BAB IV : TANGGUNG JAWAB KLINIK KECANTIKAN TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN (STUDI KASUS KLINIK KERUGIAN KONSUMEN (STUDI KASUS KLINIK
TANGGUNG JAWABKLINIK KECANTIKAN TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN (STUDI KASUS KLINIK KECANTIKAN DURA SKIN)
C. Upaya Hukum yang dapat ditempuh konsumen dalam hal kerugian yang dialaminya yang dialaminya
Sebuah konflik berubah atau berkembang menjadi sebuah sengketa bilamana pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas, baik secara langsung kepada pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain.83 Ketidaktaatan pada isi transaksi konsumen, kewajiban, serta larangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dapat melahirkan sengketa antara pelaku usaha dan pelanggan.
Ada tiga jenis pelanggaran yang potensial dilakukan oleh pelaku usaha, yaitu:
a. Perbuatan atau tindakan pelaku usaha melanggar kepentingan dan hak- hak konsumen;
b. Produk yang dipasarkan oleh pelaku saha melanggar ketentuan larangan dalam UU;
c. Tanggung jawab yang harus dipikul oleh pelaku usaha.
Menurut UUPK, penyelesaian sengketa konsumen memiliki kekhasan.
Sehingga para pihak yang bersengketa, dalam hal ini pihak konsumen, dapat menyelesaikan sengketa itu mengikuti beberapa lingkungan peradilan ataupun
83Rachmadi Usman.Pilihan Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
2003. hlm. 1.
memilih jalan penyelesaian di luar pengadilan, yaitu penyelesaiaan sengketa melalui peran ombudsman.
Adapun sengketa yang terjadi antara pihak klinik (dokter) dengan pasien disebut sengketa medik.Sengketa medik adalah sengketa yang tejadi antara pasien atau keluarga pasien dengan tenaga kesehatan atau klinik.Sengketa medik antara pasien dengan pihak klinik atau dokter terjadi karena adanya ketidakpuasan dari pasien, ketidakpuasan itu berasal dari hasil tindakan yang tidak sesuai harapan atau adanya dampak negatif dari hasil pengobatan, munculnya penyakit tambahan, serta kerugian yang dialami pasien.
Negosiasi atau perundingan merupakan suatu proses untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain. Negosiasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa oleh para pihak sendiri tanpa bantuan dari pihak lain, dengan cara bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemecahan yang dianggap adil oleh para pihak. Hasil dari negosiasi merupakan penyelesaian kompromi yang tidak mengikat secara hukum.Negosiasi dapat digunakan untuk menyelesaikan setiap bentuk sengketa, apakah itu sengketa ekonomi, politik, hukum, wilayah, keluarga, suku, dan lain-lain.
Segi positif dari negosiasi ini adalah sebagai berikut;
a). para pihaklah yang memegang palu hakimnya sendiri;
b). Sifatnya rahasia;
c).Hukum acara atau formalitas persidangan tidak ada.
Segi negatif dari forum negosiasi ini yaitu, manakala kedudukan para pihak tidak seimbang, dimana salah satu pihak kuat sedangkan pihak yang lain lemah.Dalam keadaan ini, pihak yang kuat berada dalam posisi untuk menekan
146
pihak lainnya. Satu pihak yang terlalu keras dengan pendiriannya dapat mengakibatkan proses negosiasi ini menjadi tidak produktif. Hal tersebut sering terjadi manakala dua pihak bernegosiasi untuk menyelesaikan sengketa.
Dengan tidak adanya pihak ketiga dalam proses penyelesaian sengketa ini menjadikan negosiasi sebagai tahap pertama dalam penyelesaian sengketa. Dalam proses negosiasi ini menghasilkan suatu keputusan maka hasil kesepakatan tersebut dituliskan dalam dokumen perjanjian, seperti yang tertulis dalam Pasal 6 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa, menyebutkan bahwa; penyelesaian sengkata atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan dalam pertemuan langsung (negosiasi) oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
Adapun macam-macam upaya hukum yang dapat ditempuh oleh konsumen jasa kecantikan untuk menuntut ganti rugi akibat kerugian yang terjadi dalam transaksi pada klinik kecantikan dapat dilakukan melalui beberapa cara:
1. Litigasi (penyelesaian sengketa di peradilan umum)
Dasar hukum untuk mengajukan gugatan di pengadilan terdapat dalam Pasal 45 ayat (1) UUPK, yang menyetakan, “setiap konsumen yana dirugikan bisa menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di
lingkungan peradilan umum berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa”.
Dalam kasus perdata di pengadilan negeri, pihak konsumen yang diberi hak mengajukan gugatan menurut Pasal 46 UUPK adalah:
a). Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan;
b). Kelompok konsumen yang mempunyai kepeningan yang sama;
c). Perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaiu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya;
d).Pemerintah dan/atau instansi terkait apaila barang dan/atau jasa yng dikonsumsi atau
dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar dan/atau korban yang tidak sedikit.
2. Non Litigasi
Penyelesaian sengketa konsumen malalui jalur non litigasi (di luar pengadilan) digunakan untuk mengatasi keberlakuan proses pengadilan, dalam Pasal 45 ayat (4) UUPK disebutkan bahwa, “jika telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh jika upaya itu dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh pihak yang bersengketa”.
Penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi dapat ditempuh melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Direktorat Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) sebagai mediatornya. Dan melalui cara negosiasi kepada pelaku usaha. Jika penyelesaian sengketa melalui BPSK, maka salah satu pihak tidak dapat menghentikan perkaranya di tengah jalan, sebelum
148
BPSK menjatuhkan putusan. Artinya, bahwa mereka terikat utuk menempuh proses pemeriksaan sampai saat penjatuhan putusan. Dari hasil wawancara beberapa konsumen Klinik Kecantikan yang tidak cocok menggunakan produk dari klinik kecantikan, upaya hukum yang dilakukan adalah dengan cara non litigasi atau dengan musyawarah yaitu datang langsung kepada pihak klinik kecantikan yang bersangkutan untuk dimintai pertanggungjawabannya atau ganti rugi.
Hasil wawancara dari tiga konsumen DuraSkin Clinic Centre
1) Saya pasien wanita berumur 17 tahun, datang dengan keluhan jerawat dan komedo yang sangat banyak di muka saya dan membuat tingkat kepercayaan diri saya menurun. Sehingga orang tua saya membawa saya ke klinik DuraSkin untuk bertemu dokter dan melakukan perawatan jerawat yang sesuai dengan umur saya. Dokter menjelaskan treatment yang akan jalani adalah treatment jerawat dengan cara dikeluarkan komedo, di lakukan penyinaran untuk membunuh kuman jerawat dan juga saya di jelaskan oleh dokter bagaimana cara membersihkan muka di rumah, berapa kali saya harus mencuci muka, makanan apa saja pemicu jerawat serta faktor-faktor terjadinya jerawat. Setelah melakuakn treatment 3 kali di DuraSkin dan mengikuti nasehat dari dokter, saya merasakan perubahan yang signifikan yaitu jerawat dan komedo saya sangat berkurang, kulit saya terlihat lebih bersih, kulit saya terlihat lebih sehat.
Saya merasa sangat puas dengan hasil treatment di Duraskin, membuat percayadiri saya naik kembali.
2) Saya pasien wanita, berumur 53 tahun. Datang dengan keluhan flek pada kedua pipi saya. Flek muncul kurang lebih sejak saya berumur 45 tahun.
Temen saya menyarankan saya untuk mencoba treatment flek di Duraskin karena ia merasakan hasilnya sendiri. Saya berkonsultasi dengan dokter.
Dokter menjelaskan faktor-faktor terbentuknya flek dan cara mengurangi flek agar tidak bertambah banyak dan hitam, setelah itu dokter menyarankan untuk melakukan treatment pengangkatan sel kulit mati dan laser flek untuk membuat kulit saya menjadi cerah dan flek sedikit memudar. Semenjak saat itu saya mulai rutin melakukan treatment karena perubahan yang saya rasakan adalah kulit saya menjadi jauh lebih cerah, flek saya menipis dan tidak bertambah banyak. Saya telah melakukan treatment flek di Duraskin kurang lebih telah 1 tahun dan saya akan tetap melakukan perawatan di Duraskin karena pelayanannya yang memuaskkan, mulai dari beauticiannya hingga dokternya.
3) Saya pasien laki-laki, berumur 34 tahun. Datang dengan keluhan komedo yang banyak dan pori-pori yang besar. Saya ingin terlihat lebih cerah dan muka yang sehat. Dengan melakukan pencarian di media sosial, saya memberanikan diri untuk mencoba treatment di klinik DuraSkin. Saya berkonsultasi dengan dokter dan memberitahu keluhan saya, sehingga dokter menyarankan untuk melakukan treatment microdermabrasi.
Microdermabrasi adalah pengangkatan sel kulit mati yang di lakukan dengan menggunakan alat diamond tip dengan sensasi seperti di sedot.
Setelah dokter menjelaskan proses dan tujuan treatment, sayapun menyetujuinya. Setelah melakukan treatment saya merasakan kulit wajah
150
saya lebih cerah, halus dan pori-pori saya sedikit mengecil setelah beberapa kali treatment. Sejak saat itu saya melakukan perawatan rutin di Duraskin saat saya tidak sibuk, kurang lebih saya telah melakukan perawatan si Duraskin 8 bulan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, baik melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan, berikut disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan di dalam penelitian ini, yaitu:
1) Peran konsumen di dalam klinik kecantikan merupakan sebagai pemakai atau pengguna dari jasa dermatologi yang disediakan oleh pihak klinik kecantikan DuraSkin Clinic Centre. Para pihak yang merupakan tenaga medis, bagian farmasi klinik dan segala pihak yang terkait dalam perusahaandibawah naungan PT. Multi Sejahtera Bersama merupakan pihak sebagai penyedia jasa dermalotogi yang disediakan untuk memuaskan konsumen.
2) Hubungan konsumen terhadap perjanjian yang terjadi merupakan suatu transaksi terapeutik di klinik kecantikan disebabkan karena adanya kesepakatan antara dokter dan juga pasien dimana pasien dan dokter memiliki kecakapan dalam melakukan kesepakatan terhadap tindakan apa yang akan dilakukan kepada pasien dan tindakan tersebut diperboleh untuk dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. Kesepatan terjadi saat pasien menyetujui tindakan yang akan dilakukan oleh dokter serta krim yang akan digunakan oleh pasien. Terjadinya transaksi terapeutik di klinik kecantikan ini dikarenakan pasien ingin memperoleh kesembuhan sakit
152
kronis kulit sebagaimana yang dimaksud yaitu masalah jerawat diwajah dan/ataupun masalah kulit lainnya seperti kulit yang tidak cerah.
3) Tanggungjawab yang diterapkan oleh Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic Centre Jakarta ada 2 (dua) macam, yakni tanggung jawab apabila terdapat kerugian yang diakibatkan oleh produk dan/atau obat-obatan yang dijual, dan tanggung jawab kerugian atas jasa pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis (dokter) atau tenaga pelaksana (beautician), baik berupa wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum. Dalam praktiknya selama ini tanggung jawab yang diberikan oleh Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic CentreJakarta berkaitan dengan keluhan konsumen yang termaksud dalam wanprestasi dan belum terdapat keluhan yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum. Pada pelaksanaannya Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic Centremengedepankan pertanggungjawaban berbentuk pelayanan perawatan kesehatan kecantikan sesuai dengan jenis keluhan yang disampaikan oleh pasien selaku konsumen sampai wajah konsumen membaik kembali.
Berdasarkan hasil penelitian pada Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic Center Jakarta, pada praktiknya selama ini pasien selaku konsumen dan Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic Center Jakarta selaku pelaku usaha selalu mengedepankan penyelesaian sengketa melalui jalur nonlitigasi, berupa upaya damai yang menciptakan suatu keadaan musyawarah mufakat. Hal ini terbukti dari tidak pernah adanya sengketa antara kedua belah pihak yang masuk ke jalur litigasi.
B. Saran
1) Konsumen Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic CentreJakarta sebaiknya lebih teliti dalam menggunakan jasa dan produk yang ditawarkan oleh klinik kecantikan. Konsumen diharapkan lebih mendengar terlebih dahulu saran dan efek samping dari treatment yang akan dilakukan atau diberikan oleh pihak klinik kecantikan.
2) Pihak Klinik Kecantikan DuraSkin Clinic Center Jakarta diharapkan lebih memberikan informasi yang jelas kepada konsumen mengenai kegunaan dan efek samping pada penggunaan obat-obatan dan/atau produk secara benar untuk mengurangi keluhan konsumen. Sebaiknya lebih diatur secara jelas dalam Perjanjian Kerja mengenai status dan masa kerja, serta tanggungjawab atau sanksi-sanksi yang dapat dijatuhkan kepada beautician selaku tenaga pelaksana apabila menyebabkan kerugian.
3) Pihak klinik kecantikan diharapkan lebih memberikan pelatihan atau edukasi terhadap beautician atau tenaga-tenaga kerja medis yang bekerja di klinik kecantikan DuraSkin agar terhindar dari segala jenis kerugian yang dapat dialami konsumen di klinik kecantikan. Apabila konsumen sudah mengalami kerugian maka pihak klinik kecantikan diharapkan lebih mengetahui treatment yang mana lebih cocok untuk wajah atau kulit konsumen agar wajah atau kulit konsumen membaik kembali.