kuat. Ketiga program studi ini memiliki kelemahan yang
sama dalam kualifikasi dosen tetapnya. Laboratorium bagi
Program Studi Kimia Tekstil masih menggunakan milik pihak
lain. Biaya pendidikan yang ditetapkan untuk mahasiswa Program
Studi KPA dinilai mahal.
Sumberdaya yang dapat dikategorikan sebagai kekuatan pada
kelima program studi di atas adalah jumlah dosen dan staf
serta ruangan kantor dan kuliah yang telah memadai.
Kedua, hasil evaluasi atas 10 indikator mutu
yang
ditetapkan menunjukkan bahwa tiga program studi (Administrasi
Negara, Kimia Tekstil, dan Pendidikan Ekonomi), separohnya
atau lima indikator mutu itu dinilai cukup baik, baik, dan
sangat baik, sisanya atau separohnya lagi dinilai kurang,
sangat kurang dan buruk. Sedangkan, dua program studi lain
yaitu Ilmu Hukum (delapan indikator atau 80%) dan
KPA
(sembilan indikator atau 90%) dinilai kurang, sangat kurang,
dan buruk. Dengan demikian, secara keseluruhan mutu program
studi di UNIS masih tergolong kurang.
Ketiga, pengendalian mutu dalam lapangan fungsional seca
ra keseluruhan masih belum dilakukan dengan benar dan terarah.
Pengendalian mutu raw-input belum dilakukan dengan baik. Hal
ini terlihat dari persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menjadi mahasiswa UNIS yang cukup mudah dan kegiatan seleksi
calon mahasiswa yang masih bersifat formalitas. Alasannya
adalah jumlah pendaftar yang masuk ke semua program studi
masih dapat ditampung.
IX
relatif singkat, namun beberapa dosen berusaha meminjamkan
buku untuk difotocopy oleh mahasiswa; monitoring kehadiran
mahasiswa dan dosen sudah baik; dan pelaksanaan kegiatan
akademik terstruktur sudah baik.
Hal yang sudah dilakukan dengan baik dalam pengendalian
mutu personel adalah: prosedur usulan pengadaan pegawai;
peng-angkatan dan penatapan pangkat, golongan dan ruang;
promosi-dalam pangkat, golongan dan ruang untuk staf; serta promosi
dan mutasi personel dalam jabatan struktural. Sedangkan ke
giatan: perencanaan personel; penetapan kualifikasi dalam
pengadaan personel; pengumuman lowongan kerja secara luas;
pengembangan mutu dosen dan staf; penilaian kinerja dosen;'
penyetaraan dan kenaikan jabatan akademik bagi dosen tetap
yayasan; dan sistem kompensasinya yang menarik belum dilakukan
dengan baik dan sistematis.
Pengendalian mutu fasilitas pendidikan yang sudah dilaku
kan dengan baik meliputi: perencanaan tahunan untuk pengadaan
peralatan, pemeliharaan, dan perbaikan barang-barang; kegiatan
pengadaan peralatan; inventarisasi; dan kegiatan pemeliharaan.
Sedangkan, perencanaan jangka panJang untuk pengadan sarana
fisik; serta monitoring dan pengendalian tenaga kebersihan/
pemeliharaan dan teknisi belum dilakukan secara baik.
Pengendalian mutu pembinaan mahasiswa yang sudah dilaku
kan cukup baik hanya kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan
oleh SMPT, SMF dan wadah lainnya. Sedangkan, Pengembangan
kesejahteraan mahasiswa yang dilihat dari jumlah sarana dan
fasilitas serta jumlah mahasiswa yang mendapat pelayanan;
pengembangan minat, bakat dan hobi mahasiswa,
dilihat dari
jumlah sarana/wadah terutama yang diselenggarakan di kampus
UNIS; serta pengembangan penalaran, keilmuan dan keahlian
belum dilakukan dengan baik dan bervariasi.
Perencanaan keuangan, dilihat dari prosedur dan mekanisme
dalam penyusunan RAPBU sejak pembentukan tin penyusun anggaran
sampai RAPBU disetujui oleh Senat Universitas dan disahkan
oleh Yayasan menjadi APBU sudah berjalan
baik.
Adapun
komposisi rencana-rencana pendapatan sebagai target yang harus
dicapai menunjukkan bahwa UNIS masih sangat mengandalkan
ren-cana pendapatannya. Pelaksanaan keuangan dilihat dari strategi
yang digunakan untuk merealisasi rencana penerimaan yang
ber-sumber dari mahasiswa sudah efektif. Berbeda dengan strategi
untuk merealisasikan rencana penerimaan yang bersumber dari
sumbangan dan hibah menunjukkan belum cukup kreatif dan
agresif. Prosedur dan mekanisme penggunaan dana oleh setiap
unit kerja sejak pengajuan usulan kebutuhan dana sampai
persetujuan rektor telah dibakukan dan berjalan baik. Alokasi
Penggunaan dana tampak masih tertuju pada pembiayaan rutin,
sedangkan untuk perbaikan mutu seperti pengembangan dosen,'
kesejahteraan pegawai, pengadaan koleksi perpustakaan, sarana
pembinaan mahasiswa dan laboratorium masih sangat terbatas.
Terakhir, pengendalian mutu lulusan dilihat dari kegiatan
evaluasi hasil studi mahasiswa menunjukkan proses penyusunan
soal ujian oleh dosen sudah cukup baik. Validitas soal sudah
cukup memadai. Pelaksanaan ujian dilihat dari penjadwalan,
penetapan persyaratan bagi peserta, tata tertib ujian dan
pengawasan ujian sudah cukup baik. Pemeriksaan dan pemberian
skor hasil ujian mahasiswa oleh dosen tidak dilakukan dengan
cermat, sehingga nilai yang diperoleh mahasiswa dari setiap
matakuliah masih riskan untuk dijadikan
petunjuk
untuk
menyimpulkan mutu lulusan yang sebenarnya.
Berdasarkan pada temuan penelitian di atas, sejumlah
re-komendasi dapat dikemukakan; pertama, perlunya UNIS Tangerang
memperkuat analisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan
untuk setiap program studinya secara periodik, sehingga setiap
saat posisinya dapat dikenali. Selanjutnya, kombinasi strategi
yang tepat dan khas untuk mengembangkan setiap program studi
itu ke arah sukses dapat dirumuskan dan ditetapkan. Kedua,
untuk meningkatkan profil mutu seluruh program studi, kegiatan
evaluasi program studi harus dilaksanakan secara periodik dan
berkelanjutan dengan menggunakan indikator dan kriteria mutu
yang selalu dikembangkan. Ketiga,
pengendalian mutu dalam
komponen kurikulum, personel, fasilitas pendidikan, pembinaan
mahasiswa, keuangan, dan kegiatan evaluasi studi mahasiswa
harus dilakukan secara benar dalam setiap tahapan dan kegiatan
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR
i
UCAPAN
TERIMA
KASIH
iii
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
•,
B. Perumusan Masalah
20
C. Tujuan Penelitian
24
D. Kegunaan Penelitian
25
E. Paradigma Penelitian .
25
BAB II KAJIAN TEORITIS
30
A. Pemikiran tentang Mutu dalam Pendidikan
30
1. Konsep Mutu
3Q
2. Pengertian Mutu dalam Pendidikan
33
3. Substansi Mutu Perguruan Tinggi
3g
B. Pengendalian Mutu di Perguruan Tinggi
40
1. Pengertian dan Perkembangan Pemikiran
tentang Pengendalian Mutu
40
2. Pengertian dan Prinsip-prinsip Total
Quality Management di Perguruan Tinggi
46
3. Keberhasilan Implementasi TQM di Perguruan
Tin^i
60
4. Manajemen Strategis untuk Mutu di Pergu
ruanTing^
71
5. Pengendalian Mutu dalam Lapangan Fungsional
di Perguruan Tinggi
80
C. Kesimpulan terhadap Kajian Teori
114
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
lig
A. Metode Penelitian
llg
B. Jenis Data yang Dikumpulkan
12q
C. Sumber Data
12„
D. Teknik Pengumpulan Data
123
E. Pelaksanaan Penelitian
123
F. Pengolahan Data
123
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
126
A. HASIL PENELITIAN
126
1. Arah Strategik Program Studi di UNIS Tangerang..
126
a. Prospek Pekerjaan bagi Lulusan
127
b. Prospek Calon Mahasiswa
134
c. Keadaan Persaingan
-^46
d. Arah Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengem
bangan Program Studi
150
e. Keadaan Dosen dan Staf
154
f. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
162
g. Biaya Pendidikan
168
2. Profil Mutu Program Studi di UNIS Tangerang ....
177
a. Indikator-indikator Mutu Program Studi
177
b. Deskripsi dan Analisis Indikator Mutu pada
Xlll
3. Pengendalian Mutu dalam Lapangan Fungional
di
UNIS Tangerang
198
a. Pengendalian
Mutu
Raw-input
igg
b. Pengendalian Mutu Kurikulum
202
c. Pengendalian Mutu Personel
214
d. Pengendalian Mutu Sarana dan Prasarana
225
e. Pengendalian Mutu Pembinaan Mahasiswa
231
f. Pengendalian Mutu Keuangan
236
g. Pengendalian Mutu Lulusan
243
B. POKOK-POKOK TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA.. 255
1. Arah Strategik Program Studi di UNIS Tangerang.. 255
2. Profil Mutu Program Studi di UNIS Tangerang
269
3. Pengendalian Mutu dalam Lapangan Fungsional
272
BAB
V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
298
A. KESIMPULAN
2Q8
1. Arah Strategik Program Studi di UNIS Tangerang..
298
2. Profil Mutu Program Studi di UNIS Tangerang
303
3. Pengendalian Mutu dalam Lapangan Fungsional
305
B. REKOMENDASI
322
1- Arah Strategik Program Studi di UNIS Tangerang..
319
2. Profil Mutu Program Studi di UNIS Tangerang
324
3. Pengendalian Mutu dalam Lapangan Fungsional
325
DAFTAR PUSTAKA
334
LAMPIRAN
Halaman
Tabel 1.1 Keadaan Program Studi yang Ada di Lingkungan
UNIS Tangerang dengan Populasi Mahasiswa dan
Lulusannya pada Tahun 1994/95-1996/97
12
1.2 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Dosen di UNIS
Tangerang pada Tahun 1997
14
1.3 Keadaan Jabatan Akademik Dosen Tetap di UNIS
Tangerang pada Tahun 1997
15
4.1 Jumlah Dosen dan Rasio Dosen : Mahasiswa pada
Lima Program Studi pada Tahun 1996/97
155
4.2 Kualifikasi Dosen Tetap di Lima Program Studi
di UNIS pada Tahun 1996-1997
155
4.3 Rincian Biaya Pendidikan yang harus Dibayar
Mahasiswa untuk Satu Tahun Ajaran
16g
4.4 Rata-Rata Nilai STTB SLTA Mahasiswa UNIS Tahun
1996/1997
lol
4.5 Trend Jumlah Mahasiswa yang Masuk ke Lima Program
Studi di UNIS sejak Tahun Akademik
1993/94-1996/97
182
4.6 Pendidikan Formal Tertinggi Dosen UNIS di Lima
Program Studi
184
4.7 Jabatan Akademik Dosen Tetap dan Tidak Tetap pada
Lima Program Studi di UNIS
i85
4.8 Jumlah Lulusan Selama Tiga Tahun (1994/95-1996/97..182
4.9 Jumlah Mahasiswa Baru yang Masuk pada Semester
Pertama sejak Tahun Akademik 1990/91-1992/93
193
4.10 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Lulusan pada
Lima Program Studi sejak Tahun 1994/95-1996/97... 196
XV
4.11 Data Kegiatan Pengembangan Penalaran, Keilmuan,
dan Keprofesian Mahasiswa
di Lima
Program
Studi
selama Tahun 1996/97
4.12 Realisasi Penerimaan Uang Tahun Anggaran 1993/94
dan 1994/95
241
4.13 Profil Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Lima
Program Studi di UNIS Tangerang
256
4.14 Profil Kekuatan dan Kelemahan yang Dimiliki
oleh Lima Program Studi di UNIS Tangerang
257
4.15 Profil Mutu Lima Program Studi yang Ada di
halaman
Gambar 1.1 Proses Pendidikan Tinggi sebagai Suatu Sistem .. 27
2.1 Model TQM untuk Kepemimpinan di Lembaga Pen
didikan ...
61
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belalcang Masalah
Dewasa ini, tantangan yang dihadapi dalam mengelola
Perguruan tinggi di Indonesia tampak semakin berat dan
kompleks. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan
kegiatan perguruan tinggi berubah dalam laju yang semakin
oepat, sehingga perguruan tinggi dituntut untuk dapat
meng-antisipasi dan menyesuaikan dirinya dengan tuntutan itu
dalam laju yang sama. Tanpa memiliki kemampuan untuk me
nyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan itu, kelangsungan
hidup perguruan tinggi atau program-programnya akan
me-ngalami kesulitan. Di sisi lain, perguruan tinggi kita
dihadapkan pada keterbatasan dan semakin mahalnya sumber
daya pendidikan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
fungsi-fungsinya secara baik.
Untuk mengatasi persoalan di atas diperlukan penataan
lembaga melalui penerapan manajemen yang tepat sehingga
Perguruan tinggi dapat menyesuaikan dirinya dan memenuhi
kebutuhan lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya yang
ada secara lebih baik.
Terdapat persoalan kritis yang dihadapi dunia pendidik
an tinggi kita sekarang dalam kaitannya dengan lingkungan
terutama dunia kerja: sektor industri dan
pemerintah.
Fenomena banyaknya lulusan perguruan tinggi yang tidak
ter-serap dunia kerja atau banyaknya pengangguran intelektual
timbul dari hubungan perguruan tinggi den^n H • ,
881
aengan
dunia
kerja
Hasil temuan Depdikbud bahwa seti™ 4-
u
setiap tahunnya perguruan
tmggi nasional mentfhncii i!,«,„ i -,
menghasilkan lulusan sekitar 200.000 sarjana
baru. Dari jumlah ini yang terSPr»n
yang terserap dunia kerja hanya 60%
a
•
saja (Pikiran Rakvnf
1 KaKyat, 20 Januari 1997)
on
t
Ad»
-,.,««,
,
-°°'/.
aaa
juga
perkiraan
,ang leblh ekstriB lagi bah„a lulusan perguruM tinggi ^g
t«rseraP dunia kerja sebenarnya hanya ^ ^
^^
iulusan. Jika lulusan yang terserap dunia ker.a ^
^^
setxap tahunnya terdapat ec.000 orang »enjadi Penganggur
t-g.at tinggi. Itu baru satu tahun] ^^^ bna hai ^^
terdadi dala» !0 tahun belakanga„ lnl. Keadaan ini ^
-J-di seBakin ironis bila tidak segera ^.^ ^^
nya, sebab setiap tahu„„ya Perguruan tinggi ^.^
^
»t« PTS terus „ah daya ta„pungnya untuk ^^^^
^"ginan calon „ahasisHa yang ingin ^^^ ^
^
tingUt tinggi, SMe„tata lulusannya tidak terserap dunia
kerja
Fencena Pengangguran lulusan perguruan tinggi nasional
"""" dik8ji ™
"0-Pr.h.n.if karena ,enMjokkan
suatu paradoksal
oo.x.Di sshi ff^^ k
ui satu sisi banyak =?pWni-; ^^jy K
sekaii
bidang
usaha
van. „.„erlukan tenaga kerja
terdidik yang oeniliki
Penguasaan il„ pengetahuan, rekayasa dan te.noiogi, tetapi
di «.i lain banyak tenaga terdidik ini »enganggur. Bila hal
'"' yang te'Jadi, .aka pendidlkan tinggi nasion.l
•-j-"BBi nasional mengalami»is»aton
dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan dunia
*erja atau lebih luasnya pembangunan nasional. Indikasi ini
mencerminkan bahwa sebagian besar lulusan „. *
i.uiusan
perguruan
tinggi
kita berasal dari bidang-bidang at«..
n
3
tidak diperlukan dunia kerja dan bagi pembangunan nasional
Kondisi ini disadari oleh Mendikbud
^^
Dcoyonegoro yang secara tegas menyatakan bahwa:
•feKi?^S"Siffidiii!t" S^?1 di Indonesia
b«i-tinggi yang bekerj sesuai d^ncr ^
1UlUSSn *«««»"
60% yang terserao|L!*!
den*an bidangnya. Jadi, dari
kerjl se^suai den|an Jenisr,Urnya
^ ^
yaRg »«»dapatkan
Perguruan tinggi SuaTlasan hT^ dltUntutnya selama di
karena lulusan^terdoron^""gMk-bStuhan"^^ Pert&,na'
memperdulikan jenis laoan^n
I
kebutuhan sehingga tidak
disebabkan rancunya pSSf»\? h^ ^^ ada' Kedua' ini
(1996:3).
y Program studi yang ada di Indonesia
Terhadap persoalan tersebut selanjutnya Mendikbud
— int. kepada seluruh perguruan tinggi Indonesia untuk
lebih memperhatikan kebutuhan pembangunan dalam pembukaan
program studinya.
Persoalan di atas dapat dikatakan pula hahwa orientasi
sebagian besar perguruan tinggi kita masih berslfat
product_
ion oriented
beluB berorientasi ke arah „,*.*
oriented.
Dala* pandangan terakhir
(.erket oriented,
perguruan tinggi
harus aenfokuSka„ .anajerial orga„isasi„ya pada kebutuhan
dan syarat-syarat yang di.inta oleh pasar atau para
Konstituensinya yang terdiri dari dunia kerja
(users),
aasyarakat peBinat pendidikan atau calon mahasiswa,
interns!
eostu„ers
(dosen dan staf), pe.erintah. pihak sponsor, dan
kalanga„-kalangan .asyarakat tertentu. Seana kepentingan dan
keoutuhan nereka harus dipelajari oleh pihak perguruan
tinggi ter-asuk standar autunya untuk dijadikan acuan dala.
aenetapkan tujuan dan sasarannya, serta da!a* .erancang,
-ereneanaKan dan .elalcsanaKan prograa-progra. kegiatannya.
dunia kerja yang menimbulkan persoalan itu
sebenarnya
berkenaan setidak-tidaknya dengan tiga aspek paling penting
yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi dan situasi
lokal, regional dan nasional, serta aspek bentuk keterkaitan
(Bambang Soehendro, 1996:70).
Fungsi utama perguruan tinggi, yang kemudian diturunkan
fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat
atau dikenal Tridharma PT adalah memproses ilmu pengetahuan,
rekayasa dan teknologi. Gejala
banyaknya
pengangguran
lulusan PT, tidak terpakainya hasil penelitian dosen dan
jasa-jasa lain yang dihasilkan PT sebenarnya akibat dari
kinerja PT yang tidak mampu mengidentifikasi, memperoleh,
mengembangkan maupun memperbaharui iptek. Akibat dari tidak
mampunya mengenali iptek yang berkembang dan dibutuhkan
dunia kerja, akhirnya program-program yang ditawarkan tidak
sesuai dengan kebutuhan, lulusan tidak memperoleh bekal
iptek dan sistem nilai yang dibutuhkan dunia kerja untuk
meningkatkan produktivitas dan daya saingnya.
Padahal,
sekarang iptek telah menjadi unsur penggerak utama dalam
perubahan dan kemajuan terutama dalam pola produksi barang
dan jasa komersial. Di sisi lain dengan globalisasi di
bidang komunikasi dan informasi, penemuan-penemuan baru dan
pembaharuan iptek semakin cepat dan telah dimanfaatkan oleh
sektor-sektor produktif.
Sekarang iptek tidak lagi semata milik perguruan tinggi
dengan fungsi penelitiannya, tetapi dunia kerja (industri
dan pemerintah) telah mampu menyelenggarakan dan
dan jasa pembangunan masyarakat yang lebih sesuai lagi. Jadi
fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang
dahulu hanya dihasilkan perguruan tinggi, sekarang tidak
demikian lagi.
Dalam konteks relevansi PT dengan dunia kerja dan dalam
rangka mencapai misi PT, maka kinerja PT harus dipacu untuk
dapat menghasilkan lulusan (sumber daya manusia), hasil
penelitian dan jasa pembangunan masyarakat yang lebih
ber-mutu dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja itu. Jika ki
nerja PT lambat dan kurang terfokus, maka keluaran yang
di-hasilkannya tidak terpakai dan tidak member! kontribusi yang
berarti bagi peningkatan produktivitas dan daya saing. Jika
hal terakhir ini terjadi, maka dunia industri kita tidak da
pat meningkatkan efisiensi dan daya saing yang amat
diperlu-kan dalam era globalisasi dan pasar bebasnya nanti. Jika PT
tidak dapat menghasilkan lulusan yang handal, maka dalam pa
sar bebas nanti kemungkinan pasaran kerja yang ada di Indo
nesia akan diisi oleh tenaga-tenaga asing yang lebih handal.
Selain faktor iptek, kondisi dan
situasi
lokal,
regional dan nasional dimana perguruan tinggi itu berada
harus tetap diacu dalam
merancang,
merencanakan
dan
melaksanakan program-program kegiatannya agar berperan dalam
pembangunan dan perkembangan lingkungan.
Terakhir, agar keterkaitan antara PT dengan dunia kerja
(industri dan pemerintah) dapat berjalan secara efektif,
maka kesediaan untuk menjalin kerja sama harus terwujud
dulu. Terutama bagi PT usaha pro aktifnya harus senantiasa
lembaga harus dapat menyatakan dengan jelas keperluannya
yang pasti. Dengan bekal iptek yang tepat dan atau baru yang
dimiliki perguruan tinggi, berbagai bentuk keterkaitan dapat
dikembangkan dengan pihak luar PT.
Paparan di atas berkaitan dengan peran perguruan tinggi
dalam ikut serta memajukan masyarakat dan bangsa Indonesia
terutama meningkatkan produktivitas dan daya saing dunia
kerja melalui pengembangan sumber daya manusia (lulusan),
hasil penelitian dan jasa-jasa pembangunan yang relevan dan
berkualitas. Persoalan di atas merupakan salah satu bidang
kajian strategis perguruan tinggi. Keberhasilan perguruan
tinggi dalam menyelenggarakan fungsi-fungsinya itu sangat
tergantung pada kemampuannya menelaah faktor lingkungan
dimana lembaga beroperasi. Perubahan-perubahan terutama yang
berkenaan dengan kebutuhan, harapan, dan syarat-syarat yang
dituntut para konstituensi lembaga harus secara tepat dan
cepat diidentifikasi, untuk selanjutnya dijadikan acuan da
lam menetapkan tujuan dan sasaran, program dan kegiatan yang
akan diselenggarakan PT. Tentu saja nilai-nilai instrinsik
perguruan tinggi tidak dapat diabaikan.
Mengingat kebutuhan,
harapan dan syarat-syarat yang
dituntut oleh para konstituensi perguruan tinggi akan terus
berubah dan meningkat dari waktu ke waktu,
maka perbaikan
yang terus-menerus dalam kinerja perguruan tinggi
harus
menjadi ciri manajemennya.
Melalui perbaikan yang
terus-menerus dalam kinerja perguruan tinggi diharapkan
program-program, kegiatan-kegiatan dan hasil-hasilnya
akan
relevan
lembaga.
Dalam kaitan ini pengendalian atau manajemen mutu seba
gai suatu penomena baru dalam manajemen dan telah menunjuk
kan hasilnya yang menakjubkan dalam sektor bisnis perlu
dicobakan di perguruan tinggi. Manajemen mutu yang aslinya
adalah
Total Quality Control (TQC)
kemudian menjadi
Total
Quality Management
(TQM)
merupakan serangkaian
ide-ide
(filosofi) dan teknik-teknik untuk mempertinggi kinerja
kompetitif lembaga dengan memperbaiki kualitas keluaran,
proses-proses, input-input dan lingkungannya secara
terus-menerus
(continuous quality improvment).
Tujuan akhir dan
utamanya adalah untuk memenuhi syarat-syarat yang dituntut
para konstituensi perguruan tinggi secara lebih
baik.
Filosofi perbaikan yang terus-menerus dalam seluruh aspek
organisasi membawa implikasi bahwa semua orang yang terlibat
dengan operasi lembaga, baik konstituensi penyedia
(internal
consumers)
maupun konstituensi pengguna
(ekternal consumers)
harus terlibat dalam usaha perbaikan itu.
Penerapan manajemen mutu dalam sistem pendidikan terma
suk pendidikan tinggi sangat menarik namun sukar, mengingat
bahwa pengembangannya menuntut kesediaan untuk berubah dari
pola manajemen yang lebih terpusat ke manajemen dengan
pusat-pusat keputusan yang lebih tersebar. Seperti
dikemuka-kan oleh Robert M.Grant, et.al (1994) menyatadikemuka-kan bahwa:
TQM adalah sebuah
tantangan
untuk
teknik-teknik
manajemen konvensional dan untuk teori-teori pokok yang
melandasinya. Oleh karena itu, TQM tidak dapat dicangkok
secara sederhana ke dalam struktur dan sistem manajemen
yang ada. Jika manfaat TQM akan diwujudkan secara penuh,
Untuk nengelola mutu
di
perguruan
tinggi
diperlukan
kegiatan evaluasi. Sebab dengan evaluasi
yang
benar,
nutu
kinerja lembaga/progam-program beserta hasil-hasilnya dapat
ditetapkan, diketahui
atau
dipahami.
Evaluasi
nutu
harus
merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dan
penting
dalam
sistem manajemen atau pengendalian mutu di
perguruan tinggi.
Evaluasi mutu kinerja dan hasil-hasilnya harus
dilaku
kan secara teratur dan benar. Keharusan
evaluasi
dilakukan
secara teratur karena mutu dari sesuatu itu adalah
kesesuai-an dengkesesuai-an spesifikasi
(conformance
to
spesification)
yang
telah ditetapkan penghasil dan juga memenuhi
syarat-syarat
yang dituntut para
pengguna
atau
pelanggannya.
Mutu
me
nurut
para
konstituensi
(penghasil
dan
pengguna)
itu
bersifat dinamik, selalu berubah dan meningkat dari waktu ke
waktu mengikuti selera, keinginan, kebutuhan, perasaan serta
faktor sikap lainnya dari semua konstituensinya
itu.
Pihak
konstituensi yang menentukan mutu pendidikan tinggi
kenyata-annya
terdiri
dari
banyak
pihak,
seperti
pimpinan
PT
sendiri, dosen dan
staf
(internal
customers),
mahasiswa,
calon mahasiswa, pemerintah,
dunia
industri,
sponsor
dan
berbagai kalangan dalam masyarakat, yang
semuanya
memiliki
kebutuhan dan keinginan yang berbeda terhadap lembaga maupun
program-programnya. Keadaan ini menunjukkan
bahwa
menetap-kan profil
mutu
lembaga/program pendidikan
tinggi
cukup
sulit. Di sisi
lain
bahwa
untuk
menghasilkan
mutu
yang
tinggi itu hanya dapat
dicapai
dengan
cara
setahap
demi
setahap
dan
berkesinambungan.
Tanpa
evaluasi
mutu
yang
hasil-hasilnya yang bermutu akan tidak terarah.
Untuk nenetapkan
derajat
mutu
lembaga/program yang
benar, maka petunjuk-petunjuk atau
indikator-indikatornya
harus ditetapkan/dikembangkan secara tepat dalam perencanaan
evaluasi itu. Indikator-indikator mutu itu merupakan
esensi
atau atribut dari sesuatu yang
akan
dievaluasi
dan
harus
dapat membedakan sesuatu itu yang bermutu
dari
yang
tidak
bermutu.
Menerapkan pengendalian mutu di perguruan
tinggi
yang
akan yang memperbaiki kinerja lembaga/program dan
sekaligus
akan meningkatkan daya saingnya, saat ini semakin
dirasakan
kepentingannya
oleh
setiap
PT,
baik PTN
maupun
PTS.
Setidaknya dua alasan penting, yaitu
pertama,
bahwa dalam
fungsi-fungsi menghasilkan sumberdaya manusia terdidik dan
terlatih, ilmu pengetahuan, rekayasa dan
teknologi,
serta
jasa pembangunan dan layanan
masyarakat
lainnya,
sekarang
tidak lagi hanya menjadi milik perguruan tinggi tetapi pihak
di luar perguruan tinggi (dunia industri,
departemen-depar-temen dan lembaga-lembaga negara) sudah mampu
menyelenggara-kan dan menghasilmenyelenggara-kannya secara baik. Kedua, persaingan antar
sesama perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS yang sudah kian
tajam, bahkan Perguruan Tinggi
Asing
(PTA)
yang
terkenal
tampaknya diperbolehkan membuka
kelas
jauh
di
Indonesia.
Jumlah perguruan tinggi nasional
saja sampai
akhir
tahun
1997 sudah mencapai 1.241 buah yang terdiri dari 73 PTN
dan
1.168 PTS. Dari jumlah tersebut 687 buah (55,4%)
berada
di
Pulau Jawa. Jumlah perguruan tinggi Indonesia tersebut belum
negeri
agana.
Sedangkan jumlah mahasiswa PTN dan
PTS
berjumlah 1.882.300 orang, 1.169.000 orang (62,IX) berada di
Pulau Jawa (Banbang Soehendro, 1996:87). Jika dirata-ratakan
jumlah mahasiswa setiap perguruan tinggi di Pulau Jawa
adalah 1.702 orang. Di sini ada perguruan tinggi yang besar
seperti PTN dan beberapa PTS yang populasi mahasiswanya
sekitar 10.000 atau
lebih. Tetapi ada pula sejumlah PT
terutama PTS yang populasi mahasiswanya di bawah 1.700
orang.
Diperkirakan PTS yang hanya
memiliki
populasi
mahasiswa kecil akan mengalami kesulitan dalam memperoleh
sumber dana yang memadai, sebab umumnya PTS lebih
nengandal-kan perolehan dananya berasal dari mahasiswa.
Dengan banyaknya perguruan tinggi terutama PTS,
nemung-kinkan calon mahasiswa dan pengguna jasa perguruan tinggi
lain bisa memilih PTS dan program studi yang lebih sesuai
dan lebih bermutu. Akibatnya bagi PTS yang tidak dapat
menawarkan program studi dan meningkatkan mutu kinerjanya
tidak dipilih dan dimasuki calon mahasiswa.
Sementara,
PTS
yang telah dikelola dengan baik dan telah memiliki reputasi
baik biasanya setiap tahunnya dibanjiri calon
mahasiswa.
Kelompok PTS yang
terakhir akan memungkinkan
melakukan
seleksi untuk memilih mahasiswa baru yang memiliki kemampuan
akademik, finansial, dan waktu belajarnya lebih baik.
Penelitian ini akan mengkaji persoalan pengendalian
atau pengelolaan mutu
di Universitas Islam Syekh-Yusuf
(UNIS) Tangerang. UNIS merupakan sebuah perguruan tinggi
swasta (PTS) yang tertua di Tangerang, yakni didirikan pada
11
Tiga
faktor
yang
dipandang
menarik
untuk
mengkaji
persoalan pengendalian mutu
di UNIS
Tangerang yaitu: kondisi
intern UNIS, kondisi umum wilayah Tangerang dan perkembangan
pendidikan
tinggi
di
Tangerang.
Sebagaimana
perguruan tinggi nasional
lainnya,
UNIS
dengan
menonjolkan
ciri khas ke-Islam-an menetapkan misi
yaitu untuk:
(1) Menghasilkan sarjana yang memiliki ciri: bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa pancasila, bersikap terbuka
dan tanggap terhadap perubahan di masyarakat,
kemampuan
memecahkan masalah secara ilmiah. serta mampu menerapkan
iptek ke dalam kegiatan yang produktif.
(2) Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baru
dan menyempurnakan pengetahuan dan kemampuan untuk
mem-perbaiki dan memajukan masyarakat agar lebih baik.
(3) Menyediakan dan melaksanakan program-program pengabdian
pada masyarakat.
Untuk mencapai misi tersebut saat ini UNIS
menyeleng-garakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat. Enam fakultas dengan delapan program studi
yang semuanya jenjang SI (sarjana) telah
dibuka
untuk
me-nyelenggarakan fungsi pendidikan dan pengajaran.
Lembaga
Penelitian,
Lembaga Pengabdian pada Masyarakat,
Lembaga
Bantuan Hukum dan
Lembaga Dakwah telah didirikan untuk
mencapai misi lainnya.
Kedelapan program
studi
yang
dibuka
UNIS
saat
ini
1994/1995-1996/1997 dapat disusun sebagai berikut:
TABEL 1.1
KEADAAN PROGRAM STUDI YANG ADA DI LINGKUNGAN UNIS DENGAN POPU
LASI MAHASISWA DAN LULUSANNYA PADA TAHUN 1994/95-1996/97
FAK./PROG.STUDI TAHUN
DBUKA STA TUS
94/95 95/96 96/97
POPUL LULUS POPUL LULUS POPUL LULUS
ISIP/Adm.Negara
1966 N 743 91 874 71 979 82HUKUM/Ilmu Hkm 1966 I 269 20 327 21 382
11
TEKNIK/Kimia T. 1975 R 240 3 251 7 255 9
TEKNIK/TI Teks. 1975 R 107 4
149 12 181 16
FAI/KPA 1970 I 81
6 80 13 72 11
FAI/Tarbiyah
1993 R 80 - 106- 148 _
KIP/Adm.Pend. 1979
Ditutup pada tahun 1989 (Jenuh)
KIP/P.Ekonomi 1981 I 319 91
293 65 273 48
EKONOMI/Manaj.
1995 R - - 88- 203 —
—
- - 1917 215
2168 189 2493 177
Keterangan: N = disamakan; I = diakui; R = terdaftar
Dari data di atas menunjukkan bahwa program studi yang
dibuka UNIS belum begitu bervariasi. Status akreditas dari
sebagian besar program studi belum tinggi. Hanya Program
Studi Administrasi Negara yang dibuka tahun 1966 yang
statusnya sudah disamakan yaitu sejak tahun 1994. Pro^mX
Studi lain seperti Ilmu Hukum, Kimia
Tekstil^^^^'c^
Industri Tekstil dan Komunikasi dan Penyiaran Ag^^^ <^>-^
sekalipun dibuka sudah lama sekali menunjukkan stfe f^
masih rendah yaitu terdaftar dan
diakui
amis- •^
Kendala VUtamanya """»''>13
jabatan akademiknya masih belum memenuhi syarat minimal,
termasuk laboratorium bagi dua program studi teknologi.
Jenjang pendidikan yang ada semuanya adalah strata
per-tama (SI). Jenjang program lainnya seperti diploma yang me
nurut proyeksi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi memiliki
peluang baik, ternyata belum terantisipasi oleh UNIS.
Dilihat dari
arus
masuk mahasiswa ke hampir semua
program studi dalam tiga tahun
terakhir
menunjukkan
trend
yang menurun, kecuali
Program
Studi
Manajemen
yang
baru
dibuka dua tahun yang lalu (1995). Jumlah pendaftar yang
cenderung menurun sampai jumlah yang
kritis dialami
oleh
Program Studi KPA dan Kimia Tekstil, yakni pada tahun
1996
hanya sebanyak 5 orang (KPA) dan 11 orang (Kimia Tekstil).
Penurunan jumlah pendaftar yang cukup drastis dialami pula
oleh Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP walaupun masih di
atas 30 orang termasuk mahasiswa baru pindahan dan
melanjut-kan yaitu pada tahun 1994/95 sebanyak 93 orang, 95/96
sebanyak 65 orang dan 96/97 sebanyak 45 orang. Trend jumlah
pendaftar ini menunjukkan peminat (calon mahasiswa) memasuki
program studi yang ada di UNIS itu menurun. Banyak hal yang
menyebabkan penurunan peminat
tersebut
antara
lain
sudah
kurang relevannya program studi itu dengan kebutuhan nyata
di masyarakat.
Demikian halnya dengan jumlah lulusan dalam tiga tahun
terakhir menunjukkan jumlah yang menurun, yakni
pada tahun
akademik 94/95 sebanyak 215, tahun 95/96 sebanyak
187 dan
tahun 96/97 sebanyak 177 orang. Dilihat dari arus masuk
dan
seimbang. Ini berarti
bahwa
terjadi
penumpukan
mahasiswa
yang nasa studinya lima tahun bahkan lebih yang mestinya
me-reka sudah lulus. Dapat diperkirakan bahwa tingkat efisiensi
beberapa program
studi
yang
diukur
dengan
satuan
waktu
tertentu (misalnya lima tahun) sangat rendah seperti
tampak
terlihat pada Program Studi Kimia Tekstil,
Ilmu
Hukum
dan
KPA yang setiap tahunnya jumlah kelulusan sangat sedikit.
Dosen
sebagai
komponen
yang paling
krusial
untuk
meningkatkan mutu proses pendidikan dan keluarannya, di UNIS
keadaannya menunjukkan sebagai berikut:
TABEL 1.2
JUMLAH DAN TINGKAT PENDIDIKAN DOSEN DI UNIS TANGERANG PADA
TAHUN 1997
PROGRAM STUDI Jum lah Do sen Ttap Dsen Tdk Ttap
DOSEN TE1rAP DOSEN LB
SI S2 S3 SI S2 S3
Adm. Negara Ilmu Hukum Kimia Teks. Tek.Ind.Tek KPA Tarbiyah Pd.Ekonomi Manajemen 42 33 23 28 24 24 28 32 30 11 8 9 10 13 10 19 12 22 15 19 14 11 18 13 26 11 8 9 10 13 10 17 3 2 1 12 19 11 18 12 10 13 11 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 3
15
TABEL 1.3
KEADAAN JABATAN AKADEMIK DOSEN TETAP DI UNIS TANGERANG
TAHUN 1997
PROGRAM STUDI JUML AAM AA LMu LMd Lek LKM LK GBM GB
Adm. Negara 3.0 18 2 2 5 1 - _
2 _
Ilmu Hukum 11 2 - 4 4 1 - — _ _
Kimia Teks. 8 6 - 2 - - — _ _ _
Tek.Ind.Tek 9 3 2 1 1 1 1 — _ _
KPA 10 7 - 2 - 1 - — _ _
Tarbiyah 13 10 - 1 - 2 - — _ _
Pd.Ekonomi 10 4 1 1 3 1 - — — _
Manajemen 19 13 4 - 1 1
- - -
-J U M L A H 110 63 9 13 14 8 1 - 2
-Dari tabel tentang keadaan dosen di UNIS Tangerang
di
atas, tampak bahwa
hampir
semua
atau
89,74%
dosen
yang
mengajar di UNIS adalah lulusan SI; 17 orang (7,26%) lulusan
S2; dan hanya tujuh orang (3%) lulusan S3. Komposisi tingkat
pendidikan yang sangat tidak seimbang terutama
tampak dari
dosen tetapnya. Dari 110 orang dosen tetap hanya enam orang
atau 5,45% yang lulusan S2 dan S3.
Kondisi yang sama tampak pula
dalam
jabatan
akademik
dari dosen tetapnya. Dari 110 dosen tetap yang
tersebar
di
delapan program studi menunjukkan
99
orang
(90%)
sebagai
dosen yunior yang jabatan
akademiknya
Asisten
Ahli
Madya
(AAM) sampai Lektor Madya (LMd) dan
hanya
11
orang (10%)
sebagai dosen senior yang jabatan akademiknya Lektor
sampai
Guru Besar. Bahkan dari keseluruhan dosen tetap
itu,
lebih
dari separohnya yakni 63 orang (57,27%) adalah Asisten
Ahli
Bilamana tingkat pendidikan dan jabatan akademik dari
dosen sebagai representasi nutu pengajaran, maka dapat
dikatakan bahwa perbaikan mutu pendidikan di UNIS masih
kritis dan memerlukan usaha keras yang sistematis.
Dilihat
dari jabatan akademik dosen tetapnya yang hampir semuanya
sebagai dosen yunior, maka secara formal perkuliahan yang
berlangsung di UNIS masih dipimpin oleh dosen yang belum
memiliki kewenangan untuk mengajar dan menguji secara penuh.
Faktor kedua yang menarik dan memiliki pengaruh
(pe-luang atau ancaman) pada perkembangan UNIS adalah
pertumbuh-an kota Tpertumbuh-angerpertumbuh-ang. Pertumbuhpertumbuh-an ypertumbuh-ang pesat Kota Tpertumbuh-angerpertumbuh-ang da
lam beberapa tahun terakhir yang diperkirakan karena menjadi
wilayah penopang Ibukota Jakarta akan membawa danpak pada
perubahan pola kehidupan masyarakatnya dalam banyak aspek.
Tumbuhnya Kota Tangerang dapat dilihat dari beberapa
faktor seperti sejak tahun 1994 Tangerang telah dimekarkan
menjadi dua daerah tingkat II yaitu Kabupaten dan Kotamadya,
pertumbuhan perumahan dalam berbagai bentuk terjadi
dimana-mana, pusat-pusat perdagangan, serta berbagai jenis industri
dan jasa ada dimana-mana pula. Ledakan penduduk akibat dari
migrasi pencari
kerja dan pemindahan penduduk
Ibukota
Jakarta ke Tangerang telah menyulap kota ini menjadi terma
suk deretan kota terpadat di Indonesia. Demikian juga
ber-17
variasi akan sumberdaya nanusia, ilmu pengetahuan dan tekno
logi serta jasa atau layanan pembangunan lainnya. Sesuai
dengan kecenderungan tuntutan era globalisasi dan pasar
bebas, sumberdaya nanusia (tenaga kerja) dan iptek yang
dibutuhkan adalah yang relevan dan berkualitas.
Tanpa
memiliki unsur-unsur utana produksi yang unggul itu, dunia
industri dan pemerintahan tidak dapat
menyelenggarakan
kegiatannya dengan baik, yang akhirnya tidak mampu bersaing
dan tidak efisien. Ini bahaya.
Dalam kaitan dengan banyak dan bervariasinya kebutuhan
dunia industri dan pemerintahan yang ada di Tangerang
dokal) akan sumberdaya nanusia (tenaga kerja), iptek dan
jasa-jasa konsultasi lain, UNIS dapat berperan yakni me
nyediakan dan menawarkan keluarannya. Syaratnya adalah UNIS
harus mampu menghasilkan lulusan, rekayasa, teknologi dan
jasa konsultasi yang relevan dan berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja itu. Oleh karena itu, UNIS harus
ne-ngenali dan nemahami betul kebutuhan-kebutuhan dan
syarat-syarat yang dimintanya kemudian merancang, merencanakan dan
melaksanakan program-program (termasuk pembukaan program
studinya) yang sesuai dan bermutu.
Di sisi lain, dengan pertumbuhan dan kepadatan penduduk
Tangerang yang besar yang didukung kesadaran yang semakin
tinggi dari masyarakatnya untuk melanjutkan
studi
ke
Pendidikan tinggi, pada akhirnya akan nenimbulkan jumlah
calon mahasiswa yang senakin banyak. Keadaan lingkungan ini
depan yang baik. Hanya persoalannya adalah sejauhmana UNIS
mampu menyediakan program studi dan menyelenggarakan
kegiat-annya sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkan oleh calon
mahasiswa tadi. Apabila UNIS tidak mampu memenuhi keinginan
dan kebutuhan mereka, maka mereka memiliki kebebasan untuk
memilih perguruan tinggi lain, baik yang ada di Tangerang
maupun di Jakarta. Akses calon mahasiswa di Tangerang ke
seluruh perguruan tinggi di atas dapat dicapai dengan mudah.
Dalam lima tahun terakhir ini di Tangerang telah
ber-diri sekurang-kurangnya empat belas perguruan tinggi swasta
termasuk UNIS dengan berbagai bentuk, jurusan/program studi
dan jenjangnya. Dua buah universitas, satu buah institut,
tujuh buah sekolah tinggi, tiga buah akademi, dan satu buah
politeknik.
Banyaknya PTS berdiri di Tangerang dapat diartikan se
bagai respon terhadap besarnya calon mahasiswa di Tangerang,
baik yang berasal dari pegawai maupun mereka yang baru lulus
dari SLTA. Tetapi dilihat dari sisi UNIS, bermunculannya PTS
baru ini dapat menjadi pesaing terutama PTS yang membuka
program studi yang sama. Keadaan ini menunjukkan persaingan
antar PTS di Tangerang semakin ketat, belum lagi menghadapi
sejumlah PTS yang berlokasi di Jakarta yang rata-rata telah
memiliki reputasi baik. Dalam kondisi persaingan seperti
ini, PTS yang dapat menawarkan program dan menyelenggarakan
pendidikannya secara lebih baik dan sesuai dengan persyarat
19
Persaingan. SebaliKnya PTS yang tidak dapat ..ngantisipasi
dan .enyesuaikan dirinya dengan kebutuhan oalon .ahasis„a.
akan .engalani kesulitan dala. BOnarik .ahasiswa barunya.
Bagi PTS banyaknya -.basis™ -engandung arti ters.di, suaber
dana yang
-e-adai
untuk
aenbiayai
Penyelenggaraan
fungsi-fungsinya
seoara lebih baik lagi, sebab ha„pir se.ua pen_
dapatan dananya berasal dari -ahasiswa berbeda dengan
PTN.
Berdasarkan kondisi intern dan li„gku„gan ektern UHIS
seperti dikeBukakan di atas, Mk. taapak kepentingan bagi
UNIS untuk aelakukan perbaikan „utu yang terus-.enerus dala.
seluruh aspek dan fungsinva bpI.i.h
8
ya nelalui
r,~~
penerapan
pengendalian
atau manajemen mutu. Penelitian ini akan mencoba mengkaji
kegiatan pengendalian mutu yang dilakukan UNIS Tangerang da
lam beberapa aspek atau taha?an penting dalam fungsi
utama-nya yaitu pendidikan dan pengajaran. Beberapa Aspek atau
tahapan pokok dan krusial dalam proses pendidikan dan peng
ajaran adalah: disain dan redisain program studi; disain dan
redisain standar mutu yang harus dicapai; dan pengendalian
mutu dalam lapangan fungsionalnya (proses transformasi
ma-sukan mentah menjadi keluaran). Penelitian ini mengandung
arti pemeriksaan pengendalian mutu dalam ketiga aspek atau
tahapan di atas yang ada dan dilaksanakan di UNIS Tangerang.
Sejauhmana ketiga aspek pokok di atas telah dirancang,
di-rencanakan, dilaksanakan, dikendalikan dan diperbaiki sesuai
dengan kebutuhan dan syarat-syarat yang dituntut para
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka per
masalahan pokok penelitian dapat dirumuskan dalam beberapa
pertanyaan berikut:
1. Berdasarkan analisis peluang, ancaman, kekuatan dan ke
lemahan
(SWOT analysis),
apakah arah strategik dari
prog-gram studi yang ada di lingkungan UNIS sudah tepat?
2. Berdasarkan indikator mutu yang dikembangkan, tingkat
mutu manakah yang sudah dicapai oleh program studi yang
ada di UNIS; sangat baik, baik, cukup, kurang atau buruk?
3. Apakah pengendalian atau pengelolaan mutu dalam lapangan
fungsionalnya sudah dilaksanakan dengan baik dan terarah
pada upaya membangun kekuatan?
Untuk mengkaji permasalahan penelitian, khususnya yang
Pertama dan kedua di atas, peneliti akan membatasi pada lima
program studi yang ada di UNIS yaitu: Administrasi Negara,
Ilmu Hukum, Kimia Tekstil, Pendidikan Ekonomi, dan
Komunika-si dan Penyiaran Agama Islam (KPA).
Ketiga permasalahan penelitian di atas masih bersifat
umum, oleh karena itu perlu dirumuskan lebih lanjut dalam
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik berikut:
1. Berdasarkan analisis peluang, ancaman, kekuatan dan ke
lemahan
(SWOT analysis),
apakah arah strategik dari prog
ram studi yang ada di lingkungan UNIS sudah tepat?
a. Apakah prospek pekerjaan bagi lulusan dari kelima
program studi yang ada di UNIS masih tetap akan baik?
b. Apakah prospek calon mahasiswa bagi kelima program
21
c
Adakah program studi sejenis
pada
PTS
yang setarap
di
Tangerang yang dipandang sebagai
ancaman
bagi
ke-langsungan hidup kelima program studi di UNIS, dan apa
keunggulan dan kelemehannya?
d. Adakah kebijaksanaan Pemerintah c.q. Depdikbud yang
menimbulkan peluang atau ancaman bagi kelangsungan
hidup kelima program studi di UNIS?
e. Apakah keadaan dosen dan staf administrasi yang me
liputi tingkat pendidikan terakhir,
jabatan akademik
dan waktu yang dapat dicurahkan untuk tugas mengajar
sudah memadai?
f. Apakah keadaan sarana dan prasarana pendidikan yang
dimiliki atau tersedia pada lima program studi sudah
memadai untuk mendukung terselenggaranya kegiatan aka
demik dan administrasi secara baik?
g. Apakah besarnya biaya pendidikan yang ditetapkan UNIS
saat ini untuk lima program studi sudah tergolong
murah diukur dari kesesuaiannya dengan layanan-layanan
pendidikan yang diharapkan mahasiswa dan dilihat
dari
perbandingannya dengan program studi sejenis pada PTS
setarap/pesaing?
2. Berdasarkan indikator mutu yang dikembangkan,
tingkat
mutu manakah yang sudah dicapai
oleh program
studi
di
UNIS; sangat baik, baik, cukup, kurang atau buruk?
Dalam penelitian ini ditetapkan 10 indikator (atribut)
yang dijadikan dasar untuk menilai mutu program
studi
itu
a. Rata-rata nilai STTB SLTA dari mahasiswa yang diterima
di lima program studi di UNIS.
b. Kecenderungan
jumlah pendaftar
(calon mahasiswa) dan
yang diterima dalam empat
tahun
terakhir pada
kelima
Program studi yang diteliti, apakah meningkat, tetap
atau menurun.
c Tingkat pendidikan atau ijazah terakhir dari dosen,
baik tetap maupun tidak tetap.
d. Jabatan akademik dari dosen tetap dan tidak tetap.
e. Jumlah dan lama kegiatan tatap muka dalam setiap se
mester yang dapat dilaksanakan di lima program studi.
f. Kemampuan dosen dalam menyajikan materi kuliah secara
jelas dan benar.
S.
Up to date
dan manfaatnya. bahasan-bahasan perkuliahan
yang diberikan dosen menurut kepentingan mahasiswanya.
h. Kebiasan belajar mandiri mahasiswa di luar acara tatap
muka yang meliputi kebiasaan (waktu dan lamanya)
mem-baca buku-buku yang berkaitan dengan materi kuliah dan
mengerjakan tugas-tugas terstruktur.
i- Jumlah dan Prosentase lulusan dari suatu angkatan yang
menyelesaikan studi SI dalam waktu lima tahun.
J. Proporsi lulusan yang memperoleh indeks prestasi kumu
latif (IPK) tinggi, sedang dan rendah berdasarkan
transkrip akademik.
3. Apakah pengendalian atau pengelolaan mutu dalam lapangan
23
a. Apakah pengendalian mutu dalam
raw-input
(seleksi ca
lon mahasiswa) sudah dilaksanakan dengan baik oleh
UNIS Tangerang?
b. Apakah pengendalian mutu dalam komponen kurikulum yang
meliputi pengembangan kurikulum lokal, perencanaan pe
ngajaran, serta pelaksanaan kurikulum sudah dilaksana
kan oleh UNIS dengan baik? Dalam hal apa terdapat
kekuatan maupun kelemahan?
c Apakah pengendalian mutu dalam komponen personel yang
meliputi rekruitmen, pengangkatan, pengembangan,
pe-nilaian pelaksanaan pekerjaan, dan pengembangan karir
personel sudah dilaksanakan dengan baik? Dalam aspek
mana terdapat kekuatan maupun kelemahan?
d. Apakah pengendalian mutu dalam komponen sarana dan
prasarana pendidikan yang meliputi: pengadaan,
inven-tarisasi, pemeliharaan, dan perbaikan serta
pengganti-an sudah dilakspengganti-anakpengganti-an dengpengganti-an baik? Dalam hal apa ter
dapat kekuatan maupun kelemahan?
e. Apakah pengendalian mutu dalam pembinaan mahasiswa
yang meliputi: pengembangan kesejahteraan; pengembang
an minat dan kegemaran; pengembangan penalaran,
keil-muan dan keahlian;
kegiatan kemasyarakatan;
serta
pengembangan organisasi kemahasiswaan sudah dilaksana
kan dengan baik? Dalam hal apa terdapat kekuatan
maupun kelemahannya?
f• Apakah pengendalian mutu dalam komponen keuangan yang
hal apa terdapat kekuatan maupun kelemahan?
g. Apakah kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa
sebagai sarana pengendalian mutu keluaran (lulusan) di
UNIS yang meliputi proses penyusunan instrumen eva
luasi, pelaksanaan evaluasi (ujian), proses
pemeriksa-an dpemeriksa-an penilaipemeriksa-an
(grading)
sudah dilaksanakan dengan
baik? Dalam hal apa terdapat kekuatan maupun kelemahan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk
men-dapatkan gambaran yang objektif-empirik tentang kegiatan
pengendalian mutu dalam pendidikan tinggi di Universitas
Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang.
Sedangkan tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa arah strategik dari program studi yang ada di
lingkungan UNIS apakah sudah dikembangkan sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan lingkungannya serta keunggulan
strategis yang dimilikinya (kekuatan dan kelemahan)?
b. Mendapatkan gambaran tentang profil mutu program studi
yang ada di lingkungan UNIS Tangerang saat ini
berdasar
kan sejumlah indikator (atribut) dan standar mutu, baik
yang sudah dikembangkan secara resmi maupun yang belum.
c Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kegiatan
Pengendalian mutu dalam beberapa komponen lapangan fungsi
onal penting (proses transformasi pendidikan) yang di
lakukan UNIS Tangerang, yang mencakup pengendalian mutu
25
sarana dan prasarana; pembinaan mahasiswa; keuangan;
dan
output (lulusan).
D. Kegunaan Penelitian
Secara umun penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi baru dari hasil kajian teoritis dan empirik se
hingga memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu
administrasi pendidikan. Di samping itu diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi perbaikan praktek pengelolaan mutu
pendidikan tinggi yang amat diperlukan dalam rangka me
ningkatkan kualitas kinerja dan lulusan (salah satu
keluar-an) dari perguruan tinggi khususnya UNIS Tangerang.
E. Paradlgma Penelitian
Paradigma penelitian ini dimaksudkan sebagai sekumpulan
asumsi, konsep atau dalil
(propositfrns)
yang logis yang
dijadikan acuan atau dasar dalam merumuskan dan memecahkan
permasalahan penelitian. Asumsi-asumsi dan dalil-dalil yang
dijadikan dasar dalam kajian penelitian tentang pengendalian
mutu pendidikan tinggi ini adalah:
Pertama; pengendalian mutu yang sesuai dengan pandangan
TQM
(pandangan baru dalam manajemen) mengandung arti sebagai
proses merancang, mengembangkan, memproduksi, dan
mendistri-busikan barang dan jasa yang sesuai atau bahkan melebihi
kebutuhan dan harapan pelanggan;
Kedua; mutu adalah konsep yang bersifat subjektif dan
selalu berubah (dinamis) dari waktu ke waktu,
oleh karena
itu Pengendalian mutu merupakan perbaikan mutu yang harus
jaminan
mutu. Untuk
itu pengendalian mutu tersebut harus
mencakup keseluruhan bagian dalam sistem, tahapan,
input-input, proses-proses dan produk-produk yang dihasilkan atau
ditawarkan lembaga.
Ketiga; proses pendidikan tinggi merupakan sebuah sis
tem yang fungsi utamanya adalah mentransformasikan atau
me-ngubah masukan mentah (mahasiswa) menjadi keluaran (lulus
an) melalui pemanfaatan berbagai masukan instrumental. Dalam
proses transformasi itu, perguruan tinggi akan selalu
di-Pengaruhi bahkan ditentukan oleh 1ingkungannya, baik sebagai
pemasok input-input maupun pemakai lulusan. Oleh karena itu,
organisasi perguruan tinggi dengan lingkungannya akan selalu
berkaitan. Keterkaitan
antara
komponen-komponen
dalam
Pemasaran Program
Mahasiswa
Baru
Disain dan
redisain
program studi dan
standar kualitasnya
Instrumental inputs:
-Kurikulum,
-Personel, -Fasilitas,-Dana, dll.
?
SeleksiPengendalian
Mutu
Proses Belajar Mengajar
27
Pasar tenaga
kerja: industri
& pemerintah
t
Evaluasi Studi Hhs
Pema-^ saran
Lulusan
Lulusan
Gambar 1.1 Proses Pendidikan Tinggi sebagai Sebuah Sistem
Berdasarkan gambar sistem pendidikan tinggi di atas me
nunjukkan bahwa untuk menghasilkan lulusan itu akan
melibat-kan sejumlah input-input dan kegiatan-kegiatan. Jadi
bila-mana perguruan tinggi ingin menghasilkan lulusan yang ber
mutu dan relevan, maka input-input dan kegiatan-kegiatan
yang ada dalam sistem pendidikan tinggi itu harus
dikendali-kan sedemikian rupa untuk mencapai standar-standar yang
sebelumnya telah ditetapkan.
Sistem pengendalian mutu menurut pandangan TQM
tahapan awal proses produksi sampai kegiatan pemasaran yang
menjamin pemakai terakhir senang dan setia. Aplikasi prinsip
ini bagi perguruan tinggi adalah membangun mutu sejak tahap
an disain program studi dan penentuan standar mutunya sampai
pemanfaatan lulusan oleh para pengguna secara puas. Terdapat
beberapa tahapan pokok dalam proses menghasilkan lulusan
oleh perguruan tinggi yakni: (1) Perancangan program studi
dan penetapan standar mutunya yang melibatkan kegiatan riset
pasar untuk mengidentifikasi harapan dan keinginan para
konstituensinya, terutama dunia kerja; (2) pemasaran program
studi kepada masyarakat atau para pemasok input-input terma
suk calon mahasiswa; (3) pelaksanaan transformasi pendidikan
seperti seleksi calon mahasiswa, proses belajar mengajar,
dan evaluasi hasil studi mahasiswa; dan (4) pemasaran
lulusan sebagai hasil utama pendidikan tinggi kepada para
pengguna lulusan terutama sektor industri dan pemerintah.
Perbaikan yang terus-menerus dalam seluruh tahapan dan
unsur-unsurnya harus dilakukan oleh perguruan tinggi sehing
ga harapan dan kebutuhan para konstituensinya dapat dipenuhi
sebaik-baiknya.
Dalam penelitian ini akan mengkaji pengendalian mutu
dalam dua tahapan pokok dan krusial dalam sistem pendidikan
tinggi yaitu: pertama, perancangan program studi dan pene
tapan standar mutunya, dan kedua,
pelaksanaan transformasi
masukan mentah (mahasiswa) menjadi keluaran (lulusan).
Pengendalian mutu dalam perancangan program studi di
29
jalur yang benar terutama dikaitkan dengan kebutuhan dan
harapan para konstituensinya serta kekuatan sumberdaya yang
dimilikinya. Dengan demikian, pengendalian
mutu
dalam
Perancangan program studi ini berarti pula mengembangkan
program studi yang memiliki kunggulan bersaing.
Keberhasilan perguruan tinggi
pertama
kali
akan
ditentukan oleh kesesuaian disain program studi ini termasuk
disain standar mutunya dengan harapan dan kebutuhan para
konstituensinya. Oleh karena itu pengembangan program studi
berkenaan dengan arah strategik perguruan tinggi. Agar arah
masa depan perguruan tinggi selalu berada dalam jalur yang
benar, maka posisi program studi termasuk mutunya harus
selalui diperiksa secara periodik.
Sedangkan, pengendalian mutu dalam pelaksanaan trans
formasi masukan mahasiswa menjadi keluaran atau pengendalian
mutu dalam lapangan fungsional ini menyangkut usaha menjamin
input-input dan kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam proses
transformasi ini berjalan benar dan sesuai dengan
strategi-strategi dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
gambar 1.1 di atas tampak bahwa kegiatan pengendalian mutu
dalam lapangan fungsional ini meliputi seperti seleksi calon
mahasiswa baru pengendalian mutu
raw-input),
pengendalian
mutu dalam
instrumental inputs,
dan evaluasi hasil studi
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Seperti telah dikemukakan pada bab 1 bahwa tujuan unum
dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang
obyektif-empirik
tentang
penerapan
pengendalian
mutu
Pendidikan tinggi di UNIS Tangerang. Kemudian secara lebih
khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) memeriksa arah
strategik program studi yang ada di UNIS, (2) mendeskripsi
kan profil mutu program studi, dan (3) mendeskripsikan dan
menganalisis pengendalian mutu dalam beberapa
lapangan
fungsional penting.
Dari tujuan-tujuan penelitian di atas, tampak bahwa
Penelitian ini berkaitan dengan (1) pengumpulan dan
peng-olahan data tentang keadaan fenomena yang terjadi saat
sekarang, (2) tidak nenguji hipotesis, dan (3) hanya untuk
mengetahui keadaan masing-nasing variabel secara lepas,
tidak nenghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya
secara statistik.
Berdasarkan pada ciri-ciri penelitian yang dikemukakan
di atas, maka metode penelitian yang sesuai dan akan di
gunakan adalah metode deskriptif. Suharslmi
C1989:291D
mengemukakan bahwa: "Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan".
Adapun pola dari metode deskriptif yang digunakan dalam
Penelitian tentang penerapan pengendalian mutu pendidikan
120
tinggi ini adalah studi kasus di sebuah PTS yakni UNIS
Tangerang. Dalam studi kasus sebagai salah satu jenis dari
metode deskriptif, peneliti mencoba untuk mencermati per
soalan penelitian secara mendalam. Persoalan penelitian akan
dikaji dari banyak aspek yang dipandang sebagai yang memili
ki kaitan kuat atau yang melatarbelakanginya, sehingga dalam
studi kasus ini akan banyak variabel yang diamati. Peneliti
an kasus ini dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa individu
atau sebuah unit itu merupakan totalitas dengan
lingkungan-nya.
Kesimpulan hasil penelitian kasus tidak dapat digunakan
untuk memprediksi persoalan yang sama di luar tempat di mana
penelitian dilakukan. Adapun sebagai generalisasi dari ke
simpulan penelitian studi kasus atau penelitian naturalistik
adalah nilai aplikatifnya bukan nilai prediktifnya.
B. Jenis Data yang Dikumpulkan.
Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang be
rupa fakta a