• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : URAIAN TEORITIS

2.2 Kebudayaan

2.2.6 Upaya Pelestarian Budaya

Kelestarian nilai-nilai kebudayaan sangatlah berperan penting dalam menjaga tatanan kehidupan masyarakat pada satu daerah dimana budaya tersebut berkembang. Bahkan upaya pelestarian budaya ini menjadi salah satu program penting pemerintah dalam penyelenggaraan tatanan sosial pada masyarakat. Melalui program-program

kerja nya, pemerintah terus berupaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan. Hal ini terbukti dengan adanya peraturan dan undang-undang yang dikeluarkan pemerintah mengenai kebijakan upaya pelestarian kebudayaan.

Adapun peraturan dan undang-undang tersebut diantaranya yaitu:

a. Peratuaran Pemerintah No 10 Tahun 1993 Tentang Pelaksanaa UU No 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya

b. Peraturan Bersama Mentri Dalam Negri Dan Mentri Kebudayaan Dan Pariwisata No 42 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelestarian Budaya c. Undan-undang Republik Indonesia No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar

BAB III

GAMBARAN UMUM KECAMATAN PANGKALAN SUSU 3.1 Sejarah Kecamatan Pangkalan Susu

Kecamatan Pangkalan Susu merupakan salah satu dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Secara terperinci dan mendetail, sejarah kelahiran dan pertumbuhan maupun perkembangan Kecamatan Pangkalan Susu tidak diperoleh dengan pasti, namun berdasarkan keterangan yang dikumpul dan diperoleh dari para orang tua (M.Jali Hg dan Ramli), dapat dikumpulkan keterangan-keterangan yang di anggap cukup memadai untuk menjadi bahan penulis.

Lebih kurang pada tahun 1890 dan pada waktu itu suasana Pangkalan Susu masih hutan semak belukar dan pemerintahannya tunduk kepada sultan Langkat di Tanjung Pura, seseorang yang bernama Tengku Nyak Pekan, telah membuka hutan di kampong Sei Bemban(sekarang Pulau Kampai), selain menanam lada dan menanam potensi pertanian lainnya. Merasa perlu memperluas area pertaniannya, maka Tengku Nyak Pekan bersama keluarganya membuka hutan pula di Pangkalan Soesoe, sehingga area pertanian diwarnai dengan tumbuhnya pohon lada yang cukup banyak. Pada tahun 1917, salah satu anak dari Tengku Nyak Pekan yang bernama Kobat, diangkat oleh Sultan Langkat menjadi ketua dan memimpin di daerah Pangkalan Soesoe. Dalam perkembangannya , maka Pangkalan Soesoe mulai didatangi para pendatang dari pesisir/luar untuk mencoba berusaha dibidang pertanian. Pada saat itu belum ada transportasi darat sehingga para pendatang menelusuri laut dan pantai untuk membuka hutan yang masih belum dijamah.

Perahu-perahu dan sagor(sampan) mereka ikatkan disebuah pohon rindang ditepi pantai, selanjutnya lokasi penambatan perahu ini mereka sebut dengan PANGKALAN dan pohon rindang tempat diikatnya dan ditambatkan sagor(sampan) tersebut mereka namakan SOERSOER.

Dari hari kehari pertambahan jumlah pendatang semakin banyak untuk membuka hutan sebagai lahan pertanian. Menurut ceritanya baik dari pemerintah Belanda maupun masyarakat setempat sendiri, menyebut SOERSOER merasa agak sulit sehingga sering terucap SOESOE. Pada akhirnya oleh Pemerintah Belanda ditetapkan menjadi PANGKALAN SUSU hingga sampai sekarang ini. Pada bagian lain di Pangkalan Berandan pada saat itu berkedudukan seorang Controller yang membawahi 4 (empat) orang Datuk beserta daerahnya yaitu :

• Datuk Lepan

• Datuk Besitang/Pangkalan Susu • Datuk Pulau Kampai

Setelah Indonesia Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dihapuskanlah pemerintahan Swa Praja atau Zeltbestuur yang diperintah oleh Sultan/Raja-Raja di Kerisidenan Sumatera Timur, termasuk di Pangkalan Susu. Maka disusunlah pemerintahan sipil di Wilayah Kerisidenan Sumatera Timur yang terdiri dari 6 (enam) Kabupaten Langkat dengan bupatinya bernama Bapak Alm.Adna Noer Lubis, diresmikan tepatnya tanggal 12 April 1946. Dengan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka dihapuslah Kerisidenan Sumatera Timur dan menetapkan

pejabat Pimpinan pemerintahan disemua kabupaten termasuk kabupaten Langkat yang berkedudukan di Binjai dengan membawahi 3 (tiga) kewedanan termasuk didalamnya Kecamatan Pangkalan Susu sebagai bahagian dari Kecamatan di Kewedanan Teluk Haru sehingga dengan demikian dapatlah dianggap bahwa kehadiran dan tumbuhnya Kecamatan Pangkalan Susu dimulai pada saat tersebut diatas.

3.2 Letak Geografis Kecamatan Pangkalan Susu

Kota Pangkalan Susu termasuk kedalam wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pangkalan Susu merupakan satu dari 23 Kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Wilayah Kecamatan Pangkalan Susu tersebar di 3 (tiga) titik di daratan Sumatera Utara dan pulau-pulau sekitar Teluk Ara seperti Pulau Sembilan, Pulau Panjang, Pulau Krapu, Pulau Mesjid, Pulau Rawa dan Pulau Kera. Luas Kecamatan Pangkalan Susu mencapai 151,35 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 41.923 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya mencapai 227 jiwa per km2.

Batas-batas wilayah Kecamatan Pangkalan Susu yaitu :

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pematang Jaya dan Kecamatan Besitang.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.

• Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kecamatan Pematang Djaya.

• Dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Berandan Barat dan Kecamatan Besitang.

Kota Pangkalan Susu meliputi 11 Desa atau Kelurahan, antara lain ialah Desa Alur Cempedak, Kelurahan Beras Basah, Kelurahan Bukit Jengkol, Desa Pangkalan Siata, Desa Paya Tampak, Desa Pintu Air, Desa Pulau Kampai, Desa Pulau Sembilan, Desa Sei Meran, Desa Sei Siur, dan Desa Tanjung Pasir.

3.3 Objek Wisata di Kecamatan Pangkalan Susu

Kecamatan Pangkalan Susu memiliki beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat, diantaranya yaitu :

1. Pantai Berawe

Pantai Berawe terletak din Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu. Hamparan pasir putih yang menghadap ke Selat Malaka ini cukup indah dan nyaman untuk kegiatan wisata bahari. Jilatan ombak laut yang seperti tak pernah letih menggapai bibir pantai disertai semilir angin membuat suasasna pantai ini begitu memukau dan mempesona. Objek wisata ini berjarak lebih kurang 96 km dari Medan atau sekitar 53 km dari Stabat ibu kota kabupaten Langkat. Pengunjung dapat melalui perjalanan dengan menggunakan bus umum jurusan Medan – Pangkalan Susu dari terminal Pinang Baris, mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan menyewa boat menuju pantai tersebut.

Waktu tempuh dari pelabuhan Pangkalan Susu menuju lokasi ini lebih kurang 45 menit. Selanjutnya anda dapat menikmati keindahan pantai ini sepuasnya. Disamping Pantai Berawe, pulau ini dikenal sebagai penghasil terasi berkualitas tinggi yang sangat terkenal di Sumatera Utara. Terasi ini merupakan produk industry rumah tangga masyarakat setempat. Para pengunjung pulau kampai juga tidaj akan pulang dengan tangan kosong. Mereka dapat membeli souvenir berupa barang kerajinan tangan yang terbuat dari kerang laut.

2. Wisata Mangrove

Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat juga terdapat kawasan hutan bakau (mangrove) yang dijadikan objek wisata. Gagasan menjadikan hutan bakau (mangrove) ini sebagai objek wisata karena di Indonesia sekarang ini sedang dikembangkan sebagai objek yang mulai diminati wisatawan lokal maupun luar negri, seperti Anyar Mangrove di daerah Gunung Anyar Rungkut, Jawa Timur.

Langkah awal akan menata kembali kawasan mangrove yang sudah ada, tetapi selama ini sudah rusak dan berkurang akibat dirambah dan dijarah, dan ini harus di tata agar hutan mangrove tetap lestari.

Untuk lokasi pengembangan mangrove dipilih kawasan Beras Basah di Kecamatan Pangkalan Susu yang berbatasan langsung dengan desa Tanjung Pasir yang sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sehingga menambah daya tarik untuk kunjungan wisata.

Rencana terpadu yang akan dilakukan adalah membuat zona pembibitan dan pengembang biakan flora dan fauna, budidaya bakau, tengar, mata buaya, budidaya biota laut ikan, kepiting, dan udang. Juga pemanfaatan budidaya tiram mutiara, ternak lebah madu, rumput laut, lokasi memancing ikan dengan tanaman bira, dan berbagai potensi lainnya guna mendukung hutan mangrove sebagai objek wisata.

3. Makam Keramat Panjang

Objek Wisata lainnya yang terdapat di Kecamatan Pangkalan Susu yaitu Makam Keramat Panjang. Makam keramat Panjang merupakan objek Wisata Ziarah yang terletak di Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu. Objek Wisata ini begitu banyak diminati karena keunikan dan keanehannya. Keunikannya terletak pada ukuran Makan tersebut yang panjang hampir 8 (delapan) meter.

Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai Makam Keramat Panjang sebagai tempat tujuan wisata ziarah di Pulau Kampai Pangkalan Susu, penulis akan melanjutkannya pada Bab selanjutnya.

BAB IV

POTENSI MAKAM KERAMAT PANJANG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN WISATA ZIARAH DI PULAU KAMPAI KECAMATAN PANGKALAN SUSU 4.1 Potensi Makam Keramat Panjang Sebagai Objek Wisata

Makam Keramat Panjang merupakan salah satu makam keramat yang berada di Kabupaten Langkat. Selain itu, Makam Keramat Panjang yang terletak di Desa Pulau Kampai ini juga memiliki potensi yang sangat besar. Bukan hanya sekedar tempat untuk berziarah, Makam Keramat Panjang ini juga dapat memberikan pendidikan-pendidikan tentang sejarah Makam Keramat Panjang ini kepada pengunjungnya. Dengan adanya wisata ziarah ini, para pengunjung dapat mengetahui berbagai sejarah yang terdapat pada Makam Keramat Panjang serta asal-usul dari Makam tersebut.

Dengan adanya wisata ziarah Makam Keramat Panjang ini, masyarakat pun dapat diberdayakan sehingga dapat memberikan income bagi masyarakat setempat. Masyarakat diberdayakan untuk menjadi juru kunci dan juga sebagai pengurus makam sehingga makam tersebut pun tetap terjaga. Dengan potensi yang ada, secara tidak langsung dapat memasarkan serta memperkenalkan Desa Pulau Kampai terutama Makam Keramat Panjang yang didukung oleh beberapa objek wisata lainnya yaitu objek wisata Pantai Berawe dan tempat pengolahan terasi.

4.2 Daya Tarik Wisata Makam Keramat Panjang

Sebagai salah satu Makam Keramat, tentunya Makam Keramat Panjang yang berada di Desa Pulau Kampai ini sangat sering dikunjungi para Wisatawan. Baik

wisatawan didalam daerah maupun yang berada di luar daerah. Kebanyakan dari pengunjung berasal dari Kecamatan Pangkalan Susu, Kecamatan Pangkalan Berandang, Kecamatan Besitang dan daerah-daerah lainnya. Apalagi pada saat musim hari libur, banyak sekali pengunjung yang mendatangi Makam tersebut sehingga banyak para pengunjung yang hari antri untuk masuk dan melihat Makam Keramat Panjang tersebut. Motivasi para pengunjung yang datang pun sangat berbeda-beda dalam mendatangi Makam Keramat ini. Ada yang datang hanya untuki sekedar melilah-lihat saja, ada yang datang hanya untuk sekedar berdoa, dan ada pula yang datang dengan tujuan untuk berziarah.

Karena Makam tersebut merupakan Makam yang Keramat, tentunya ada tata cara yang harus dipatuhi oleh pengunjung sebelum memasuki area Makam Keramat Panjang tersebut. Sebagai tempat yang selalu dikunjungi pengunjung, maka di Makam ini ditetapkan peraturan dan tata tertib untuk para pengunjung yang datang ke Makam tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung yang ingin berziarah di lingkungan Makam. Peraturan dan tata tertib tersebut antara lain :

1. Pengunjung harus berprilaku dan berbusana yang sopan. 2. Melepas sandal/sepatu demi kebersihan Makam.

3. Meminta izin terlebih dahulu kepada penjaga Makam

Setelah beberapa peraturan tersebut dipenuhi, barulah para pengunjung diperbolehkan untuk masuk ke Area Makam Keramat Panjang tersebut.

Peraturan ini diberlakukan oleh warga setempat agar Makam Keramat Panjang ini tetap bersih dan tetap terjaga keutuhannya. Sehingga para pengunjung yang datang ke Makam tersebut merasa nyaman dan khusyuk saat melakukan ziarah. Oleh sebab itu diperlukan kesadaran bagi setiap pengunjung yang datang untuk selalu mentaati peraturan yang telah diberlakukan di Area Makam Keramat Panjang. Agar minat serta daya tarik terhadap Makam Keramat Panjang ini semakin meningkat dan dapat memberdayakan masyarakat setempat yang tinggal disekitar area Makam Keramat Panjang tersebut.

4.3 Pengelolaan Objek Wisata Makam Keramat Panjang

Seiring banyaknya para pengunjung yang datang ke Makam ini, tentu saja para pengelola makam harus senantiasa menjaga dan merawat Makam Keramat Panjang ini agar selalu bersih sehingga membuat para pengunjung yang datang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas ziarah. Hal itulah yang ditanyakan penulis kepada kepala desa setempat bapak Buyung Amir. Bapak Buyung Amir menjelaskan bahwa kenyamanan para pengunjung merupakan hal yang paling utama.

Oleh sebab itu, pada setiap minggunya pengelola dengan rutin membersihkan area pemakaman tersebut dengan dibantu oleh warga setempat. Makam ini pun sudah pernah beberapa kali di renovasi dengan mengganti keramik-keramik yang rusak sehingga makam tersebut tetap utuh. Dana yang digunakan untuk merenovasi makam tersebut didapat melalui iuran warga yang khusus ditujukan untuk Makam ini. Serta ada sebagian dana yang didapat melalui sumbangan-sumbangan dari para pengunjung yang datang untuk berziarah.

Walaupun kebanyakan masyarakat setempat sangat peduli dengan Makam tersebut, ternyata ada beberapa masyarakat setempat yang tidak pedeuli dengan kebersihan Makam. Bapak Buyung Amir menjelaskan terkadang ada juga warga yang dengan sengaja membuang sampah di Area makam tersebut dan ada juga yang sekedar untuk duduk-duduk tetapi masih menggunakan sandal. Bapak Buyung Amir mengharapkan kesadaran dari semua masyarakat Pulau Kampai agar senantiasa peduli dengan peninggalan bersejarah ini. Agar kedepannya Makam ini selalu utuh dan terjaga sehingga semakin banyak pengunjung yang datang serta sedikit banyaknya membantu perekonomian masyarakat Pulau Kampai. (Buyung Amir/Kepala Desa Pulau Kampai).

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Makam Keramat Panjang merupakan salah satu makam keramat yang berada di Kabupaten Langkat. Makam Keramat Panjang ini juga memiliki potensi yang sangat besar sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan. Selain untuk tempat berziarah, Makam Keramat Panjang ini pun juga dapat memberikan pendidikan-pendidikan sejarah kepada para pengunjungnya sehingga para pengunjung juga mengetahui asal usul dari Makam Keramat Panjang tersebut. Masyarakat pun diberdayakan dengan adanya makam ini sehingga dapat memberikan income kepada masyarakat setempat.

Makam Keramat Panjang ini mempunyai keunikan tersendiri dari pada makam-makam keramat yang lain pada umumnya. Sehingga daya tarik wisatawan untuk mengunjungi makam ini sangat tinggi. Motivasi para pengunjung yang datang ke Makam Keramat Panjang ini pun berbeda-beda. Ada yang hanya untuk sekedar melihat-lihat saja, ada yang datang untuk berdoa, dan tentunya ada juga yang untuk melakukan ziarah.

Seiring banyaknya pengunjung yang mendatangi Makam Keramat Panjang ini, tentunya pengelola makam senantiasa harus rutin membersihkan serta merawat makam agar tetap selalu utuh. Oleh sebab itu, pihak pengelola dengan dibantu oleh masyarakat setempat selalu rutin untuk sekedar membersihkan makam tersebut seminggu sekali agar makam tersebut tetap bersih dan terjaga dan tentu saja dapat

menarik lebih banyak lagi wisatawan yang akan mengunjungi Makam Keramat Panjang tersebut

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dirangkum dan dari beberapa permasalahan yang ditemukan, maka penulis menyarankan agar :

1. Harus ada koordinasi yang lebih jelas antara pemerintah dan masyarakat Pulau Kampai mengenai pengelolaan objek wisata di desa Pulau Kampai.

2. Melalui koordinasi antara pihak pemerintah dan masyarakat agar sesegera mungkin dapat membentuk struktur yang jelas mengenai pengelolaan objek wisata desa Pulau Kampai.

3. Pemerintah daerah harus memberikan bantuan dan subsidi serta bekerja sama dengan masyarakat desa Pulau Kampai dalam hal pengelolaan dan pemeliharaan objek wisata desa Pulau Kampai.

4. Melalui kegiatan wisata, masyarakat harus mampu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai kearifan budaya masyarakat desa Pulau Kampai.

5. Masyarakat desa Pulau Kampai harus kritis dan selektif dalam menerima nilai-nilai dari unsure kebudayaan asing yang datang dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarto 2012. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. Marpaung, Happy 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.

Pinata, I Gde dan Putu G. Gayatri 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Pinata, I Gde dan Ketut Surya Diarta 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :

Andi.

Suwantoro, Gamal 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Wiranata, I Gde A. B. 2011. Antropologo Budaya. Bandung : PT Citra Aditya Bangkit.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

LAMPIRAN

Narasumber

Nama : Buyung Amir Alamat : Desa Pulau Kampai Umur : 41 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Kepala Desa Pulau Kampai

Nama : Nurul Fahmi

Alamat : Desa Pulau Kampai Umur : 44 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Kepala Dusun I Desa Pulau Kampai

Nama : Azwar

Alamt : Desa Pulau Kampai Umur : 41 Tahun

Agama : Islam

Dokumen terkait