• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Dalam dokumen UNTUK DIPERHATIKAN (Halaman 34-59)

PENDAPAT AKUNTAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

D A F T A R I S I

Laporan Auditor Independen

Halaman

Laporan Aset dan Kewajiban 1

Laporan Operasi 2

Laporan Perubahan Aset Bersih 3

Catatan atas Laporan Keuangan 4 –27

www.mncassetmanagement.com

44

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

d. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajer Investasi atas Instrumen Keuangan (Lanjutan)

d.2 Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga Pasar yang Aktif

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Reksa Dana mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah aset tersebut memilki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar aktif merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan tersaji secara reguler dalam suatu transaksi wajar.

d.3 Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang

Penyisihan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) dipelihara pada jumlah yang menurut Manajer Investasi adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Efektif tanggal 1 Januari 2010 pada setiap tanggal laporan aset dan kewajiban Reksa Dana secara spesifik menelaah apakah telah tercapai bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. 3. INSTRUMEN KEUANGAN

3.1 Klasifikasi Aset dan Kewajiban Keuangan

Rincian kebijakan akuntansi dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria untuk pengakuan, dasar pengakuan, dasar pengukuran dan dasar pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap klasifikasi aset dan kewajiban keuangan diungkapkan dalam Catatan 2.

Klasifikasi aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai :

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Pinjaman yang diberikan dan piutang Jumlah Rp Rp Rp Portofolio efek 238.740.350.000 - 238.740.350.000 Kas - 36.930.481 36.930.481 Piutang - 2.605.216.324 2.605.216.324 J u m l a h 238.740.350.000 2.642.146.805 241.382.496.805 Klasifikasi kewajiban keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai :

Kewajiban

keuangan lainnya Jumlah

Rp Rp

Utang lain-lain 404.712.651 404.712.651

MNC DANA LIKUID www.mncassetmanagement.com MNC DANA LIKUID www.mncassetmanagement.com

34 43

www.mncassetmanagement.com

43

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) c. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)

c.2 Kewajiban Keuangan (Lanjutan)

c.2.4 Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

1) Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan (1) Aset Keuangan

Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika :

- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;

- Reksa Dana tetap memilki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau - Reksa Dana telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset

keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namaun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Reksa Dana telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan mafaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Reksa Dana.

(2) Kewajiban Keuangan

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan operasi.

d. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajer Investasi atas Instrumen Keuangan Manajer Investasi berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh Manajer Investasi, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.

d.1 Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.

42 35

35 Catatan 2 0 1 0 2 0 0 9 Rp Rp A S E T Portofolio efek

Instrumen pasar uang 2c,3,4a 23,000,000,000 13,500,000,000

Efek hutang (biaya perolehan sebesar Rp 212.420.000.000

pada tahun 2010 dan Rp 228.300.000.000 pada tahun 2009) 2c,3,4b 215,740,350,000 230,641,993,000

Jumlah Portofolio Efek 238,740,350,000 244,141,993,000

Kas 2c,3,5 36,930,481 224,744,273 Piutang lain-lain 2c,3,6 2,605,216,324 3,501,970,807 JUMLAH ASET 241,382,496,805 247,868,708,080 KEWAJIBAN Utang lain-lain 2c,3,7 404,712,651 493,238,915 JUMLAH KEWAJIBAN 404,712,651 493,238,915 ASET BERSIH 240,977,784,154 247,375,469,165

Jumlah Unit Penyertaan yang Beredar 8 161,342,533 182,051,457

NILAI ASET BERSIH PER UNIT PENYERTAAN 1,493.58 1,358.82 REKSA DANA BIG DANA LIKUID SATU

LAPORAN ASET DAN KEWAJIBAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.

42

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) c. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)

c.2 Kewajiban Keuangan (Lanjutan) c.2.2 Kewajiban Keuangan Lain-lain

Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika substansi perjanjian kontraktual mengharuskan Reksa Dana untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pada tanggal 31 Desember 2010, kategori ini meliputi utang lain-lain. c.2.3 Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan aset dan kewajiban jika, dan hanya jika, Reksa Dana saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

c.2.4 Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan aset dan kewajiban, Manajer Investasi menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Manajer Investasi pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Manajer Investasi menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memilki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan operasi.

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan operasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.

36 41

41

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) c. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)

c.1 Aset Keuangan

c.1.1 Aset Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang ada pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau

b) Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau c) Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat

tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan aset dan kewajiban pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan operasi dan bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga.

c.1.2 Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dikurangi penyisihan penurunan nilai. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan operasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan operasi.

c.2 Kewajiban Keuangan

c.2.1 Kewajiban Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Reksa Dana memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini.

Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan operasi

Pada tanggal 31 Desember 2010. Reksa Dana tidak memiliki kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

36 Catatan 2 0 1 0 2 0 0 9 Rp Rp PENDAPATAN INVESTASI Bunga 2d,9 26,581,209,166 30,913,988,183 Lain-lain 2d,9 2,249 2,700,000

Jumlah Pendapatan Investasi 26,581,211,415 30,916,688,183

BEBAN INVESTASI

Pengelolaan Investasi 2d,10 3,290,080,306 3,662,815,739

Kustodian 2d,11 628,616,578 695,421,274

Lain-lain 31,588,722 31,804,897

Jumlah Beban Investasi 3,950,285,606 4,390,041,910

PENDAPATAN INVESTASI BERSIH 22,630,925,809 26,526,646,273

KEUNTUNGAN (KERUGIAN) INVESTASI YANG TELAH DAN BELUM DIREALISASI

Kerugian yang telah direalisasi 2d (976,532,937) (2,545,040,177) Keuntungan yang belum direalisasi 2d 721,915,626 1,155,897,731

Jumlah Kerugian Investasi Bersih (254,617,311) (1,389,142,446)

KENAIKAN ASET BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 22,376,308,498 25,137,503,827

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 REKSA DANA BIG DANA LIKUID SATU

40 37

37

2 0 1 0 2 0 0 9

Rp Rp

KENAIKAN ASET BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI

Pendapatan investasi - Bersih 22,630,925,809 26,526,646,273

Kerugian yang telah direalisasi (976,532,937) (2,545,040,177)

Keuntungan yang belum direalisasi 721,915,626 1,155,897,731

Jumlah Kenaikan Aset Bersih dari Aktivitas Operasi 22,376,308,498 25,137,503,827

TRANSAKSI DENGAN PEMEGANG UNIT PENYERTAAN

Penjualan unit penyertaan 96,292,102,660 41,656,335,427

Pembelian kembali unit penyertaan (125,066,096,168) (96,336,026,947)

Jumlah Transaksi dengan Pemegang Unit Penyertaan (28,773,993,508) (54,679,691,520)

PENURUNAN ASET BERSIH (6,397,685,010) (29,542,187,693)

ASET BERSIH PADA AWAL TAHUN 247,375,469,165 276,917,656,858

ASET BERSIH PADA AKHIR TAHUN 240,977,784,154 247,375,469,165

240,977,784,154

247,375,469,165

(1)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.

REKSA DANA BIG DANA LIKUID SATU LAPORAN PERUBAHAN ASET BERSIH

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

40

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Taksiran Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Penegasan atas pasal pelaksanaan pasal 31E ayat (1) Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 (Undang-Undang Pajak Penghasilan), berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-66/PJ/2010 tanggal 24 Mei 2010.

Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang relevan serta prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Penyusunan laporan keuangan Reksa Dana berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Peraturan No. VIII.G.8 Pedoman Akuntansi Reksa Dana dan Peraturan No. X.D.1 Laporan Reksa Dana.

Dasar penyusunan laporan kecuali untuk laporan perubahan aset bersih, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan Reksa Dana adalah Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengakuan lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

b. Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan aset dan kewajiban adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer, tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila kuotasi harga terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Reksa Dana mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi Hari ke-1) dalam laporan operasi.

c. Aset dan Kewajiban Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010 sesuai surat No.1705/DSAK/IAI/12/2008, DSAK-IAI tanggal 30 Desember 2008, Reksa Dana telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan No. 4 tentang pencabutan PSAK 49 ”Akuntansi Reksa Dana”, yang efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010. Pengaturan untuk transaksi dan peristiwa lainnya yang ada dalam PSAK 49 tersebut mengacu PSAK lain yang relevan.

38 39

39

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

c. Portofolio Efek (Lanjutan)

Portofolio efek dalam saham dinyatakan sebesar nilai pasar, dengan menggunakan harga terakhir saham yang diperdagangkan di bursa efek di Indonesia pada akhir hari bursa yang bersangkutan. Perbedaan antara nilai pembelian saham dengan nilai pasar dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasikan atas investasi, sedangkan perbedaan antara biaya perolehan dengan harga jual bersih pada saat penjualan saham diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang direalisasikan.

Portofolio obligasi dan saham yang dibeli dengan syarat repo dinyatakan sebesar harga yang ditentukan.

Portofolio efek dalam waran dinyatakan sebesar nilai wajar dengan menggunakan harga teoritis apabila waran tersebut belum diperdagangkan di bursa efek, atau dengan menggunakan harga pasar terakhir di bursa efek pada akhir hari bursa yang bersangkutan apabila waran tersebut sudah diperdagangkan. Perbedaan antara biaya perolehan waran dengan nilai pasar dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasikan atas investasi sedangkan perbedaan antara biaya perolehan dengan harga jual bersih pada saat penjualan saham diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang direalisasikan.

d. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan jasa giro, bunga deposito berjangka, bunga obligasi dan bunga obligasi yang dibeli dengan syarat repo dan bunga saham yang dibeli dengan syarat repo diakui secara akrual dan dihitung secara harian. Perbedaan antara harga beli dengan harga jual obligasi dan saham yang dibeli dengan syarat repo diperlakukan sebagai pendapatan bunga dan diakui secara akrual dan dihitung secara harian.

Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar (nilai wajar) serta keuntungan atau kerugian investasi yang telah direalisasi disajikan dalam laporan operasi dan laporan perubahan aset bersih tahun berjalan.

Beban jasa pengelolaan investasi, beban jasa kustodian dan beban lain-lain diakui secara akrual dan dihitung secara harian.

e. Taksiran Pajak Penghasilan

Reksa Dana menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung taksiran pajak penghasilan, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.46 (PSAK No.46) tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.

PSAK No. 46 mensyaratkan penangguhan pajak penghasilan menjadi aset yang terpulihkan atau kewajiban yang harus dilunasi sebagai konsekuensi pajak di masa depan akibat perbedaan dasar pelaporan aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan pajak.

PSAK No. 46 juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi pajak yang dapat dikompensasikan ke periode berikut, apabila besar kemungkinan bahwa laba pajak pada masa depan memadai untuk dikompensasi. Jika berdasarkan bukti yang tersedia, seluruh atau sebagaian dari aset pajak tangguhan tidak dapat direalisasi maka aset tersebut dikurangi dengan suatu penyisihan penilaian.

Pada tanggal 9 Februari 2009, Pemerintah mengeluarkan PP No.16/2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan berupa bunga obligasi. Peraturan tersebut antara lain mengatur besaran tarif pajak penghasilan final atas bunga dan diskonto obligasi yang diterima oleh Reksa Dana yang terdaftar pada Bapepam dan LK, yakni 0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, 5% tahun 2011 sampai dengan 2013, dan 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya.

38

1. UMUM

Reksa Dana BIG Dana Likuid Satu (Reksa Dana) adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Investasi Kolektif bersifat terbuka berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor KEP-22/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diubah dengan Keputusan Nomor KEP-07/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dan Keputusan Nomor KEP-43/PM/1997 tanggal 26 Desember 1997. Pada tanggal 14 Agustus 2002, Bapepam mencabut Keputusan Nomor KEP-43/PM/1997 tanggal 26 Desember 1997 dan mengganti dengan Keputusan Nomor KEP-15/PM/2002 dan KEP-15/PM/2002 dan KEP-16/PM/2002.

Kontrak Investasi Kolektif BIG Dana Likuid Satu antara PT Bhakti Asset Management sebagai Manajer Investasi dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai Bank Kustodian dituangkan dalam Akta Nomor 01 tanggal 8 Desember 2006 dan Akta Perubahan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana BIG Dana Likuid Satu Nomor 03 tanggal 20 Desember 2006, Nomor 05 tanggal 21 Desember 2006 dan Nomor 09 tanggal 28 Desember 2006 yang dibuat dihadapan Meiyane Halimatussyadiah, SH Notaris di Jakarta. Sesuai dengan Kontrak Investasi Kolektif, jumlah unit penyertaan BIG Dana Likuid Satu akan ditawarkan secara terus menerus sampai dengan jumlah 1.000.000.000 (satu miliar) unit penyertaan yang masing-masing unit penyertaan mempunyai Nilai Aset Bersih awal sebesar Rp 1.000 (seribu rupiah).

Tujuan investasi BIG Dana Likuid Satu, sesuai dengan Kontrak Investasi Kolektif adalah untuk memperoleh tingkat pengembalian yang menarik dengan tingkat resiko yang serendah mungkin melalui investasi pada efek pendapatan tetap dan instrumen pasar uang.

BIG Dana Likuid Satu akan menginvestasikan dananya pada pendapatan efek tetap dan instrumen pasar uang, dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Instrumen Efek Pendapatan Tetap Pasar Modal

Dengan range antara 80% - 100% (delapan puluh persen sampai seratus persen), dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Instrumen Efek Pendapatan Tetap Pasar Modal antara lain terdiri dari Surat Utang Negara, surat utang lainnya yang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan kontrak repo.

b) Instrumen Pasar Uang

Dengan range antara 0% - 20% (nol persen sampai dua puluh puluh persen), dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Instrumen Pasar Uang antara lain terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito pada bank-bank di Indonesia.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2009 a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 49

Dalam dokumen UNTUK DIPERHATIKAN (Halaman 34-59)

Dokumen terkait