• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL

C. Unsur-Unsur Insider Trading

Insider trading ini berbeda dengan kejahatan pasar modal lain yang pada umumnya adalah menyangkut perbuatan-perbuatan yang secara umum memang dilarang, yaitu perbuatan yang berkaitan dengan pemberian informasi palsu, menyesatkan, tidak benar atau perbuatan yang berupa penipuan dan penggelapan, atau penyiaran informasi palsu atau menyesatkan tentang efek perusahaan emiten.

Kasus-kasus insider trading biasanya terjadi dimana orang dalam perusahaan melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi yang sangat eksklusif yang mereka miliki. Informasi tersebut digunakan oleh pelaku pasar untuk bertransaksi sekuritas, yang tujuannya mendapatkan keuntungan. Untuk mendapat keuntungan yang besar, informasi materil sangat dibutuhkan dalam perdagangan saham, biasanya berbagai cara ditempuh oleh pelaku pasar untuk mendapatkan informasi yang materil yang sifatnya non-publik, untuk digunaan dalam perdagangan saham, seperti persengkokolan dengan orang dalam untuk mendapatkan informasi yang materil yang kemudian digunakan dalam perdagangan efek.80

Untuk dapat dikategorikan ke dalam perbuatan insider trading maka harus terdapat unsur-unsur sebagai berikut :81

1. Pelaku harus menyadari adanya suatu informasi tertentu. 2. Informasi tersebut tidak tersedia untuk publik.

80

Donald Moody Pangemanan, dalam Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,Op.Cit, hlm.82.

81

3. Investor yang rasional mengharapkan jika informasi dirilis ke publik, akan membawa dampak material terhadap harga atau nilai efek suatu perusahaan tersebut.

4. Pelaku harus mengetahui, atau patut diduga mengetahui, bahwa informasi tersebut bersifat material dan tidak tersedia untuk publik (informasi non-publik).

Jika semua unsur di atas terpenuhi maka seseorang yang memiliki informasi material tidak dibolehkan melakukan perdagangan efek perusahaan sebelum informasi itu disampaikan kepada publik. Hal ini sesuai dengan ketentuan “disclosure or abstain from trading”82

Perlu diperhatikan dua hal yang menyangkut informasi non-publik,yaitu :

. Selain dilarang melakukan perdagangan ia juga tidak diperbolehkan untuk menyuruh orang lain melakukan perdagangan atau memberikan informasi tersebut kepada orang lain yang patut diduganya akan melakukan perdagangan.

83

1. Informasi tersebut tidak tersedia secara umum. 2. Informasi tersebut sensitif84

82

Disclose or Abstain Rule, maksudnya pihak orang dalam yang mepunyai informasi tersebut tinggal memilih satu diantara dua, apakah berusaha untuk mendisclose informasi yang ada sehingga dengan demikian apabila ia melakukan trading, maka tindakan yang bersangkutan tidak terkena larangan insider trading.ataupun tidak melakukan disclosure, misalnya informasi tersebut masih belum matang untuk dipublikasi, tetapi dengan pilihan bahwa dia tidak boleh melakukan

trading. Jika hal yang terakhir yang dipilih, maka kepada para insider yang bersangkutan terkena

duty not to trade atau refrain from trading rules. 83

Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Loc.Cit. 84

Informasi yang sensitif terhadap harga efek artinya dengan mendapatkan informasi tersebut, pemegang saham yang rasional (rational investor), akan terpengaruh untuk memperdagangkan saham yang dimilikinya.

terhadap harga efek perusahaan yang bersangkutan.

Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar terjadinya suatu insider trading

adalah terjadinya suatu perdagangan (trading). Sehingga apabila seorang mempunyai informasi orang dalam tetapi belum diperdagangkan, belumlah dapat dikatakan telah melakukan insider trading, tetapi mungkin telah melanggar kewajiban disclosure.85

Sepanjang informasi atau informasi materil tersebut belum di disclose

kepada publik maka informasi tersebut masih dianggap informasi orang dalam

(nonpublic inside information). Jika orang dalam melakukan transaksi dengan menggunakan informasi ini maka ia dianggap telah melakukan pelanggaran atas ketentuan insider trading ini.

Seperti telah disinggung di atas, unsur penting dari insider trading adalah adanya informasi material non-publik yang sensitif terhadap harga efek, dan unsur lainnya adalah bahwa informasi tersebut hanya dimiliki salah satu pihak dalam perdagangan . Hal ini berarti bahwa apabila kedua belah pihak mempunyai informasi yang sama maka tidak dapat dikatakan terjadi insider trading, meskipun kemungkinan keduanya dapat dikenakan tuduhan pelanggaran lain.

86

Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam antara lain dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar.87

85

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum, Op.Cit., hlm.171. 86

Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit., hlm.83-84.

87 Ibid.

Fakta menunjukkan bahwa harga sekuritas ditentukan oleh informasi yang tersedia. Jika informasi mengenai perusahaan tertentu adalah positif, misalnya perusahaan tersebut memperoleh laba yang luar biasa, maka harga sahamnya tentu akan naik, demikian sebaliknya jika informasi negatif yang terjadi. Siapa saja yang memiliki informasi tersebut sebelum orang lain memperolehnya, ia berada dalam posisi yang diuntungkan (informational advantages). Ia dapat memperoleh keuntungan ekonomis jika melakukan transaksi dengan menggunakan informasi tersebut.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (Pasal 95,96,97), yang termasuk trading yang dilarang adalah : (tetapi dalam hal ini Bapepam dapat membuat pengecualiannya, vide Pasal 99).88

1. Orang dalam yang melakukan pembelian atau penjualan atas : a. Efek perusahaan di mana informasi berasal.

b. Efek perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan perusahaan terbuka tersebut.

2. Orang dalam yang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek tersebut.

3. Orang yang memberi informasi orang dalam kepada pihak lain manapun yang patut diduga dapat menggunakan informasi tersebut untuk melakukan pembelian atau penjualan efek.

88

4. Orang lain yang secara melawan hukum memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam tersebut lalu digunakannya dengan cara-cara seperti tersebut dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.

5. Orang lain yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam secara tidak melawan hukum, tetapi penyediaan informasi tersebut dengan pembatasan-pembatasan (misalnya dengan kewajiban merahasiakan), kemudian menggunakan informasi tersebut dengan cara-cara seperti dimaksud dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.

6. Perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam dari suatu perusahaan terbuka yang melakukan transaksi seperti dimaksud dalam

point 1, 2 dan 3 tersebut, kecuali terpenuhi dua syarat sebagai berikut : a. Transaksi dilakukan bukan atas tanggungan, tetapi atas perintah

nasabah, dan

b. Perusahaan efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan.

Insider dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori, antara lain sebagai berikut :89

1. Insider primer, terdiri dari direktur, komisaris, para pejabat senior yang mempunyai akses atas informasi yang belum dipublikasi.

2. Insider sekunder, terdiri dari para konsultan yang terlibat aktif di kegiatan perusahaan, perwakilan, advisor dan “orang luar” lainnya yang mempunyai akses atas informasi orang dalam.

89

3. Tipper, orang dalam yang mempunyai informasi dan kemudian memberikannya kepada orang luar untuk melakukan perdagangan efek perusahaan.

4. Tippe, orang luar yang mendapat informasi dari orang dalam perusahaan dan menggunakannya untuk perdagangan saham perusahaan.

Kategori insider lain sebenarnya masih ada selain yang telah diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, yang mestinya masih mungkin dan pantas dijerat dengan perbuatan insider trading ini, yaitu pihak lain yang menerima informasi dari insider (tidak secara melawan hukum) yang masih belum masuk kategori persyaratan “dengan pembatasan” sebagaimana dimaksud

point 5 ( Pasal 97 ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal), bahkan mungkin hanya pasif saja dalam menerima informasi tersebut tetapi kemudian digunakan dalam artian trading.

Ingat bahwa Undang-Undang Pasar Modal menggunakan kata-kata “berusaha untuk memperoleh informasi” bagi pihak lain, yang berarti pihak lain tersebut harus aktif dan inisiatif untuk mendapatkan informasi tersebut mesti berasal dari pihak lain tersebut. Misalnya apa yang disebut dengan tippee, baik yang aktif mencari informasi, ataupun yang pasif menerima informasi tanpa mencarinya. Mestinya pihak tippee ini dilarang juga untuk melakukan trading

dalam pengertian insider trading.90

90

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.172-173.

Undang Pasar Modal hanyalah pihak tippee yang aktif dan dengan inisiatifnya sendiri mencari informasi, di mana :91

1. Informasi tersebut dicari dengan jalan melanggar hukum, seperti dengan mencuri, membujuk, kekerasan atau ancaman, atau

2. Atau informasi tersebut disertai dengan pembatasan-pembatasan (seperti kewajiban merahasiakan).

Bahkan semestinya, selain tippee tersebut (aktif atau pasif), apa yang disebut secondary tippee pun pantas dilarang. Secondary tippee adalah pihak lain yang menerima informasi bukan langsung dari orang dalam tetapi melalui tippee

lain. Dalam hal ini missappropreation theory yang akan dibahas lebih lanjut di bab IV dapat menjangkau kategori insider jenis secondary tippee ini sebagai kategori insider trading.

Dokumen terkait