• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

H. Alat dan Bahan

1. Unsur Fisik/Unsur Lahir a). Bunyi

Versifikasi

Rima akhir pada bait :

Bait 1 : / ng-gi-ng-gi (abab) / Bait 2 : / i-a-i-a (abab) /

Ritma puisi berupa pemenggalan baris-baris puisi menjadi dua bagian (dua frasa)

b). Kata

Simbol atau Lambang

1). pagiku hilang sudah melayang : lambang alam 2). kini petang datang membayang : lambang alam

Majas

Majas Metafora :

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi c). Baris/ Larik

Jumlah baris pada bait pertama dan kedua sama. Sedangkan bait ketiga jumlah barisnya sama dengan bait keempat. Pada baris terakhir tiap bait terdapat tanda titik.

d). Bait

Pada bait pertama dan kedua jumlah barisnya sama yaitu 4 baris Pada bait ketiga dan keempat jumlah barisnya sama yaitu 3 baris. e). Tipografi

Tipografi puisi ini adalah tipografi puisi konvensional, artinya tidak menyimpang dari tipografi puisi pada umumnya.

2. Unsur Lapis Makna a). Rasa

Lewat puisi “Menyesal” penyair menggambarkan tentang pentingnya pendidikan, tampak pada penyesalan tokoh aku yang lengah di waktu muda,waktu tua hidupnya sengsara, miskin ilmu dan miskin harta.

Parafrase :

Tokoh aku dalam puisi tersebut menyatakan penyesalannya. Dulu waktu masih muda ia tidak memanfaatkan waktu dengan baik untuk mencari ilmu. Kini penyesalannya datang ketika ia sudah tua. Hidupnya sengsara karena ia miskin ilmu dan miskin harta. Namun ia menyadari, penyesalan itu tiada berguna, hanya akan menambah luka hatinya. Ia berharap kepada para generasi muda, agar memanfaatkan masa muda mereka dengan baik.

yang ia rasakan. Namun ia menyadari penyesalan itu tidak berguna. Ia berharap para generasi muda memanfaatkan masa mudanya dengan baik, dengan mencari ilmu yang sungguh-sungguh.

c). Nada

Sikap penyair terhadap pembaca adalah minta belas kasih (memelas). Nada demikian dipergunakan penyair untuk mensugesti pembaca agar tidak mencontoh tokoh (aku lirik) yang dikisahkan dalam puisi tersebut.

d). Amanat

Pada waktu muda sebaiknya waktu digunakan dengan baik khususnya untuk mencari ilmu, untuk bekal di masa depan. Menyesal di waktu tua itu tiada gunanya.

Ciputat, ... Mengetahui,

Peneliti

...

Kelas/Semester : VII/2 (Kontrol) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita. B. Kompetensi Dasar

Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik kenestik sesuai dengan isi puisi.

C. Indikator

1. Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan. 2. Mampu membaca indah puisi

D. Tujuan

1. Siswa mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan..

2. Siswa mampu membaca puisi dengan menggunakan irama suara, mimik kinestik sesuai dengan isi puisi.

E. Materi Pembelajaran

1. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pembacaan puisi beserta definisinya 2. Contoh puisi Ali Hasjmi dan penjabarannya (terlampir)

F. Metode Pembelajaran

Metode inkuiri, tanya-jawab, dan diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1. Berdoa dipimpin oleh ketua kelas 2. Guru mengabsen siswa

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi

1) Guru menanyakan kepada siswa tentang apa itu puisi. 2) Siswa menjawab pertanyaan dengan antusias.

Elaborasi

3) Guru menyebutkan dan menjelaskan unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pembacaan puisi.

4) Siswa diberikan teks puisi Menyesal karya Ali Hasjmi yang kemudian siswa mendiskusikan isi puisi untuk memperoleh pemaknaan isi puisi.

5) Siswa berlatih membaca puisi Menyesal. Konfirmasi

6) Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang belum diketahui 7) Siswa terbaik mendapatkan penghargaan dari guru.

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran

2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan 3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1. Berdoa dipimpin oleh ketua kelas

4. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi

1. Siswa bertanya jawab tentang kegiatan membaca puisi sebelumnya. 2. Siswa menjawab pertanyaan dengan antusias.

Elaborasi

3. Siswa membaca puisi secara individual dengan memperhatikan ketepatan irama, intonasi, jeda, dan ekspresi.

4. Siswa secara bergantian menilai penampilan siswa penampil secara santun dan objektif.

5. Secara bergantian siswa memberi komentar dan tanggapan berdasarkan pada hasil penilaian kepada siswa penampil secara santun.

Konfirmasi

6. Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang belum diketahui 7. Siswa terbaik mendapatkan penghargaan dari guru.

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran

2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan 3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

 Drs. B. P. Situmorang, Puisi dan Metodologi Pengajarannya, Nusa Indah, Medan, 1974.

Lampiran 1: Contoh lembar soal Observasi

1. Berilah jeda pada puisi yang telah kamu tentukan! Pendoman penskoran

Kegiatan Skor

Siswa memberi jeda puisi dengan benar 4

Siswa memberi jeda puisi kurang sesuai/salah kurang dari tiga 2

Siswa memberi jeda puisi salah lebih dari tiga 1

Siswa tidak memberi jeda 0

1. Bacalah puisi di depan kelas dengan irama, lafal, intonasi,kinestik dan ekspresi yang tepat!

Rubrik Penilaian pembacaan puisi diisi oleh guru dan siswa pada saat pengamatan!

Berilah tanda (√ ) pada kolom sesuai nilai yang kamu berikan (1, 2, 3, 4, dengan

ketentuan 1 = kurang; 2 = sedang; 3 = baik; 4 = sangat

baik.

Nama : ... Tanggal : ... Judul puisi : ...

No Aspek Diskriptor Skor

maksimum

3 Irama Pengaturan cepat lambatnya dalam pembacaan puisi sesuai dengan makna yang diinginkan.

20

4 Kesesuaian visualisasi

Visualisasi mendukung puisi

15

5 Ekspresi Gerak/mimik, sikap, dan ekspresi wajah

serasi dan menjiwai makna puisi 20

Keterangan:

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor

Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ...

Skor maksimum

Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan Keseriusan Inisiatif

1 2 3 4 5 7 8 9 10 Dst, Keterangan:

Kemampuan mengekspresikan suatu puisi menjadi faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya seorang penyair membawa para pendengar atau penontonnya hanyut kedalam puisi tersebut.1 Apabila seorang penyair gagal membawa penonton hanyut ke dalam puisi tersebut, maka perlu dipertanyakan kembali kemampuannya dalam menghidupkan dan menyajikan suatu puisi. Pada kegiatan membaca puisi di dalam kelas, seringkali siswa sudah mampu menafsirkan dan memahami sebuah puisi, hanya saja terbentur pada cara membawakannya atau dalam hal ini mengekspresikannya. Untuk hal tersebut perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a. Pengucapan

Salah satu hal yang sangat penting mendapat perhatian pada setiap kesempatan berdeklamasi ialah ucapan. Pengucapan ini tidak terpisahkan dengan intonasi. Dari ucapan dan intonasi seseorang akan dengan cepat menilai apakah seseorang mampu untuk berdeklamasi atau tidak.2

b. Irama

Tak terpisahkan pula dengan pengucapan dan intonasi ialah irama. Yang dimaksud dengan irama adalah tinggi rendah suara, keras lembut suara, panjang pendek suara. Jadi apa yang disebut ritme, metrum, dan tempo, termasuk di dalamnya. Sesungguhnya ketiga unsur ini tak pernah terpisahkan ketika membaca kalimat. Irama merupakan faktor yang utama untuk menghidupkan puisi sebab irama merupakan jiwa pendeklamasian puisi.3

Tanpa irama yang baik, pastilah seorang pendeklamasi tidak akan mungkin behasil dalam deklamasi. Dalam hal ini seorang pendeklamasi haruslah mengatahui, pada bagian-bagian mana suara perlu dikeraskan, ditinggikan, atau dilambatkan. Sebab irama yang monotone tidak akan berhasil menghidupkan sebuah puisi. c. Batas sintaksis 1 Ibid., h.52 2

Situmorang, Op. Cit.

3

terlebih dahulu dimana saja ia harus berhenti, sehingga apa yang ingin disampaikan penciptanya tidak kacau balau.

d. Mimik

Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai puisi dengan sebaik-baiknya.5 Setelah puisi itu benar-benar meresap ke dalam jiwa seorang pendeklamasi akan dengan mudah terlihat dari mimiknya. Harmonisasi antara mimik dan isi puisi merupakan puncak keberhasilan deklamasi. Pada saat seperti inilah sering orang terpesona sebab sungguh-sungguh merupakan suatu yang mengharukan. Mimik ini jelas tidak dapat dibuat-buat dan diatur sebelumnya, tetapi biasanya keluar menurut kewajaran secara spontan.

e. Gerak-gerik

Gerak-gerik dalam deklamasi walaupun bukan keharusan tapi sangat sering menolong untuk menjiwai dan menghidupkan sebuah puisi.6 Pada saat siswa berdeklamasi seringkali setiap kalimat yang diucapkan selalu diikuti dengan gerakan malah sering pula sebelum suaranya keluar, sudah lebih dahulu ada gerakan tangan atau kaki, sehingga puisi yang dideklamasikan hanya dipergunakan sebagai bahan permainan yang humoris.

Contoh puisi

Puisi Menyesal karya Ali Hasjmi ini termasuk jenis puisi diafan disebut juga puisi trasparan. Artinya pembaca dapat dengan mudah mengetahui isi atau maksud puisi yang dibacanya. Puisi ini jika dianalisis dari segi bunyi, puisi Menyesal banyak menggunakan bunyi kakafoni. Bunyi kakafoni dapat dipakai untuk menciptakan suasana-suasana ketertekanan, keterasingan, kesedihan, syahdu, suram, haru, pilu, dan sbagainya. Secara visual ragam bunyi ini banyak memakai konsonan /b/, /p/, /m/, /k/, /h/, /p/, /t/, /s/, /r/, /ng/, /ny/.

4 Situmorang, h.54 5 Situmorang, h.54 6 Situmorang, h.55

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati Miskin ilmu miskin harta

Akh, apa guna kusesalkan Menyesal tua tiada berguna Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan Atur barisan di hari pagi

Menuju ke arah padang bakti

1. Unsur Fisik/Unsur Lahir a). Bunyi

Versifikasi

Rima akhir pada bait :

Bait 1 : / ng-gi-ng-gi (abab) / Bait 2 : / i-a-i-a (abab) /

Ritma puisi berupa pemenggalan baris-baris puisi menjadi dua bagian (dua frasa)

batang usiaku / sudah tinggi b). Kata

Simbol atau Lambang

1). pagiku hilang sudah melayang : lambang alam 2). kini petang datang membayang : lambang alam

Majas

Majas Metafora :

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi c). Baris/ Larik

Jumlah baris pada bait pertama dan kedua sama. Sedangkan bait ketiga jumlah barisnya sama dengan bait keempat. Pada baris terakhir tiap bait terdapat tanda titik.

d). Bait

Pada bait pertama dan kedua jumlah barisnya sama yaitu 4 baris Pada bait ketiga dan keempat jumlah barisnya sama yaitu 3 baris. e). Tipografi

Tipografi puisi ini adalah tipografi puisi konvensional, artinya tidak menyimpang dari tipografi puisi pada umumnya.

2. Unsur Lapis Makna a). Rasa

Lewat puisi “Menyesal” penyair menggambarkan tentang pentingnya pendidikan, tampak pada penyesalan tokoh aku yang lengah di waktu muda,waktu tua hidupnya sengsara, miskin ilmu dan miskin harta.

Parafrase :

Tokoh aku dalam puisi tersebut menyatakan penyesalannya. Dulu waktu masih muda ia tidak memanfaatkan waktu dengan baik untuk mencari ilmu. Kini penyesalannya datang ketika ia sudah tua. Hidupnya sengsara karena ia miskin ilmu dan miskin harta. Namun ia menyadari, penyesalan itu tiada berguna, hanya akan menambah luka hatinya. Ia berharap kepada para generasi muda, agar memanfaatkan masa muda mereka dengan baik.

muda memanfaatkan masa mudanya dengan baik, dengan mencari ilmu yang sungguh-sungguh.

c). Nada

Sikap penyair terhadap pembaca adalah minta belas kasih (memelas). Nada demikian dipergunakan penyair untuk mensugesti pembaca agar tidak mencontoh tokoh (aku lirik) yang dikisahkan dalam puisi tersebut.

d). Amanat

Pada waktu muda sebaiknya waktu digunakan dengan baik khususnya untuk mencari ilmu, untuk bekal di masa depan. Menyesal di waktu tua itu tiada gunanya.

Ciputat, ... Mengetahui,

Peneliti

...

Dokumen terkait