• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

WHATSAPP DAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (Studi Tentang Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi Antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kecamatan Kerjo, Kabupaten

Karanganyar Tahun 2021)

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Yunisa Mega Safira NIM.D0217101

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

(2)

WHATSAPP DAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (Studi Tentang Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi

Antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kecamatan

Kerjo, Kabupaten Karanganyar Tahun 2021) Yunisa Mega Safira

Hamid Arifin

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret

Abstract

The purpose of this study was to determine and describe of how far is the utilization of WhatsApp app as a communication medium between community workers and Beneficiary Family of Program Keluarga Harapan (Hoped Family Program) in Kerjo District, before and during the Covid-19 pandemic.

Furthermore, this study was also intended to determine and explain communication process between community workers and Beneficiary Family before and during the Covid-19 pandemic situation.

This research is a type of qualitative descriptive research. In this study, community workers and leaders of Beneficiary Family Program Keluarga Harapan in Kerjo District were chosen as research informants. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews and documentation studies, while the acquisition of research samples used purposive sampling techniques.

The data analysis used is interactive analysis which consists of data collections, data reduction, data presentation, and conclusions. The theory used to analyze the research data is new media theory.

The results showed that WhatsApp app was used as main/primary communication medium by community workers and Beneficiary Family of Program Keluarga Harapan (Hoped Family Program) in Kerjo District during Covid-19 pandemic. It started with Family Development Session (FDS) that usually held once a month was canceled. The intensity of communication by using WhatsApp even surpass the intensity of face-to-face communication. Furthermore, Whatsapp was used as medium to inform the initial meeting or data validation, to inform the grant, medium for mentoring, medium for inform subjects of FDS, to inform data upgrading, and medium for discussion. However, the results showed that WhatsApp was not used for mentoring Beneficiary Family.

Keywords : WhatsApp, Program Keluarga Harapan, Communication Medium,

New Media Theory

(3)

Pendahuluan

Komunikasi menjadi satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia. Informasi, ide, serta pesan tidak dapat tersampaikan dengan tepat dari pengirim ke penerima tanpa adanya komunikasi. Karena adanya komunikasi, peradaban manusia dapat maju. Umumnya manusia berkomunikasi menggunakan suara dan gerak tubuh. Ini bisa diartikan, bahwa manusia berkomunikasi biasanya secara langsung dengan orang yang berada di hadapannya melalui bahasa tertentu.

Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menggunakan sarana atau media yang berbeda-beda dalam berkomunikasi. Perkembangan medium yang dipakai dalam komunikasi senantiasa mengikuti perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengantar kita pada banyak perubahan.

Komunikasi pada masa kini tidak terlepas dari dua hal, yaitu internet dan

media sosial. Internet adalah jaringan terbesar dunia yang saling berhubungan dan

memungkinkan terjadinya transfer elektronik. Internet bisa dibilang sudah seperti

kebutuhan primer bagi setiap orang. Kehadiran internet membuat pola komunikasi

tatap muka (face-to-face) menjadi sering terwakilkan oleh media sosial. Indonesia

sendiri mengenal internet dan dapat menikmati layanan internet komersial dimulai

pada tahun 1994. Gani juga menerangkan bahwa masyarakat Indonesia mulai

dapat mengakses internet komersil berkat IndoNet (yang dipimpin oleh Sanjaya)

meskipun pada saat itu pengguna masih sedikit. IndoNet sendiri merupakan ISP

komersial pertama Indonesia. Lalu pada tahun 1995, pemerintah Indonesia

melalui Departemen Pos Telekomunikasi menerbitkan ijin untuk ISP yang

diberikan kepada IndoNet. Mulai tahun 1995, beberapa BBS di Indonesia seperti

Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri sehingga pemakai Internet

di Indonesia bisa akses Internet (HTTP) dengan menggunakan remote browser

Lynx di AS. Sejarah perkembangan internet yang selanjutnya yaitu mulai

maraknya warung internet (warnet) yang dirasa lebih hemat daripada membeli

komputer. (Gani, 2020:70)

(4)

Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka internet juga dapat diakses melalui jaringan nirkabel (wireless) atau mobile internet, karena itu Indonesia mulai gencar memperluas jaringan telekomunikasi ke seluruh negeri. (Subiakto, 2013:244) Semakin banyak desa-desa yang terlayani telekomunikasi memungkinkan kenaikan penggunaan internet oleh masyarakat desa-desa di Indonesia. Berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), pengguna internet di Indonesia pada tahun 2019-2020 mencapai 73% dari total populasi penduduk atau sama dengan 196,71 juta jiwa. ((APJII), 2020:16)

Jika membahas tentang sejarah perkembangan internet, tentu tidak terlepas dari sejarah perkembangan media sosial. Media sosial merupakan media daring atau online dimana penggunanya bisa dengan mudah berbagi, berpartisipasi, menciptakan, atau menyunting isi atau konten jejaring sosial. Media sosial pertama di dunia muncul pada tahun 1997 yang bernama Sixdegree.com. Pada tahun tersebut juga lahir Blogger, situs untuk membuat blog pribadi. Kemudian pada tahun 2002 , lahir media sosial Friendster yang sangat terkenal dan digandrungi banyak orang. (Sari et al., 2018:5) Setelah itu, pada tahun 2004 muncul Facebook yang kemudian disusul oleh media-media sosial yang lain.

Contohnya antara lain Facebook, WhatsApp, Line, Instagram, Twitter, dsb. Media sosial memungkinkan komunikasi interaktif terjadi. Hal itu dikarenakan setiap pengguna media sosial didorong untuk berkontribusi dan berpartisipasi.

Perkembangan internet dan media sosial tentunya menimbulkan dampak

positif dan negatif pada kehidupan masyarakat. Bentuk nyata dampak

perkembangan internet dan media sosial tak hanya terjadi di daerah perkotaan

namun juga terjadi di daerah pedesaan, Salah satu daerah yang terkena dampak

perkembangan internet adalah Kecamatan Kerjo di Kabupaten Karanganyar yang

akan menjadi tempat dilangsungkannya penelitian ini. Meski mayoritas

masyarakat di Kecamatan Kerjo sudah dapat mengakses internet, hanya beberapa

provider yang sinyal jaringannya kuat. Hal ini dikarenakan letak geografis

(5)

Kecamatan Kerjo yang merupakan dataran tinggi dan belum semua provider memperluas jaringannya sampai ke Kecamatan Kerjo.

Sesempurna apapun sebuah sistem, pasti ada kendala-kendala yang hadir.

Kendala atau masalah yang dialami masyarakat sebagai pengguna internet antara lain sinyal jaringan yang sering tidak stabil, harga kuota internet yang mahal bagi sebagian orang, kebanjiran informasi, dan lain-lain. Terutama pada masa pandemi Covid-19 seperti ini, banjir informasi merupakan hal lumrah, karena topik tersebut menjadi pusat pemberitaan pada seluruh media. Namun, keberlimpahan informasi tidak selalu berkonotasi positif, banyak hoaks yang beredar di masyarakat tentang virus Covid-19. Mirisnya selalu ada kelompok masyarakat yang mempercayai kabar hoaks tersebut.

Media sosial sendiri juga identik dengan kehadiran aplikasi-aplikasi mobile phone. Di antara semua aplikasi media sosial yang ada pada mobile phone, WhatsApp merupakan salah satu yang paling populer di Indonesia. Menurut survei yang diadakan oleh Hootsuite pada tahun 2019, WhatsApp menempati urutan ke-2 sebagai platform media sosial yang paling aktif digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan total 6,43 juta pengguna. WhatsApp sendiri merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita untuk bertukar pesan tanpa biaya SMS dan menggunakan kuota internet sebagai gantinya.

WhatsApp juga salah satu aplikasi jejaring sosial paling terkenal di Indonesia dan digunakan oleh banyak khalayak. WhatsApp memungkinkan kita untuk membagikan dan mengunduh gambar, video, audio, serta menghadirkan fitur group chat. (Hootsuite, 2019:33)

Aplikasi WhatsApp ini juga dimanfaatkan oleh Pendamping Keluarga

Harapan wilayah Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar untuk berkomunikasi

dengan Keluarga Penerima Manfaat perihal bantuan Program Keluarga Harapan

terutama di masa pandemi Covid-19 seperti ini. Program Keluarga Harapan

sendiri merupakan program penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan

sejak tahun 2007 oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia. Program Keluarga

Harapan memberikan bantuan tunai maupun non-tunai kepada masyarakat miskin

(6)

di seluruh Indonesia. Pada tahun 2020, pemerintah melalui Kementrian Sosial Republik Indonesia juga menambah jumlah bantuan dan memberikannya pada masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Untuk memperlancar komunikasi antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat biasanya diadakan pertemuan kelompok. Pertemuan kelompok tersebut dinamakan dengan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan diadakan setiap bulannya sebagai wadah penyampaian informasi terkait bantuan yang akan datang dan penyampaian beberapa modul. Pertemuan tersebut menjadi ditiadakan karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua lapisan masyarakat menerapkan social dan physical distancing. Oleh karena itu, satu-satunya komunikasi yang dapat dilakukan demi meminimalisir kontak langsung yaitu melalui aplikasi WhatsApp.

Sedangkan, tidak semua Keluarga Penerima Manfaat di Kecamatan Kerjo

mempunyai smartphone dan dapat mengakses WhatsApp. Apalagi banyak

penerima bantuan Program Keluarga Harapan yang masuk dalam kategori lansia

(70 tahun keatas). Oleh karena itu, terdapat kemungkinan WhatsApp

dimanfaatkan oleh Pendamping Keluarga Harapan dan Keluarga Penerima

Manfaat di Wilayah Kerjo sebagai media komunikasi dan terdapat kemungkinan

kendala yang dihadapi. Selain hal tersebut, masih terbatasnya penelitian yang

membahas tentang komunikasi dalam program bantuan sosial apalagi komunikasi

dalam program bantuan sosial pada masa pandemi Covid-19 yang membuat

penelitian ini penting untuk segera dilakukan. Dalam penelitian ini akan dibahas

lebih lanjut mengenai pemanfaatan aplikasi WhatsApp sebagai media komunikasi

antara Pendamping Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat di

Wilayah Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar.

(7)

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana proses komunikasi yang terjalin antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat di wilayah Kecamatan Kerjo sebelum dan saat pandemi Covid-19?

2. Sejauh mana pemanfaatan aplikasi WhatsApp sebagai media komunikasi antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat di wilayah Kecamatan Kerjo selama masa pandemi Covid-19, terutama jika dilihat dari aspek intensitas dan aspek konten pemanfaatan?

Landasan Teori

1. Komunikasi

Menurut pendapat Hovland, sebagaimana dikutip oleh (Effendy, 1990:8) mengemukakan definisi komunikasi sebagai proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).

Hovland juga berpendapat bahwa ilmu komunikasi adalah suatu upaya sistematis yang bertujuan untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Di sisi lain, Berelson dan Steiner mengatakan definisi komunikasi sebagai proses penyampaian informasi, gagasan,emosi, keahlian dan lain-lainnya melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain (Djuarsa, 2005:11)

a. Unsur Komunikasi

1) Komunikator (communicator 2) Pesan (message)

3) Media (channel)

(8)

4) Komunikan (communicant, receiver) 5) Efek (effect, impact)

b. Proses Komunikasi

Proses komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Proses komunikasi primer merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media lambang atau simbol. Lambang-lambang yang digunakan sebagai media komunikasi antara lain bahasa, isyarat, kial, warna, gambar. Bahasa sendiri merupakan lambang yang paling sering digunakan dalam proses komunikasi primer. Sedangkan proses komunikasi sekunder merupakan proses penyampaian pesan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Dalam proses komunikasi sekunder umpan baliknya bersifat tertunda (delayed feedback) dan peranan media dinilai sangat penting.

2. Media Baru

Media baru bisa juga disebut sebagai new media. Media baru tentunya mempunyai karakteristik, kelebihan dan kekurangan, serta pengaruhnya sendiri

a. Karakteristik

Karakteristik media baru/new media yang disampaikan oleh Yunus Ahmad antara lain :

1) New media sendiri terdiri dari berbagai aspek antara lain hiburan, kesenangan, serta pola konsumsi media.

2) New media adalah cara baru dalam mempresentasikan dunia sebagai masyarakat virtual.

3) New media berarti bentuk hubungan baru yang terjalin antara pengguna dengan teknologi media.

4) New media berarti sebuah pengalaman baru tentang identitas seseorang

atau komunitas.

(9)

5) New media merupakan konsepsi hubungan biologis tubuh dengan teknologi media yang kondisinya merupakan kondisi virtual

6) New media mencakup budaya media, industri, ekonomi, akses, kepemilikan, kontrol, serta regulasi. (Syibani, 2011:8)

b. Kelebihan dan Kelemahan New Media

Kelebihan new media yang dikemukakan oleh Yunus Ahmad antara lain : 1) Fitur layanan yang ada di new media atau internet memudahkan pengguna

internet untuk mengakses berbagai informasi, mulai dari artikel, e-book, media sosial, game, musik, video, dan sebagainya.

2) New media memberikan kemudahan penggunanya untuk berinteraksi atau berkomunikasi di media digital, interaktif dalam new media juga bisa dikatakan tinggi.

3) New media sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi penggunanya, Google, Wikipedia, dll merupakan contoh fitur layanan yang menyediakan berbagai macam referensi ilmu pengetahuan.

4) New media merupakan tempat terjadinya proses transaksi atau jual beli barang dan jasa melalui sistem elektronik dan internet.

5) New media sebagai penyedia ruang politik yang berfungsi membentuk citra pelaku politik atau sebagai alat kontrol politik. (Syibani, 2011:18)

Sedangkan kelemahan new media adalah sebagai berikut :

1) Minimnya filter terhadap konten-konten internet yang kurang begitu sesuai dengan kebudayaan lokal atau Indonesia seperti contoh situs-situs pornografi

2) Terjadinya cyber crime atau kejahatan dalam dunia maya.

3) Kredibilitas dari setiap informasi yang ditampilkan di internet dapat dipertanyakan. (Syibani, 2011:20)

c. Pengaruh New Media

Selain telah merubah banyak dari bentuk komunikasi yang dilakukan

manusia selama ini, new media dirasa dapat memberikan perubahan yang

mencolok kepada individu yang memiliki intensitas tinggi dalam menggunakan

(10)

internet. Di satu sisi individu dapat mengekspresikan segala ide atau gagasannya ke dalam internet melalui fitur-fitur yang ada tanpa adanya batasan. Di sisi lain, seseorang cenderung menjadi individalis ketika menggunakan internet.

3. Media Sosial

Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan dari teknologi- teknologi web baru berbasis internet, yang dapat mempermudah manusia dalam berkomunikasi, saling berbagi, menjalin hubungan, atau membentuk sebuah jaringan secara daring. Media sosial sendiri mempunyai sifat daring/online atau dengan prakata lain membutuhkan jaringan internet untuk dapat bekerja. Dalam media sosial, pengguna dimudahkan dalam hal membuat konten/isi pesan dan menyampaikan pesan/informasi. (Junaedi, 2011:50).

Media sosial juga dirasa memudahkan hidup masyarakat karena dapat diakses melalui mobile phone/smartphone dimana saja dan kapan saja.

Ardianto mengungkapkan bahwa media sosial online berbeda dengan jejaring sosial online karena media sosial memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik yang berkembang di masyarakat. Apa yang ada dalam media sosial terbukti bisa membentuk opini, sikap, serta perilaku publik. (Watie, 2011:71) Media sosial memiliki ciri khasnya sendiri. Menurut Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012:29) ciri khas media sosial tersebut antara lain :

a. Aksesibilitas

Media sosial itu mudah diakses dan memerlukan sedikit biaya untuk mengaksesnya. Media sosial juga mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian atau pengetahuan tertentu untuk menggunakannya.

b. Kecepatan

Segala macam konten yang diunggah ke media sosial dapat diakses dengan cepat oleh semua orang di dalam jaringan/forum sesaat setelah proses publikasi selesai.

c. Interaktivitas

Komunikasi yang terdapat di media sosial berlangsung secara dua arah

atau bahkan lebih sehingga penggunanya dapat saling berinteraksi. Mereka

(11)

dapat bertanya satu sama lain, berdiskusi tentang suatu topik, atau membagikan opini atau sesuatu yang dirasa menarik bagi pengguna.

d. Keterjangkauan

Internet dan media sosial menawarkan akses yang tidak terbatas untuk semua konten. Semua pengguna juga memiliki fasilitas yang sama dalam mengakses konten.

e. Dapat diubah

Karena konten di media sosial bertahan untuk waktu yang lama, maka terdapat fasilitas bagi pengguna untuk mengubah atau mengedit konten atau opini yang sudah diunggah sebelumnya.

Junaedi (2011:51) juga mengatakan media sosial sebagai bentuk dari media baru memang menghadirkan cara pandang baru tentang bagaimana manusia memberi makna terhadap komunikasi di era globalisasi yang sering kali banjir informasi. Informasi terdapat di segala platform media sosial. Media sosial memberikan informasi yang dianggap sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat masa kini, namun akurasi dan kredibilitas informasi yang terdapat di media sosial perlu diverifikasi terlebih dahulu. Masyarakat tidak dapat begitu saja mempercayainya mengingat siapa saja yang berada di media sosial dapat menjadi produsen konten. Maka dari itu, muncullah istilah “fake news” atau berita palsu dan

“hoax”.

Errika (2011:73) menjelaskan dalam media sosial sendiri, komunikasi interpersonal dan komunikasi massa melebur menjadi satu.

Hal tersebut terjadi karena saat seorang individu mengunggah (upload)

sesuatu dan kemudian terjadi interaksi, pada saat itu komunikasi

interpersonal terjadi. Sedangkan unggahan seorang individu tersebut dapat

dilihat dan dinikmati oleh seluruh pengguna media sosial yang lain yang

kemudian terjadilah komunikasi massa.

(12)

4. WhatsApp sebagai New Media

Salah satu media daring yang marak digunakan sebagai media komunikasi adalah WhatsApp. WhatsApp dapat membuktikan eksistensinya sebagai salah satu aplikasi chatting yang paling banyak diunduh di berbagai negara. Pembuat aplikasi WhatsApp adalah dua orang mantan karyawan Yahoo Inc. yang memiliki pengalaman teknis selama 20 tahun, yaitu Brian Acton dan Jan Koum. Asal nama WhatsApp tersebut dari What's up yang berarti Apa kabar. Aplikasi WhatsApp mereka ciptakan dengan tujuan agar terdapat alternatif lain yang lebih bagus dari SMS. WhatsApp dirilis pada bulan Januari 2009. (Gale, 2020:13)

Awalnya WhatsApp dibuat untuk pengguna iphone, kemudian seiring dengan perkembangannya, aplikasi WhatsApp tersedia juga untuk versi Blackberry, Android, Windows Phone dan Symbian. Keutamaan menggunakan WhatsApp adalah memiliki koneksi 24 jam nonstop selama kita tersambung dengan internet. Sehingga memudahkan kita untuk menerima dan mengirim pesan kapan dan dimanapun. Dengan sesama pengguna WhatsApp, kita dapat bertukar foto, audio maupun video. Kita juga bisa membuat grup yang terdiri dari banyak orang untuk mengobrol Online melalui WhatsApp. (Wahyuni, 2016:16)

Fitur-fitur yang disediakan oleh aplikasi WhatsApp antara lain : a. Bertukar pesan ke sesama pengguna WhatsApp

b. Membuat grup WhatsApp

c. Melakukan panggilan suara dan panggilan video

d. Menjamin keamanan pengguna dengan enkripsi end-to-end.

e. Merekam pesan suara

f. Mengambil dan membagikan gambar atau video.

g. Membagikan dokumen.

h. Menyinkronkan chat di desktop

i. Mengunggah foto dan video lewat WhatsApp story

(13)

j. Membagikan tautan/link

k. Membagikan lokasi suatu tempat atau lokasi terkini pengguna l. Membagikan kontak

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Adapun waktu penelitian ini dimulai pada bulan Januari hingga bulan September tahun 2021. Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif yakni penelitian yang dimaksudkan sekedar untuk menggambarkan aspek aspek kualitatif dari suatu fenomena yang terjadi secara alamiah, yaitu fenomena pemanfaatan Whatsapp sebagai media komunikasi antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat di wilayah Kerjo selama pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini, yang menjadi narasumber adalah pendamping Program Keluarga Harapan dan ketua kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) wilayah Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar.

Teknik pengambilan narasumber atau informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik analisis data model

interaktif dari Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi

data, dajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan validasi data dalam

penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi

sumber dilakukan dengan cara mengecek informasi atau data yang diperoleh

melalui wawancara dengan informan. Kemudian data tersebut ditanyakan kepada

informan lain yang masih terkait satu sama lain. Dengan demikian wawancara

dilakukan kepada 4 orang Pendamping Program Keluarga Harapan wilayah

Kecamatan Kerjo dan 4 orang Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga

Harapan wilayah Kecamatan Kerjo. Kemudian triangulasi teknik dilakukan

peneliti dengan cara mengecek informasi/data hasil wawancara dengan

dokumentasi berupa screenshot chat WhatsApp antara Pendamping Program

(14)

Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan wilayah Kecamatan Kerjo.

Sajian dan Analisis Data

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi antara Pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat di Wilayah Kecamatan Kerjo, diperoleh beberapa temuan yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut akan dijelaskan beberapa temuan yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dan bukti atau screenshot percakapan informan dengan memanfaatkan WhatsApp.

Setelah itu data dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

1. Motivasi pemanfaatan WhatsApp

Pemilihan aplikasi WhatsApp sebagai media komunikasi dalam Program Keluarga Harapan Wilayah Kecamatan Kerjo ditentukan oleh koordinator PKH Wilayah Kecamatan Kerjo. Sebagian besar informan mengatakan bahwa motivasi menggunakan WhatsApp karena WhatsApp merupakan aplikasi chatting yang familiar dan semua orang memakainya.

2. Komunikasi dalam PKH Kerjo sebelum dan saat pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 telah merubah cara orang bekerja, bersosialisasi, perkumpulan masyarakat dalam menggelar sebuah acara, yang dahulunya melibatkan perkumpulan masyarakat dalam jumlah banyak dan didalamnya ada kegiatan gotong royong membantu sesama namun sekarang tidak lagi. Hal tersebut juga dialami oleh pendamping dan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan wilayah Kecamatan Kerjo.

Menurut informan perbedaan komunikasi dalam Program Keluarga Harapan

wilayah Kecamatan Kerjo sebelum dan saat pandemi Covid-19 adalah sebelum

pandemi Covid-19 masih diadakannya acara Pertemuan Peningkatan

Kemampuan Keluarga (P2K2) yang memungkinkan mereka berkomunikasi

(15)

secara langsung. Selain komunikasi tatap muka, pada saat P2K2 pendamping Program Keluarga Harapan juga memanfaatkan momentum tersebut untuk menyampaikan modul ataupun informasi lain terkait Program Keluarga Harapan.

Lalu saat pandemi Covid-19, komunikasi utama dan satu-satunya yang mereka lakukan adalah melalui aplikasi WhatsApp.

3. Pendapat tentang pemanfataan WhatsApp sebagai media komunikasi.

Seluruh informan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa pendapat mereka tentang pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi adalah WhatsApp sangat membantu dan memudahkan komunikasi diantara mereka.

Pendapat tersebut diperkuat dengan situasi pandemi Covid-19 seperti ini yang mana interaksi tatap muka harus dibatasi. Pertemuan kelompok atau P2K2 yang biasanya diadakan setiap bulan juga terpaksa ditiadakan.

4. Pemanfaatan aplikasi WhatsApp oleh PKH wilayah Kecamatan Kerjo dalam aspek intensitas

Penentuan pemanfaatan aplikasi WhatsApp dalam aspek intensitas diketahui peneliti dari jawaban atas beberapa pertanyaan saat wawancara. Salah satunya adalah tentang kepemilikan media sosial oleh informan. Semua informan menyatakan bahwa WhatsApp merupakan aplikasi chatting yang paling sering diakses walaupun beberapa informan memiliki aplikasi chatting selain WhatsApp.

Intensitas tinggi pemanfaatan WhatsApp oleh informan didukung dengan pernyataan narasumber tentang seberapa sering mengakses aplikasi WhatsApp.

Sebagian besar narasumber mengatakan sangat sering mengakses aplikasi WhatsApp dalam sehari.

Berdasarkan hasil wawancara dan screenshot WhatsApp juga menunjukkan bentuk pesan yang paling sering digunakan oleh Pendamping PKH dan Keluarga Penerima Manfaat yaitu teks, foto, sticker, emoticon, voice note, dan call (telepon). Selain bentuk pesan, informan juga mengungkapkan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi mengenai topik Program Keluarga Harapan.

Sebagian besar informan mengungkapkan lebih sering menggunakan bahasa Jawa

daripada bahasa Indonesia.

(16)

5. Pemanfaatan aplikasi WhatsApp oleh PKH wilayah Kecamatan Kerjo dalam aspek konten pemanfaatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan aplikasi WhatsApp dari aspek konten pemanfaatan sendiri terbagi menjadi beberapa konten antara lain :

a. Sarana menginformasikan tentang pertemuan awal dan validasi

Pemanfaatan aplikasi WhatsApp oleh PKH wilayah Kecamatan Kerjo dalam aspek konten pemanfaatan salah satunya untuk menginformasikan perihal pertemuan awal dan validasi. Pertemuan awal sendiri hanya ditujukan untuk anggota baru atau calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

b. Sarana menginformasikan prosedur penarikan dana bantuan

Pendamping PKH memanfaatkan WhatsApp untuk menyampaikan informasi seputar prosedur penarikan dana bantuan. Informasi tersebut berupa mulai dari tanggal berapa dapat dilakukan penarikan dana, bagaimana menggunakan mesin ATM, protokol kesehatan yang wajib dipatuhi saat penarikan dana bantuan, serta kewajiban untuk mengirimkan bukti setelah penarikan dana bantuan.

c. Sarana pendampingan

Sarana pendampingan yang dilakukan melalui WhatsApp berupa memastikan dana bantuan sampai ke Keluarga Penerima Manfaat dan Keluarga Penerima Manfaat memahami sepenuhnya tentang hak dan kewajiban yang dimilikinya, serta memastikan dana bantuan tidak disalahgunakan.

d. Sarana penyampaian modul Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)

Penyampaian modul P2K2 dilakukan dengan memanfaatkan grup WhatsApp PKH wilayah Kecamatan Kerjo. Contohnya seperti modul kesehatan yang didalamnya mencakup edukasi tentang gizi ibu hamil atau modul pola hidup sehat sampai modul pencegahan penyebaran virus Covid- 19.

e. Sarana menginformasikan pemutakhiran

(17)

Tujuan pemutakhiran data adalah untuk memperoleh kondisi terkini anggota Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Data tersebut digunakan sebagai data dasar program perlindungan sosial. Selain itu, data tersebut utamanya sebagai acuan dalam verifikasi, penyaluran dan penghentian bantuan.

f. Sarana pemantauan/monitoring

Monitoring dilakukan oleh pendamping terhadap KPM untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh KPM dan aktivitas penggunaan dana bantuan.

Informan yang merupakan pendamping PKH mengatakan bahwa mereka melakukan monitoring lewat aplikasi WhatsApp. Namun, informan yang merupakan Keluarga Penerima Manfaat mengaku monitoring dilakukan pendamping saat bertemu langsung/tatap muka.

g. Sarana pengaduan

Karena yang paling sering berinteraksi secara langsung hanya Keluarga Penerima Manfaat dengan pendamping maka pengaduan terkait pelaksanaan PKH biasanya hanya berlangsung dari Keluarga Penerima Manfaat ke pendamping di wilayah tersebut. Pengaduan dari Keluarga Penerima Manfaat berupa permasalahan terkait pengambilan dana bantuan atau dana bantuan yang tidak sampai kepada penerima.

h. Sarana berdiskusi

Aplikasi WhatsApp juga dimanfaatkan sebagai sarana berdiskusi antara pendamping Program Keluarga Harapan dengan Keluarga Penerima Manfaat. Diskusi yang dilakukan biasanya membahas perihal pendidikan, kesehatan, rencana pertemuan kelompok, atau membahas Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

6. Kelebihan Pemanfaatan WhatsApp

Kelebihan pemanfaatan aplikasi WhatsApp menurut informan dalam

penelitian ini antara lain yaitu dapat diakses dimana saja dan kapan saja, fitur-

fitur yang disediakan WhatsApp lengkap dan mudah digunakan, pilihan

sepenuhnya ada pada pengguna, hemat biaya, serta informasi dapat dibuka

kembali sewaktu-waktu.

(18)

7. Kendala Pemnfaatan WhatsApp

Pemanfaatan aplikasi WhatsApp sebagai media komunikasi daring dirasa membantu dan bermanfaat di masa pandemi Covid-19, akan tetapi komunikasi daring juga memiliki beberapa kendala yang dialami oleh Pendamping PKH dan Keluarga Penerima Manfaat PKH. Berikut adalah beberapa kendala dalam pembelajaran daring :

a. Tidak adanya jaringan / sinyal internet

Tidak adanya jaringan atau susah sinyal menjadi penghambat komunikasi daring. Hal ini disebabkan tidak semua provider memiliki sinyal yang kuat di semua daerah. Terutama kondisi geografis Kecamatan Kerjo sendiri terletak di ketinggian 450 m di atas permukaan laut yang mana sinyal internet semua provider tidak dapat disamakan atau bisa saja sering mengalami gangguan.

b. Respon yang lama

Respon yang lama terkadang bisa menjadi penghambat komunikasi lewat media. Hal tersebut karena bisa saja topik yang disampaikan merupakan urusan yang mendesak dan perlu balasan secepat mungkin.

Beberapa informan berpendapat bahwa respon yang lama seringkali menjadi penghambat.

c. Membutuhkan smartphone

Permasalahan yang terakhir adalah untuk mengakses dan menggunakan WhatsApp tentunya membutuhkan smartphone. Namun, tidak semua KPM di PKH wilayah Kecamatan Kerjo memiliki smartphone terutama KPM Lansia.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan

WhatsApp sebagai media komunikasi antara pendamping Program Keluarga

Harapan dan Keluarga Penerima Manfaat wilayah Kecamatan Kerjo, penulis

dapat menarik kesimpulan diantaranya :

(19)

1. Secara umum, motivasi pemanfaatan aplikasi Whatsapp oleh pendamping dan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Wilayah Kecamatan Kerjo adalah sebagai media komunikasi dengan orang lain terutama yang bersangkutan dengan Program Keluarga Harapan. Tidak hanya itu, komunikasi melalui media WhatsApp menjadi komunikasi utama yang terjalin di antara mereka selama pandemi Covid-19.

2. Intensitas pemanfaatan aplikasi WhatsApp baik oleh pendamping Program Keluarga Harapan maupun Keluarga Penerima Manfaat menunjukkan hasil sering dan tinggi. Selain itu, bahasa yang sering digunakan saat chatting menggunakan WhatsApp adalah Bahasa Jawa. Sedangkan gaya bahasa yang sering digunakan adalah gaya bahasa resmi.

3. Aplikasi WhatsApp dimanfaatkan sebagai sarana menginformasikan pertemuan awal dan validasi, sarana menginformasikan perihal dana bantuan, sarana pendampingan, sarana penyampaian modul P2K2, sarana menginformasikan pemutakhiran, serta sarana berdiskusi.

4. Kelebihan pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi utama selama pandemi Covid-19 adalah dapat diakses dimana saja dan kapan saja, fitur- fitur yang disediakan WhatsApp lengkap, hemat biaya, pilihan sepenuhnya ada pada pengguna, serta informasi atau data dapat dibuka kembali sewaktu- waktu.

5. Hambatan atau kendala dalam pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi adalah jaringan/sinyal internet yang lemah, respon yang lama,serta membutuhkan smartphone untuk mengaksesnya.

Daftar Pustaka

(APJII), A. P. J. I. I. (2020). Laporan Suvei Internet APJII.

Djuarsa, S. S. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi, Modul 1-9. Universitas Terbuka.

Effendy, O. U. (1990). Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.

Gale, J. (Ed.). (2020). The Complete WhatsApp Manual (5th Editio). Papercut Limited.

Gani, A. G. (2020). Sejarah dan Perkembangan Internet di Indonesia. JURNAL

MITRA MANAJEMEN, 5(2).

(20)

Junaedi, F. (2011). Komunikasi 2.0 Teeoritisasi dan Implikasi. Aspikom.

Sari, A. C., Indonesia, U. M., Hartina, R., Indonesia, U. M., Awalia, R., Indonesia, U. M., Iriyanti, H., & Indonesia, U. M. (2018). Komunikasi dan Media Sosial. No. December.

Subiakto, H. (2013). Internet Untuk Pedesaan dan Pemanfaatannya Bagi Masyarakat (The Usage of Internet for The Village and Villagers).

Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 26(4), 243–256.

Syibani, Y. A. (2011). New Media : Teori dan Perkembangannya. In New Media : Teori dan Aplikasi (pp. 1–34). Lindu Pustaka.

Taprial, V., & Kanwar, P. (2012). Understanding Social Media. bookbon.com.

Wahyuni, Y. L. (2016). Efektifitas Komunikasi Melalui Aplikasi WhatsApp (Studi Terhadap Grup KPI 2012 di WhatsApp Pada Mahasiswa KPI Angkatan 2012). Skripsi.

Watie, E. D. S. (2011). Komunikasi dan Media Sosial. THE MESSENGER, Volume III, 69–75.

We Are Social, & Hootsuite. (2019). Digital in 2019 - Brazil Report. We Are

Social, 77. https://datareportal.com/reports/digital-2019-brazil

Referensi

Dokumen terkait

Pertukaran gas ini meliputi: 1) Pengangkutan Oksigen.. Oksigen yang berdifusi dari elveoli ke darah kapiler paru akan diangkat ke seluruh tubuh melalui interaksi kerja

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dari beberapa indikator motivasi mahasiswa ingin menjadi wirausaha, karena memiliki kompensasi finansial yang tinggi, memiliki kompensasi finansial yang dapat

Hasil perhitungan cadangan hidrokarbon dengan metode Probability menunjukkan bahwa daerah penelitian ini memiliki estimasi cadangan hidrokarbon yang cukup

Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: Terdapat tanggap pertumbuhan dan hasil kacang tanah ( Arachis Hypogeae L) berdasarkan variasi pola

Tabel 5.12 : Frekuensi responden memerhatikan Duta Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali 2019 menguasai informasi yang disampaikan terkait fasilitas Bandar Udara

Skripsi ini disususn sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Program Studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik