• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK (TELAAH SURAT AN-NAHL AYAT 78) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK (TELAAH SURAT AN-NAHL AYAT 78) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KELUARGA

DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK

(TELAAH SURAT AN-NAHL AYAT 78)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

MUHAMMAD KHOIRUL ANWAR

NIM. 11112230

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

“Nindaki kewajiban kanti dasar iman

Akhlak bagus tumus, sabar alus noto ati mapan

Ta‟at lan ngabekti,

perintahe gusti

Nindakno ngibadah, netepi perintah amal kang pinuji

Nyadong ridlo rahmat lan syafaat sakeng kanjeng nabi”

(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ayah dan bundaku yang selalu mendo‟akan selama ananda berada di bangku kuliah, dan memberi arahan mulai saat ananda belum mengetahui apa-apa.

2. Kakak-kakakku, adik-adikku yang selalu membuat ananda semangat untuk menjadi yang lebih baik.

3. Kepada Pimpinan dan para guru di pondok yang tak kenal lelah untuk memberi motivasi kepada ananda sebelum ananda duduk di bangku kuliah 4. Kepada teman-temanku seperjuangan PAI 2012

5. Saudara-saudaraku keluarga PAI G (Serikat PAI Tujuh), Kelompok KKN yang telah memberi pengalaman akan arti sebuah ilmu sosial, pertemanan dan persaudaraan.

(8)

KATA PENGANTAR

Lafadz Al-Hamdulillah, yang seharusnya kita dahulukan karena berkat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Dan juga berkat rahmat, taufik, serata hidayahNya kita dapat mendengarkan kicauan burung-burung, menghirup udara yang segar, merasakan hembusan angin, mendengarkan cercahan ombak, dan menatap indahnya langit baik pagi dan petang yang dihiasi bintang gemintang dan rembulan. Juga merasakan kasih, cinta, dan sayang yang tak ternilai harganya.

Keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap tercurah-limpahkan keharibaan baginda kita, Rasulullah SAW. Muhammad bin „Abdillah sang tokoh

revolusioner dunia, pahlawan sepanjang masa. Dialah yang mengajarkan kebenaran tanpa mengharap imbalan, menunjukkan jalan lurus tanpa takut pedang yang terhunus. Juga para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka secara benar walau keadaan tidak lagi memberi senyuman.

Selanjutnya, dengan rahmat dan ma‟unah-Nya, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Keluarga Dalam Membentuk

Karakter Anak (Telaah Surat An-Nahl Ayat 78)”.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya di sana-sini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan.

Skripsi ini sama sekali tidak bisa terlepaskan dari bantuan banyak pihak. Berangkat dari, “ yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti tidak

(9)

sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berjasa, ikut andil dan membantu dalam penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 23 Februari 2017 Penulis

(10)

ABSTRAK

Anwar, Muhammad Khoirul.2017.Peran keluarga dalam membentuk karakter anak (telaah surat An-Nahl ayat 78). Skripsi. Salatiga. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017.

Kata Kunci : Peran Keluarga, Membentuk Karakter Anak

Latar belakang dari penelitian ini adalah banyak orang-orang khususnya orang tua yang kurang faham dalam membentukan karakter anak. Sehingga banyak anak-anak yang memiliki karakter yang tidak diharapkan oleh semua orang. Maka dari itu kajian ini sangat dibutuhkan untuk mencari jawaban atas apa yang harus dilakukan keluarga dalam menanamkan karakter pada anak. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji surat An-Nahl ayat 78. Bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak, serta upaya keluarga tersebut dalam membentuk karakter pada anak.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research. Sumber data primer menggunakan surat An-Nahl ayat 78 beserta tafsiran dan terjemahnya menurut beberapa mufassir. Analisis data menggunakan metode tahalli. Dengan cara menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan maksud secara terperinci sesuai urutan ayat dan surat dalam mushaf Utsmani. Kemudian memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat, dan menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain, membahas asbabun nuzul jika ada, dan menyampaikan dalil-dalil dari hadis.

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. SKK

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian... 8

E. Metode Penelitian... 9

F. Penegasan Istilah ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

(13)

1. Redaksi Ayat dan Terjemahnya ... 14

2. Makna Mufrodat/Kosa Kata ... 14

3. Pokok-pokok Isi Kandungan Surat An-Nahl ... 17

B. Pandangan Mufassir Terhadap Surat An-Nahl Ayat 78 ... 19

1. Tafsir An-Nahl Secara Umum ... 19

2. Tafsir An-Nahl Menurut Departemen Agama RI ... 20

3. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut M. Quraish Shihab... 22

4. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut Ibnu Katsir ... 23

5. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut Alamah Kamil Faqih dan Tim Ulama ... 24

BAB III MUNASABAH A. Pengertian Munasabah ... 27

B. Munasabah surat An-Nahl ... 28

1. Munasabah Ayat Dengan Ayat ... 28

2. Munasabah Surat Dengan Surat ... 31

BAB IV PEMBAHASAN A. Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak ... 40

1. Melalui Pendengaran ... 44

2. Melalui Penglihatan ... 48

3. Melalui Hati ... 51

B. Upaya Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak ... 53

1. Menanamkan Nilai Akidah ... 53

(14)

3. Menanamkan Nilai Sosial ... 56 4. Memberikan pengawasan dan perhatian ... 57 5. Upaya Menjaga Kesehatan dan Jasmani ... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 60

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah suatu pedoman hidup, sebagai sumber tatanan sesama manusia dan dengan makhluk hidup lainnya serta dengan lingkungannya. Dengan berpedoman kepada Al-Qur‟an yang dibawa oleh Nabi akhir zaman ini, manusia yang diangkat derajatnya sebagai khalifah pertama di muka bumi yang dapat berfikir, bersikap dan bertindak sehingga dapat membawa amal yang rahmatan lil alamin, karena sesungguhnya sebab-sebab diturunkannya Al-Qur‟an adalah untuk mengangkat derajat dan martabat manusia dari kebejatan moral dan untuk mengembalikan kepercayaan umat manusia yang sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran ketuhanan, sehingga untuk memperbaiki semua itu diturunkanlah Al-Qur‟an yang berkaitan dengan masalah akhlaq, perilaku dan budi pekerti serta permasalahan-permasalahan lainnya.

(16)

Dalam hal ini, Islam dan Al-Akbar (2010:59-62), menyatakan bahwa secara garis besar, ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur‟an ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak.

Sangat banyak paparan dan penjelasan Al-Qur‟an maupun sunnah Nabi Muhammad SAW, yang sangat erat kaitannya dengan berbagai nasehat, aturan, dan cara mendidik anak secara baik. Karena pendidikan anak merupakan salah satu tujuan utama agama Islam. Oleh karena itu agama Islam dikatakan sebagai agama tarbiyah. Rumah merupakan lingkungan awal bagi anak untuk tumbuh dan berkembang, khususnya dalam perkembangan organ-organ tubuhnya, dan di sinilah pusat terpenting bagi pendidikan anak, khususnya dalam pembentukan karakter bagi anak.

Anak adalah cahaya masa depan. Ibarat pundi kosong, anak akan menerima air jenis apa saja yang masuk dalam kantong ajaran kehidupan, untuk kemudian ia akan kembangkan dalam perjalanan hidup pribadinya. Keluarga, lingkungan, dan lembaga pendidikan menjadi pilar yang akan mengisi pundi kosong tersebut, dan menentukan seberkualitas apakah pribadi yang dihasilkan (Susilowati,2010:44).

(17)

sangat penting dan berharga dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan. Tentu kebaikan menurut ajaran Allah SWT, dan bukan sekedar kebaikan berdasarkan penilaian baik buruk orang sekitar (Basyaruddin,2008:48).

Tahun pertama kehidupan anak merupakan waktu yang sangat menentukan masa depannya. Kesalahan yang terjadi pada waktu yang sangat kritis akan membawa kerugian yang nyata pada perkembangan anak kelak. Anak pada tahun pertama ini, merupakan investasi bagi kemajuan bangsa. Produktivitas bangsa masa depan sangatlah ditentukan oleh bagaimana upaya pengembangan anak dilakukan. Pengembangan anak pada usia ini, merupakan pilihan yang bijak dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia guna membangun masa depan bangsa yang maju dan berkarakter.

Pada masa balita atau pada tahun pertama anak adalah tahapan yang rentan terhadap berbagai pengaruh baik bafik maupun non-fisik, agar anak manusia yang memiliki kualitas dan karakter yang baik, pada tahapan tersebut pertumbuhan dan perkembangan anak harus selalu diperhatikan, diarahkan dan dikendalikan, karena pada saat itu berbagai faktor baik, fisik, motorik, psikologis dan sosial, sangat mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

(18)

memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan karakter pada anak, kehidupan dunia maya di internet kian berkembang, banyak anak-anak saat ini telah memasuki dunia digital tersebut yang saat ini sedang di senangi anak-anak.

Dalam hal ini, berbagai persoalan muncul karena perkembangan zaman yang membuat perkembangan dunia bagaikan tanpa ada sekat dan batas yang berakibat pada sisi negatif, terjadi banyak penyimpangan moral dan perilaku pada anak-anak dan usia remaja. Generasi muda pun sudah banyak yang terjerumus ke dalam perilaku-perilaku negatif tersebut dari sebab tidak adanya karakter yang tertanam pada anak tersebut, yang seharusnya menjadi pegangan dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan budi pekerti luhur, seperti banyaknya anak melawan orang tua, tawuran, tidak adanya rasa hormat kepada orang yang lebih tua, dan bahkan ada yang pacaran dan sampai melakukan hubungan yang seharusnya boleh dilakukan oleh sepasang suami istri. Dalam hal ini, keluarga yang menjadi lingkungan pertama kali memiliki posisi yang begitu penting, dengan harapan menjadi sebuah cara yang tepat dalam memberikan pengarahan dan pengaruh positif untuk membangun dan menanamkan karakter yang baik dan mulia khususnya pada anak-anak dan generasi muda agar memiliki perilaku yang baik dan diharapkan di masyarakat.

(19)

mempengaruhi perkembangan anak, baru setelah itu sekolahan dan masyarakat. Keluarga merupakan tempat paling awal yang dibangun oleh anggota keluarga seperti kedua orang tua. Setiap keluarga dengan keluarga lainnya memiliki perbedaan, misalnya perbedaan dalam cara mendidik anak, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan terus menerus sampai kepada keturunannya yang secara tidak sadar dapat membentuk karakter anak.

Keluarga merupakan pihak terdekat dengan keseharian anak, sehingga pembentukan karakter pada anak merupakan tanggungjawab bagi setiap keluarga. Orang tua yang mengasuh anak secara langsung dengan waktu yang sedemikian lama dibandingkan dengan pihak lain seperti sekolahan. Keluarga dalam hal ini adalah tempat yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak, dari lingkungan keluarga perkembangan anak sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan, anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa merasakan dan merespon di dalam kandungan seorang ibu apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

(20)

Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk tumbuh dan menjadi orang yang memiliki karakter yang baik. Sabda rasulullah SAW bersada : menceritakan kepada kami Jarir dari al-Hasan bin Ubaidullah dari Abu Amru asy-Syaibani dari Abdullah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Amalan-amalan yang paling utama adalah shalat pada waktunya dan berbakti kepada orang tua (http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&kunci= berbakti%20kepada%20&imam=muslim&nohdt=123&page= diakses pada 16-10-2016 pukul 11:22 WIB). menceritakan kepada kami Yahya dia berkata telah menceritakan kepada kami Syu'bah dia berkata telah mengabarkan kepadaku Al-Walid bin Al-'Aizar dia berkata aku mendengar Abu 'Amr Asy-Syaibani berkata telah menceritakan kepada kami penghuni rumah ini dan mengisyaratkan ke arah rumah 'Abdullah, dia berkata 'Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah amalan yang paling dicintai Allah SWT, Beliau menjawab."Shalat pada waktunya, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah Azza wa Jalla(http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&ku nci=berbakti%20kepada&imam=nasai diakses pada 16-10-2016 pukul 11:22 WIB).

(21)

energi, pikiran, bahkan mungkin materi untuk mewujudkannya (Munir, 2010:14).

Oleh sebab itu orang tua harus selalu meluangkan waktunya untuk selalu mengawasi dan memberi perhatian kepada anak-anaknya dengan sepenuh hati.

Keluarga memberikan didikan dan bimbingan pertama kali bagi anak. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya, dengan kata lain sifat dan kepribadian anak merupakan cerminan perilaku atau didikan orang tuanya. Namun terkadang orang tua tidak mengetahui apa yang harus dilakuan mereka selaku keluarga dalam menumbuh kembangkan anak sebagaimana lembaga pendidikan pertama bagi anak. Berdasarkan permasalah yang telah penulis paparkan, mengingat betapa pentingnya menanamkan karakter pada anak, karena anak adalah generasi penerus bangsa, maka penulis tertarik hatinya untuk mengambil judul “PERAN KELUARGA DALAM

MEMBENTUK KARAKTER ANAK (Telaah Surat An-Nahl Ayat 78)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan di atas, maka dapat penulis rumuskan masalah yang ingin penulis teliti sebagai berikut : 1. Bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat

An-Nahl Ayat 78?

(22)

C. Tujuan Penelitian

Seiring dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78.

2. Mengetahui upaya keluarga dalam membentuk karakter anak dalam surat An-Nahl ayat 78.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan masyarakat dan pendidik secara teoritik dan prakrik antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat teoritik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya, terutama mengenani peran keluarga dalam membentuk karakter anak.

2. Manfaat praktik

a. Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang karakter pada anak. b. Memberikan motovasi dan dorongan serta contoh kepada manusia

(23)

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan bahan pustaka yang berkaitan dengan pembahasannya dalam penelitian ini, baik bahan skunder maupun primer, serta bahan-bahan yang dapat menunjang penelitian ini..

2. Sumber Data

Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), maka sumber data yang menjadi rujukan penulis adalah dari

literatur-literatur yang diambil dari sumber tertulis seperti buku, jurnal, majalah dan dokumet resmi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data pokok adalah surat An-Nahl ayat 78 beserta terjemah dari tafsiran menurut beberapa mufassir. Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder penelitian ini, dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut:

a. Buku-buku yang berkenaan dengan karakter

b. Buku-buku lain yang dapat menunjang penelitian ini.

Selain beberapa literatur yang tersebut di atas, sebagai penunjang, peneliti juga merujuk keberbagai artikel-artikel ilmiah dan internet.

3. Teknik pengumpulan data

(24)

terkait dengan keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (Prosess) riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecah suatu persoalan yang dihadapi (Ruslan,2010:27).

Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer dan skunder. Setelah data tersebut terkumpul, maka langkah selanjutnya yakni dengan dilakukan menelaah dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data dan bahan untuk penelitian.

4. Metode Analisis Data

(25)

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini:

1. Peran : perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI,2005:854).

2. Keluarga : adalah salah satu pusat dari tri pusat pendidikan bagi anak, keluarga merupakan lingkungan pertama tumbuh dan kembang anak, terutama pada awal kehidupannya, dan keluarga merupakan pusat pendidikan paling penting dan besar pengaruhnya pada anak.

3. Karakter : merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan (daryanto&darmiatun,2013:69).

(26)

dengan tema-tema pokok itu, seperti uraian tentang keesaan Allah yang menghubungkan antara agama Nabi Ibrahim As. Dengan agama Nabi Muhammad SAW, juga tentang kehendak Allah dan kehendak Manusia dalam Konteks Iman dan kufur. hidayah dan kesesatan. Fungsi rasul dan sunnatullah dalam menghadapi para pembangkang, demikian juga soal penghalalan dan pengharaman, soal hijrah dan ujian yang dihadapi kaum musyrikin dan muslimin dan tidak ketinggalan soal interaksi social seperti keadilan, ihsan, infaq, menepati janji dan lain-lain (Shihab,2002:175-176).

Surat ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya terdapat firman Allah SWT. Ayat 68 yang artinya : “dan

Tuhanmu mewahyukan kepada lebah.” Lebah adalah makhluk Allah yang banyak member manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al-Qur‟anul karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedang Al-Qur‟an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat ( http://annahl-o.blogspot.com diakses pada 18-10-2016 pukul 08:54).

1. Sistematika Penulisan

(27)

maka penulis memberikan sistematiak penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini dibahas tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah dalam judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematiak penulisan skripsi. BAB II : Kompilasi Ayat

Pada bab ini akan diuraikan tentang redaksi surat An-Nahl dan terjemahannya, kosa kata atau makna mufrodat, Pokok-pokok kandungan surat An-Nahl, dan penafsirannya menurut beberapa mufassirin, diantaranya : M. Quraish Shihab dengan tafsirnya Al-Misbah, Ibnu Katsir, dan beberapa mufassir lainnya.

BAB III : Munasabah

berisi tentang pengertian munasabah, serta munasabah ayat dengan ayat dan munasabah surat dengan surat.

BAB IV : Pembahasan

Pada bab ini akan menyajikan pembahasan tentang Peran keluarga dalam membentuk karakter anak, implementasi peran keluarga dalam membentuk karakter anak.

BAB V : Penutup

(28)

BAB II

KOMPILASI AYAT

A. Surat An-Nahl Ayat 78

1. Redaksi ayat dan terjemahannya

Dalam penelitian ini, redaksi ayat yang penetiti gunakan adalah Al-Qur‟an surat An-Nahl Ayat 78, sebagai berikut :

mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur (Departemen Agama RI, 2006:275). 2. Makna Mufrodat/Kosa Kata

Setelah peneliti paparkan redaksi ayat, maka untuk mempermudah memahami ayat tersebut, maka peneliti memberikan makna mufrodat atau kosa kata dalam ayat tersebut yang diambil dari buku syaamil Al-Qur‟an departemen agama RI (2007:275) :

Lafadz Arti lafadz Arti

للهاو

Dan Allah

ل جو

مكل

Dan Dia menjadikan

مكجرخأ

Mengeluarkan kalian

عمسلا

Pendengaran

(29)

مكتا مأ

Ibu-ibu kalian

ةدئفاا

Hati/akal

لا

ن مل ت

Tidak mengetahui

مكل ل

Agar kalian

ائيش

Sesuatu

نوركشت

Kalian Bersyukur

Selain kosa kata yang diambil dari buku syamil Qur‟an, peneliti

juga memberikan arti kata yang diambil dari kamus, sehingga dapat memudahkan dalam memahami ayat dalam penelitian ini, diantaranya adalah :

a. Kata Akhrojakum (

مكجرخا

) merupakan bentuk fiil madhi tsulasi mazid akhroja (

جرخا

) dengan ketambahan hamzah qod‟i di awalnya. Yang semula khoroja yakhruju (

جرخي

-

جرخ

) yang berarti keluar, Dan ketambahan dhomir kum, sehingga menjadi akhrojakum, yang asal mula arti kata mengeluarkan, karena ketambahan kum maka menjadi mengeluarkan kalian (Hasanah, 2013:134). Yang dimaksud adalah Allah telah mengeluarkan manusia dengan kekuasaannya dari perut seorang ibu yang telah mencapai masa kehamilannya.

(30)

bathuna-yabthunu maka memiliki arti besar perut. Sedangkan jika diambil dari kata bathina-yabthanu memiliki arti buncit perut.

c. Kata as-sam‟ (

عمسلا

) berasal dari kata sami‟a-yasma‟u-sam‟an yang berarti mendengar (Hasanah,2013:216).

d. Kata la ta‟lamun (

نوملعت لا

) merupakan bentuk fiil nahi (kata kerja larangan) asal mula kata la taklamun (

نوملعت لا

) adalah dari fiil madhi alima-ya‟lamu (

ملعي ملع

) yang berarti mengetahui sesuatu, dan la taklamun (

نوملعت لا

) sendiri memiliki arti tidak mengetahui sesuatu, karena ketambahan lam nahiyah (Hasanah,2013:344).

Ayat tersebut menggunakan kata (

عمسلا

)as-sam‟ atau pendengaran dengan bentuk tunggal dan menempatkan sebelum kata (

ربصبلأا

) al-abshar atau penglihatan-penglihatan yang berbentuk jamak serta (

ةدئفلأا

) al-af‟idah atau aneka hati yang juga berbentuk jamak (Shihab,2002:303).

(31)

3. Pokok-pokok isi kandungan surat An-Nahl

Dalam hal ini, Departemen Agama RI (2009 :277-278), menjelaskan beberapa pokok isi kandungan yang terdapat pada surat An-Nahl, antara lain adalah :

a. Keimanan

Kepastian adanya hari kiamat, keesaan Allah, KekuatanNya dan kesempurnaan ilmuNya serta dalil keesaanNya, pertanggung jawaban manusia kepada Allah atas segala apa yang telah dikerjakannya.

b. Hukum

(32)

c. Kisah

Kisah-kisah Al-Qur‟an merupakan realita yang terjadi pada masa tertentu, tempat, pelaku dan berbagai hal lainnya. Keajadian tersebut diberitakan kembali oleh Al-Qur‟an dengan cara dan gaya bahasa yang menarik dan menakjubkan.

Menurut Hijazi (2010:474), bahwa “Kisah-kisah Al-Qur‟an adalah informasi tentang peristiwa yang benar-benar ada. Para pelakunya, seperti Nabi-nabi, juga benar-benar ada. Tujuannya utama dari pemaparan kisah dalam Al-Qur‟an adalah agar manusia memetik pelajaran dan ibrah dari kejadian-kejadian tersebut, di samping untuk menguatkan nubuwwah Nabi Muhammad SAW”.

Kisah yang terdapat pada Al-Qur‟an merupakan kisah yang bukan kebohongan atau khayalan belaka yang dibuat-buat. Karena kemurnian, kebenaran, realita serta keindahan pemaparan merupakan ciri utama yang terdapat pada Al-Qur‟an. Dalam surat An-Nahl Ini Allah telah mengabadikan kisah Nabi Ibrahim As.

d. Lain-lain

(33)

B. Pandangan Mufassir terhadap Q.S. An-Nahl ayat 78

Untuk memahami serta mengetahui isi kandungan Al-Qur‟an, seseorang bisa mempelajarinya melalui kitab-kitab dan buku-buku tafsir karya ulama yang memang ahli dalam bidang tersebut, diantaranya adalah Tafsir Al-Misbah karya Shihab, Tafsir Al-Qur‟anul „Aziim karya Ibnu Katsir dan berbagai tafsir lainnya, serta peneliti memberikan penafsiran surat An-Nahl secara umum.

1. Tafsir Surat An-Nahl Secara Umum

Tafsir menurut lughat (bahasa), berarti menerangkan atau menyatakan. seperti firman Allah SWT, dalam Al-Qur‟an Surah

Al-tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (Departemen Agama RI, 2006:363).

Maksudnya Setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad SAW, membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata.

Sedangkan tafsir menurut syara‟ (istilah) para ulama‟ berbeda-beda pendapat, diantaranya :

(34)

Sedangkan menurut Az Zarkasyi dalam kitab “Al-Burhan” yang diambil dari Islam dan Al-Akbar (2010:92) tafsir adalah menerangkan makna-makna Al-Qur‟an dan mengeluarkan hukum-hukum dan hikmahnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Shihab (2002:175) memberikan penafsiran surat An-Nahl secara umum, sebagi berikut :

Surah An-Nahl ini terdiri 128 ayat. Mayoritas ulama menilainya makkiyyah, yakni turun sebelum Nabi Muhammad SAW, berhijrah ke Madinah. Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat. Misalnya ayat 126 dan dua ayat berikutnya, yang memerintahkan Nabi SAW, agar jangan membalas kejahatan kecuali setimpal dengannya. Mereka menilai ayat-ayat itu turun setelah Nabi SAW, berhijrah, tepatnya setelah terbunuhnya paman beliau, Hamzah ra., dengan sangat kejam dan memilukan pada tahun III hijrah. Ketika itu, Nabi SAW, bermaksud membalasnya dengan menewaskan 70 orang musyrik. Maka beliau ditegur. Ada lagi yang berpendapat, hanya awal ayat-ayat surah ini sampai ayat 41 yang makkiyyah, selebihnya sampai akhir surah, adalah madaniyyah. Nama an-Nahl terambil dari kata itu sendiri yang disebut pada ayat 68 surah ini. Hanya sekali itulah Al-Qur‟an menyebutnya. Ada juga ulama yang menamainya surah An-Ni‟am, karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini.

2. Tafsir Surat An-Nahl menurut Departemen Agama RI

Allah telah menurunkan kitab Al-Qur‟an untuk dijadikan pedoman hidup manusia, untuk mengetahui kandungan yang ada di dalamnya, dibutuhkannya suatu penjelasan, maka para ulama‟ dan yang ahli dalam

(35)

Dalam ayat ini, Allah SWT, menjelaskan kegaiban dan keajaiban yang sangat dekat dengan manusia. Mereka mengetahui fase-fase pertumbuhan janin, tetapi tidak mengetahui bagaimana proses perkembangan janin yang terjadi dalam rahim sehingga mencapai kesempurnaan. Sejak bertemunya sel sperma dan sel telur sampai menjadi manusia baru yang membawa sifat-sifat kedua orang tua dan leluhurnya. Dalam proses kejadian itu terdapat rahasia hidup yang tersembunyi.

(36)

ُهَرْكَأ اَنَأَو َتْ َمْلا ُهَرْكَي ِنِمْؤُمْلا ِسْفَ ن ْنَع يِدرُّدَرَ ت ُوُلِعاَف

Artinya : Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Utsman bin Karamah telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abdullah bin Abi Namir dari 'Atho` dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah SAW, bersabda: "Allah berfirman; Siapa yang memusuhi waliKu, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hambaKu tidak bisa mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hambaKu terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jika kalu dia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepadaKu, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguanKu untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia khawatir terhadap kematian itu dan Aku sendiri khawatir dia merasakan kepedihan sakitnya (http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=had ist&kunci=pendengarannya&imam=bukhari&nohdt=6021&page= diakses pada 09-11-2016 pukul 13:35 WIB).

3. Penafsiran Surat An-Nahl ayat 78 menurut M. Quraish Shihab

Dalam mengkaji Al-Qur‟an untuk diamalkan tidaklah semudah mengkaji berbagai ilmu pengetahuan lainnya sebagaimana kita mudah memahami teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuan. Akan tetapi dalam memahami isi kandungan Al-Qur‟an maka diperlukannya penafsiran, diantaranya penafsiran oleh Shihab dalam karyanya tafsir Al-Misbah :

(37)

sebagaimana Allah mengeluarkan kamu berdasar kuasa dan ilmuNya dari perut ibu-ibu kamu sedang tadinya kamu tidak berwujud, maka demikian juga Dia dapat mengeluarkan kamu dari perut bumi dan menghidupkan kamu kembali. Ketika Dia mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibu kamu, kamu semuanya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang ada di sekeliling kamu dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan-penglihatan dan aneka hati, sebagai bekal dan alat-alat untuk meraih pengetahuan agar kamu bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan tujuan Allah menganugrahkannya kepada kamu.

Didahulukan kata pendengaran atas penglihatan, merupakan perurutan yang sungguh tepat, karena memang ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa indra pendengaran berfungsi mendahului indra penglihatan. Ia mulai tumbuh pada diri seorang bayi pada pekan-pekan pertama. Sedangkan indra penglihatan baru bermula pada bulan ketiga dan menjadi sempurna menginjak bulan keenam. Adapun kemampuan akal dan mata hati yang berfungsi membedakan yang baik dan buruk, maka ini berfungsi jauh sesudah kedua indra tersebut di atas. Dengan demikian dapat dikatakn bahwa peruntutan penyebutan indra-indra pada ayat di atas mencerminkan tahap perkembangan fungsi indra-indra tersebut.

Dalam penafsiran yang dipaparkan Shihab dalam bukunya Al-Misbah di atas, menguraikan bahwa pada surat An-Nahl ayat 78 ini Allah telah memperlihatkan kekuasaan dan keluasan ilmunya memalui proses kelahiran, dan pemberian bekal berupa pendengaran, penglihatan dan hati, untuk meraih pengetahuan.

4. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 menurut Ibnu Katsir

Dengan adanya para mufassir, maka untuk memahami dan mendalami isi kandungan Al-Qur‟an, baik setiap surat maupun setiap ayat -ayat akan tampak lebih mudah. Ibnu katsir dalam tafsirnya menguraikan penjelasan surat An-Nahl ayat 78, yakni :

(38)

dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa pun. Kemudian Dia memberikannya pendengaran, penglihatan, dan hati. Yang dimaksud dengan hati adalah akal yang berpusat di kalbu, demikianlah menurut pendapat yang sahih. Daya dan indra ini diperoleh manusia secara berangsur-angsur. Setiap kali tumbuh, bertambahlah daya pendengaran, penglihatan dan akalnya hingga dewasa. Penganugrahan daya itu dimaksudkan agar dia dapat beribadah kepada Rabbnya dan dijadikan sarana ketaatan kepada Tuhannya. Karena itu, Allah Ta‟ala berfirman, “Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur,” atas aneka nikmatNya yang tidak terhitung.

Pada penafsiran ibnu katsir di atas, mengemukakan Bahwa Allah SWT, telah memberi karunia kepada manusia tatkala manusia itu dilahirkan, berupa pendengaran, penglihatan dan hati, ibnu katsir berpendapat yang dimaksud hati adalah akal yang berpusat pada qalbu. 5. Penafsiran Surat An-Nahl Ayat 78 Menurut Alamah Kamil Faqih dan Tim

Ulama.

Al-Qur‟an menjelaskan berbagai macam keadaan dan situasi umat

terdahulu, seperti orang yang beriman dan berilmu serta menjelaskan keadaan hamba-hamba Allah yang memiliki kedudukan tinggi, bahkan diberi gelar khusus sebagai Ulul albab, untuk mereka yang memiliki kedudukan tersebut, yang mampu mempergunakan anugerah yang diberikan oleh Allah yakni potensi-potensi, panca indra dan lain sebagainya. Oleh sebab itu untuk mempermudah dalam mengkaji Al-Qur‟an, Faqih dan tim ulama memberikan penafsiran pada setiap ayat Al -Qur‟an, diantaranya surat An-Nahl Ayat 78 ini :

(39)

“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun.”

Secara pasti, dalam lingkungan terbatas dan tak terbuka, kebohongan memang dapat ditoleransi. Tetapi di alam semesta yang luas ini, kebohongan seperti itu mustahil bertahan. Karena itu, di antara sarana-sarana untuk mengenal alam, yakni mata, telinga, dan akal diberikan kepada kita, agar mau memahami kenyataan-kenyataan hidup dan nikmat agung tersebut, sehingga tergugahlah rasa syukur kita kepada sang pencipta yang pemurah, lalu kita bersyukur kepadaNya dengan selayaknya. Ayat di atas mengatakan:

“Dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan

dan hati, agar kamu bersyukur.”

Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur atas sesuatu adalah dengan menggunakannya secara benar. Sebab

Al-Qur‟an mengkritik orang-orang yang mempunyai mata namun

tidak melihat, mempunyai telinga tapi tidak mendengar, dan tidak mau mendengarkan kebenaran.

Cara yang benar untuk mengungkapkan rasa syukur karena mempunyai mata dan telinga adalah dengan mencari pengetahuan. Sebab ayat di atas mula-mula mengatakan bahwa manusia pada dasarnya tidak mengetahui. Allah lah yang memberinya mata dan telingan agar bersyukur, yakni mencurahkan hidup untuk mencari pengetahuan.

Allah SWT, telah memerintahkan Rasulullah untuk menerangkan ayat-ayatNya yang telah diturunkan, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl Ayat 44, sebagai berikut :

(40)
(41)

BAB III MUNASABAH

A. Pengertian Munasabah

Menurut Ahmad bin Faris bin Zakariya dalam buku ilmu-ilmu Al-Quran karya Budiharjo (2012:39) kata munasabah berasal dari kata naasaba-yunaasibu-munaasabatan (

ةً َ َسبَىُ

-

ُبِسبَىُي

َبَسبَو

). Kata tersebut merupakan bentuk tsulatsi mujaradnya nasaba (

َبَسَو

) yang memiliki arti hubungan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

Kata nasab juga dapat berarti keturunan, sebab keturunan itu adalah adanya hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya. Munasabah berarti muqarrabah (

َبَربَقُ

) atau kedekatan dan kemiripan (Budiharjo,2012:39).

Sedangkan kata munasabah menurut istilah adalah adanya kecocokan, kepantasan dan keserasian antara ayat dengan ayat atau surat dengan surat, atau munasabah adalah kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam Al-Qur‟an baik surat maupun ayat-ayatnya yang menghubungkan antara uraian yang satu dengan yang lainnya (Budiharjo,2012:39).

(42)

nuzul, karena munasabah ayat atau surat juga dapat membantu dalam memahami isi kandungan Al-Qur‟an.

Asy-syatibi dalam buku Ulumul Qur‟an I (Syadali dan Rofi‟i:1997:168) menjelaskan bahwa satu surat, walaupun dapat mengandung

banyak masalah, namun masalah-masalah tersebut berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga seseorang hendaknya jangan hanya mengarahkan pandangan pada awal surat, tetapi hendaknya memperhatikan pula akhir surat, atau sebaliknya. Karena bila tidak demikian akan terabaikan maksud ayat-ayat yang diturunkan.

Ilmu munasabah ini dapat berperan mengganti ilmu azbabun nuzul, apabila tidak dapat mengetahui sebab turunnya suatu ayat, tetapi kita bisa mengetahui adanya relevansi ayat tersebut dengan ayat lainnya. Dengan menggunakan munasabah ayat maupun surat bisa mengetahui maksud dari diturunkannya ayat sersebut. Pada pembahasan ini penulis menjabarkan munasabah ayat dengan ayat dan munasabah surat dengan surat sesuai dengan ayat dan surat yang penulis kaji.

B. Munasabah surat An-Nahl

1. Munasabah ayat dengan ayat

(43)

sesuatu. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu) (Departemen Agama RI, 2006:275).

(44)

tersebut menyebutkan kejadian hari kiamat yang hanya berlalu sekejap mata, dengan demikian Allah lah yang mengatur semua ini dengan kekuasaanNya.

Kemudian pada ayat 78, Allah telah menjelaskan suatu yang ghaib yakni proses kejadian manusia, yang mana keluarnya seorang bayi dari rahim ibunya. Perlu diketahui pada ayat 77 dan 78 tersebut menggambarkan betapa kuasanya Allah dalam menjadikan sesuatu dan menghancurkannya. Sedangkan pada ayat 78 Allah telah menjadikan sesorang dengan kuasanya melalui proses kelahiran.

Ayat 78 ini menghubungkan dengan ayat yang sebelumnya, karena menyatakan bahwa uraiannya merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah menghidupkan kembali siapa yang meninggal dunia serta kebangkitan pada hari kiamat. Ayat ini menyatakan : dan sebagaimana Allah telah mengeluarkan kamu berdasarkan kuasaNya dan ilmuNya dari perut ibu-ibu kamu sedang tadinya kamu tidak berwujud, mada demikian juga Dia mengeluarkan kamu dari perut bumi dan menghidupkan kamu kembali (Shihab,2004:303).

(45)

2. Munasabah surat dengan surat

Surat-surat yang terdapat pada Al-Qur‟an pasti memiliki keterkaitan antara surat yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini peneliti akan menjelaskan keterkaitan antara surat yang digunakan dalam penelitian ini dengan surat sebelum, sesudahnya dan dengan beberapa surat yang lainnya, yakni surat An-Nahl sebagai surat yang digunakan dan surat Al-Hijr, surat Al-Isra‟ dan surat Yunus.

a. Keserasian antara surat An-Nahl dengan surat sebelumnya yakni surat Al-Hijr

1) Sebagaimana umumnya surat yang diturunkan di Makkah sebelum Nabi Hijrah ke Madinah, surat Al-Hijr dan An-Nahl berisikan tentang ketauhidan, kerasulan dan hari kiamat.

2) Pada surat Al-Hijr Allah memerintahkan untuk selalu yakin menyembahNya sampai ajal datang, penjelasan tersebut terdapat pada ayat terakhir pada surat Al-Hijr yakni ayat 99 :

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) (Depatremen Agama RI,2006:267).

Sedangkan pada surat An-Nahl juga menerangkan bahwa ketetapan Allah pasti akan datang, tidak bisa dipercepat dan tidak bisa diperlambat, sebagaimana terdapat pada ayat 1 surat An-Nahl :

(46)

Artinya :

telah pasti datangnya ketetapan Allah, Maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (Depatremen Agama RI,2006:267).

3) Pada surat Al-Hijr Allah menyatakan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawabannya pada hari kiamat atas apa yang dikerjakannya di dunia, penjelasan tersebut terdapat pada ayat 92-93 : Tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu (Depatremen Agama RI,2006:267).

Sedangkan pada awal surat Al-Nahl Allah menegaskan kepastian datangnya hari kiamat, dan ditegaskan lagi pertanggungjawaban manusia itu pada surat An-Nahl ini yang terdapat pada ayat 93 :

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan (Departemen Agama RI,2006:277).

(47)

Kitab (yang sempurna), Yaitu (ayat-ayat) Al Quran yang memberi penjelasan. Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) Makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan. Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (Nya) (Departemen Agama RI,2006:262).

Sedangkan dalam surat An-Nahl terdapat ancaman bagi mereka yang mendustakan kebenaran Al-Qur‟an, sebagaimana yang terdapat pada ayat 1 dan 2 :

(48)

b. Munasabah surat An-Nahl dengan surat sesudahnya yakni surat Al-Isra‟, antara lain adalah :

1) Dalam surat An-Nahl, Allah menyebutkan perselisihan orang-orang Yahudi tentang hari sabtu, yang terdapat pada ayat 124 :

Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu (Departemen Agama RI,2006:281).

Sedangkan dalam surat Al-Isra‟ dijelaskan syariat orang Yahudi yang ditetapkan bagi mereka dalam taurat, sebagaimana dalam ayat 2 dan 3 : "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur (Departemen Agama RI,2006:282).

(49)

Bersedih atau berkecil hati yang disebabkan oleh tipu daya orang-orang musyrik, yang terdapat pada ayat 110 dan 111 :

Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (ingatlah) suatu hari (ketika) tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka tidak dianiaya (dirugikan) (Departemen Agama RI,2006:279-280).

Sedangkan dalam surat Al-Isra‟ Allah SWT, menerangkan kemuliaan Nabi Muhammad SAW, serta martabatnya yang tinggi di hadapan Allah WST. Sebagaimana yang terdapat pada ayat 1 :

(50)

3) Dalam surat An-Nahl Allah menerangkan bermacam-macam nikmatNya, dimana kebanyakan manusia tidak mensykurinya, yang terdapat pada ayat 112 dan 113 :

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim (Departemen Agama RI,2006:280).

Sedangkan dalam surat Al-Isra‟ disebutkan lagi nikmat Allah yang lebih besar yang diberikan kepada Bani Israil, tetapi mereka tidak mensyukurinya, bahkan berbuat kerusakan di muka bumi. Yang terdapat apda ayat 4-8 :

(51)

kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan Sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman (Departemen Agama RI,2006:282-283).

(52)

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (Departemen Agama RI,2006:274). Sedangkan dalam surat Al-Isra‟ diterangkan bahwa Al-Qur‟an pun menjadi obat dan penyembuh penyakit hati, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, yang terdapat pada ayat 9-10 :

(53)

c. Keserasian antara surat An-Nahl dengan surat Yunus

Surat ini dinamakan An-Nahl karena memiliki arti lebah. Lebah merupakan makhluk Allah yang memiliki manfaat dan kenikmatan kepada manusia, madu yang dihasilkan oleh lebah berasal dari berbagai sari bunga dan menjadi obat berbagi macam penyakit, yang terdapat pada ayat 68 :

dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"( Departemen Agama RI,2006:274).

Sedangkan dalam surat Yunus berisi tentang Al-Qur‟anul Karim yang mengandung intisari kitab-kitab sebelumnya, menjelaskan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, terdapat pada ayat 57 :

(54)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak

Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat merupakan tiga pusat pendidikan, dan keluarga merupakan lingkungan paling pertama yang dapat memberikan pengaruh pada anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang paling kuat dibandingkan dengan lingkungan pendidikan yang lainnya, karena keluarga tempat di mana anak terlahir ke dunia ini.

Dalam buku Prophetic Parenting, cara Nabi SAW Mendidik anak oleh Suwaid (2010:46) Imam Ghozali mengatakan anak adalah amanat di tangan kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah mutiara yang masih mentah, melum dipahat maupun dibentuk. Mutiara ini dapat dipahat dalam bentuk apa pun, mudah condong kepada segala sesuatu. Apabila dibiasakan dan diajari dengan kebaikan, maka dia akan tumbuh dalam kebaikan itu, dan sebaliknya apabila dibiasakan dengan keburukan dan dilalaikan maka anak akan celaka dan binasa.

(55)

Oleh sebab itu Rasulullah SAW memberikan tanggung jawab anak kepada kedua orang tuanya sebagai tanggung tawab yang penuh. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidulloh berkata, telah menceritakan kepadaku Nafi' dari 'Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, maka dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas mereka. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dia akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas siapa yang dipimpinnya "(http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&kunci =setiap%20kalian%20adalah%20pemimpin&imam=bukhari&nohdt=2368&pa ge= diakses pada 27-03-2017 pukul 13:28 WIB).

(56)

ِويِبَأ ْنَع ِء َ َ ْلا ْنَع َّيِدْرَواَرَّدلا ِنِْ َ ي ِزيِزَ ْلا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ٍديِ َس ُنْب ُةَبْيَ ُ ق اَنَ ثَّدَح

َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع

ُورُّمُأ ُهُدِلَت ٍناَسْنِإ رُّلُك َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا َل ُسَر َّنَأ

ِْ َمِلْسُم اَناَك ْنِإَف ِوِناَسِّ َُيََو ِوِناَرِّلَنُ يَو ِوِناَدِّ َ ُ ي ُدْ َ ب ُهاَ َ بَأَو ِةَرْطِفْلا ىَلَع

اَ َ نْ باَو ََيَْرَم َّلاِإ ِوْيَ نْضِح ِفِ ُناَطْيَّشلا ُهُزُكْلَ ي ُورُّمُأ ُهُدِلَت ٍناَسْنِإ رُّلُك ٌمِلْسُمَف

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz Ad Darawadri dari Al 'Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani dan majusi. Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya pun akan menjadi muslim. Setiap bayi yang dilahirkan dipukul oleh syetan pada kedua pinggangnya, kecuali Maryam dan anaknya (http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&kunci= keadaan%20fitrah&imam=muslim&nohdt=4807&page= diakses pada 08-12-2016 pukul 10:16 WIB).

Oleh sebab itu berikanlah tinta pada kertas tersebut tenta kebaikan, sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dengan memiliki karakter yang baik. Dapat dikatakan juga bahwa anak yang baru dilahirkan merupakan manusia yang primitif, yang semula tidak mengetahui apa-apa, tidak memiliki pengetahuan, lalu mereka belajar dan berkembang dengan bantuan orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga panca indra yang dimiliki setiap anak yang baru dilahirkan dapat bekerja dengan baik. Pola asuh dan pola didik pada anak merupakan suatu yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang tua, mengingat pada masa-masa tersebut anak tengah mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik dan gerak.

(57)

seperti menyikapi orang dewasa atau mereka membiarkan anak tumbuh dan berkembang dengan sendiri, tanpa bantuan dan bimbingan. Sikap yang seperti itu jelasa tidak benar, bahkan sangat berbahaya bagi perkembangan kepribadian anak.

Dalam dunia pendidikan ada beberapa tokoh yang mengungkapkan konsep teori pemahaman dan pendidikan tentang anak. Salah satunya teori Nativisme yang dipelopori oleh Schoupenhouer, teori ini berkesimpulan bahwa hakekatnya anak adalah orang dewasa yang berbentuk kecil. Campur tangan manusia terhadap pertumbuhan dan perkembangannya justru akan membuat rusaknya anak, biarkan alam lingkungan yang mendidiknya. Dengan demikian pendidikan cukup menyediakan lingkungan yang sekondusif mungkin terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (Cholil, 2011:66).

(58)

“jika di rumah penuh dengan celaan, maka anak akan biasa memaki. Jika di

rumah penuh dengan permusuhan, maka anak akan belajar berkelahi. Jika di rumah penuh dengan olok-olok, maka anak belajar rendah diri. Jika di rumah penuh dengan iri hari, maka anak belajar kedengkian. Jika di rumah selalu dipermalukan, maka anak belajar merasa bersalah. Jika di rumah penuh dengan dorongan, maka anak belajar percaya diri, dan seterusnya” (Saleh, 2012:10-11).

Pada pembahasan ini, penulis akan memaparkan analisis peran keluarga dalam membentuk karakter anak sesuai dengan ayat-ayat yang dikaji yaitu pada surat An-Nahl ayat 78. Ayat ini menggambarkan bagaimana anak dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, akan tetapi Allah telah memberikan bekal, yakni pendengaran, penglihatan dan hati, karena anak dilahirkan dalam lingkungan keluarga, maka di sinilah tanggung jawab keluarga untuk mendidik dan mengembangkan apa yang dimiliki anak. Dalam hal ini untuk menanamkan karakter pada anak melalui 3 piranti tersebut : 1. Melalui pendengaran

Dalam surat An-Nahl ayat 78 terdapat kata As-sam‟u yang memiliki arti pendengaran. Pendengaran adalah suatu alat yang diberikan Allah SWT pada manusia, pendengaran berfungsi untuk menyerap informasi melalui suara yang ada di sekitarnya.

(59)

mauidzah merupakan nasehat yang mampu menyentuh kalbu dan menumbuhkan semangat beramal. Maka dengan mauidzah akan tercipta karakter yang baik pada anak.

Dalam hal ini, Jauhari (2006 : 65) menyatakan bahwa Dalam penyampaian mauidzah Rasulullah telah menjelaskan dalam hadisnya :

َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْ ُسَر َلاَق

Rasulullah SAW, bersabda : kita diperintahkan untuk selalu berbicara dengan manusia menurut kemampuan akalnya (HR. Muslim).

َساَّنلا ِوِمْيِلْ َ ت ِقْيِرَط ِفِ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْ ُسَر َذََّتَِّا ْدَقَو

Rasulullah SAW, dalam mengajari dan mengajak manusia kepada kebaikan, selalu menggunakan cara yang digambarkan Allah dalam

Al-Qur‟an, “Panggillah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah(lemah

lembut) nasehat yang baik dan jika lebih baik, ajaklah mereka berdiskusi”.

Jadi sebagai orang tua harus dapat memilah dan memilih kata dalam memberikan nasehatnya, karena setiap kata yang keluar dari apa yang diucapkan orang tua kepada anak akan cepat ditangkap dan melekat pada ingatan anak tersebut.

(60)

sebab itu sebagai orang tua alangkah baiknya mengucapkan perkataan yang baik pada anak.

Islam telah mengajarkan untuk mengadzani bayi yang baru dilahirkan karena disitu terdapat hikmah yang begitu besar, sebagai mana yang telah diungkapkan Ibnu Qayyim ramimahullah dalam buku Prophetic Parenting, Cara Nabi Mendidik Anak oleh Suwaid (2010:103) dia mengatakan :

a. Agar ucapan pertama yang masuk ke dalam telinga manusia adalah kata-kata yang mengungkapkan sifat-sifat kebesaran Allah, keagunganNya, dan syahadat yang menjadi syarat sah masuk Islam. Itu semua menjadi seperti talqin bagi si bayi dengan syiar Islam ketika dia masuk ke dalam kehidupan dunia, sebagaimana nantinya dia juga akan ditalqin dengan tauhid ketika keluar dari dunia.

b. Harus diakui tentang sampainya dampak adzan ini ke dalam hari si bayi walaupun dia tidak merasakannya.

c. Kaburnya setan karena mendengar adzan. Sebelumnya, setan ini mengintai si bayi sampai dia dilahirkan, kemudian mengikutinya untuk menggodanya sebagai aplikasi ketentuan dan kehendak Allah WST. Maka, di saat pertama kali ada keterkaitan dengan si bayi ini, setan sudah harus mendengar suatu yang dapat melemahkannya dan membuatnya gusar.

(61)

yang digariskan bagi umat manusia, yakni selalu mendahului perubahan fitrah yang dilakukan oleh setan. Dan hikmah-hikmah terpendam lainnya.

Islam juga telah mengajarkan untuk memberikan nama yang baik bagi bayi yang dilahirkan, karena dengan nama yang baik memiliki dampak yang positif pada jiwa dari pertama kali mendengarnya. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh abu dawud dan an-Nasa‟I dari Abu Wahb al-Jusysyami :

َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْ ُسَر َلاَق

paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling jujur adalah Harits (orang yang memiliki keinginan) dan Hammam (orang yang memiliki cita-cita). Nama yang paling buruk adalah Harb dan Murrah(http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=had ist&kunci=harb%20dan%20murrah&imam=abudaud diakses pada 22-11-2016 pukul 16:02 WIB).

Dan hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Darba‟ radhiyallahu „anhu :

َمَّلَس َو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْ ُسَر َلاَق

:

ِةَماَيِقْلا َمْ َ ي َنْ َعْدُت ْمُكَّنِإ

ْمُكَءاَْسََأ اْ ُ نِسْحَأَف ْمُكِااَبآ ِءاَْسََأ َو ْمُكِااَْسََأِب

.

(62)

2. Melalui penglihatan

Pada kata yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 78 setelah

As-sam‟u adalah Al-Abshoru yang artinya penglihatan. Bagaimanapun juga orang tua adalah panutan bagi anak, materi yang baik tidak akan mampu diterima oleh anak, apabila para penyampai materi tersebut tidak mencerminkan apa yang disampaikan. Maka orang tua harus memberikan teladan yang baik bagi anaknya. Keteladanan sikap merupakan langkah penting dalam membentuk karakter sebagai pribadi yang unggul, karena anak adalah peniru ulang dalam setiap hal baik positif maupun negatif, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

ًةَنَسَح ًةَّنُس ِم َ ْسِْلْا ِفِ َّنَس ْنَم َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُل ُسَر َلاَقَ ف

memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun(http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist &kunci=mengurangi%20dosa&imam=muslim&nohdt=4831&page= diakses pada 22-11-2016 pukul 16:05 WIB).

Sedangkan dalam surat Al Ahzab, Allah berfirman :

(63)

Artinya :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Departemen Agama RI,2006:420).

Perlu diketahui bahwa anak kebanyakan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Teladan yang baik memiliki peran yang begitu besar terhadap perkembangan anak. Karena anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya terutama kedua orang tuanya. Seperti dalam sabda Rasulullah Shollallahu „alaihi wa sallam :

ِدْبَع ِنْب َةَمَلَس ِبَِأ ْنَع ِّيِرْىرُّزلا ْنَع ٍبْاِذ ِبَِأ ُنْبا اَنَ ثَّدَح ُمَدآ اَنَ ثَّدَح

َلاَق ُوْنَع ُوَّللا َيِضَر َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع ِنَْحَّْرلا

:

ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص رُِّبَِّنلا َلاَق

ِوِناَسِّ َُيَ ْوَأ ِوِناَرِّلَنُ ي ْوَأ ِوِناَدِّ َ ُ ي ُهاَ َ بَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَل ُي ٍد ُلْ َم رُّلُك َمَّلَسَو

َءاَعْدَج اَ يِف ىَرَ ت ْلَى َةَميِ َبْلا ُ َ ْنُ ت ِةَميِ َبْلا ِلَثَمَك

.

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah SAW, bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya (http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&ku nci=melihat%20ada%20cacat&imam=bukhari&nohdt=1296&page= diakses pada 22-11-2016 pukul 16:05 WIB).

(64)

berhubungan dengan anak. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah ra :

ْنَع ٍباَ ِش ِنْبا ِنَع ٌلْيَقُع ِنَِثَّدَح َلاَق ٌثْيَل اَنَ ثَّدَح َلاَق ٌجاَّ َح اَنَ ثَّدَح

َةَرْ يَرُى ِبَِأ

ٍِّبَِلِل َلاَق ْنَم َلاَق ُوَّنَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ِل ُسَر ْنَع

ٌةَبْذَك َيِ َف ِوِطْ ُ ي َْ َُّ َااَى َلاَ َ ت

.

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hajjaj telah menceritakan kepada kami Laits telah menceritakan kepadaku 'Uqail dari Ibnu Syihab dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: "Barangsiapa mengatakan kepada anak kecil; 'Kemarilah aku beri sesuatu, ' namun ia tidak memberinya maka ia telah berbohong(http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari= hadist&kunci=kemarilah%20aku%20beri%20sesuatu&imam=ahmad

diakses pada 22-11-2016 pukul 16:05 WIB).

Anak-anak akan selalu memperhatikan dan meneladani sikap dan perilaku orang dewasa. Apabila mereka melihat kedua orang tuanya berperilaku jujur, mereka akan tumbuh dalam kejujuran. Demikian seterusnya (Suwaid,2010:140).

Ketika anak sudah bisa melihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya, seperti melakukan shalat dan membaca Al-Qur‟an, anak seusia ini harus diikutsertakan dalam kegiatan shalat berjamaah di rumah. Ajaklah anak untuk duduk bersama, menyimak dan mendengarkan bacaan

Al-Qur‟an ataupun do‟a-do‟a yang dibacakan oleh orang tuanya

(Syantut,2007:96). 3. Melalui hati

(65)

itu baik maka baiklah tubuh tersebut, dan sebaliknya. Sebagaimana sabda menceritakan kepada kami Zakaria dari 'Amir berkata; aku mendengar An Nu'man bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah SAW, bersabda: "Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-bumi-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati (http://localhost:5000/cari_detail.php?lang=Indonesia&katcari=hadist&ku nci=ia%20adalah%20hati&imam=bukhari diakses pada 22-11-2016 pukul 16:05 WIB).

(66)

tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu (Departemen Agama RI,2006:557).

Orang tua harus mempersiapkan dirinya secara keseluruhan, baik lahir maupun batin. Harus memiliki sifat kasih sayang, khususnya kepada anak-anaknya tanpa membeda-bedakan, dengan tidak pilih kasih terhadap anaknya.

Do‟a adalah cermin hati yang merefleksikan cinta dan kasih

sayang. Do‟a adalah bukti hati yang berbakti. Hati yang penuh dengan

cinta akan selalu melantunkan do‟a yang terucap di lidah seperti

keluarnya-masuknya nafas. Semakin bertambah rasa cinta dan kasih sayang antara kedua orang tua dengan anak, maka semakin banyak pula do‟a yang diucapkan (Suwaid,2010:246).

Sebagaimana sabda Rasulullah :

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya pembentukan karakter perlu adanya keterlibatan semua pihak, mulai dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan.Terkait dengan pembentukan karakter di

Ayah adalah duri dalam keluarga, yang membuat semua anggota keluarga terluka, terlebih kepada ibu (sambil berkata konseli menangis). Keadaan keluarga sangat kacau. Perilaku ayah

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat di

Selain itu penelitian ini juga sekiranya dapat menjadi sebuah alat untuk dapat menjaga memori kolektif keluarga Pelenkahu, agar dapat mengingat dari mana mereka

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian mengenai uji aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol daun ekor naga terhadap Propionibacterium

Kata Kunci : Pendidikan, Keluarga, Birrul Waalidain. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan kewajiban setiap anak. Namun pada kenyataan sekarang, banyak

Oleh karena itu, strategi beliau bisa relevan di zaman sekarang dengan cara mampu berinovasi, kreatif dan mentransformasikan nilai-nilai Islam dari karya dan

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pakaian yang boleh ditinggalkan yaitu pakaian luar yang dipakai menutupi kepala/rambut mereka,