• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Unsur Intrinsik Novel

Menurut Efendi (2012: 19), mengatakan bahwa unsur intinsik dalam novel seperti organ-organ penting dalam tubuh novel, jika salah satu elemen tidak hadir atau berfungsi dengan baik, maka keseluruhan novel tersebut berpotensi menjadi timpang. Dari pendapat di atas dapat kita ambil penjelasan bahwasanya unsure intrinsik adalah suatu unsur utama yang membangun terbentuknya suatu karya sastra terutama novel. Unsur intrinsik dalam novel juga berguna untuk menghidupkan cerita dalam novel sehingga bisa diketahui

20

seberapa bagusnya novel tersebut terbuat. Dari uraian di atas dapat kita jabarkan tentang unsur-unsur pembangun novel antara lain:

1. Tema Novel

Tema adalah gagasan yang membangun suatu cerita (Kosasih, 2012: 60). Menurut Efendi (2012: 22), tema juga bisa disebut genre dalam penulisan. Genre dilihat dari fungsinya yaitu suatu identitas yang biasanya sering digunakan untuk mendiskripsikan seorang penulis. Dari beberapa penjelasan di atas tentang penjelasan tema dalam novel, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan suatu cerita yang dibangun oleh masing masing pengarang cerita tersebut. Bagaimana cerita itu ada dan karakter apa yang ada dalam cerita tersebut adalah bagian dari sebuat tema dalam pembentukan suatu novel.

Tema yang diambil dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yaitu kuat dan gigih dalam menghadapi cobaan hidup. Dalam novel ini digambarkan bahwa Palestin seorang gadis berumur 11 tahun yang harus hidup sebatang kara akibat kekejaman Israel.

2. Alur Cerita

Alur adalah bagaimana cerita itu bisa mengalir (Efendi, 2012: 111), novel menarik biasanya memiliki plot yang padat dan alur yang enak dibaca. Plot yang padat membuat pembaca tertarik untuk mengikuti kisah sang pelaku utama mulai dari awal hingga akhir. Sedangkan alur yang baik membuat perpindahan adegan tidak terasa sehingga membuat pembaca semakin menikmati pembacaannya.

21

terdapat alur maju dan alur mundur.Cerita alur maju Pada bagian ke-48, diceritakan nasib Palestine yang berada di kampung pengungsian Al-Ram tercatat 17 Agustus 2009, sedangkan pada bagian ke-52 tercatat tanggal 4 Mei 2010 dengan menceritakan perjuangan Palestine saat Intifadah

melawan tentara Israel. Sedangkan alur mundur pada bagian atau bab keempat, diceritakan nasib Palestine yang sedang ada di kamp pengungsian Jabaliyah tercatat 3 Januari 2009, sedangkan pada bagian ke enam, mengulang tanggal 27 Desember 2008 dengan menceritakan dan menggambarkan sosok ayah Palestine, Yahded Haidar yang ada di perbatasan Rafah

3. Latar atau Setting

Menurut Efendi (2012: 154), setting adalah salah satu elemen penting yang membawa pembaca masuk dalam cerita. Nurgiyantoro (2007: 227), menjelaskan tentang setting atau latar:

a. Latar tempat yaitu lokasi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita novel tersebut.

b. Latar waktu yaitu kapan cerita dalam novel tersebut di jalankan.

c. Latar sosial yaitu latar yang mengarah kepada hubungan social dalam suatu tempat yang ada dalam cerita novel tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ambil pengertian bahwasanya latar yaitu penjelasan mengenai tempat, waktu suasana tempat dalam cerita dan keadaan sosial yang ada dalam cerita novel.

22 W. berlatar pada delapan tempat yaitu : 1) Rumah Palestine

“Suara sirine berhenti didepan rumahnya.” (Chrisma, 2011: 17). 2) Rumah Sakit Gaza

“Palestine jatuh terduduk, sementara di depannya tampak berlalu -lalang para dokter, suster, dan pengantar korban yang ada di ambulans menuju ruang Gawat Darurat.” (Chrisma, 2011: 19). 3) Kamp Jabaliyah

”Di area kampong pengungsian saja, ketika banyak teman-temannya tengah bermain untuk menghilangkan rasa sedih didalam hati mereka, gadis itu malah asyik menyendiri dadalam tenda pengungsian dan meringkuk diblik selimut tebalnya.” (Chrisma, 2011: 48).

4) Sekolah PBB

“Adeeba berlari-lari keluar dari dalam tenda dan masuk ke dalam sekulah PBB yang baru saja dibangun dan dikhususkan untuk anak-anak Palestinayang tak lagi bisa meneruskan sekolahnya.” (Chrisma, 2011: 76).

5) Nuseirat Gaza

“Setelah mereka selesai melihat kondisi kamp pengungsian di Nuseirat dan menemui beberapa yang tengah bertugas dan membuk kliniknya disana,” (Chrisma, 2011: 128).

6) Dirumah Nenek Hajna

“Palestine tertidur diatas sofasetelah selesai membersihkan rumah nenek Hajna dan mengasuh adik angkatnya.” (Chrisma, 2011: 266).

7) Jerussalem

Di Jerusalem Palestine dibuang oleh seorang tentara Zionis yang pernah menembaknya bernama Hebrew.

23

bisa kembali ke Gaza.” (Chrisma, 2011:229). 8) Penjara Maskobeyya

“Suasana haru pun memenuhi ruang penjara kala itu.” (Chrisma, 2011: 257).

Dari kutipan yang lain juga dipaparkan:

“Suara gembok dan rantai besi yang mengikat pintu sel itu sedikit membuat telinga Dalaj terasa sakit dan bising. Dengan tangan yang masih terikat ia tak bisa berbut apa-apa.” (Chrisma, 2011: 322). Kemudian Latar Suasana dalam novel ini adalah:

1) Sedih

“Ibu, Ahmeed, Zaenab, kalian jangan tinggalkan aku sendiri disini. Ibu, dimana Ayah? Dimana?” Palestine menengadahkan kepala ke atas tepat pada langit-langit rumah tengahnya telah berlubang.” (Chrisma, 2011: 16).

2) Senang

“Siap, Komandan! Hahaha….” Palestine tertawa tergalak-galak disambut tawa anak-anak yang lainnya.” (Chrisma, 2011: 307). 3) Mengerikan

“Sipir itu membuka pintu sel tahanan dan berteriak memanggil teman-temannya termasuk Blamoth. “Hai, Balamoth! Blamoth, tahanan Hamas itu mati dimakan Anjing!” (Chrisma, 2011: 331). 4) Mengharukan

“Ia menatap seraut wajah yang tengah tersenyum lebar padanya, “Ayah…kau benar ayah, kan ?” ( Chrisma, 2011: 176).

Latar waktu yang terdapat dalam novel ini sebagai berikut: 1) Malam hari

“malam hari itu, menjadikan sebuah sejarah yang tak akan pernah terlupakan.” (Chrisma, 2011: 18).

24

“Bunyi suara-suara pesawat jet dan roket yang meluncur keudara, membisingkan telinga para penduduk Gaza dimalam hari itu.” (Chrisma, 2011:164).

2) Pagi hari

“Kamp Jabaliyah, Sekolah PBB, 6 Januari 2008 pukul 06.00.” (Chrisma, 2011: 76).

Kutipan lain:

“Palestine baru saja membasuh wajahnya dengan air wudhu dan hendak mengikuti salat berjamaah di masjid saat kumandang adzan subuh tiba.” (Chrisma, 2011:41).

Dari kutipan yang lain juga dipaparkan:

“Gadis kecil yang tak bergerak itu, sama sekali belum mengambil jatah makan paginya.” (Chrisma, 2011:49).

3) Siang hari

“Pemuda itu menatap langit putih. Tak lagi terdengar dentuman bom, roket, dan rudal.” (Chrisma, 2011:219).

4. Penokohan atau Karakter dalam Novel

Penokohan adalah karakter utama dalam pembentukan dalam suatu cerita yang ada dalam novel. Karkter juga berpengaruh dalam bagus tidaknya novel tersebut dibaca. Penokohan atau pemberian karakter merupakan salah satu unsur intrinsik dari karya sastra, jika ide merupakan fondasi, maka karakter atau penokohan adalah roda yang menggerakkan cerita. (Efendi, 2012: 54).

a. Protagonis

Protagonis atau yang sering disebut sebagai „karakter baik yaitu karakter utama yang didukung oleh pembaca. Karakter protagonis biasanya dikembangkan oleh penulis selama cerita

25

berlangsung. Karakter protagonis selalu berkembang menjadi lebih kuat, lebih baik, dan selalu terlihat bagi sang pembaca novel. (Winna, 2012: 55). Adapun karakter protagonis dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza adalah Palestine, merupakan tokoh utama dalam novel

Gadis Kecil di Tepi Gaza adalah seorang gadis kecil berumur 11 thun yang hidup sebatang kara akibat kekejaman agresi militer Israel di Gaza pada tanggal 27 Desember 2008. Sebuah rudal telah menghancurkan rumah Palestine serta menewaskan ibu dan dua saudaranya saat mereka berada didalam rumah. Sedang ayah Palestine telah memutuskan untuk menjadi seorang Hamas sebelum terjadi agresi pada bulan Desember.

b. Karakter pendukung

Karakter pendukung/tokoh tambahan Karakter pendukung dalam suatu novel hanya sekelebat muncul atau disebut dan tidak memiliki peran lebih jauh dari itu (Efendi, 2012: 57). Lebih jauh Nurgiantoro (2007: 165), menjelaskan bahwasanya karakter pendukung atau tambahan yaitu tokoh yang permunculannya sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama. Adapun karakter pendukung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yaitu:

1) Yanaan

Yanaan seorang pemuda yang memimpin anak-anak pengungsi dijabaliyah. Yanaan sangat menyukai sosok Palestine yang terkenal kuat dan gigih, Yanaan juga sangat perhatian kepada Palestine.

26 2) Yahded Haydar

Yahded Haydar, ayah kandung Palestine yang ikut berjuang bergabung dengan tentara Hamas. Ia sangat menyayangi keluarganya tetapi ia rela meningglakan keluarganya demi berjihad membela bangsanya.

3) Adeeba

Adeeba, gadis berusia delapan tahun dan memiliki indra keenam itu dapat melihat masa depan. Dimata Adeeba, ia bisa melihat Palestine yang nantinya akan terkena tembk oleh serdadu Israel ketika mereka melakukan aksi lempar kotoran kuda yang dibentuk menjadi seperti batu.

4) Sarah Hanabi

Sarah Hanabi adalah adik dari Yahded Haydar yang tak lain adalah ayah dari tokoh utama Palestine, ia dipenjara karena diduga menyembunyikan informasi tentang keberadaan Hamas.

5) Latief

Latief adalah tentara Hamas yang tak lain adalah teman dari ayah Palestine. Latif adalah sosok teman yang sering memotivasi Yahded Haydar ketika ia tengah lengah dan putus asa dalam berjihad.

6) Abigail

Abigail adalah seorang tentara wanita Zionis Israel yang sebenarnya tidak menyukai peperangan namun ia ikut menjadi tentara Zionis dengan berlatar belakang ayahnya telah mati

27

dibunuh oleh tentara Hamas. Ia tidak kejam seperti tentara-tentara Zionis pada umumnya bahkan ia samgat menyayangi Palestine. 7) Theodore

Theodore adalah seorang aktivis yang selalu memberikan respon negatif tentang perang antaragama dan jauh mencintai kedamaian. 8) Papillion Bonasacha

Papillion adalah seorang aktivis teman Theodore. 9) Kumari Khan

Kumari Khan adalah seorang gadis aktifis perdmaian yang berasal dari india.

10)Resti dan Restu

Mereka berdua adalah relawan dari Surabaya, Indonesia yang ikut serta menggalang dana untuk Palestina.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan hal yang sangat mendasar yang dilakukan oleh pengarang dalam menjalankan suatu cerita dalam novel yang dikarangnya.

Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga karena penulis menceritakan kehidupan Palestine yang sangat malang dan kisah peperangan antara Israel dan Gaza.

6. Amanat

28

disampaikannya melalui novel yang ia buat. Amanat merupakan penjelasan utuh yang terdapat dlaam novel tersebut. Terkadang amanat secara langsung dapat ditemukan pembaca langsung ada dalam novel tersebut. namun tak jarang sang pengarang menimbulkan amanat seperti bayang-bayang kemana arah pembacaan dimulai dari sanalah sang pembaca paham kemana arah suatu novel menemukan amanatnya.

Adapun amanat dari novel ini yaitu semua orang mencintai perdamaian dan tidak boleh ada peperangan di dunia ini. Pembaca juga dapat belajar dari tokoh Palestine, seorang gadis kecil yang sangat sabar menghadapi cobaan dalam hidupnya. Di dalam mengarungi hidup ini, kita harus bersabar dalam menghadapi segala cobaan dan kekerasan hidup. Novel ini juga memotivasi pembaca untuk bisa hidup mandiri dan juga tidak pernah menyerah dalam menjalani kehidupan.

Dokumen terkait