• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Hasil

C. Upaya KPU Memperbaiki DPT

Dalam melakukan perbaikan DPT sampai dengan 30 hari sejak 4 November 2013, KPU berupaya memperbaiki dengan cara meminta NIK kepada Kemendagri. KPU juga melakukan pemeriksaan ulang DPT di lapangan. Kemendagri melaku-kan koordinasi dengan jajaran Pemda untuk membantu KPU dalam perbaimelaku-kan DPT terutama untuk melengkapi NIK. Termasuk pula partisipasi aktif Bawaslu dalam melakukan pengawasan terhadap perbaikan DPT. Pengawasan dilakukan dengan metode mengawasi langsung KPU Kab/Kota dalam perbaikan DPT di lapangan. Data yang digunakan Bawaslu dalam pengawasan perbaikan DPT adalah data 10,4 juta dari KPU dan data yang dimiliki Bawaslu hasil temuan pengawasan di lapangan. Berikut adalah upaya KPU dalam rangka perbaikan DPT setelah 4 November 2013 :

1.Menerbitkan Surat Edaran

Menanggapi rekomendasi Bawaslu dan dengan semangat penyempurnaan DPT,KPU menerbitkan Surat Edaran Nomor 756/XI/2013 tanggal 7 November 2013 tentang Perbaikan NIK Invalid. Selanjutnya, KPU mendistribusikan 10,4 juta NIK Invalid kepada KPU Kabupaten/Kota dan memerintahkan KPU Ka bupaten/Kota dengan dibantu PPK dan PPS untuk melakukan verifikasi ulang terhadap 10,4 juta pemilih dengan NIK invalid di seluruh Indonesia. Dalam Surat Edaran tersebut, juga dilampirkan rencana kerja dan petunjuk teknis pelaksa-naan verikasi ulang pemilih dengan NIK invalid Dengan berbekal daftar pemilih dengan NIK invalid, PPS mendatangi pemilih secara langsung dari rumah ke rumah pada tanggal 11 s/d 19 Desember 2013.

KPU juga menjadualkan untuk melakukan monitoring dan supervisi atas NIK invalid secara langsung ke lapangan, ke dalam 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Tahap I, KPU melakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Suma-tera Utara, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Barat.

b. Tahap II, KPU bersama dengan Pimpinan Komisi II DPR RI, Kementrian Dalam Negeri, dan Bawaslu melakukan supervise dan monitoring atas perbaikan NIK Invalid di Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Ma-luku Utara, Provinsi D.I Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Tengah. Supervisi dan monitoring ini dilaksanakan pada tanggal 24 s.d November 2013.

Dari monitoring dan supervisi oleh KPU dai 9 Provinsi tersebut, terlihat PPK dan PPS memiliki komitmen untuk menuntaskan permasalahan pemilik NIK invalid tersebut. Meski terkendala dengan kesulitan dan keterbatasan anggaran untuk melakukan verifikasi ulang, para petugas KPU di tingkat Kabupaten/Kota menjalankan tugasnya secara penuh tanggung jawab terciptanya daftar pemilih yang berkualitas.

KPU sangat menyakini bahwa pemilih dengan NIK invalid tersebut tidak/ bukan pemilih fiktif seperti yang dikhawatirkan oleh beberapa pihak. Bahkan dari verifikasi ini, KPU optimis 60-65% NIK invalid dapat diperbaiki. Sedangkan si-sanya, 35-40% dari NIK invalid tersebut, sulit untuk diperbaiki karena beberapa alasan. Berdasarkan hasil monitoring, pemilih dengan NIK yang sulit untuk di-perbaiki disebabkan karena:

1. Pemilih yang berada di Lapas/Rutan. KPU sulita untuk mendapatkan NIK mereka karena pemilih tidak membawa dokumen kependudukan. Manaje-men Lapas/Rutan juga tidak mampu memberikan informasi NIK pada saat di-lakukan verifikasi. Jumlah pemilih di Lapas/Rutan ini diperkirakan kurang lebih

5-7% dari pemilih dengan NIK invalid.

2. Pemilih pemula yang belum memiliki KTP yang sedang belajar, baik di pesantren, asrama mahasiswa, maupun seminar dan lain-lain diluar kota. Jumlah pemilih yang seperti ini kira-kira 3-5% dari pemilih NIK invalid.

3. Pemilih yang tidak memiliki identitas penduduk. Temuan KPU di lapangan tidak sedikit WNI yang sudah memiliki hak pilih belum memiliki identitas kepen-dudukan sama sekali, baik KTP maupun Kartu Keluarga (KK). Mayoritas pemilih ini ditemukan di wilayah ‘grey area”. Jumlah pemilih yang tidak memiliki identitas kependudukan ini diperkirakan jumlahnya kurang lebih 10% dari NIK invalid.

4. Pemilih dengan KTP/KK Lama dan NIK invalid sejak awal. Hasil verifikasi ulang yang dilakukan KPU ditemukan tidak sedikit pemilih yang masih menggu-nakan KTP/KK model lama, dimana NIK didalamnya belum memenuhi standard nasional. Selain itu, ditemukan pula sejumlah pemilih dengan NIK invalid yang ter-tera di KTP/KK pemilih, bahkan di e-KTP sekalipun ditemukan NIK dengan 4 digit di belakang 0 semua. Jumlah pemilih dengan KTP/KK lama dan NIK invalid sejak awal diperkirakan jumlahnya kurang lebih 10% dari NIK invalid.

5. Pemilih yang sulit ditemui. Dalam proses verifikasi ulang terhadap pemilih dengan NIK invalid tersebut, ternyata tidak sedikit pemilih tersebut tidak dapat dite-mui petugas KPU karena mereka sedang merantau atau melaut dalam kurun waktu cukup lama. KPU sulit mendapatkan NIK mereka karena KTP dan KK tidak ditinggal di rumah. Diperkirakan pemilih yang tidak dapat ditemui KPU karena tidak berada di rumah kurang lebih 5% dari NIK invalid.

Untuk memastikan keberadaan pemilih keberadaan pemilih tersebut di atas, KPU membuat Berita Acara (BA) yang dtandatangani oleh petugas (PPS) dan pemilih atau petugas RT/RW atau kepala lapas bagi pemilih di lapas. Dengan demikian jika terdapat pihak-pihak yang mempermaslahkan pemilih ini KPU memi-liki bukti hukumnya.

Dalam proses verifikasi di lapangan, selain memastikan DPT Pemilu 2014 lebih berkualitas, KPU juga melakukan penghapusan kepada pemilih dalam DPT, baik pemilih dengan NIK invalid maupun NIK valid yang tidak memenuhi

syarat karena meninggal dunia, anggota TNI/POLRI, belum cukup umur dan

belum menikah, tidak dikenali/fiktif, pindah domisili, dan ganda.

Dapat kami laporkan pula bahwa sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Bawaslu, ditetapkan jadwal kegiatan perbaikan NIK invalid an DPT seperti yang tertuang dalam Surat Edaran sebagaimana yang kami sebutkan di atas. Pada tanggal 29-30 November 2013, seluruh KPU Kabupaten/Kota melak-sanakan Rapat Pleno Terbuka dengan kegiatan utamanya adalah Pembuatan Berita Acara (BA) Perbaikan NIK Invalid dan Perbaikan lainnya. Selanjutnya, jadwal kegiatan serupa dilaksanakan di KPU Provinsi yaitu dari 1-2 Desember 2013.

Hasil sementaran rekapitulasi di tingkat Provinsi yang telah masuk ke KPU sampai dengan tanggal 1 Desember 2013 pukul 17 . 30 WIB yang kami catat adalah di 8 Provinsi, yaitu provinsi. Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Bali. Data yang kami terima tersebut juga masih belum lengkap, karena be-berapa Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi tersebut belum semuanya melaporkan kepada KPU Provinsi. Sedangkan provinsi lainnya belum masuk, karena jadwal rekapitulasi di tingkat provinsi masih berlangsung sampai de-ngan tanggal 2 Desember 2013.

Adapun data rekapitulasi ke-8 (delapan) provinsi dari perkembangan perbaikan data pemilih NIK invalid sebagai berikut:

2. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri

Melalui Surat KPU Nomor. 715/KPU/X/2013 tanggal 24 Oktober 2014 perihal

Perbaikan Daftar Pemilih. KPU koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri dalam rangka menelusuri NIK invalid Tindak lanjut dari hasil koordinasi tersebut, pada hari kamis, 28 November 2013, KPU telah menerima Data Perbaikan Hasil Penyan-dingan DPT terhadap DP4 dan Ditjen. Kependudukan dan Pencatatan Sipil sejumlah 6.313.721 orang. Data tersebut menurut informasi berasalh dari menemukan dari 10,4 juta orang NIK invalid.

3. Melakukan Analisis Temuan dan Laporan Partai Politik

Pada tanggal 4 November 2013, PDI Perjuangan menyerahkan berkas ke KPU. Berkas tersebut adalah data pemilih yang memiliki NIK ganda. Selain itu, pada tang-gal 19 November 2013. Partai Gerindra juga menyerahkan berkas ke KPU. Berkas tersebut adalah temuan akan adanya data ganda yang berjumlah sekitar 3,7 juta pemilih.

KPU menerima dengan baik segala macam bentuk temuan data dari Partai peserta Pemilu dan menanggapinya dengan positif. KPU melakukan analisis terhadap data yang disampaikan oleh PDIP dan Partai Gerindra, baik dengan cara melakukan verifikasi dilapangan maupun melakukan perbaikan atau analisis melalui sistem yang ada pada kami. Khususnya mengenai surat dari Partai Gerindra, telah kami beri penjelasan melalui surat kami Nomor. 812/KPU/XI/2013 tanggal 29 November 2013 perihal Jawaban Nota Protes (Somasi) Partai Gerindra.

Dengan segala upaya dan proses yang telah dilaksanakan oleh KPU, KPU meyakini bahwa DPT Pemilu 2014 akan jauh lebih baik dari sisi komprehensivitas, keakurasian, dan keterkinian data, sebab semua WNI yang telah memiliki hak pilih terakomodir daylam DPT, semua WNI yang tidak berhak menjadi pemilih akan dike-luarkan dalam DPT, semua WNI yang tidak berhak menjadi pemilih akan dikedike-luarkan dari DPT, dan informasi pemilih yang terkandung di dalamnya adalah benar dan valid.

Dokumen terkait