• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Upaya Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak

Berkenaan dengan itu semua, maka terdapat upaya yang harus dilakukan setiap keluarga dalam membentuk karakter anak sebagai berikut : 1. Menanamkan nilai Akidah

Menanamkan akidah merupakan pokok dasar manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Membangun dan menanamkan nilai-nilai akidah pada diri anak inilah yang harus dilakukan oleh setiap orang tua, yakni dengan menanamkan keyakinan bahwa Allah itu maha esa beserta sifat-sifat yang mulia. Dalam hal ini telah dicontohkan oleh lukman hakim yang diabadikan Allah dalam Al-Qur‟an :





























Artinya :

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah SWT, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar" (Departemen Agama RI,2006:412).

Langkah yang harus dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai aqidah pada anak yakni dengan membiasakan anak mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur‟an, ceramah agama, kalimah toyyibah, serta ucapan-ucapan yang sopan dan santun dari orang sekitarnya.

Mengumandangkan adzan pada anak yang baru dilahirkan merupakan salah satu cara menanamkan akidah pada anak sejak dini, sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda :

ِوَّللا ِدْيَ بُع ْنَع ِوَّللا ِدْيَ بُع ِنْب ِمِصاَع ْنَع ُناَيْفُس اَنَ ثَّدَح َلاَق ٌعيِكَو اَنَ ثَّدَح

ِويِبَأ ْنَع ٍعِفاَر ِبَِأ ِنْب

ِنَسَْلْا ِنُذُأ ِفِ َنَّذَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص َِّبَِّنلا َّنَأ

ُةَمِطاَف ُوْتَدَلَو َ ِح ٍّيِلَع ِنْب

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Waki' dia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Ashim bin 'Ubaidullah dari 'Ubaidullah bin Abu Rafi' dari dari ayahnya, bahwa Nabi SAW, mengumandangkan adzan pada telinga Hasan bin 'Ali ketika Fatimah melahirkannya(http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katc ari=hadist&kunci=adzan%20pada%20telinga%20hasan&imam=ahmad

diakses pada 28-03-20017 pukul 08:01 WIB).

Dengan mengumandangkan adzan pada anak yang baru dilahirkan, Ibnu Qayyim Ra berpendapat bahwa rahasia dilakukan adzan mengandung harapan yang optimis, agar pertama kali yang terdengar di telinga bayi adalah seruan Adzan yang mengandung makna keagungan dan kebesaran Allah SWT. serta syahadat yang menjadi sarat utama bagi seseorang yang baru pertama kali masuk Islam(Rif‟ani,2013:45).

Adzan yang dikumadangkan pada anak yang baru dilahirkan dapat juga untuk mengusir setan yang selalu berupaya mengganggu sang bayi semenjak kelahirannya dan memulai kehidupan barunya di dunia. Rasulullah bersabda yang artinya “jika diserukan adzan untuk shalat,

setan lari terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai tidak

mendengar seruan adzan”(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). 2. Menanamkan nilai dan ajaran ibadah

Menanamkan ajaran ibadah ini merupakan suatu langkah untuk menyempurnakan penanaman nilai-nilai akidah. Karena hakekat ibadah sebagaimana yang dikatakan Al Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya :

ُفْ َْلْاَو ُعْ ُضُْلْاَو ةَّبَ َمْلا َلاَمَك ُعَمَْيَ اَّمَع ٌةَراَبِع ُةَداَبِ ْلا

Artinya :

Ibadah itu ialah suatu pengertian yang mengumpulkan kesempurnaan cinta, tunduk dan takut (Ash Shiddiqy,2000:9).

Sebagaimana penjelasan yang diutarakan oleh ibn katsir tersebut, ibadah merupakan suatu tatanan yang mengatur hidup manusia sebagai hamba Allah yang harus tunduk, takut dan patuh kepadaNya. Kecintaan, ketundukan dan patuh senantiasa dibuktikan dalam melaksanakan ibadah yang sudah diatur dalam syariat Islam, serta senantiasa takut akan siksaNya kelak di akhirat apabila tidak tunduk dan patuh terhadap syariat yang sudah ditetapkan.

Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. oleh sebab itu orang tua perlu menanamkan nilai ibadah ini

pada anak, karena ibadah ini merupakan bentuk kecintaan dan ketundukan kepada Allah SWT.

3. Menanamkan nilai sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana Allah menciptakan manusia agar melakukan interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dianjurkan kepada kita untuk menampilkan akhlak social yang baik (Prayitno, 2004: 51).

Rasulullah SAW, dalam banyak sabdanya telah mengajarkan bagaimana berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai tingkat usia. Bagaimana cara berinteraksi dengan orang tua, dengan anak muda bahkan dengan teman sebaya dan anak-anak, dengan upaya ini maka akan tercipta sifat dan karakter anak berjiwa sosial.

Sejak terlahirnya anak kedunia ini hingga genap berusia dua tahun, sudah harus ditanamkan jiwa bermasyarakat pada diri anak. Pendidikan bermasyarakat yang dilakukan sejak usia dini akan membekas sepanjang masa (Syantut,2007:32).

4. Memberikan pengawasan dan perhatian

Perhatian merupakan suatu keadaan yang mengungkapkan suatu perasaan, mengungkapkan rasa cinta yang sifatnya sangat kuat dan penuh kelembutan. Cinta orang tua kepada anak adalah cinta yang murni, tanpa belas jasa, cinta orang tua terhadap anaknya benar-benar diberikan atas dasar kepada kepentingan anaknya, cinta orang tua yang tulus akan menjadi dasar bagi pembentukan karakter pada anak. Dengan selalu

mencurahkan perhatian penuh dengan mengikuti aspek akidah, dan moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan sosial.

Islam dengan keuniversalan prinsipnya dan peraturannya yang abadi, memerintahkan para bapak, ibu dan pendidik untuk memperhatikan dan senantiasa mengikuti serta mengawasi anak-anaknya dalam segala segi kehidupan dan pendidikan yang universal (Ulwan,1999:275).

Perhatian dan pengawasan Rasulullah SAW, yang dilakukan terhadap setiap orang di dalam masyarakat, telah menggariskan kepada para pendidik suatu metode luhur dalam pendidikan, tatacara efektif dan berpengaruh dalam bimbingan. Oleh sebab itu, mereka harus berusaha sekuat tenaga dalam mencurahkan segala perhatiannya untuk membahagiakan dan memperbaiki anak, termasuk meninggikan derajat mereka dari segi mental, spiritual dan moral. Apabila perhatian dan pengawasan yang nyata dapat memberikan manfaat untuk manusia dewasa, maka anak kecil tentu akan lebih bermanfaat. Sebab, anak kecil memiliki kecenderungan kepada kebaikan, kesiapan fitrah, kejernihan jiwa, yang tidak dimiliki manusia dewasa. Dengan kata lain, anak sangat mudah untuk menjadi baik dan terbentuk karakter yang baik pula, jika memang tersedia faktor lingkungan yang baik dalam rumah, sementara itu pendidik akan mendapatkan kesulitan dalam memperbaiki anak, jika kaum dewasa adalah kaum yang tidak memberikan perhatian dan pengawasannya (Ulwan,1999:287).

5. Upaya menjaga jasmani dan kesehatan

Keluarga juga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan jasmani anak, baik dalam aspek perkembangan maupun aspek pertumbuhan. Asupan gizi yang baik merupakan kebutuhan anak yang harus dipenuhi oleh setiap orang tua.

Agama Islam memberikan perhatian besar terhadap kesehatan manusia secara umum, khususnya kesehatan anak-anak. Banyak sekali anjuran dalam Islam untuk segera berobat. Sebab, berobat adalah penyembuhan mendasar bagi kesehatan tubuh (Suwaid, 2010:524).

Sebagaimana sabda rasulullah SAW :

َسيِرْدِإ ُنْب ِوَّللا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح َلااَق ٍْيرَُنَ ُنْباَو َةَبْيَش ِبَِأ ُنْب ِرْكَب ُبَأ اَنَ ثَّدَح

ِبَِأ ْنَع ِجَرْعَْاا ْنَع َناَّبَح ِنْب َيََْيَ ِنْب ِدَّمَُمُ ْنَع َناَمْثُع ِنْب َةَ يِبَر ْنَع

َلاَق َةَرْ يَرُى

,

ٌرْ يَخ رُّيِ َقْلا ُنِمْؤُمْلا َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُل ُسَر َلاَق

اَم ىَلَع ْصِرْحا ٌرْ يَخ ٍّلُك ِفَِو ِفيِ َّضلا ِنِمْؤُمْلا ْنِم ِوَّللا َلَِإ رُّبَحَأَو

ُتْلَ َ ف ِّنَِأ ْ َل ْلُقَ ت َ َف ٌءْيَش َكَباَصَأ ْنِإَو ْزَ ْ َ ت َلاَو ِوَّللاِب ْنِ َ ْساَو َكُ َفْ نَ ي

َلَمَع ُحَ ْفَ ت ْ َل َّنِإَف َلَ َ ف َءاَش اَمَو ِوَّللا ُرَدَق ْلُق ْنِكَلَو اَذَكَو اَذَك َناَك

ِناَطْيَّشلا

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Idris dari Rabi'ah bin 'Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah SAW, bersabda: Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT, daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah SWT, dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'.

Tetapi katakanlah; ini sudah takdir Allah SWT, dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-dikehendaki-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law'(seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan (http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&ku nci=orang%20mukmin%20yang%20kuat&imam=muslim diakses pada 05-01-2017 pukul 14:34 WIB).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang peran keluarga dalam membentuk karakter anak yang terdapat pada surat An-Nahl ayat 78, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78 memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dengan mengoptimalkan potensi pada anak yakni : Pendengaran, penglihatan dan hati.

b. Untuk berinteraksi dengan anak, yang harus dilakukan yakni dengan berinteraksi sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan anak.

c. Keluarga harus memberikan uswah atau teladan yang baik

Sedangkan upaya yang harus dilakukan oleh setiap keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78 adalah dengan cara menanamkan nilai akidah, menanamkan nilai dan ajaran ibadah, menanamkan jiwa sosial, memberikan pengawasan dan perhatian, upaya menjaga jasmani dan kesehatan.

B. Saran

Saran yang ingin penulis sampaikan yakni ditujukan kepada setiap orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga. Diharapkan bagi

setiap keluarga membiasakan berbuat baik dan bertutur kata yang baik, karena setiap tingkah laku yang dilakukan khususnya kedua orang tua akan ditiru oleh anaknya. Oleh sebab itu berilah mereka teladan yang baik, agar anak tumbuh dengan karakter yang baik pula.

Sebagai orang tua, kita tidak hanya diwajibkan menumbuh kembangkan anak, akan tetapi sebagai orang tua seharusnya kita dapat mencetak katakter anak agar memiliki karakter yang baik serta sejalan dengan nilai-nilai agama Islam. Dan perlu disadari oleh para pendidik dari semua kalangan di mulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat, akan tetapi lebih di khususkan pada keluarga, bahwa karakter itu tidak tumbuh dengan sendirinya, karakter juga tidak dapat diciptakan, akan tetapi karakter itu akan tercipta apabila ada stimulus-stimulus yang dilakukan oleh orang sekitarnya, dengan demikian tugas para pendidik adalah memberikan stimulus tersebut dengan hal yang baik dan positif, sehingga anak akan tumbuh dengan memiliki karakter yang baik..

Daftar Pustaka

Basyaruddin, Yessi MH. 2008. Istiqomah Mendidik Anak. Majalah qalam, tazkiyah an-nafs, hlm 48.

Budiharjo. 2012. Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an. Sleman Yogyakarta: Lukos Tiara Wacana Group.

Cholil, Moh. Hasyim. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Surakarta.

Daryanto & Darmiatun. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen agama RI. 2006. Al-Qur‟an Maghfirah. Terjemahan, Asbabun Nuzul,

Hadis seputar ayat, Hikmah, Indeks Tematik. Jakarta: Maghfirah Pustaka. Departemen Agama RI. 2007. Syaamil Al-Qur‟an. Al-Qur‟an Dan Terjemah Per

Kata. Bandung: Syaamil Cipta Media.

Hasanah, Amalia. 2013. Kamus Besar Bahasa Arab. Untuk Pelajar, Mahasiswa, dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Hijazi, Muhammad Mahmud. Fenomena Keajaiban Al-Qur‟an. Kesatuan Tema

dalam Al-Qur‟an. Terjemahan oleh Abdul Hayyie al-Kattani dan Sutrisno Hadi. 2010. Jakarta. Gema Insani.

Islam, Mujaddidul & Al-Akbar. 2010. Keajaiban Kitab Suci Al-Qur‟an: Delta Prima Press.

Isna, A. Nurla. 2012. Mencetak karakter anak sejak dini. Banguntapan Jogjakarta: Diva Press.

Jauhari, Moh. Idris. 2006. Pelajaran Adab Sopan Santun. Sumenep: Mutiara Press.

Majid, Abd. 2014. Pendidikan Berbasis Ketuhanan. Bogor: Ghalia Indonesia. Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter. Sleman Yogyakarta: Pedagogia. Nashori, H. Fuad. 2003. Potensi Potensi Manusia. Seri Psikologi Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Noor, Sofia Retnowati. 2010. Wanita Dalam Keluarga Islam. Majalah Qalam, Tazkiyah An-Nafs. Hlm. 41.

Prayitno, H. Irawan. 2004. Anakku Penyejuk Hatiku. Panduan Bagi Orang Tua dan Guru. Pondok Gede Bekasi: Pustaka Tarbiatuna.

Rif‟ani, Nur Kholish. 2013. Cara Bijak Rasulullah Dalam Mendidik Anak sejak dalam kandungan-18 Tahun. Sleman Yogyakarta: Real Books.

Saleh, Akh. Muwafik. Membangun Karakter Dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter Untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Misbah. Pesan-Pesan Dan Keserasian

Al-Qur‟an. Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, M. Quraish. 2010. Mendidik Anak Ala Rasulullah. Majalah Qalam, Tazkiyah An-Nafs, hlm. 35.

Susilowati. 2010. Sukses Anak Di Tangan Orang Tua. Majalah Qalam. Tazkiyah An-Nafs, hlm. 44.

Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh. 2009. Prophetic Parenting, Cara Nabi Mendidik Anak. Diterjemahkan oleh: Farid Abdul Aziz Qurusy. 2010. Yogyakarta: Pro-U Media.

Syantut, Khalid Ahmad. 2007. Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak. Panduan Mendidik Anak Prasekolah. Bandung: Syaamil Cipta Media. Ulwan, Abdullah Nasih. 1994. Pendidikan Anak Dalam Islam. Terjemahan oleh.

Jamaludin Miri. 1999. Jakarta: Pustaka Amani.

Http://Annahl-O.Blogspot.Com diakses pada 18-10-2016 pukul 08:54 WIB. Lidwa Pustaka i-Software, kitab 9 imam hadist http://localhost:5000/

Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK) Nama : Muhammad Khoirul Anwar

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

NIM : 111-12-230

Dosen P.A. : Dra. Maryatin, M.Pd.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1

OPAK ( Orientasi pengalaman Akademik dan Kemahasiswaan ) STAIN Salatiga, “Progresifitas Kaum Muda, Kunci perubahan Indonesia” oleh DEMA STAIN Salatiga. 05-07 September 2012 Peserta 3 2

OPAK Jurusan Tarbiyah

“Mewujudkan Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai Tonggak

kebangkitan pendidikan Indonesia”. oleh STAIN Salatiga.

08-09 September 2012

Peserta 3

3

Orientasi Dasar Keislaman(ODK) STAIN Salatiga “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasiona Di Era Globalisasi Bahasa” 10 September 2012 Peserta 2 4

Seminar Entrepreneurship dan Perkoprasian 2012, tema “Explore Your Entrepreneurship Talent” oleh MAPALA MITAPASA dan KSEI STAIN Salatiga. 11 September 2012 Peserta 2 5

Achicvment Motivation Training, “Bangun Karakter Raih Prestasi” oleh JQH dan LDK STAIN Salatiga. 12 September 2012 Peserta 2 6

LIBRARY USER EDUCATION (Pendidikan Pemakaian

Perpustakaan) oleh UPT perpus STAIN Salatiga. 13 September 2012 Peserta 2 7

Dialog Publik dan Silaturahim Nasional dengan tema “Kemanakah Arah Kebijakan BBM? Mendorong Subsidi BBM Untuk Rakyat”

10 November

2012 Peserta 8

8

Tabligh Akbar “Tafsir Tematik Dalam Upaya Menjawab Persoalan Israel dan Palestina” JQH STAIN Salatiga.

1 Desember

2012 Peserta

9

Seminar dalam rangka Kegiatan Bedah Buku “24 Cara

Mendongkrak IPK”

5 Desember

2012 Peserta 2

10

Seminar Nasional dalam rangka Pelantikan Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam cabang Salatiga Periode 2013-2014 dengan Tema “Kepemimpinan dan masa depan bangsa”

23 Februari

2013 Peserta 8

11

Tafsir Tematik dengan Tema “Sihir dalam Perspektif Al-Qur‟an dan

Hukum Negara” 04 Mei 2013 Peserta 2

12

Seminar Nasional dan Dialog Publik, dengan tema “Penyesuaian

Harga BBM Bersubsidi” 27 juni 2013 Peserta 8

13

Seminar Pengembangan Program Studi D 3 Perbankan Syari‟ah. Tema “Peluang dan Tantangan Mahasiswa D 3 dalam

Kewirausahaan”

20 Desember

2013 Peserta 2

14

Seminar Nasional Kewirausahaan, bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAGKOP) Salatiga, dengan tema “Jiwa Muda Berani Berwirausaha”

30 Oktober

2015 Peserta 8

15

IAIN Salatiga Bersholawat dan Orasi Kebangsaan, dengan Tema “Menyemai Nilai-nilai Islam Indonesia untuk Memperkokoh NKRI dalam Mewujudkan Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur” yang diselenggarakan Ooleh DEMA IAIN SALATIGA

03 November

2015 Peserta 2

16

NUSANTARA MENGAJI 300.000 Khataman Al-Qur‟an, “Serentak Se-Indonesia untuk Keselamatan & Kesejahteraan Bangsa” Oleh JQH Al-Furqon dan DEMA IAIN Salatiga

08 Mei 2016 Peserta 2

17

Dialog Nasional yang bertema “Peningkatan Konsep Hablum

Minannas melalui Ramadhan” 19 Juni 2016 Peserta 8

18

NGAJI AKBAR JURNALISTIK

dan Seminar Nasional Literasi 6, 10 dan 26

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Khoirul Anwar

Tempat / Tanggal lahir : Boyolali, 05 November 1993

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : Jumanto

Nama Ibu : Siti Aisyiah

Tempat tinggal sekarang : Bandung RT 01 RW 03 Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

Menerangkan dengan sesungguhnya :

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Bandung : Lulus Tahun 2005 2. TMI Al-Amien Prenduan : Lulus Tahun 2011 3. S1 IAIN SALATIGA : Lulus Tahun 2017 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 023 Februari 2017 Penulis

Dokumen terkait