• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV: Kesimpulan dan Saran 99 A Kesimpulan

KESIMPULAN SARAN A Kesimpulan

5. Untuk masyarakat hendaknya mematuhi hukum yang bertujuan untuk mencapai keadilan dan ketertiban, karena dengan tertib

hukum dapat tercipta suatu kondisi yang nyaman, aman dan tentram. 6. Perlu diadakannya tindakan-tindakan prefentif untuk generasi muda agar tidak terkena pengaruh buruk dari narkoba, pembentukan lembaga swadaya masyarakat untuk memberikan pengetahuan tentang bahayanya narkoba.

103

Daftar Pustaka

A. Buku

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Sugiyono, 1999, Metode penelitian Bisnis, CV. Alfabeta Bandung, Bandung.

Abdul Wahab, Solichin. 2012. Analisis Kebijakan dari formulasi ke penyusunan model- model implementasi kebijakan Publik. Bumi Aksara, Jakarta.

Zain Ahmad. 2015. “Hukuman mati bagi produsen dan pengedar narkoba”. Ar-risalah, No11 Mei 2015

Pribadi, Ulung. 2012. Diktat Formulasi Kebijakan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Lubis, Todung Mulya dan Alexander Lay. 2009. Kontroversi hukuman mati perbedaan pendapat hakim konstitusi. Kompas media nusantara. Jakarta.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitati untuk ilmu-ilmu social. Salemba humanika. Jakarta.

Azwar, Saifudin. 2001. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Marzuki. 1982. Metodologi Riset. PT. Hanindita Offset. Yogyakarta

Ana, Nur Rosihin. 2015. “Catatan Perkara”, Majalah Konstitusi.

104

Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi HAM dan masyarakat madani. Tim ICCE UIN. JakataDjamali, R. Abdoel. 2005. Pengantar Hukum Indonesia (Edisi Revisi). Rajawali Pers. Jakarta

R. Soesilo. 2001. Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus. Politea. Bogor.

A. Hamzah & A. Sumangelipu, 1985. Pidana Mati di Indonesia di Masa Lalu, Kini dan di Masa Depan. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Arief, Barda Nawawi. 2005. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

105

B. Jurnal

Muda, Weka Novia. (2015), urgensi grasi bagi terpidana narkotika terkait dengan perkembangan perlakuan terhadap pelanggar kejahatan narkotika di Indonesia, jurnal, Universitas Brawijaya

Kristanto, Agung & Hidayat, Syamsul. (2010), Pidana Mati di Indonesia, Genta Press, Yogyakarta, hlm.1. Dasar Pertimbangan Putusan Hakim Dalam Penjatuhan Sanksi Pidana, jurnal, universitas Atmajaya Terhadap Pelaku Tindak Pidana Narkotika.

Simatupang, Pantjar. (2003), Analisis Kebijakan: Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan (policy analysis: basic concept and procedures), jurnal analisis kebijakan pertanian, dalam website pustaka.litbang.deptan.go.id

Eleanora, Fransiska Novita. (2012), eksistensi pidana mati dalam perspektif hukum pidana, jurnal hukum, fakultas hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta

Dinnear, Dientia. (2013), pemberian grasi terhadap terpidana sebagai hak preogratif presiden (studi atas hak grasi presiden terhadap kasus-kasus di Indonesia), jurnal, fakultas hukum Universitas Brawijaya

Makawimbang, Rezha Donald. (2013), Kedudukan Presiden Dlam memberikan grasi, Lex Administratum, Vol.I/No.2/Jan-Mrt/2013

Anjari, Warih. (2015), Penjatuhan pidana mati di Indonesia dalam perspektif hak asasi manusia, E-jurnal volume 1 nomor 2 Maret, Fakultas Hukum UTA 45 Jakarta

106

Mustaghfirin, H. (2011), Sistem Hukum Barat, Sistem Hukum Adat dan Sistem Hukum Islam Menuju Sebagai Sistem Hukum Nasional Sebuah Ide yang Harmoni, Jurnal Dinamika Hukum Vol.11, edisi khusus, Februari 2011, hal. 89-95

107

C. SKRIPSI

Prasetyadewi, Far’ah Nadia, 2014, Implementasi Kebijakan Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) (studi kasus di kantor kecamatan Temanggung), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Febriansyah, Teguh, 2010, Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Aparatur Di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul (studi kasus pada pelayanan administrasi kependudukan tahun 2015), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abdulaziz, Sadam, 2014, Persepsi Masyarakat, Terhadap Kualitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kecamatan Bantul Tahun 2013-2014, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Muksit, Bafadlol, 2015, Pro kontra hukuman mati di Indonesiakasus terpidana hukuman mati “Bali Nine” pada media online Tempo.co dan CNN Indonesia.com Edisi Bulan Februari, Skripsi, Universitas Sunan kalijaga Yogyakarta

Sahid, khamim, 2014, Perspektif Siya<sah syari’iyah atas pemberian grasi terhadap narapidana Transnasional (studi analisis Keppres Nomor 22/ G/ tahun 2012), Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kusumo, RD. Kaleh Putro Setio, 2014, pengaruh sikap, norma subyektif dan control keperilakuan terhadap perilaku mahasiswa ilmu pemerintahan untuk berkarir di partai politik (studi kasus: mahasiswa jurusan ilmu pemerintahan fakultas ilmu sosial dan politik universitas muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2010-2013), skripsi, universitas muhammadiyah Yogyakarta

108

Arumawan, Dicky Putra, 2015, Makalah tentang pidana Hukuman mati dalam perspektif HAM, universitas muhammadiyah Surakarta

109

D. Situs Web

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135554-T%2027977-Analisis%20pengukuran- Tinjauan%20literatur.pdf diakses 4 Mei 2015, pukul 10.20 WIB

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54b91c2e615e8/ini-daftar-nama-64- terpidana-mati-narkotika diakses 6 Mei 2015, pukul 10.24 WIB

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/01/150122_eksekusi_grasi_chan diakses 4 Mei 2015, pukul 11.34 WIB

http://www.antaranews.com/berita/477622/presiden-dubes-indonesia-harus-jelaskan- kebijakan-hukuman-mati diakses 4 Mei 2015, pukul 11.35 WIB

http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-pengertian-persepsi-menurut- ahli.html diakses 4 Mei 2015, pukul 11.45 WIB

https://www.academia.edu/8798195/Definisi_dan_Pengertian_Analisis_Menurut_Para_A hli_-Fatih_iO diakses 6 Mei 2015, pukul 10.29 WIB

http://news.liputan6.com/read/2221965/daftar-9-terpidana-narkoba-yang-akan- dieksekusi-mati?p=3 diakses 4 November 2015, pukul 21.53 WIB

http://nasional.kompas.com/read/2015/09/15/09190021/.Kalau.Tak.Ada.Hukuman.Mati. Bagaimana.Nasib.Orang.yang.Jadi.Korban diakses 5 November 2015, pukul 00.05 WIB

BNN: Indonesia Pasar Narkoba Terbesar di Asia,

http://news.liputan6.com/read/2363541/bnn-indonesia-pasar-narkoba-terbesar-di-asia diakses 5 November 2015, pukul 02.05 WIB

110

Kejagung: 50 Terpidana Mati Kasus Narkoba Belum Dieksekusi, http://www.beritasatu.com/nasional/269929-kejagung-50-terpidana-mati-kasus-narkoba- belum-dieksekusi.html diakses 5 November 2015, pukul 02.25 WIB

http://regional.kompas.com/read/2014/12/09/16545091/Jokowi.Tolak.Permohonan.Grasi. 64.Terpidana.Mati.Kasus.Narkoba diakses 5 November 2015, pukul 01.23 WIB

Umy.ac.id. 2015, http://www.umy.ac.id/profil/logo-filosofi diakses 26 Maret 2016, pukul 11.00 WIB

___________________, http://www.umy.ac.id/profil/struktur-organisasi diakses 26 Maret

2016, pukul 11.00 WIB

___________________, http://www.umy.ac.id/profil/pimpinan diakses 26 Maret 2016,

pukul 11.00 WIB

Fisipol.umy.ac.id. 2015,http://fisipol.umy.ac.id/profil/visi-misi-tujuan/ diakses 26 Maret 2016, pukul 11.00 WIB

Ip.umy.ac.id. 2015,http://ip.umy.ac.id/struktur-organisasi/ diakses 26 Maret 2016, pukul 11.00 WIB

_____________________, http://ip.umy.ac.id/dosen/profil-dosen/ diakses 26 Maret 2016,

pukul 11.00 WIB

Law.umy.ac.id 2015,http://law.umy.ac.id/index.php/id/piimpinan.html diakses 26 Maret 2016, pukul 11.00 WIB

_____________________, http://law.umy.ac.id/index.php/id/sejarah-singkat.html diakses

111

E. Wawancara

Syafiie, Inu Kencana Interview. 2016. “Analisis Kebijakan penolakan grasi hukuman mati Terpidana Narkoba oleh Presiden Joko Widodo di Tahun 2015 Studi Kasus persepsi dosen Ilmu Pemerintahan dan dosen Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 11 April 2016

Sulaksono, Tunjung. 2016. “Analisis Kebijakan penolakan grasi hukuman mati Terpidana Narkoba oleh Presiden Joko Widodo di Tahun 2015 Studi Kasus persepsi dosen Ilmu Pemerintahan dan dosen Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 13 April 2016

Suswanta. 2016. “Analisis Kebijakan penolakan grasi hukuman mati Terpidana Narkoba oleh Presiden Joko Widodo di Tahun 2015 Studi Kasus persepsi dosen Ilmu Pemerintahan dan dosen Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 22 April 2016

Muhammad, Danang Wahyu. 2016. “Analisis Kebijakan penolakan grasi hukuman mati Terpidana Narkoba oleh Presiden Joko Widodo di Tahun 2015 Studi Kasus persepsi dosen Ilmu Pemerintahan dan dosen Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 28 Maret 2016

Raharjo, Trisno. 2016. “Analisis Kebijakan penolakan grasi hukuman mati Terpidana Narkoba oleh Presiden Joko Widodo di Tahun 2015 Studi Kasus persepsi dosen Ilmu Pemerintahan dan dosen Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 6 April 2016

112

F. Undang-undang

Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945 pasal 14 ayat 1

Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 11

Undang – undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2002 tentang grasi

Undang- undang Republik Indonesia no 35 tahun 2009 tentang narkotika

113

Lampiran Pertanyaan Rencana pertanyaan penelitian

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terkait tentang kebijakan bapak presiden dalam menolak grasi narkoba yang diajukan terpidana mati yang dilakukan pada tahun 2015 ini dan menyatakan perang terhadap narkoba di Indonesia?

2. Apakah dalam hal ini presiden telah melanggar hak asasi manusia karena menolak permintaan grasi yang diajukan terpidana, tetapi di sisi lain penyalahgunaan narkoba melanggar undang-undang?

3. Dalam kasus ini bapak atau ibu pro atau kontra dengan hukuman mati yang ada di Indonesia, terutama dengan kebijakan yang bapak presiden lakukan mengingat kasus penyelundupan narkoba merupakan kejahatan yang tidak bisa di ampuni?

4. Bagaimana menurut bapak/ibu dalam melihat kasus hukuman mati bagi para terpidana mati ini dari kacamata ilmu pemerintahan dan ilmu hukum?

5. Apakah ada hal yang bisa untuk menanggulanggi atau menjauhakan generasi penerus bangsa dari narkoba?

6. Apakah ada dampak yang ditimbulkan dari kebijakan penolakan grasi hukuman mati oleh Presiden Joko Widodo dari segi pemerintahan maupun hukum? 7. Keputusan kebijakan apakah yang akan bapak atau ibu ambil jika bapak/ibu

berada di posisi presiden Joko Widodo dengan permasalahan narkoba yang menjadi permasalahaan yang penting di Indonesia?

114

Lampiran

Draff wawancara dengan Dosen Ilmu Pemerintahan dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Bapak Danang Wahyu Muhammad Dosen Fakultas Hukum

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terkait tentang kebijakan bapak presiden dalam menolak grasi narkoba yang diajukan terpidana mati yang dilakukan pada tahun 2015 ini dan menyatakan perang terhadap narkoba di Indonesia?

Jawab: saya sangat setuju dengan adanya hukuman mati, untuk masalah narkoba sendiri negara kita sudah sangat kritis sekali dengan adanya permasalahan ini oleh karena itu perang melawan narkoba saya sangat setuju dengan statement dari bapak presiden.

2. Apakah dalam hal ini presiden telah melanggar hak asasi manusia karena menolak permintaan grasi yang diajukan terpidana, tetapi di sisi lain penyalahgunaan narkoba melanggar undang-undang?

Jawab: meskipun banyak orang yang menganggap hukuman mati itu melanggar HAM, tapi menurut saya hukuman mati yang terjadi di indonesia tidak dijatuhkan kepada sembarang orang, karena dianggap melakukan pelanggaran HAM maka penjatuhan hukuman mati juga harus di jatuhkan kepada pelanggar HAM. Segala sesuatu yang melanggar undang-undang tepat mendapatkan hukuman karena undang-undang bersifat mengikat warga negara yang berada di Indonesia.

3. Dalam kasus ini bapak atau ibu pro atau kontra dengan hukuman mati yang ada di Indonesia, terutama dengan kebijakan yang bapak presiden lakukan mengingat kasus penyelundupan narkoba merupakan kejahatan yang tidak bisa di ampuni?

Jawab: saya jelaskan saya sangat mendukung dengan kebijakan yang bapak presiden ambil, karena hukuman mati ini saya rasa tepat karena kejahatan narkoba yang dilakukan terpidana mati ini sangat merugikan banyak orang,

115

bahkan merugikan tempat negara asal mereka karena nantinya dapat merusak hubungan bilateral antar negara.

4. Bagaimana menurut bapak/ibu dalam melihat kasus hukuman mati bagi para terpidana mati ini dari kacamata ilmu pemerintahan dan ilmu hukum?

Jawab: saya menganggap hukuman mati pas kalau hukuman mati itu sendiri dijatuhkan kepada pelanggar yang mengakibatkan korban yang luar biasa seperti narkoba, korupsi dan teroris. Dan saya sangat setuju jika bapak preside Joko Widodo menolak grasi yang terpidana ajukan kepada presiden.

5. Apakah ada hal yang bisa untuk menanggulanggi atau menjauhakan generasi penerus bangsa dari narkoba?

Jawab: dengan adanya sosialisasi tentang bahaya narkoba ke generasi muda itu merupakan salah satu bentuk dari pencegahan, disini peran keluarga sangat penting dalam mengawasi anak2nya dalam pergaulan mereka.

6. Apakah ada dampak yang ditimbulkan dari kebijakan penolakan grasi hukuman mati oleh Presiden Joko Widodo dari segi pemerintahan maupun hukum? Jawab: ya ada jelas, artinya begini yang namanya hukuman paradigma sekarang sudah bergeser kalau dulu adalah balas dendam tetapi sekarang lebih ke pembinaan. Dulu kita lebih paradigma balas dendam, dari dunia internasional banyak negara yang sudah menghilangkan hukuman mati, secara hukum dalam dunia internasional malah menjadikan indonesia sendiri terkucilkan, dari segi politik ini menjadi alat penekanan dunia internasional terhadap indonesia

7. Keputusan kebijakan apakah yang akan bapak atau ibu ambil jika bapak/ibu berada di posisi presiden Joko Widodo dengan permasalahan narkoba yang menjadi permasalahaan yang penting di Indonesia?

Jawab: ya saya akan tetap berpegang pada hukuman mati, sehingga kemudian saya akan melanjutkan kebijakannya dan saya akan mendorong BNN untuk bekerja lebih keras lagi dan pendirian LSM-LSM seperti GRANAT untuk memberantas Narkotika, dan masyarakat seharusnya juga ikut membrantas narkoba jadi polisi tidak boleh sendirian, BNN juga tidak boleh sendirian.

116

Bapak Trisno Raharjo Dosen Fakultas Hukum

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terkait tentang kebijakan bapak presiden dalam menolak grasi narkoba yang diajukan terpidana mati yang dilakukan pada tahun 2015 ini dan menyatakan perang terhadap narkoba di Indonesia?

Jawab: saya setuju dengan hukuman mati, kalau kita memperhatikan ketentuan hukum secara umum yang berkaitan dengan obat-obatan atau narkotika di dalam Hukum pidana kita tidak dikenakan sanksi pidana mati, sanksi pidana mati baru muncul ketika ada UU diluar KUHP yang mengatur tentang narkotika. Itu sebagai kebijakan negara untuk memberikan sanksi dengan banyak pertimbangan dan alasan sebagai satu cara pencegahan terhadap tindak pidana ini, bagi pengedar narkotika saya menyetujui hukuman mati yang memiliki kriteria seperti pengedar, penyelundup dan orang orang yang terus menerus melakukan tindak itu.

2. Apakah dalam hal ini presiden telah melanggar hak asasi manusia karena menolak permintaan grasi yang diajukan terpidana, tetapi di sisi lain penyalahgunaan narkoba melanggar undang-undang?

Jawab: kalo dari sisi hukum pidana semua yang diatur di hukum pidana dapat diaktakan melanggar HAM maka pencabutan dalam HAM harus diatur dalam UU menjadi kesepakatan parlemen, maka yang seharusnya menjadi melanggar Ham akan berubah menjadi tidak melanggar tentunya dengan berbagai pertimbangan konvensi-konvensi internasional karena banyak negara menolak hukuman mati. Tapi kalau sudah diatur uu dan melakukan prosedur hukum

117

telah diuji dari bawah sampai MA dan berkekuatan hukum tetap dan presiden tetap meng amini pidana mati maka pidana mati tetap dilakukan.

3. Dalam kasus ini bapak atau ibu pro atau kontra dengan hukuman mati yang ada di Indonesia, terutama dengan kebijakan yang bapak presiden lakukan mengingat kasus penyelundupan narkoba merupakan kejahatan yang tidak bisa di ampuni?

Jawab: saya sangat setuju dengan adanya hukuman mati di Indonesia, saya pikir dengan kebijakan yang presiden ambil itu sangatlah tepat mengingat narkoba yang ada di indonesia jumlah predarannya sangatlah besar. Dalam hal ini pula penyelundup harus dihukum mati masalah nanti mempengaruhi hubungan bilateral antar negara itu nanti dulu karena kan pelaku memasukan itu ke indonesia jadi hukum kita sudah berbicara bahwa penyelundupan itu merupakan jenis kejahatan yang tidak bisa diampuni maka hukuman mati sangat tepat untuk para pengedar barang terlarang tersebut.

4. Bagaimana menurut bapak/ibu dalam melihat kasus hukuman mati bagi para terpidana mati ini dari kacamata ilmu pemerintahan dan ilmu hukum?

Jawab: yang penting pembuktiannya hakim harus memerhatikan terpidana tersebut harus benar-benar di kroscek. Secara hukum prosedurnya berjalan, pembuktian berjalan tanpa ada rekayasa. Dalam pengenannya harus benar- benar di kroscek teliti dan yang penting pasalnya itu ada hukuman mati. 5. Apakah ada hal yang bisa untuk menanggulanggi atau menjauhakan generasi

118

Jawab: banyak sebenarnya yang bisa dilakukan tentu dari keluarga, lingkungan yang baik masyarakat, apparat menjaga agar predaran gelap tidak ada dan menjaga ketersediaanya hanya untuk kesehatan dan ilmu pengetahuan. Kalau sudah itu semua apparat penegak hukum menjaga dari penyelundupan, keluarga dan masyarakat menjaga lingkungan, saya kira itu akan menjadi titik yang baik karena akan menjauhkan dari narkoba, tapi saya yakin masyarakat kita masih belum ada dalam tahapan itu karena memang ini harus dilakukan secara terus menerus kesadaran dalam keluarga dan masyarakat agar hidup tentram.

6. Apakah ada dampak yang ditimbulkan dari, kebijakan penolakan grasi hukuman mati oleh Presiden Joko Widodo dari segi pemerintahan maupun hukum?

Jawab: kalo hukum sudah di tetapkan sampai putusan mahkamah agung, kalo presiden memberikan grasi harus ada alasan yang jelas. Tidak semata-mata alasan kemanusiaan, jadi pilihannya harus megedepankan hukum, pemberiannya harus secara benar dan jelas. Karena hukum harus dihormati 7. Keputusan kebijakan apakah yang akan bapak atau ibu ambil jika bapak/ibu

berada di posisi presiden Joko Widodo dengan permasalahan narkoba yang menjadi permasalahaan yang penting di Indonesia?

Jawab: tentu saya melihat dulu dengan permasalahan yang ada. Nah indonesia banyak sekali pelabuhan tikus nah saya akan menutup pelabuhan-pelabuhan tikus tersebut, di indonesia sebenernya banyak penyelendupan daripada

119

menghasilkan narkotika. Dan kalau masih ada yang nekat untuk melakukan itu semua langsung di hukum mati.

Wawancara dengan Bapak Suswanta Dosen Ilmu Pemerintahan

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terkait tentang kebijakan bapak presiden dalam menolak grasi narkoba yang diajukan terpidana mati yang dilakukan pada tahun 2015 ini dan menyatakan perang terhadap narkoba di Indonesia?

Jawab: Penolakan grasi yang dijatuhkan terhadap penjahat narkoba, karena ini menunjukan sikap jelas dan tegas dari seorang kepala pemerintahan Indonesia

2. Apakah dalam hal ini presiden telah melanggar hak asasi manusia karena menolak permintaan grasi yang diajukan terpidana, tetapi di sisi lain penyalahgunaan narkoba melanggar undang-undang?

Jawab: Hukuman mati untuk penjahat narkoba dalam arti pemroduksi, pengedar dalam jumlah besar tidak melanggar HAM, karena kejahatan narkoba telah membunuh ratusan orang maka produsen dan pengedarnya yang justru melanggar HAM karena merenggut nyawa penggunanya

3. Dalam kasus ini bapak atau ibu pro atau kontra dengan hukuman mati yang ada di Indonesia, terutama dengan kebijakan yang bapak presiden lakukan mengingat kasus penyelundupan narkoba merupakan kejahatan yang tidak bisa di ampuni?

120

Jawab: Pro dan Kontra terhadap hukuman mati adalah wajar dalam pemerintahan Indonesia saat ini, tapi fakta menunjukan korelasi positif antara penerapan hukuman mati dengan rendahnya tingkat kejahatan termasuk narkoba, contoh Arab Saudi: tingkat kejahatan hanya 1.0/100 orang, rusia 10, 2, dan finlandia 2, 2. Maka saya rasa ini tidak akan berpengaruh pada proses pemerintahan yang sedang berjalan di Indonesia

4. Bagaimana menurut bapak/ibu dalam melihat kasus hukuman mati bagi para terpidana mati ini dari kacamata ilmu pemerintahan dan ilmu hukum?

Jawab: Hukuman mati adalah kebijakan efektif yang diambil pemerintah jika dilakukan dengan benar, dengan benar dalam pemerintahan adalah presiden telah menolak pengajuan grasi dari terpidana karena terpidana tersebut terbukti bersalah. Disamping itu pula hukuman mati dapat memberi efek pencegahan dan jera bagi para pengguna narkoba sehingga nantinya tidak adalagi yang menyentuh narkoba

5. Apakah ada hal yang bisa untuk menanggulanggi atau menjauhakan generasi penerus bangsa dari narkoba?

Jawab: Dampak Penerapan hukuman mati secara internal yaitu: efek pencegahan dan efek jera, secara eksternal yaitu: kritik dari negara anti hukuman mati atau dari negara asal terpidana yang di hukum mati di Indonesia 6. Apakah ada dampak yang ditimbulkan dari, kebijakan penolakan grasi

hukuman mati oleh Presiden Joko Widodo dari segi pemerintahan maupun hukum?

121

Jawab: Keseimbangan antara pencegahan dan penindakan hukuman yang tegas, pencegahan gaya hidup bebas, melarang peredaran obat-obatan terlarang, keteladanan, sosialasi serta penyuluhan, pendidikan serta pendampingan secara rutin yang berkelanjutan

7. Keputusan kebijakan apakah yang akan bapak atau ibu ambil jika bapak/ibu berada di posisi presiden Joko Widodo dengan permasalahan narkoba yang menjadi permasalahaan yang penting di Indonesia?

Jawab: Kebjikan yang seimbang antara pencegahan dan pendidikan

Bapaak Tunjung Sulaksono

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terkait tentang kebijakan bapak presiden dalam menolak grasi narkoba yang diajukan terpidana mati yang dilakukan pada tahun 2015 ini dan menyatakan perang terhadap narkoba di Indonesia?

Jawab: saya sangat setuju dengan penolakan grasi oleh presiden, narkoba merupakan kejahatan luar biasa efek nya tidak hanya bebrbahaya bagi satu individu tapi bahaya juga bagi satu generasi oleh karena itu untuk mencegah itu harus ada schock therapy agar menjadikan efek jera salah satu caranya adalah menerapkan hukuman mati karena ini menyangkut hilangnya nyawa seseorang maka proses peradilan harus dikawal harus benar-benar mencerminkan proses peradilan dan jangan sampai salah sasaran dalam proses hukuman mati.

122

2. Apakah dalam hal ini presiden telah melanggar hak asasi manusia karena menolak permintaan grasi yang diajukan terpidana, tetapi di sisi lain penyalahgunaan narkoba melanggar undang-undang?

Jawab: kalau disebut melanggar HAM saya tidak sepakat karena kalau kita lihat pengedar yang memiliki jumlah yang sangat besar merupakan kejahatan kemanusian dan kejahatan kemanusian itu harus dihentikan. Apa yang telah dilakukan presiden disini Jokowi untuk menolak bukan pelanggaran HAM tapi malah sebagai suatu alat pelindung HAM karena menurut saya pedua di Indonesia, nyawa di Indonesia terlalu berharga untuk di sia-siakan melalui