• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika oleh Kepolisian Resort Nias

PENANGANAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DI KOTA GUNUNGSITOL

B. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika oleh Kepolisian Resort Nias

Kepolisian Resort Nias telah melakukan tindakan upaya pemberantasan Tindak Pidana Narkotika. Upaya tersebut antara lain melakukan razia di tempat-tempat yang dianggap ‘sarang’

peredaran narkotika di Kota Gunungsitoli, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Gunungsitoli dalam rangka penyuluhan bagi anak-anak sekolah dan mahasiswa di Kota Gunungsitoli.

Upaya pemberantasan Tindak Pidana Narkotika lainnya adalah menelusuri jaringan peredaran narkotika. Hal ini dijelaskan oleh Kasatpol Bidang Narkoba yang menyampaikan bahwa jaringa peredaran narkotika di Kota Gunungsitoli sangatlah sulit karena masih terdapat masyarakat yang mau menyembunyikan jaringan narkotika ini jika salah satu pemakainya adalah saudara mereka atau kerabat/teman terdekat mereka. Sifat toleransi tinggi sesama suku masih terdapat di Kota Gunungsitoli, sehingga banyak yang ingin menempuh jalur kekeluargaan atau dikembalikan kepada orangtua untuk di didik kembali sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan si anak itu sendiri.

Jaringan lain terdapat di tempat kos anak mahasiswa. Tidak terlalu memberi dampak yang baik karena adanya informasi lebih dulu sampai pada anak mahasiswa, sehingga tidak didapat ketika razia dilakukan dan tak jarang juga penggerebekan berhasil dilakukan jika pihak kepolisian serius untuk menanganinya.

Upaya pemberantasan Tindak Pidana Narkotika di Kota Gunungsitoli belum terlalu efektif dilakukan. Hal ini disebabkan kurangnya sarana dan prasarana serta fasilitas yang terdapat di Kota Gunungsitoli. Di Bandara Binaka, tidak dilengkapi dengan alat pendeteksi barang (x-ray) sehingga tidak dapat mencurigai isi dari tas-tas ataupun barang bawaan dari para penumpang pesawat yang berangkat ataupun pulang ke Kota Gunungsitoli. Namun, kepolisian tetap menempatkan beberapa polisi yang berpakaian preman (bebas) untuk tetap memberikan rasa aman kepada masyarakat dan tetap memperhatikan tiap-tiap penumpang yang terlihat mencurigakan masuk ke daerah Kota Gunungsitoli.

Ketika ditanyakan kepada seorang mahasiswa tentang bagaimana pendapatnya terhadap upaya kepolisian dalam pemberantasan tindak pidana narkotika, mahasiswa yang bernama John Fisher Sihura menyatakan bahwa kepolisian sudan melaksanakan peranannya dengan baik. Namun, masih banyak kendala dimana dalam pengedaran narkotika memiliki banyak akal- akalan untuk mengelabui polisi untuk melakukan razia. Tindakan nyata yang dapat dijelaskannya adalah melakukan razia pada tempat-tempat hiburan atau daerah-daerah yang terindikasi adanya kegiatan mengkonsumsi narkoba maupun transaksi narkoba dan memberikan hukuman yang setimpal bagi oknum yang terjerat tindak pidana narkoba.

Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika di Kota Gunungsitoli tidak terlalu banyak dilakukan karena kasus-kasus yang terjadi tidak terlalu banyak pula dan hanya sebatas pada pelaksanaan razia oleh petugas dari kepolisian. Kota Gunungsitoli yang secara geografis dikelilingi oleh lautan, sangatlah meminimalisir terjadinya tersangka dapat melarikan diri dari kejaran pihak kepolisian. Adanya kerjasama dengan masyarakat dan penduduk sekitar yang dapat memberikan informasi penting tentang wilayah-wilayah yang sangat rawan dengan tindak kejahatan akan sangat membantu petugas/ polisi dalam menangkap si pelaku baik pemakai maupun pengedar narkotika.

Upaya pemberantasan Tindak Pidana Narkotika sangat penting dilaksanakan di Kota Gunungsitoli, mengingat bahwa Kota Gunungsitoli masih merupakan daerah otonom baru yang masih belum banyak memiliki pengalaman diberbagai aspek kehidupan manusia. Mulai dari pendidikan secara formal bagi anak-anak sekolah hanya sedikit saja yang memiliki pengetahuan tentang bahaya dari narkoba dan mahasiswa diperguruan tinggi hanya terbatas pada himbauan dan peringatan yang disampaikan pada setiap sosialisasi ataupun pengumuman yang ditempel di madding kampus.

Pihak Kepolisian Resort Nias telah memberikan peringatan berupa papan reklame yang berisi tentang efek dari penggunaan narkoba serta akibat yang akan ditanggung oleh si pengguna itu sendiri. Pemberian himbauan dalam bahasa Nias yang bisa dimengerti dan dipahami oleh masyarakat, sehingga diharapkan mampu memberi pengertian kepada masyarakat yang berada di Pulau Nias.

Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosialnya. Adapun rehabilitasinya dilaksanakan pada fasilitas tersebut yang diselenggarakan pemerintah atau masyarakat ada dua macam yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitas sosial.

Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan medis dan social agar pengguna prikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional semaksimal mungkin. Penderita disini selain diberi pengobatan secara medis juga diberi perhatian akan kepercayaan dirinya seupaya sehat dan kembali seperti semula.

Rehabilitasi social adalah suatu proses kegiatan pemulihan dan pengembangan baik fisik, mental maupun social agar pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dapat melaksanakan fungsi social optimal dalam kehidupan masyarakat. Pasien dipulihkan kemampuan fisiknya, mentalnya dibina seperti diber ceramah agama, pemahaman tentang obat-obatan terlarang dan sebagainya, kegiatan social dalam lingkungan terbatas misalnya diikutsertakan dalam melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan, sehingga dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat dijadikan bekal untuk berhubungan dengan kehidupan masyarakat setelah selesai menjalankan rehabilitasi.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyalahgunaan narkotika terjadi disebabkan karena berbagai factor di antaranya adalah kepribadian , kecemasan, depresi dan kondisi keluarga. Akibat dari beberapa factor tersebut banyak orang yang terpengaruh untuk memakai narkoba, baik di kalangan orang dewasa bahkan anak-anak pun tidak luput dari ancaman bahaya narkoba. Penyebaran narkoba di Kota Gunungsitoli mulai bermunculan dari berbagai kasus-kasus yang terjadi. Beberapa factor yg dikemukakan di atas dapat dijadikan sebagai factor utama penyebaran narkoba di Kota Gunungsitoli. Kurangnya pengawasan pihak sekolah, keluarga dan aparat keamanan juga menjadi salah satu pemicu adanya penyebaran dan pemakaian narkoba di kalangan anak sekolah dan mahasiswa.

2. Berbagai bentuk kasus yang terjadi mulai dari penangkapan mahasiswa yang terkena razia polisi, dan mahasiswa yang pesta sabu-sabu di kamar kos mereka masing-masing. Hal ini membuat Kepolisian di Kota Gunungsitoli memberikan solusi bagi si pemakai narkoba, yaitu memasukkan mereka di pusat rehabilitasi di Kota Gunungsitoli dan Kepolisian juga berupaya untuk memberantas dan memberikan berbagai himbauan kepada masyarakat tentang bahaya dari penggunaan narkoba itu sendiri.

B. Saran

1. Penyebab utama terjadinya tindak pidana narkotika di Kota Gunungsitoli adalah lemahnya pengawasan orang tua (keluarga), pihak sekolah dan Kepolisian dalam

mengawasi peredaran narkoba bagi mahasiswa dan anak-anak sekolah. Oleh karena itu disarankan agar sosialisasi tentang bahaya penggunaan narkoba lebih banyak diterapkan bagi anak sekolah dan mahasiswa dan pihak kepolisian untuk tetap menjalankan razia ditiap-tiap tempat di Kota Gunungsitoli sehingga dapat mempersempit perluasan penyebaran tindak pidana narkotika di Kota Gunungsitoli.

2. Kasus yang terjadi di masyarakat Kota Gunungsitoli agar lebih transparan kepada masyarakat sehingga jika masyarakat dapat melihat langsung contoh dari beberapa kasus maka akan memberikan dampak efek jera bagi masyarakat untuk tidak pernah lagi menggunakan narkoba.