• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Fasilitas Kesehatan

2.6.7 Upaya Kesehatan

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia (KEPMENKES RI No. 128/MENKES/SK/II/2004). Upaya kesehatan wajib tersebut adalah sebagai berikut:

A. Upaya Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter dalam Maulana, 2009). Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluhan, KIE,

dan pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di masyarakat (Maulana, 2009).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yg berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sasaran penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut: a) Sasaran Jangkauan Penyuluhan

a. Kelompok umum b. Kelompok khusus

1) Masyarakat daerah terpencil/terasing

2) Masyarakat daerah pemukiman baru (transmigran/perbatasan) 3) Masyarakat korban bencana/masalah kesehatan (KLB)

4) Masyarakat kelompok rentan (ibu hamil, lansia)

5) Masyarakat yang berada di berbagai institusi (rumah sakit, posyandu). 6) Masyarakat yg mempunyai pengaruh dlm proses pengambilan

keputusan (pemuka agama, Kepala Keluarga)

7) Kelompok-kelompok yang mempunyai potensi dalam kegiatan penyuluhan (PKK, Karang Taruna).

b) Sasaran Hasil Penyuluhan

Sasaran tersebut di atas yang telah mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku, dikaitkan dengan sasaran program.

B. Upaya Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan‟Paradigma Sehat‟ yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif dan preventif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat penting.

Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan agar terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Penyehatan Air

2. Penyehatan Makanan dan Minuman

3. Pengawasan Pembuangan Kotoran Manusia 4. Pengawasan, Pembuangan Sampah dan Limbah 5. Penyehatan Pemukiman

6. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

8. Pengamanan Pestisida 9. Klinik Sanitasi

Sasaran upaya kesehatan lingkungan sebagai berikut:

1. Daerah dengan endemis penyakit perut dan kecacingan, angka penyakit diare tinggi; penyakit-penyakit bersumber dari sampah.

2. Daerah berpenghasilan rendah, berpenduduk padat dan kumuh, cakupan sanitasi dasar yang rendah.

3. Daerah pariwisata; tempat pengelolaan makanan; transportasi; sarana ibadah; sarana perdagangan; sarana perawatan/pemeliharaan; sarana social.

4. Daerah-daerah dengan angka kepemilikan dan pemanfaatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan masih kurang.

5. Keluarga dan masyarakat di daerah yang angka kepadatan penduduknya tinggi serta produksi sampahnya cukup banyak; masyarakat dengan penyakit yang berhubungan dengan penyakit lingkungan.

6. Daerah yang mempunyai resiko terhadap penularan penyakit diare, TBC Paru, ISPA, DBD, dan Filariasis.

7. Daerah pemukiman baru; resiko tinggi terhadap pencemaran; tempat pengelolaan pestisida; daerah industri; pertanian.

8. Daerah terpencil dan daerah perbatasan; masyarakat terasing dan rawan bencana; rawan air bersih.

C. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi

reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan perlindungan bayi, anak di bawah lima tahun (balita) dan anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang. Termasuk di dalamnya pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemuka masyarakat, dukun bayi, pembinaan kesehatan anak.

Bentuk upaya kesehatan ibu dan anak sebagai berikut:

a) Pelayanan Kesehatan/asuhan kebidanan di wilayah kerja puskesmas b) Pelayanan Kesehatan bagi bayi, balita dan anak prasekolah

Sasaran upaya Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) sebagai berikut: a) Ibu dan Anak Ibu,

b) Bayi, c) Balita,

d) Anak Usia Prasekolah, dan

e) Keluarga yang tinggal atau berada di wilayah kerja puskesmas serta yang berkunjung ke puskesmas.

Upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. Prioritas pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional.

Sasaran upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) sebagai berikut: a) Pasangan Usia Subur (PUS),

c) PUS dengan wanita yang akan memasuki masa menopause,

d) Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas, dan

e) Wanita Usia Subur (WUS) yang datang pd pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB.

D. Upaya Perbaikan Gizi

Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan (tenaga pengelola gizi) serta dukungan peran serta aktif masyarakat. Program Upaya Perbaikan Gizi puskesmas meliputi:

1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di Indonesia, bersifat lintas sektor yang dilaksanakan oleh kesehatan, pertanian, BKKBN, agama dalam negeri, dan PKK.

2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)

Mendorong berbagai institusi pemerintah dan swasta agar memberikan perhatian lebih besar dalam peningkatan status gizi warganya.

3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari:

a) Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

b) Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)

c) Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)

e) Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain f) Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih

4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).

Upaya perbaikan gizi memliki tujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat. Sasaran Upaya perbaikan gizi sebagai berikut:

1. Bayi, balita, anak prasekolah, dan anak usia sekolah.

2. Wanita Usia Subur (termasuk calon pengantin), ibu hamil, ibu nifas, dan lansia. 3. Semua penduduk daerah rawan gizi.

4. Semua anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi. 5. Pekerja berpenghasilan rendah/miskin.

E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular meliputi kuratif, pemutusan rantai penularan, promosi kesehatan, dan surveilans.

Definisi epidemiologi menurut WHO (1989) adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masaalah-masalah kesehatan. Pengertian surveilans (WHO) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang memengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalaah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahaan, dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Tujuan surveilans adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan. 2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit. 3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa.

4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program kesehatan. Program Pemberantasan Penyakit Menular sebagai berikut:

a. Program imunisasi

b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)

d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia

e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare f. Program rabies

g. Program Surveilans

h. Pemberantasan demam berdarah

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di

kalangan masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari kejadiankesakitan/kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun tertentu.

Wabah Penyakit Menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang menular)

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular (P2M) dilaksanakan dengan upaya-upaya:

a) Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk rujukan.

b) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare. c) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/pemantauan

(surveinlans ketat) dan logistik.

Program pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi. Cara Penularan Penyakit menular dikenal beberapa cara penularan penyakit menular, yaitu: Penularan secara kontak.

Upaya pengobatan berguna untuk mendapatkan diagnosa sedini mungkin dengan melaksanakan tindakan pengobatan dan upaya rujukan serta rehabilitasi jika diperlukan. Program pengobatan seperti berikut ini:

a. Rawat Jalan Poli Umum b. Rawat Jalan Poli Gigi

c. Unit Rawat Inap: Keperawatan, Kebidanan d. Unit Gawat Darurat (UGD)

e. Puskesmas Keliling (Puskel)

Semua program wajib yang dilaksanakan di puskesmas dikembangkan berdasarkan program wajib pelayanan kesehatan dasar seperti yang dianjurkan World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic Seven. Basic Seven tersebut terdiri atas maternal and child health care, medical care, environmental sanitation, health education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory, communicable disease control, dan simple statistic (Effendi, 2009).

Pelaksanaan program wajib puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Oleh karena itu, program wajib puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap program wajib puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (Effendi, 2009).

Selain penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan wajib tersebut, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat seperti Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian, baik

petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (Effendi, 2009).

Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbul wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti tersebut tadi, dapat dengan mengurangi atau menunda kegiatan lain (Effendi, 2009).

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni upaya kesehatan sekolah; upaya kesehatan olah raga; upaya perawatan kesehatan masyarakat; upaya kesehatan kerja; upaya kesehatan gigi dan mulut; upaya kesehatan jiwa; upaya kesehatan mata; upaya kesehatan usia lanjut; dan upaya pembinaan pengobatan tradisional (KEPMENKES RI No. 128/MENKES/SK/II/2004).

Upaya kesehatan pengembangan dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitas, karenanya upaya kesehatan pengembangan di setiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian, upaya kesehatan wajib yang lazim dan seharusnya dilaksanakan.

Dokumen terkait