• Tidak ada hasil yang ditemukan

34 untuk pembuatan kulit samoa adalah kulit kambing Kulit tersebut diperoleh dari pengumpul kulit

mentah dan Rumah Potong Hewan (RPH). Jumlah populasi kambing sangat berpengaruh terhadap ketersediaan kulit. Tingkat pertumbuhan populasi kambing tinggi akan berdampak positif bagi kelangsungan industri penyamakan kulit. populasi kambing di Jawa Barat setiap tahun semakin meningkat. Hal ini berdampak positif bagi industri kulit samoa. Namun, jumlah kulit mentah hasil pemotongan kambing di Jawa Barat belum mencukupi bahan baku yang dibutuhkan oleh industri kulit samoa. Untuk itu, dibutuhkan pasokan bahan baku dari daerah lain yang lokasinya dekat dengan Jawa Barat. Daerah yang dipilih yaitu Provinsi DKI Jakarta, Banten, lampung, dan Sumatera Selatan. jumlah populasi kambing di DKI Jakarta jumlahnya sedikit, namun pemotongan kambing di daerah ini besar. Hal ini dikarenakan penduduk Jakarta banyak mendatangkan kambing dari daerah lain. Populasi kambing di daerah pemasok kulit samoa disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Populasi kambing di daerah pemasok industri kulit samoa tahun 2006-2010* Provinsi Tahun 2006 2007 2008 2009 2010* Sumsel 463.720 465.250 383.951 365.787 413.246 Lampung 798.816 955.901 1.012.605 1.015.700 1.206.383 DKI Jakarta 9.333 7.784 4.501 6.061 6.122 Jabar 1.148.547 1.294.453 1.431.012 1.600.423 1.825.748 Banten 681.253 729.713 821.588 800.777 839.883

*Direktorat jenderal peternakan (2010)

Berdasarkan data dari Kemenperin (2010) Jumlah pemotongan kambing yang tinggi terdapat pada provinsi Jawa Timur, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Dengan jumlah pemotongan yang tinggi, delapan provinsi tersebut layak untuk menjadi daerah pemasok bahan baku. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan daerah yang akan menjadi pemasok bahan baku industri kulit samoa. Hal yang perlu diperhatikan adalah lokasi terdekat dengan industri dan bahan baku yang ada di daerah tersebut belum dimanfaatkan. Jawa Timur merupakan daerah dengan jumlah pemotongan kambing terbesar. Pada tahun 2010 jumlah pemotongan kambing di provinsi ini adalah 1.181.849 ekor. Daerah ini sangat berpotensi sebagai daerah pemasok, namun sebagian besar kulit sudah termanfaatkan. Menurut Kemenperin (2010) di Jawa Timur terdapat sekitar 8 usaha penyamakan dengan berskala besar dan memiliki kapasitas produksi total 46 juta sqf/tahun. Disamping itu, di Jawa Timur masih terdapat beberapa usaha penyamakan berskala menengah. Jawa Tengah dan DI Yogyakarta juga memiliki potensi sebagai daerah pemasok namun,sebagian besar bahan baku di daerah ini telah temanfaatkan. Usaha penyamakan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta kurang lebih terdapat 9 usaha penyamakan dengan total kapasitas 26,5 juta sqf/tahun. Untuk itu ketiga wilayah ini tidak ditargetkan menjadi pemasok bahan baku industri kulit samoa. Daerah yang menjadi pemasok bahan baku adalah seluruh daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Banten. Sumatera Selatan dan Lampung. Jumlah kambing yang dipotong di 5 provinsi tersebut disajikan pada Tabel 10. Data dari Tabel 10 dapat juga dipergunakan untuk memprediksi ketersediaan bahan baku dimasa yang akan datang.

35

Tabel 10. Jumlah pemotongan kambing di provinsi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, dan Lampung tahun 2001-2010 No Provinsi Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Jabar 313.470 135.490 101.653 101.157 39.602 69.639 73.053 76.939 113.920 125.590 2 Banten 49.906 51.303 209.408 97.239 146.642 59.539 181.742 127.511 121.135 133.249 3 Jakarta 107.578 91.392 144.399 80.093 82.142 90.771 88.029 77.823 65.168 67.826 4 Sumsel 56.880 79.680 76.880 83.868 83.870 97.230 106.562 155.593 149.480 150.500 5 Lampung 119.247 119.643 127.168 132.269 133.592 126.564 166.992 131.730 130.413 131.717

Daerah pemasok bahan baku industri kulit samoa adalah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Ke-lima daerah ini akan menjadi pemasok utama kulit kambing. Industri kulit samoa ini membutuhkan kulit kambing sebanyak 244.800 lembar per tahun. Jumlah kulit kambing di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta adalah 326.665 lembar. Jumlah tersebut sudah mencukupi, namun perlu dipertimbangkan adanya industri kulit di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Bahan baku yang tersedia di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten diambil 50% dari jumlah bahan baku yang ada. Untuk menutupi kekurangan dalam perolehan bahan baku, bahan baku diambil dari daerah Sumatera Selatan dan Lampung.

Untuk melihat ketersediaan bahan baku dimasa yang akan datang dilakukan permalan jumlah pemotongan kambing. Metode yang digunakan adalah metode time series atau analisis deret berkala.

Time series adalah metode prakiraan yang disusun dengan menggunakan suatu analisis statistik terhadap data masa lalu. Asumsi dasar yang digunakan adalah nilai masa lalu dan masa kini mempunyai pola yang sama dan terus berlanjut dimasa yang akan datang. Metode ini membuat peramalan dengan hanya memperhitungkan satu faktor yaitu waktu.

Dalam melakukan peramalan untuk masa yang akan datang tidak dapat dihitung secara pasti. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan dengan membandingkan nilai fits dan aktual dari data-data pada masa lalu. Nilai yang umum digunakan adalah MAPE (Mean Absolute Percentage Error), MAD (Mean Absolute Deviation), atau MSD (Mean Square Deviation). Semakin kecil nilai- nilai MAPE, MAD, dan MSD, semakin kecil nilai kesalahannya. Oleh karenanya, dalam menetapkan model yang akan digunakan dalam peramalan, dipilih model dengan nilai MAPE, MAD atau MSD yang paling kecil.

Dengan membandingkan nilai MAPE, MAD, dan MSD dari peramalan trend linier, trend kuadratik, trend pertumbuhan eksponensial, dan trend kurva S, ditetapkan model yang digunakan untuk peramalan ketersediaan bahan baku di Jawa Barat adalah dengan menggunakan metode time series dengan trend kuadratik. Data tersebut diproses dengan menggunakan Minitab 12. Hasil dari peramalan jumlah kambing yang dipotong di Jawa Barat disajikan pada Gambar 12. Model yang digunakan untuk peramalan ketersediaan bahan baku di Banten adalah dengan menggunakan metode

time series dengan trend pertumbuhan eksponensial. Hasil dari peramalan jumlah kambing yang dipotong di Banten disajikan pada Gambar 13, dan untuk peramalan di DKI Jakarta model yang digunakan adalah metode time series dengan trend kuadratik. Hasil dari peramalan jumlah kambing yang dipotong di DKI Jakarta. disajikan pada Gambar 14.

36

Tahun

Gambar 12. Grafik peramalan jumlah pemotongan kambing di Jawa Barat

Tahun

Gambar 13. Grafik peramalan jumlah pemotongan kambing di Banten

Tahun

37

Dokumen terkait